Open Access
J urnal P endidikan F isika T adulako O nline
http://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jpft
23
Pengaruh Metode Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri
Basidondo
The Effect of the Everyone Is A Teacher Here Learning Method on Physics Learning Outcomes in Class X Students of SMK Negeri Basidondo
I Kadek Setiyasa, Gustina
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah
Email [email protected] Kata Kunci
Everyone is a teacher here , ETH, Hasil Belajar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Metode Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri Basidondo. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain the equivalent pretest-posttest group design. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yaitu X Pertanian (n = 20 sebagai kelas eksperimen) dan kelas X Peternakan (n = 18 sebagai kelas kontrol). Instrumen penelitian yang digunakan ialah tes hasil belajar fisika dalam bentuk esai.
Dari hasil analisis data posttest diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen adalah 21,35 dari skor ideal 28,00 sedangkan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 18,72 dari skor ideal 28,00. Hal ini menunjukan skor rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan hasil uji hipotesis uji-t (dua sisi) diperoleh thitung = 1,97 ttabel = 1,68pada taraf α= 0,05. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan H0, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima sehingga terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan presentase pengaruh yang diberikan sebesar 73%
sehingga, disimpulkan terdapat Pengaruh Metode Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri Basidondo.
Keywords
Everyone Is A Teacher Here , ETH, Learning Outcomes
©2023 The Author p-ISSN 2338-3240 e-ISSN 2580-5924
Abstract
This study aims to determine whether there is an effect of the Everyone Is A Teacher Here Learning Method on Physics Learning Outcomes in Class X Students of SMK Negeri Basidondo.
The research method used is a quasi-experimental design with the equivalent pretest-posttest group design. The research sample consisted of two classes, namely X Agriculture (n = 20 as the experimental class) and class X Animal Husbandry (n = 18 as the control class). The research instrument used was a physics learning outcome test in the form of an essay. From the results of posttest data analysis, the average score of the experimental class was 21.35 from the ideal score of 28.00, while the control class obtained an average score of 18.72 from the ideal score of 28.00. This shows the average score of experimental class physics learning outcomes is higher than the control class with the results of the t-test hypothesis test (two- sided) obtained tcount = 1.97 ttable = 1.68 at level = 0.05. This means that the value of tcount is outside the acceptance area of H0, thus H0 is rejected and H1 is accepted so that there are differences in physics learning outcomes between the experimental class and the control class. With the percentage of influence given is 73%, it can be concluded that there is an influence of the Everyone Is A Teacher Here Learning Method on Physics Learning Outcomes in Class X SMK Negeri Basidondo.
Received 10 February 2023; Accepted 30 March 2023; Available Online 30 April 2023
*Corresponding Author: [email protected]
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan. Salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilihat dari pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut, pendidikan harus memenuhi standar, metode dan kurikulum yang tepat, serta kualitas guru yang baik [1].
Dalam proses pembelajaran, secara umum melibatkan empat buah komponen utama, yaitu: siswa, guru, lingkungan belajar, dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda jika ditinjau dari daya tangkap terhadap pelajaran, minat belajar, keterampilan belajar, tujuan belajar dan lain-lain. Guru harus mampu membimbing para siswa agar dapat mengembangkan
24 pengetahuannya termasuk aktivitas dan kreativitas untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang di akan di pelajari [2].
Teori, konsep, dan prinsip fisika harus dikonstruk secara mandiri oleh peserta didik melalui bimbingan guru. Hal ini dikarenakan melalui pembelajaran mandiri, peserta didik akan memiliki ingatan lebih lama. Ini juga sesuai dengan dengan teori Piaget yaitu paham konstruktivisme. Peserta didik harus membangun sendiri suatu konsep dengan guru sebagai fasilisator [3].
Pembelajaran fisika yang berpusat pada peserta didik memberi banyak manfaat. Satu diantara manfaat tersebut adalah dapat menghasilkan minat jangka panjang bagi peserta didik. Minat belajar ini sangat dibutuhkan agar peserta didik mampu bertahan dalam mengatasi kesulitan untuk memahami rumus fisika. Padahal seharusnya peserta didik dapat memahami fisika secara mendasar dengan mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan serta menghubungkan setiap rumus.[4]
Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah metode pembelajaran everyone is a teacher here. Ide penting dalam metode pembelajaran everyone is a teacher here adalah membelajarkan kepada siswa tentang keterampilan, kerjasama, dan kolaborasi. Metode pembelajaran everyone is teacher here merupakan salah satu cara metode pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai pengajar terhadap peserta didik lain. Dalam pembelajaran, tidak harus semua dari guru, siswa hanya duduk terpagu dan mendengarkan ceramah dari guru, akan tetapi siswa bisa saling mengajar terhadap kawan-kawannya.
Tujuan dari penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here ini adalah membiasakan siswa untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.
Jadi metode pembelajaran ini memang menuntut siswanya mampu dalam membuat pertanyaan dan jawaban [5].
Kelebihan dari metode everyone is a teacher here yaitu : (a) mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran; (b) melatih siswa untuk bertanggung jawab; (c) metode ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran; (d) meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, dan keterampilan membuat simpulan.
Partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual dapat menggunakan metode everyone is a teacher here ini [6].
Pembelajaran everyone is a teacher here adalah sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Dalam proses belajar mengajar, tidak harus semua dari guru, siswa hanya duduk terpagu dan mendengarkan ceramah dari guru, akan tetapi siswa bisa saling mengajar terhadap kawan-kawannya [7].
Tujuan dari penerapan metode everyone is a teacher here ini adalah membiasakan siswa untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah [8].
Hasil observasi pada siswa SMK Negeri Basidondo diperoleh bahwa proses belajar mengajar yang diterapkan menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru mata pelajaran, guru berfokus menyampaikan pada hafalan belaka, dan penyampaian informasi lebih banyak dilakukan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa secara pasif menerima informasi, pembelajaran sangat abstrak, dan teoritis serta hanya memberikan tumpukan informasi kepada siswa, waktu belajar siswa sebagian besar digunakan untuk mengerjakan buku tugas, dan mendengar ceramah guru..
Pembelajaran konvensional menyandarkan pada hafalan belaka, penyampain informasi lebih banyak dilakukan oleh guru, siswa secara pasif menerima informasi, pembelajaran sangat abstrak dan teoritis serta tidak bersadar pada realitas kehidupan, memberikan hanya tumpukan beragam informasi kepada siswa, cenderung fokus pada bidang tertentu, waktu belajar siswa sebagaian besar digunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah guru, dan mengisi latihan (kerja individual) [9].
Metode pengajaran secara konvensional selama ini lebih ditekankan pada tugas guru untuk memberikan intruksi atau ceramah selama proses pembelajaran berlangsung, sementara itu siswa hanya menerima pembelajaran secara pasif [10].
metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah.
Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan. Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif [11].
Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi pengantar dan untuk menyampaikan materi
25 yang berkenaan dengan pengertian atau konsep-konsep. Di samping itu, metode ceramah akan efektif bila digunakan untuk menghadapi siswa yang berjumlah banyak, dan guru dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar kepada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar [12].
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa.
Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya [13].
Berikut ini adalah alasan masih digunakan metode ceramah yaitu: (a). agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung, (b). penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit), (c). untuk merangsang siswa belajar aktif,
(d). untuk memberikan feed back (balikan) untuk memberikan motivasi belajar.
Berikut ini akan diuraikan mengenai kelebihan metode ceramah. beberapa kelebihan metode ceramah diantaranya: (a). ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, murah maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan yang rumit; (b)
cer
amah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh guru; (c)ce
ramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan, artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang perlu ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai [14].Metode ceramah juga memiliki beberapa kelemahan beberapa kelemahan metode ceramah diantaranya: (a) Interaksi cenderung bersifat Centred (berpusat pada guru, (b) Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah, (c) d) Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh guru, jika ceramah berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah verbalisme [15].
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah pada
pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan pada satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini memerlukan waktu pelaksanaan selama 4 minggu pada bulan Mei 2021. Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri Basidondo, yang beralamatkan jl. Trans Gindopo KM 79 No.
001.
C. Populasi dan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri Basidondo pada tahun ajaran 2020/2021. Pada kelas eksperimen yaitu kelas X Pertanian ( n = 20 ) menggunakan pembelajaran Everyone is a Teacher Here sedangkan kelas kontrol yaitu kelas X Peternakan ( n = 18 ) menggunakan pembelajaran Direct Instruction dengan metode ceramah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini merupakan pemberian tes hasil belajar fisika berupa soal esai berjumlah 7 butir soal yang telah divalidasi oleh ahli validitas item dan dinyatakan layak untuk digunakan.
Hasil jawaban dari kedua sampel kemudian dianalisis menggunakan uji statistik.
E. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas data, digunakan rumus Chi-kudrat sebagai berikut :
= ∑ ( ) Keterangan:
X2 = uji nomalitas chi-kuadrat K = interval kolompok
Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan
Dengan keputusan uji Jika ( )( )maka data terdistribusi normal.
F. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk meyakinkan bahwa sekumpulan data yang akan diukur memang berasal dari populasi yang homogen (sama). Rumus yang diguanakan pada uji homogenitas adalah uji F sebagai berikut :
Keterangan :
26 F = nilai F hitung
S1= varian terbesar S2= varian terkecil
Dengan keputusan uji diterima Ho jika
( )( )< F < ( ). G. Uji Hipotesis
Uji hipotesis (uji-t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk uji-t dua pihak (2-tailed) adalah sebagai berikut :
→ →
√ Keterangan :
√( ) ( ) Keterangan :
X1= skor rata-rata kelompok kontrol X2= skor rata-rata kelompok eksperimen n1= jumlah siswa kelompok kontrol n2=jumlah siswa kelompok eksperimen S =simpangan baku
Dengan keputusan uji diterima Ho jika ( ) ( ).
H. Effect Size
Effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya sampel. Untuk menghitung effect size pada uji-t digunakan rumus Cohen’s sebagai berikut:
Keterangan :
d = besar pengaruh
Xt= skor rata-rata kelas eksperimen Xc= skor rata-rata kelas kontrol Spooted= standar deviasi
√( ) ( )
Keterangan :
Spooted = standar deviasi
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol
sd12 = standar deviasi kelas eksperimen sd22 = standar deviasi kelas kontrol
Kriteria Interpretasi nilai Cohen’s d dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1. Interpretasi nilai Cohen’s
Cohend’s
Standart Effect size Percentase (%)
Tinggi
2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Sedang
0,7 76
0,6 73
0,5 69
Rendah
0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode pembelajaran everyone is a teacher here yang diterapkan pada kelas eksperimen terhadap metode ceramah yang diterapkan pada kelas kontrol.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei 2021 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Basidondo. Yang beralamatkan di jalan Trans Gindopo KM 79 No. 001. Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas X Pertanian sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dan X Peternakan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Adapun hasil pretest dan posttest pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Analisis Data pretest dan posttest Belajar Fisika Siswa
Uraian
Pretest Postest Eksperim
en
kontr ol
eksperim en
Kontr ol
Sampel 20 18 20 18
Skor terend
ah 7,00 7,00 12,00 12,00 Skor
terting gi
21,00 21,00 27,00 26,00 Skor 28,00 28,00 28,00 28,00
27 ideal
Standa r deviasi
4,01 4,37 4,39 4,24 Skor
rata-
rata 14,70 14,78 21,35 18,72 Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pretest skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 7,00 dan skor tertinggi yaitu 21,00 dari skor ideal 28,00.
Untuk kelas kontrol, skor yang terendah yaitu 7,00 dan skor tertinggi yaitu 21,00 dari skor idela 28,00. Skor rata-rata pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 14,70 dan 14,78 ini menunjukan tidak adanya perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Sedangkan untuk posttest skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 12,00 dan skor tertinggi yaitu 27,00 dari skor ideal 28,00.
Untuk kelas kontrol, skor terendah yaitu 12,00 dan skor tertinggi yaitu 26,00 dari skor ideal 28,00. Skor rata-rata yang diperoleh dari posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 21,30 dan 18,72. Berdasarkan analisis data penelitian dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang diperoleh kelas kontrol. Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran everyone is a teacher here yang diberikan pada kelas eksperimen.
Data yang akan diuji normalitas adalah data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Pretest
Uraian
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas
eksperimen Kelas kontrol
Sampel (n) 20 18
X2hitung 1,33 3,89
X2tabel 5,99 5,99
Kesimpulan Terdistribusi Normal Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa hasil pretest dengan kriteria penerimaan X2hitung< X2tabel dengan taraf signifikansi α=0,05 yang diperoleh dari pretest lebih kecil dibandingkan dengan X2tabel. Hal tersebut menunjukan bahwa data dari kedua kelas terdistribusi normal.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Posttest Uraian Hasil Uji Normalitas Postest
Kelas
eksperimen Kelas kontrol
Sampel (n) 20 18
X2hitung 2,20 3,36
X2tabel 5,99 5,99
Kesimpulan Terdistribusi Normal Uji normalitas pada posttest yang menggunakan Chi-kuadrat dengan kriteria penerimaan X2hitung< X2tabel dengan taraf signifikansi α=0,05 yang diperoleh dari posttest lebih kecil dibandingkan dengan X2tabel. Hal tersebut menunjukan bahwa data dari kedua kelas terdistribusi normal.
Data yang diuji homogenitas adalah pretest dan posttest, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Menggunakan uji F, dengan kriteria jika Fhitung<Ftabel. Hasil uji homogenitas diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas pretest dan posttest
Uraian Pretest Postest Kesimpulan
Fhitung 1,05 1,10 Homogen
Ftabel 2,17 2,17
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel. Dalam kriteria penerimaan dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variasi yang sama (homogen).
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil kedua kelas terdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji-t untuk memastikan terdapat pengaruh metode pembelajaran everyone is a teacher here terhadap hasil belajar fisika pada siswa kelas X SMK Negeri Basidondo antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil pengujiian statistik uji-t pretest dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas
Skor rata-
rata thitung
ttabel (α =
0,05) Keputusan Eksperimen 14,60 0,23 1,68 H0
Diterima Kontrol 14,92 0,23 1,68
Berdasarkan hasil analisis data penelitian pretest diperoleh thitung sebesar 0,23 dengan t1-
1/2α=0,23. Maka dapat disimpulkan -t1- 1/2α=1,68<thitung=0,23 berdasarkan kriteria tersebut maka H0 diterima karena ttabel>thitung
28 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran everyone is teacher here terhadap hasil belajar fisika siswa dengan kelas yang menggunakan model Direct Intruction dengan metode ceramah.
Data hasil pengujiian statistik uji-t posttest dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Skor rata-
rata thitung
ttabel
(α =
0,05) Keputusan Eksperimen 21,78 1,92 1,68 H1
Diterima Kontrol 19,25 1,92 1,68
Berdasarkan hasil analisis data penelitian posttest diperoleh thitung>ttabel atau 1,92>1,68.
Karena jika ttabel<thitung berarti, nilai thitung
berada diluar daerah penerimaan H0. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan uji-t pada data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran everyone is a teacher here terhadap hasil belajar fisika pada siswa.
Analisis Effect Size dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode pembelajaran everyone is a teacher here yang diterapkan pada kelas eksperimen terhadap metode ceramah yang diterapkan pada kelas kontrol. Uji effect size pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 8. Hasil uji effect size pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Spooted d Percentace Cohend’s
Standard
314,75 -0,02 46% Rendah
Berdasarkan analisis uji effect size pada pretest, diperoleh persentase sebesar 46%. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh yang diberikan metode pembelajaran everyone is a teacher here yang diterapkan pada kelas eksperimen terhadap metode ceramah yang diterapkan pada kelas kontrol masih berkategori rendah.
Uji effect size posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 9. Hasil uji effect size posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Spooted d Percentace Cohend’s
Standard
375,23 0,55 73% Sedang
Bedasarkan Tabel hasil uji effect size posttest diatas diperoleh persentase sebesar 73%. Hal ini menunujukan bahwa interpretasi pengaruh penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here pada kelas eksperimen terhadap penerapan metode ceramah pada kelas kontrol berada dalam kategori sedang.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil belajar fisika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sampel yang digunakan yaitu kelas X Pertanian (n = 20) sebagai kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran everyone is a teacher here dan kelas X Peternakan (n = 18) sebagai kelas kontrol menggunakan model direct instruction dengan metode ceramah.
Perbedaan skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran everyone is a teacher here.
Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen menerapkan langkah-langkah pembelajaran everyone is a teacher here yakni : (a) membagikan secarik kertas dan meminta kepada siswa menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari atau yang sedang didiskusikan dalam kelas, ini bertujuan agar siswa membaca, menyimak, memahami dan menggali rasa ingin tahu siswa terkait materi pembelajaran serta apabila terdapat suatu pertanyaan maka siswa dapat menuliskannya dalam kertas tersebut untuk mendapatkan jawaban. Sedangkan pada kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah pada setiap langkahnya yakni penyajian materi, pada langkah ini guru menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan dengan materi pelajaran. Sehingga terlihat bahwa pada kelas ekperimen siswa yang menjadi fokus utama dalam mencari dan mengemukakan materi pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol siswa fokus mendengarkan materi yang dikemukakakn oleh guru. (b) pada kelas eksperimen langkah berikutnya yakni mengumpulkan dan membagikan kertas tersebut kepada siswa secara acak serta meminta siswa memikirkan jawaban pertanyaan pada kertas tersebut, ini bertujuan untuk melatih dan menggali semua informasi yang dimiliki oleh siswa terkait materi yang sedang dipelajari kemudian mengemukakan hasil jawaban tersebut kepada teman kelasnya.
Sedangkan pada kelas kontrol langkah berikutnya yakni komparasi, pada langkah ini guru memberikan kesempatan pada peserta
29 didik untuk menggabungkan dan membandingkan materi yang ia dapatkan dari membaca melalui tanya jawab dengan guru.
Pada langkah ini bisa terlihat pada kelas ekperimen proses pembelajaran berfokus pada pengetahuan individu siswa terkait materi pembelajaran dan kemudian menyampaikan pengetahuan tersebut didepan kelas sedangkan pada kelas kontrol berfokus pada materi yang belum dipahami siswa kemudian menanyakannya pada guru. (c) pada kelas eksperimen langkah selanjutnya yaitu meminta pada siswa untuk membacakan pertanyaan dari kertas yang ia peroleh dan menjawabnya didepan kelas, hal ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab siswa, kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan jawaban dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sedangkah langkah yang diterapkan pada kelas kontrol yaitu kesimpulan, pada langkah ini guru memberikan tugas kepada peserta didik, baik berupa tugas individu maupun kelompok untuk membuat kesimpulan ataupun resume dari materi pelajaran. Bisa terlihat pada kelas eksperimen langkah ini meyampaikan informasi terkait materi yang dipelajari didalam kelas dan membandingkan informasi tersebut pada siswa lain didalam kelas sehingga banyak informasi yang didapatkan sedangkan pada kelas kontrol pada langkah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman yang dikuasai siswa mengenai materi yang dipelajari. (d) langkah berikutnya yang diterapkan dalam kelas eksperimen yaitu meminta kepada siswa lain untuk menanggapi ataupun menambahkan jawaban dari siswa lain, ini bertujuan untuk merangsang keaktifan siswa dalam kelas dan melatih kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan jawaban berbeda.
Sedangkan pada kelas kontrol langkah yang diterapkan yaitu evaluasi, pada langkah ini guru mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang diterimanya melalui tes lisan maupun tulisan.
Terlihat bahwa pada kelas eksprimen langkah ini mempunyai tujuan untuk mengkomparasi semua materi yang di kemukakan oleh siswa dalam kelas sedangkan pada kelas kontrol langkah ini berguna untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang dipelajari.
Tujuan dari penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here ini adalah membiasakan siswa untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.
Jadi metode pembelajaran ini memang menuntut siswanya mampu dalam membuat pertanyaan dan jawaban. Dari proses penerapan pembelajaran direct instruction
dengan metode ceramah dapat dilihat bahwa proses pembelajaran berfokus pada guru (teacher centre), sehingga skor rata-rata lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen, hal ini karena proses pembelajaran kelas kontrol berfokus kepada guru, guru yang memberi informasi, dan sebagian besar waktu siswa digunakan untuk mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran.
Hasil penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here dalam kelas eksperimen menunjukan proses belajar lebih berpusat kepada siswa, metode ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai pengajar terhadap peserta didik lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu pelajaran pada waktu yang sama saat dia menjadi narasumber bagi peserta didik lainnya. Sehingga hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil ini kemudian didukung dengan adanya uji statistik, berdasarkan hasil analisa data posttest yang diperoleh bahwa H1 diterima dengan kata lain terdapat perbedaan Metode Pembelajaran Everyone is a teacher here dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction dengan metode ceramah dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Kenaikan yang signifikan terdapat pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol hanya mengalami sedikit kenaikan. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen diberikan pengajaran yang berbeda dalam proses belajar mengajar sehingga siswa turut berperan dan menjadi siswa sebagai peran utama dalam proses belajar mengajar.
Siswa akan menjadi pusat dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator, mengajar sesama teman (peer teaching) akan merangsang kemampuan motorik siswa untuk memahami pelajaran. Siswa menjadi lebih paham dikarenakan bahasa yang digunakan oleh sesama teman kelas mudah dipahami.
Perbedaan hasil belajar fisika yang terjadi pada kelas eksperimen disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika yang diamati oleh peneliti adalah pertama penggunaan metode pembelajaran yang berbeda dari umumnya, dimana peneliti menerapkan metode everyone is a teacher here yang dapat membuat siswa lebih komunikatif, memperoleh pengetahuan dengan bahasa yang mudah dipahami dikarenakan peer teaching. Faktor yang kedua yakni keterlibatan langsung peserta didik dalam proses belajar mengajar, yang menyebabkan seluruh siswa terlibat didalam dikelas. Siswa dapat menemukan materi dan sumber
30 informasi yang menggunakan bahasa yang mudah dipahami karena yang menjadi pusat informasi adalah teman sekelas.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data posttest diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen adalah 21,35 dari skor ideal 28,00 sedangkan kelas kontrol memperoleh skor rata- rata 18,72 dari skor ideal 28,00. Hal ini menunjukan skor rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan hasil uji hipotesis uji-t (dua sisi) diperoleh thitung = 1,97 > ttabel = 1,68 pada taraf α= 0,05. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan H0, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima sehingga terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan persentase effect size sebesar 73% maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode Pembelajaran Everyone is a teacher here terhadap hasil belajar fisika pasa siswa kelas X SMK Negeri Basidondo.
B. Saran
1. Dalam memilih metode pembelajaran, hal yang terpenting diperhatikan adalah karakter siswa. Gunakanlah metode pembelajaran yang menyenangkan untuk membuat siswa yang cenderung pasif menjadi lebih ceria dan banyak canda.
2. Metode pembelajaran Everyone is a teacher here membutuhkan waktu yang cukup lama serta persiapan yang cukup banyak dalam penerapannya, sebaiknya peneliti
memperhitungkan waktu di setiap fase pembelajaran agar prosesnya berjalan lebih efesien.
3. Untuk peneliti selanjutnya penerapan Metode Pembelajaran Everyone is a teacher here dapat dilakukan dengan materi dan jenjang
pendidikan yang berbebeda agar bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Krismiyanti “Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan Kualitas Pendidikan di SD Negeri Inpres Angkasa Biak”, Jurnal Office, Vol.3, No.1, pp.44-50, 2017.
[2] Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Indonesia : Rineka Cipta, 2006.
[3] Mundilarto, Kapita Selekta Pendidikan Fisika, Yogyakarta, Indonesia : FMIPA UNY, 2002.
[4] Slameto, Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Indonesia : Pustaka Indonesia, 2010.
[5] Humokor, “Pengaruh Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa”, Universitas Negeri Gorontalo, 2013.
[6] Megahati “ctive Learning Strategy On Type Everyone Is A Teacher Here To Learning Outcomes Of Class XI IA SMAN 5 Solok Selatan”, Jurnal BioConcetta, Vol.2, No.2, pp.78-83, 2016.
[7] Ummah, A., N. “Penerapan metode everyone is a teacher here untuk meningkatkan hasil belajar matematika Kelas IV” , Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol.6, No.3, PP.322-331, 2018.
[8] Firdaus “Application Of Everyone Is A Teacher Here Learning Metode To Improve Self Confidence Student”, Primaryedu: Jounal of Primary Education Vol.2, No.2, pp.87-95, 2018.
[9] Amalilah “Penerapan metode ceramah dan diskusi dalam peningkatan hasil belajar PAi di SMA negeri 44 Jakarta”, Jurnal Studi Al’quran, Vol.10, No.2, pp:
119-131, 2014.
[10] Tambak, S. “Metode Ceramah: Konsep dan Aplikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Tarbiyah, Vol. 21, No.2, pp: 121-135, 2014.
[11] Nasution, K. “ Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil belajar Siswa”, Jurnal Studio Didaktika, Vol.11, No.01, pp: 9-16, 2018.
[12] Pamungkas “Studi Perbandingan Pembelajaran PBL dengan Pembelajaran Konvensional pada Konsep Keanekaragaman Hayati” Universitas Pasundan Bandung, 2016.
[13] Sidik “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Direct Intruktions”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol.1, No.1, pp.49-60, 2016.
[14] Wirabumi, R. “Metode Pembelajaran Ceramah”, Jurnal Annual Conferenceon On Islamic Education and Thought (ACIET), Vol.1, No. 1, pp: 105-113, 2020.
[15] Hardiyanti “Perbedaan Hasil Belajar Statika Antara Metode Ceramah dengan Metode Problem Posing pada Siswa Kelas XII Teknik Kontruksi Kayu SMK Negeri 1 Jakarta”, Jurnal Pensil: Pendidikan Tehnikn Sipil, Vol.1, No.2, pp. 141-154, 2012.