Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Olahraga (PJOK) dikategorikan berhasil apabila parameter keberhasilan siswa adalah pemahaman, penguasaan dan tidak rasa malas mengikuti pembelajaran (Khendri, 2022). Faktor internal yaitu derajat faktor fisiologis dan psikologis siswa dalam membantu mencapai hasil belajar Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. 2, Faktor Eksternal yaitu sejauh mana faktor sosial dan non sosial membantu tercapainya hasil pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Hakikat Hasil belajar PJOK a. Pengertian Hasil belajar PJOK
Hakikat Motivasi belajar
Siswa yang mempunyai motivasi belajar akan melakukan hal tersebut. serius dan tertarik untuk belajar sehingga siswa mencapai hasil belajar yang memuaskan, namun siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar akan selalu merasa bosan saat belajar. Peranan motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa, dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan suatu mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa untuk berperilaku aktif dan berprestasi di kelas, namun motivasi yang terlalu kuat justru dapat memberikan pengaruh negatif terhadap efektivitas upaya belajar siswa.
Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan semangat belajar siswa. Sehingga siswa yang termotivasi belajar akan memahami apa yang menjadi tujuan dalam belajar, dan selain itu kondisi siswa yang baik dalam belajar akan menjadikan siswa tersebut semangat belajar dan mampu melaksanakan tugas dengan baik, sehingga akan mampu mencapai hasil yang baik. hasil belajar. 2016:19) membedakan dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik jika menyangkut perilaku seorang individu.
Seperti halnya ketika seorang siswa mempelajari ilmu tata surya karena ingin menjadi astronot, hal itu terjadi karena ia merasa bahagia dan tidak ada tekanan dari orang lain, ia berusaha secara mandiri mencari sumber daya yang dapat ia gunakan untuk belajar lebih lanjut. Sedangkan jika perilaku individu dipengaruhi oleh orang lain atau hal lain untuk mencapai suatu tujuan, maka disebut motivasi ekstrinsik. Ibarat seorang pelajar yang giat belajar karena ingin mendapat penghargaan, atau takut dihukum, atau bahkan karena takut dikira teman-temannya bodoh.
Menurut Handoko dalam Sulastri, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar sehingga tindakan yang dilakukan ditujukan untuk mencapai sesuatu yang berada di luar dirinya.Contohnya adalah seseorang yang giat belajar karena mengharapkan imbalan darinya.
Fungsi Motivasi belajar
- Status Sosial Ekonomi a. Pengertian Status Sosial Ekonomi
- Tingkat Pendidikan
- Jenis Pekerjaan
- Kepemilikan Barang
- Kebugaran jasmani A
Menurut Dimyati Mahmud, status sosial ekonomi keluarga atau orang tua antara lain meliputi: tingkat pendidikan atau pendapatan, jenis pekerjaan atau jabatan orang tua, fasilitas khusus atau barang berharga di rumah seperti TV, lemari es, radio, kendaraan. , mesin cuci, dan lain-lain. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua adalah status/kedudukan dalam suatu kelompok masyarakat. Kondisi status sosial ekonomi menurut jenis pekerjaan dan jenis kedudukan orang tua dalam masyarakat berdasarkan besarnya pendapatan, pendidikan dan kepemilikan barang berharga oleh orang tua.
Latar belakang pendidikan orang tua merupakan faktor penting dalam memprediksi motivasi yang diberikan orang tua kepada anak, dimana orang tua merencanakan dan melaksanakan kegiatan rutin untuk memotivasi pertumbuhan intelektual anak. Pengalaman pendidikan orang tua dari tingkat dasar hingga lanjutan akan memberikan masukan untuk membentuk sikap dan kepribadian. Tingkat pendidikan yang dialami orang tua atau lamanya mengikuti pendidikan juga mempengaruhi orang tua dalam memotivasi anaknya.
Semakin tinggi status dan jenis pekerjaan yang menjadi sumber penghidupan orang tua, maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan keluarga. Indikator lain yang menentukan status sosial ekonomi orang tua adalah harta benda berharga yang dimiliki orang tua. Harta berharga orang tua mencerminkan kemampuan mereka dalam mengonsumsi pendapatan yang diperoleh orang tua.
Sedangkan kebugaran jasmani berkaitan dengan keterampilan motorik, meliputi: (a) ketangkasan, (b) kecepatan, (c) keseimbangan, (d) koordinasi, (e) daya ledak (power).
Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran jasmani Menurut Wiarto (2013:169) ada beberapa faktor yang
Sedangkan menurut Jansen dalam Arsil, daya ledak adalah “semua gerakan ledakan maksimal bergantung langsung pada daya”. Berdasarkan berbagai pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan untuk secara cepat mengarahkan gaya dalam waktu singkat terhadap sesuatu. Lebih lanjut Agus K (2012:28) menjelaskan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang, antara lain: (1) usia, (2) jenis kelamin, (3) genetika atau keturunan dan (4) aktivitas fisik.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah umur, jenis kelamin, genetika (warisan), aktivitas fisik dan kadar hemoglobin. Menurut Kosasih dalam Elyas Susanto, manfaat kebugaran jasmani yang utama adalah peningkatan kemampuan belajar serta kemajuan dan pemeliharaan kebugaran jasmani. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai manfaat kebugaran jasmani, tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan prestasi belajar, kinerja dalam bekerja dan olah raga.
Berdasarkan usia, kebugaran jasmani dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan serta menjaga kebugaran jasmani. Siswa yang mempunyai kebugaran jasmani yang tinggi akan tercermin pada dirinya ketika mengikuti pembelajaran tanpa merasa lelah dan tetap mampu melakukan aktivitas setelah pembelajaran PJOK. Kondisi fisik tidak tercipta dalam waktu singkat, namun membutuhkan waktu yang lama agar tubuh berada dalam kondisi tidak mudah lelah selama 60|.
Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian menunjukkan kontribusi status gizi terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa sebesar 7,54%. Zulrafli (2013) “Kontribusi Tingkat Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Studi Korelasi Siswa Pendidikan Jasmani Angkatan 2013 FKIP L’IR Pekanbaru)”. Hasil penelitian dan uji hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Terdapat kontribusi yang signifikan tingkat kebugaran jasmani terhadap hasil belajar pendidikan jasmani siswa.
Terdapat kontribusi yang signifikan tingkat kebugaran jasmani dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar Penjas. Kontribusi kebugaran jasmani dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa sebesar 36,6%. Khairil Abbas (2013) “Kontribusi motivasi belajar PJOK dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar siswa kelas XI.
Secara empiris belajar siswa mempunyai rasio sebesar 0,820 dan sumbangan variabel motivasi belajar PJOK terhadap variabel hasil belajar siswa sebesar 67,2%, kemudian kebugaran jasmani terhadap hasil belajar siswa mempunyai rasio empiris sebesar 0,772 dan sumbangan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar siswa mempunyai rasio empiris sebesar 0,772.
Kerangka Konseptual ii|
- Pengaruh lansung motivasi belajar terhadap hasil belajar PJOK Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
- Pengaruh lansung Status Sosial Ekonomi terhadap hasil belajar
- Pengaruh lansung kebugaran jasmani terhadap hasil belajar PJOK Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting yang
- Pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar PJOK melalui kebugaran jasmani
- Pengaruh pengaruh tidak langsung Status Sosial Ekonomi terhadap hasil belajar PJOK melalui kebugaran jasmani
- Pengaruh secara simultan motivasi belajar, Status Sosial Ekonomi kebugaran jasmani dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar
Secara empiris belajar siswa mempunyai hubungan sebesar 0,820 dan sumbangan variabel motivasi belajar PJOK terhadap variabel hasil belajar siswa sebesar 67,2%, kemudian kebugaran jasmani terhadap hasil belajar siswa secara empiris mempunyai hubungan sebesar 0,772 dan sumbangan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar. siswa sebesar 59,6% Relevansi penelitian ini untuk mengetahui motivasi belajar, kebugaran jasmani dan hasil belajar. Pemberian bimbingan, perhatian dan bantuan kepada anak merupakan wujud rasa tanggung jawab dan kebugaran jasmani terhadap anaknya, termasuk perhatian terhadap bermain dan pendidikan. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dan masih mempunyai cadangan energi untuk aktivitas selanjutnya, baik yang bersifat mendadak.
Sedangkan kebugaran jasmani yang rendah akan menyebabkan siswa mengalami kegagalan belajar. Mereka yang mempunyai kebugaran jasmani yang tinggi diyakini mempunyai hasil belajar PJOK yang baik begitu pula sebaliknya. Siswa yang mempunyai kebugaran jasmani rendah diyakini mempunyai hasil belajar kebugaran jasmani yang buruk atau tidak ada sama sekali. penyelesaian pembelajaran. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong semangat belajar siswa, apalagi bila didukung dengan kebugaran jasmani yang tinggi. Dengan motivasi yang tinggi dan kebugaran jasmani yang tinggi maka hasil belajar PJOK yang diperoleh siswa akan baik karena pada saat belajar siswa melakukan aktivitas. olahraga dengan serius. .. bermotivasi tinggi, akan melakukan sesuatu dengan kemauan yang kuat untuk maju, mengincar standar keunggulan, suka bersaing, mempunyai semangat tinggi, percaya pada kemampuan yang dimiliki, tidak suka membuang waktu, dan belajar dipandang sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan mereka. ■l|||||[15VMMa^MI|||l|||^M. Siswa dengan tingkat status sosial ekonomi yang baik biasanya akan terlihat lebih aktif dan antusias dalam belajar. pelajari PJOK yang akan didapatnya.
Sebaliknya siswa dengan status sosial ekonomi rendah biasanya akan terlihat lelah dan tidak termotivasi. Status sosial ekonomi dan kebugaran jasmani merupakan variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar PJOK yang akan diterima siswa. Ketika seorang siswa mendapat perhatian dari orang tuanya, biasanya ia akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Status sosial ekonomi, motivasi belajar dan kebugaran jasmani merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar PJOK yang akan diterima siswa.
Hipotesis Penelitian
Metode dan Disain Penelitian
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Populasi dan Sampel 1) Populasi
- Instrument Penelitian 1. Hasil belajar PJOK
- Status Sosial Ekonomi a. Defenisi Konseptual
- Motivasi Belajar
- Kebugaran jasmani a. Defenisi Konseptual
- Sit Up 60 Detik Tujuan
- pada lintasan yang telah ditentukan dengan berusaha mempertahankan kecepatannya sesuai dengan irama audio
- Teknik Analisis Data
- Deskripsi Data
- Uji Persyaratan Analisis
- Analisis Jalur
- Hipotesis Statistik
Hasil belajar PJOK ini merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan kemampuan siswa dalam memahami topik PJOK. Data hasil belajar PJOK ini dapat dianalisis berdasarkan nilai (genap) semester 11 mata pelajaran PJOK tahun pelajaran 2023/2024 yang evaluasinya dilakukan oleh guru PJOK. Status sosial ekonomi adalah status sosial ekonomi orang tua, yaitu status/kedudukan dalam suatu kelompok masyarakat.
Motivasi belajar merupakan dorongan yang datang dari dalam diri. atau di luar diri individu untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan siswa dan dinilai berdasarkan indikator motivasi, antara lain: a) rajin belajar b) menunjukkan minat belajar c) senang menyelesaikan tugas d) mempertahankan apa yang diyakininya, untuk sub variabel Motivasi intrinsik dan e) Sarana & prasarana f) Keluarga guru dan orang tua sebagai semangat belajar g) Teman sebagai semangat belajar, untuk sub variabel motivasi ekstrinsik. Motivasi belajar PJOK merupakan skor yang diperoleh siswa berkunjung setelah menjawab angket motivasi belajar PJOK yang berskala 1 sampai 5.
Variabel bebas terdiri dari: motivasi belajar (XI), status sosial ekonomi (X2), variabel perantara yaitu kebugaran jasmani (X3) dan variabel terikat hasil belajar PJOK (Y). Ha : Terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar (XI) terhadap hasil belajar PJOK (Y) melalui kebugaran jasmani (X3). Ho: Tidak terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar (XI) terhadap hasil belajar PJOK (Y) melalui kebugaran jasmani (X3).
Ha : Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ekonomi (X2) terhadap hasil belajar PJOK (Y) melalui kebugaran jasmani (X3). Ho : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ekonomi (X2) terhadap hasil belajar PJOK (Y) melalui kebugaran jasmani (X3). Ho: Motivasi belajar (XI), Status Sosial Ekonomi (X2) dan kebugaran jasmani (X3) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar PJOK (Y).