PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DISEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)
Oleh :
Suhardiansyah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER
GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh
SUHARDIANSYAH
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 172 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 120 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013 (4) ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013.
ABSTRACT
THE AFFECT OF LEARNING ENVIRONTMENT IN SCHOOL, LEARNING MOTIVATION, AND LEARNING DISCIPLINE
TO THE LEARNING RESULT OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCE STUDENTS CLASS VIII IN FIRST SEMESTER
SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA YEAR 2012/2013
By
SUHARDIANSYAH
Absrtact: The goal of this research is to acknowledge the affect of learning environtment in school, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013. The population of this research are students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada as much as five classes with total 172 students. With utilize Slovin formula by sampling probabilty obtained 120 samples. The method that will be use in this research is verificatif research with ex post facto approach. The problem in this research is whether it is an affect of learning environtment in school, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013. Based on the analysis acquired the result of the research which shows that, (1) there is an affect in learning environtment to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (2) there is an affect of learning motivation to to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (3) there is an affect of learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (4) there is an affect of learning environtment, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN MOTTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 11
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Perumusan Masalah ... 12
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 13
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15
1. Pengertian Lingkungan Belajar di Sekolah ... 15
2. Pengertian Motivasi Belajar ... 18
3. Disiplin Belajar ... 23
4. Pengertian Hasil Belajar ... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Pikir ... 30
D. Hipotesis Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 35
1. Populasi ... 35
2. Sampel ... 36
3. Teknik Pengambilan Sampel... 37
C. Variabel Penelitian ... 38
D. Definisi Konseptual Variabel ... 38
Halaman E. Definisi Operasioanal Variabel ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
1.Observasi ... 42
2.Angket (Kuisioner) ... 42
3.Dokumentasi ... 43
4.Wawancara ... 43
G. Uji Persyaratan Instrumen ... 43
1. Uji Validitas Angket ... 44
2. Uji Reabilitas Angket ... 45
H. Teknik Analisis Data ... 46
1. Uji Normalitas ... 46
2. Uji Homogenitas ... 47
I. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 48
1. Uji Kelinieran Regresi ... 48
2. Uji Multikolinieritas ... 50
3. Uji Autokorelasi ... 52
4. Uji Heteroskedastisitas ... 54
J. Pengujian Hipotesis ... 55
1. Regresi Linier Sederhana ... 55
2. Regresi Linier Multipel ... 57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 59
1. Sejarah SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 59
2. Visi dan Misi serta Strategi SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 60
3. Kegiatan Belajar Mengajar ... 62
4. Kondisi Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 62
5. Kondisi Siswa SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 65
6. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 66
7. Struktur Organisasi ... 67
B. Deskripsi Data ... 67
1. Data Lingkungan Belajar di Sekolah (X1) ... 68
2. Data Motivasi Belajar (X2) ... 70
3. Data Disiplin Belajar (X3) ... 72
4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 75
C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 78
a. Uji Kelinieran Regresi Variabel Lingkungan Belajar di
Sekolah (X1) ... 86
b. Uji Kelinieran Regresi Variabel Motivasi Belajar (X2) ... 87
c. Uji Kelinieran Regresi Variabel Disiplin Belajar (X3) ... 88
2. Uji Multikolinieritas ... 89
Halaman 3. Uji Autokorelasi ... 90
4. Uji Heteroskedastisitas ... 92
E. Uji Hipotesis ... 94
1. Regresi Linier Sederhana ... 94
a. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013... 94
b. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 97
c. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013... 99
2. Regresi Linier Multipel ... 101
a. Persamaan Regresi ... 101
b. Pengujian Hipotesis ... 103
F. Pembahasan ... 104
1. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 104
2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadapHasil Belajar IPS Terpadu .... 106
3. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 108
4. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah, Motivasi Belajar, dan Disiplin Belajar Terhadap hasil Belajar IPS Terpadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 110
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Saran ... 117
I. PENDAHULUAN
Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan pembatasan masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas
dalam bab ini antara lain rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian
dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada
bagian-bagian berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan dan pembangunan
suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan menjadi modal utama untuk
mewujudkan kesejarteraan rakyat suatu bangsa. Pendidikan dapat memberikan
gambaran suatu bangsa dan juga memberikan pengetahuan yang berguna dan
bermanfaat sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan demi tercapainya kemajuan dan pembangunan bangsa Indonesia.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan memiliki peranan penting
dalam usaha membina dan mengembangkan semaksimal mungkin semua potensi
yang dimiliki oleh seluruh peserta didik. Oleh sebab itu, perlu adanya
perubahan-perubahan dalam pendidikan demi tercapainya kualitas suatu sekolah, karena
dalam hal ini akan berdampak pula pada mutu pendidikan dan kemampuan siswa
dapat tercermin dari hasil belajar anak didik yang dilihat dari kemampuan peserta
didik dalam menyelsaikan pendidikannya disekolah tersebut.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi kegiatan belajar siswa perlu
diperhatikan karena kegiatan belajar merupakan cerminan keberhasilan hasil
belajar itu sendiri, jika kegiatan belajar siswa baik maka hasil belajarpun akan
baik, namun jika kegiatan belajar siswa buruk maka hasil belajar pun akan rendah.
Tujuan pendidikan dapat tercapai atau tidak tercapai sangat dipengaruhi oleh
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik itu sendiri.
Penguasaan dan pemahaman tentang materi pelajaran yang didapat selama
mengikuti proses belajar mengajar dapat menjadi suatu gambaran keberhasilan
kegiatan belajar mengajar.
Adapun permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini
adalah masih rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri
1 Punduh hasil belajar para siswa pada umumnya masih tergolong rendah dan
belum mendapatkan hasil yang maksimal. Khususnya pada mata pelajaran IPS
Terpadu. Sebagai bukti berikut disajikan hasil ujian MID Semester Siswa Kelas
VII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun
Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan
< 65 ≥ 65 VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 19 22 24 25 27 14 12 12 9 8 33 34 36 34 35 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 65
Jumlah 117 55 172
Persentase (%) 68 32 100
Sumber: Daftar nilai semester II pada guru IPS Terpadu VIII
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil
ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 sebanyak 55 siswa dari 172 siswa
atau sebanyak 32% artinya hanya sebesar 32% siswa yang dapat mengerti dan
memahami materi. Sedangkan sebanyak 117 siswa dari 172 siswa atau sebanyak
68% yang belum menguasai dan memahami materi. Kenyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah.
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan
belajar sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.
2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.
3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.
Dalam hal ini banyak faktor-faktor yang turut mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa sebagai peserta didik antara lain keamanan sekolah, fasilitas belajar,
lingkungan sekolah. Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar
peserta didik adalah lingkungan belajar disekolah, motivasi dan disiplin belajar.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Slameto (2010: 54-71) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari.
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b. Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan)
c. Faktor kelelahan
2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari.
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari
waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan
timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia
juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar belajar
mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses
Menurut pendapat Muhammad Saroni (2006:82-84), lingkungan belajar adalah
‖Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun
keterpaksaan‖ faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar antara lain meliputi keamanan, ketenangan, kenyamanan, suasana, fasilitas, dan interaksi di lingkungan belajar tersebut.
Menurut pendapat diatas keamanan menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi lingkungan belajar. Berikut disajikan data mengenai keamanan
lingkungan belajar siswa di sekolah yang peneliti dapat melalui penelitian
pendahuluan melalui angket awal.
Tabel 2. Data Tentang Keamanan Lingkungan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Keamanan Jumlah
Siswa Keterangan Baik Cukup Kurang
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 5 6 8 7 9 10 9 12 10 11 18 19 16 17 15 33 34 36 34 35 Lingkungan belajar yang baik antara lain
meliputi keamanan.
Jumlah 35 52 85 172
Persentase (%) 20 30 50 100 Sumber. Pengolahan hasil angket awal peneliti
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa keamanan lingkungan belajar di sekolah
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun
2012/2013 dari 172 responden sebanyak 35 siswa atau sebanyak 20 %,
menyatakan keamanan lingkungan belajar disekolah baik, kemudian sebanyak 52
siswa atau sebanyak 30%, menyatakan keamanan lingkungan belajar disekolah
cukup dan sebanyak 85 siswa atau sebanyak 50% menyatakan keamanan
merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa,
Lingkungan adalah tempat siswa berinteraksi dengan alam sekitarnya dan akan
memberikan pengaruh terhadap kehidupan siswa selanjutnya.
Faktor lingkungan belajar siswa di sekolah diduga mempengaruhi hasil belajar.
Apabila lingkungan belajar itu baik, maka diperkirakan hasil belajarpun akan
baik, namun jika lingkungan belajar itu kurang baik maka hasil belajarpun
diperkirakan menjadi kurang maksimal. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
Slameto (2003: 60) bahwa lingkungan belajar siswa akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa lingkungan belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
Hal ini diperkuat oleh Dalyono (2007: 129) lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam hasil pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.
Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Terpadu antara lain motivasi. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memenuhi
pedoman ketuntasan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain
ialah motivasi. Motivasi dapat menjadi gambaran dari kegiatan belajar, ketekunan
dan semangat pantang menyerah.
Adapun cirri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Sardiman,
1. Tekun menghadapi tugas dan memiliki kegiatan belajar yang tinggi (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selsai)
1. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 2. Menunjukan minat dalam terhadap berbagai macam masalah 3. Lebih senang bekerja sendiri
4. Cepat bosan terhadap kerjaan rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
5. Dapat mempertahankan pendapatnya. (jika sudah yakin akan sesuatu) 6. Tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu
7. Senang mencari dan menemukan soal-soal.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan siswa yang yang memiliki motivasi yang
tinggi dapat dilihat dari kegiatan belajarnya. Berikut disajikan data mengenai
kegiatan belajar siswa yang peneliti dapat melalui penelitian pendahuluan melalui
angket awal.
Tabel 3. Kegiatan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Kegiatan Belajar Jumlah Siswa Tinggi Sedang Rendah
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 9 7 6 4 3 11 10 9 7 8 13 17 21 23 24 33 34 36 34 35
Jumlah 29 45 98 172
Persentase (%) 17 26 57 100
Sumber. Pengolahan hasil angket awal peneliti
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa kegiatan belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 dari
172 responden yang memiliki kegiatan belajar rendah sebanyak 98 siswa atau
sebanyak 57 %, kemudian yang memiliki kegiatan belajar sedang sebanyak 45
siswa atau sebanyak 26%, dan yang memiliki kegiatan belajar tinggi sebanyak
Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar dengan adanya motivasi yang tinggi
maka akan dapat lebih mudah mencapai hasil belajar yang memenuhi pedoman
ketuntasan. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2010: 110) yang
menyatakan bahwa belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk
mencapai keberhasilan secara optimal.
Faktor lain yang turut diduga mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar
di sekolah, untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan hasil belajar yang
memenuhi pedoman ketuntasan. Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam hal ini
sekolah telah mengatur tata tertib yang perlu siswa mematuhinya. Namun masih
banyaknya siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisipllinan tata
tertib sekolah menjadi sorotan peneliti. Adapun pelanggaran-pelanggaran yang
sering terjadi antara lain terlambat masuk kelas, membolos, keluar masuk kelas
saat jam pelajaran, berkelahi, tidak mengerjakan tugas, merokok di lingkungan
sekolah, dan pelanggaran lainnya.
Pelanggaran disiplin merupakan salah satu masalah yang telah lama dan bahkan
sering muncul kembali hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Asher dalam
Arikunto (2010: 83): if man is not aware of what has been learned is history, it is
said he is bound to repeat the experience. Artinya masalah-masalah pendidikan
yang kita dapati sekarang ini bukan seluruhnya masalah baru, atau bahkan boleh
dikatakan masalah-masalah yang lama sering muncul kembali dalam keunikan
Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai
pelanggaran kedisiplinan yang terjadi pada SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Kabupaten Pesawaran diperolehlah data mengenai pelanggaran kedisiplinan yang
akan terlihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Daftar Pelanggaran Tata Tertib Sekolah kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013
Bulan Jumlah siswa
Yang melanggar tata tertib
T A P B
Jumlah siswa yang melanggar tata tertib
Juni Juli Agustus September 172 172 172 172 25 27 23 29 20 18 14 15 11 14 9 13 19 23 22 26 75 82 68 83
Jumlah 104 67 47 90 308 Sumber: Guru BK SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran
Keterangan:
T = Terlambat
A = Alfa, siwa yang tidak hadir tanpa keterangan
P = Pulang, siswa yang pulang lebih dulu sebelum jam pelajaran berakhir (bolos)
B = Berkelahi
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa tingkat kedisiplinan masih rendah dan
tingkat pelanggaran yang terjadi masih tinggi pada siswa kelas VIII semester
ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini terlihat masih banyaknya pelanggaran
tata tertib sekolah dengan jumlah tertinggi pada bulan September sebanyak 83
siswa dan keadaan terendah terjadi pada bulan agustus dengan jumlah 68 siswa,
dan jumlah siswa yang melanggar tata tertib sekolah selama 4 (empat) bulan
terakhir mencapai 308 siswa.
Masih tingginya angka pelanggaran tata tertib yang terjadi di SMP Negeri 1
BK SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran, pihak sekolah pun telah
mengambil inisiatif dengan memberikan hukuman, hukuman pun beraneka ragam
jenisnya antara lain membuat surat permohonan maaf, membuat surat perjanjian,
hormat pada tiang bendera sampai dengan dikeluarkannya siswa yang masih
melanggar tata tertib dan aturan sekolah yang berlaku.
Tabel 5. Daftar Proses Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Bulan Jumlah siswa Siswa yang tidak
mengerjakan tugas dan PR Juni
Juli Agustus September
172 172 172 172
68 56 50 60 Sumber : Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Pada Tabel 5 disajikan data yang menunjukkan masih rendahnya kedisiplinan
siswa untuk mengerjakan tugas baik yang dikerjakan pada saat pembelajaran
ataupun tugas rumah (PR) yang diberikan. Dengan jumlah tertinggi pada bulan
Juni sebanyak 68 siswa, dan yang terendah pada bulan Agustus dengan jumlah 50
siswa, pada saat proses pembelajaran pun siswa masih enggan untuk aktif
bertanya atau meng explorasi tentang materi pelajaran yang sedang di pelajari.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan diatas, menarik perhatian
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat didefinisikan masalah-masalah
sebagai berikut.
1. Lingkungan belajar di sekolah kurang mendukung meliputi keamanan,
kenyamanan, ketenangan dll.
2. Siswa kelas VIII Semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
Pesawaran tahun pelajaran 2012/2013 sebagian besar tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPS Terpadu yang telah
ditetapkan sebesar 65.
3. Disiplin belajar baik di sekolah ataupun diluar sekolah masih rendah.
4. Tingginya angka pelanggaran tata tertib sekolah.
5. Rendahnya disiplin siswa dalam mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru.
6. Rendahnya motivasi belajar.
7. Sedikitnya siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian
dalam hal ini hanya akan mengkaji tentang pengaruh lingkungan belajar di
sekolah, motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa
kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran
Tahun Pelajaran 2012/2013. Maka penelitian ini dibatasi pada lingkungan belajar
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?
4. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar disekolah, motivasi belajar dan
disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu
kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun
Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis empat hal pokok yang berupa sebagai
berikut.
1. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS
Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.
3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS
Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.
4. Pengaruh lingkungan belajar disekolah, motivasi belajar, dan disiplin
belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu
kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah.
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang
diteliti.
b. Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran IPS Terpadu di sekolah.
c. Sebagai bahan/gambaran untuk dapat mengembangkan penelitian
sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.
d. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pengaruh lingkungan
belajar di sekolah motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil
belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang pengaruh
lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar, dan disiplin belajar
b. Bagi guru dan calon guru sebagai pengetahuan dan informasi tentang
pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar, dan disiplin
belajar terhadap hasil belajar.
c. Bagi sekolah sebagai masukan dan informasi dalam usaha
meningkatkan kualitas sekolah dan peserta didik.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah.
1. Objek penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah lingkungan belajar disekolah(X1),
motivasi belajar (X2), disiplin belajar (X3), dan hasil belajar IPS Terpadu
(Y).
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.
3. Tempat penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Kabupaten Pesawaran.
4. Waktu penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian kedua ini akan membahas tentang tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan
hipotesis. sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Perpaduan sintesa
antara variabel satu dengan variabel yang lain yang akan menghasilkan kerangka
pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Pembahasannya secara lebih rinci dijelaskan di bagian-bagian berikut ini.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memiliki arti peninjauan kembali pustaka – pustaka yang
berkaitan dengan penelitian ini. Peninjauan kembali pustaka yang berkaitan hal
yang cukup mendasar dalam penelitian, sehingga semakin pahamnya seorang
peneliti untuk mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian –
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan cara meneliti permasalahan yang dihadapi.
1. Lingkungan Belajar Di Sekolah
Selain faktor metode mengajar, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan suatu
komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Dalam
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang akan sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan
berlangsung, sehingga kondisi lingkungan di sekolah akan sangat berpengaruh
terhadap tercapainya proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi lingkungan yang
kondusif akan memberikan efek yang positif terhadap perkembangan anak.
Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi siswa, karena dalam kehidupan
sehari-hari siswa akan jauh lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa
tersebut berada yaitu sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa belajar. Maka dari itu,
diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dan lingkungan sekitar guna turut serta
menjaga keasrian dan kenyamanan lingkungan di sekolah agar proses
pembelajaran dapat berjalan tertib dan lancar.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberi respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan baik yang positif atau negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar (Hamalik, 2010: 194).
Tokoh-tokoh pendidikan masa lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan
sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep
pendidikan dan pengajaran. Rousseau dengan teorinya “Kembali ke Alam‖
menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan anak
bersih, tenang, suasana menyenangkan, dan segar. Sehingga anak tumbuh sebagai
manusia yang baik. Lalu Jan Ligthart dengan teotinya “Pengajaran Alam Sekitar‖
berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam
sekitar. Alam sekitar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran
berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekitarnya. Dari pandangan para tokoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan atau sebagai dasar
pengajaran yang penting.
Oleh karena itu, lingkungan belajar di sekolah yang kondusif akan sangat
membantu anak untuk lebih giat belajar. Ada dua hal yang termasuk kedalam
lingkungan belajar di sekolah, yaitu lingkungan fisik yang meliputi keadaan dan
kondisi sekolah misalnya jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin serta
dimana lokasi sekolah itu berada. Misalnya, apabila sekolah itu berada didekat
terminal atau pasar, tentu saja akan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Lingkungan psikologis juga mempengaruhi proses belajar siswa di
sekolah, misalnya saja hubungan siswa dengan siswa lain atau guru.
Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang
mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.
Lingkungan belajar atau pembelajaran atau pendidikan terdiri dari berikut ini.
1) Lingkungan sosial
Adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
2) Lingkungan personal
Meliputi lingkungan individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.Lingkungan alam
3) Lingkungan kultural
mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran (Hamalik, 2010: 196).
2. Motivasi Belajar
Seorang akan berhasil dalam belajar jika memiliki dorongan dan keinginan yang
membuat peserta didik itu terpacu dan memiliki tujuan untuk belajar.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sardiman, (2008:40) sebagai
berikut:
keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi. Motivasi dalam hal ini dibagi meliputi dua hal:
1. Mengetahui apa yang akan dipelajari
2. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi belajar (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar akan sulit untuk berhasil.
Motif sudah tidak asing lagi terdengar atau sudah umum orang untuk mengatakan
“motif‖, motif merupakan daya upaya yang mendorong atau yang menjadi alasan
seseorang melakukan sesuatu. Tiap-tiap individu akan memiliki motif yang
berbeda-beda tergantung pada seberapa besar dorongan dan keinginan untuk
mendapatkan tujuannya tersebut. Motif dapat diartikan sebagai penggerak dari
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya sebuah tujuan. Berawal dari kata “motif‖ itu, maka maka motivasi pun
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat mendesak dan diperlukan.
Seperti yang dikemukakan oleh Mc.Donald dalam, Sardiman (2008:73) berikut:
Motivation is an energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction. Yang memiliki arti, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling‖
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Selanjutnya Hamalik, (2008: 158) menjelaskan berkenaan dengan motivasi,
bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari Perubahan-perubahan-Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuronpisiologis dalam organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif, perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah satu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow, teori X dan Y Gregor maupun
teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah
motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat
untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang
sekarang.
Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang
seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya
ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang
tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka,
perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat.
Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang
mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa
giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntung-kan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupamenguntung-kan ukuran
mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Sumber: (Wikipedia. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi. Kamis, 11/10/2012.
19.20)
Sedangkan motivasi yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto
(2010:170) dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,
intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep
Selanjutnya, Maslow dalam Slameto (2010: 170) menerangkan tentang teori
motivasi siswa bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh
kenutuhan-kebutuhan tertentu. Tujuh kategori akan di uaraikan sebagai berikut.
1. Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup.
2. Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidak pastian, ketidak adilan,
keterancaman, yang akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
3. Rasa Cinta
Kebutuhan rasa cinta merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain.
4. Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan merupakan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati, oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya.
5. Aktualisasi
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
6. Mengetahui dan Mengerti
Kebutuhan akan mengetahui dan mengerti merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan- keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.
7. Estentik
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang maudan ingin melakukan sesuatu, dan bila dia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakannya atau makan menghindari
perasaan tidak suka itu. Menurut Sardiman (2008:75) motivasi dapat dirangsang
oleh faktor dari luar tetepi motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai.
Pentingnya motivasi sehingga para guru perlu meningkatkannya, berdasarkan
uraian di atas banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa di sekolah, antara lain memberikan
pujian, memberikan hadiah, belajar diluar ruang kelas, menonton video
pendidikan memberikan nilai dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan
oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar.
Adapun cirri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Sardiman, (2008:83) adalah.
1. Tekun menghadapi tugas dan memiliki kegiatan belajar yang tinggi (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selsai)
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3. Menunjukan minat dalam terhadap berbagai macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri
5. Cepat bosan terhadap kerjaan rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (jika sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu
Dengan uraian diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan
dorongan atau penggerak yang sangat berpengaruh pada tujuan atau hasil akhir.
Dengan adanya motivasi yang baik maka tujuan atau hasil belajar pun akan baik,
guru pun diharapkan dapat membangun motivasi dengan motivasi sebagai energi
maka diharapkan seseorang dapat menciptakan harapan-harapan yang realistis,
semangat, bekerja keras, ulet, pantang menyerah sehingga dapat sesuai dengan
harapan, tujuan dan hasil yang diharapkan.
3. Disiplin Belajar
Selain motivasi, disiplin belajar pun turut mempengaruhi hasil belajar baik secara
sadar ataupun tidak sadar dengan kedisiplinan belajar maka diharapkan akan
adanya keteraturan belajar,semangat, sehingga memberikan tujuan dan hasil yang
sesuai dengan harapan.
a. Pengertian Disiplin Belajar
Menurut N.A. Ametembun (1991:8) disiplin dapat diartikan secara etimologi
maupun terminolgi. Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa Inggris
“dicipline‖ yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis,
istilah disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu
tunduk dengan senang hati pada ajaran-ajaran para pemimpinnya.
Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma
dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga
formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Sudah menjadi
keharusan bahwa tiap-tiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal
dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan disiplin,
kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan dengan baik,
sehingga peroses belajar mengajar akan terganggu. Disiplin merupakan perilaku
yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan.
Gie menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur
(Ningsih, 2005 : 21).
Sedangkan Djamarah (2002 : 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib
yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang
terkadang antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang
orang yang memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik,
dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak
dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang
lain. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga
keterpaksaan.
Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan
sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan
disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum
akibat pelanggaran peraturan. Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa
dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi
seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin
Menurut Alvareza (2012: 23). Dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan
mengenai belajar. Disiplin ini menyangkut hal-hal sebagai berikut.
1. Disiplin siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
3. Kepatuhan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.
4. Kebiasaan belajar siswa.
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari
keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap
dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan paling pokok.
Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku.
Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.
a. Slameto (2010:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya‖.
b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat
“belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung
pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan
oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh
dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Hamalik (2010: 36) menyatakan “belajar ialah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk
pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku
yang baru sebagai hasil dari pengalaman
Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
b. Perlunya disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan dimana
pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia
mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya
dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi
banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang
Tulus Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membetuk
individu yang berciri keunggulan‖. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan
norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika
bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh atau didapat pada perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan Slameto,
(2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Ada beberapa definisi yang dikutip Sardiman (2008: 20) antara lain akan
diuraikan sebagai berikut.
1. Menurut Cronbach belajar didefinisikan: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
2. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan itngkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik,kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Lebih lanjut dikatakan oleh Gagne (2006: 10) bahwa belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengelolaan
informasi, menjadi kapabilitas baru. Dimana belajar terdiri dari tiga faktor penting
yaitu kondisi eksternal, internal, dan hasil belajar.
Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Antara hasil belajar dan
prestasi belajar pada dasarnya mempunyai arti yang sama, karena hasil belajar
merupakan bagian dari prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tu’u
(2004: 76) yang menyatakan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa adalah
hasil belajar dan nilai siswa.
Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dan suatu sistem pemerosesan
memasukan (inputs). Memasukan dari system tersebut berupa bermacam-macam
informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut Mulyono (2001: 28).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari
proses belajar dan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi, dari sisi guru hasil belajar merupakan terselsaikannya
bahan pelajaran dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan kumpulan
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah
[image:37.595.123.537.191.753.2]pernah dilaksanakan adalah.
Tabel 6. Hasil Penelitian Yang Relevan
Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan
2011 Else yuli astuti Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode
Mengajar Guru, Lingkungan Belajar di Sekolah Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di Sma Kosgoro Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011
Menyatakan ada Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Lingkungan Belajar di Sekolah Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di Sma Kosgoro Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 sebesar (R2) = sebesar 0,445%
2012 Misfi Laili Rohmi Pengaruh motivasi dan cara belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi FKIP Unila angkatan 2007 non reguler tahun akademik 2008/2009.
Menyatakan ada pengaruh positif motivasi belajar dengan cara belajar terhadap prestasi belajar Pengantar Akuntansi pda mahasiswa non—Reguler Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Tahun pelajaran 2008/2009, dengan pengaruh efektif sebesar (R2) = 52,3%. 2012 Gika Nugraha
Pratama
Pengaruh Disiplin
Belajar, Aktivitas Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Ada Pengaruh Disiplin Belajar, Aktivitas Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar
C. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang baik merupakan tujuan dari pendidikan untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik dan sesuai tujuan perlu adanya perhatian tentang hal-hal
yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Hasil belajar dapat pula menjadi tolak
ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan
termasuk sekolah. Makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika sebaliknya, hasil
belajar siswa rendah menunjukkan rendah juga proses belajar mengajar di sekolah
tersebut.
Faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain lingkungan
belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar. kondisi lingkungan yang
kondusif tentu akan membantu keberhasilan proses pembelajaran. Lingkungan
mempunyai andil besar dalam proses perkembangan anak karena di lingkungan
inilah anak akan hidup, tumbuh dan berkembang. Lingkungan akan memberikan
dampak yang bervariasi terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya. Lingkungan
sekolah yang kondusif tentu akan memberi dampak yang positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah setiap harinya.
Dimana bila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka kemampuan dan
semangat mengikuti proses belajar mengajar juga akan tinggi. Begitu pula dengan
disiplin belajar dengan adanya disiplin belajar maka siswa akan teratur dalam
belajar dan besar harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan
Motivasi menurut Sardiman (2008: 89-90) ada dua jenis yaitu.
a. Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang akan aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.
Disiplin siswa di sekolah adalah salah satu faktor tersebut yang berarti siswa
menaati dan mematuhi tata tertib sekolah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan
keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa
tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas
merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan
dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan
kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar
mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang
dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar
yaitu hasil belajar yang baik.
Menurut Walgito (1987: 72) mengemukakan disiplin belajar adalah “ketaatan, dan
kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk
memcapai tujuan yang diharapkannya, keterkaitan antara disiplin belajar dengan
hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik
hasil yang dicapai‖
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat Pengaruh Lingkungan Belajar di
Sekolah (X1), Motivasi Belajar (X2) dan Disiplin Belajar (X3) dengan Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII (Y) pada SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar (Y),
dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, Lingkungan Belajar disekolah (X1)
, Motivasi Belajar (X2), dan Disiplin Belajar (X3). Dengan demikian kerangka
fikir ini dapat digambarkan sebagai berikut.
r 1
r 2
R
[image:40.595.125.504.201.400.2]r 3
Gambar 1. . Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y
(Sugiyono, 2010: 44)
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Ada pengaruh lingkungan belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu
pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa
kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hasil belajar siswa (Y)
Disiplin Belajar (X3) Lingkungan belajar di
Sekolah (X1)
3. Ada pengaruh disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa
kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten
Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin
belajar terhadap IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP
III. METODE PENELITIAN
Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian,
populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa
hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional
variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisis
data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Pembahasannya secara lebih rinci akan
dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini.
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian cukup penting. Penggunaan
metode ini akan menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan
mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan
sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian merupakan
metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan
untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif merupakan
penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi
dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul
Menurut Arikunto (2010: 3). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu
untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat
penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian
dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa
yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2010: 7). Sedangkan
pendekatan survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dan gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
factual, baik institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah
(Nazir, 2003: 56).
B. Populasi dan Sampel
Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel
dalam penelitian ini. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
297). Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173). Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
satu wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013
[image:44.595.117.466.205.316.2]sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa 172 siswa.
Tabel 7. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1 2 3 4 5
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E
33 34 36 34 35
Jumlah 172
Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Punduh Pedada
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel
yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.
n =
� �e2+1Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e2 = sampel error (Koestoro, 2006: 250).
Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut.
n =
172172(0,05)2+1 = 120, 2 dibulatkan menjadi 120
Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan
simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk
menjadi sampel (Sugiyono, 2007: 74). Untuk menentukan besarnya sampel pada
setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil
lebih proporsional (Nazir, 2000: 82). Hal ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
Jumlah sampel tiap kelas = � �ℎ � �
[image:45.595.109.504.394.595.2]� �ℎ � � × jumlah siswa tiap kelas
Tabel 8. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan
undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik
sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nazir, 2000: 336).
Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%)
VIII A 120
172× 33 = 23,02 23 19,16
VIII B 120
172× 34 = 23,72 24 20
VIII C
120
172× 36 = 25,11 25 20.83
VIII D
120
172× 34 = 23,72 24 20
VIII E
120
172× 35 = 24,41 24 20
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Variabel dalam penelitian
ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel yang lainnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Lingkungan Belajar di Sekolah (X1),
Motivasi Belajar (X2), dan Disiplin Belajar (X3).
2. Variabel terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun
variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPS
Terpadu (Y).
D. Definisi Konseptual
a. Definisi Konseptual Variabel
1. Lingkungan Belajar di Sekolah (X1)
lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang
mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan
tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh
dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam
sekitar di luar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup
bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural (Dalyono, 2007:
129).
2. Motivasi Belajar (X2)
Motivasi adalah Motivation is an energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Yang
memiliki arti, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. dikemukakan oleh Mc.Donald dalam,
Sardiman (2008:73)
3. Disiplin Belajar (X3)
Merupakan ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar
sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan
antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin
berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai Hesti (2008:12)
4. Hasil Belajar (Y)
Sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses
belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar
yang dilakukan Arikunto (2001: 63)
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu
konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku
menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Kasinu, 2007: 179).
Definisi oprasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable bebas dan satu
variable terikat.
Tabel 9. Indikator Variabel dan Sub Indikatornya
NO Variabel Indikator Sub Indikator Skala
1 Lingkungan belajar di sekolah (X1)
1.Suasana sekolah
2.Keadaan kelas
3.Hubungan guru dengan siswa
4.Hubungan siswa dengan siswa
1. Letak sekolah dengan pusat keramaian 2. Kebersihan
lingkungan belajar di sekolah
3. Keamanan
lingkungan belajar di sekolah
4. Sarana belajar di dalam kelas 5. Ventilasi dan
penerangan
6. Interaksi antara guru dan siswa di sekolah
7. Guru memberikan bantuan jika siswa mengalami
kesulitan belajar
8. Hubungan antar siswa
2 Motivasi belajar (X2)
1. Kesadaran dan ketekunan akan keb