• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Rines Yulian Zani1, Ardi2, Evrialiani Rosba3

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research cassed by low of student’s study result, where still many under minimum Comulative Criterium (KKM), KKM which is decided by SMPN 27 Padang that is 75. One of material that is under of KKM is breathing system for human. Method that used by teacher is not being varied, and not enough of sources for students, less motivation in learning. The purpose of this research is want to know the effect of Think Pair Share (TPS) anodel implementation, also student’s study result handout in breathing system for human material at VIII class of SMPN 27 Padang. This research the implemented on November until Desember 2015 VIII class SMPN 27 Padang in firsh academic semester at 2015/2016. Design of this research is experiment research have research design is Randomized Control Group Only design Postest. In this research the class experiment is VIII.4 and class control is VIII.6. instrument that used in cognitive area is asheet test of student’s study result and affective area having a form rubric quality assesment. The data analysed with t test. Based on the last result always got on average deffenrences of bilogy student’s study result of both sample class the student’s on average value in experiment class is 68,12 more hight than control class is 54,33. Uji-t result have got of thitung 7,10 and ttable=1,67 so hypothesis accepted. For the experiment effective class had on average 3,37 more hight then control class is 2,63 so, have conclucion that the if effect TPS emplementation and the effect of handout toward biology student’s study result in SMPN 27 padang VIII class.

Keywords : Think-Pair-Share, Handout

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting

ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja Trianto (2009:1).

Berdasarkan wawancara dan observasi penulis selama bulan Oktober 2015 di SMPN 27 Padang mata pelajaran IPA-biologi, ditemukan permasalahan pada pembelajaran biologi yang berlangsung selama ini. Guru masih menggunakan metode ceramah dan proses pembelajaran terpusat pada guru. Siswa tidak dibiasakan berdiskusi, yang mengakibatkan mereka tidak mampu berinteraksi belajar dengan siswa lain, Saat guru menerangkan pembelajaran siswa lebih memilih meribut dengan teman sebangku ketimbang mendengarkan guru saat mengajar, Hanya sedikit siswa yang memiliki buku pegangan untuk belajar biologi, walaupun sekolah sudah menyediakan buku tetapi siswa

(2)

kurang acuh untuk meminjamnya di perpustakaan sekolah, hanya beberapa orang saja yang mau meminjamnya.

Sehingga menyebabkan rata-rata nilai UH materi sistem pernafasan pada manusia semester I 2014/2015 yaitu: VIII.1 (60) VIII.2 (60,48) VIII.3 (58,76) VIII.4 (61,20) VIII.5 (50,45) VIII.6 (63,89) dan VIII.7 (50,12) dan VIII.8 (61,50). Pada materi ini persentase siswa yang tidak tuntas lebih kurang 70%. KKM yang ditetapkan oleh SMP N 27 Padang untuk pelajaran biologi adalah 75. Pada materi ini siswa kesulitan untuk membedakan mekanisme pernafasan perut dan mekanisme pernafasan dada, proses ekspirasi dan inspirasi, dan menjelaskan organ-organ penyusun sistem pernafasan.

Mengatasi permasalahan di atas maka diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar. Diantara model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Cooperatife. Salah satu model pembelajaran Cooperatife adalah model Think-Pair-Share (TPS). Menurut Istarani (2014: 68) model pembelajaran Think-Pair- Share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik. Model pembelajaran Think-Phair-Share ini menekankan pada peningkatan daya nalar, daya kritis, daya imajinasi dan daya analisis siswa terhadap suatu permasalahan, dan juga guru perlu menyediakan bahan ajar untuk lebih mengoptimalkan siswa saat belajar dengan penerapan model pembelajaran TPS.

Majid (2011: 173) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Salah satu bahan ajar tersebut yaitu handout. Handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya pengetahuan siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pepengaruh penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) disertai Handout terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pernafasan manusia dikelas VIII SMPN 27 Padang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, rancangan penelitian “Randomized Control Group Postest Only Design”. Penelitian telah dilaksanakan November-Desember 2015 semester 1 kelas VIII di SMPN 27 Padang Semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis data adalah data primer, yaitu hasil belajar siswa kelas sampel pada ranah kognitif yang didapatkan setelah dilakukan tes tertulis berupa tes objektif, dan afektif pada saat proses belajar mengajar. Sumber data adalah siswa kelas VIII SMPN 27 Padang yang dijadikan sampel penelitian yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 27 Padang yang terdaftar pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 terdiri dari 2 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIII.4 sebagai kelas ekperimen dan kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol, Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive random Sampling dengan mempertimbang kan kesamaan dan kedekatan nilai rata-rata siswa pada UH kelas VIII .

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif, dan lembar observasi untuk ranah afektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh data hasil belajar Biologi siswa pada kedua kelas sampel. Data hasil belajar Biologi pada ranah kognitif, memiliki rata- rata nilai hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen adalah 66,03 dan pada kelas kontrol adalah 55,08 dan afektif pada kelas ekssperimen memiliki nilai modus keseluruhan adalah 3,37, sedangkan pada kelas kontrol memiliki nilai modus keseluruhan adalah 2,63.

(3)

1. Kognitif

Gambar 1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Kelas Sampel

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen dimana uji normalitas L0 < Lt

maka data distribusi normal dan uji homogenitas Fh < Ft maka data bervarians normal. Karena kedua data berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Dari uji t yang dilakukan pada ranah kognitif didapatkan th = 7,10 dan tt =1,67 maka hipotesis diterima.

2. Afektif

Penilaian afektif selama proses pembelajaran berlangsung. Diamati oleh satu observer dimana observer mengamati tiga indikator yang telah ditentukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. dapat terlihat pada Gambar 2.

2,84 3.25 3.43

Gambar 2. Penilaian Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Rata-rata nilai kognitif siswa kedua sampel belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah, dimana rata-rata kelas eksperimen adalah 68,12 sedangkan pada kontrol 54,33. Rata-rata nilai kognitif kedua kelas menunjukkan bahwa pnggunaan model pembelajaran Think Pair Share disertai Handout berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.

PEMBAHASAN 1. Ranah Kognitif

Pada ranah kognitif hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share disertai Handout lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 68,12 dan pada kelas kontrol yaitu 54,33.

Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa pada kelas ekperimen yang tuntas diatas KKM berjumlah 10 orang dengan persentase 32%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas ialah 25 orang atau 7,4% hal ini disebabkan karna tingkat kemampuan siswa yang berbeda. Jika dilihat dari uraian diatas lebih banyak kelas eksperimen yang tuntas dibandingkan kelas kontrol, walaupun belum mencapai 60% siswa tuntas.

Menurut pendapat Zain (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang. Penelitian ini belum menunjukkan hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal itu bukan berarti penerapan model pembelajran Think Pair Share disertai handout tidak baik digunakan dalam proses belajar mengajar.

Penerapan model pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa hal.

Seperti yang di ungkapkan oleh Sabri (2005 :45) menjelaskan bahwa hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.

Untuk itu, dalam meningkatkan hasil belajar siswa perlu diterapkan berbagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar sehingga siswa 2,7

3 2,6 2,6

Rasa Percaya Berkomunikasi Ingin Diri

tahu

(4)

merasa senang untuk belajar dan memperoleh hasil yang baik.

Model ini juga memiliki kelemahan yaitu guru sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat kemampuan siswa, Bahan-bahan yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapkan baik oleh guru maupun siswa, banyak siswa yang kurang mendengarkan guru saat menerangkan langkah-langkah pembelajaran, Kurang terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang ril atau nyata, Pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relative terbatas. Siswa lebih suka meribut bersama temannya dibandingkan mendengarkan guru saat menerangkan perintah langkah- langkah model, sehingga saat kegiatan inti dimulai siswa sering bertanya kepada teman yang lain bagaimana perintah cara mengerjakannya, sehingga konsentrasi siswa lain yang mendengarkan guru saat menerangkan jadi terganggu, pada model ini sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat kemampuan siswa, karna tidak semua siswa yang memiliki tingkat kecerdasan, Sehinnga menyebabkan banyak siswa yang tidak tuntas Istarani (2014: 68-69).

Sedangkan pada kelas kontrol yang tuntas diatas KKM tidak ada satupun. Pada kelas kontrol guru yang menjelaskan materi sepenuhnya siswa dituntut untuk mendengarkan, bertanya jika ada materi yang kurang mengerti dan mencatat materi yang dituliskan guru di papan tulis. Hal ini menyebabkan siswa pada kelas kontrol mudah bosan karena hanya mendengarkan guru menjelaskan sehingga nilai rata-rata kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Menurut Hamalik (2011:

29) Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut disebabkan oleh siswa pada kelas eksperimen memiliki minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Tingginya rata- rata nilai kelas eksperimen dari pada kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Think Pair Share disertai Handout, sedangkan

kelas kontrol metode ceramah dan tanya jawab.

Walaupun model pembelajaran Think Pair Share ini hasil nya belom mencapai KKM bukan berarti model ini tidak baik digunakan karna sesuai dengan pendapat Taufik (2011: 149) model pembelajaran Think Phair Share ini merupakan “ suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.

Model pembelajaran ini menggunakan model diskusi berpasanagan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini peserta didik dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan peserta didik juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran”. Tahap awal yang dilakukan oleh siswa adalah Think yaitu tahap berfikir, pada tahap ini siswa disuruh untuk menjawab masalah atau soal yang ada didalam handout yang telah dirancang sebelumnya oleh guru, siswa menjawab soal tersebut secara individu mereka diberikan waktu untuk 4 soal 8 menit. Tahap selanjutnya adalah Pair yaitu berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan masing- masing jawaban mereka. Dengan begitu siswa akan tambah paham dengan jawaban mereka, karena sebelumnya sudah berfikir terlebih dahulu, pada tahap Pair ini mereka diberi waktu 8 menit. Setelah hasil jawaban mereka didiskusikan dengan teman sebangku maka hasil diskusi ini selanjutnya dipresentasikan di depan kelas atau Share untuk ditanggapi oleh semua teman kelas.

Pasangan yang tampil ke depan kelas 4 pasang dari 15 pasang, karena waktu yang tidak mencukupi.

Selanjutnya Sudjana (2001: 22) menyatakan bahwa ”hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan salah satu indikator yaitu tes (evaluasi). Hasil tes ini kemudian dianalisis oleh guru dan diberikan penilaian.

2. Ranah afektif

Data penelitian pada ranah afektif pada kelas eksperimen diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu tiga kali pertemuan.

(5)

Berdasarkan data yang diperoleh pada uji analisis nilai yang tertinggi diperoleh pada indikator berkomunikasi yaitu nilai modus 3,43 berada pada predikat baik. Nilai modus keseluruhan pada kelas eksperimen adalah 3,37. Tingginya nilai modus pada indikator berkomunikasi karena dalam model pembelajaran Think Pair Share siswa dituntut untuk tampil ke depan kelas secara berpasangan untuk membagikan hasil diskusi mereka yang telah mereka buat di dalam lembaran handout, pasangan yang tampil ke depan adalah 4 pasang untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka yang telah mereka buat di dalam handout, bagi pasangan yang tidak tampil mereka mendengarkan pasangan yang tampil. Oleh sebab itu siswa dituntut untuk menunjukkan sikap berkomunikasi dan mendengarkan kelompok lain membacakan hasil diskusi temannya.

Menurut Majid (2014:53) secara umum ranaf afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang meunjukkan ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari diri nya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.

Nilai afektif pada kelas kontrol modus tertinggi adalah 2,73 berada pada predikat cukup. Modus tertinggi terdapat pada indikator rasa ingin tahu dan nilai keseluruhan modus adalah 2,63 berada pada predikat cukup. Karena pada kelas kontrol ini guru menggunakan model ceramah dan tanya jawab dalam menerangkan pembelajaran, dan siswa di tuntut untuk mendengarkan guru menjelaskan materi dan mencatat catatan yang ditulis guru di papan tulis, di dalam indikator rasa ingin tahu ini guru memberikan pertanyaan tentang materi yang diajarkan, siswa mendengarkan guru tidak berbicara pada teman saat guru menjelaskan dan tidak keluar masuk saat proses belajar berlansung jika siswa berbicara, tidak mendengarkan guru, siswa akan sulit mengerti apa yang di jelaskan guru karena pada kelas kontrol ini guru yang berperan penuh dalam menyampaikan materi. Hal ini terlihat bahwa nilai modus tertinggi pada kedua kelas terdapat pada kelas eksperimen.

Menurut pendapat Latisma (2010:192) hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 27 Padang kelas VIII dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share disertai Handout dapat disimpulkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat melakukan penelitin dengan model Think-Pair-Share disertai Handout pada sekolah dan pokok bahasan yang berbeda.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakata: PT Bumi Aksara Istarani. (2014). 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: Media Persada Latisma DJ. (2011). Evaluasi Pendidikan.

UNP Press Padang.

Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching.

Ciputat: Quantum Teaching.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT RemajaRosdakarya.

Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana

(6)

Taufik, Taufina Muhammadi. (2011).

Mozaik Pembeajaran Inovatif.

Padang: Sukabina Press

Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian Systematic Literature Review SLR ini memberikan sebuah informasi terkait efektivitas suatu aplikasi transportasi online Gojek dengan menggunakan beberapa artikel

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 3 Lembang Jaya