• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) MATERI POKOK PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI UMAIYAH (STUDI

TINDAKAN DI KELAS VII MTS ASSALAFIYAH TEGAL)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh :

DEWI FATIMAH NIM. 073111153

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2011

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Fatimah NIM : 073111153

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 02 November 2011 Saya yang menyatakan,

Dewi Fatimah NIM: 073111153

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:

Judul Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Pokok Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umaiyah (Studi Tindakan di Kelas VII MTs Assalafiyah Tegal)

Nama : Dewi Fatimah

NIM : 073111153

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 13 Desember 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Widodo Supriyono, M.A Yunita Rahmawati

NIP. 19591025 198703 1 003 NIP. 19780627 200501 2 004

Penguji I, Penguji II,

Drs. Wahyudi, M.Pd Mufidah, S.Ag, M.Pd

NIP. 19680314 199503 1 001 NIP. 19690707 199703 2 001

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Abdul Rohman, M.Ag Hj. Nur Asiyah, M.S.I NIP. 19691105 199403 1 003 NIP. 19710926 199803 2 002

(4)

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 02 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi pokok Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umaiyah (Studi Tindakan di Kelas VII MTs Assalafiyah Tegal)

Nama : Dewi Fatimah NIM : 073111153

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing I,

Drs. Abdul Rohman, M.Ag NIP. 19691105 199403 1 003

(5)

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 02 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakuakan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi pokok Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umaiyah (Studi Tindakan di Kelas VII MTs Assalafiyah Tegal)

Nama : Dewi Fatimah NIM : 073111153

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing II,

Nur Asiyah, M.S.I

NIP. 19710926 199803 2 002

(6)

vi ABSTRAK

Judul : Penerapan Metode Everyone Is A teacher Here Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Pokok Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umaiyah (Studi Tindakan di kelas VII MTs Assalafiyah Tegal)

Penulis : Dewi Fatimah NIM : 073111153

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam (SKI) materi pokok Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umaiyah dengan menggunakan metode everyone is a teacher here di kelas VII MTs Assalafiyah Tegal.

Berdasarkan observasi awal, proses pembelajaran SKI di MTs Assalafiyah Tegal khususnya kelas VII masih belum optimal dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan guru yang masih menggunakan metode yang belum tepat dan mengarah pada peningkatan hasil belajar sehingga kurang adanya respon peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Akibatnya peserta didik pasif dan kurang mampu mengoptimalkan hasil belajarnya. Metode everyone is a teacher here merupakan salah satu metode yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Dengan metode ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini permasalahan yang diajukan adalah apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, adapun untuk mengetahui hasil dilihat dari hasil evaluasi akhir dan aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data ini dengan menggunakan metode observasi dan tes. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif non statistik.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 tahap yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus 2. Adapun tiap siklus terdiri dari empat prosedur yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan tindakan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Dengan subjek penelitian kelas VII MTs Assalafiyah Tegal sebanyak 38 peserta didik. Pada tahap pra siklus hasil evaluasi akhir peserta didik diperoleh persentase 39,5%. Pada siklus I diperoleh persentase 55,3%, dan pada siklus II persentase naik menjadi 84,2%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan sesudah diterapkan metode everyone is a teacher here dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode everyone is a teacher here.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan inayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir akademik dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada beliau junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan dirinya suri tauladan serta contoh yang mulia beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa menjaga kesucian jiwanya hingga akhir hayat.

Dengan penuh rasa syukur penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan motivasi dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih terutama kepada:

1. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo semarang beserta stafnya yang telah memberi izin penulisan skripsi ini.

2. Drs. Abdul Rohman, M.Ag. selaku pembimbing I dan ibu Hj. Nur Asiyah, M.S.I. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga ditengah kesibukannya yang taramat padat. Terimakasih atas nasehat, motivasi, dan bimbingan yang sunguh tiada ternilai harganya. Mudah-mudahan Allah membalas segala kebaikannya.

3. Semua dosen fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberi penulis bekal ilmu yang begitu besar dengan penuh kesabaran dan pengertian.

4. Bapak Beny Mustofa, S.Ag. selaku Kepala Sekolah MTs Assalafiyah Tegal beserta staf dan siswa-siswanya, yang telah berkenan memberi izin untuk melaksanakan penelitian.

5. Bapak Abdul Kholiq Amas, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran SKI kelas VII yang telah membantu dalam proses penelitian.

6. Ayahanda Asro dan ibunda Solikha yang selalu mencurahkan kasih sayang dan selalu memberi semangat. Terimakasih atas jasa-jasamu yang takkan pernah aku lupakan. Doamu selalu kuharapkan dalam setiap langkahku

(8)

viii

7. Kakakku Nur laeli dan adik-adikku (Khaerunnisa, M. Imam Arifin, Fahrur Rozi, M. Ali Fahmi, Fitri Aulia Sholikha) yang selalu memberi kebahagiaan dan keceriaan dalam kehidupanku

8. Teman-temanku senasib seperjuangan (PAID 07) Dilah, Intan, Izum, Barry, Bang Munir yang menemaniku dalam studi baik dalam suka maupun duka.

9. Teman-teman kos J.30 dan I.32, mba’ fida, mba’ nina, mba’ elis, de’ isti, dan de’

nur dan lain-lain. Kita selalu hidup bersama baik suka maupun duka di kos tercinta

10. Semua pihak yang mungkin belum dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam lembar ini karena keterbatasan yang ada.

Demikian ucapan terimakasih ini penulis sampaikan, penulis hanya bisa berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak menjadi amal ibadah yang diterima disisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.

Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat pada diri sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta memberikan manfaat bagi khazanah keilmuan di IAIN Walisongo Semarang khususnya dalam ilmu Tarbiyah, dan bagi kita semua yang membacanya, Amiin ya Rabbal ‘Alamin.

Semarang, November 2011 Penulis

Dewi Fatimah NIM. 073111153

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

PERNYATAAN KEASLIAN……… ii

PENGESAHAN……….. iii

NOTA PEMBIMBING……….. iv

ABSTRAK……….. vi

KATA PENGANTAR……….... vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

DAFTAR ISI……… x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Penegasan Istilah……….. 3

C. Rumusan Masalah……… 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 5

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka………. 7

1. Metode Everyone Is A Teacher Here………. 8

2. Hasil Belajar……… 20

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam……… 26

B. Kerangka Berfikir………. 28

C. Hipotesis Tindakan……….. 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 31

C. Pelaksana dan Kolaborator……….. 32

D. Rancangan Penelitian………... 32

E. Teknik Pengumpulan Data……….. 36

F. Teknik Analisis Data……… 37

G. Indikator pencapaian ……… 38

(10)

x

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. gambaran Umum MTs Assalafiyah Tegal……… 39

B. Hasil Penelitian……… 39

1. Hasil Penelitian Pra Siklus……….. 39

2. Hasil Penelitian Siklus I……….. 42

3. Hasil Penelitian Siklus II………. 49

C. Pembahasan……….. 54

1. Siklus I………. 54

2. Siklus II……… 54

BAB V : PENUTUP A. Simpulan………... 58

B. Saran………... 58

C. Penutup ……… 59 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a RPP Siklus I Lampiran 1b RPP Siklus II

Lampiran 2a Lembar Evaluasi Siswa Siklus I Lampiran 2b Lembar Evaluasi Siswa Siklus II

Lampiran 3 Pedoman Format Lembar Observasi Siswa Lampiran 4a Tabel Hasil Tes Siklus I

Lampiran 4b Tabel Hasil Tes Siklus II

Lampiran 5 Tabel Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II

ix

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi benih manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik pasti menjadi pohon mangga bukan menjadi pohon jambu.1

Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga pendidikan Islam, mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia.

Sumber utama ajaran Islam (al-Quran) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak langsung mengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat tinggi bagi pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam, maka tarikh dan ilmu tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat meneladani proses pendidikan Islam semenjak zaman Rasulullah SAW., zaman Khulafaur Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan Islam.

Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil bahwa: ”Sesungguhnya pengetahuan tarikh itu banyak gunanya, baik bagi urusan keduniaan maupun bagi urusan keakhiratan”. Barang siapa hafal (mengerti benar) tantang tarikh, bertambah akal pikirannya. Tarikh itu bagi masa menjadi cermin. Sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru. Tarikh dan ilmu tarikh itu pokok kemajuan suatu umat, manakala ada suatu umat tidak memperhatikan tarikh dan ilmu tarikh, maka umat itu tentulah akan ketinggalan di

1 Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 1.

(13)

2 belakang, dan manakala suatu umat itu sungguh-sungguh memperhatikan tarikh dan ilmu tarikh, maka tentulah umat itu maju ke depan.

Berdasarkan kegunaan tersebut, maka semestinya pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran yang sangat penting, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan, akan tetapi kenyataan yang ada di sekolah-sekolah tampaknya bukanlah demikian. Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan melainkan membosankan. Selain itu juga kurang menarik dan cenderung membuat siswa gaduh dalam mengikutinya.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar SKI tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya variasi dalam pembelajaran, misalnya penggunaan metode dan media yang kurang menarik perhatian siswa dan kurang merangsang siswa untuk belajar, karena sifatnya yang banyak cerita sehingga merasa jenuh, yang akan menumbuhkan kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI tersebut. Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan siswa yang bersifat pasif dalam menerima pelajaran SKI. Apalagi pada jam-jam siang. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menggairahkan kembali motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik pun dapat meningkat.

Teori Maslow menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar peserta didik itu sendiri. Kebutuhan- kebutuhan tersebut meliputi, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan untuk merealisasikan diri.2 Untuk itu seorang guru harus belajar bagaimana memotivasi belajar peserta didiknya

Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan. Media pembelajaran sebaiknya disertai dengan metode atau metode mengajar, sehingga media ini akan menjadi alat pembelajaran yang efektif. Untuk itu guru harus berani mencoba menggunakan metode pembelajaran, sehingga akan terjadi komunikasi dalam pembelajaran yaitu terjadi interaksi antara guru dan siswa.

2 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Sinar Abu Algensindo, 2007), hlm. 176.

(14)

3 Sehubungan dengan pernyataan di atas, upaya yang harus dilakukan guru PAI untuk mengoptimalkan potensi peserta didik, diperlukan penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah, sehingga penulis mencoba menerapkan metode everyone is a teacher here untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam merespon materi yang diajarkan.

Dengan menerapkan metode everyone is a teacher here itu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena metode everyone is a teacher here ini dapat melatih peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah, sehingga pembelajaran tidak hanya sebatas guru menyampaikan materi akan tetapi juga mengajak peserta didik untuk aktif dalam proses belajar mengajar dengan cara meminta peserta didik menuliskan pertanyaan tentang materi pokok yang telah dipelajari, ataupun topik khusus yang ingin mereka diskusikan di dalam kelas.

Dasar pemikiran inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Pokok Perkembangan Islam pada Masa Bani Umaiyah di Kelas VII MTs Assalafiyah Tegal.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan istilah yang di gali dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan

Berasal dari kata “terap” mendapat awalan pe-dan akhiran-an yang artinya proses, cara, perbuatan menerapkan.3

2. Metode Everyone Is A Teacher Here

Metode everyone is a teacher here merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual.

3 Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Basar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 1448.

(15)

4 Metode ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.4

3. Meningkatkan

Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat, mendapat awalan “me” dan akhiran “an” yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.5

4. Hasil Belajar

Hasil adalah pendapatan, sesuatu yang diciptakan, sukses.6 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku antara individu dan lingkungan.7 Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.8

5. Peserta Didik

Peserta didik adalah “murid” (terutama pada sekolah dasar dan menengah).9 6. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” mendapat awalan pe- dan akhiran -an, yang mempunyai arti sebagai proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya.

7. SKI

SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah adalah asal-usul silsilah atau kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

4 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), cet-VI, hlm. 110

5 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006), Hlm. 1280-1281.

6 Hamzah Ahmad & Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonedia, ( Surabaya : Fajar Mulya, 1996), hlm. 147

7 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Metode Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. 2 , 2001), hlm. 4

8 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1993 ), hlm. 49

9 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Aksara, 2003), hlm. 849

(16)

5 masa lampau.10 Kebudayaan adalah fikiran, akal budi, adat istiadat.11 Sedangkan Islam adalah agama yang diajarkan oleh Rasul Muhammad SAW., berpedoman pada kitab suci Al-qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.12 SKI merupakan mata pelajaran sejarah yang ada di sekolah-sekolah madrasah, seperti Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.

Dalam penelitian ini Sejarah Kebudayaan Islam dikhususkan pada materi perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah yang diajarkan di kelas VII MTs AssalafiyahTegal.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah: Apakah dengan menerapkan metode everyone is a teacher here pada pembelajaran SKI materi pokok perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs Assalafiyah Tegal?

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk mencari data dan informasi yang kemudian dianalisis dalam rangka mengupayakan meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi pokok perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah melalui metode everyone is a teacher here.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1995), hlm 891

11Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 149

12Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 388

(17)

6 a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan serta informasi bagi pihak sekolah guna meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran SKI khususnya materi perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah di MTs Assalafiyah Tegal.

b. Bagi Peserta Didik

Dengan skripsi ini dapat digunakan sebagai wacana belajar peserta didik guna meningkatkan hasil belajar melalui metode everyone is a teacher here pada pembelajaran SKI materi perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan dan informasi bagi guru, tentang penggunaan metode everyone is a teacher here pada pembelajaran SKI dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

d. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman baru yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.

(18)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:

Penelitian Siti Kholifatun (3103203), 2008, yang melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Cooperative learning dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Al-Khoiriyah 01 Semarang”, ternyata menunjukkan adanya keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Peran aktif tersebut dikarenakan siswa dihadapkan pada model pembelajaran yang mereka anggap baru, yang menuntut mereka untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian Lail Ermawati, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Haji Menggunakan Strategi PAIKEM di MI Miftahul Islam Kabupaten Grobogan”. Dalam skripsi ini menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan haji dengan menggunakan metode PAIKEM.

Noor Susanti, 2007, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul

“Efektivitas Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Media Komik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan”. Hasilnya dalam menggunakan pembelajaran kooperatif STAD dengan media komik dapat menarik perhatian dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7 semester 2 SMP 1 Grobogan.

Penulis mengangkat beberapa skripsi di atas sebagai kajian pustaka karena: skripsi di atas memaparkan tentang beberapa penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

Berkaitan dengan penelitian di atas penelitian ini bersifat sebagai pengembangan dari hasil penelitian yang sudah ada, di mana penelitian ini menggunakan metode

(19)

8 everyone is a teacher here sebagai sarana dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Selain mengacu pada pustaka-pustaka tersebut dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan beberapa teori yang dijadikan sebagai dasar acuan dalam penulisan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Metode Everyone is A Teacher Here

a. Pengertian Metode Everyone is A Teacher Here

Dalam pembelajaran seorang guru tidak cukup hanya menyampaikan pengetahuan saja. Akan tetapi juga harus mampu menciptakan suasana kelas yang penuh perhatian, sehingga proses belajar mengajar akan lebih efektif dan tercapai tujuan yang optimal. Oleh karena itu guru harus mampu menentukan metode yang terbaik yang akan digunakan. Metode, dalam bahasa arab dikenal dengan Thariqah yang berarti langkah-langkah metode yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.1

Secara umum metode mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan belajar mengajar, metode bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.2 Adapun beberapa metode cooperative learning yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran diantaranya adalah bentuk everyone is a teacher here.

Sedangkan everyone is a teacher here merupakan sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai “pengajar” terhadap peserta didik lain.3

Metode everyone is a teacher here juga sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.

1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2005), hlm. 2

2 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet- 3, hlm. 5

3 A. Atmadi dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 7

(20)

9 Metode ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.4 b. Tujuan Metode Everyone is A Teacher Here

Melalui metode everyone is a teacher here diharapkan peserta didik akan lebih bergairah dan senang dalam menerima pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang pada gilirannya tujuan pembelajaran SKI dapat tercapai. Dengan demikian melalui metode everyone is a teacher here tersebut, hasil yang diharapkan adalah:

1) Bagi setiap individu dari masing-masing peserta didik berani mengemukakan pendapat melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya

2) Mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas

3) Peserta didik lain, yang berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah

4) Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

Dalam bukunya Ismail SM, yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM juga disebutkan bahwa tujuan dari penerapan metode everyone is a teacher here adalah membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.5

c. Langkah-langkah dalam Metode Everyone is A Teacher Here

4 Hisyam Zaeni, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), hlm. 60

5 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berabasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 74

(21)

10 Dalam menerapkan metode everyone is a teacher here ini tidak hanya sekedar menerapkan akan tetapi ada langkah-langkah yang harus diperhatikan.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.

2) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

3) Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing- masing, sambil memikirkan jawabannya.

4) Undang sukarelawan untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi peserta didik untuk angkat tangan bagi yang siap membaca-tanpa langsung menunjuknya)

5) Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya

6) Beriakan apresiasi (pujian) terhadap setiap jawaban/tanggapan peserta didik agar termotivasi dan tidak takut salah

7) Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.6

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Everyone is A Teacher Here

Salah satu bentuk cooperative learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah tipe everyone is a teacher here yang intinya adalah menciptakan pola bagaimana menciptakan kelompok

6Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , hlm. 74

(22)

11 belajar yang baik pada diri peserta didik dan penghargaan terhadap kinerjanya dalam kelas. Manfaat dari cooperative learning tipe everyone is a teacher here ini adalah dapat meningkatkan tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Sebagai salah satu tipe strategi pembelajaran kooperatif, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Karena metode everyone is a teacher here merupakan salah satu bentuk yang ada dalam kelompok model pembelajaran kooperatif, keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan yang sama di antaranya:

1) Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain

3) Strategi pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5) Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah

6) Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

(23)

12 7) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.7

Di samping kelebihan strategi pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan atau kekurangan, di antaranya:

1) Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

2) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

3) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

4) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan, hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.

7 Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

kencana, 2008), cet. 5, hlm. 249

(24)

13 5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

Oleh karena itu idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.8

e. Fungsi atau kedudukan Metode dalam Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata, dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.

Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya:9

1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar

8 Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm.250

9Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm 72

(25)

14 yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut sardiman. A.M. (1988:80) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.10

Dalam pembelajaran itu juga harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar. Selain itu proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW,

ﻦﻋ ﺲﻧﺍ ﻰﺿﺭ ﷲﺍ ﻪﻨﻋ ﻦﻋ ﱯﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳﻭ ﺎﻗ ﻝ : ﺍﻭﺮﺴﻳ ﻻﻭ

ﺍﻭﺮﺴﻌﺗ ﺍﻭﺮﺸﺑﻭ

ﻻﻭ ﺍﻭﺮﻔﻨﺗ . ) ﻩﺍﻭﺭ ﻯﺭﺎﺨﺒﻟﺍ (

“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda: mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari.” (HR Bukhari)11

2) Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang

10Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 73

11Abu Abdillah Muhammad Ibn Isma’il Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Libanon: Dar Al-Fikr), Kitab Al-Ilm, Juz 1, hlm. 24

(26)

15 diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra.

Roestiyah.N.K. (1989:1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.12

3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang.

Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

Oleh karena itu, penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan berakibat fatal. Berikut adalah ayat yang terkait secara langsung tentang dorongan untuk memilih metode secara tepat`dalam proses pembelajaran, surat An-Nahl ayat 125:

12Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 74

(27)

16

äí÷Š$#

4’n<Î) È≅‹Î6y™

y7În/u‘

Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/

ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ ÏπuΖ|¡ptø:$#

(

Οßγø9ω≈y_uρ

ÉL©9$$Î/

}‘Ïδ ß|¡ômr&

4

¨βÎ)

y7−/u‘

uθèδ ÞΟn=ôãr&

yϑÎ/

¨≅|Ê

tã

Ï&Î#‹Î6y™

(

uθèδuρ ÞΟn=ôãr&

tωtGôγßϑø9$$Î/

∩⊇⊄∈∪

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk”.13

Selain itu dalam surat Ali Imran ayat 159 Allah berfirman:

$yϑÎ6sù 7πyϑômu‘

zÏiΒ

«!$#

|MΖÏ9 öΝßγs9

(

öθs9uρ

|MΨä.

$ˆàsù xá‹Î=xî É=ù=s)ø9$#

(#θ‘ÒxΡ]ω ôÏΒ

y7Ï9öθym

(

ß#ôã$$sù öΝåκ÷]tã

öÏøótGó™$#uρ öΝçλm;

öΝèδö‘Íρ$x©uρ Í÷ö∆F{$# ’Îû

(

#sŒÎ*sù

|MøΒz•tã ö≅©.uθtGsù

’n?tã

«!$#

4

¨βÎ)

©!$#

=Ïtä†

t,Î#Ïj.uθtGßϑø9$#

∩⊇∈∪

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya”.14

Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.15

13Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2008), hlm. 281

14Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 71

15Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 75.

(28)

17 f. Penerapan Metode Everyone is A Teacher Here Pada Pembelajaran SKI

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada peserta didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan.

Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan proses pembelajaran, dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metode- metode tertentu, cara inilah yang sering disebut metode pembelajaran.

Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik dengan baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta didik dapat mudah menerima materi pelajaran.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode everyone is a teacher here merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk mengingat kembali apa yang telah ia dapatkan selama proses belajar mengajar berlangsung dan membantu peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran.

Pelaksanaan metode everyone is a teacher here dalam pembelajran SKI, dalam materi pokok perkembangan islam pada masa Bani Umaiyah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode everyone is a teacher here sebagai berikut:

1) Perencanaan/ persiapan Perencanaan meliputi

a) Penentuan tujuan everyone is a teacher here

Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan dapat menjelaskan perkembangan islam pada masa Bani Umaiyah, menyebutkan tokoh-tokoh ilmuwan yang ada pada masa Bani Umaiyah dan mampu meneladani sifat khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam kehidupan sehari-hari.

b) Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

(29)

18 Dalam persiapan pelaksanaan everyone is a teacher here ini seorang guru terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan. Misalnya: potongan kartu/ kertas sesuai dengan jumlah peserta didik dalam kelas tersebut dan materi yang akan dibahas yaitu tentang perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah.

2) Tindak lanjut everyone is a teacher here

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, guru hendaknya memberikan tugas kepada peserta didik baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi pertanyaan-pertanyaan peserta didik. Setelah proses pelaksanaan metode everyone is a teacher here dalam pembelajaran PAI selesai, kemudian guru mengadakan evaluasi.

Yang dimaksud dengan evaluasi PAI adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama Islam. Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.16

Sasaran dan fungsi evaluasi tersebut dirumuskan ke dalam item- item pertanyaan atau statement yang disajikan kepada peserta didik untuk direspon. Hasil dari tanggapan mereka kemudian dianalisis secara psikologis, karena yang menjadi pokok persoalan evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai manifestasi keimanan dan keislaman serta ilmu pengetahuannya.17

Untuk mengevaluasi, seorang guru dapat menggunakan berbagai alat untuk melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:

a) Teknik penilaian melalui tes

Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari

16 Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm.

154.

17 Departemen Agama RI, Kendali Mutu PAI, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), hlm. 27-28.

(30)

19 mempelajari bidang itu.18 Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan proses belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada tiap akhir siklus. Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:

(1) Tes penempatan, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan peserta didik dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai.

(2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta didik.

(3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/

akhir suatu jenjang pendidikan.

(4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk mendiagnosa kesulitan belajar peserta didik untuk mengupayakan perbaikan.19 b) Teknik penilaian melalui observasi

Observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.20 Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:

(1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

(2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

18 Muhammad Ali, Srategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 83

19 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 25

20 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 30

(31)

20 (3) Observasi eksperimental, yaitu pengamat tidak berpartisipasi

dalam kelompok.21

Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui peserta didik yang pandai dan yang bodoh.

(2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran.

(3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran.

(4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta didik.

(5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian di dalam kelas.22

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.23 Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.24

Hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.

21 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 30-31

22 Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama, 2001), hlm. 28

23 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 37

24 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179

(32)

21 Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai (dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula. Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.25 Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun klasikal.26

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar peserta didik.

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor internal ini meliputi:

a) Faktor fisiologis

25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 22

26 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Metode Belajar Mengajar, hlm. 106

(33)

22 Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif bagi kegiatan belajar seseorang.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah:

(1) Kecerdasan/ intelegensi peserta didik

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan sebagainya.

(5) Bakat

Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.27

2) Faktor eksternal

27 Baharuddin, dkk, Teori dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.

19-25

(34)

23 a) Lingkungan sosial

(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik.

Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.

(2) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi belajarnya.

(3) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.

Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak bagi aktivitas belajar peserta didik.

b) Lingkungan non sosial Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, proses belajar peserta didik akan terhambat.

3) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, yaitu:

a) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

b) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, panduan silabi dan lain sebagainya.

4) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.28

28 Baharuddin, dkk, Teori dan Pembelajaran, hlm. 26-28

(35)

24 c. Aspek-aspek Hasil Belajar

Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap dan keterampilan. Oleh karena itu proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius dengan melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.29

1) Aspek kognitif

Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan menjelaskan.

b) Pemahaman (comprehension), yaitu meliputi menjelaskan, mengurutkan, dan memberi contoh.

c) Penerapan (aplication), yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan.

d) Analisis (analysis), yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara kerjanya suatu proses.

e) Sintesis (synthesis), yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi satu.

f) Evaluasi (evaluation)30, yaitu mampu menjawab pertanyaan guru.

2) Aspek afektif

Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/ emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Dalam aspek afektif terdiri atas 5 level, yaitu:

a) Penerimaan (receiving/ attending), yaitu memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan.

b) Penanggapan (responding), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.

29 Mudhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 64

30 W. Gulo, Metode Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 57

(36)

25 c) Penilaian (valuing), yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai

yang diperoleh.

d) Pengorganisasian (organizing), yaitu dengan memilah-milah nilai yang diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.

e) Karakteristik (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter seseorang.31

3) Aspek psikomotorik

Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.

Sampson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu:

a) Kesiapan (set), yaitu dengan menyiapkan alat untuk demonstrasi, kesiapan dalam menerima pelajaran.

b) Meniru (imitation), yaitu dengan melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamati.

c) Membiasakan (habitual), yaitu dapat melakukan sesuatu tanpa melihat contoh.

d) Menyesuaikan (adaption), yaitu dapat menguasai garakan-gerakan tertentu.

e) Menciptakan (Origination), yaitu sudah sampai pada taraf mahir, dapat membuat variasi sendiri.32

Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga

31 W. Gulo, Metode Belajar Mengajar , hlm. 66

32 W. Gulo, Metode Belajar Mengajar, hlm. 69

(37)

26 kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) a. Pengertian Pembelajaran

Proses Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Menurut S. Nasution, pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta menetapkan apa yang dipelajari.33

Menurut Frederick Y. Mc. Donald mengatakan: education in the sense used here is a process or an activity, which is directed at producing diserable changes into the behavior of human beings. Pendidikan adalah suatu proses atau aktivitas yang menunjukkan perubahan yang layak pada tingkah laku manusia.34

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Tujuan pendidikan merupakan akhir pelaksanaan proses pendidikan sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.35

33S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), hlm. 102

34Frederick Y. Mc. Donald, educational Psichology, (Tokyo: Overseas Publication LTD, 1958), hlm. 4

35 Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM PAI di Sekolah, (Yogyakarta: pustaka Pelajar 1989), hlm. 181-182

(38)

27 Di dalam Permenag No.2 tahun 2008 dijelaskan bahwa cakupan mata pelajaran SKI dimaksudkan untuk meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting Sejarah Kebudayaan Islam mulai perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan peran Khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah, Abbasiyah, sampai dengan perkembangan Islam di Indonesia, mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam peristiwa bersejarah. Di samping itu, di dalam Al- Qur’an juga disebutkan bahwa sajarah merupakan lapangan keilmuan yang harus dikembangkan, karena dengan sejarah akan lebih mematangkan watak dankepribadian seseorang, masyarakat maupun bangsa. Di dalam surat Yusuf ayat 111 Allah berfirman:

ô‰s)s9 šχ%x.

öΝÎηÅÁ|Ás% ’Îû

×οuŽö9Ïã

’Í<'ρT[{

É=≈t6ø9F{$#

3

tβ%x. $tΒ

$ZVƒÏ‰tn 2”uŽtIøãƒ

Å6≈s9uρ

t,ƒÏ‰óÁs?

“Ï%©!$#

t÷t/

ϵ÷ƒy‰tƒ Ÿ≅‹ÅÁøs?uρ Èe≅à2

&óx«

“Y‰èδuρ ZπuΗ÷qu‘uρ

5Θöθs)Ïj9 tβθãΖÏΒ÷σãƒ

∩⊇⊇⊇∪

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat- buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.36

Di dalam surat Al-A’raf ayat 176 Allah juga berfirman:

öθs9uρ

$oΨø⁄Ï©

çµ≈uΖ÷èsùts9

$pκÍ5 ÿ…絨ΖÅ3≈s9uρ t$s#÷zr&

†n <Î) ÇÚö‘F{$#

yìt7¨?$#uρ çµ1uθyδ

4

…ã&é#sVyϑsù È≅sVyϑx.

É=ù=x6ø9$#

ö≅ÏϑøtrB βÎ) ϵø‹n=tã ô]yγù=tƒ

÷ρr&

çµò2çŽøIs?

]yγù=tƒ

4

y7Ï9≡©Œ ã≅sVtΒ ÏΘöθs)ø9$#

šÏ%©!$#

(#θç/¤‹x.

$uΖÏG≈tƒ$t↔Î/

4

ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$#

öΝßγ‾=yès9 tβρ㍩3xtFtƒ

∩⊇∠∉∪

36Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 248

Referensi

Dokumen terkait

Sektor usaha yang menjadi pilihan terbanyak yang dituju oleh responden adalah sektor usaha jasa dengan jumlah responden sebanyak 49 orang dan persentase sebesar 26% seperti

Lalu bagian logistik membuat surat jalan 4 rangkap, rangkap ke-1 setelah ditanda tangan oleh client akan digunakan sebagai lampiran invoice, rangkap ke-2 untuk client, rangkap

Laboratorium Teknik Industri berfungsi sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran di Jurusan Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Malang dengan

Uji Coba instrumen tes ini terdiri dari dua perangkat soal yang masing-masing terdiri 4 soal untuk tes pemecahan masalah dan angket sebanyak 17 butir

Untuk menjalankan suatu usaha harus ada kekompakan satu dengan yang lain dimana seluruh awak telah siap diposisi masing-masing, paham akan tugas dan cara

pasal 7 ayat 1 point e terhadap kegiatan 3R, dan ayat 4 dimana masyarakat memiliki kewajiban dalam melaksanakan kegiatan 3R melalui bank sampah, khususnya di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan peta konsep pada hasil belajar mahasiswa calon guru pada materi jaringan tumbuhan dengan menggunakan media

terjadi mele2ihi dari yang diper2olekan1 maka perlu dilakukan identifikasi terjadi mele2ihi dari yang diper2olekan1 maka perlu dilakukan identifikasi fa6tor