• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila

N/A
N/A
Apryani L

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK EM4 TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI P4S KARYA AGRI BATUPLAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan

Apryani Susana Lakapu, NIM. 2106050049

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2023

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul ‘Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)’

yang disusun dan diajukan oleh APRYANI SUSANA LAKAPU, NIM 2106050049 t elah diperiksa, diperbaiki dan dinyatakan sah sebagai salah satu penilaian mata kuliah Praktek Kerja Lapangan oleh Tim Pembimbing Praktek Kuliah Lapangan.

Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan PKL

Dra. Theresia Lete Boro, M.Si Robert Nalle NIP. 19630327 199003 2 003

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Biologi Kepala P4S Karya Agri Fakultas Sains dan Teknik

Andriani Ninda Momo, S.Si, M.P Robert Nalle NIP. 19820928 200812 2 001

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Sains dan Teknik

Dr. Dra. Maria Agustina Kleden, M.Sc NIP. 19680113 199303 2 001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang berlimpah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan penyertaanNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari betapa besarnya dukungan dari seluruh pihak dalam penyelesaian Laporan PKL. Untuk itu, pada kesempaan ini penulis mengucapkan limpah terimakasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Sains Dan Teknik beserta seluruh jajarannya yang telah mendukung dan melancarkan kegiatan PKL ini.

2. Ibu Andriani Ninda Momo selaku Koordinator Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknik.

3. Ibu Dra. Theresia Lete Boro, M.Si , selaku dosen pembimbing PKL yang telah banyak membantu melancarkan kegiatan PKL.

4. Bapak Robert Nalle selaku ketua CV P4S Karya Agri dan sebagai penanggung jawab kegiatan PKL yang telah menerima dan membimbing penulis untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di CV P4S Karya Agri.

5. Teman-teman seperjuangan 2021 khususnya Agnes Nabunome, Nelarita Makallau, Chyki Lomi, Virna Salsabilla, Fience Adu, Maria Bupu, Desinta Omenu, Yulmi Hesam, Jeaniva Nahak, Merlin Menoh, dan Reyhard Radja yang telah bersama-sama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di CV P4S Karya Agri Batuplat.

6. Semua pihak yang telah membantu, baik dari segi materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya laporan yang disusun masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat perbaikan dari pembaca. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, penulis mengucapkan terimakasih.

Kupang, 17 Agustus 2023

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penulisan ...2

1.4 Manfaat Penulisan ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1 Kajian Pustaka... 4

2.2 Probiotik EM4 ...4

2.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)...6

2.4 Pakan Ikan ...10

2.5 Laju Pertumbuhan ...10

2.6 Kelangsungan Hidup ...11

2.7 Kualitas Air ...12

BAB III METODE PKL... 13

3.1 Waktu dan Tempat ...13

3.2 Alat dan Bahan ...13

3.3 Desain Kerja...14

3.4 Prosedur Kerja ... 14

3.5 Analisis Data ...15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...17

4.1 Hasil...17

4.2 Pembahasan...17

BAB V PENUTUP ...22

5.1 Kesimpulan...22

5.2 Saran...22

DAFTAR PUSTAKA...23

LAMPIRAN...26

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1...17 Tabel 4.2 ...17

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. ... 7 Gambar 2. ... 8 Gambar 3. ... 14

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Pengamatan...26 Lampiran 2. Pengukuran dan Penimbangan...28 Lampiran 3. Ikan Segar dan Ikan Mortalitas...29

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan. Ikan jenis ini dapat dibudidayakan di berbagai habitat (di air tawar, payau, dan laut) karena nila toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline) (Rahman et al., 2016).

Menurut Sahwan, (2004) dalam Lumbanbatu et al., (2018), dalam budidaya ikan pakan merupakan salah satu unsur penting yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya yang menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Agar pakan ikan bekerja secara maksimal diperlukan suatu asupan yang tercampur dalam pakan yang nantinya dapat menghasilkan bobot ikan yang berkualitas, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah penambahan probiotik ke dalam pakan. Bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme untuk menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amilase, protease, lipase dan selulose.

Enzim tersebut yang akan membantu menghidrolisis nutrien pakan (molekul kompleks), seperti memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan (Mardhiana et al., 2017).

Adapun probiotik komersil yang dapat diaplikasikan dalam budidaya ikan yaitu probiotik EM4. Probiotik EM4 (Effective Microorganisms-4) mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp. (bakteri penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp, jamur pengurai selulosa dan ragi. EM4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein dan lemak. Hasil pengamatan laju pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila.

(9)

Pentingnya pengaplikasian probiotik EM4 pada ikan nila untuk memperbanyak bakteri pengurai bahan organik, pengendali pertumbuhan bakteri pathogen, serta memperbaiki kualitas air pada kolam atau tambak dan memperkuat ketahanan tubuh ikan hingga resisten pada penyakit.

Manfaat dari kandungan yang dimiliki oleh probiotik EM4 menarik peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam kegiatan PKL ini di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pemberian probiotik EM4 terhadap ukuran tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) ?

2. Bagaimana pengaruh probiotik EM4 terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) ?

1.3 Tujuan

Kegiatan PKL ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahi pengaruh pemberian probiotik EM4 terhadap ukuran tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus).

2. Untuk mengetahui pengaruh probiotik EM4 terhadap kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.4 Manfaat

Manfaat Praktek Kerja Lapangan ini adalah:

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa terkait pemanfaaatan probiotik EM4 pada ikan nila.

2. Sebagai acuan terhadap pengenalan lapangan dalam proses penyelesaian tugas akhir.

(10)

3. Menjadi salah satu pembelajaran bagi mahasiwa dalam dunia kerja khususnya dalam pembinaan dan kerjasama tim.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(11)

2.1 Kajian Pustaka

Usaha budidaya ikan terus diupayakan semakin baik, berkelanjutan yang menerapkan berbagai IPTEK. Inovasi terus dilakukan mulai dari perkawinan silang hingga formulasi pakan yang dapat menunjang berbagai kebutuhan.

Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu varietas. Agar pakan tersebut dapat bekerja secara maksimal dan meningkatkan bobot ikan, perlu penambahan suplemen yang dicampurkan dalam pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menambahkan probiotik (Khartiono, 2006). Adapun salah satu jenis probiotik yang sering digunakan pada proses budidaya ikan nila adalah probiotik EM4, dimana probiotik ini mengandung 2 jenis mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menjaga kualitas air budidaya dan sekaligus membantu sistem pencernaan ikan nila (Apriyan et al., 2021). Probiotik adalah suatu produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan non patogen, yang diberikan pada organisme untuk memperbaiki pertumbuhan, efisiensi/konversi pakan dan kesehatan organisme. Probiotik yang digunakan adalah EM4 (Effective Microorganisms-4) berupa cairan berwarna kecokelatan dan berbau manis asam (segar). Pemberian probiotik dalam pakan dimaksudkan untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan dengan meningkatkan enzim pencernaan yang dapat menghidrolisis protein menjadi senyawa lebih sederhana sehingga mudah diserap dan digunakan sebagai deposit untuk pertumbuhan (Lumbanbatu et al., 2018).

2.2 Probiotik EM4

EM4 merupakan salah satu probiotik yang dikenal dipasaran. Probiotik EM4 berupa cairan berwarna kecoklatan dan berbau manis asam (segar) yang beisi kultur campuran dari beberapa mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat. Probiotik EM4 berguna untuk memperbanyak bakteri pengurai bahan organik, pengendali pertumbuhan bakteri pathogen, serta memperbaiki

(12)

kualitas air pada kolam atau tambak dan memperkuat ketahanan tubuh ikan/udang hingga resisten pada penyakit (Wilisetyadi et al., 2022). Probiotik EM4 (Effective Microorganisms-4) mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp.

(bakteri penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp., jamur pengurai selulosa dan ragi. EM4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein dan lemak.

Irianto (2003) dalam Chilmawati et al., (2018), menjelaskan bahwa tiga cara kerja bakteri probiotik adalah menekan populasi bakteri melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawa antimikrob atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding intestinum, merubah metabolisme bakteri dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas enzim, dan meningkatkan kadar antibodi. Selanjutnya Irianto (2004) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kualitas pakan adalah pemanfaatan mikroba yang dikenali sebagai metode GRAS (Generally Recognized as Safe) seperti Saccharomycetes cerevisiae dan Torula sebagai alternatif sumber protein, asam amino, dan asam-asam lemak esensial. Pemanfaatan mikroba tersebut dilakukan melalui penambahan mikroba secara langsung ke dalam bahan pakan, atau ditambahkan sebagai pre feeding process atau feed preparation karena mikroba tersebut berperan dalam perbaikan pakan melalui proses fermentasi dengan menguraikan materi pakan yang sulit dicerna hewan budidaya, mendetoksikasi toksikan dalam bahan pangan, dan meningkatkan kandungan protein.

2.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

(13)

1. Ikan Nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan Tilapia yang berasal dari Sungai Nil Afrika. Secara alami, ikan nila akan melakukan migrasi dari habitatnya, yaitu bagian hulu Sungai Nil yang melintasi Uganda kearah selatan melalui Danau Raft dan Tanganyika. Selain itu, ikan nila juga banyak ditemukan di wilayah bagian tengah dan barat Afrika.

Dengan campur tangan manusia, saat ini ikan nila telah menyebar keseluruh dunia, dari Benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia, sampai Australia (Koniyo, 2011). Ikan nila mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1969, 1990 dan 1994 dari negara Taiwan, Thailand dan Filipina (Arifin, 2016). Menurut Lim, (2012), pemberian nama nila didasarkan pada ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini yaitu nilotica yang kemudian diubah menjadi nila. Para pakar memutuskan nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp.

Ikan nila merupakan salah satu biota air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan termasuk ke dalam komoditas utama yang berkontribusi untuk meningkatkan peningkatan produksi perikanan budidaya di Indonesia. Data statistik Kementrian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa produksi ikan nila meningkat pada tahun 2021 sebesar 1,35 juta ton dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 1,23 juta ton, peningkatan produksi ini tentunya sejalan dengan bertambahnya permintaan pasar terhadap ikan nila. Menurut Budi et al., (2021), ikan nila memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya.

Beberapa keunggulan ikan nila antara lain relatif tingginya resistensi terhadap kualitas air dan penyakit, memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, kemampuan yang efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, memiliki kemampuan tumbuh yang baik, dan mudah tumbuh dalam berbagai wadah

(14)

budidaya yang dikelola secara tradisional maupun sistem budidaya intensif.

Selain itu, ikan nila adalah omnivora yang rakus (voracious) dan mampu bersaing dengan jenis ikan apapun dalam habitat. Ikan nila mampu melakukan proses pemijahan berulang dalam tempo singkat dan perkembangbiakan yang sangat cepat (Linnaeus et al., 2018).

2. Klasifikasi Ikan Nila

Klasifikasi ikan nila (Oreocromis niloticus) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrat Kelas : Osteichtyes Subkelas : Acanthopterygii Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreocromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber : dok.pribadi

3. Morfologi Ikan Nila

(15)

Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok Tilapia. Menurut Khairuman dan Amri (2007), b entuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar.

Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abuan atau hitam (Gambar 2).

Gambar 2. Morfologi Ikan Nila Sumber : Defenisi Ichthyologi - Fishery - iblog (ricky-fishery-art.blogspot.com)

Ikan nila memiliki 5 buah sirip, yakni sirip punggung (Dorsal fin), sirip dada (Pectoral fin), Sirip perut (Venteral fin), Sirip anus (Anal fin), dan Sirip ekor (Caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya 1 buah dan berbentuk agak panjang. Semantara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah 1 buah.

(16)

Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada ikan nila betina, alat kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak didepan anus. Jika diurut, perut ikan nila jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, ikan nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak didepan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan nila jantan melebar dan berwarna biru mudah. Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakangnya agak lancip dan berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan berupa garis putus-putus.

Sementara itu, pada ikan nila betina, garisnya berlanjut atau tidak terputus dan melingkar (Koniyo, 2011).

4. Kebiasaan Hidup Ikan Nila a. Perkembangbiakan

Ikan jenis ini dapat dibudidayakan di berbagai habitat (di air tawar, payau, dan laut) karena nila toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline) (Rahman et al., 2016). Secara alami, ikan nila bisa memijah sepanjang tahun di daerah tropis. Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya, ikan nila dapat memijah 6-7 kali dalam setahun. Dengan demikian, rata-rata setiap dua bulan sekalikan nila akan berkembangbiak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram. Masa pemijahan produktif adalah ketika induk berumur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 gram/ekor. Seekor ikan betina dengan berat sekitar 800 gram menghasilkan larva sebanyak 1.200 – 1.500 ekor pada setiap pemijahan.

b. Kebiasaan Makan

Nila tergolong ikan pemakan segala atau omnivora sehingga bisa mengongsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan karena itulah

(17)

ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai ikan nila adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp, Moina sp, atau Daphnia sp, selain itu, juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda dihabitat hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh dikolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa diberi berbagai makanan tambahan, misalnya pellet (Koniyo, 2011).

2.4 Pakan Ikan

Faktor utama lain dalam pertumbuhan dan perkembangan ikan di kolam adalah tersedianya pakan. Pakan dibagi menjadi dua yaitu pakan yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan). Pemanfaatan pakan oleh ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan dari segi kandungan nutrisi atau tingkat kecernaan pakan itu sendiri. Pakan berkualitas selain berperan sebagai sumber energi utama juga diharapkan mampu meningkatkan daya cerna ikan sehingga pertumbuhan menjadi optimum. Kandungan nutrisi terpenting dalam pakan salah satunya yaitu protein, dimana protein merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ikan (Mardhiana et al., 2017). Pemberian pakan yang berkualitas dan diberikan dalam jumlah yang cukup akan memperkecil persentase mortalitas larva ikan atau udang (Rochyani, 2018).

2.5 Laju Pertumbuhan

Menurut Francissca & Muhsoni (2021), pertumbuhan adalah proses perubahan ukuran panjang maupun berat dalam waktu tertentu. Namun pertumbuhan juga merupakan suatu proses biologis yang komplek, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Lovell (1989) dalam Ali et al., (2015), menyatakan bahwa pertumbuhan ikan dapat terjadi jika jumlah nutrisi pakan

(18)

yang dicerna dan diserap oleh ikan lebih besar dari jumlah yang diperlukan untuk pemeliharaan tubuhnya.

Laju pertumbuhan spesifik adalah laju pertumbuhan harian atau persentase pertambahan bobot ikan setiap harinya. Peningkatan pertumbuhan dapat diketahui melalui peningkatan laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik. Menurut, Widyati (2009) dalam Lokapirnasari et al., (2019), laju pertumbuhan spesifik menjelaskan bahwa ikan mampu memanfaatkan nutrien pakan untuk disimpan dalam tubuh dan mengkonversinya menjadi energi.

Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dalam pakan, karena protein merupakan sumber energi bagi ikan dan protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Sesuai dengan Widyati (2009), yang menyatakan bahwa jumlah protein akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Tinggi rendahnya protein dalam pakan dipengaruhi oleh kandungan energi non-protein yaitu yang berasal dari karbohidrat dan lemak (Lokapirnasari et al., 2019).

2.6 Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup atau survival rate merupakan persentase organisme yang hidup pada akhir pemeliharaan dari sejumlah organisme yang ditebar pada saat pemeliharaan dalam suatu wadah (Ali et al., 2015). Kelangsungan hidup mengacu pada peluang suatu individu untuk bertahan hidup dalam jangka waktu tertentu, sedangkan mortalitas mengacu pada kematian yang terjadi dalam suatu kelompok, sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah individu dalam kelompok atau populasi tertentu.

Menurut Francissca & Muhsoni, (2021), faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan nila antara lain kualitas air seperti suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen terlarut, serta tingkat keasaman suatu perairan (pH), dan juga rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan.

(19)

2.7 Kualitas air

Air sebagai media untuk budidaya ikan merupakan faktor utama dalam menentukan perkembang biakan ikan. Oleh karenanya, menjadi penting untuk menganalisa dan mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air dan karakteristik alaminya untuk menyediakan sumber kehidupan alami bagi budidaya perikanan yang dilakukan.

Adapun faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas air untuk kolam budidaya ikan antara lain keasaman atau kebasaan air, kekeruhan yang dapat menimbulkan warna dalam air, suhu air, kandungan oksigen, dan kandungan garam. Dalam hal keasaman atau kebasaan air hal yang sangat mempengaruhi adalah adanya kuantitas hidrogen yang terdapat dalam air kolam, dimana derajat keasaman dapat diukur dengan pH meter yaitu jika pH terlalu rendah maka akan bersifat asam sebaliknya jika terlalu tinggi akan bersifat basa. Kedua kondisi tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan ikan yang ada dikolam akan sangat terganggu. Air kolam ikan normalnya berada pada level pH 6,9 ± 8. Ada banyak kemungkinan mengapa nilai pH di bawah atau di atas nilai normal. Seperti penggunaan pakan untuk ikan, jasad renik dalam lingkungan kolam, penyerapan sinar matahari ataupun oleh karena air kolam yang sudah lama. Sedangkan dalam hal kekeruhan air yang dapat menimbulkan warna ditentukan oleh keadaan tanah dan lumpur kolam, jasad renik yang merupakan hewan yang mati dan plankton, serta jamur yang dapat mempengaruhi warna air. Pada faktor yang mempengaruhi suhu air disebabkan oleh musim, ketinggian dari permukaan laut, waktu panas dan hujan dalam satu hari, angin dan awan, kedalaman air. Untuk kandungan oksigen di dalam air harus mencukupi. Jika kadar oksigen rendah atau kurang, maka akan menyebabkan tingkat kematian ikan didalam kolam akan tinggi pula.

Sedangkan untuk kandungan garam diperlukan untuk menetralkan zat amonia dan nitrat Amonia adalah limbah yang dihasilkan melalui pembusukan kotoran ikan (Rochyani, 2018).

(20)

BAB III METODE PKL 3.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di P4S Karya Agri Batuplat, Kecamatan Alak, Kabupaten Kupang. Adapun Pelaksanaan Magang ini yaitu dari tanggal 13 Juli- 14 Agustus 2023.

3.2 Alat dan Bahan

 Alat 1. Kolam 2. Jaring 3. Serokan 4. Timbangan 5. Penggaris 6. Ember 7. pH meter 8. Termometer

 Bahan

1. Ikan nila (30 ekor) 2. Probiotik EM4 3. Pakan pellet

(21)

3.3 Desain Kerja

Gambar 3. Proses Mengukur Berat dan Panjang Ikan Sumber: dok.pribadi Perlakuan praktikum dilakukan di instansi terkait yaitu P4S Karya Agri dengan kondisi kolam semen dengan ukuran kolam 3 x 4 m2. Adapun pengukuran berat dan panjang ikan untuk dijadikan objek pengamatan.

Ikan yang digunakan sebagai objek pengamatan berukuran 50-150 gram dengan rata-rata umur ½ sampai 1 bulan.

3.4 Prosedur Kerja

 Persiapan Kolam dan Ikan

Kolam yang disiapkan berupa 2 buah kolam semen terbuka yang berukuran 3 x 4 m2. Ikan disampling terlebih dahulu untuk mencari ukuran yang memiliki bobot 50-150 gram dengan rata-rata umur ½ sampai 1 bulan.

Selanjutnya, ikan ditempatkan pada kolam yang sudah disiapkan, tiap kolam berisi 15 ekor ikan nila.

 Persiapan Pakan

Pakan yang digunakan berupa pakan komersil merk Piu-2 sebanyak 6 kg.

Pakan pellet Piu-2 memiliki kandungan protein sebesar 20-22 %, lemak 8

%, kadar air 8-10 %, serat kasar 4-6 % dan abu 6-9 %.

 Penambahan Probiotik EM4

Larutan probiotik EM4 yang sudah disiapkan sebanyak l botol (1 liter).

Dengan setiap kali pemberian diberi 10 ml, kemudian dicampurkan pada

(22)

pakan yang telah ditimbang sebanyak 50 gr secara merata dan dianginkan selama beberapa menit hingga pakan kering dan siap digunakan.

 Pemeliharaan Ikan Nila

Pemeliharan ikan nila dilakukan selama 30 hari. Selama pemeliharaan dilakukan penyamplingan acak sedarhana seminggu sekali untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan ikan. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalm sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 dan sore pada pukul 16.00. Pemberian pakan ikan yaitu 3% dari bobot biomassanya.

Untuk mengukur kualitas air kolam dilakukan pengukuran suhu sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00, siang hari pada pukul 12.00 dan sore pada pukul 16.00.

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah analisis deskriptif dan analisi kuantitatif. Analisis deskriptif yaitu menjelaskan dan memaparkan hasil kegiatan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu data ditampilkan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus :

 Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik harian merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Sabrina et al., 2018):

Laju Pertumbuhan Berat Spesifik SGR = [(lnWt –lnWo)

t ] x 100%

Keterangan:

SGR = laju pertumbuhan harian (%)

Wt = bobot rata-rata ikan nila di akhir pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata ikan nila di awal pemeliharaan (g)

(23)

t = lama waktu pemeliharaan (hari)

 Kelangsungan Hidup atau Survival Rate (SR)

Survival rate dinyatakan sebagai persentasi dari semua ikan nila yang hidup selama pemeliharaan. Survival rate dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Pratama et al., 2021):

SR = ¿

No x 100%

Keterangan:

SR = tingkat kelangsungan hidup ikan (%) Ni = jumlah akhir ikan yang hidup (ekor) No = jumlah awal penebaran ikan (ekor)

(24)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Tabel 4.1. Hasil pengamatan laju pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila

No. Parameter Tanpa Perlakuan Dengan

Perlakuan

1. Laju pertumbuhan spesifik (SGR%) 59,53 119

2. Kelulushidupan (SR %) 93,3 100

Tabel 4.2. Hasil pengamatan kualitas air ikan nila No

.

Parameter Tanpa Perlakuan Dengan Perlakuan

1. Suhu (°C) 29,3 27

2. pH 7 7

4.2 Pembahasan

4.2.1 Laju Pertumbuhan Spesifik

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan ikan nila selama 30 hari data rata-rata laju pertumbuhan spesifik ikan yaitu pada ikan perlakuan dengan pemberian probiotik EM4 sebesar 119% sementara ikan tanpa perlakuan (kontrol) hanya 59,53%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan yang dicampur probiotik EM4 dapat meningkatkan laju pertumbuhan spesifik ikan secara signifikan.

Peningkatan laju pertumbuhan ikan nila yang diberi pakan dengan campuran probiotik EM4 diperkirakan disebabkan oleh bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan.

(25)

Dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulose (Simanjuntak et al., 2020)

Menurut Chilmawati et al., (2018), hal ini disebabkan karena adanya aktivitas bakteri probiotik Lactobacillus sp., dimana bakteri tersebut dapat menghasilkan asam laktat dari gula dan karbohidrat lain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri Lactobacillus sp. berperan dalam menyeimbangkan mikroba saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan daya cerna ikan dengan cara mengubah karbohidrat menjadi asam laktat yang dapat menurunkan pH, sehingga merangsang produksi enzim endogenous untuk meningkatkan penyerapan nutrisi, konsumsi pakan, pertumbuhan dan menghalangi organisme patogen.

Saccharomyces cereviceae merupakan fungi yang menghasilkan enzim selulosa (Ul-Haq et al., 2005). Enzim selulosa yang dihasilkan yaitu endoselulosa yang akan memecah selulosa secara acak menjadi selulo-oligosakarida atau selulodekstrim dan juga eksoselulosa yang memecah selulo-oligosakarida menjadi selulobisa yang akan dipecah menjadi glukosa (Chilmawati et al., 2018). Kemudian di sisi lain, Bacillus sp. merupakan salah satu bakteri probiotik yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim protease, enzim ini mampu memecah protein menjadi polipeptida yang kemudian akan dipecah menjadi lebih sederhana lalu dipecah lagi menjadi asam amino yang akhirnya dapat dimanfaatkan mikroba untuk bereproduksi.

Meningkatnya jumlah mikroba dalam campuran fermentasi organik akan meningkatkan kandungan protein kasar karena mikroba sendiri merupakan sumber protein sel tunggal yaitu protein kasar murni yang

(26)

berasal dari mikroorganisme bersel tunggal atau banyak yang sifatnya lebih sederhana (Chilmawati et al., 2018).

Khartiono, (2006), indikator EM4 teraplikasi dengan baik adalah terjadinya fermentasi pada pakan yang diberikan EM4. Ciri–ciri terjadinya fermentasi adalah perubahan warna, suhu dan kandungan nutrisinya. Sehingga bila mikroorganisme-mikroorganisme tersebut terdapat dalam bahan makanan atau pakan, maka akan dapat melakukan perbaikan mutu pakan sehingga dapat meningkatkan kecernaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan.

Hal ini didukung oleh Verschuere et al., (2000), dalam (Simanjuntak et al., 2020), yang menyatakan bahwa perlakuan pemberian probiotik menghasilkan nilai rasio konversi pakan lebih baik dibandingkan kontrol, karena penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan pemanfaatan pakan lebih efisien dibandingkan dengan kontrol. Selain peran probiotik EM4, peran pakan pellet komersil piu-2 mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ikan nila yaitu berkisar 20-22% kandungan protein, diasumsikan ikan mampu mengabsorpsi makanan lebih efektif dan optimal selama pengamatan sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan yang lebih baik.

Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dalam pakan, karena protein merupakan sumber energi bagi ikan dan protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan (Lokapirnasari et al., 2019).

4.2.2 Kelangsungan Hidup

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan ikan nila selama 30 hari data kelangsungan hidup menunjukkan bahwa kelangsungan hidup (Survival rate) terdapat pada kolam perlakuan dengan pemberian probiotik EM4 yaitu sebesar 100% dan ikan tanpa

(27)

perlakuan (kontrol) 93,3%. Menurut Budi et al., (2018), nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5- 86,0%. Hal ini menujukkan bahwa ikan nila pada kolam pengamatan termasuk kategori baik.

Perbedaan hasil pengamatan dari data kelangsungan hidup ikan nila menunjukan bahwa dengan menambahkan probiotik EM4 kedalam pakan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama pemeliharaan. Seperti yang dinyatakan Wilisetyadi et al., (2022) bahwa pada probiotik EM4 bakteri Saccharomyces cerevisiae mengandung β-glukan, yang bertindak sebagai imunostimulan, dimana imunostimulan mempunyai sistem kerja yang memaksimalkan sistem imun dengan mengoptimalkan aktivitas sel-sel fagosit. Kemampuan akvititas fagosit dapat meningkat saat infeksi, dengan adanya infeksi memicu sistem perlindungan non spesifik seluler yang nantinya diharapkan mampu menahan serangan penyakit.

Kematian ikan nila selama pemeliharaan disebabkan karena adanya bakteri parasit dan pengaruh lingkungan pada minggu ke-2, sehingga menyebabkan ikan tersebut tidak mampu bertahan hidup.

Penyakit yang dialami oleh ikan nila yaitu penyakit Red-Sore disease atau juga dikenal penyakit luka merah, ini adalah salah satu penyakit umum yang terjadi pada budidaya ikan nila yang menimbulkan kerugian ekonomis dalam suatu budidaya ikan air tawar. Penyakit Red-Sore disease disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, yang dapat menyerang ikan nila yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau terganggu. Penyakit bakterial ini menimbulkan lesi yang sama pada organ internal dan ulser pada kulit (Kristianingrum et al., 2018).

(28)

4.2.3 Kualitas Air

Air sebagai media untuk budidaya ikan merupakan faktor utama dalam menentukan perkembangbiakan ikan. Keperluan budidaya yang sangat penting ialah pengelolaan kualitas air. Menurut Monalisa dan Minggawati, 2010 dalam Indriati dan Hafiludin, 2022 , suhu yang optimal untuk ikan nila berkisar antara 25°C-30°C.

Dalam pengamatan ini suhu, suhu masih berada pada rentang yang mendukung kehidupan ikan nila, yaitu pada kolam tanpa perlakuan 29,3°C dan kolam perlakuan 27°C. Nilai pH media budidaya pada kedua kolam, masih berada pada rentang nilai pH yang dapat mendukung kehidupan ikan nila di perairan, yaitu antara 6-8,5 dengan kisaran optimum 7-8. Nilai pH media budidaya kedua kolam pengamatan berada pada nilai 7.

(29)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

5.1.2 Pemberian probiotik EM4 kedalam pakan ikan (pellet komersil) memberikan pengaruh terhadap ukuran tubuh ikan nila, dimana ikan nila yang diberikan perlakuan probiotik EM4 memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan nila tanpa perlakuan probiotik EM4.

5.1.2 Pemberian probiotik EM4 mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan nila tanpa perlakuan probiotik EM4, dan kedua kolam pengamatan ikan nila termasuk dalam kategori baik.

5.2 Saran

Sesuai dengan hasil pengamatan bahwa pemberian probiotik EM4 memberikan dampak positif kepada ikan. Oleh karena itu, para pembudidaya ikan perlu mempertimbangkan penggunaan probiotik dalam formulasi pakan untuk memperoleh hasil yang optimal.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., Santoso, L., & Fransiska, D. (2015). Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Dengan Tepung Kepala Ikan Teri Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.) The Substitution Of Fish Meal By Using Ancovies Head Waste To Increase The Gowth Of Tilapia (Oreochromis sp.). 7(1), 63–70.

Apriyan, I. E., Diniarti, N., Dwi, B., Setyono, H., Studi, P., & Perairan, B. (2021).

Berbeda Pada Media Budidaya Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ). 11(1), 150–165.

Budi, P., Perikanan, D., Pertanian, F., Muhammadiyah, U., Budi, P., Perikanan, D., Pertanian, F., & Muhammadyah, U. (2018). Jurnal Perikanan Pantura (JPP) Volume 1, Nomor 1, Maret 2018. 1, 40–49.

Chilmawati, D., Swastawati, F., Wijayanti, I., Ambaryanto, A., & Cahyono, B. (2018).

Penggunaan Probiotik Guna Peningkatan Pertumbuhan, Efisiensi pakan, Tingkat Kelulushidupan dan Nilai Nutrisi Ikan Bandeng (Chanos chanos). SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 13(2), 119.

Francissca, N. E., & Muhsoni, F. F. (2021). Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Salinitas Yang Berbeda.

Juvenil:Jurnal Ilmiah Kelautan Dan Perikanan, 2(3), 166–175.

Indriati, P. A., & Hafiludin, H. (2022). Manajemen Kualitas Air Pada Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Balai Benih Ikan Teja Timur Pamekasan.

Juvenil:Jurnal Ilmiah Kelautan Dan Perikanan, 3(2), 27–31.

Khartiono, L. D. (2006). Pemberian Probiotik EM4 pada pakan pellet sebagai upaya peningkatan kualitas pertumbuhan ikan nila ( Oreochromis niloticus ) Provision of EM4 Probiotics in pellet feed as an effort to improve the quality of growth of tilapia ( Oreochromis niloticus ). 4.

(31)

Koniyo, Y. (2011). Pengaruh Modifikasi Sistem Budidaya Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ). 1–38.

Kristianingrum, Y. P., Widyarini, S., Kurniasih, K., Sutrisno, B., Tabbu, C. R., &

Sugiyono, S. (2018). Immunodiagnosis Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan.

In Jurnal Sain Veteriner (Vol. 36, Issue 1, p. 80).

Linnaeus, O., Khalil, M., Khalil, M., & Zulfikar, R. (2018). Efektivitas biji pepaya ( Carica papaya L ) dalam menurunkan fungsi reproduksi ikan nila gift , Oreochromis niloticus ( Linnaeus , 1758 ) [ The effectiveness of the papaya seed ( Carica papaya L ) for reproductive function of Tilapia ,. Jktiologi, 19(1), 79–96.

Lokapirnasari, P. M., Arief, M., & Triasih, I. dkk. (2019). Pengaruh Pemberian Pakan Alami Dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata bleeker). Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 1(1), 51.

Lumbanbatu, P., Mulyadi, & Pamukas, Niken, A. (2018). Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Dalam Pakan Buatan Dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumb uhan dan Kelulushidupan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Di Air Payau.

Mardhiana, A., Buwono, Ibnu, D., Andriani, Y., & Iskandar. (2017). Suplemantasi Probiotik Komersil Pada Pakan Buatan Untuk Induksi Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). VIII(2), 133–139.

Pratama, A. E., Lumbessy, S. Y. Y., & Azhar, F. (2021). Pengaruh Pemberian Pakan Komersial Dengan Campuran Recombinant Growth Hormone (Rgh) Pada Budidaya. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(2), 164–174.

Rahman, S., Aryanti, E. L., & Ruhumuddin. (2016). Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 7, Nomor1,Juli 2016 ISSN : 2087-118X. 7, 222–225.

(32)

Ricky. 2011. Definisi Icthyologi. Diakses pada 1 Desember 2023 dari Defenisi Ichthyologi - Fishery - iblog (ricky-fishery-art.blogspot.com)

Rochyani, N. (2018). Analisis Karakteristik Lingkungan Air Dan Kolam Dalam Mendukung Budidaya Ikan Analysis of Water Environment Characteristics and Pools for Supporting Fish Cultivation Neny Rochyani. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 13, 51–56.

Sabrina, S., Ndobe, S., Tis’i, M., & Tobigo, D. T. (2018). Pertumbuhan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pada Media Biofilter Berbeda. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 12(3), 215–224.

Simanjuntak, N., Putra, I., & Pamukas, Niken, A. (2020). Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias sp ) dengan Teknologi Bioflok. 1(1), 63–69.

Ul-Haq, I., Javed, M. M., Khan, T. S., & Siddiq, Z. (2005). Cotton Saccharifying Activity of Cellulases Produced by Co-culture of Aspergillus niger and Trichoderma viride. Journal of Agriculture and Biological Sciences, 1(3), 241–

245.

Wilisetyadi, L. W., Nur, D., & Azhar, F. (2022). Pengaruh Pemberian Probiotik Em4 Untuk Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname ( Litopenaeus vannamei ) Effect Of Em4 Probiotic Administration For Growth And Survival Of Vaname Shrimp ( Litopenaeus vannamei ). Journal of Fish Health.

(33)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Pengamatan

Alat Bahan

Gambar . Termometer

Gambar. Probiotik EM4

Gambar. pH meter Gambar. Ikan Nila

(34)

Gambar. Timbangan

Gambar. Pakan Pellet

Gambar. Kolam

(35)

Lampiran 2. Pengukuran dan Penimbangan

Gambar Keterangan

Pengukuran panjang ikan nila

Penimbangan berat ikan nila

(36)

Lampiran 3. Ikan Nila Segar dan Ikan Nila Mortalitas

Gambar Keterangan

Ikan nila sehat

Ikan nila yang mengalami mortalitas

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon dari rekayasa nutrisi pada pakan buatan yang diperkaya dengan probiotik herbal terhadap pertumbuhan berat

Atas dasar ini, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian probiotik yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan survival rate pada media budidaya ikan

Hl : Penambahan dosis probiotik yang berbeda dalam pakan (secara endogen). diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan konversi pakan

Pengaruh Penambahan Probiotik (Bacillus sp.) pada Pakan Komersil Terhadap Konversi dan Pertumbuhan Ikan Patin

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pertumbuhan benih ikan patin yang diberi pakan plus probiotik dengan dosis yang berbeda pada perlakuan memberikan hasil pengaruh

Pertumbuhan harian panjang dan berat benih ikan nila (Oreochromis niloticus) selama 28 hari dengan menggunakan tiga perlakuan dosis pakan berbeda yang dicampur probiotik

Penulisan laporan skripsi dengan judul “ APLIKASI PROBIOTIK TIGER- BAC, PROBIO-FISH DAN EM4 PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN, RASIO KONVERSI PAKAN DAN

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pemberian probiotik dari bonggol pisang, dengan dosis yang berbeda dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan benih ikan bandeng Chanos