20 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental karena variabel neuroticism maupun FoMO tidak ada manipulasi, dan data yang dihasilkan menggunakan analisis data numerical atau angka yang diolah dengan metode statistika (Sugiyono, 2022). Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal karena peneliti ingin mengetahui hubungan sebab akibat atau pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yaitu Pengaruh Neuroticism terhadap Fear of Missing Out (FoMO).
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri meliputi objek atau subjek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang sesuai dengan ketetapan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2022).
Populasi pada penelitian ini adalah pengguna Instagram di Indonesia berjumlah 90.507.900 orang (NapoleonCat.com)
3.2.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2022) sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel harus mampu menggambarkan keadaan yang ada di populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat.
Pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam menentukan ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 10%. Penggunaan rumus Slovin disebabkan oleh jumlah populasi penelitian ini telah diketahui berdasarkan data dari Laporan NapoleonCat (2024) mengenai jumlah populasi pengguna Instagram di Indonesia dan penggunaan tingkat kesalahan 10% untuk memperkecil ukuran sampel. Berikut ini perhitungan dengan rumus Slovin (Sugiyono, 2022).
Rumus 1.1
Rumus Slovin tingkat Kesalahan 10%
n =
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error)
Berdasarkan rumus slovin tersebut dengan populasi 90.507.900 dan tingkat kesalahan 10% telah diperoleh jumlah sebanyak 99,9 sampel sehingga dibulatkan menjadi 100 sampel. Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian minimum 100.
3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, penarikan sampel dengan cara purposive sampling.
Penarikan sampel dengan purposive sampling ini dilakukan karena adanya karakteristik partisipan yang data-datanya dapat dimasukkan atau dilakukan perhitungan. Karakteristik sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Berusia 18-34 tahun (Berdasarkan data Laporan NapoleonCat, usia 18- 34 tahun sebagai pengguna Instagram paling banyak di Indonesia) 2. Minimal 3 jam menggunakan Instagram
3.3. Variabel Penelitian
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2022) bahwa variabel merupakan konstruk atau sifat yang dipelajari sehingga merupakan representasi konkrit dari konsep abstrak, variabel juga dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Pada penelitian kuantitatif, variabel kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2022)
Identifikasi variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Dependent : Fear of Missing Out
2. Variabel Independent : Neuroticism 3.3.1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dari variabel Fear of Missing Out menggunakan definisi dari dari Przybylski et al. (2013) yaitu kecemasan individu yang diakibatkan dengan adanya pengalaman yang menyenangkan yang terjadi ketika individu tidak hadir sehingga dimanifestasikan dalam bentuk keinginan untuk terus terhubung dengan orang lain melalui media sosial.
Definisi konseptual dari variabel neuroticism menggunakan definisi dari Costa & McCrae (1992) adalah neuroticism sebagai kepribadian yang bergerak dari kestabilan emosi dan kemampuan untuk beradaptasi menuju ketidakstabilan emosi dan ketidakmampuan menyesuaikan diri, seperti seperti rasa cemas, marah, rendah diri, bergantung pada orang lain, dan kesulitan mengendalikan perilaku impulsif.
3.3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional fear of missing out adalah skor total yang diperoleh berdasarkan aspek FoMO Przybylski et al., (2013) yang terdiri dari aspek tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis berupa relatedness dan self. Semakin tinggi skor total subjek maka menunjukkan tingginya FoMO. Sebaliknya, semakin rendah skor total menunjukkan rendahnya FoMO.
Definisi operasional neuroticism adalah skor total berdasarkan facet neuroticism Costa & McCrae (1992) yang terdiri dari anxiety, angry hostility, depression, self-consciousness, impulsiveness, dan vulnerability. Semakin tinggi skor total subjek maka menunjukkan tingginya neuroticism. Sebaliknya, semakin rendah skor total menunjukkan rendahnya neuroticism.
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Jenis dan Skala Alat Ukur
Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah daftar yang berisi suatu rangkaian pernyataan kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Skala Likert.
Pada alat ukur Fear of Missing Out terdapat empat alternatif pilihan jawaban yang disusun berdasarkan Skala Likert, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Pada alat ukur neuroticism sebetulnya terdapat lima alternatif pilihan jawaban yang disusun berdasarkan skala Likert, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Akan tetapi, peneliti akan menghilangkan aternatif pilihan “netral”
disebabkan oleh kecenderungan partisipan untuk memilih nilai tengah sehingga dirinya berusaha untuk bersikap sesuai dengan norma sosial yang ada. Maka dari itu, pada alat ukur neuroticism terdapat 4 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
3.4.2. Teknik Skoring
Pada alat ukur Fear of Missing Out dan neurotism terdapat aitem favorable dan unfavorable. Skoring yang diberikan untuk aitem favorable adalah 4 untuk Sangat Setuju (SS), 3 untuk Setuju (S), 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Pada aitem unfavorable pemberian skor dilakukan secara terbalik, yaitu 1 untuk Sangat Setuju (SS), 2 untuk Setuju (S), 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS).
Tabel 3.1
Teknik Skoring Alat Ukur FoMO dan Neuroticism
Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3.4.3. Kisi-Kisi Alat Ukur Fear of Missing Out (FoMO)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala FoMO dari Przyblyski et al., (2013) yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh (Kusumaisna, 2023) dengan penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan Fear of Missing Out (FoMO) pada dewasa awal pengguna aktif media sosial di Kota Surabaya”. Alat ukur Fear of Missing Out tersebut berjumlah 20 aitem dengan 10 aitem favorable dan 10 aitem unfavorable.
Alat ukur Fear of Missing Out yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh Kusumaisna (2023) telah memperoleh validitas ≥0,3 dan reliabilitas sebesar 0,854.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Alat Ukur FoMO Sebelum Uji Coba
Aspek Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable Tidak
terpenuhinya kebutuhan psikologis berupa relatedness
Adanya rasa khawatir apabila tidak dapat hadir dalam
pengalaman atau kegiatan yang
dilakukan oleh teman maupun orang lain.
1,2,3,4 11, 12,13 7
Adanya rasa khawatir apabila teman maupun orang lain memiliki
5,6,7,8 14,15,16 7
Aspek Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
pengalaman atau kegiatan yang lebih menarik
dibanding saya.
Tidak
terpenuhinya kebutuhan psikologis berupa self
Sering mencari tahu hal apa yang sedang terjadi dengan teman maupun orang lain di media sosial.
9 17 2
Sering
berusaha untuk selalu update mengenai kabar diri sendiri di media sosial
10* 18*,19,20 4
Total 10 10 20
Keterangan: *aitem gugur
Berdasarkan uji validitas pada skala FoMO dengan menggunakan alat bantu uji statistic, terdapat 2 aitem yang gugur, yaitu aitem 10 dan 18 karena nilai validitas (r) . Berikut kisi-kisi alat ukur FoMO setelah uji coba.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Alat Ukur FoMO Setelah Uji Coba
Aspek Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable Tidak
terpenuhinya kebutuhan psikologis berupa relatedness
Adanya rasa khawatir apabila tidak dapat hadir dalam
pengalaman atau kegiatan
1,2,3,4 10 (11), 11 (12),12 (13)
7
Aspek Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
yang
dilakukan oleh teman maupun orang lain.
Adanya rasa khawatir apabila teman maupun orang lain memiliki pengalaman atau kegiatan yang lebih menarik
dibanding saya.
5,6,7,8 13 (14),14 (15), 15 (16)
7
Tidak
terpenuhinya kebutuhan psikologis berupa self
Sering mencari tahu hal apa yang sedang terjadi dengan teman maupun orang lain di media sosial.
9 16 (17) 2
Sering
berusaha untuk selalu update mengenai kabar diri sendiri di media sosial
17(19), 18 (20) 2
Total 9 9 18
3.4.4 Kisi-Kisi Alat Ukur Neuroticism
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur NEO-PI-R (Revised New Five Factor Personality Inventory) dari Costa & McCrae (1992) yang telah diadaptasi oleh (Wicaksana et al., 2018). Alat ukur neuroticism tersebut berjumlah 36 aitem dengan 26 aitem favorable dan 10 aitem unfavorable.
Alat ukur neuroticism yang telah diterjemahkan oleh Wicaksana et al (2019) telah memperoleh validitas di atas 0,2 bahwa uji validitas di atas 0,2 sudah dianggap
valid, hal ini didasari pada pendapat Nunnaly. Setelah itu untuk reliabilitas sebesar 0,83.
Neuroticism merupakan salah satu trait kepribadian dari Five Factor Personality dari Costa & McCrae (1992). Untuk perhitungan digunakan berdasarkan skor per dimensi. Hal ini juga berdasarkan pengujian oleh Wicaksana et al (2019) bahwa perhitungan alat ukur NEO-PI-R dihitung berdasarkan per dimensi dari Five Factor Personality. Selain itu, pengujian alat ukur Big Five Personality berdasarkan dari teori Costa & McCrae (1992) juga dilakukan oleh Murfanya (2015) menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) bahwa variabel dari trait personality bersifat unidimensional, yang berarti mengukur masing-masing dimensi personality.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Alat Ukur Neuroticism Sebelum Uji Coba
Facet Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable Anxiety Seseorang
cenderung cemas, mudah gugup, dan khawatir disebabkan oleh kejadian yang tidak berjalan
semestinya.
6,16,24,32,33 1,7,11,19 9
Angry Hostility Seseorang menjadi
mudah marah, benci, dan sulit
memaafkan individu lain.
2,12*,20*,25*, 28*
36 6
Depression Seseorang mengalami perasaan bersalah, kesedihan, putus asa, dan kesepian
17,21,30,31 3*,13 6
Self Seseorang 4,8,14*,22 - 4
Facet Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
Consciousness merasa malu, rentan
terhadap perasaan rendah diri, dan sensitif.
Impulsiveness Seseorang tidak mampu mengontrol keinginan berlebihan
9*,15,18* 35 4
Vulnerability Seseorang tidak mampu menghadapi stres, panik menghadapi sesuatu yang mendadak, mudah
menyerah, dan bergantung pada orang lain.
5,23,26,29,34 10*,27 7
Total 26 10 36
Keterangan: *aitem gugur
Berdasarkan uji validitas pada skala Neuroticism dengan menggunakan alat bantu uji statistik, terdapat 9 aitem yang gugur, yaitu aitem 3,9,10,12,14,18,20,25,28 karena nilai validitas (r) . Berikut kisi-kisi alat ukur neuroticism setelah uji coba.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Alat Ukur Neuroticism Setelah Uji Coba
Facet Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable Anxiety Seseorang
cenderung cemas,
5(6),11 (16),17 (24),23 (32),24(33)
1,6(7),8(11),13(19) 9
Facet Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
mudah gugup, dan khawatir disebabkan oleh kejadian yang tidak berjalan semestinya.
Angry Hostility
Seseorang menjadi mudah marah, benci, dan sulit
memaafkan individu lain.
2 27(36) 2
Depression Seseorang mengalami perasaan bersalah, kesedihan, putus asa, dan
kesepian
12(17),14 (21),21 (30),22 (31)
9(13) 5
Self
Consciousness
Seseorang merasa malu, rentan terhadap perasaan rendah diri, dan sensitif.
3(4),7(8),15 (22) - 3
Impulsiveness Seseorang tidak mampu mengontrol keinginan
10(15) 26 (35) 2
Facet Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable
berlebihan Vulnerability Seseorang
tidak mampu menghadapi stres, panik menghadapi sesuatu yang mendadak, mudah menyerah, dan
bergantung pada orang lain.
4(5),16 (23),18(26),20(29),
25(34)
19(27) 6
Total 19 8 27
3.5. Uji Alat Ukur 3.5.1. Uji Validitas
Pada penelitian ini, uji validitas menggunakan validitas konstrak dengan teknik scale reliability dengan pengambilan keputusan uji validitas untuk setiap aitem adalah nilai Corrected Item Total Correlation (CrIT) atau nilai r hitung ≥ 0,3.
Pada uji validitas akan dilaksanakan dengan aplikasi statistik.
3.5.2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini menggunakan uji internal consistency dengan teknik Alpha Cronbach. Teknik pengujian dengan Alpha Cronbach dipilih untuk penelitian ini disebabkan oleh administrasi kuesioner hanya dilakukan satu kali dan aitem pada skala ini bersifat non dikotomi yaitu skor yang bisa dihasilkan lebih dari satu (skor > 1) serta tidak ada jawaban benar atau salah ataupun ya atau tidak. Menurut Guilford (1946) alat ukur dianggap reliabel apabila nilainya minimal 0,7. Pada uji validitas akan dilaksanakan dengan aplikasi statistik.
3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1. Statistik Deskriptif
Perhitungan statistik deskriptif yang dilakukan adalah dengan menghitung frekuensi dan presentase partisipan berdasarkan data demografis,
yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, frekuensi akses Instagram, durasi penggunaan Instagram, dan tujuan penggunaan Instagram.
3.6.2. Uji Normalitas
Menurut Nuryadi et al., (2017) uji normalitas dapat digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Exact Monte Carlo dengan pendekatan One Sample Kolmogorov Smirnov melalui alat bantu statistik.
Apabila data berdistribusi normal maka nilai signifikan ≥ 0,05 dan sebaliknya apabila < 0,05 dapat dikatakan data tersebut tidak normal.
3.6.3. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan linear atau tidak secara signifikan.
Suatu data dapat dikatakan linier, jika hasil analisisnya memiliki nilai deviation from linearty > 0.05. sedangkan hasil analisis data yang dapat dikatakan tidak linier memiliki nilai deviation from linearity < 0.05 (Gunawan, 2015).
3.6.4 UJi Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linear sederhana akan digunakan apabila sebaran dikatakan berdistribusi normal dan linier untuk melihat pengaruh neuroticism terhadap Fear of Missing Out. Apabila nilai sig. p < 0,05 maka terdapat pengaruh neuroticism terhadap Fear of Missing Out. Namun, apabila nilai sig. p 0,05 maka tidak terdapat pengaruh neuroticism terhadap Fear of Missing Out. Selain itu, uji regresi digunakan untuk memprediksi arah pengaruh yang dilihat pada persamaan regresi linear sederhana. Berikut rumus persamaan regresi liniear sederhana (Sugiyono, 2022)
Y = a + bX Keterangan:
Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan (Fear of Missing Out)
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan arah pengaruh atau peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+), arah pengaruh positif maka X naik dan Y juga naik. Apabila b (-), arah pengaruh negatif maka X naik dan Y turun.
X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu (Neuroticism)
Setelah melakukan uji regresi linear sederhana untuk mengetahui arah koefisien dari variabel independen terhadap variabel dependen, dengan begitu dilanjutkan uji koefisien determinasi (R square) yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi pengaruh neuroticism (variabel independen) terhadap Fear of Missing Out (variabel dependen) pada dewasa awal pengguna Instagram.
3.6.5. Kategorisasi
Untuk membahas lebih dalam mengenai tiap variabel maka dilakukan kategorisasi tingkat tiap variabel, yaitu variabel independen (neuroticism) dan variabel dependen (Fear of Missing Out) akan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Kategori tersebut dapat ditentukan dari nilai rata-rata (mean) . Berikut ini kategorisasi pada penelitian ini.
Tabel 3.6
Kategorisasi Skor Variabel Neuroticism dan FoMO
Rentang Nilai Kategorisasi Skor
X < µ Rendah
X ≥ µ Tinggi
Dimana X = skor mentah sampel
µ = rata-rata distribusi dalam populasi 3.6.6 Uji Z-Score
Pada penelitian ini variabel neuroticism dilakukan perhitungan Z-score berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi) (Sugiyono, 2022). Berdasarkan perhitungan nilai Z-score ini akan menjadi kategorisasi pusat kendali, dengan kata lain nilai Z-score masing-masing faset dari neuroticism akan diketahui yang lebih dominan.
3.6.7 Uji Crosstab
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji crosstab. Penggunaan uji crosstab untuk mengidentifikasi dan mengetahui korelasi antara satu faset neuroticism dengan Fear of Missing Out (FoMO)
3.7. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah pelaksanaan sidang proposal skripsi.
Maka dari itu, rencana waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai waktu penelitian ini selesai. Pada waktu penelitian terlaksana, peneliti akan memberikan kuesioner melalui Google Form untuk disebarluaskan melalui WhatsApp dan Instagram milik peneliti serta meminta bantuan teman untuk disebarluaskan sehingga individu yang merasakan memiliki karakteristik yang sesuai sebagai partisipan dapat mengerjakan kuesioner yang disebar oleh peneliti.
Peneliti menggunakan kuesioner online berupa Google Form sebagai metode pengambilan data disebabkan oleh beberapa alasan (1) Individu menyukai penggunaan kuesioner online, (2) Kemudahan akses kuesioner yang dapat
dikerjakan di mana saja dan kapan saja selama tersambung dengan jaringan internet, (3) Tampilan melalui Google Form mudah dipahami.
3.8. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti mencari fenomena unik yang akan dikaitkan dengan variabel yang akan diteliti dan dibuat judul penelitian.
Selanjutnya, peneliti mencari data-data pendukung sebagai referensi dalam pembuatan data rencana penelitian melalui jurnal, skripsi, artikel, dan berita.
Dalam pembuatan data rencana penelitian tersebut, peneliti memetakan data-data tersebut untuk menjadi acuan untuk diberikan kepada dosen pengampu mata kuliah Seminar Topik Skripsi untuk diberikan arahan, seperti judul skripsi, urgensi penelitian, data relevan yang mendukung fenomena penelitian, variabel penelitian, teori yang mendasari variabel penelitian, dan alur berpikir latar belakang.
Setelah itu, peneliti menyusun BAB I. Pada penyusunan BAB I, peneliti menghubungkan fenomena penelitian dengan variabel neuroticism dan Fear of Missing Out dan juga jurnal acuan yang menjadi landasan penelitian ini perlu dilakukan. Setelah itu, peneliti merumuskan masalah penelitian dan tujuan penelitian ini. Selanjutnya, mencari teori dasar yang membentuk variabel neuroticism dan Fear of Missing Out, aspek atau facet, dan faktor-faktor yang mempengaruhi variabel neuroticism dan Fear of Missing Out untuk disusun pada BAB II. Langkah berikutnya, peneliti mencari alat ukur neuroticism dan Fear of Missing Out dari jurnal maupun skripsi yang sesuai dengan teori dari tokoh yang menjadi acuan pada landasan teori dan berkaitan dengan topik penelitian. Setelah mendapatkan alat ukur yang sesuai, peneliti kelaknya akan berkonsultasi terkait kesesuain alat ukur yang telah didapatkan terhadap penelitian dan apakah alat ukur dari kedua variabel sudah dapat dikatakan valid dan reliabel, apabila diterima sebagai acuan alat ukur maka peneliti dapat menghubungi peneliti yang menggunakan atau mengadaptasi alat ukur neuroticism dan Fear of Missing Out.
Setelah itu, peneliti menyusun BAB III.
Setelah melakukan penyusunan BAB I sampai BAB III, peneliti akan mengajukan kepada pihak Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul untuk menerima dosen pembimbing sebagai proses bimbingan menuju sidang proposal skripsi. Berikutnya, peneliti akan melaksanakan sidang proposal skripsi untuk mengetahui apakah rencana penelitian ini disetujui atau tidak. Apabila disetujui maka dilakukan uji coba alat ukur sebelum diberikan kepada responden, alat ukur diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan alat bantu statistik. Apabila alat ukur dinyatakan valid dan reliabel maka peneliti mengambil data kepada sampel penelitian.
Pengambilan data akan dilakukan melalui kuesioner online dalam bentuk google forms yang disebarluaskan melalui WhatsApp dan Instagram milik
peneliti. Setelah akan dilakukan pengolahan data dengan alat bantu statistik atau SPSS untuk menyusun BAB IV, BAB V, dan BAB VI.