• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (THE AFFECT OF LEARNING ENVIRONTMENT IN SCHOOL, LEARNIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (THE AFFECT OF LEARNING ENVIRONTMENT IN SCHOOL, LEARNIN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DISEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

Oleh :

Suhardiansyah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER

GANJIL SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

SUHARDIANSYAH

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 172 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 120 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013 (4) ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013.

(3)

ABSTRACT

THE AFFECT OF LEARNING ENVIRONTMENT IN SCHOOL, LEARNING MOTIVATION, AND LEARNING DISCIPLINE

TO THE LEARNING RESULT OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCE STUDENTS CLASS VIII IN FIRST SEMESTER

SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA YEAR 2012/2013

By

SUHARDIANSYAH

Absrtact: The goal of this research is to acknowledge the affect of learning environtment in school, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013. The population of this research are students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada as much as five classes with total 172 students. With utilize Slovin formula by sampling probabilty obtained 120 samples. The method that will be use in this research is verificatif research with ex post facto approach. The problem in this research is whether it is an affect of learning environtment in school, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013. Based on the analysis acquired the result of the research which shows that, (1) there is an affect in learning environtment to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (2) there is an affect of learning motivation to to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (3) there is an affect of learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013, (4) there is an affect of learning environtment, learning motivation, and learning discipline to the learning result of integrated social science students class VIII in first semester SMP Negeri 1 Punduh Pedada year 2012/2013.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Perumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15

1. Pengertian Lingkungan Belajar di Sekolah ... 15

2. Pengertian Motivasi Belajar ... 18

3. Disiplin Belajar ... 23

4. Pengertian Hasil Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pikir ... 30

D. Hipotesis Penelitian ... 32

(7)

B. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

3. Teknik Pengambilan Sampel... 37

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Definisi Konseptual Variabel ... 38

Halaman E. Definisi Operasioanal Variabel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1.Observasi ... 42

2.Angket (Kuisioner) ... 42

3.Dokumentasi ... 43

4.Wawancara ... 43

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas Angket ... 44

2. Uji Reabilitas Angket ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Homogenitas ... 47

I. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 48

1. Uji Kelinieran Regresi ... 48

2. Uji Multikolinieritas ... 50

3. Uji Autokorelasi ... 52

4. Uji Heteroskedastisitas ... 54

J. Pengujian Hipotesis ... 55

1. Regresi Linier Sederhana ... 55

2. Regresi Linier Multipel ... 57

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 59

1. Sejarah SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 59

2. Visi dan Misi serta Strategi SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 60

3. Kegiatan Belajar Mengajar ... 62

4. Kondisi Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 62

5. Kondisi Siswa SMP Negeri 1 Punduh Pedada ... 65

6. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 66

7. Struktur Organisasi ... 67

B. Deskripsi Data ... 67

1. Data Lingkungan Belajar di Sekolah (X1) ... 68

2. Data Motivasi Belajar (X2) ... 70

3. Data Disiplin Belajar (X3) ... 72

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 75

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 78

(8)

a. Uji Kelinieran Regresi Variabel Lingkungan Belajar di

Sekolah (X1) ... 86

b. Uji Kelinieran Regresi Variabel Motivasi Belajar (X2) ... 87

c. Uji Kelinieran Regresi Variabel Disiplin Belajar (X3) ... 88

2. Uji Multikolinieritas ... 89

Halaman 3. Uji Autokorelasi ... 90

4. Uji Heteroskedastisitas ... 92

E. Uji Hipotesis ... 94

1. Regresi Linier Sederhana ... 94

a. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013... 94

b. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 97

c. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013... 99

2. Regresi Linier Multipel ... 101

a. Persamaan Regresi ... 101

b. Pengujian Hipotesis ... 103

F. Pembahasan ... 104

1. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 104

2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadapHasil Belajar IPS Terpadu .... 106

3. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 108

4. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah, Motivasi Belajar, dan Disiplin Belajar Terhadap hasil Belajar IPS Terpadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 110

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Saran ... 117

(9)

I. PENDAHULUAN

Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah dan pembatasan masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

dalam bab ini antara lain rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian

dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada

bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan dan pembangunan

suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan menjadi modal utama untuk

mewujudkan kesejarteraan rakyat suatu bangsa. Pendidikan dapat memberikan

gambaran suatu bangsa dan juga memberikan pengetahuan yang berguna dan

bermanfaat sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan demi tercapainya kemajuan dan pembangunan bangsa Indonesia.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan memiliki peranan penting

dalam usaha membina dan mengembangkan semaksimal mungkin semua potensi

yang dimiliki oleh seluruh peserta didik. Oleh sebab itu, perlu adanya

perubahan-perubahan dalam pendidikan demi tercapainya kualitas suatu sekolah, karena

dalam hal ini akan berdampak pula pada mutu pendidikan dan kemampuan siswa

(10)

dapat tercermin dari hasil belajar anak didik yang dilihat dari kemampuan peserta

didik dalam menyelsaikan pendidikannya disekolah tersebut.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi kegiatan belajar siswa perlu

diperhatikan karena kegiatan belajar merupakan cerminan keberhasilan hasil

belajar itu sendiri, jika kegiatan belajar siswa baik maka hasil belajarpun akan

baik, namun jika kegiatan belajar siswa buruk maka hasil belajar pun akan rendah.

Tujuan pendidikan dapat tercapai atau tidak tercapai sangat dipengaruhi oleh

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik itu sendiri.

Penguasaan dan pemahaman tentang materi pelajaran yang didapat selama

mengikuti proses belajar mengajar dapat menjadi suatu gambaran keberhasilan

kegiatan belajar mengajar.

Adapun permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini

adalah masih rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri

1 Punduh hasil belajar para siswa pada umumnya masih tergolong rendah dan

belum mendapatkan hasil yang maksimal. Khususnya pada mata pelajaran IPS

Terpadu. Sebagai bukti berikut disajikan hasil ujian MID Semester Siswa Kelas

VII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun

(11)

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan

< 65 ≥ 65 VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 19 22 24 25 27 14 12 12 9 8 33 34 36 34 35 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 65

Jumlah 117 55 172

Persentase (%) 68 32 100

Sumber: Daftar nilai semester II pada guru IPS Terpadu VIII

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil

ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 sebanyak 55 siswa dari 172 siswa

atau sebanyak 32% artinya hanya sebesar 32% siswa yang dapat mengerti dan

memahami materi. Sedangkan sebanyak 117 siswa dari 172 siswa atau sebanyak

68% yang belum menguasai dan memahami materi. Kenyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan

belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

(12)

Dalam hal ini banyak faktor-faktor yang turut mempengaruhi rendahnya hasil

belajar siswa sebagai peserta didik antara lain keamanan sekolah, fasilitas belajar,

lingkungan sekolah. Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar

peserta didik adalah lingkungan belajar disekolah, motivasi dan disiplin belajar.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Slameto (2010: 54-71) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari.

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan

2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari.

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari

waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan

timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia

juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar belajar

mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses

(13)

Menurut pendapat Muhammad Saroni (2006:82-84), lingkungan belajar adalah

‖Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran

dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun

keterpaksaan‖ faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar antara lain meliputi keamanan, ketenangan, kenyamanan, suasana, fasilitas, dan interaksi di lingkungan belajar tersebut.

Menurut pendapat diatas keamanan menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi lingkungan belajar. Berikut disajikan data mengenai keamanan

lingkungan belajar siswa di sekolah yang peneliti dapat melalui penelitian

pendahuluan melalui angket awal.

Tabel 2. Data Tentang Keamanan Lingkungan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Keamanan Jumlah

Siswa Keterangan Baik Cukup Kurang

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 5 6 8 7 9 10 9 12 10 11 18 19 16 17 15 33 34 36 34 35 Lingkungan belajar yang baik antara lain

meliputi keamanan.

Jumlah 35 52 85 172

Persentase (%) 20 30 50 100 Sumber. Pengolahan hasil angket awal peneliti

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa keamanan lingkungan belajar di sekolah

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun

2012/2013 dari 172 responden sebanyak 35 siswa atau sebanyak 20 %,

menyatakan keamanan lingkungan belajar disekolah baik, kemudian sebanyak 52

siswa atau sebanyak 30%, menyatakan keamanan lingkungan belajar disekolah

cukup dan sebanyak 85 siswa atau sebanyak 50% menyatakan keamanan

(14)

merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa,

Lingkungan adalah tempat siswa berinteraksi dengan alam sekitarnya dan akan

memberikan pengaruh terhadap kehidupan siswa selanjutnya.

Faktor lingkungan belajar siswa di sekolah diduga mempengaruhi hasil belajar.

Apabila lingkungan belajar itu baik, maka diperkirakan hasil belajarpun akan

baik, namun jika lingkungan belajar itu kurang baik maka hasil belajarpun

diperkirakan menjadi kurang maksimal. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

Slameto (2003: 60) bahwa lingkungan belajar siswa akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa lingkungan belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat.

Hal ini diperkuat oleh Dalyono (2007: 129) lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam hasil pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.

Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu antara lain motivasi. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memenuhi

pedoman ketuntasan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain

ialah motivasi. Motivasi dapat menjadi gambaran dari kegiatan belajar, ketekunan

dan semangat pantang menyerah.

Adapun cirri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Sardiman,

(15)

1. Tekun menghadapi tugas dan memiliki kegiatan belajar yang tinggi (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selsai)

1. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 2. Menunjukan minat dalam terhadap berbagai macam masalah 3. Lebih senang bekerja sendiri

4. Cepat bosan terhadap kerjaan rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

5. Dapat mempertahankan pendapatnya. (jika sudah yakin akan sesuatu) 6. Tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu

7. Senang mencari dan menemukan soal-soal.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan siswa yang yang memiliki motivasi yang

tinggi dapat dilihat dari kegiatan belajarnya. Berikut disajikan data mengenai

kegiatan belajar siswa yang peneliti dapat melalui penelitian pendahuluan melalui

angket awal.

Tabel 3. Kegiatan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Kegiatan Belajar Jumlah Siswa Tinggi Sedang Rendah

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 9 7 6 4 3 11 10 9 7 8 13 17 21 23 24 33 34 36 34 35

Jumlah 29 45 98 172

Persentase (%) 17 26 57 100

Sumber. Pengolahan hasil angket awal peneliti

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa kegiatan belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 dari

172 responden yang memiliki kegiatan belajar rendah sebanyak 98 siswa atau

sebanyak 57 %, kemudian yang memiliki kegiatan belajar sedang sebanyak 45

siswa atau sebanyak 26%, dan yang memiliki kegiatan belajar tinggi sebanyak

(16)

Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar dengan adanya motivasi yang tinggi

maka akan dapat lebih mudah mencapai hasil belajar yang memenuhi pedoman

ketuntasan. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2010: 110) yang

menyatakan bahwa belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk

mencapai keberhasilan secara optimal.

Faktor lain yang turut diduga mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar

di sekolah, untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan hasil belajar yang

memenuhi pedoman ketuntasan. Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam hal ini

sekolah telah mengatur tata tertib yang perlu siswa mematuhinya. Namun masih

banyaknya siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisipllinan tata

tertib sekolah menjadi sorotan peneliti. Adapun pelanggaran-pelanggaran yang

sering terjadi antara lain terlambat masuk kelas, membolos, keluar masuk kelas

saat jam pelajaran, berkelahi, tidak mengerjakan tugas, merokok di lingkungan

sekolah, dan pelanggaran lainnya.

Pelanggaran disiplin merupakan salah satu masalah yang telah lama dan bahkan

sering muncul kembali hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Asher dalam

Arikunto (2010: 83): if man is not aware of what has been learned is history, it is

said he is bound to repeat the experience. Artinya masalah-masalah pendidikan

yang kita dapati sekarang ini bukan seluruhnya masalah baru, atau bahkan boleh

dikatakan masalah-masalah yang lama sering muncul kembali dalam keunikan

(17)

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai

pelanggaran kedisiplinan yang terjadi pada SMP Negeri 1 Punduh Pedada

Kabupaten Pesawaran diperolehlah data mengenai pelanggaran kedisiplinan yang

akan terlihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Daftar Pelanggaran Tata Tertib Sekolah kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013

Bulan Jumlah siswa

Yang melanggar tata tertib

T A P B

Jumlah siswa yang melanggar tata tertib

Juni Juli Agustus September 172 172 172 172 25 27 23 29 20 18 14 15 11 14 9 13 19 23 22 26 75 82 68 83

Jumlah 104 67 47 90 308 Sumber: Guru BK SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran

Keterangan:

T = Terlambat

A = Alfa, siwa yang tidak hadir tanpa keterangan

P = Pulang, siswa yang pulang lebih dulu sebelum jam pelajaran berakhir (bolos)

B = Berkelahi

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa tingkat kedisiplinan masih rendah dan

tingkat pelanggaran yang terjadi masih tinggi pada siswa kelas VIII semester

ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini terlihat masih banyaknya pelanggaran

tata tertib sekolah dengan jumlah tertinggi pada bulan September sebanyak 83

siswa dan keadaan terendah terjadi pada bulan agustus dengan jumlah 68 siswa,

dan jumlah siswa yang melanggar tata tertib sekolah selama 4 (empat) bulan

terakhir mencapai 308 siswa.

Masih tingginya angka pelanggaran tata tertib yang terjadi di SMP Negeri 1

(18)

BK SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran, pihak sekolah pun telah

mengambil inisiatif dengan memberikan hukuman, hukuman pun beraneka ragam

jenisnya antara lain membuat surat permohonan maaf, membuat surat perjanjian,

hormat pada tiang bendera sampai dengan dikeluarkannya siswa yang masih

melanggar tata tertib dan aturan sekolah yang berlaku.

Tabel 5. Daftar Proses Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Bulan Jumlah siswa Siswa yang tidak

mengerjakan tugas dan PR Juni

Juli Agustus September

172 172 172 172

68 56 50 60 Sumber : Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Punduh Pedada

Pada Tabel 5 disajikan data yang menunjukkan masih rendahnya kedisiplinan

siswa untuk mengerjakan tugas baik yang dikerjakan pada saat pembelajaran

ataupun tugas rumah (PR) yang diberikan. Dengan jumlah tertinggi pada bulan

Juni sebanyak 68 siswa, dan yang terendah pada bulan Agustus dengan jumlah 50

siswa, pada saat proses pembelajaran pun siswa masih enggan untuk aktif

bertanya atau meng explorasi tentang materi pelajaran yang sedang di pelajari.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan diatas, menarik perhatian

(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat didefinisikan masalah-masalah

sebagai berikut.

1. Lingkungan belajar di sekolah kurang mendukung meliputi keamanan,

kenyamanan, ketenangan dll.

2. Siswa kelas VIII Semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

Pesawaran tahun pelajaran 2012/2013 sebagian besar tidak mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPS Terpadu yang telah

ditetapkan sebesar 65.

3. Disiplin belajar baik di sekolah ataupun diluar sekolah masih rendah.

4. Tingginya angka pelanggaran tata tertib sekolah.

5. Rendahnya disiplin siswa dalam mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru.

6. Rendahnya motivasi belajar.

7. Sedikitnya siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian

dalam hal ini hanya akan mengkaji tentang pengaruh lingkungan belajar di

sekolah, motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa

kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran

Tahun Pelajaran 2012/2013. Maka penelitian ini dibatasi pada lingkungan belajar

(20)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar

pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada

Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar disekolah, motivasi belajar dan

disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu

kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun

Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis empat hal pokok yang berupa sebagai

berikut.

1. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

(21)

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS

Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.

3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS

Terpadu kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.

4. Pengaruh lingkungan belajar disekolah, motivasi belajar, dan disiplin

belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu

kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah.

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang

diteliti.

b. Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran IPS Terpadu di sekolah.

c. Sebagai bahan/gambaran untuk dapat mengembangkan penelitian

sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

d. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pengaruh lingkungan

belajar di sekolah motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil

belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang pengaruh

lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar, dan disiplin belajar

(22)

b. Bagi guru dan calon guru sebagai pengetahuan dan informasi tentang

pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar, dan disiplin

belajar terhadap hasil belajar.

c. Bagi sekolah sebagai masukan dan informasi dalam usaha

meningkatkan kualitas sekolah dan peserta didik.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah.

1. Objek penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah lingkungan belajar disekolah(X1),

motivasi belajar (X2), disiplin belajar (X3), dan hasil belajar IPS Terpadu

(Y).

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.

3. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Punduh Pedada

Kabupaten Pesawaran.

4. Waktu penelitian

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas tentang tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan

hipotesis. sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil

penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Perpaduan sintesa

antara variabel satu dengan variabel yang lain yang akan menghasilkan kerangka

pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Pembahasannya secara lebih rinci dijelaskan di bagian-bagian berikut ini.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memiliki arti peninjauan kembali pustaka – pustaka yang

berkaitan dengan penelitian ini. Peninjauan kembali pustaka yang berkaitan hal

yang cukup mendasar dalam penelitian, sehingga semakin pahamnya seorang

peneliti untuk mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian –

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat dipertanggung

jawabkan cara meneliti permasalahan yang dihadapi.

1. Lingkungan Belajar Di Sekolah

Selain faktor metode mengajar, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan suatu

komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Dalam

(24)

sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang akan sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan

berlangsung, sehingga kondisi lingkungan di sekolah akan sangat berpengaruh

terhadap tercapainya proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi lingkungan yang

kondusif akan memberikan efek yang positif terhadap perkembangan anak.

Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi siswa, karena dalam kehidupan

sehari-hari siswa akan jauh lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa

tersebut berada yaitu sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa belajar. Maka dari itu,

diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dan lingkungan sekitar guna turut serta

menjaga keasrian dan kenyamanan lingkungan di sekolah agar proses

pembelajaran dapat berjalan tertib dan lancar.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberi respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan baik yang positif atau negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar (Hamalik, 2010: 194).

Tokoh-tokoh pendidikan masa lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan

sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep

pendidikan dan pengajaran. Rousseau dengan teorinya “Kembali ke Alam‖

menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan anak

(25)

bersih, tenang, suasana menyenangkan, dan segar. Sehingga anak tumbuh sebagai

manusia yang baik. Lalu Jan Ligthart dengan teotinya “Pengajaran Alam Sekitar‖

berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam

sekitar. Alam sekitar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran

berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekitarnya. Dari pandangan para tokoh tersebut dapat

disimpulkan bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan atau sebagai dasar

pengajaran yang penting.

Oleh karena itu, lingkungan belajar di sekolah yang kondusif akan sangat

membantu anak untuk lebih giat belajar. Ada dua hal yang termasuk kedalam

lingkungan belajar di sekolah, yaitu lingkungan fisik yang meliputi keadaan dan

kondisi sekolah misalnya jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin serta

dimana lokasi sekolah itu berada. Misalnya, apabila sekolah itu berada didekat

terminal atau pasar, tentu saja akan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar

di sekolah. Lingkungan psikologis juga mempengaruhi proses belajar siswa di

sekolah, misalnya saja hubungan siswa dengan siswa lain atau guru.

Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang

mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.

Lingkungan belajar atau pembelajaran atau pendidikan terdiri dari berikut ini.

1) Lingkungan sosial

Adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.

2) Lingkungan personal

Meliputi lingkungan individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.Lingkungan alam

(26)

3) Lingkungan kultural

mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran (Hamalik, 2010: 196).

2. Motivasi Belajar

Seorang akan berhasil dalam belajar jika memiliki dorongan dan keinginan yang

membuat peserta didik itu terpacu dan memiliki tujuan untuk belajar.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sardiman, (2008:40) sebagai

berikut:

keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi. Motivasi dalam hal ini dibagi meliputi dua hal:

1. Mengetahui apa yang akan dipelajari

2. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi belajar (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar akan sulit untuk berhasil.

Motif sudah tidak asing lagi terdengar atau sudah umum orang untuk mengatakan

“motif‖, motif merupakan daya upaya yang mendorong atau yang menjadi alasan

seseorang melakukan sesuatu. Tiap-tiap individu akan memiliki motif yang

berbeda-beda tergantung pada seberapa besar dorongan dan keinginan untuk

mendapatkan tujuannya tersebut. Motif dapat diartikan sebagai penggerak dari

dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

tercapainya sebuah tujuan. Berawal dari kata “motif‖ itu, maka maka motivasi pun

(27)

menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat mendesak dan diperlukan.

Seperti yang dikemukakan oleh Mc.Donald dalam, Sardiman (2008:73) berikut:

Motivation is an energy change within the person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reaction. Yang memiliki arti, motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Selanjutnya Hamalik, (2008: 158) menjelaskan berkenaan dengan motivasi,

bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari Perubahan-perubahan-Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuronpisiologis dalam organisme manusia.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif, perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah satu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang

individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah

intensitas, arah, dan ketekunan.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow, teori X dan Y Gregor maupun

teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah

(28)

motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat

untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang

sekarang.

Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang

seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya

ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang

tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka,

perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat.

Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang

mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa

giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja

yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang

menguntung-kan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupamenguntung-kan ukuran

mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Sumber: (Wikipedia. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi. Kamis, 11/10/2012.

19.20)

Sedangkan motivasi yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto

(2010:170) dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,

intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan

konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep

(29)

Selanjutnya, Maslow dalam Slameto (2010: 170) menerangkan tentang teori

motivasi siswa bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh

kenutuhan-kebutuhan tertentu. Tujuh kategori akan di uaraikan sebagai berikut.

1. Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup.

2. Rasa Aman

Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidak pastian, ketidak adilan,

keterancaman, yang akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.

3. Rasa Cinta

Kebutuhan rasa cinta merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain.

4. Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan merupakan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati, oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya.

5. Aktualisasi

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.

6. Mengetahui dan Mengerti

Kebutuhan akan mengetahui dan mengerti merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan- keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.

7. Estentik

(30)

Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang maudan ingin melakukan sesuatu, dan bila dia

tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakannya atau makan menghindari

perasaan tidak suka itu. Menurut Sardiman (2008:75) motivasi dapat dirangsang

oleh faktor dari luar tetepi motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki dapat tercapai.

Pentingnya motivasi sehingga para guru perlu meningkatkannya, berdasarkan

uraian di atas banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa di sekolah, antara lain memberikan

pujian, memberikan hadiah, belajar diluar ruang kelas, menonton video

pendidikan memberikan nilai dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan

oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar.

Adapun cirri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Sardiman, (2008:83) adalah.

1. Tekun menghadapi tugas dan memiliki kegiatan belajar yang tinggi (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selsai)

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3. Menunjukan minat dalam terhadap berbagai macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan terhadap kerjaan rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (jika sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu

(31)

Dengan uraian diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan

dorongan atau penggerak yang sangat berpengaruh pada tujuan atau hasil akhir.

Dengan adanya motivasi yang baik maka tujuan atau hasil belajar pun akan baik,

guru pun diharapkan dapat membangun motivasi dengan motivasi sebagai energi

maka diharapkan seseorang dapat menciptakan harapan-harapan yang realistis,

semangat, bekerja keras, ulet, pantang menyerah sehingga dapat sesuai dengan

harapan, tujuan dan hasil yang diharapkan.

3. Disiplin Belajar

Selain motivasi, disiplin belajar pun turut mempengaruhi hasil belajar baik secara

sadar ataupun tidak sadar dengan kedisiplinan belajar maka diharapkan akan

adanya keteraturan belajar,semangat, sehingga memberikan tujuan dan hasil yang

sesuai dengan harapan.

a. Pengertian Disiplin Belajar

Menurut N.A. Ametembun (1991:8) disiplin dapat diartikan secara etimologi

maupun terminolgi. Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa Inggris

dicipline‖ yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis,

istilah disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu

tunduk dengan senang hati pada ajaran-ajaran para pemimpinnya.

Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma

dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga

formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Sudah menjadi

keharusan bahwa tiap-tiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal

(32)

dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan disiplin,

kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan dengan baik,

sehingga peroses belajar mengajar akan terganggu. Disiplin merupakan perilaku

yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan.

Gie menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur

(Ningsih, 2005 : 21).

Sedangkan Djamarah (2002 : 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib

yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.

Dalam kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang

terkadang antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang

orang yang memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik,

dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak

dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang

lain. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga

keterpaksaan.

Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan

sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan

disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum

akibat pelanggaran peraturan. Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa

dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi

seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin

(33)

Menurut Alvareza (2012: 23). Dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan

mengenai belajar. Disiplin ini menyangkut hal-hal sebagai berikut.

1. Disiplin siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Kepatuhan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.

4. Kebiasaan belajar siswa.

Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari

keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap

dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan paling pokok.

Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku.

Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.

a. Slameto (2010:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya‖.

b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat

“belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam

(34)

Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung

pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan

oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh

dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Hamalik (2010: 36) menyatakan “belajar ialah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk

pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku

yang baru sebagai hasil dari pengalaman

Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud

disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

b. Perlunya disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan dimana

pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia

mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya

dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi

banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya

tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang

(35)

Tulus Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membetuk

individu yang berciri keunggulan‖. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini:

1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika

bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan

prasyarat kesuksesan seseorang.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh atau didapat pada perubahan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan Slameto,

(2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Ada beberapa definisi yang dikutip Sardiman (2008: 20) antara lain akan

diuraikan sebagai berikut.

1. Menurut Cronbach belajar didefinisikan: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

2. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

(36)

Dari ketiga definisi diatas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan itngkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik,kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Lebih lanjut dikatakan oleh Gagne (2006: 10) bahwa belajar adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengelolaan

informasi, menjadi kapabilitas baru. Dimana belajar terdiri dari tiga faktor penting

yaitu kondisi eksternal, internal, dan hasil belajar.

Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Antara hasil belajar dan

prestasi belajar pada dasarnya mempunyai arti yang sama, karena hasil belajar

merupakan bagian dari prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tu’u

(2004: 76) yang menyatakan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa adalah

hasil belajar dan nilai siswa.

Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dan suatu sistem pemerosesan

memasukan (inputs). Memasukan dari system tersebut berupa bermacam-macam

informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).

Menurut Mulyono (2001: 28).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari

proses belajar dan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi, dari sisi guru hasil belajar merupakan terselsaikannya

bahan pelajaran dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan kumpulan

(37)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah

[image:37.595.123.537.191.753.2]

pernah dilaksanakan adalah.

Tabel 6. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan

2011 Else yuli astuti Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode

Mengajar Guru, Lingkungan Belajar di Sekolah Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di Sma Kosgoro Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011

Menyatakan ada Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Lingkungan Belajar di Sekolah Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di Sma Kosgoro Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 sebesar (R2) = sebesar 0,445%

2012 Misfi Laili Rohmi Pengaruh motivasi dan cara belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi FKIP Unila angkatan 2007 non reguler tahun akademik 2008/2009.

Menyatakan ada pengaruh positif motivasi belajar dengan cara belajar terhadap prestasi belajar Pengantar Akuntansi pda mahasiswa non—Reguler Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2007 Tahun pelajaran 2008/2009, dengan pengaruh efektif sebesar (R2) = 52,3%. 2012 Gika Nugraha

Pratama

Pengaruh Disiplin

Belajar, Aktivitas Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada Pengaruh Disiplin Belajar, Aktivitas Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 21 Bandar

(38)

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang baik merupakan tujuan dari pendidikan untuk mendapatkan

hasil belajar yang baik dan sesuai tujuan perlu adanya perhatian tentang hal-hal

yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Hasil belajar dapat pula menjadi tolak

ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan

termasuk sekolah. Makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat

keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika sebaliknya, hasil

belajar siswa rendah menunjukkan rendah juga proses belajar mengajar di sekolah

tersebut.

Faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain lingkungan

belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin belajar. kondisi lingkungan yang

kondusif tentu akan membantu keberhasilan proses pembelajaran. Lingkungan

mempunyai andil besar dalam proses perkembangan anak karena di lingkungan

inilah anak akan hidup, tumbuh dan berkembang. Lingkungan akan memberikan

dampak yang bervariasi terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya. Lingkungan

sekolah yang kondusif tentu akan memberi dampak yang positif terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung di sekolah setiap harinya.

Dimana bila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka kemampuan dan

semangat mengikuti proses belajar mengajar juga akan tinggi. Begitu pula dengan

disiplin belajar dengan adanya disiplin belajar maka siswa akan teratur dalam

belajar dan besar harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan

(39)

Motivasi menurut Sardiman (2008: 89-90) ada dua jenis yaitu.

a. Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang akan aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.

Disiplin siswa di sekolah adalah salah satu faktor tersebut yang berarti siswa

menaati dan mematuhi tata tertib sekolah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan

keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa

tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas

merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan

dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan

kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar

mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang

dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar

yaitu hasil belajar yang baik.

Menurut Walgito (1987: 72) mengemukakan disiplin belajar adalah “ketaatan, dan

kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk

memcapai tujuan yang diharapkannya, keterkaitan antara disiplin belajar dengan

hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik

hasil yang dicapai‖

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat Pengaruh Lingkungan Belajar di

Sekolah (X1), Motivasi Belajar (X2) dan Disiplin Belajar (X3) dengan Hasil

Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII (Y) pada SMP Negeri 1 Punduh Pedada

(40)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar (Y),

dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, Lingkungan Belajar disekolah (X1)

, Motivasi Belajar (X2), dan Disiplin Belajar (X3). Dengan demikian kerangka

fikir ini dapat digambarkan sebagai berikut.

r 1

r 2

R

[image:40.595.125.504.201.400.2]

r 3

Gambar 1. . Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y

(Sugiyono, 2010: 44)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh lingkungan belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu

pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada

Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa

kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

Hasil belajar siswa (Y)

Disiplin Belajar (X3) Lingkungan belajar di

Sekolah (X1)

(41)

3. Ada pengaruh disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa

kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah, motivasi belajar dan disiplin

belajar terhadap IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP

(42)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian,

populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa

hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional

variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisis

data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Pembahasannya secara lebih rinci akan

dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian cukup penting. Penggunaan

metode ini akan menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan

mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan

sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian merupakan

metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan

untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan

penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif

dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif merupakan

penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi

dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul

(43)

Menurut Arikunto (2010: 3). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu

untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat

penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian

dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa

yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor

yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2010: 7). Sedangkan

pendekatan survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dan gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

factual, baik institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah

(Nazir, 2003: 56).

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel

dalam penelitian ini. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:

297). Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173). Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

satu wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

(44)

Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013

[image:44.595.117.466.205.316.2]

sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa 172 siswa.

Tabel 7. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1 2 3 4 5

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E

33 34 36 34 35

Jumlah 172

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Punduh Pedada

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel

yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.

n =

� �e2+1

Keterangan

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = sampel error (Koestoro, 2006: 250).

Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam

penelitian ini sebagai berikut.

n =

172

172(0,05)2+1 = 120, 2 dibulatkan menjadi 120

Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam

(45)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk

menjadi sampel (Sugiyono, 2007: 74). Untuk menentukan besarnya sampel pada

setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil

lebih proporsional (Nazir, 2000: 82). Hal ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

Jumlah sampel tiap kelas = � �ℎ � �

[image:45.595.109.504.394.595.2]

� �ℎ � � × jumlah siswa tiap kelas

Tabel 8. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan

undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik

sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nazir, 2000: 336).

Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%)

VIII A 120

172× 33 = 23,02 23 19,16

VIII B 120

172× 34 = 23,72 24 20

VIII C

120

172× 36 = 25,11 25 20.83

VIII D

120

172× 34 = 23,72 24 20

VIII E

120

172× 35 = 24,41 24 20

(46)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Variabel dalam penelitian

ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel yang lainnya.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Lingkungan Belajar di Sekolah (X1),

Motivasi Belajar (X2), dan Disiplin Belajar (X3).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun

variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu (Y).

D. Definisi Konseptual

a. Definisi Konseptual Variabel

1. Lingkungan Belajar di Sekolah (X1)

lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang

mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan

tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh

dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam

sekitar di luar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup

(47)

bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural (Dalyono, 2007:

129).

2. Motivasi Belajar (X2)

Motivasi adalah Motivation is an energy change within the person

characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Yang

memiliki arti, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. dikemukakan oleh Mc.Donald dalam,

Sardiman (2008:73)

3. Disiplin Belajar (X3)

Merupakan ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar

sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan

antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin

berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai Hesti (2008:12)

4. Hasil Belajar (Y)

Sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses

belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar

yang dilakukan Arikunto (2001: 63)

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu

konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku

(48)

menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Kasinu, 2007: 179).

Definisi oprasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable bebas dan satu

variable terikat.

Tabel 9. Indikator Variabel dan Sub Indikatornya

NO Variabel Indikator Sub Indikator Skala

1 Lingkungan belajar di sekolah (X1)

1.Suasana sekolah

2.Keadaan kelas

3.Hubungan guru dengan siswa

4.Hubungan siswa dengan siswa

1. Letak sekolah dengan pusat keramaian 2. Kebersihan

lingkungan belajar di sekolah

3. Keamanan

lingkungan belajar di sekolah

4. Sarana belajar di dalam kelas 5. Ventilasi dan

penerangan

6. Interaksi antara guru dan siswa di sekolah

7. Guru memberikan bantuan jika siswa mengalami

kesulitan belajar

8. Hubungan antar siswa

(49)

2 Motivasi belajar (X2)

1. Kesadaran dan ketekunan akan keb

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 2.  Data Tentang Keamanan Lingkungan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 3. Kegiatan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 4. Daftar Pelanggaran Tata Tertib Sekolah kelas VIII Semester Ganjil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah:1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun ajaran

Skripsi dengan judul “Analisis Motivasi dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Trimurjo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu

Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung

Ada pengaruh yang positif dan signifikan perhatian orang tua, lingkungan belajar di sekolah dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada

Ketiga, Pengaruh disiplin belajar dan tempat tinggal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang di peroleh

JURNAL PENIDDIKAN DAN KONSELING VOLUME 5 NOMOR 4 TAHUN 2023 560 Pengaruh Disiplin dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII

Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMPN 2