• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELF-COMPASSION DAN ONLINE-FEAR OF MISSING OUT PADA PENGGUNA INSTAGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SELF-COMPASSION DAN ONLINE-FEAR OF MISSING OUT PADA PENGGUNA INSTAGRAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps:

Self-Compassion dan Online-Fear of Missing Out pada Pengguna Instagram

Farra Anisa Rahmania1, Fitria Dian Rahmayanti2

1,2Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

farraanisarahmania@gmail.com

Received: 07 Oktober 2023 Revised: 06 November 2023 Accepted: 30 November 2023

Abstract

Self-compassion or self-compassion is a condition when someone loves and is kind to themselves. Self-compassion is often associated with individual behavior in accessing social media today. One interesting condition to study is the online fear of missing outTherefore, this research aims to determine the influence and correlation of self-compassion on online fear of missing out, especially among social media users. The participants in this research were 82 people who actively used Instagram. The scales used in this research are the Self- Compassion Scale (SCS) and the Online Fear of Missing Out (ON-FoMO) Scale. The data analysis used in this research is linear regression and correlation analysis. Based on the research results, it was found that there is a role of self-compassion of 8.4% in influencing online fear of missing out and there is also a negative correlation that occurs in these two variables. The correlation results show that the higher the self-compassion, the lower the participant's fear of missing out.

Keywords: Self-Compassion, Online Fear of Missing Out, Social Media, Instagram Abstrak

Self-compassion atau welas asih diri merupakan kondisi ketika seseorang untuk mengasihi dan bersikap baik terhadap diri sendiri. Self-compassion sering dikaitkan dengan perilaku individu dalam mengakses media sosial saat ini. Salah satu kondisi yang menarik untuk dikaji adalah online fear of missing out. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan korelasi self-compassion terhadap online fear of missing out khususnya pada pengguna media sosial. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 82 orang yang aktif menggunakan instagram. Skala yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Self- Compassion Scale (SCS) dan Online Fear of Missing Out (ON-FoMO) Scale. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear dan korelasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat peran self-compassion sebesar 8.4% dalam mempengaruhi online fear of missing out dan terdapat pula korelasi negatif yang terjadi pada dua variabel tersebut. Hasil korelasi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self- compassion maka semakin rendah fear of missing out yang dimiliki oleh partisipan.

(2)

Pendahuluan

Media sosial merupakan salah satu teknologi yang tidak dapat dipisahkan dengan generasi masa kini. Sebagai sarana penyebaran informasi secara cepat dan mudah, penggunaan media sosial menjadi semakin meningkat seiring waktu berjalan. Dilansir dari Forbes Advisor (Wong, 2023) kurang lebih 4.9 miliar individu menggunakan lebih dari satu platform media sosial dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Contoh platform yang saat ini banyak diakses oleh para pengguna media sosial seperti Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, SnapChat, dan lain sebagainya. Umumnya, media sosial saat ini digunakan sebagai sarana dalam melakukan interaksi, termasuk untuk berbagi informasi maupun edukasi kepada orang banyak, media promosi dalam berbisnis, ataupun sekadar menunjukkan kesenangan kepada pengguna platform yang lain (Ozkent, 2022).

Salah satu platform yang cukup populer secara global adalah Instagram, yaitu media sosial berbasis foto dan video. Pada Januari 2023, Instagram telah mencapai dua juta pengguna bulanan yang aktif dari seluruh dunia dengan rentang usia pengguna 12 tahun sampai individu yang berusia lebih dari 65 tahun (Dixon, 2023). Kemudahan akses dari mana saja dan kapan saja menjadikan media sosial sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengakses segala informasi mengenai aktivitas orang lain secara langsung. Kebutuhan untuk merasa memiliki sesuatu (sense of belonging) merupakan salah satu kebutuhan dasar yang ada dalam individu, termasuk untuk merasa tergabung dalam suatu kelompok serta berperan dalam interaksi di dalamnya (Allen dkk., 2021). Namun, batasan-batasan yang ada seperti jarak dan waktu membuat sebagian orang merasa kurang mampu memenuhi kebutuhan tersebut sehingga adanya media sosial dapat membantu untuk tetap terhubung dengan individu lain.

Fear of Missing Out (FoMO) muncul karena adanya dorongan untuk tetap terhubung dengan orang lain, sehingga muncul perasaan takut atau khawatir dalam diri individu karena merasa tertinggal dan orang lain melakukan hal-hal membahagiakan tanpa dirinya (Przybylski dkk., 2013). Oleh sebab itu FoMO sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial yang berlebihan (Zhou, 2018), sehingga meningkatkan gejala kecemasan yang

(3)

dialami oleh individu (Einstein dkk., 2023). Selain itu, FoMO juga dikorelasikan dengan kepuasan hidup yang rendah akibat kebutuhan untuk berkompetisi dan relasi dengan orang lain yang tidak tercapai, serta individu dengan mood yang tidak stabil (Przybylski dkk., 2013). Salah satu topik yang membahas FoMO dengan media sosial adalah online fear of missing out. Kondisi online fear of missing out secara khusus menggambarkan seseorang khawatir ketinggalan peristiwa atau informasi yang ada di media sosial.

Kebiasaan dalam penggunaan media sosial menyebabkan individu seringkali sibuk mencari validasi dari orang lain sehingga lupa untuk menerima diri sepenuhnya. Konsep penerimaan diri menurut Neff (2003) disebut dengan self-compassion atau rasa welas asih diri didefinisikan sebagai pemahaman atau kepekaan terhadap penderitaan yang dialami oleh diri sendiri. Namun, pemahaman tersebut tidak dipandang sebagai hal yang negatif karena dimaksudkan untuk membuat seseorang berhenti menghakimi ketidakmampuan ataupun kegagalan yang dialami sebagai pengalaman yang membentuk individu menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Self-compassion memiliki tiga aspek, yaitu self-kindness, yaitu kemampuan untuk bersikap baik pada diri sendiri dibandingkan mengkritik atau menilai diri secara keras; common humanity, yaitu penerimaan bahwa segala hal termasuk pengalaman negatif adalah bagian dari hidup seluruh manusia; dan mindfulness yang berarti bahwa individu dapat menerima secara sadar segala pikiran dan perasaan yang ada meskipun menyakitkan.

Melalui media sosial muncul pandangan baru mengenai kehidupan ideal yang tanpa cela termasuk standar kecantikan, ataupun kebahagiaan yang seringkali diabaikan kebenarannya karena selalu terlihat nyata sehingga mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mental individu (Schmuck dkk., 2019). Selain itu, pengguna media sosial yang sering berinteraksi dengan konten berbasis penampilan seperti menyukai postingan terkait penampilan orang lain diasosiasikan dengan meningkatnya perasaan negatif terhadap diri sendiri (Saiphoo & Vahedi, 2019). Pada penelitian sebelumnya, dilaporkan bahwa self-compassion dapat menjadi salah satu faktor yang digunakan untuk meningkatkan persepsi positif terhadap citra tubuh individu terkait media sosial (Mahon &

Hevey, 2023).

(4)

Fenomena FoMO tidak bergantung pada tahap perkembangan tertentu, tetapi kemungkinan besar terjadi pada individu yang tidak memandang positif terhadap diri sendiri atau merasa terisolasi secara sosial. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil bahwa FoMO lebih sering dijumpai oleh kelompok orang yang memiliki keberhargaan diri yang rendah (low self-esteem), kurang memiliki rasa welas asih diri (low self-compassion) dan sering merasa kesepian (Bary & Wong, 2020). Memupuk rasa welas asih dengan menerima pengalaman negatif sebagai kesempatan untuk bertumbuh bermanfaat untuk mengurangi ketertarikan terhadap pengalaman orang lain melalui media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pribadi yang dilakukan untuk mengembangkan self- compassion dapat mengurangi kecenderungan terkait membandingkan kondisi diri dengan orang lain misalnya FoMO (Deri dkk., 2017). Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran dan korelasi antara self- compassion terhadap online fear of missing out pada pengguna media sosial,

Metode

Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini berjumlah 82 orang (15 laki-laki dan 67 perempuan) dengan rentang usia 19-35 tahun yang aktif menggunakan media sosial Instagram.

Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, skala self-compassion yang digunakan, yaitu Self-Compassion Scale (SCS) disusun oleh Neff (2003) dan sudah diadaptasi dalam penelitian Sugianto dkk. (2020).

Skala ini terdiri dari 26 item dengan empat aspek, yaitu mengasihi diri, menghakimi diri, kemanusiaan universal, isolasi, mindfulness, dan over identifikasi. Respon jawaban menggunakan skala likert 5 poin dengan rentang jawaban “1 = hampir tidak pernah”

sampai “5 = hampir selalu”. Contoh item pada skala ini, yaitu ‘saya bersikap toleran terhadap kelemahan dan kekurangan saya’ dan ‘saya bisa bersikap tidak berperasaan pada diri saya saat mengalami penderitaan’. Koefisien Cronbach Alpha yang didapatkan pada self-compassion scale sebesar 0.912.

(5)

Online fear of missing out diukur menggunakan Online Fear of Missing Out (ON-FoMO) Scale yang disusun oleh Sette dkk. (2020) dan diadaptasi oleh Kurniawan dan Utami (2022).

Skala ini terdiri dari 20 item terbagi menjadi empat aspek, yaitu anxiety, need to belong, addiction, dan need for popularity. Respon jawaban menggunakan skala Likert 5 poin dengan rentang jawaban “1 = sangat tidak setuju” sampai “5 = sangat setuju”. Contoh item pada skala ini, yaitu ‘saya resah ketika saya tidak dapat mengakses jejaring sosial’ dan ‘saya ingin orang-orang untuk like dan komen pada postingan saya’. Skala ini memiliki koefisien Cronbach Alpha sebesar 0.941.

Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis korelasi. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat korelasi dan pengaruh sebuah variabel pada variabel lain. Selain itu, pada analisis korelasi bertujuan untuk melihat hubungan antara setiap aspek variabel self-compassion dengan setiap aspek variabel online fear of missing out.

Hasil

Pada Tabel 1

Tabel 1. Analisis Regresi Linear antara Self-Compassion dengan Online Fear of Missing Out

Variabel R R Squared Signifikansi

Self-Compassion dan Online Fear of Missing Out .290 .084 .008

Menunjukkan hasil mengenai analisis regresi linear antara self-compassion dengan online fear of missing out. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat nilai yang signifikan (p < .01) pada peran self-compassion terhadap munculnya online fear of missing out sebesar 8.4%. Hasil persentase tersebut juga menggambarkan bahwa peran 91.6%

dapat dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Meskipun hasil persentase yang muncul cukup kecil namun dapat disimpulkan bahwa hipotesis terdapat pengaruh self-compassion pada online fear of missing out dapat diterima.

(6)

Tabel 2. Analisis Korelasi Antar Aspek Self-Compassion dan Online Fear of Missing Out

Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. SC -

2. MED .837** -

3. MEH .761** .454** -

4. KU .610** .434** .388** -

5. IS .813** .558** .621** .303** -

6. MF .810** .817** .438** .481** .502** -

7. OI .825** .643** .627** .222* .788** .562** -

8. OFOMO -.290** .028 -.433** -.524** -.202 -.038 -.163 -

9. AN -.226* .076 -.390** -.288** -.256* .025 -.200 .799** -

10. NB -.415** -.124 -.501** -.579** -.257* -.176 -.279* .859** .531** -

11. AD -.110 .021 -.179 -.292** -.082 -.013 .048 .450** .333** .376** - 12. NP -.081 .134 -.220* -.391** .002 .075 .037 .870** .563** .708** .371** - Note: SC = Self-Compassion; MED = Mengasihi Diri; MEH = Menghakimi Diri; KU = Kemanusiaan Universal; IS = Isolasi; MF = Mindfulness;

OI = Overidentifikasi; OFOMO = Online Fear of Missing Out; AN = Anxiety; NB = Need to Belong; AD = Addiction; NP = Need for Popularity

Selanjutnya, pada Tabel 2 peneliti menambahkan analisis untuk mengetahui korelasi setiap aspek yang terdapat pada variabel self-compassion dengan setiap aspek yang terdapat pada variabel online fear of missing out. Berdasarkan analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara secara keseluruhan skor self- compassion dengan online fear of missing out sebesar -.290 (p < .001). Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara self-compassion dengan online fear of missing out. Korelasi negatif dapat diartikan bahwa semakin besar self-compassion yang dimiliki maka semakin kecil online fear of missing out. Pada hasil analisis tersebut korelasi yang ditunjukkan berada di kategori korelasi cukup.

Selain itu, pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara aspek self-compassion, yaitu menghakimi diri dengan variabel online fear missing out sebesar -.433 (p < .001) dan aspek kemanusiaan universal dengan variabel online fear of missing out sebesar -.524 (p < .001). Di sisi lain, korelasi paling tinggi yang terjadi antara aspek self-compassion dengan aspek online fear missing out didapatkan oleh aspek need to belong dengan aspek kemanusiaan universal sebesar -.579 (p < .001) di kategori korelasi kuat.

(7)

Pembahasan

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat peran self-compassion terhadap online fear of missing out pada pengguna Instagram serta terdapat korelasi yang signifikan antara online fear of missing out (On-FoMO) dengan self-compassion pada pengguna Instagram.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa ada korelasi positif antara On-FoMO dengan self-compassion yang berarti bahwa semakin tinggi perasaan welas asih diri yang dirasakan, maka akan semakin rendah perasaan takut tertinggal dari internet. Hal ini juga menunjukkan adanya pengaruh self-compassion terhadap On-FoMO khususnya pada pengguna Instagram yang menjadi sasaran dari penelitian ini.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan sosial media yang terlalu sering menandakan bahwa individu mengalami FoMO (Roberts & David, 2020). Penelitian dari Akbar dkk (2019), menunjukkan bahwa individu yang mengalami FoMO, memiliki ciri seperti tidak dapat dipisahkan dengan gawai yang dimiliki, selalu mengecek dan membagikan suatu hal di sosial media misalnya kegiatan harian, hal-hal yang disukai, perasaan yang dirasakan, dan momen yang dialami saat itu juga. Oleh sebab itu, individu yang mengalami FoMO merasa takut atau cemas ketika tertinggal dari informasi tertentu sehingga sebisa mungkin mencoba untuk menjadi orang yang pertama kali terhubung dengan orang lain secara daring melalui media sosial salah satunya Instagram (Sofia dkk., 2023).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Keyte dkk. (2021), penggunaan Instagram yang intens dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu seperti kecemasan, stres, dan depresi berkaitan dengan keinginan untuk mengakses Instagram secara berkala.

Melalui penelitian yang sama disebutkan bahwa self-compassion kemungkinan merupakan aspek yang cukup penting untuk mengurangi perasaan stres, depresi, maupun kecemasan.

Oleh sebab itu, agar dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, individu perlu fokus kepada diri sendiri agar mengurangi dampak negatif sosial media dan gangguan kesehatan yang mungkin diberikan.

(8)

Self-compassion merupakan perilaku baik terhadap diri sendiri yang membantu mengarahkan individu ketika berada di situasi yang sulit. Termasuk memberikan diri sendiri kebaikan, memahami daripada mengkritik diri, dan menyadari bahwa penderitaan adalah hal yang menghubungkan kita dengan orang lain daripada mengisolasi diri (Neff, 2003).

Oleh sebab itu, self-compassion menunjukkan regulasi diri yang baik sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari peristiwa penuh tekanan, keyakinan yang maladaptif, dan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu kesehatan mental (Lathern dkk., 2019). Hal ini juga menunjukkan bahwa self-compassion dapat meningkatkan penerimaan diri pada individu yang berpikir bahwa orang lain memiliki kehidupan yang lebih baik di sosial media, dan mengurangi respon negatif individu ketika melihat postingan yang menantang atau menimbulkan duka (Phillips & Wisniewski, 2021).

Analisis lanjutan dilakukan untuk melakukan uji korelasi antar aspek pada kedua variabel penelitian. Ditemukan korelasi paling tinggi pada aspek On-FoMO, yaitu need to belong merupakan salah satu aspek yang menyebabkan tingginya FoMO pada individu.

Ketika individu merasakan kebutuhan tinggi untuk menjadi bagian dari suatu kelompok, maka muncul kecenderungan untuk menggunakan sosial media secara lebih sering sehingga meningkatkan FoMO (Alabri, 2022). Korelasi antara need to belong dengan kemanusiaan universal berada dalam kategori korelasi yang kuat sehingga individu yang dinilai memiliki perasaan kemanusiaan universal yang baik, cenderung lebih berani untuk mandiri dan tidak terlalu memikirkan orang lain dalam beraktivitas.

Selain itu, pada penelitian Andel dkk. (2021) yang dilakukan pada era pandemi COVID- 19, menunjukkan bahwa individu yang welas asih terhadap diri sendiri cenderung memperlakukan diri dengan baik pula karena bergantung pada rasa kemanusiaan pribadi.

Oleh sebab itu, individu yang mampu mengembangkan perasaan tersebut lebih mampu bertahan pada situasi kesepian, serta mampu menyadari dan menerima untuk melakukan pekerjaan sendirian tanpa terlibat banyak interaksi dengan orang lain.

(9)

Kesimpulan

Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat peran self-compassion pada online fear of missing out pengguna Instagram. Self-compassion memberikan sumbangan efektif sebesar 8.4% terhadap munculnya kondisi online fear of missing out. Meskipun persentase tersebut cukup kecil namun dapat diartikan bahwa ketika seseorang memiliki self- compassion maka dapat menjadi pengendali munculnya ketakutan akan ketinggalan sesuatu hal yang baru khususnya di peristiwa yang dapat diketahui melalui media sosial.

Pada penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara self-compassion dengan online fear of missing out. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi self-compassion yang dimiliki maka semakin rendah munculnya online fear of missing out.

Saran pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih luas terkait peran self-compassion pada perilaku pengguna media sosial lainnya. Hal ini disebabkan karena di zaman teknologi yang semakin berkembang, penggunaan media sosial sudah menjadi kebutuhan setiap individu setiap hari. Selain itu, topik terkait online fear missing out diharapkan dapat terus dikembangkan dengan penelitian lainnya yang menggunakan karakteristik partisipan yang berbeda agar menambah kajian mengenai kondisi psikologis individu ketika menggunakan media sosial.

(10)

Daftar Pustaka

Akbar, R. S., Aulya, A., Psari, A. A., & Sofia, L. (2019). Ketakutan akan kehilangan momen (FoMO) pada remaja kota Samarinda. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 7(1), 50-59.

Alabri, A. (2022). Fear of missing out (FOMO): The effects of the need to belong, perceived centrality, and fear of social exclusion. Human Behavior and Emerging Technologies, (2022), 1-12. https://doi.org/10.1155/2022/4824256

Allen, K.-A., Kern, M. L., Rozek, C. S., McInerney, D. M., & Slavich, G. M. (2021). Belonging:

A review of conceptual issues, an integrative framework, and directions for future research. Australian Journal of Psychology, 73(1), 87- 102. https://doi.org/10.1080/00049530.2021.1883409

Andel, S. A., Shen, W., Arvan, M. L. (2021). Depending on your own kindness: The moderating role of self-compassion on the within-person consequences of work loneliness during the COVID-19 pandemic. Journal of Occupational Health Psychology 26(4), 276-290. https://doi.org/10.1037/ocp0000271

Barry, C. T., & Wong, M. Y. (2020). Fear of missing out (FoMO): A generational phenomenon or an individual difference?. Journal of Social and Personal Relationships 2020, 37(12) 2952-2966. https://doi.org/10.1177/0265407520945394

Deri, S., Davidai, S., & Gilovich, T. (2017). Home alone: Why people believe others’ social lives are richer than their own. Journal of Personality and Social Psychology, 113, 858- 877. https:// doi.org/10.1037/pspa0000105

Dixon, S. J. (2023). Instagram: Statistics & Facts. Diakses dari https://www.statista.com/topics/1882/instagram/#topicOverview

Einstein, D. A., Dabb, C., & Fraser, M. (2023). FoMO, but not self-compassion, moderates the link between social media use and anxiety in adolescence. Australian Journal of Psychology, 75(1). https://doi.org/10.1080/00049530.2023.2217961

Keyte, R., Mullis, L., Egan, H., Hussain, M., Cook, A., & Mantzios, M. (2021). Self-compassion and instagram use is explained by the relation to anxiety, depression, and stress.

Journal of Technology in Behavioral Science, 6, 436-441. https://doi- org.ezproxy2.utwente.nl/10.1007/s41347-020-00186-z

Kurniawan, R., & Utami, R. H. (2022). Validation of online fear of missing out (ON-FoMO) scale in Indonesian version. Jurnal Neo Konseling, 4(3), 1-10.

https://doi.org/10.24036/00651kons2022

Lathren, C., Bluth, K., & Park, J. (2019). Adolescent self-compassion moderates the relationship between perceived stress and internalizing symptoms. Personality and Individual Differences, 143, 36-41. https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.02.008

Mahon, C., & Hevey, D. (2023). Pilot trial of a self-compassion intervention to address adolescents’ social media-related body image concerns. Clinical Child Psychology and Psychiatry 2023, Vol. 28(1) 307–322. https://doi.org/10.1177/13591045221099215 Neff, K. D. (2003). The development and validation of a scale to measure self-

compassion. Self and Identity, 2(3), 223-250.

https://doi.org/10.1080/15298860309027

(11)

Ozkent, Y. (2022). Social media usage to share information in communication journals: An analysis of social media activity and article citations. PLoS ONE, 17(2), 1-11.

https://doi. org/10.1371/journal.pone.0263725.

Phillips, W. J., & Wisniewski, A. T. (2021). Self-compassion moderates the predictive effects of social media use profiles on depression and anxiety. Computers in Human Behavior Reports, 4, 1-10. https://doi.org/10.1016/j.chbr.2021.100128

Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in Human Behavior, 29, 1841-1848. https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.02.014.

Roberts, J. A., & David, M. E. (2020). The social media party: Fear of missing out (FoMO), social media intensity, connection, and well-being. International Journal of Human–

Computer Interaction, 36(4), 386-392.

https://doi.org/10.1080/10447318.2019.1646517

Saiphoo, A. N., & Vahedi, Z. (2019). A meta-analytic review of the relationship between social media use and body image disturbance. Computers in Human Behavior, 101, 259-275. https://doi.org/10.1016/j.chb.2019.07.028

Schmuck, D., Karsay, K., Matthes, J., & Stevic, A. (2019). “Looking Up and Feeling Down”.

The influence of mobile social networking site use on upward social comparison, self- esteem, and well-being of adult smartphone users. Telematics and Informatics, 42, 101240. https://doi.org/10.1016/j.tele.2019.101240

Sette, C. P., Lima, N. R., Queluz, F. N., Ferrari, B. L., & Hauck, N. (2020). The online fear of missing out inventory (ON-FoMO): Development and validation of a new tool. Journal of Technology in Behavioral Science, 5, 20-29. https://doi.org/10.1007/s41347-019- 00110-0

Sofia, L., Rifayanti, R., Amalia, P. R., Gultom, L. M. K. (2023). Mindfulness therapy to lower the tendency to fear of missing out (FoMO). Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan 8(2), 729-736.

Sugianto, D., Suwartono, C., & Sutanto, S. H. (2020). Reliabilitas dan validitas self- compassion scale versi Bahasa Indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat, 7(2), 177-191.

https://doi.org/10.24854/jpu107

Wong, B. (2023). Top Social Media Statistics and Trends Of 2023. Diakses dari https://www.forbes.com/advisor/business/social-media-statistics/

Zhou, B. (2018). Fear of missing out, feeling of acceleration, and being permanently online:

a survey study of university students’ use of mobile apps in China. Chinese Journal of Communication, 12(1), 66-83. https://doi.org/10.1080/17544750.2018.1523803

Referensi

Dokumen terkait

Artinya Fear of Missing Out memiliki pengaruh sebesar 12% terhsadap kecanduan media sosial, selebihnya kecanduan media sosial dapat dipengaruhi oleh faktor lain

Fear of missing out diartikan sebagai perasaan ketakutan akan kehilangan momen berharga yang melibatkan orang lain sehingga membuat individu ingin terus terhubung

Berdasarkan teori diatas, peneliti merujuk ke teori Przybylski, Murayama, DeHaan dan Gladwell (2013) dimana Fear of Missing Out (FoMO) adalah ketakutan dan

Sementara itu, juga berdampak negatif yaitu penggunaan media sosial yang berlebihan sehingga menimbulkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yang didefinisikan sebagai

Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa Fear of Missing Out (FoMO) adalah ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan yang muncul

METODE Dalam melakukan pendekatan systematic literature review mengenai konsep "fear of missing out", terdapat dua tahapan yang dilakukan: 1 merencanakan tinjauan dengan menjelaskan

PA GE 20 63 IPRC 2022/BOR A- Social Psychology 03 The Role of Mediation Fear of Missing Out FoMO in Self-Regulation Relationships with Problematic Social Media Use Zunea

Gambar 4.8 Diagram Fear Of Missing Out Berdasarkan Jenis Kelamin 4.3.2 Deskriptif FoMO Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil kategorisasi pada variabel FoMO yang terdiri dari 253