ABSTRAK
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
AGUSTINA DAMAYANTI
Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Utama 3 Bandar Lampung menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung tergolong rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lmapung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil ini
ditunjukkan dengan koefisien korelasi multiple diperoleh R = 0,491 dan R Square (R2) = 0,242 atau 24,2%. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah sebesar 24,2% dan sisanya sebesar 75,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan penelitian ini yaitu.
1. Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika minat belajar yang dimiliki siswa itu rendah maka akan rendah pula hasil belajarnya. Sebaliknya, apabila minat siswa terhadap suatu pelajaran tinggi maka akan tinggi pula hasil belajarnya.
2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika lingkungan belajar di sekolah baik dan kondusif maka hasil belajar yang diperoleh akan tinggi. Sebaliknya, apabila lingkungan belajar di sekolah kurang baik dan kondusif maka hasil belajar yang diperoleh juga kurang baik atau kurang tinggi.
3. Ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika minat belajar dan
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Oleh
Agustina Damayanti
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
✁✂ ✄☎✆✝✞ ✟✞ ✠✞ ✡✞ ✝ ☎✆
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT KETERANGAN RIWAYAT HIDUP MOTTO
PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Pembatasan Masalah... 7
D. Rumusan Masalah... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Kegunaan Penelitian ... 9
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 11
1. Hasil Belajar... 11
2. IPS Terpadu ... 17
3. Minat Belajar ... 18
4. Lingkungan Belajar di Sekolah... 23
B. Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar... 27
1. Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar... 28
2. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar... 29
C. Penelitian yang Relevan ... 30
D. Kerangka Pikir ... 31
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 34
B. Populasi dan Sampel ... 35
1. Populasi ... 35
2. Sampel ... 35
3. Teknik Sampling ... 36
C. Variabel Penelitian ... 36
1. Variabel Bebas... 37
2. Variabel Terikat ... 37
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 37
1. Devinisi Konseptua Variabel... 37
2. Devinisi Operasional Variabel... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 40
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 41
1. Uji Validitas Angket ... 41
2. Uji Reliabilitas Angket ... 43
G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 45
1. Uji Normalitas ... 45
2. Uji Homogenitas ... 46
H. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda... 47
1. Uji Kelinearan Regresi ... 47
2. Uji Multikolinearitas ... 49
3. Uji Autokorelasi ... 51
4. Uji Heteroskedastisitas ... 52
I. Pengujian Hipotesis... 53
1. Regresi Linier Sederhana... 54
2. Regresi Linier Multiple ... 55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 57
a. Sejarah Berdirinya SMP Utama 3 Bandar Lampung... 57
b. Profil Sekolah ... 57
c. Visi dan Misi SMP Utama 3 Bandar Lampung ... 58
d. Situasi dan Kondisi SMP Utama 3 Bandar Lampung... 58
e. Sarana dan Prasarana SMP Utama 3 Bandar Lampung... 59
f. Proses Belajar Mengajar SMP Utama 3 Bandar Lampung... 60
g. Gambaran Umum Responden ... 60
B. Deskripsi Data ... 61
1. Data Minat Belajar (X1)... 61
2. Data Lingkungan Belajar di Sekolah (X2)... 63
3. Data Hasil Belajar (Y) ... 65
C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 67
1. Uji Normalitas ... 67
2. Uji Homogenitas ... 69
D. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 70
1. Uji Linier Garis Regresi ... 70
3. Uji Autokorelasi ... 74
4. Uji Heteroskedastisitas ... 75
E. Uji Hipotesis... 77
1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 77
2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 79
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X1dan X2) ... 81
F. Pembahasan ... 84
1. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ... 84
2. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar... 86
3. Pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar ... 88
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Angket Uji Coba 2. Angket Uji Coba
3. Validitas Minat Belajar (X1)
4. Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) 5. Reliabilitas Minat Belajar (X1)
6. Reliabilitas Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) 7. Kisi-kisi Angket
8. Angket
9. Data Minat Belajar (X1)
10. Data Lingkungan Belajar di Sekolah ( X2)
11. Data Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa SMP Utama 3 Bandar Lampung (Y) 12. Rekapitilasi Data X1, X2, dan Y
13. Uji Normalitas 14. Uji Homogenitas 15. Uji Linieritas
16. Uji Multikolinearitas 17. Uji Autokorelasi 18. Uji Heteroskedastisitas
19. Uji Regresi Linier Sederhana (X1dan X2) 20. Uji Regresi Linier Multiple (Y)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Belajar Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2012/2013 ...3
2. Hasil Penelitian yang Relevan ...30
3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung...35
4. Perhitungan Jumlah Sampel Masing-masing Kelas...36
5. Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala Pengukuran...39
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1...42
7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2...42
8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1...44
9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2...44
10. Analisis Varians Untuk Uji Kelinearan Regresi ...48
11. Kondisi Siswa SMP Utama 3 Bandar Lampung...59
12. Sarana dan Prasarana SMP Utama 3 Bandar Lampung...60
13. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 ...62
14. Kategori Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013...63
15. Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 ...64
16. Kategori Lingkungan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013...64
17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 ...65
18. Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013...66
19. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1Dengan Menggunakan SPSS ...68
20. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X2Dengan Menggunakan SPSS ...68
21. Hasil Pengujian Homogenitas Dengan Menggunakan SPSS ...69
22. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Minat Belajar (X1) ...71
23. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Lingkungan Belajar di sekolah (X2)...72
24. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ...72
25. Hasil Uji Multikolinearitas...73
27. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...76
28. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas...76
29. Korelasi Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ...77
30. Koefisien Regresi Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ...77
31. Korelasi Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ...79
32. Koefisien Regresi Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ...79
33. Koefisien Regresi Minat Belajar (X1) dan Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ...81
34. ANOVA untuk Uji Hipotesis Pengaruh Minat Belajar (X1) dan Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)...82
MOTTO
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah
hendaknya kamu berharap.
(Qs. Al Insyirah: 7-8)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan, saat mereka menyerah.
(Thomas Alfa Edison)
Ketika anda berada di sebuah ruangan yang tidak memiliki pintu, bukan
berarti tidak ada jalan keluar
(Dedi Corbuzier)
Jika kamu takut kegagalan maka kamu tidak akan pernah menemukan jalan
menuju kesuksesan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
Nama : Agustina Damayanti
NPM : 0913031026
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Alamat : Jl. Sri Kresna Gg.Yogya No.14 Kampung Sawah Brebes, Bandar Lampung.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan
Persembahan
Ayahanda dan Ibunda yang tercinta Terima kasih atas titasan do a , Air mata dan peluh perjuanganmu Telah membawaku menuju pintu kesuksesan
Aku selalu yakin, dengan do a dan dukunganmu Aku mampu taklukan dunia
Dari rasa khawatir hingga rasa yakin Aku mencoba bertahan atas nama ceritaku
Mungkin hanya inilah yang mampu kubuktikan kepadamu Bahwa aku tak pernah lupa pengorbananmu
Bahwa aku tak pernah lupa nasehatmu
Bahwa aku tak pernah lupa berjuang membahagiakanmu
Untukmu
Judul Skripsi
:PENGARUH MINAT BELAJAR DAN
LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADUSISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNGSEMESTER GANJILTAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa
:
AGUSTINA DAMAYANTI
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031026
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Hi. Nurdin, M.Si Drs. Darwin Bangun, M.Pd
NIP 19600817 198603 1 003 NIP 19530730 198203 1 001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...
Penguji :Drs. Yon Rizal, M.Si ...
Sekretaris :Drs. Darwin Bangun, M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 Agustus 1991, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Semin dan Ibu Warsini.
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Kampung Sawah Lama Bandar Lampung selesai pada tahun 2003.
2. Sekolah Menengah Pertama Utama 3 Bandar Lampung selesai pada tahun 2006.
3. Sekolah Menengah Kejuruan Trisakti Bandar Lampung selesai pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas
Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Solo, Surabaya, Bali, Jogja, dan Bandung. Pada tahun 2012 juga penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Desa Taman Asri, Purbolinggo Lampung Timur.
Penulis,
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :“Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.”Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M. S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi dan Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta memberikan motivasi, arahan, dan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs.Yon Rizal, M.Si., selaku pembahas yang telah meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas ilmu yang diberikan.
10. Ibu Dra. Idawati. M.M selaku Kepala Sekolah SMP Utam 3 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
11. Bapak dan Ibu guru SMP Utama 3 Bandar Lampung yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
12. Ibu, Bapak, Mbak Yeni, Retno, serta semua keluargaku yang telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku.
14. Teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya.
15. Teman-teman KKN di Purbolinggo terima kasih untuk kebersamaannya. 16. Rekan-rekan pendidikan ekonomi angkatan 2007, 2008, 2010, 2011, dan
2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amien.
Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk
berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik: 2004: 79). Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakanbahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM
2
tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian diperluas menjadi 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke perguruan tinggi minimal sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. Upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai pendidik.
SMP Utama 3 Bandar Lampung adalah salah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di Jalan Jend.Sudirman 39 Bandar Lampung. Maksud dan tujuan SMP Utama 3 Bandar Lampung ini adalah turut serta berusaha dan menunjang upaya-upaya pemerintah di bidang pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan masyarakat dan bangsa.
3
Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari (http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Utama 3 umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil ulangan harian IPS Terpadu Tahun Pelajaran 2012/2013 sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Belajar Ulangan Harian IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan
< 68 ≥68 VIII 1 VIII 2 VIII 3 VIII 4 VIII 5 16 19 20 24 25 14 12 12 6 5 30 31 32 30 30 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 68
Jumlah 104 49 153
Persentase (%) 67,97 32,03 100
Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII
4
daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah.
Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah (2002: 18) yang menyatakan apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka
prosentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII di SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/2013 belum dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran IPS Terpadu secara optimal sehingga KKM tidak tercapai.
Sementara menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.
2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% -99%.
3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% -76%.
4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa yaitu kurang dari 60%.
5
faktor yang terdapat dari luar diri siswa (faktor ekstern). Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
1. faktor-faktor internal
a. jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
c. kelelahan
2. faktor-faktor Eksternal
a. keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)
b. sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disipin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
c. masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar tersebut ada yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Melalui penelitian ini akan dikaji dua faktor yang diduga kuat mempengaruhi hasil belajar yaitu minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah.
6
dijadikan dorongan untuk melakukan suatu aktivitas sehingga mencapai hasil yang maksimal. Minat ini antara lain dapat dikembangkan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan adanya persoalan yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar (Sardiman, 2008: 93).
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Utama 3 Bandar Lampung, minat belajar siswa dapat dikatakan rendah. Hal ini dapat terlihat selama proses belajar mengajar berlangsung, di mana hanya sebagian siswa yang memperhatikan penjelasan dan membuat ringkasan materi yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Siswa juga terlihat pasif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga interaksi antara guru dan siswa juga sangat rendah.
Selain minat belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan belajar di sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, yang bersih dan sehat, serta kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.
7
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul:“Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII. 2. Rendahnya minat belajar siswa kelas VIII.
3. Siswa kelas VIII kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru.
4. Kurangnya keaktifan belajar siswa kelas VIII.
5. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang kondusif.
6. Masih sedikitnya siswa yang tidak mempunyai Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku paket sehingga menghambat kegiatan belajar.
7. Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran. 8. Banyak siswa yang belajar hanya pada saat mendekati ulangan.
C. Pembatasan Masalah
8
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan.
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar
9
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara teoritis
a. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
b. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah
c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam megembangkan penelitianya.
2. Secara praktis
a. Siswa sebagai salah satu cara untuk mengetahui presentase pengaruh minat dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
b. Guru sebagai mediasi memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dengan memiliki literatur serta mendukung kegiatan budaya membaca.
c. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan referensi untuk mengatasi
10
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian adalah minat belajar (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu (Y). 2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas VIII. 3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Utama 3 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2012/2013.
5. Ilmu Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti
permasalahan yang dihadapi.
1. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
12
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik, 2004:28). Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59) mengungkapkan “belajar
adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat
kematangan fisik, mental, dan tendensi yang belajar”.
Menurut Hamalik (2004: 27), “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman”. Belajar juga merupakan suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak, atau bagian tubuh yang lainnya.
13
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berikut ini ciri-ciri perubahan tingkah laku menurut Slameto (2010: 2).
1. Perubahan terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat psoitif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memiliki prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip dalam belajar adalah sebagai berikut.
1. Kematangan jasmani dan rohani
Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. 2. Memiliki kesiapan
Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.
4. Memiliki kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. 5. Ulangan dan latihan
14
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil
sebelumnya (Djamarah, 2002: 25).
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.
15
Menurut Darsono (2000: 26-27) pencapaian hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh bebarapa faktor yaitu sebagai berikut.
a. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan kondisi awal kegiatan belajar baik kesiapan fisik maupun kesiapan psikologis.
b. Motivasi
Motivasi merupakan motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. c. Keaktifan siswa
Siswa yang melakukan belajar adalah siswa yang harus aktif dan tidak boleh pasif. Dengan bantuan guru siswa harus mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
d. Mengalami sendiri
Siswa hendaknya tidak hanya tau secara teoritis, tetapi juga secara praktis sehingga akan diperoleh pemahaman yang mendalam.
e. Pengulangan
Agar materi semakin mudah di ingat perlu diadakan latihan yang berarti siswa mengulang materi yang dipelajari.
f. Balikan dan penguatan
Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru.
Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil untuk melakukan sesuatu perbuatan belajar.
Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis
1) Intelegensi 2) Bakat 3) Minat
4) Kematangan.
c) Kesiapan. Faktor kelelahan 1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelehan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: a) Faktor keluarga
16
2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar 2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung
10) Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Massa media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat
Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan
b) Intelegensi
c) Minat dan motivasi d) Cara belajar
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga
b) Sekolah c) Masyarakat d) Lingkungan
17
diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.
Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas.
2. IPS Terpadu
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Diah Harianti, 2006:7).
Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia:
a. Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
b. Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat
kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
18
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi social.
d. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah hubungan manusia hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.
(http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/)
Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
3. Minat Belajar
Minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Jadi, minat merupakan penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan.
Minat adalah hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin kuat pula minatnya. Menurut Sudarsono (2003: 28) menyatakan bahwa minat merupakan sikap ketertarikan atau
19
Menurut Sardiman (2008: 76) minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan tersendiri. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai tujuan.
Minat belajar menurut Djaali (2008: 121) adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Minat merupakan suatu yang dapat dikembangkan pada dasarnya untuk
menyadari dalam diri siswa, jika siswa sudah sadar bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, maka belajar akan membawa kemajuan pada dirinya dan akan bersemangat dalam mempelajarinya. Kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik apabila ada pemusatan perhatian terhadap pelajaran dan salah satu yang menyebabkan terpusatnya perhatian adalah minat belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
20
yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar adalah tidak adanya minat terhadap pelajaran tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat dalam belajar adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu jika merasa belum pernah mengalaminya.
2. Konsepsinya tentang diri, siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.
3. Nilai-nilai, minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang-orang yang berwibawa.
4. Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami oleh anak-anak menarik minat mereka.
5. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.
6. Kompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara psikologi lebih tertarik kepada hal yang lebih komplek (Rahim, 2007: 28-29).
Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. 4. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
5. Lebih menyukai sesuatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. 6. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas atau kegiatan.
Loekmono, mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu: 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata
pelajaran.
21
3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman. 5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang
khusus tertentu (http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html).
Hal terpenting dalam kegiatan belajar adalah membangkitkan minat terhadap semua mata pelajaran yang dihadapinya. Jika minat tersebut dapat ditimbulkan maka kegiatan belajar akan lebih baik dan berhasil. Minat dapat dibangkitkan dengan berbagai macam cara, misalnya dengan melengkapi fasilitas belajar dan nasihat atau dorongan yang dapat membangkitkan minat siswa.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan pengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa.
1. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu serta menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.
2. Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui banyak siswa.
3. Menggunakan insentif sebagai alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan atau yang tidak dilakukan dengan baik (Slameto, 2010: 181).
Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnono, 1994), yaitu :
1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai. 2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar. 3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.
4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan. 5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar. 7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.
22
Proses belajar akan berjalan dengan lancar apabila ada minat. Guru harus mampu membangkitkan minat siswa dalam menerima pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik yaitu.
1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan
pelajaran.
3. Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar dalam konteks perbedaan
individual anak didik (Djamarah. 2002: 133).
Apabila minat belajar telah dimiliki oleh siswa, diharapkan aktivitas pembelajaran akan berlangsung dengan lancar, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik, dan hasil yang diperoleh dari proses belajar juga akan semakin baik. Hasil belajar yang baik menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai dengan baik.
23
3. Lingkungan Belajar di Sekolah
Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan karena manusia tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan. Manusia dan lingkungan memiliki suatu pengaruh yang timbal balik.
Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. Menurut Dalyono (2007: 129) lingkungan mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.
Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi
tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu aspek penting keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah penciptaan kondisi pembelajaran yang efektif. Kondisi
pembelajaran efektif adalah kondisi yang benar-benar kondusif, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran, serta kelangsungan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapar dicapai. Hal yang dapat dilakukan guru untuk kondisi tersebut adalah penciptaan lingkungan belajar.
24
sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan atau keterpaksaan.
Lingkungan belajar fisik di sekolah terdiri dari sarana dan prasarana sekolah berupa ruang kelas, kebersihan ruang kelas, meja, kursi, suasana di sekolah, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan belajar sosial di sekolah berupa interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa dengan staf tata usaha, interaksi antara siswa dengan warga sekolah.
Menurut Indra Djati Sidi (2005: 148) “Lingkungan belajar sangat berperan dalam
menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan tersebut dapat
meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu ditata semestinya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang pertama sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.
25
Lingkungan belajar yang efektif, dapat membuat siswa akan menjadi lebih produktif. Hal ini digambarkan dengan kemudahan para siswa dalam berpikir, berkreasi, juga mampu belajar secara aktif karena lingkungan belajar yang sangat mendukung, sehingga timbul ketertarikan dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan seorang siswa yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan, sehingga timbul rasa tidak semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar di karenakan suasana lingkungan tidak kondusif dan efektif.
Menurut Slameto (2003: 65-69) aspek-aspek lingkungan sekolah meliputi. 1. Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara baik, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan juga siswa merasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpasrtisipasi aktif dalam belajar
2. Relasi siswa dengan siswa
Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Untuk itu menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
3. Disiplin sekolah
Peraturan sekolah yang tegas dan tata tertib membantu kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar.
4. Sarana belajar
Sarana belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa, dan membuat siswa lebih semangat dalam belajar.
Lingkungan belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor
26
kejenuhan dan rasa bosan (Majid, 2007: 165). Lingkungan belajar kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain. 5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. 6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama
antara peserta didik dan guru.
7. Mengembangkan evaluasi pembelajaran yang menekankan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (Majid, 2007: 165-166).
Ciri-ciri lingkungan belajar yang baik di sekolah yaitu lingkungan belajar yang efektif dan kondusif yang merupakan keharusan bagi terbangunnya lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang diharapkan yaitu.
1. Terciptanya disiplin sekolah yang mendorong terbentuknya disiplin belajar. 2. Siswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan.
3. Terciptanya rasa nyaman di sekolah untuk belajar. Rasa nyaman ini akan timbul jika segenap komponen pendidikan yang ada memberi pelayanan kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, keberhasilan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman ini.
4. Tersedianya buku-buku dan sarana pembelajaran yang lain yang memadai. 5. Keteladanan guru sebagai masyarakat terpelajar.
6. Kinerja profesional guru yang terandalkan; mereka mampu memberi sugesti kepada anak didiknya.
7. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan direspon oleh peserta didik secara antusias.
8. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara
objektif.(http: Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar on Agustus 2009.google.com).
27
sekitarnya seperti teman, guru, dan anggota sekolah yang lain. Siswa di sekolah lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, maka situasi yang dinamis sangat diharapkan agar dapat mewujudkan hubungan yang harmonis diantara siswa yang menjadi anggotanya dan akan terwujud kerjasama atau persaingan yang sehat antar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah kesatuan ruang atau kondisi yang digunakan untuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan proses belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.
B. Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar
Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan
b. Intelegensi
c. Minat dan motivasi d. Cara belajar
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga
28
1. Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
Hasil belajar adalah salah satu tolok ukur keberhasilan pada suatu lembaga
pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas yang tercermin dari nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran. Keberhasilan belajar dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah minat belajar. Apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang
diinginkannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
29
2. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran adalah bertambahnya
pengetahuan dan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Selain itu juga, peserta didik diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan usaha yang maksimal agar tujuan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah lingkungan belajar. Dua hal yang termasuk ke dalam lingkungan belajar di sekolah, yaitu lingkungan fisik yang meliputi keadaan dan kondisi sekolah
misalnya jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, serta lokasi di mana sekolah itu berada. Misalnya, apabila sekolah itu berada di dekat terminal atau pasar, tentu saja akan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Lingkungan psikologis juga mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah, misalnya hubungan siswa dengan siswa lain yang kurang harmonis dapat menyebabkan perselisihan dan persaingan secara tidak sehat sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
30
mengajar. Lingkungan belajar di sekolah sangat penting dalam proses belajar mengajar karena diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
[image:50.595.144.518.325.757.2]Hasil penelitian yang membahas pokok permasalahan yang ada kaitannya dan hampir sama dengan penelitian ini, yaitu penelitian seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil penelitian yang relevan.
Tahun Nama Judul Hasil
2006 Erni Ratna Wati
Pengaruh Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi Guru dan Minat Belajar
Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2005/2006
Menyatakan bahwa ada pengaruh minat belajar Akuntansi terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2005/2006 yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) = 0,789 (korelasi tinggi) dan koefisien determinasi (R2) = 62,25%.
2008 Marlia Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah Dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Semester Ganjil SMK Arjuna Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.
Menyatakan bahwa ada pengaruh
31
determinasi (R2) sebesar 0,359. 2010 Melphi
Puspitasari
Pengaruh minat belajar ekonomi dan
lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 2008/2009
Ada pengaruh
lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Hal ini ditunjukan dengan thitung =7,049> ttabel =1.973 dengan koefisien korelasi (r) 0,462 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,214 yang berarti prestasi belajar ekonomi dipengaruhi oleh lingkungan belajar di sekolah sebesar 21,4%.
D. Kerangka Pikir
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini ada tiga variabel yang masing-masing terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Kedua variabel bebas tersebut adalah minat belajar (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar (Y).
32
dengan baik. Tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang kurang kondusif akan membuat tingkat konsentrasi siswa menjadi terganggu dan siswa merasa tidak nyaman untuk belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak memenuhi tujuan yang diharapkan. Pada akhirnya, lingkungan belajar yang kurang kondusif dan kurang minat belajar dalam diri siswa akan menyebabkan hasil belajar siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dugaan adanya pengaruh antara minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut.
[image:52.595.131.509.498.654.2]R
Gambar 1. Paradigma Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
Minat belajar (X1)
Hasil Belajar (Y) Lingkungan
belajar di sekolah
33
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah.
1. Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif
verifikatif dengan pendekatan Ex post factodan survey. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan
obyek atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain).
Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003:63).
Pendekatan ex post facto adalah pendekatan yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiono, 2008:7).
Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiono, 2008:12).
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan
simple random sampling. Tipe penyelidikan menggunakan regresi linear
35
signifikansi digunakan uji t. Sedangkan hipotesis ketiga digunakan regresi linear
multiple dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiono (2008:117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 153 siswa yang
[image:55.595.113.514.422.530.2]terbagi dalam 5 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VIII di SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 VIII 1 19 11 30
2 VIII 2 17 14 31
3 VIII 3 19 13 32
4 VIII 4 17 13 30
5 VIII 5 17 13 30
Total 89 64 153
Sumber: TU SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk
mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besarnya sampel
36
N n =
N.d2+ 1
Keterangan:
n= Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan (Sugiono, 2008:65)
Dengan populasi 153 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi
0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:
153
n = = 110,669 dibulatkan menjadi 111 (153)(0,05)2+1
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang menggunakan Simple Random Sampling
dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas. Berikut adalah tabel yang
[image:56.595.117.513.524.635.2]menunjukkan hasil alokasi perhitungannya.
Tabel 4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas
Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase VIII 1 30/153 x 111 = 21,7 22 19,82% VIII 2 31/153 x 111 = 22,4 22 19,82% VIII 3 32/153 x 111 = 23,2 23 20,72% VIII 4 30/153 x 111 = 21,7 22 19,82% VIII 5 30/153 x 111 = 21,7 22 19,82%
Total 111 100%
Sumber: Pengolahan Data 2012
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independen)
37
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2010:61).
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat
mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah minat belajar (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam
hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa (Y).
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
a. Definisi Konseptual Variabel
1. Minat belajar (X1)
Merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. (Djaali, 2008:121)
2. Lingkungan belajar di sekolah (X2)
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan belajar sangat
berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan. (Indra Djati
38
3. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)
Merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar yang dilakukan dengan evaluasi atau penilaian dan merupakan cara
atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. (Asep Jihad
dan Abdul Haris, 2008: 14).
b. Definisi Operasional Variabel
1. Minat belajar (X1)
Minat belajar siswa meliputi sebagai berikut.
a. Memberi perhatian besar terhadap pelajaran.
1. Memperhatikan penjelasan pelajaran IPS Terpadu
2. Mencatat materi pelajaran IPS Terpadu
b. Kegiatan Belajar
Belajar mandiri, dengan guru, teman atau orang yang lebih paham.
c. Perasaan senang terhadap pelajaran IPS Terpadu
Senang mencoba soal soal baru.
2. Lingkungan belajar di sekolah (X2).
Lingkungan belajar di sekolah meliputi sebagai berikut.
a. Lingkungan sosial
1. Relasi guru dengan siswa
2. Relasi siswa dengan siswa
3. Relasi siswa dengan karyawan
b. Lingkungan fisik
1. Sarana dan prasarana belajar.
39
3. Peraturan sekolah
4. Suasana di sekolah
3. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)
Besarnya angka atau nilai IPS Terpadu yang diperoleh siswa pada saat
ulangan harian semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
Berikut ini disajikan tabel yang berisi tentang indikator dan sub indikator
[image:59.595.120.519.317.747.2]masing-masing variabel penelitian.
Tabel 5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran
Variabel Indikator Sub Indikator Skala Minat belajar
(X1)
a. Memberi perhatian besar terhadap pelajaran
b. Kegiatan Belajar
c. Perasaan senang terhadap
pelajaran IPS Terpadu
1. Memperhatikan
penjelasan pelajaran IPS Terpadu
2. Mencatat materi pelajaran IPS Terpadu
1. Belajar mandiri, belajar dengan guru, teman atau orang yang lebih paham
1. Senang mencoba soal soal baru Interval (dengan pendekatan rating scale) Lingkungan belajar di sekolah (X2)
1. Lingkungan sosial
2. Lingkungan fisik
1) Relasi guru dengan siswa
2) Relasi siswa dengan siswa
3) Relasi siswa dengan karyawan
1) Sarana dan prasarana belajar.
2) Tata ruang. 3) Peraturan sekolah 4) Suasana di sekolah
40
Hasil Belajar
(Y) Nilai yang diperoleh siswa Besarnya hasil ulangan harian semester ganjil Interval
E. Teknik pengumpulan data
Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode
sebagai berikut.
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2008 : 199).
b. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap
subjek yang diteliti. Teknik ini dilakukan pada saat melakukan penelitian
pendahuluan.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 154) “ Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan sebagainya”. Teknik ini
digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data ini berupa jumlah siswa
dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan keadaan sekolah
41
F. Uji Persyaratan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi
persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas Angket
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus korelasi product
moment yaitu.
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
Keterangan.
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden/sampel
∑ = Skor rata-rata dari X dan Y
∑ = jumlah skor item X
∑ = jumlah skor total (item) Y
Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi
0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung < rtabel
maka alat ukur tersebut tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170).
Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 20 responden dengan 15
42
Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1
Item
Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,615 0,444 Valid
2 0,570 0,444 Valid
3 0,499 0,444 Valid
4 0,628 0,444 Valid
5 0,647 0,444 Valid
6 0,656 0,444 Valid
7 0,607 0,444 Valid
8 0,702 0,444 Valid
9 0,537 0,444 Valid
10 0,649 0,444 Valid
11 0,522 0,444 Valid
12 0,718 0,444 Valid