• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Probiotik Em4 Pada Pakan Ikan Lele (Clarias Sp.) Dengan Dosis Yang Berbeda

N/A
N/A
Nopel Purba

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Pemberian Probiotik Em4 Pada Pakan Ikan Lele (Clarias Sp.) Dengan Dosis Yang Berbeda"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian Probiotik Em4 Pada Pakan Ikan Lele (Clarias Sp.) Dengan Dosis Yang Berbeda

Disusun Oleh:

Ahmad Alie Fikrie PM20231009

Dandi Diana Yusup PM20231037

Hilwa Aulya Rahman PM20231038

Nopel Meliana Purba 200303041

Sadin Rahman 200303034

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAMUDRA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah- Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mini projeck dengan judul “Pengaruh Pemberian Probiotik Em4 Pada Pakan Ikan Lele (Clarias Sp.) Dengan Dosis Yang Berbeda”. Kemudian, salawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup, yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Laporan mini projeck ini merupakan salah satu penugasan mata kuliah Probiotik Akuakultur pada program studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Samudra. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Probiotik Akuakultur.

Akhirnya, kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan mini projeck ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan rancangan penelitian ini.

Langsa, 12 Desember 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim terluas di dunia. Keanekaragaman biota yang melimpah dari berbagai spesies yang berbeda, maka dari itu perlu dilakukannya proses budidaya untuk mengantisipasi kepunahan dari biota tersebut. Potensi untuk perikanan budidaya pun sangat besar mulai dari perairan tawar, payau dan juga laut. Budidaya ikan air tawar sudah banyak dilakukan oleh para petani pembudiya ikan karena proses budidaya yang tidak terlalu susah. Ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang banyak di budidayakan karena memiliki banyak keunggulan. Keberhasilan suatu budidaya ikan akan ditentukan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah faktor ketersediaan benih, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Augusta, 2017).

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang unggul di pasaran selain mujair, patin, nila dan gurami. Ikan lele memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis ikan lain yaitu pertumbuhannya tergolong cepat, toleran terhadap kualitas air yang kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di semua wadah budidaya. Selain itu, dalam proses budidaya sangat membutuhkan pakan untuk keberlangsungan proses budidaya. Pakan memegang peranan penting dalam kegiatan budi daya ikan lele mulai dari pembenihan, pembesaran hingga ikan siap (Anis et al., 2019). Pengaplikasian pakan dengan menggunkan probiotik merupakan salah satu alternatif yang sering digunakan pembudidaya karena dapat berpengaruh dalam proses budidaya.

Probiotik merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk memodifikasi komposisi populasi bakteri dalam saluran pencernaan, air, sedimen, serta dapat digunakan sebagai agen biokontrol dan bioremediasi.

Penggunaan probiotik dalam budidaya ikan memberikan efek menguntungkan dan saat ini penggunaan probiotik merupakan bagian penting dalam manajemen budidaya perikanan. Probiotik dapat meningkatkan pertumbuhan,

(5)

respon imun non-spesifik, resistansi terhadap penyakit, dan kelangsungan hidup ikan (Fitriyanto et al., 2020). Selian itu, probiotik EM-4 juga, berfungsi sebagai pengatur kondisi mikrobiologi di air atau sedimen, membantu atau mengatur memperbaiki kualitas air, meningkatkan keragaman mikroorganisme dalam air atau sedimen serta meningkatkan kesehatan ikan (Augusta, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja peranan probiotik EM4 terhadap ikan lele (Clarias sp.)?

2. Apa saja pengaruh pribiotik EM4 terhadai ikan lele (Clarias sp.)?

1.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui peranan probiotik EM4 terhadap ikan lele (Clarias sp.) 2. Untuk mengetahui pengaruh pribiotik EM4 terhadai ikan lele (Clarias sp.)

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Clarias sp)

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp)

Klasifikasi ikan lele (Clarias sp) menurut Suryaningsih (2014) Kingdom : Animalia

Phylum : Chordota

Kelas : Pisces

Ordo : Ossariophyyci Family : Clariidae

Genus : Clarias

Species : Clarias sp

Gambar 2. Morfologi ikan lele (Lestari, 2011)

Ikan lele (Clarias sp) adalah jenis ikan konsumsi air tawar, yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Habitat ikan lele (Clarias sp) berupa perairan air tawar yang tenang seperti muara, rawa, persawahan dan sungai

(7)

dengan suhu lingkungan berkisar 27℃-32℃ (Maryeni et al., 2022).

Morfologi ikan lele (Clarias sp) memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih dan tidak memiliki sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan.

Insang pada ikan lele berukuran kecil dan terletak dibagian belakang kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-79, di bagian sirip dada ada 9- 10, di bagian sirip perut 5-6, di sirip dubur 50-60, dan memiliki 4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil yang memiliki panjang maksimum hingga mencapai 400 mm. Matanya berukuran 1/8 dari panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahangnya (Maryeni et al., 2022). Pemenuhan permintaan ikan lele (Clarias sp) dapat dilakukan dengan peningkatan produksi antara lain dengan melakukan teknik pemijahan yang tepat. Pengetahuan identifikasi ciri morfologi kelamin jantan dan betina dilakukan karena ikan ini dapat memijah secara alami maupun buatan. Ciri morfologi pada ikan lele (Clarias sp) memiliki perbedaan jenis jantan dicirikan dengan ukuran tubuh lebih besar dan ramping, pada ikan betina ukuran tubuh lebih kecil dan perut lebih besar Maryeni et al., (2022), bahwa ikan lele (Clarias sp) ikan jantan dicirikan dengan ukuran tubuh lebih besar dan ramping serta gonad menonjol keluar, sedangkan pada ikan betina ukuran tubuh lebih kecil dan perut lebih besar serta gonad menonjol kedalam.

2.2 Pengertian Probiotik

Probiotik menurut Fuller (1987) adalah produk yang tersusun oleh biakan mikroba atau pakan alami mikroskopik yang bersifat menguntungkan dan memberikan dampak bagi peningkatan keseimbangan mikroba saluran usus hewan inang. Wang et al. (2008) dalam Ahmadi (2012) menjelaskan bahwa bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulose. Enzim tersebut yang akan membantu menghidrolisis nutrien

(8)

pakan (molekul kompleks), seperti memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan (Putra, 2010).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Dhingra (1993) bahwa probiotik bermanfaat dalam mengatur lingkungan mikroba pada usus, menghalangi mikroorganisme patogen usus dan memperbaiki efisiensi pakan dengan melepas enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik komersial yang berbeda pada pakan buatan terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan lele. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan probiotik yang berbeda pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan Lele (Clarias sp.).

2.3 Pertumbuhan Ikan

Pertumbuhan merupakan proses bertambahan panjang dan berat suatu organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, umur dan kualitas air. Menurut Effendi (1997) dalam Dewiyanti (2017) pertumbuhan merupakan perubahan ukuran ikan baik dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang yang merupakan bagian terbesar dari tubuh ikan sehingga menyebabkan penambahan berat atau panjang ikan. Menurut Hidayat et al., (2013), pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Adapun faktor dari dalam meliputi sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan makanan, sedangkan faktor luar seperti kepadatan tebar ikan, Do, Ph, suhu, zat kimia, dan fisika dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan tingkat keberhasilan hidup ikan karena dapat mempengaruhi faktor stress pada lingkungan (Suryanto, 2006). Tingkat Do perairan sangat penting untuk keberhasilan metabolisme ikan dan osmoregulasi. Suhu mempengaruhi cepat dan lambatnya metabolisme karena akan mempengaruhi sistem osmoregulasi ikan, zat kimia dan fisika berpengaruh

(9)

pada tingkat kejenuhan kualitas air sebagai media wadah pemeliharan yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan kelulus hidupan ikan.

Kualitas air juga mempengaruhi tingkat pathogenitas bakteri, jamur, virus, dan protozoa diperairan yang dapat menyebabkan ikan luka hingga kematian ( Andi et al., 2019).

(10)

BAB III

MATERI DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada kegiatan mini projek adalah ember, aerasi, timbangan digital, penggaris, dan alat tulis.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada kegitan mini projeck adalah ikan lele, probiotik EM4, dan pakan pellet.

3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Survival Rate (SR)

Tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SR(0 %)=Nt

NoX100 % Keterangan :

SR = Tingkat Kelulushidupan (%)

Nt = Jumlah Ikan di Akhir Pemeliharaan (ekor) No = Jumlah Ikan di Awal Pemeliharaan (ekor) 3.2.2 Mortalitas

Tingkat kematian atau mertalitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Mortalitas (0%) = 100% - SR 3.2.3 Feed Convertion Ratio (FCR)

Feed Convertion Ratio adalah jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan. FCR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

FCR= F

(Wt+Wd)−Wo Keterangan :

FCR = Rasio Konversi pakan

Wo = Bobot biomassa hewan uji pada awal pemeliharaan (gr) Wt = Bobot biomassa hewan uji pada akhir pemeliharaan (gr)

(11)

Wd = Jumlah bobot hewan uji yang mati (gr) F = Jumlah pakan yang diberikan (gr) 3.2.4 Pertumbuhan panjang ikan

Pertumbuhan panjang ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = Pt – Po Keterangan :

P = Pertumbuhan panjang mutlak Pt = Panjang rata-rata ikan pada akhir Po = Panjang rata-rata ikan pada awal 3.2.5 Pertambahan bobot

Pertambahan bobot ikan dapat dihitung dengan menggunkan rumus sebagai berikut :

W = Wt – Wo Keterangan :

W = Pertumbuhan berat mutlak Wt = Berat rata-rata akhir Wo = Berat rata-rata awal 3.3 Prosedur Penelitian

Pakan yang digunakan adalah pakan komersil yang diberi probiotik EM4.

Pencampuran probiotik EM4 ke dalam pakan dengan cara penyemprotan sebagai berikut: probiotik komersil sebanyak 6 ml ditambahkan 50 ml air Setelah itu dicampurkan hingga homogen. Setelah semua bahan homogen lalu disemprotkan kedalam 100 gram pakan secara merata (sesuai dengan takaran label probiotik komersil). Kemudian pakan yang sudah dicampur dengan probiotik di diamkan selama 5-10 menit. Ikan dengan ukuran 6-8 cm sebelum ditebar, dilakukan pengukuran bobot ikan uji menggunakan timbangan digital dan panjang total menggunakan penggaris dan benih ikan lele ditebar dalam ember. Penebaran ikan dilakukan pada sore hari. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 14 hari, selama pemeliharaan ikan diberikan pakan dengan kandungan protein sebesar 33% secara at satiation. Frekuensi pemberian pakan adalah 3% dengan banyaknya pemberian pakan 2 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00, dan 16.00 WIB.

(12)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil

4.1.1 Terkontrol SR Mortalita

s

FCR Pertumbuhan Panjang Ikan Pertambahan Bobot

0 100 % -33.30 0.31 10.86

4.1.2 Probiotik SR Mortalita

s

FCR Pertumbuhan Panjang Ikan Pertambahan Bobot

0 100 % -33.54 0.62 30.72

4.2Pembahasan

4.2.1 Tingkat Kalangsungan Hidup Ikan Lele (Clarias sp.)

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, didapatkan nilai kelangsungan hidup ikan lele (Clarias sp.) sebesar 0%. Dengan hasil yang didapatkan, bahwa dalam budidaya tersebut mengalami beberapa faktor yang mempengaruhi kelulus hidupan ikan lele (Clarias sp.). Kematian ikan pada pekan pertama masa pemeliharaan cukup tinggi pada perlakuan denga menggunakan probiotik, hal tersebut diakibatkan oleh tingkat stress ikan karena proses pengangkutan ikan dari tempat penjualan ikan dengan pengangkutan tanpa oksigen serta ditambah dengan kondisi ikan yang masih sangat lemah karna perjalanan pembelian ikan lele. Hal itu sesuai dengan referensi bahwa tingkat Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas air (oksigen terlarut, amonia, suhu, pH), pakan, umur ikan, lingkungan, dan kondisi kesehatan ikan (Adewolu et al., 2008).

(13)

Gambar 3. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan

Kelangsungan hidup ikan (SR) dapat didefinisikan sebagai peluang untuk hidup dalam suatu saat tertentu (Rachmawati & Samidjan, 2014).

Kelangsungan hidup merupakan peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu. Selain itu, tingginya tingkat kematian juga diduga karena beberapa jam setelah penebaran dilakukan, ikan langsung diberi makan sehingga mengakibatkan ikan akan sangat tinggi resikonya terhadap penyakit dan ancaman kematian. Sehingga diduga sisa pakan ikan terakumulasi karena banyaknya jumlah pakan ang terbuang akibat pakan tersebut mudah terlarut dalam air dimungkinkan ikan stres karena perubahan kualitas air. Pakan sisa yang terbuang terakumulasi menyebabkan senyawa racun yang dapat mengakibatkan kematian pada benih ikan lele. Racun yang berada dimedia pemeliharaan berasal dari amonia yang merupakan hasil akhir dari penguraian protein sisa makanan dan hasil metabolisme ikan

. 4.2.2 Mortalitas

Gambar 4. Mortalitas Ikan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, didapatkan nilai mortalitas pada budidaya ikan lele (Clarias sp.) sebesar 100%. Tingkat mortalitas yang tinggi terdapat pada ember dengan perlakuan pakan menggunakan probiotik. Hal ini terjadi akibat parameter kualitas air yang

(14)

buruk, sisa pakan yang tidak termakan sehingga mengakibatkan kadar amon iak yang tinggi pada air tersebut. Hal itu sesuai dengan referensi bahwa tingkat mortalitas pada ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas air (oksigen terlarut, amonia, suhu, pH), pakan, umur ikan, lingkungan, dan kondisi kesehatan ikan (Adewolu et al., 2008).

4.2.3 Feed Convertion Ratio (FCR)

Rasio konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah berat benih ikan yang dihasilkan.

Pemberian pakan dalam jumlah minimal namun mampu memberikan respon pertumbuhan benih ikan secara maksimal merupakan indikasi bahwa pakan tersebut memiliki kualitas yang baik. Arief dkk. (2014) mengemukakan bahwa kualitas pakan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain komposisi nutrien sebagai penyusun pakan, kemampuan ikan dalam mencerna dan menyerap nutrien pakan serta keberadaan mikroorganisme probiotik untuk membantu proses pencernaan nutrien pakan dalam saluran pencernaan benih ikan.

4.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Gambar 6. Pengukuran Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertambahan panjang mutlak merupakan selisih antara panjang pada ikan antara ujung kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir penelitian dengan panjang tubuh pada awal penelitian (Mulqan et al., 2017). Berdasarkan hasil praktium yang dilakukan, bahwa hasil Pertumbuhan Panjang Mutlak rata rata yang didapatkan terdapat pada perlakuan control dengan rata rata. Hal itu sesuai dengan referensi bahwa Pertumbuhan Panjang Mutlak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu meningkat seiring dengan peningkatan frekuensi

(15)

pemberian pakan sehingga parameter tersebut sangat berpengaruh Mulyadi et al. (2010).

4.2.5 Pertambahan Bobot Mutlak

Gambar 7. Penimbangan Bobot Ikan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, bahwa Pertumbuhan berat yang tinggi terdapat pada perlakuan kontrol , dengan frekuensi pakan diberikan dua kali sehari, disebabkan oleh kesempatan makan yang lebih sering dengan demikian, pakan selalu tersedia dan waktu pemberian pakan lebih teratur. Hal ini sejalan dengan penelitian Sianturi (2018) yang menyatakan bahwa pemberian pakan yang lebih sering dan teratur memberikan peningkatan berat yang lebih baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa jumlah pakan yang diberikan dapat dikonsumsi dan dicerna dengan sempurna oleh ikan. Mulyadi et al. (2010) menyatakan bahwa laju pertumbuhan ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan frekuensi pemberian pakan.

(16)

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

5.2Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Adewolu M.A, C.A Adenji, A.B Adejobi. 2008. Feed utilization, growth and survival of Clarias gariepinus (Burchell 1882) fingerlings cultured under different photoperiods. Aquaculture. 283 : 64–67.

Arief, M., Fitriani, N., & Subekti, S. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda pada Pakan Komersial terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.). Perikanan dan Kelautan.

6 (1): 49-53.

Hidayat D, Ade. D. S, Yulisma. 2013. Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efesiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan baku tepung keong mas (Pomacea sp). Jurnal akuakultur rawa indonesia. 1 (2) : 161–172.

Liswahyuni et al., 2021. TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN POLA PERTUMBUHAN BIBIT IKAN LELE (Clarias gariepinus) DALAM KEPADATAN YANG BERBEDA PADA SISTEM BUDIKDAMBER. Jurnal fisheries and Aquatic Studies. Volume 1 Nomor 2. Halaman 051-059.

Mulqan et al., 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 1: 183-193.

Mulyadi., M.T. Usman & Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan & Kelangsungan Hidup Benih Ikan Selais (Ompok hypophthalamus). Berkala Perikanan Terubuk.

38(2)

Sianturi. 2018. Pengaruh Waktu Pemberian Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele (Clarias sp.) Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

(18)

LAMPIRAN

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap laju pertumbuhan pada pendederan ikan lele Sangkuriang Clarias sp.. Pengaturan frekuensi

perpusilla satu kali pemberian (Perlakuan A) memperoleh hasil pertumbuhan panjang sebesar 3,523 cm, konversi rasio pakan komersil yang rendah 1,282 %, sehingga

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah pemberian pakan sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan berat ikan lele di kolam

Pada Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus ) bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan cacing Tubifex sp.. terhadap pertumbuhan benih

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan jumlah probiotik yang berbeda yang berasal dari usus lele terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan

Pemberian enzim bromelin dengan dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian , efisiensi pakan, dan sintasan ikan lele dimana laju pertumbuhan

Pertumbuhan berat mutlak tinggi pada perlakuan B diduga karena pakan cacing kering yang diberikan dalam jumlah yang cukup sehingga tidak ada pakan yang berlebihan yang dapat

Tujuan dari melakukan penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang pemberian jenis pakan yang berbeda terhadap laju pertumbuhan benih ikan lele dan pengurangan biaya pakan untuk