PENGARUH SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN DAN KESEHATAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 6 KABUPATEN TANGERANG DALAM KEGIATAN BELAJAR
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
KELAS XI MIPA 4
SMA NEGERI 6 KABUPATEN TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2023/2024
1. ARSA AFDIAL NUSA TAMA (05) 0075616746 2. ARVI DAMAI ANGREINI (06) 0063546875 3. ELVIONA YONANDA (11) 0064765088 4. MIZZLY ALZAMZAMA (20) 0077301790
5. NAJMA NAZILAH (29) 0078747314
6. RAHMAHDIANTY SAKINAH (33) 0077085443 7. SEBASTIAN MESAG BATUARA (35) 0073361792
LEMBAR PENGESAHAN
”PENGARUH SAMPAH DI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN DAN
KESEHATAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 KABUPATEN TANGERANG DALAM KEGIATAN BELAJAR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
ARSA AFDIAL NUSA TAMA ARVI DAMAI ANGREINI
ELVIONA YONANDA MIZZLY ALZAMZAMA
NAJMA NAZILAH RAHMAHDIANTY SAKINAH SEBASTIAN MESAG BATUARA
Guru Pengampu Bahasa Indonesia
AYYA NATASHYA S, S. Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah kami yang berjudul “PENGARUH SAMPAH DI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN DAN KESEHATAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 KABUPATEN TANGERANG DALAM KEGIATAN BELAJAR”.
Penyusunan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, dalam penyusunan proposal ini peneliti banyak memperoleh dukungan, bantuan, saran serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih banyak kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami nikmat sehat wal afiat sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
2. Ibu Ayya Natashya S. ,S. Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan proposal ini.
3. Teman - teman yang sudah berpartisipasi dalam melakukan penyusunan proposal.
4. Siswa kelas X SMA NEGERI 6 KABUPATEN TANGERANG yang telah membantu mengisi angket.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada proposal berikutnya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Tangerang, Januari 2024
Tim Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...2
KATA PENGANTAR...3
DAFTAR IS...5
BAB I PENDAHULUAN...6
1.1 Latar Belakang Masalah...6
1.2 Rumusan Masalah...9
1.3 Tujuan Penelitian...9
1.4 Manfaat Penelitian...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui, sekarang ini siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah daripada di rumah. Hal inilah yang membuat siswa membeli jajanan di sekolah ketika mereka merasa lapar. Siswa yang jajan di sekolah menggunakan kemasan sekali pakai dan siswa yang membawa bekal pun akan tetap merasa kurang, lalu akan jajan lagi. Bisa saja jika para siswa menggunakan tempat bekalnya untuk jajan kembali, tetapi kebanyakan siswa malas untuk membawa tempat bekalnya ke kantin, dan juga jumlah siswa yang membawa tempat bekal pun tidak begitu banyak, sehingga kebiasaan ini menyebabkan kemasan sekali pakai banyak digunakan dan ada beberapa siswa yang membuang sampah sekali pakai sembarangan. Tindakan siswa inilah yang membuat lingkungan SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang menjadi kotor, yang berdampak kepada kenyamanan dan kesehatan siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang.
Kebiasaan ini terus dilakukan, tidak ada yang memiliki kesadaran dan kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekolah terhadap sampah. Di sekolah juga tidak ada program yang mewajibkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak hanya mengutamakan proses belajar mengajar, tetapi juga
memperhatikan kesehatan lingkungan sekolah. Sudah menjadi pendapat umum bahwasanya kesehatan suatu siswa berkaitan erat dengan kualitas atau kebersihan lingkungan sekolah yang bersangkutan. Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Tubuh siswa yang sehat dibarengi dengan lingkungan yang asri dan bersih inilah yang dapat meciptakan rasa nyaman bagi siswa sehingga kondisi tersebut dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dan kualitas pendidikan pun akan meningkat.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat. Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup (Sri subekti, 2014).
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, sampah sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak
dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya) (Hsb et al., 2019).
Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kemalasan bahkan terjangkit penyakit. Pada saat memulai proses belajar mengajar terkadang ruangan kelas nampak kotor, sehingga guru akan menyuruh siswa untuk membersihkannya terlebih dahulu. Hal ini apabila terus menerus dilakukan maka akan mengganggu waktu belajar.
Oleh karena itu,perlu menanamkan kepedulian dan kesadaran kepada siswa untuk dapat menjaga lingkungannya.
Siswa sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi misalnya, ketika ruangan kelas yang ditempati terlihat kotor, banyaknya sampah bekas kemasan makanan menumpuk dan sampah yang berserakan dimana saja. Perlu ditanamkan perilaku dan nilai peduli lingkungan kepada peserta didik dengan cara diberikannya kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah dan membuat upaya agar dapat mengurangi permasalahan tersebut. Keadaan
lingkungan yang tidak bersih merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada lingkungan.
Oleh karena itu, hal tersebutlah yang melatar belakangi kami untuk melakukan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Sampah di Lingkungan Sekolah Terhadap Kenyamanan dan Kesehatan Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dalam kegiatan belajar”, semoga proposal ini dapat berguna bagi pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain :
1.2.1 Bagaimana pengaruh sampah di sekolah terhadap kenyamanan dan kesehatan siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dalam kegiatan belajar?
1.2.2 Bagaimana cara siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dalam menjaga kebersihan sampah di sekolah?
1.2.3 Bagaimana dampak yang dirasakan siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang apabila kebersihan sampah di sekolah tidak terjaga?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian kami adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sampah di sekolah terhadap kenyamanan dan kesehatan siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dalam kegiatan belajar.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dalam menjaga kebersihan sampah di sekolah.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana dampak yang dirasakan siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang apabila kebersihan sampah di sekolah tidak terjaga.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi siswa kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang terkait dengan hal yang diteliti mengenai kebersihan sampah di sekolah.
Diharapkan siswa dapat lebih memperhatikan kebersihan sampah di sekolah. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat dapat membuat aktivitas belajar di kelas menjadi nyaman dan mencegah terjadinya penyakit.
1.4.2 Bagi Guru
Dengan melakukan penelitian ini, kegiatan mengajar guru di kelas X SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang dapat berjalan dengan baik dan nyaman tanpa adanya gangguan dari aroma sampah di sekolah yang tidak sedap. Bersihnya lingkungan sekolah dari sampah akan menjadikan lingkungan yang sehat sehingga para siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan proses mengajar guru tidak terganggu dengan adanya siswa yang kurang sehat.
1.4.3 Bagi Sekolah
Dengan melakukan penelitian ini, sekolah dapat terbantu dalam mengatasi masalah kebersihan di sekolah. Diharapkan juga, sekolah dapat lebih memperhatikan permasalahan terhadap sampah di lingkungan SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang. Lingkungan yang bersih, sehat, wangi, dan nyaman dapat membantu kelancaran dan kenyamanan siswa dalam proses belajar di sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan formal, baik dalam bentuk sekolah negeri, yakni dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam melakukan kegiatan belajar – mengajar, sekolah bertujuan untuk mendidik para siswa di bawah pengawasan guru.
Pengertian sekolah menurut Abdullah (2011), kata sekolah berasal dari bahasa Latin, yaitu skhhole, scola, secolae, atau skhola yang dapat diartikan sebagai waktu luang atau waktu senggang. Sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak – anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak – anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang ialah mempelajari cara berhitung, membaca huruf – huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Sekolah adalah suatu lembaga atau tempat untuk belajar seperti membaca, menulis, dan belajar untuk berperilaku yang baik. Sekolah juga merupakan bagian integral dari suatu masyarakat yang berhadapan dengan kondisi nyata yang terdapat dalam masyarakat pada masa sekarang. Sekolah juga merupakan lingkungan kedua tempat anak – anak berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya. (Zanti Arbi dalam buku Made Pidarta, 1997:171).
Sekolah merupakan salah satu instansi manusia terpenting, tempat proses belajar – mengajar berlangsung. Sekolah menambah pengetahuan anak didik
tentang dunia, serta membantu anak didik menyesuaikan diri dengan derap kemajuan dan perubahan cepat yang terjadi dalam kegiatan modern. Sekolah juga membantu manusia dalam menikmati seni dan mengembangkan minat serta bakat lain yang membuat waktu senggang lebih berharga. (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 14, 1990:471).
Menurut Sunarto Agung (2006), pada saat ini kata sekolah telah berubah artinya menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi pelajaran. Setiap sekolah dipimpim oleh seorang kepala sekolah dan kepala sekolah dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secara meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dan prasarana pada suatu sekolah memiliki peranan penting dalam terlaksananya proses pendidikan.
Sekolah merupakan tempat pelaksanaan belajar dan mengajar, serta wadah bagi siswa untuk memperoleh pelajaran. Sekolah adalah tempat pembentukan karakter bagi siswa yang sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan afektif siswa. Sekolah juga merupakan tempat kedua bagi siswa setelah rumah dimana siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu efektifnya, sudah semestinya menyediakan selain kenyamanan fisik juga kenyamanan psikologis. Kenyamanan secara psikologis penting untuk didapatkan siswa sehingga siswa memiliki penilaian positif terhadap lingkungan sekolah. (Nurdianti, Fajar, dan Hannan, 2016).
2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana adalah dua konsep yang sering digunakan dalam konteks infastruktur dan fasilitas yang mendukung berbagai kegiatan manusia.
Sarana merujuk pada segala jenis objek atau alat yang digunakan untuk memudahkan atau memungkinkan pelaksanaan suatu kegiatan atau proses.
Perlu diketahui jika sarana dan prasarana ini memanglah berbeda. Hal tersebut dibedakan berdasarkan beberapa perspektifnya dan bisa dilihat mulai dari bentuk, kepemikiran, fungsi, hingga berdasarkan pembiayaan pengadaanya. Berdasarkan bentuknya, sarana bisa berbentuk sebagai fasilitas atau pun alat. Sementara prasarana bentuknya bisa merupakan fasilitas umum saja. Sarana bisa dipindah – pindahkan, sedangkan prasarana bersifat menetap.
Sarana dan prasarana sekolah dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran supaya apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai. Sarana dan prasarana adalah sebuah elemen yang cukup penting untuk digunakan sebagai penunjang berhasilnya suatu kegiatan termasuk pendidikan di sekolah.
Menurut Agus S. Suryobroto (2004:4), saranaa atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang mudah dibawa, dan dapat dipindahkan oleh pelakunya atau siswa. Sedangkan prasarana atau fasilitas adalah sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindahkan.
Sarana adalah segala jenis peralatan yang berfungsi sebagai alat utama atau alat langsung untuk mencapai tujuan. Sedangkan prasarana adalah seperangkat alat yang berfungsi secara tidak langsung untuk mencapai tujuan. (Moenhir, 2006). Menurut Mulyasa (2004:49), memaparkan bahwa yang disebut dengan sarana belajar merupakan segala peralatan yang secara langsung digunakan oleh guru atau siswa dalam proses belajar mengajar, contohnya seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pembelajaran.
Secara bahasa yang disebut dengan prasarana berarti alat yang tidak langsung digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya : lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapanagan olahraga, dan sebagainya. (Daryanto, 2008:51). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib juga memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan toilet yang sangat diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2.3 Pengertian Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), "pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang." Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya (Yosin, 2012:1).
Menurut surakhmad (2012: 1), Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi. Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari sesuatu, baik itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.
2.4 Pengertian Sampah
Sampah merupakan permasalahan yang sangat umum yang terjadi di masyarakat global. Sampah merupakan material sisa hasil aktivitas yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu dalam industri maupun rumah tangga.
Dapat dikatakan sampah adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses dan penggunaannya berakhir.
Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra 2007). Undang Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari – hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (RI 2008).
Menurut Azwar (1990), sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik – baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal – hal yang negatif tidak sampai terjadi.
Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari
kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh – tumbuhan (Suryani, 2014).
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho, 2013). Menurut Bahar, sampah merupakan barang buangan berupa bahan padat yang mengakibatkan turunnya nilai estetika lingkungan, nilai sumber daya, membawa penyakit, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan banyak dampak negatif lainnya.
Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya ada Sampah Organik, sampah organik
adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Pengertian sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai.
Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain- lain.
Akibat dan dampak sampah bagi lingkungan dapat berdampak negative.
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk khususnya bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti: Penyakit diare, tifus, kolera, Penyakit jamur, Penyakit cacingan.
2.5 Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan tempat seorang siswa dalam menjalankan kegiatan – kegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan hidup baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan mengikuti dan menaati peraturan serta sistematika pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Hasbullah, “Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, teratur, sistemis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman kanak – kanak sampai perguruan
tinggi)”. Menurut Dalyono (Karwati dan Priansa, 2014: 267), menyatakan bahwa lingkungan sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural.
Menurut Sofan Amri “sekolah yang telah memberikan lingkungan yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak. Lingkungan itu meliputi: fisik yaitu bangunan, alat, sarana dan gurunya. Kemudian non fisik yaitu kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai – nilai kehidupan yang terlaksana di sekolah itu”.
Lingkungan sekolah adalah lingkungan tempat terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan secara sistem matis, terprogram dan terencana mulai dari tinkat dasar sampai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga hasilnya nanti maksimal, baik bagi pendidikan maupun bagi orang yang menjadi subjek pendidikan itu sendiri yaitu anak didik. Lingkungan sekolah adalah semua kondisi di sekolah, yang mempengaruhi tingkah laku warga sekolah terutama guru dan peserta didik sebagai ujung tombak proses pembelajaran seolah.
Menurut Soetopo dalam buku manajemen sekolah bahwa lingkungan sekolah adalah suatu lingkup tanggung jawab yang besar artinya di dalam administrasi pendidikan yang termasuk juga layanan kegiatan yang berhubungan dengan adanya keterpurukan pemakaian fasilitas sekolah dan dalam keadaan dapat digunakan.
Menurut Sabdulloh (2010, hlm. 196) lingkungan sekolah sebagai berikut: sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan di laksanakan drngan aturan aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal dan sekolah adalah lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, yang didalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah semua kondisi di sekolah yang mempengaruhi tingkah laku warga sekolah baik itu sifatnya fisik maupun sosial.
2.6 Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan adalah studi komprehensif tentang lingkungan seseorang.
Kenyamanan merupakan bagian dari respon pengguna yang sangat perlu diperhatikan, faktor amenitas dapat diperhitungkan ketika merencanakan dan merancang sebuah taman dengan memperhatikan interaksi antara manusia dan lingkungan.
Menurut Sugiarto (1999), nyaman adalah rasa yang timbul jika seseorang merasa di terima apa adanya, serta senang dangan situasi dan kondisi yang ada sehingga seseorang akan merasakan kenyamanan. Lain halnya dalam kamus Indonesia, pengertian nyaman mempunyai arti enak dan aman, sejuk dan bersih, tenang dan damai. (dalam Ardiana Lintan, 2007).
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman
baik secara mental,fisik maupun sosial (keliat, Windarwati, Pawirowiyono, dan Subuh, 2015) kenyaman menurut (keliat dkk: 2015) dapat dibagi menjadi tiga yaitu yang pertama kenyamanan fisik: merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik. Yang kedua kenyamanan lingkungan: merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang dirasakan didalam atau dengan lingkungannya. Yang ketiga kenyamanan sosial:
merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman secara situasi sosialnya.
2.7 Pengertian Kesehatan
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh (Malik, 2008).
Menurut World Health Organizaton (WHO), kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosisl yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tapi juga dapat diukur dari aspek produktifitasnya, yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Dalam Undang Undang Republik Indonesia. Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spiritual maupun sosial untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomi. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting kaitannya dengan produktifitas seseorang.
Pada hakikatnya, setiap manusia membutuhkan kehidupan yang sehat untuk
menunjang keberlangsungan hidupnya (Sulistiarini dan Hargono, 2018).
Menurut pendapat Notoatmodjo dalam (Ricki M. Mulia, 2005:2), menyatakan bahwa kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
2.8 Pengertian Belajar dan Kegiatan Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unnsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. (Syah, 2012). Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal – hal pokok dalam belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja. (Sagala, 2010:37).
Kegiatan belajar merupakan proses penyampaian ilmu atau transfer ilmu yang dilakukan oleh guru untuk siswa. Pada proses tersebut, guru memiliki tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, serta mengevaluasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam prosesnya di kelas, seorang guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan siswa.
Guru juga harus menjadi penghubung komunikasi antar siswa sehingga komunikasi antar siswa dapat terjalin dengan baik. Komunikasi yang dilakukan
harus menjurus pada komunikasi edukatif. Pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, siswa diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar, guru diwajibkan untuk membuat suatu rancangan kegiatan pengajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian