1
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 8 MATERI ALJABAR DI SMPN 3 TOLITOLI
Oleh kelompok
Tri Nur Khasanah A23121036 Dini Nurul Sabila B. A23121038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2023
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas petunjuk dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini sebagai karya tulis utama dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitaif pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Tugas mata kuliah ini berjudul "Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 8 Materi Aljabar Di Smpn 3 Tolitoli"
Dalam penyelesaian Proposal, penulis menemukan berbagai kendala, namun berkat bantuan berbagai pihak terutama dengan pembimbing, kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dosen Pengampuh yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian proposal ini.
Menyadari sebagai manusia yang tidak terlepas dari kesalahan kekhilapan, wajar kiranya penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik demi penyempurnaan proposal ini sangat diharapkan dari segenap pembaca. Semoga proposal ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di
Akhirnya kepada Allah penulis kembalikan segalanya dan semoga Allah SWT meridai segala kegiatan kita. Amin!
Palu,23 Desember 2023
Penulis,
3 DAFTAR ISI
BAB I ...4
PENDAHULUAN ...4
1.1 Latar Belakang...4
1.2 Rumusan Masalah ...5
1.3 Tujuan Penelitian ...5
1.4 Manfaat Penelitian ...5
BAB II ...6
KAJIAN TEORI ...6
2.1 Penelitian Relevan ...6
2.2Kajian Pustaka ...7
2.2.1 Pembelajaran Berbasis Proyek ...7
2.2.2 Hasil Belajar...9
2.2.3 Aljabar ... 10
2.3 Kerangka Pemikiran ... 14
2.4 Hipotesis Penelitian ... 16
BAB III ... 17
METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Jenis Penelitian ... 17
3.2 Desain/Rancangan Penelitian ... 17
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4 Populasi, Tehnik pengambilan Sampel dan Sampel. ... 18
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.6 Instrumen Penelitian ... 19
3.7 Tehnik Analisis Instrumen ... 20
3.7.1 Validitas Ahli ... 20
3.8 Teknik Analisis Data ... 20
3.8.1 Analisis Statistika Deskriptif... 20
3.8.2 Analisis Statistika Inferensial ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 23
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan matematika di tingkat sekolah menengah memegang peranan krusial dalam membentuk pemahaman konsep-konsep matematika yang kompleks, termasuk materi aljabar.
Aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang memerlukan pemahaman yang mendalam, karena konsep-konsepnya membentuk dasar bagi pemahaman matematika lanjutan. Siswa kelas VIII adalah tahap yang kritis dalam pengembangan pemahaman matematika, khususnya dalam memahami konsep aljabar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa pembelajaran di SMPN 3 Tolitoli khususnya pada mata pelajaran matematika materi aljabar, ditemukan beberapa masalah yakni: a. motivasi belajar siswa kurang, dan b. siswa tidak mengerti tentang materi yang diajarkan.
Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan juga tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda, menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Menurut Zain (2006), hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada siswa kelas VIII adalah dengan model pembelajaran berbasis proyek.
Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang bisa digunakan tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga unjuk kerja siswa (Hayati, et al., 2013). Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan penerapan dari pembelajaran aktif. Secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan proyek sekolah. Menurut Trianto (2011) model
5
pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa, 2006). Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar.
Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran dapat dipengaruhi oleh karakteristik siswa yang mengikuti model pembelajaran tersebut. Salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek adalah self efficacy. Pada pembelajaran berbasis proyek siswa harus merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, dan bekerja secara mandiri bersama kelompoknya (Thomas, dkk., 1999). Agar tahapan-tahapan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan usaha dan keuletan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin tinggi self efficacy, semakin besar usaha dan daya tahan atau keuletan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 3 Tolitoli pada materi aljabar, dan pada gilirannya, meningkatkan kualitas pendidikan matematika di tingkat sekolah menengah.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII dalam materi aljabar antara yang menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan yang tidak menggunakan metode tersebut di SMPN 3 Tolitoli?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas VIII dalam materi aljabar di SMPN 3 Tolitoli.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas VIII dalam materi aljabar di SMPN 3 Tolitoli.
2. Memberikan pemahaman mengenai perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII dalam materi aljabar antara yang menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan yang tidak menggunakan metode tersebut di SMPN 3 Tolitoli.
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan Mohamad Ridwan (2021) berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika"
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Bangsa Mandiri 2 Cikeas dengan sampel sebanyak 46 siswa, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi secara signifikan. Model pembelajaran ekspositori, yang merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, lebih menekankan pada bertutur atau bercerita secara verbal dan guru mempunyai peran utama untuk berbicara di depan siswa. Dalam pembelajaran ekspositori, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi alternatif yang lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Penelitian yang berjudul "Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 8 Materi Aljabar di SMPN 3 Tolitoli " dapat dijadikan relevan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh N. P. Eka Sucipta D., I. M. Candiasa, I.
N. Sukajaya (2018). Yang berjudul "Pengaruh Model Project-Based Learning Berbantuan GeoGebra terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas VIII SMP PGRI 2 Denpasar" yang menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian post-test only control group dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra, dan
7
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran 5M. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis proyek saja dan model pembelajaran 5M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas 8 pada materi aljabar di SMPN 3 Tolitoli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen jenis true experimental design. Penelitian serupa yang dilakukan Darinda Sofia Tanjung, Juliana (2022) pada siswa SD Negeri 060937, Medan Johor menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar matematika siswa (Tanjung & Juliana, 2022). Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran, di mana siswa diberi tugas untuk bekerja sendiri dan mandiri sehingga siswa lebih percaya diri dan yakin pada kemampuan dirinya sendiri dalam memecahkan masalah. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam memberikan sebuah model pembelajaran baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, memacu kemampuan siswa dalam berfikir kritis pada setiap pelajaran dengan menemukan atau mencari tau sendiri jawabannya, serta meningkatkan pemikiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diajak untuk memahami bukan mengahafal dari kehidupan sehari-hari (Tanjung & Juliana, 2022).
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran otentik yang langsung melibatkan siswa dengan konten pembelajarannya. Hal tersebut senada dengan pernyataan Bender (2012, p.7) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model yang paling efektif yang tersedia untuk melibatkan para siswa dengan konten pembelajaran mereka, dan untuk alasan itu, pembelajaran berbasis proyek sekarang direkomendasikan oleh banyak pemimpin pendidikan sebagai praktik pembelajaran terbaik
8
Pembelajaran berbasis proyek menurut Joel L. Klein (Widyantini, 2014) adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru berdasar pengalamannya melalui berbagai presentasi. Penugasan- penugasan proyek diberikan dalam dua bentuk, proyek kelompok dimana mahasiswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok heterogen sesuai dengan pendapat (Sungkono,2010) yang menyatakan bahwa pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogeny.
Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengalaman yang sangat baik bagi siswa dan dapat digunakan untuk mengulas pelajaran sebelumnya, maupun untuk mengawali pelajaran baru (Harmin & Toth, 2006, p.337). Hal tersebut tercermin dalam Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang dikembangkan oleh The Georga Lucas Educational Foundational (Priansa, 2017:216) adalah
(1) Dimulai dengan pertanyaan Esensial (Start With the Essential Question). Yaitu berupa pertanyaan yang dapat mengeksplorasikan pengetahuan awal peserta didik serta memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
(2)Mendesain Rencana Proyek ( Design a Plant for the project). Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik, dalam menentukan aturan main pengerjaan suatu proyek.
(3)Membuat Jadwal (Create a Schedule). Tahap ketika guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal altivitas dalam menyelesaikan proyek.
(4)Memonitor Peserta didik dan memantau perkembangan proyek (Monitor the students and the progress of the project). Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
(5)Mengevaluasi Hasil ( Assess the Outcome). Penilain dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar dan tujuan belajar.
(6)Mengevaluasi Pengalaman (Evaluasi the Experience). Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil akhir proyek yang sudah dijalankan pada mata pelajaran Matematika
Rusman(2017:394)“pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek kelompok dilakukan dengan jangka waktu tertentu dan menghasilkan
9
sebuah produk”. Dari penerapan sebuah model pembelajaran yang diharapkan guru yakni hasil belajar semakin meningkat.
2.2.2 Hasil Belajar
Rusman (2017:129-130) “Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, jenis-jenis keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan”
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecekapan kecekapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar yang dimiliki seseorang bias ditinjau dari tingkah lakunya (Sudjana, 2004). Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya
Bloom (1908) yang secara garis besar membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah afektif yang mencakup perilaku yang terdiri dari lima jenis, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak
Anastasia Nandhita Asriningtyas dkk (2018) Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari usaha yang telah dilakukannya dalam rangka menambah informasi, pengetahuan maupun pengalaman. Melalui hasil belajar yang diperoleh, siswa dapat mengukur sejauh mana kemampuan yang telah dimilikinya dan dapat menentukan hal-hal apa saja yang harus dilakukan kedepannya agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.
10
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tidak hanya terkait dengan penguasaan konsep teori mata pelajaran, tetapi juga melibatkan aspek-aspek seperti kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan. Selain itu, Bloom membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari penguasaan mereka terhadap mata pelajaran yang diikuti.
Selain itu, hasil belajar siswa juga dapat diukur dari usaha yang dilakukan siswa untuk menambah informasi, pengetahuan, dan pengalaman, serta kemampuan siswa untuk menentukan langkah selanjutnya guna mencapai hasil belajar yang lebih maksimal. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi aljabar di SMPN 3 Tolitoli sangat relevan, karena metode pembelajaran berbasis proyek dapat memengaruhi hasil belajar siswa dalam berbagai aspek, termasuk kognitif, afektif, dan psikomotorik
2.2.3 Aljabar
Aljabar adalah salah satu cabang penting dalam matematika. Kata aljabar berasal dari kata Al-Jabr yang diambil dari buku karangan Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizi (780-850 M), yaitu kitab Al-Jabr Wa Al-Nuqabalah yang membahas tentang cara menyelesaikan persamaan-persamaan aljabar.
a. Unsur unsur aljabar 1. Variable
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Contoh:
Suatu bilangan jika dikalikan 5 kemudian dikurangi 3, hasilnya adalah 12.
Buatlah bentuk persamaannya!
Jawab:
Misalkan bilangan tersebut x, berarti 5x – 3 = 12. (x merupakan variabel).
11 2. Konstanta
Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel disebut konstanta.
Contoh:
Tentukan konstanta pada bentuk aljabar dari : 2x2 + 3xy + 7x – y – 8
Jawab:
Konstanta adalah suku yang tidak memuat variabel, sehingga konstanta dari 2 x2 + 3xy + 7x – y – 8 adalah –8.
3. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
Contoh:
Tentukan koefisien x pada bentuk aljabar dari : 5 x2y + 3x Jawab:
Koefisien x dari 5 x2y + 3x adalah 3.
4. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 3x, 4 a2, –2ab,
Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih.
Contoh: a2+ 2, x + 2y, 3 x2 – 5x,
Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 3 x2 + 4x – 5, 2x + 2y – xy,
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak atau polinom.
b. Pengertian suku pada bentuk aljabar
12 1. Suku Tunggal dan suku banyak
Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
Bentuk-bentuk seperti 5𝑎, − 5𝑎2𝑏, 2𝑝 + 5, 7𝑝2− 𝑝𝑞, 8𝑥 − 4𝑦 + 9, 𝑑𝑎𝑛 6𝑥2+ 3𝑥𝑦 − 8𝑦 disebut bentuk aljabar. Bentuk aljabar seperti 4𝑎 𝑑𝑎𝑛 − 5𝑎2𝑏 disebut bentuk aljabar suku satu atau suku tunggal. Bentuk aljabar seperti 7𝑝2− 𝑝𝑞 𝑑𝑎𝑛 2𝑝 + 5 disebut bentuk aljabar suku dua atau binom. Bentuk aljabar seperti 8𝑥 − 4𝑦 + 9 𝑑𝑎𝑛 6𝑥2+ 3𝑥𝑦 − 8𝑦 disebut bentuk aljabar suku tiga atau trinom. Bentuk aljabar yang terdiri dari beberapa suku disebut suku banyak atau polinom,
misalnya:
2𝑎 − 5𝑎𝑏 + 4𝑎𝑐 suku tiga 𝑝3+ 2𝑝2− 7𝑝 − 8 suku empat 2. Suku sejenis dan suku tak sejenis
a. Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing- masing variabel yang sama.
Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
b. Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama.
Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
c. Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
d. Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...
e. Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...
Suku banyak
13
f. Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.
Contoh:
Tentukan koefisien dari x2 dan faktor dari masing-masing bentuk aljabar berikut.
a. 7𝑥2 b. 3𝑥2+ 5 c. 2𝑥2+ 4𝑥 − 3 Penyelesaian:
a. 7𝑥2 = 7 × x × x
Koefisien dari 𝑥2 adalah 7. Faktor dari 7𝑥2 adalah 1, 7, x, 𝑥2, 7x, dan 7𝑥2.
b. 3𝑥2+ 5 = 3 × x × x + 5 × 1
Koefisien dari 𝑥2 adalah 3. Faktor dari 3𝑥2 adalah 1, 3, x, 𝑥2, 3x, dan 3𝑥2. Faktor dari 5 adalah 1 dan 5.
c. 2𝑥2+ 4𝑥 − 3 = 2 × x × x + 4 × x – 3 × 1
Koefisien dari 𝑥2 adalah 2. Faktor dari 2𝑥2 adalah 1, 2, x, 𝑥2 dan 2x.
Koefisien dari 4x adalah 4. Faktor dari 4x adalah 1, 4, x, dan 4x. Faktor dari –3 adalah –3, –1, 1, dan 3.
c. Operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar
Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Suku-suku yang sejenis.
2. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pengurangan, yaitu:
𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 + 𝑐) atau 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 − 𝑐) atau 𝑎(𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 3. Hasil perkalian dua bilangan bulat, yaitu:
Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positi.
14
Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif.
Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan di atas, maka hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan memperhatikan suku-suku yang sejenis.
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.
1. –4ax + 7ax
2. 2𝑥2 (– 3x + 2) + (4𝑥2 – 5x + 1) 3. (3𝑥2 + 5) – (4𝑥2 – 3a + 2) Penyelesaian:
1. –4ax + 7ax = (–4 + 7) ax = 3ax 2. (2𝑥2 – 3x + 2) + (4𝑥2 – 5x + 1)
= 2𝑥2 – 3x + 2 + 4𝑥2 – 5x + 1
= 2𝑥2 +4𝑥2 – 3x – 5x + 2 + 1
= (2 + 4) 𝑥2 + (–3 – 5) x + (2 + 1) (kelompokkan suku-suku sejenis)
= 6𝑥2 – 8x + 3
3. (3𝑥2 + 5) – (4𝑥2 – 3a + 2) = 3𝑥2 + 5 – 4𝑥2 + 3a – 2
= 3𝑥2 – 4𝑥2 + 3a + 5 – 2
= (3 – 4) 𝑎2 + 3a + (5 – 2) = –𝑎2 + 3a + 3
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Tolitoli. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa pembelajaran di SMPN 3 Tolitoli khususnya pada mata pelajaran matematika materi aljabar, ditemukan beberapa masalah yakni: a. motivasi belajar siswa kurang, dan b. siswa tidak mengerti tentang materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan juga tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda,
15
menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi hal ini di perlukan usaha, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih efektif.
Problem Basic Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang berbasis masalah.
Dalam model tersebut terdapat 5 fase dalam pemecahan masalah (1) orientasi siswa kepada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar. (3) membimbing penyelidikan individual dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan melihat fase yang terdapat dalam model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat bahwa model ini dapat membantu siswa agar lebih efektif dalam melakukan pembelajaran dan dapat menambahminat siswa dalam belajar.
Penelitian ini menggunakan 2 kelas untuk melihat efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning berbantu video. Sebagai pengukurnya dilakukan tes awal (Pretest) untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum perlakuan, dan tes akhir (posttest) setelah siswa di berikan perlakuan. Dari pemikiran diatas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 3 Tolitoli
Pretest
Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan
video
Posttest
16 2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t satu pihak. Dalam penelirian ini hipotesis yang dibuat adalah hipotesis untuk menganalisis data hasil belajar siswa pada materi aljabar. Dalam konteks pengujian hipotesis untuk penelitian ini adalah ingin menguji apakah metode pembelajaran berbasis proyek memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, Anda dapat menggunakan uji t satu pihak. Hipotesis untuk uji t satu pihak umumnya dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis nol (H0): Tidak ada pengaruh signifikan dari metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa.
Hipotesis alternatif (H1): Terdapat pengaruh positif dari metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa
Dengan menggunakan uji t satu pihak, akan diuji apakah terdapat perbedaan yang signifikan ke arah positif akibat penerapan metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa.
17 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk menguji pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Tolitoli. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen atau quasi-eksperimen, yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (metode pembelajaran berbasis proyek) terhadap variabel terikat (hasil belajar siswa) dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial.
3.2 Desain/Rancangan Penelitian
Rancangan peneliti yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian
“Pretest-Posttest Control Group Design”. Gambaran dari desain penelitian ini sebagai berikut.
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O X1 O
Kontrol O X2 O
Keterangan:
O: Pretest/Posttest kelas experiment dan control X1: Pembelajaran dengan metode PBL
X2: Pembelajaran biasa
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
18
Penelitian ini di laksanakan di SMPN 3 Tolitoli, berlokasi di Jl. Sultan Hasanuddin No.49 Tolitoli, Kecamatan.Baolan. Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2024.
3.4 Populasi, Tehnik pengambilan Sampel dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Tolitoli. Dua kelas yaitu kelas VIIIA yang berjumlah 28 orang dan VIIIB yang berjumlah 25 orang.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Random sampel (Sampel acak).
Menurut Arikunto (2018: 177) menyatakan Sampel Random adalah teknik pengambilan sampel “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Maka pada penelitian ini sampel yang akan diambil dua kelas, siswa kelas VIIIA dan siswa kelas VIIIB, siswa kelas VIIIA merupakan siswa yang diberikan perlakuan dengan pemberian model pembelajaran berbasis proyek (kelas eksperimen) dengan jumlah siswa 28 orang guna meraih hasil belajar yang tinggi bagi siswa. Sedangkan siswa kelas VIIIB merupakan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional jumlah siswa 25 orang yang dilakukan seperti biasanya (kelas kontrol)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan calon peneliti untuk mengumpulkan data-data atau informasi dalam suatu penelitian. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Tes atau Kuesioner:
Tes akan dilaksanakan di awal sebelum diberikannya sebuah pengajaran atau istilah lainnya pretest untuk melihat pengetahuan awal dari peserta didik kemudian akan diberikan posttest setelah diberikan sebuah treatrmen atau perlakuan berupa sebuah model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis proyek.
Tes adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Tes dapat berupa soal pilihan yang disarankan kepada siswa atau
19
wawancara yang lebih dalam, seperti sikap pikir atau pernyataan Tes dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, serta untuk mengumpulkan data terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran berbasis proyek.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung perilaku, kegiatan, atau situasi yang relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, observasi dapat digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran berbasis proyek, seperti interaksi antara guru dan siswa, aktivitas yang dilakukan oleh siswa, dan dinamika kelas.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tes atau Kuesioner
Instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terkait dengan materi aljabar. Tes dapat berupa soal-soal yang dirancang untuk menguji pemahaman dan penerapan konsep-konsep aljabar. Sementara kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi siswa terhadap metode pembelajaran berbasis proyek. Tes akan dilaksanakan di awal sebelum diberikannya sebuah pengajaran atau istilah lainnya pretest untuk melihat pengetahuan awal dari peserta didik kemudian akan diberikan posttest setelah diberikan sebuah treatrmen atau perlakuan berupa sebuah model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis proyek.
2. Observasi
Instrumen ini dapat digunakan untuk mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran berbasis proyek. Observasi dapat mencakup berbagai aspek, seperti interaksi antara guru dan siswa, aktivitas siswa, serta respons siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.
20 3. Wawancara
Selain itu, wawancara juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk mendalami pemahaman siswa terkait dengan pengalaman belajar menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek. Wawancara dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai persepsi siswa dan dampak metode pembelajaran terhadap pemahaman mereka.
Dengan menggunakan beragam instrumen ini, peneliti dapat memperoleh data yang komprehensif terkait dengan pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa kelas VIII materi aljabar di SMPN 3 Tolitoli.
3.7 Tehnik Analisis Instrumen 3.7.1 Validitas Ahli
Validitasi ahli merupakan proses pengujian validasi instrumen yang telah dikembangkan. Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat dari ahli. Validasi dengan ahli bertujuan untuk memberikan masukan pada instrumen tes pada aspek-aspek yang diukur oleh ahli.
Apabila instrumen dinyatakan tidak layak atau layak sesuai revisi dan saran maka perlu adanya perbaikan sesuai saran yang telah disampaikan oleh ahli dan jika dinyatakan layak oleh ahli maka instrumen dapat digunakan dalam penelitian.
Instrumen pada penelitian yang dilakukan divalidasi oleh dosen program studi pendidikan matematika. Hasil validasi dari ahli akan menentukan apakah instrumen itu dapat digunakan atau perlu perbaikan pada intsrumen tersebut.
3.8 Teknik Analisis Data
Prosedur pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data dengan uji –t atau t-test, terdapat asumsi yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas.
3.8.1 Analisis Statistika Deskriptif
Data yang disajikan dalam statistika deskriptif biasanya dalam bentuk mean, median, modus, varians, tabel, serta grafik.
21 3.8.2 Analisis Statistika Inferensial
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas
3.8.2.1 Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas
Sumanto (2014) menyatakan bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa data sampel dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS 16 dan secara manual menngunakan rumus :
𝑇3 = 1
𝐷[∑ 𝑎𝑖(𝑋𝑛−𝑖+1− 𝑋𝑖)
𝑘
𝑖=1
]
2
Keterangan
𝐷 = Berdasarkan rumuss di bawah
𝑎𝑖= Koefisient test Shapiro-Wilk (Lampiran 9) 𝑋𝑛−𝑖+1 = Angka ke 𝑛 − 𝑖 + 1 pada data
𝑋𝑖 = Angka ke i pada data
𝐷 = ∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝑛
𝑖=1
Keterangan :
𝑋𝑖 = Angka ke i pada data
𝑋̅ = Rata-rata data (Cahyono, 2015)
Pengujian dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang dimaksud adalah nilai pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian normalitas dilakukan pada taraf signifikansi α = 0.05. Kriteria yang digunakan yaitu jika signifinkasi
< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
22 3.8.2.2 Uji Hipotesis
Untuk melihat seberapa jauh hipotesis yang telah dirumuskan didukung oleh data yang dikumpulkan, maka hipotesis tersebut diuji. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan analisis data dengan uji –t atau t-test.
Pengujian hipotesis ini didasarkan pada uji statistik yaitu uji t untuk satu sampel dilakukan dengan rumus paired sampel t-test:
𝑡 = 𝐷̅ 𝑆𝐷
√𝑛 Keterangan
𝑡 = Nilai 𝑡hitung
𝐷̅ = Rata-rata selisih pretest dan posttest
SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2 n = Jumlah sampel (Nurhayadi, dkk. 2017)
Kriteria pengujian derajat kebebasan dk = n − 1 adalah:
a. Ho diterima jika thitung < ttabel b. Ho ditolak jika thitung > ttabel.
Uji ini didasarkan pada uji statistik yaitu uji t untuk satu sampel dimana data yang digunakan tidak bebas. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 kriteria yang digunakan yaitu jika signifikansi > 0.05, maka disimpulkan bahwa (H0) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jika signifikansi < 0,05 maka disimpulkan bahwa (H0) ditolak atau (Ha) diterima. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t satu pihak.
Adapun Hipotesis sementara yang peneliti buat dalam penelitian ini yakni:
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model pembelajaran berbasis proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Matematika Kelas VIII SMPN 3 Tolitoli
H0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Matematika Kelas VIII SMPN 3 Tolitoli.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (2020). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Berbasis Proyek Literasi, Dan Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis.
Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 37–52. https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.10736
Amanda, N. W. Y., Subagia, I. W., & Tika, I. N. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Ipa Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa. In Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Vol. 4).
Asriningtyas, A. N., Kristin, F., Anugraheni, I., Pgsd, ), Universitas, F., & Satya Wacana, K. (2018).
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 SD. 5.
Eka Sucipta D, N. P., Candiasa, I. M., & Sukajaya, I. N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Geogebra Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Viii Smp Pgri 2 Denpasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika Indonesia, 7(2).
Jannatu, N., Imah, N. ’, Dan, S., & Wardani, S. (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. In Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia (Vol. 9, Issue 2).
Manambing, R., Domu, I., & Mangelep, N. O. (n.d.). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Bentuk Aljabar (Penelitian di Kelas VIII D SMP N 1 Tondano).
Purnomo Madrasah Tsanawiyah Arrohmah Bogor, Y., Ciherang, D., Dramaga, K., & Bogor, K.
(n.d.). Pengaruh Sikap Siswa Pada Pelajaran Matematika Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Ridwan, M. (n.d.). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika (Eksperimen di SMK Bina Bangsa Mandiri 2 Cikeas).
Sofia Tanjung, D. (2022). Elementary School Journal Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Article History. 12(1), 2407–4937. https://doi.org/10.24114/esjpgsd.v12i1
24
Umam, K. (2016). Pengaruh Menggunakan Software Macromedia Flash 8 Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII. In Jurnal Pendidikan Matematika: Vol. I (Issue 1).
Wahyu, I., Pendidikan, A., Stkip, M., & Bandung, S. (n.d.). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa.
Wayan Rati, N., Kusmaryatni, N., Rediani, N., & Pendidikan Guru Sekolah Dasar, J. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa.
Rais, A. (2023). Bahan Ajar Bentuk Aljabar Kelas Viii Semester 1. Academia.edu.
https://www.academia.edu/16418883/Bahan_Ajar_Bentuk_Aljabar_Kelas_Viii_Semester_
1