PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KEMANDIRIAN SISWA KELAS XI SMK
MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN NOVIA MAULINDA
Mahasiswa Magister Pendidikan IPS FKIP ULM [email protected]
Abstract
The Ministry of National Education, Research and Development Center of the Curriculum Center, entrepreneurship learning is directed at shaping the core values of entrepreneurship, one of these values is the value of independence. The design of the independence value of the SMK students is integrated into the material through the process of learning and entrepreneurial practice. The purpose of this study was to find out how learning, practice, and the development of independence values and to know the effect of learning and entrepreneurial practice on the development of the independence value of class XI students of Muhammadiyah 1 Vocational High School Banjarmasin. The research method used is associative descriptive research using a quantitative approach. The population in this study were students of class XI Accounting in SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin, amounting to 56 students. The sample technique used is a saturated sample where the entire population is used as the research sample. Data collection techniques in the form of questionnaires and documentation. This study uses multiple linear regression analysis. The results obtained by the percentage for the influence of learning and entrepreneurship practice variables on the development of independence values which amounted to 73.2% in the strong category with the value of the Fcount test was 72.272 while the Ftable value = 3.20 for. Then Fcount = 69.072> Ftable because Fcount is greater than Ftable means that there is a significant influence between the effect of learning and entrepreneurial practice on the development of independence values, meaning the contribution of the influence of learning and entrepreneurial practices to the development of independence values is 73.2%, while the remaining 26, 8% is influenced by other factors outside of research such as genes of parents or offspring, parenting, education systems in schools, community life systems, gender, sequence of position of children in family and age.
Keywords: Value of Entrepreneurship, Independence, Entrepreneurship Learning and Practice
Abstrak
Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, pembelajaran kewirausahaan diarahkan untuk membentuk nilai-nilai pokok kewirausahaan, salah satu nilai tersebut adalah nilai kemandirian. Rancangan nilai kemandirian pada peserta didik SMK diintegrasikan pada materi melalui proses pembelajaran dan praktik kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pembelajaran, praktik, dan pengembangan nilai kemandirian serta mengetahui pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin yang berjumlah 56 siswa.
Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh dimana seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data berupa metode angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian diperoleh persentase untuk variabel pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian yaitu sebesar 73,2% dalam kategori kuat dengan nilai uji Fhitung sebesar 72,272 sedangkan nilai Ftabel = 3,20 untuk. Maka Fhitung = 69,072 >
Ftabel karena Fhitung lebih besar dari Ftabel artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian artinya sumbangan pengaruh variabel pengaruh pembelajaran dan praktik kewiausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian sebesar 73,2%, sedangkan sisanya 26,8%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian seperti gen orang tua atau keturunan, pola asuh, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan dimasyarakat, jenis kelamin, urutan posisi anak dalam keluarga dan usia.
Kata kunci: Nilai Kewirausahaan, Kemandirian, Pembelajaran dan Praktik Kewirausahaan PENDAHULUAN
Lingkungan sekolah mengajarkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran menjadi hal yang wajib dilakukan oeh seluruh tenaga pengajar, tidak hanya oleh guru Agama, guru Bahasa Indonesia, guru PKN, hal ini juga harus dilakukan oleh guru kewirausahaan.
Pendidikan karakter yang diajarkan guru kewirausahaan adalah menanamkan 17 nilai yang terdiri dari mandiri, kreatif, berani, mengambil risiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung jawab, kerjasama, pantang menyerah (ulet), komitmen, realistis, rasa ingin tahu, komunikatif, dan motivasi yang kuat untuk sukses. Salah satu pembentuk karakter yang harus ditanamkan kepada para siswa adalah nilai kemandirian. Pentingnya nilai kemandirian diajarkan pada siswa SMK karena siswa SMK merupakan remaja yang nantiya akan berkembang menjadi orang dewasa yang hendaknya memiliki kemandirian yang dapat mendasari mereka untuk menjadi orang dewasa yang sempurna, yaitu mampu menentukan sikap, mengambil keputusan dengan tepat, serta keajegan dalam menentukan dan melakukan prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan (Lastariwati, 2013).
Menurut Anwar (Kusuma, 2017), pembelajaran kewirausahaan di lembaga pendidikan diajarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip internalisasi nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik melalui kurikulum yang terintegrasi dengan perkembangan yang terjadi baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu, dalam dokumen Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, esensi pembelajaran kewirausahaan adalah penanaman nilai-nilai.
Pembelajaran kewirausahaan berdasarkan pernyataan di atas diarahkan untuk membentuk
nilai-nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu: 1) mandiri, 2) kreatif, 3) berani mengambil resiko, 4) berorinetasi pada tindakan, 5) kepemimpinan, dan 6) kerja keras.
Nilai-nilai tersebut dirasa peneliti akan sulit diterapkan bersamaan secara langsung, sehingga karena pertimbangan tersebut, peneliti membatasi penelitian ini pada pengembangan nilai kemandirian pada peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Hasil pengamatan awal dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisi pernyataan mengenai nilai kemandirian yang memuat indikator tanggung jawab, otonomi/kebebasan, inisiatif, serta progresif dan ulet yang diisi oleh peserta didik, menujukkan persentase sebesar 60,25% dan berkriteria cukup. Masih perlu adanya peningkatan kemandirian pada diri siswa, karena belum tercapainya indikator kemandirian pada jenjang SMK menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Masih rendahnya nilai kemandirian pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin, diduga peneliti karena masih belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran dan prktik kewirausahaan di sekolah ini.
Padahal, Pola pembelajaran kewirausahaan haruslah dirancang sedemikian rupa yang dapat dilakukan melalui 2 jalur, yaitu: 1) jalur kelas industri, dimana peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di industri, dan 2) jalur kelas wiraswasta/mandiri, dimana peserta didik belajar berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha mandiri. Hal serupa juga dikatakan (Wahyudin
& Susilana, 2011), bahwa perlu adanya implementasi dari pembelajaran teori melalui kegiatan praktik kewirausahaan untuk membentuk usaha yang mandiri.
Menginternalisasi nilai kewirausahaan di sekolah, khsususnya nilai kemandirian dapat dilakukan dengan merancang bahan pelajaran yang dituangkan melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui proses belajar mengajar. Pada penelitian ini untuk mengembangkan nilai kemandirian dirancanglah RPP yang didalamnya memuat unsur-unsur untuk menanamkan karakter atau nilai kemandirian.
Menurut (Nugraheni, 2017), guru kewirausahaan dan prakarya dapat membuat suplemen dari RPP yang dibuatnya yang dikenal dengan Suplemen Nilai yang ingin dikembangkan, dalam hal ini adalah nilai kemandirian dan disingkat menjadi SUPNILMANDIRI. Menurut (Mustofa, 2017), kemandirian dalam diri individu salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengulangan dalam pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pembelajaran kewirausahaan yang diajarkan haruslah dapat menginternalisasikan nilai kemandirian dalam materi-materi yang akan diajarkan.
Penelitian (Sulistyowati, 2014), pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap kewirausahaan dengan sumbangan efektif sebesar 0,72%. Dimana sikap yang dimaksud dalam penelitian tersebut adalah sikap mandiri, berani, ulet, kerja keras, dan lain sebagainya.
Latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini membatasi masalah pembelajaran dan praktik kewirausahaan yang dilakukan peserta didik dikaitkan dengan pengembangan nilai-nilai kewirausahaan peserta didik. Peneliti membatasi nilai-nilai kewirausahaan yang diangkat yaitu nilai kemandirian. Hal ini dikarenakan, kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan peserta didik untuk kecakapan hidupnya di lingkungan regional maupun global.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengembangan nilai kemandirian tidak dianalisis dalam penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian ini akan memperoleh hasil kesimpulan yang maksimal.
Penelitian ini membatasi pada peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin kelas XI pada jurusan Akuntansi yaang dibagi menjadi kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memperoleh bimbingan belajar tentang materi pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang permasalahan dan fokus penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen, menurut (Jaedun, 2011) bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Penelitian yang dilakukan, ada tiga variabel yang diteliti yaitu X1 pembelajaran kewirausahaan, X2 praktik kewirausahaan dan Y adalah pengembangan nilai kemandirian.
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian model desain control grup pre-test post-test (Suharsimi, 2013). Model ini digunakan untuk mengetahui dan membandingkan data hasil nilai kemadirian sebelum dan sesudah perlakuan pada subjek yang sama. Berikut desain penelitian yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
A ( Eksperimen ) O1 X O2
B ( Kontrol ) O3 O4
Sumber: (Schumacher dan McMillan, 1997: 467) Keterangan:
X = Perlakuan dengan pembelajaran berbasis nilai kemandirian O1 = Pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen O2 = Postest (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen O3 = Pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol O4 = Postest (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
Internalisasi nilai kemandirian dalam pembelajaran kewirausahaan adalah dengan membuat RPP kewirausahaan yang ada ditambah dengan membuat suplemen dari RPP-nya.
Suplemen yang dimaksud adalah Suplemen Nilai Kemandirian yang disingkat menjadi (SUPNILMANDIRI) yang merupakan lampiran RPP kewirausahaan.
Penelitian ini digunakan teknik penarikan sampel purposive sampling, yaitu peneliti secara sengaja mengambil sampel sesuai dengan kepentingan tertentu, yaitu memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi kelas sampel pada kelas XI SMK Muhammadiyah 1 dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Distribusi Kelas Sampel pada Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin
No Kelas Populasi Kategori
1 2
XI Akuntansi A XI Akuntansi B
28 28
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sumber: SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin (2018)
Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen yaitu kuesioner dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Perbedaan Peningkatan Nilai Kemandirian Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai t hitung antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu pada kelas eksperimen t hitung > t tabel yaitu 11,798 > 2,064 sedangkan pada kelas kontrol nilai t hitung > t tabel yaitu 6,625 > 2,064 dengan nilai sig 5%. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa peningkatan nilai kemandirian yang lebih besar terjadi pada
kelas eksperimen. Adanya perbedaan nilai kemandirian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, menurut peneliti karena adanya perlakuan pembelajaran yang berbeda diantara kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen adanya RPP + SUPNILMANDIRI dan praktik berjualan langsung yang tidak dilakukan pada kelas kontrol. Penambahan master suplemen atau SUPNILMANDIRI pada RPP yang berisi internalisasi nilai kemandirian merupakan salah satu bentuk pendekatan untuk mengajarkan nilai kemandirian kepada siswa.
Penggunaan master suplemen dalam RPP yang memuat internalisasi nilai kemandirian merupakan salah satu bentuk pengorganisasian proses pembelajaran kewirausahaan untuk mengembangkan nilai kemandirian dalam diri siswa. Hal ini seperti yang dikemukakan (Kholifah & Nurtanto, 2016), bahwa menanamkan nilai kepada peserta didik bukanlah pekerjaan mudah, walaupun pada diri peserta didik itu sebenarnya sudah terdapat potensi nilai itu sendiri, lebih lanjut ia menyatakan guru kewirausahaan dan prakarya dapat membuat suplemen dari RPP yang dibuatnya yang dikenal dengan Suplemen Nilai yang ingin dikembangkan, dalam hal ini adalah nilai kemandirian dan disingkat menjadi SUPNILMANDIRI. Membuat SUPNILMANDIRI ini dilakukan dengan cara mengaitkan materi kewirausahaan yang disampaikan dengan nilai kemandirian.
Kelas kontrol, kegiatan pembelajaran menggunakan RPP tanpa SUPNILMANDIRI dan jarang dilaksanakan kegiatan praktik kewirausahaan yaitu kegiatan direct selling atau penjualan langsung. Menurut Erman Suherman dalam (Wahyu Wulandari & Winarso, 2019), pola pembelajaran haruslah mengandung unsur pemikiran yang diisi oleh pengetahuan tentang nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan dan pengalaman langsung berupa pemagangan atau melakukan aktivitas berupa praktik langsung.
Minimnya pelaksanaan kegiatan praktik kewirausahaan seperti kegiatan direct selling menjadi salah satu penyebab kurangnya nilai kemandirian pada kelas kontrol. Menurut Rimayanti, 2013), praktik kewirausahaan seperti kegiatan direct selling dan praktik tenda latih secara kelompok dapat mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan seperti nilai kemandirian.
Selain itu menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 30), dalam praktik di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan dengan salah satunya dengan pengorganisasian proses pembelajaran yang dirancang bervariasi yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar aktif belajar dari pengalaman hidup sehari-hari didalam masyarakat.
Pendapat-pendapat ahli tersebut, menjelaskan bahwa pengorganisasian proses pembelajaran yang variatif dan adanya pengalaman langsung kegiatan kewirausahaan melalui praktik seperti direct selling dapat menanamkan nilai-nilai kewirausahaan seperti nilai kemandirian dalam diri siswa. Namun karena hal ini tidak dilakukan pada kelas kontrol sehingga menyebabkan masih rendahnya nilai kemandirian di kelas tersebut.
b. Pengaruh Pembelajaran Dan Praktik Kewirausahaan Terhadap Pengembangan Nilai Kemandirian Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil penelitian mengenai pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dengan melihat nilai sig yang lebih kecil dari nilai probabilitas, atau nilai 0,000 > 0,05 dan nilai thitung sebesar 6,195 > t tabel sebesar 2,021, maka disimpulkan bahwa variabel pembelajaran dan praktik kewirausahaan pada kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki pengaruh terhadap pengembangan nilai kemandirian dimana berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh besarnya pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan secara simultan dapat diketahui dari nilai R2 (R squere). Hasil perhitungan R2 sebesar 0,732. Dengan demikian besarnya pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian siswa kelas XI pada kelas eksperimen dan kelas kontrol SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin sebesar 73,2% dan sisanya 26,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, sistem kehidupan dimasyarakat, jenis kelamin, urutan posisi anak, dan usia. (Nasrudin, 2017), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian pada anak salah satunya dipengaruhi sistem pendidikan di sekolah, yaitu bagaimana proses pembelajaran di sekolah dilakukan.
Hasil penelitian juga menujukkan bahwa: (1) analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum: (a) pembelajaran kewirausahaan pada kelas eksperimen terjadi peningkatan dari yang semula berkriteria cukup menjadi berkritea baik. Sedangkan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan, pembelajaran kewirausahaan berkriteria cukup; (b) praktik kewirausahaan pada kelas eksperimen telah ditingkatkan pelaksanaannya sehingga menjadi berkriteria baik dan pada kelas kontrol, pelaksanaan praktik kewirausahaan sangat sedikit dilakukan sehingga berkriteria tidak baik; (c) pengembangan nilai kemandirian pada kelas
eksperimen meningkat dari yang semula berkriteria cukup menjadi berkriteria baik sedangkan pada kelas kontrol, pengembangan nilai kemandirian tidak mengalami kenaikan yaitu tetap berada pada kriteria cukup; (2) pembelajaran dan praktik kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan nilai kemandirian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Dalam hal ini praktik kewirausahaan mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran kewirausahaan.
Berkaitan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi praktik kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan koefisien regresi untuk variabel pembelajaran kewirausahaan, artinya praktik kewirausahaan lebih menentukan (pengaruh) lebih tinggi terhadap pengembangan nilai kemandirian. Pengaruh praktik kewirausahaan yang lebih besar disebabkan karena melalui praktik peserta didik dapat melaksanakan dan merasakan secara nyata apa pembelajaran teori mengenai kewirausahaan yang telah diajarkan di kelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Sulistyowati, 2014), bahwa praktik adalah suatu proses pembelajaran terhadap seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kemampuan atau perilaku (pengetahuan, skill, dan sikap) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran dan praktik kewirausahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian.
Penelitian ini menunjukkan proses pembelajaran kewirausahaan di sekolah ditujukan untuk memberikan pemahaman secara teoritis dan proses menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan kedalam kegiatan pembelajaran serta implementasi kegiatan kewirausahaan dengan melaksanakan kegiatan praktik baik melalui koperasi sekolah atau Bisnis Senter. Hal ini sesuai dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 30), dalam praktik di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan salah satunya dengan pengorganisasian proses pembelajaran. Hal serupa juga dikatakan (Mulyani, 2012), pembelajaran kewirausahaan di lembaga pendidikan yang diajarkan haruslah menerapkan prinsip-prinsip internalisasi nilai-nilai kewirausahaan, salah satunya nilai kemandirian kepada peserta didik melalui kurikulum yang terintegrasi dengan perkembangan yang terjadi baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menanamkan nilai kemandirian bukanlah pekerjaan mudah, hal ini tentulah memerlukan proses. Proses pembelajaran haruslah mengutamakan proses dengan dengan asumsi apabila prosesnya bagus maka hasilnya juga bagus. Proses pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan di sekolah haruslah diarahkan pada pencapaian tiga kompetensi
yaitu pemahaman konsep kewirausahaan, skill kewirausahaan dan penanaman karakter kewirausahaan, (Setiarini, 2013). Penanaman karakter kewirausahaan salah satunya karakter mandiri pada diri siswa juga dipengaruhi gen orang tua atau keturunan, pola asuh, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan dimasyarakat, jenis kelamin, urutan posisi anak dalam keluarga dan usia yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
SIMPULAN
Secara keseluruhan (simultan) pembelajaran dan praktik kewirausahaan berpengaruh terhadap pengembangan nilai kemandirian kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 72,272 > Ftabel 3,20. Besarnya pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian secara simultan dapat diketahui dari nilai R2 (R square) sebesar 0,732 termasuk dalam kategori kuat artinya pengaruh pembelajaran dan praktik kewirausahaan terhadap pengembangan nilai kemandirian sebesar 73,2% sedangkan sisanya 26,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini seperti gen orang tua atau keturunan, pola asuh, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan dimasyarakat, jenis kelamin, urutan posisi anak dalam keluarga dan usia.
DAFTAR PUSTAKA
Jaedun, A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. Metodologi Penelitian Eksperimen.
Kholifah, N., & Nurtanto, M. (2016). Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Entrepreneurship Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.
Kusuma, A. I. (2017). Strategi Manajemen Sekolah Dasar Dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar).
https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9590
Lastariwati, B. (2013). Pentingnya kelas kewirausahaan pada SMK Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. https://doi.org/10.21831/jpv.v2i1.1018
Mulyani, E. (2012). Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.705
Mustofa, Z. M. (2017). Manajemen Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Kelas 3 SDLB di SLB Dharma Bakti Patianrowo Nganjuk Tahun 2016/2017. IAIN Kediri.
Nasrudin, M. (2017). Perkembangan Remaja. Journal INSTITUTIONAL REPOSITORY of IAIN Tulungagung (IRIT).
Nugraheni, S. (2017). Penerapan pembelajaran kewirausahaan berbasis etika bisnis untuk meningkatkan kejujuran siswa kelas xi perbankan smk cendekia madiun. Gulawentah:
Jurnal Studi Sosial, 2(2), 102–115.
Rimayanti. 2013. Pengelolaan Pendidikan Karakter Kewirausahaan di SMK Negeri 6 Surakarta. Naskah Publikasi Program Magister Universitas Muhammadiyah
Surakarta. [online]. Tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=354442&val=8126&title.
Suharsimi Arikunto. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Setiarini, S. E. (2013). Business Plan Sebagai Implementasi Kewirausahaan Pada Pembelajaran Ekonomi Di SMA. Dinamika Pendidikan, 8(2).
Sulistyowati, R. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa Smk Negeri Di Surabaya. Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan, 2(1), 85–102.
Wahyu Wulandari, L. S., & Winarso, B. S. (2019). Pengaruh Lingkungan Keluarga, Kepribadian, Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha.
Universitas Ahmad Dahlan.
Wahyudin, D., & Susilana, R. (2011). Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran. Kurikulum Pembelajaran.