• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL

SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

GUMMANTI ALFIANDO

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan

melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan suatu

pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan

dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu

yang didapat. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu diperhatikan faktor-faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yang menunjang keberhasilan dalam belajar

antara lain minat dan cara belajar.

Rumusan masalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara minat

belajar dan cara belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester

ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan cara belajar dengan

hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain

(2)

penelitian ini berjumlah 225 orang dengan jumlah sampel berdasarkan pada rumus

Slovin sebanyak 144 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah

proportional random sampling. Pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan korelasi

product moment sedangkan untuk menguji hipotesis 3 menggunakan korelasi

multiple.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka hasilnya sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan

hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara

Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan

koefisien korelasi sebesar 0, 675 dan signifikansi koefisien korelasi

menunjukkan thitung > ttabel yaitu 10,893 dan t tabel 1,960 yang berarti hipotesis diterima.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dengan hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien

korelasi sebesar 0, 760 dan signifikansi koefisien korelasi menunjukkan t

-hitung > ttabel yaitu 13,932 dan t tabel 1,960 yang berarti hipotesis diterima.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan cara

belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil

SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini

ditunjukkan dengan koefisien korelasi multiple sebesar 0,818 dan

(3)

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL

SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

GUMMANTI ALFIANDO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP SWASTA

NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Gummanti Alfiando

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713031029

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M.Si. Drs. Teddy Rusman, M.Si.

NIP 19600818 198603 1 001 NIP 19800826 198603 1 001

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...

Penguji : Dr. R. Gunawan S. S.Pd., S.E., M.M. ...

Sekretaris : Drs. Teddy Rusman, M. Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 19600315 198503 1 003

(15)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

1. Nama : Gummanti Alfiando

2. NPM : 0713031029

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jl. Semeru III No. 46 kel. Perumnas Way Halim

Kedaton, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 7 Maret 2012

Yang Membuat Pernyataan

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Hasil Belajar ... 11

2. Minat Belajar ... 15

3. Cara Belajar ... 17

4. Penelitian yang Relevan ... 32

5. Hubungan antara Minat Belajar dan Cara Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu ... 25

B. Kerangka Pikir ... 29

C. Hipotesis ... 31

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 34

(17)

Halaman

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 35

1. Definisi Konseptual Variabel ... 35

2. DefinisiOperasional Variabel ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 41

1. Uji Validitas Angket ... 41

2. Uji Reliabilitas Angket ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Persyaratan Analisis ... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Homogenitas ... 47

2. Uji Hipotesis ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

1. Sejarah Berdirinya SMP Nusantara Bandar Lampung ... 72

2. Situasi dan Kondisi SMP Nusantara Bandar Lampung ... 72

3. Keadaan Guru SMP Nusantara Bandar Lampung ... 51

4. Sarana dan Prasarana SMP Nusantara Bandar Lampung .. 51

5. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah ... 52

B. Gambaran Umum Responden ... 59

C. Deskripsi Data ... 60

1. Data Minat Belajar (X1) ... 61

2. Data Cara Belajar (X2) ... 63

3. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 65

D. Uji Persyaratan Instrumen ... 68

1. Uji Validitas ... 68

2. Uji Reliabilitas ... 69

E. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 70

1. Uji Normalitas ... 70

2. Uji Homogenitas ... 71

F. Uji Hipotesis ... 72

G. Pembahasan ... 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) ... 3

2. Penelitian Yang Relevan... 27

3. Data jumlah siswa kelas IX SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 ... 33

4. Perhitungan Proporsi Sampel Setiap Kelas ... 34

5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran... 38

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 42

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 43

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 44

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X2 ... 45

10. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 48

11. Jumlah Siswa SMP Nusantara Bandar Lampung TP 2010/2011 ... 51

12. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMP Nusantara Bandar Lampung 52 13. Distribusi Frekuensi Minat Belajar ... 62

14. Kategori Variabel Minat Belajar ... 62

15. Distribusi Frekuensi variabel Cara Belajar ... 64

16. Kategori Variabel Cara velajar ... 64

17. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ... 66

18. Kategori Variabel Hasil Belajar ... 67

(19)

Tabel Halaman

19. Hasil Uji Normalitas ... 70

20. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 71

21. Hasil Uji Homogenitas ... 71

22. Korelasi antara X1 dan Y ... 72

23. Interprestasi Nilai r X1 dan Y ... 73

24. Hasil Pengujian Statistik t untuk X1 dan Y ... 74

25. Korelasi antara X2 dan Y ... 75

26. Interprestasi Nilai r X1 dan Y ... 75

27. Hasil Pengujian Statistik t untuk X1 dan Y ... 76

28. Korelasi antara X1, X2, dan Y ... 77

29. Interprestasi Nilai r X1, X2 dan Y ... 78

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Angket Uji Coba 2. Angket Uji Coba

3. Data Uji Coba Angket Minat Belajar 4. Uji Validitas Angket Minat Belajar 5. Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar 6. Data Uji Coba Angket Cara Belajar 7. Uji Validitas Angket Cara Belajar 8. Uji Reliabilitas Angket Cara Belajar 9. Kisi-kisi Angket Penelitian

10.Angket Penelitian

11.Data Interval Angket Penelitian Minat Belajar (X1)

12.Data Interval Angket Penelitian Cara Belajar (X2)

13.Data Penelitian Hasil Belajar (Y) 14.Uji Normalitas

15.Uji Homogenitas 16.Uji Hipotesis Ke-1 17.Uji Hipotesis Ke-2 18.Uji Hipotesis Ke-3 19.Tabel Distribusi F 20.Tabel Distribusi t 21.Tabel Distribusi r

22.Surat Izin Penelitian Pendahuluan 23.Surat Izin Penelitian

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan

meningkatkan mutu pendidikan. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi dewasa ini anak

didik dituntut untuk memiliki tingkat pengetahuan yang luas dan keterampilan yang memadai

agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Pendidikan merupakan hal

yang mutlak diperlukan karena melalui pendidikan seseorang bisa menggali potensinya

menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan kemampuan manusia, dengan pendidikan diharapkan seseorang mampu

mengembangkan potensi yang ada untuk menjadi insan yang berkualitas tinggi yang

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat bersaing di dalam dunia kerja dan

usaha.

Masyarakat kian menyadari akan pentingnya pendidikan maka perlu adanya upaya khusus

dalam pelaksanaan sistem pendidikan yang bermutu. Banyak usaha yang telah dilakukan

pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan nasional selaku pembuat kebijakan di dunia

pendidikan dengan membuat dan mendesain sedemikian rupa kebijakan pendidikannya, yang

tentunya ditujukan untuk tujuan mulia dari pendidikan itu sendiri. Diantaranya

penyempurnaan kurikulum terus dilakukan mulai dari penerapan kurikulum CBSA di tahun

1980,kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sampai pada Kurikulum

(23)

pendidikan untuk bisa sekiranya memberikan sebuah perubahan yang cukup signifikan dalam

ranah pendidikan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam usaha mengembangkan

dan membina potensi yang dimiliki sisiwa. Siswa tidak cukup hanya diberikan pelajaran ilmu

pengetahuan umum tapi juga diberikan pelajaran pengetahuan agama serta keterampilan agar

siswa menjadi individu yang intelektual, beriman, dan bertakwa.

Satu hal yang harus disadari bahwa belajar hendaknya menjadi prioritas utama, karena belajar

merupakan kunci dalam tiap usaha khususnya bidang pendidikan. Belajar adalah kegiatan

yang berproses dan tidak pernah berhenti serta merupakan unsur yang sangat fundamental

dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa

berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses

pembelajaran yang dialami siswa sebagai peserta didik.

Berkaitan dengan proses pembelajaran tersebut perlu mengetahui tingkat perkembangan

proses pembelajaran yang dilakukan. Salah satu cara untuk melihat tingkat perkembangan

atau pencapaian kualitas dapat dilihat dari keberhasilan belajar siswa disekolah. Sekolah

perlu mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan pelajaran dan tingkat keterampilan yang

telah dimiliki siswa yang biasanya diukur dari tingkat pencapaian hasil dan prestasi

belajarnya.

Berdasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas IX semester

ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dan keterangan guru mata

pelajaran, diperoleh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu belum sepenuhnya

memuaskan. Di bawah ini disajikan data Ujian Tengah Semester (UTS) ganjil.

(24)

No Kelas Nilai Jumlah Siswa (orang) ≤ 66 ≥ 67

1 IX A 27 11 38

2 IX B 29 9 38

3 IX C 23 14 37

4 IX D 30 8 38

5 IX E 25 12 37

6 IX F 26 11 37

Siswa 160 65 225

% 71,11 28,89 100

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Nusantara Bandar Lampung

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMP Nusantara Bandar Lampung

pada mata pelajaran IPS Terpadu yaitu sebesar 67. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas IX pada ujian tengah semester ganjil tahun pelajaran

2011/2012 masih tergolong rendah. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai (≥

67) hanya sebanyak 65 siswa (28,89%), artinya hanya sebesar 28,89% siswa yang dapat

mencapai daya serap materi yang disampaikan. Sedangkan selebihnya siswa yang

memperoleh nilai (≤ 66) sebanyak 160 siswa (71,11%), yang artinya sebesar 71,11% siswa

memiliki daya serap minimal. Siswa yang tidak memenuhi KKM , maka siswa tersebut harus

mengikuti remedial atau perbaikan.

Berdasarkan pembahasan di atas disimpulkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu untuk siswa

kelas sembilan SMP Nusantara Bandar Lampung pada semester ganjil tahun pelajaran

2011/2012 relatif rendah. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% yang

dikuasai oleh siswa peserta didik maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran

tersebut tergolong rendah (Djamarah, 2008:11).

Banyak faktor yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang belajar

dengan sungguh-sungguh maka akan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Keberhasilan

(25)

eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi, serta cara

belajar siswa itu sendiri. Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat,

dan sekolah. Diantara banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau berperan dalam

pencapaian hasil belajar siswa, dalam penelitian ini, faktor yang diduga mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah minat belajar, dan cara belajar siswa itu sendiri.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang bersumber dari guru mata pelajaran IPS Terpadu

dan konselor sekolah (guru BK), bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas IX SMP

Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 tersebut disebabkan oleh faktor

minat belajar siswa yang rendah dan cara belajar siswa yang kurang efektif.

Faktor pertama yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

terpadu adalah minat belajar siswa yang rendah. Berdasarkan observasi pendahuluan, hasil

wawancara dan konselor sekolah (guru BK) diketahui bahwa minat belajar yang rendah pada

siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung terlihat dari kurangnya

perhatian dan rendahnya keaktifan belajar siswa. Ini terlihat dari belum optimalnya hasil

belajar yang di peroleh oleh siswa. Keadaan siswa yang masih banyak belum memiliki

kemauan kuat dalam belajar, hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang belum memiliki

kesadaran yang tinggi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah dan

tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru.

Minat dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan (Sardiman,2004: 73). Minat

belajar yang tinggi dalam diri siswa, akan membuat ia tertarik untuk mempelajari suatu

pelajaran dengan sungguh-sungguh dan siswa akan memusatkan pikiran dan perhatian pada

pelajaran tersebut tanpa adanya tekanan dan rasa terpaksa sehingga cenderung akan

(26)

Menurut Donald dalam Sardiman, (2004: 73), minat adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah minat akan menyebabkan

terjadinya perubahan energi yang ada dalam diri individu, sehingga akan berkaitan dengan

persoalan gejala kejiwaan atau psokologi seseorang, perasaan dan juga emosi, untuk

kemudian bertindak melakukan sesuatu.

Minat belajar mempunyai fungsi untuk (a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah

tujuan yang hendak di capai, (c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan

perbuatan-perbauatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2004: 85)

Faktor kedua yang turut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu adalah cara belajar siswa yang kurang efektif. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang

cenderung pasif dalam pembelajaran. Konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran sangat

kurang, hal ini terlihat pada siswa seperti memperhatikan namun ketika guru menanyakan

tentang pelajaran maka hanya satu atau dua orang siswa saja yang mampu menjawab

pertanyaan tersebut. Siswa pun malas membaca buku pelajaran dan mengulang pelajaran

yang telah disampaikan, siswa hanya membaca buku saat akan melaksanakan evaluasi.

Bahkan ketika guru memeriksa catatan, hampir setengah dari jumlah siswa yang ada di

tiap-tiap kelas tidak memiliki catatan lengkap. Seharusnya dalam menjalankan aktivitas belajar,

siswa memerlukan suatu cara belajar yang efektif, praktis, dan mudah diterapkan agar

(27)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara minat belajar dan cara belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu, maka

penelitian ini dilakuakan dengan mengambil judul:

“Hubungan antara Minat belajar dan Cara Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria ketuntasan Minimum

(KKM).

2. Belum optimalnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

3. Rendahnya minat dan motivasi siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

4. Siswa belum memiliki kemauan kuat dalam belajar.

5. Kurangnya perhatian dan rendahnya keaktifan belajar siswa.

6. Siswa malas membaca buku pelajaran dan mengulang pelajaran yang telah

disampaikan.

7. siswa hanya membaca buku saat akan melaksanakan evaluasi..

8. Cara belajar yang belum efektif.

9. Banyak siswa yang tidak bisa mengatur waktu belajarnya di rumah.

10. Kurangnya konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.

11. Banyak siswa tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap.

(28)

Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak mungkin

permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu perlu

adanya pembatasan masalah sehingga yang diteliti lebih jelas dan kesalahpahaman dapat

dihindari. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada minat belajar (X1), cara belajar (X2), dan hasil belajar (Y). D. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa

kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada hubungan antara cara belajar dengan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas

IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan antara minat belajar dan cara belajar dengan hasil belajar IPS

Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu

siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran

2011/2012.

2. Untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa

(29)

3. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan cara belajar dengan hasil belajar

IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, penelitan ini berguna untuk.

a. Memperkaya ilmu pendidikan bagi peneliti khusunya dan masyarakat pada

umumnya.

b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan yang

menyangkut hasil belajar.

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan lebih lanjut

bagi pengembangan ilmu pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk.

a. Memberikan informasi tentang hubungan antara minat belajar dan cara belajar

dengan hasil belajar IPS Terpadu.

b. Sumbangan pemikiran bagi siswa agar lebih aktif, termotivasi, berminat dan

memiliki cara belajar yang efektif dalam proses pembelajaran agar lebih mudah

memahami materi pelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dan

siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu kearah yang lebih baik.

d. Informasi kepada orang tua, agar membantu menumbuhkan cara belajar yang baik

bagi anak-anaknya dalam meningkatkan hasil belajar di sekolah.

(30)

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat belajar (X1), cara belajar (X2), dan hasil belajar (Y).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar

Lampung.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP Nusantara Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan

melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat

keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang

pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:

3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Sedangkan menurut Sukmadinata (2007: 102) hasil belajar merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 4) hasil belajar dapat dibedakan menjadi

dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi

guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti

tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah

latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan

dibidang lain, suatu transfer belajar.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat

diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula

faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan

(32)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang

dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari

atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan

keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.

Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh

pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar

seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi

yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut.

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan

b. Intelegensi

c. Minat dan motivasi d. Cara belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga

b. Sekolah c. Masyarakat d. Lingkungan

Sedangkan menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil baik, maka harus

dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. Kondisi intern terdiri atas penguasaan

konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan

pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern mengenai hal-hal

dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar. Kondisi ekstern ini terutama

(33)

Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26) ada tiga

taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal

akibat belajar.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif (Krathwohl dan Blomm, dkk) terdiri dari lima perilaku yaitu

penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf

sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai

76%-99%.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

(Djamarah, 2006: 107).

Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik

apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar

mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri

(34)

suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya

(Sardiman, 2008: 49).

Menurut Numan Soemantri, (2001: 4). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan

dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidanghumaniora, pendidikan dan agama. Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti:

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan

Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu

pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi

cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi,

filsafat, dan psikologi sosial.

2. Minat Belajar

Dalam proses belajar, minat merupakan suatu kekuatan yang membuat seseorang

tertarik dan memiliki keinginan yang tinggi untuk mempelajari sesuatu. Minat belajar

siswa merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa

secara optimal. Minat timbul pada diri seseorang apabila ia memiliki ketertarikan

terhadap sesuatu dan berkeinginan untuk mendapatkannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003: 180) menjelaskan arti minat sebagai

berikut:

“minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat tidak dibawa sejak lahir

(35)

Surya (2004: 7) juga menambahkan pengertian minat secara sederhana yaitu suatu

keinginan memposisikan diri pada pencapaian kepuasan psikis maupun jasmani. Minat

merupakan pendorong bagi kita untuk melakuakan apa yang kita inginkan. Sesuatu

yang tidak memuaskan keinginan kita tentu akan membosankan bagi kita. Tingkat

minat seseorang berbuat sesuatu akan menentukan tingkat berhasil atau gagalnya

kegiatan tersebut. Hamalik, (2005: 110) yang menyatakan bahwa belajar tanpa adanya

minat kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.

Minat belajar siswa adalah salah satu faktor yang berperan dalam kegiatan belajar

mengajar. Tanpa adanya minat belajar, sulit bagi siswa untuk memperoleh hasil belajar

yang optimal, atau sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan hal ini,

Dradjat (2000: 26) menyatakan; “Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah

membangkitkan minat anak didik, karena rangsangan tersebut membawa kepada

senangnya anak didik terhadap pelajaran dan meningkatkan kepentingan mata pelajaran

bagi mereka, disamping perasaan mereka, kegiatan mereka ingin mendapatkan manfaat

dari pekerjaan dan kegiatannya”.

Uraian diatas menunjukkan bahwa minat belajar mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses kegiatan pembelajaran, dengan minat belajar yang tinggi maka

hasil belajar yang baik akan di peroleh, demikian pula halnya bahwa seseorang yang

berhasil dalam cita-citanya dipengaruhi dalam hasil belajar yang baik ini ditentukan

oleh tingginya minat seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Maka penting sekali

minat belajar ditumbuh-kembangkan guna tercapainya hasil belajar yang optimal.

Sebagaimana penjelasan yang diungkapkan oleh Djamarah (2008: 166) tingginya minat

(36)

a. Tertarik dengan materi pelajaran.

b. Selalu bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Merasa senang jika mendapatkan tugas.

d. Merasa sedih jika tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran.

e. Merasa kecewa jika guru bersangkutan tidak dapat hadir memberikan pembelajaran

di sekolah.

f. Sering bertanya tentang materi pelajaran jika kurang mengerti.

g. Selalu senang jika mengikuti ujian untuk mengetahui seberapa tinggi

kemampuannya menguasai materi pelajaran yang diajarkan.

h. Selalu berusaha memahami pelajaran yang diperoleh saat kegiatan pembelajaran.

i. Merasa betah belajar di kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

j. Selalu mengerjakan tugas individu secara mandiri.

Berdasarkan uraian di atas, minat belajar dapat diartikan sebagai suatu sikap

keingintahuan, rasa tertarik dan senang, serta perhatian yang menyeluruh terhadap

proses belajar yang menciptakan rasa senang mengikuti dan mempelajari suatu

pelajaran tanpa ada rasa terpaksa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan

merasa senang dalam belajar sehingga ia akan memusatkan perhatiannya pada pelajaran

yang diminatinya tersebut. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan hasil

belajar yang baik.

3. Cara Belajar

Aktifitas belajar pada setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar,

kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari dan kadang terasa amat sulit

walaupun siswa tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk

(37)

belajar dengan hasil belajar yang didapat, hal ini disebabkan karena siswa tidak

mengetahui bagaimana cara belajar yang efisien.

Menurut Hamalik (2008: 23) cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang

dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya

dilakukan dalam situasi belajar tertentu.

Djamarah dan Zein mengatakan sebagai berikut.

“ Cara belajar adalah cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang

mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh relevansi penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan pendapat di atas, cara belajar adalah cara yang ditempuh peserta didik

dalam mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi

pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Cara belajar yang

dijalankan oleh peserta didik berbeda-beda mengingat tingkat seseorang untuk

memahami dan menyerap suatu pelajaran sudah pasti berbeda, ada yang cepat, sedang,

maupun lambat.

Dalam penelitian ini cara belajar yang efektif mengacu kepada pendapat Slameto dan

Hakim yang akan diuraikan sebagai berikut.

a. Pembuatan jadwal

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh

seseorang untuk setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar

belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai

(38)

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003: 82) adalah

sebagai berikut.

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga, dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.

c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lain.

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut. Setiap hari ada 24 jam, 24

jam ini digunakan untuk:

a. tidur : ± 8 jam

b. makan, mandi, olah raga : ± 3 jam

c. urusan pribadi dan lain-lain : ± 2 jam

d. sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam

Sedangkan menurut Hakim (2005: 33-36) untuk menghitung waktu belajar yang

tersedia dalam satu hari kita dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut.

1. Hitunglah jumlah waktu yang digunakan untuk tidur, sekolah, kegiatan rutin

(makan, minum, mandi, dan sebagainya), kegiatan rekreasi (hiburan), dan

kegiatan-kegiatan lain yang kita lakukan.

2. Kurangilah waktu sehari (24 jam) dengan jumlah waktu yang ada pada langkah

pertama tadi. Hasil pengurangan tersebut adalah waktu yang tersedia untuk

belajar sendiri di rumah.

Setelah siswa dapat menghitung waktu yang tersedia untuk belajar sendiri di rumah,

(39)

dapat mengatur jadwal belajar di rumah siswa dapat menggunakan beberapa

pedoman sebagai berikut.

1. Pemilihan atau penentuan jadwal belajar yang sifatnya individual.

2. Aturlah jadwal belajar dengan mempertimbangkan jumlah mata pelajaran yang

harus dipelajari dalam satu semester.

3. Sediakanlah waktu belajar yang seimbang dengan tingkat kesulitan setiap mata

pelajaran.

4. Buatlah jadwal belajar secara fleksibel.

5. Belajar setiap ada kesempatan.

b. Membaca dan membuat catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan

belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca

dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu metode membaca

yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey

(meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite

(menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).

Kebiasaan- kebiasaan membaca yang baik menurut Gie dalam Slameto (2003: 84)

adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat

tanda-tanda/ catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh

semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya,

dan membaca dengan konsentrasi penuh.

Kesehatan membaca penting artinya demi keberlangsungan membaca. Kesehatan

membaca itu meliputi: memejamkan mata atau memandang jauh sewaktu- waktu

(40)

bayangan pada buku, jarak mata dengan buku ± 25 – 30 cm, membaca pada meja

belajar dan istirahat sesudah membaca ± 1 sampai 2 jam.

Selain kebiasaan baik, ada juga kebiasaan belajar yang jelek/buruk, kebiasaan itu

antara lain: membaca sambil menggerakkan bibir/ bersuara, dengan menunjuk kata

yang dibaca, mundur kembali/ menngulang-ulang, melihat satu kata demi satu kata,

sambil tiduran, sambil makan-makanan kecil, sambil ngobrol, sambil mendengarkan

siaran radio atau TV dengan suara keras, sambil melamun, dan lain-lain.

Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang tidak jelas,

semrawut dan tidak teratur antara materi yang satu dengan yang lain akan

menimbulkan rasa bosan dalam membaca, selanjutnya belajar menjadi kacau.

Sebaliknya catatan yang baik, rapi, lengkap, teratur akan menambah semangat dalam

belajar, khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan membaca. Dalam

membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru ditulis, tetapi diambil

inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca/dipelajari. Perlu

ditulis juga tanggal dan hari pencatatannya, pelajaran apa, gurunya siapa, bab/ pokok

yang dibicarakan, dan buku pegangan wajib/pelengkap.

Senada dengan hal di atas, Hakim (2005: 53) pun berpendapat bahwa untuk

mengatasi kesulitan banyaknya jumlah buku atau banyaknya jumlah halaman yang

harus dibaca, siswa dapat menerapkan cara meringkas pelajaran yang diberikan guru

sejak awal semester, kemudian usahakan untuk membaca hasil ringkasan tersebut

dan juga mempelajari hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan

keras untuk didengar sendiri.

Rickards, dkk dalam Slavin (2008: 254) mengemukakan bahwa efek positif paling

(41)

konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah mengidentifikasi

gagasan-gagasan utama. Kiewra dalam Slavin (2008: 254) pun berpendapat

pembuatan catatan memerlukan memerlukan pengolahan mental akan lebih efektif

daripada sekedar menuliskan apa yang dibaca.

c. Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap

tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah

membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan

pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat

ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga

dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat

mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang

dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan bermakna

dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

Agar dapat menghafal bahan dengan baik hendaklah memperhatikan syarat-syarat

sebagai berikut:

(1) menyadari sepenuhnya tujuan belajar;

(2) mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal;

(3) mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal;

(4) menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya serta daya

(42)

Menghafal dapat dengan cara diam tetapi otaknya berusaha mengingat-ingat, dapat

dengan membaca keras/mendengarkan dan dapat juga dengan cara menulisnya.

Djamarah (2008: 64) menyatakan sebagai berikut.

“ Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada malam, pagi, atau sore hari. Pada malam hari, waktu yang baik adalah selesai sholat Magrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. Pada pagi hari, waktu yang disarankan adalah sekitar 04.30 hingga 06.00. Pada sore hari, waktu yang baik adalah sekitar pukul 16.10 sampai pukul 18.00. Tetapi jangan lupa setelah pulang sekolah, istirahat sebentar. Lalu ulangi bahan pelajaran dengan membacanya. Setelah itu dapat dilakukan istirahat atau melakukan apa saja yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.

d. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan

semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap

belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan

sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya. Jadi kebiasaan untuk

berkonsentrasi harus dimiliki oleh setiap siswa yang belajar.

Dalam kenyataannya seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi,

hal ini disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari,

terganggu oleh keadaan lingkunggan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk,

dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah kesehatan

(jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah

dan lain-lain.

Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik, perlulah usaha sebagai berikut:

pelajar hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar

tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya

(43)

menyelesaikan soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekad untuk

mencapai tujuan/hasil terbaik setiap kali belajar.

e. Mengerjakan Tugas

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan

sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum, dan ujian.

Dalam menghadapi tugas-tugas tersebut, perlu dilaksanakan langkah-langkah

persiapan sebagai berikut.

(1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknta sudah disiapkan jauh-jauh sebelumnya).

(2) Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.

(3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.

(4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan. (5) Peliharalah kondisi kesehatan.

(6) Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh. (7) Siapkanlah segala alat/perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika

diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

4. Hubungan antara Minat Belajar dan Cara Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu

Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS terpadu dalam penelitian ini adalah

minat belajar dan cara belajar.

Dalyono (2005: 55) mengemukakan beberapa faktor yang menentukan pencapaian hasil

belajar siswa yaitu sebagai berikut.

1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri), meliputi: a. Kesehatan

(44)

c. Minat dan motivasi d. Cara belajar

2. Faktor eksternal (yang berasal dari kuar diri), meliputi: a. Keluarga

b. Sekolah c. Masyarakat

d. Lingkungan sekitar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berupa; kecerdasan, minat, konsentrasi,

kesehatan jasmani, ambisi dan tekad, lingkungan, cara belajar, perlengkapan (Thabrani,

2007: 21-24). Minat dalam belajar akan membangkitkan gairah dan semangat dalam

kegiatan belajar sehingga siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memiliki

dorongan untuk melakukan aktivitas belajar yang tinggi pula. Adanya minat yang baik

dan kuat maka siswa akan belajar dengan giat dan pada gilirannya akan menghasilkan

hasil belajar yang baik pula. Sebaliknya jika siswa tidak memiliki minat yang tinggi akan

menghasilkan hasil yang kurang baik.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu cara belajar yang baik. Dengan

cara belajar yang baik, maka siswa akan lebih mudah dan lebih cepat menguasai ilmu

yang dipelajari sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan pembahasan tersebut menunjukkan bahwa minat belajar yang tinggi dan

cara belajar yang baik dan optimal berhubungan erat dengan tinggi rendahnya hasil

belajar yang dicapai oleh para siswa. Semakain tinggi minat belajar siswa dan semakin

baik cara belajarnya, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang akan di dapat

(45)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah

[image:45.595.62.457.197.718.2]

dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Penelitian Yang Relevan

No Nama Judul Skripsi Hasil

1 Ira Virzalina (2008)

Hubungan antara Motivasi Belajar, Cara Belajar, dan Persepsi Siswa tentang

Keterampilan Guru Mengajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008

Ada hubungan antara motivasi belajar, cara belajar, dan persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2007/2008 yang ditunjukkan dengan perhitungan rhitung > rtabel

yaitu 0, 702> 0, 204 dan koefisien determinasi r2 = 0, 492 atau 49,2 %.

2 Nita Lestari (2010)

Pengaruh Aktivitas Belajar, Minat Belajar, dan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS terpadu Siswa Kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung Tahun Pelajaran 2008/2009

Ada pengaruh aktivitas belajar, minat belajar, dan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung tahun pelajaran 2008/2009 yang ditunjukkan dengan Fhitung>Ftabel = 13, 724 >

2, 852 dengan keeratan hubungan koefisien korelasi (r) 0, 520 dan koefisien determinasi (r2) 0, 721 atau 72,1 %.

3 Sanora Putri Utami (2010)

Hubungan antara Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran, dan Minat Belajar dengan Hasil

Ada hubungan antara metode mengajar guru, media pembelajaran, dan minat belajar dengan

(46)

No Nama Judul Skripsi Hasil

Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 yang ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi rhitung > rtabel yaitu

0, 648 > 0, 204 dan koefisien determinasi r2 = 0, 419 atau 41,9 %.

4 Misfi laila Rohmi (2010)

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unila Angkatan 2007 Non Reguler Tahun 2008/2009.

Ada pengaruh positif motivasi belajar dan cara belajar terhadap prestasi belajar pengantar

akuntansi pada mahasiswa non regular program studi pendidikan ekonomi jurusan pendidikan IPS FKIP Unila angkata 2007 tahun ajaran 2008/2009, dengan kadar determinasi sebesar 52,3%.

5 Yunila Sari (2010)

Hubungan antara Kesiapan Belajar dan Cara Belajar dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan cara belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0, 712 dengan Fhitung > Ftabel yaitu Fhitung

= 51, 336 dan Ftabel = F (0,05/2) (dk= 103-2-1) = 3,09.

(47)

Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dapat

dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa baik berupa angka yang

tertera pada raport maupun perubahan tingkah laku, ketangkasan, kecakapan, kepribadian

dan juga keterampilan yang lebih baik. Hasil yang nyata yang dapat dilihat secara

langsung sebagai cerminan keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa

yang tertera pada raport yang diperoleh dari hasil evaluasi dalam suatu periode tertentu.

Berkaitan dengan pentingnya hasil dan prestasi belajar bagi sekolah, maka perlu adanya

suatu upaya yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perolehan hasil belajar

IPS Terpadu yang bervariasi pada siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain minat belajar dan cara

belajar.

Minat belajar merupakan rasa keinginan dan kemauan yang kuat untuk belajar, sehingga

membuat seseorang menjadi lebih bergairah dan terarah dalam mencapai tujuan belajar

yang diinginkan. Seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam dirinya,

biasanya akan lebih bersemangat dan tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi

kesulitan belajar demi sebuah tujuan. Minat yang tinggi inilah yang pada akhirnya akan

menuntun seorang siswa meraih hasil belajar yang tinggi. Ia akan mengikuti proses

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, Cara belajar siswa yang efektif juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Cara belajar dapat diartikan sebagai cara yang di tempuh seseorang dalam proses belajar.

Siswa yang belajar dengan giat dan memiliki cara belajar dengan rapi dan teratur

cenderung akan memperoleh hasil belajar yang baik pula demikian sebaliknya. Namun,

(48)

evaluasi saja. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa cenderung hanya duduk dan

diam sehingga hasil yang mereka peroleh kurang memuaskan. Padahal banyak cara yang

dapat mereka tempuh untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas, maka keterkaitan antara Minat belajar (X1) dan cara belajar

(X2) dengan hasil belajar (Y), dapat dirumuskan dalam kerangka pikir yang digambarkan

sebagai berikut.

r 1

R

[image:48.595.109.462.281.385.2]

r 2

Gambar 1. Hubungan antara Minat Belajar dan Cara Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung Tahun Pelajaran

20112012.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Minat belajar dengan hasil belajar

IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012. Minat Belajar Siswa

(X1)

Cara Belajar Siswa (X2)

(49)

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dengan hasil belajar

IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan cara belajar

dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara

(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif asosiatif dengan metode pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan asosiatif menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area penelitian

yang dapat mengambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum

dilaksanakan penelitian lebih lanjut. Sedangkan survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan

perlakuan dalam mengumpulkan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,

wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiono, 2010: 12).

B. Populasi dan Sampel

(51)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX semester ganjil SMP

Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak enam kelas

[image:51.595.101.465.293.407.2]

dengan jumlah siswa sebanyak 225 orang siswa.

Tabel 3. Data jumlah siswa kelas IX SMP Nusantara Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah siswa yang menjadi populasi

1 IX A 38 orang siswa 2 IX B 38 orang siswa 3 IX C 37 orang siswa 4 IX D 38 orang siswa 5 IX E 37 orang siswa 6 IX F 37 orang siswa Jumlah 225 orang siswa

Sumber: Tata Usaha SMP Nusantara Bandar Lampung

2. Sampel

Sugiyono, (2008: 118) mendefinisakan sampel sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besarnya sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut.

2

1 Ne N n

 

Keterangan :

n = Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi

e2= Tingkat Signifikansi (0, 05)

(52)

n 5

+ 5 , 52 = 144 orang

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan proportional random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk menentukan besarnya sampel

dari masing-masing kelas dilakukan dengan memakai rumus alokasi proporsional

sebagai berikut.

Jumlah sampel tiap kelas = Jumlah siswa tiap kelas x Jumlah sampel

Jumlah populasi

Tabel 4. Perhitungan Proporsi Sampel Setiap Kelas

No Kelas Perhitungan Sampel

1 IX A n = 38/225 x 144 = 24,32 24 2 IX B n = 38/225 x 144 = 24,32 24 3 IX C n = 37/225 x 144 = 23,67 24 4 IX D n = 38/225 x 144 = 24,32 24 5 IX E n = 37/225 x 144 = 23,67 24 6 IX F n = 37/225 x 144 = 23,67 24

Jumlah 144

Sumber : Hasil pengolahan data 2011 C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

(53)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah minat belajar (X1) dan cara belajar (X2).

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y) yaitu nilai UTS IPS Terpadu siswa kelas

IX SMP Nusantara Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

a. Definisi Konseptual Variabel

1. Minat Belajar (X1)

Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan mempelajari

hal-hal baru atau aktivitas belajar tanpa ada paksaan dan tanpa ada yang

menyuruh (Slameto, 2003: 180)

2. Cara Belajar (X2)

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam

mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan

dalam situasi belajar tertentu (Hamalik, 2008: 23).

3. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan

belajar dan untuk mengukurnya dilakukan dengan evaluasi atau penilaian

(54)

b. Definisi Operasional Variabel

1. Minat Belajar (X1)

Minat belajar meliputi sebagai berikut.

a. Rasa tertarik, senang dan bersemangat untuk belajar

1) Tertarik dengan materi pelajaran.

2) Selalu bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

3) Merasa senang jika mendapatkan tugas sekolah.

4) Merasa sedih jika tidak mengikuti pembelajaran di kelas.

5) Merasa kecewa jika guru bersangkutan tidak hadir.

b. Kegiatan belajar

1) Selalu senang mengikuti ujian untuk mengetahui seberapa tinggi

kemampuannya menguasai materi pelajaran.

2) Merasa betah belajar dikelas saat pembelajaran berlangsung.

3) Selalu berusaha memahami pelajaran yang diperoleh saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

4) Selalu bertanya kepada guru apabila mendapatkan hal-hal yang sulit

dimengerti.

5) Suka mengerjakan tugas individu secara mandiri tanpa mencontek tugas

teman.

2. Cara Belajar (X2)

a. Cara mengatur waktu belajar.

Membuat jadwal belajar.

b. Cara membaca dan membuat catatan.

1) Metode yang digunakan saat membaca.

(55)

c. Cara mengulangi bahan pelajaran.

Kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima

pada saat menghadapi ujian.

d. Konsentrasi belajar.

Usaha yang dilakukan untuk memusatkan pikiran dalam belajar.

e. Mengerjakan tugas.

Usaha yang dilakuakan saat mengerjakan tugas.

3. Hasil Belajar (Y)

Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Berikut ini disajikan tabel yang berisi indikator dan sub indikator masing-masing variabel

[image:55.595.76.465.504.759.2]

penelitian:

Tabel 5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala

1 Minat Belajar (X1)

1. Rasa tertarik, senang, dan bersemangat untuk belajar

1. Tertarik dengan materi pelajaran. 2. Selalu bersemangat

mengikuti proses pembelajaran. 3. Merasa senang jika

mendapatkan tugas sekolah.

4. Merasa sedih jka tidak mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas.

5. Merasa kecewa jika guru

bersangkutan tidak dapat hadir.

Interval dengan

(56)

2. Kegiatan belajar.

6. Selalu senang mengikuti ujian untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuannya menguasai materi pelajaran.

1. Merasa betah belajar di kelas saat pembelajaran berlangsung. 2. Selalu berusaha

memahami pelajaran yang di peroleh saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Selalu bertanya

kepada guru apabila-

Lanjutan

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala

2. Cara Belajar (X2)

1. Cara mengatur waktu belajar.

2. Cara membaca dan membuat catatan 3. Cara mengulangi bahan pelajaran. mendapatkan hal- hal yang sulit di mengerti.

4. Suka mengerjakan tugas individu secara mandiri tanpa mencontek tugas teman.

1. Membuat jadwal belajar.

2. Metode yang digunakan saat membaca.

1. Metode yang digunakan dalam membuat catatan

1. Kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima dan

(57)

3. Hasil Belajar (Y)

4. Konsentrasi belajar

5. Mengerjakan tugas.

Hasil UTS siswa kelas IX

pada saat

meghadapi ujian

1. Usaha yang dilakukan untuk memusatkan pikiran dalam belajar.

1. Usaha yang dilakukan pada saat menyelesaikan tugas.

Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) ganjil pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan

diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi, 2006:

142). Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar

IPS terpadu siswa kelas IX semester ganjil SMP Nusantara Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012.

2. Observasi

Observasi menurut Ngalim Purwanto dalam Basrowi (2006: 144) adalah metode atau

cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

(58)

mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses pembelajaran di

dalam kelas, seperti mengamati kegiatan yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran,

antusiasme siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Kuesioner (Angket)

Menurut Arikunto (2006: 151) “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahui”. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai minat belajar dan cara belajar.

F. Uji Persyaratan Instrumen Penelitian (Angket)

Untuk mendapatkan data yang lengkap, alat instrumen harus memenuhi persyaratan yang

baik. Instrumen yang baik dalam suatu penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu valid

dan reliabel.

1. Uji Validitas Angket

Uji validitas instrumen ini digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang

digunakan dapat mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Metode uji validitas angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Korelasi Product Moment sebagai berikut.

2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y n X X n Y X XY n rxy            Keterangan: xy

r = Koefisien korelasi antara variable X dan Y n = Jumlah sampel yang diteliti

(59)

Dengan kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel maka berarti valid, sebaliknya jika

hitung

r < rtabel maka berarti tidak valid dengan

= 0,05 dan dk = n (Sugiyono,

2008:177).

Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 20 responden dengan 18 item

[image:59.595.74.456.294.572.2]

pernyataan.

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1

Item Pernyataan

rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,663 0,444 Valid

2 0,812 0,444 Valid

3 0,175 0,444 Valid

4 0,635 0,444 Valid

5 0,643 0,444 Valid

6 0,618 0,444 Valid

7 0,403 0,444 Tidak Valid

8 0,635 0,444 Valid

9 0,655 0,444 Valid

10 0,697 0,444 Valid

11 0,708 0,444 Valid

12 0,632 0,444 Valid

13 0,780 0,444 Valid

14 0,612 0,444 Valid

15 0,599 0,444 Valid

16 0,806 0,444 Valid

17 0,408 0,444 Tidak Valid

18 0,799 0,444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data 2011.

Berdasarkan tabel diatas, Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabel dengan taraf signifikansi

0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaiknya (Arikunto, 2009:72). Item soal

variabel minat belajar (X1) yang berjumlah 18 butir, semua item soal yang diujikan terdapat

2 buah soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 7 diketahui dari nilai r hitung = 0,403 < r

(60)

(n=20, α=5%). Soal yang tidak valid tersebut yaitu no 7 dan 17 oleh peneliti dibuang hal ini

karena butir soal nomor 7 dapat diwakilkan oleh item soal nomor 8 dan butir soal nomor 17

[image:60.595.72.465.267.572.2]

dapat diwakilkan oleh item soal nomor 16

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2

Item Pernyataan

rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,613 0,444 Valid

2 0,682 0,444 Valid

3 0,663 0,444 Valid

4 0,566 0,444 Valid

5 0,781 0,444 Valid

6 0,767 0,444 Valid

7 0,733 0,444 Valid

8 0,515 0,444 Valid

9 0,598 0,444 Valid

10 0,655 0,444 Valid

11 0,816 0,444 Valid

12 0,655 0,444 Valid

13 0,023 0,444 Tidak Valid

14 0,373 0,444 Tidak Valid

15 0,716 0,444 Valid

16 0,308 0,444 Tidak Valid

17 0,777 0,444 Valid

18 0,857 0,444 Valid

19 0,875 0,444 Valid

20 0,673 0,444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data 2011.

Berdasarkan tabel diatas, Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabel dengan taraf signifikansi

0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaiknya (Arikunto, 2009:72). Item soal

variabel cara belajar (X2) yang berjumlah 20 butir, semua item soal yang diujikan terdapat 3

buah soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 13 diketahui dari nilai r hitung = 0,023 < r

(61)

(n=20, α=5%) dan butir soal no. 16 dengan nilai r hitung = 0,308 < r tabel = 0.444 (n=20,

α=5%) Soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 13, 14 dan 17 oleh peneliti dibuang.

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas menunjukkan kepada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah

baik. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas kuesioner maka digunakan rumus alpha, sebagai

berikut.





2 2 11

1

1

t b

k

k

r

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

∑�� = jumlah varians butir

�� = varians total

k = banyaknya butir pertanyaan (Arikunto, 2006: 196).

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan taraf kesalahan

Gambar

Tabel
Tabel                                                                                                     Halaman
Tabel 2. Hasil Penelitian Yang Relevan
Gambar 1.    Hubungan antara Minat Belajar dan Cara Belajar dengan                      Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX Semester Ganjil                      SMP Nusantara Bandar Lampung Tahun Pelajaran                       20112012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada fungsi perencanaan, berangkat dari tujuan dan sasarannya yang telah ditetapkan, Juice membuat kebijakan redaksional untuk menentukan materi dan mengembangkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan variabel tangibles, assurance, emphaty, reliabilty, responsivenees dan infrastructure berpengaruh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bernilai dalam membuat keputusan yang terbaik berkenaan dengan strategi pemasaran baik untuk meningkatkan kualitas

mempunyai tinggi badan yang sama. Keempat balok pada gambar di bawah ini kongruen.. Berapa usia Ika dan ayahnya sekarang? Nyatakan permasalahan tersebut dalam

23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan khususnya pada Pasal 35 huruf (a) dan penjelasannya memungkinkan pasangan beda agama dapat melaksanakan perkawinan

Respondents about the two-way communication (interactivity) (X3) is high, the number of respondents is 39 people or 90.6% while the least belong in the category of low and

Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa ragam gerak kepala, badan, tangan dan kaki dapat dieksplorasi dengan variasi ruang, tenaga dan

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,