• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN HARIAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi. PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN HARIAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

Skripsi

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA

PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN HARIAN DAN

EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)

ARDIYANTO

10594088114

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA

PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN HARIAN DAN

EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)

Skripsi

ARDIYANTO

10594088114

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Perikan pada Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin Pada PakanTerhadap laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele ( Clarias sp.)

Nama : Ardiyanto

Nim : 10594088114

Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

Komisi Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M. Pd. Asni Anwar, S. Pi., M. Si.

NIDN. 0926036803 NIDN. 0921067302

Diketahui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Budidaya Perairan

Dr. Buhanuddin, S. Pi., M. Si. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M. Pd.

(4)

iv

KOMISI PENGUJI

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin Pada PakanTerhadap laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele ( Clarias

sp.)

Nama : Ardiyanto

Nim : 10594088114

Prodi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M. Pd. (...) Ketua Sidang

2. Asni Anwar, S. Pi., M. Si. (...) Sekretaris

3. Dr. H. Burhanuddin, S. Pi., M.P (...) Anggota

4. Dr. Abdul Haris Sambu., S. Pi., M. Si. (...) Anggota

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele(Clarias sp.) adalah benar-benar karya saya sendiri yang belum diajukan oleh siapapun dan bukanpengambil alihan tulisan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut ke dalam teks dan dicantumkan pula dalam daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Makassar,07 Oktober 2020

(6)

vi ABSTRAK

ARDIANTO. 10594088114. Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin Pada PakanTerhadap laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele ( Clarias sp.)

Untuk mengetahui apakah enzim bromelin memiliki pegaruh terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan lele, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele (Clarias sp.)”

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dosis optimal enzim bromelin pada pakan dan pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan Ikan Lele (Clarias sp.). Serta sebagai bahan informasi mengenai pengaruh enzin bromelin pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan Ikan Lele (Clarias sp.).

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Limbung, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan juli sampai september 2020. Pakan pada perlakuan A tidak di tambahkan enzim bromelin. Sedangkan pakan pada perlakuan yang lain diberi enzim bromelin dengan dosis larutan 0,75 ml/kg untuk perlakuan B, 1,25 ml/kg untuk perlakuan C, dan 1,75 ml/kg untuk perlakuan D.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan D 1,86% - 4,22%, begitupun dengan efisiensi pakan terbaik pada perlakuan D yaitu 90,30%.

Kata Kunci: Enzim Bromelin, Efisinsi pakan, Pertumbuhan harian, Ikan Lele (Clarias sp.)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah swt., yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin pada Pakan terhadap Laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele ( Clarias sp.)ini. Banyak pengalaman berharga yang telah didapatkan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini dan itu tidak lepas dari berbagai macam rintangan. Namun dengan doa dan usaha serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Budidaya Perairan di Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bantuan dari beberapa pihak.Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., dan Ibu Asni Anwar, S. Pi., M. Si., selaku pembimbing satu dan pembimbing dua yang telah memberi perhatian, kasih sayang, semangat, doa serta bantuan moril dan material kepada penulis. Terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga, sahabat serta teman-teman yang telah memberikan semangat, dorongan dan doa dalam menyelesaikan proposal ini. Skripsi yang telah penulis selesaikan ini masih memiliki banyak kekurangan dan penulis menyadari hal itu sehingga penulis menerima kritik dan

(8)

viii

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Aamiin.

Makassar, 07 Oktober 2020 Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

KOMISI PENGUJI iv

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI v

ABSTRAK vi

KATA PENGATAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

1. PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 2

2. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele 4

2.2. Pakan 5

2.3. Enzim 6

2.4. Enzim Bromelin 8

3. METODE PENELITIAN 12

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 12

3.2. Alat dan Bahan Penelitian 12

3.3. Wadah Penelitian 12

3.4. Hewan Uji 12 14

3.5. Persiapan Pakan Ikan 13 15

3.6. Pembuatan Enzim Bromelin 13 15

3.7. Rancangan Percobaan 13

3.8. Peubah yang Diamati 14

(10)

x

3.8.2. Efisiensi Pakan 14

3.8.3. Kelangsungan Hidup (SR) 14

3.8.4. Kualitas Air 15

3.8.5. Analisis Data 15

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1 Laju Pertumbuhan Harian 16

4.2 Efisiensi Pakan 17 4.3 Kelangsungan Hidup 19 4.4 Kualitas Air 20 5. PENUTUP 21 5.1 Kesimpulan 21 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 27

(11)

xi

DAFTAR TABEL

1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan 18

2. Kelangsungan hidup ikan lele 20

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

1. Clarias sp., (Ikan Lele) 4

2. Buah Nanas yang Digunakan dalam Penelitian 10

3. Alur Pembuatan Enzim Bromelin 10

4. Posisi wadah penelitian 12

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya perikanan. Wilayah yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan salah satunya adalah Sulawesi Selatan karena memiliki area perairan yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai sentra produksi ikan air tawar. Salah satu ikan air tawar yang berpotensi untuk dibudidayakan adalah Ikan Lele (Clarias

sp.).

Ikan Lele (Clarias sp.) mudah dibudidayakan, laju pertumbuhan dan perkembangannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Selain itu, ikan nila juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Secara umum nutrisi yang harus terkandung dalam pakan ikan adalah protein, lemak, asam lemak esensial, karbohidrat, kalsium dan fosfor. Pakan komersial yang beredar di pasaran sudah dicampur agar nutrisi yang dikandungnya lengkap. Pencernaan pada ikan lele salah satunya dipengaruhi oleh laju pertumbuhan sehingga penyediaan ekstraksi nanas yang mengandung enzim bromel in merupakan enzim oksigen yang berfungsi untuk memaksimalkan manfaat protein ( Giri et al 1999).

Enzim bromelin adalah enzim protolitik yang bersifat menghidrolisis protein menjadi berunsur penyusun. proses hidrolisis yang dilakukan oleh enzim proteolitik pememutusan ikatan peptide pada ikatan substrat.

(14)

2

Enzim proteolitik berfungsi sebagai katalis dalam sel. Hidrolisis protein dilakukan oleh enzim endogen dan dibantu oleh enzim eksogen. Enzim bromelin dapat berperan sebagai enzim eksogen yang juga dapat dilarutkan dalam kolagen yang terdapat pada protein kolagen dengan cara menghidrolisis protein tersebut (William dan Hargrove, 2002).

Untuk mengetahui apakah enzim bromelin memiliki pegaruh terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan lele, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Lele (Clarias sp.)”

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dosis optimal enzim bromelin pada pakan dan pengaruhnyaterhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan Ikan Lele (Clarias sp.). Serta sebagai bahan informasi mengenai pengaruh enzin bromelin pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan Ikan Lele (Clarias sp.).

(15)

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele

Ikan air tawar mempunyai banyak jenis, salah satunya adalah ikan Lele. Ikan Lele termasuk kedalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Ikan lele mempunyai tubuh yang pipih memanjang dan licin serta mempunyai sungut disekitar mulutnya. Ikan Lele mempunyai nama ilmiah Clarias sp., yang berasal dari bahasa Yunani

“Chlaros”, yang mempunyai arti “kuat dan lincah”. Dalam Bahasa Inggris,

lele disebut dengan beberapa nama seperti catfish, walking catfish, dan

mudfish. Berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa (2004) mengklasifikasikan ikan Lele sebagai berikut:

Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostarophysi Subordo : Siluroidae Famili : Clariidae Genus : Clarias

(16)

4

Gambar 1. Clarias sp., (Ikan Lele)

Ikan lele umumnya memiliki tubuh yang licin, tidak bersisik, tetapi tubuh berlendir dan memiliki tentakel. Ikan lele memiliki kepala yang panjang, hingga seperempat dari panjang tubuhnya. Kepala bagian atas pipih (cekung) dan kepala bagian bawah ditutupi oleh tulang pelat.

Tulang pelat ini membentuk ruangan rongga di atas insang yang berisi alat bantu pernapasan yaitu arborescent organ yang berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen minimum.

Riesnawati dalam Granada (2011) menyatakan bahwa ikan lele memiliki mulut yang dilengkapi dengan kumis 8 yang berfungsi sebagai alat taktil pada saat mencari makan atau mencari makan, memiliki mulut yang dilengkapi dengan gigi atau permukaan yang kasar di bagian bawah. Bagian depan mulut dan yang berfungsi untuk mencium dan mencium, terletak di dekat tentakel. Ada tiga sirip sederhana pada ikan lele yaitu sirip punggung (dorsal), sirip ekor (caudal) dan sirip dubur.

(17)

5

Bersirip keras runcing yang sering disebut dengan patil pada sirip dada. Sirip punggung dan sirip anal berfungsi untuk menjaga keseimbangan.

2.2. Pakan

Pakan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ikan lele. Menurut Huisman et al. dalam Ali Djunaedi et. Al (2016) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kualitas pakan, dan pakan yang baik dapat mendukung pertumbuhan ikan.

Kandungan protein dalam pakan merupakan energi utama dan sebagai komponen struktur sel dan jaringan tubuh untuk pertumbuhan ikan lele. Dalam proses pencernaan, enzim dibutuhkan untuk menghidrolisis laserasi peptida menjadi asam amino. Proses ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan enzim promelin dalam makanan.

2.3. Enzim

Enzim merupakan protein yang terdiri dari komponen protein serta katalik dan mempunyai nilai yaitu untuk mempercepat proses metabolisme pada tubuh ikan. Bagian tersebut sangat penting dalam proses metabolisme. Hal membedakan antara enzim dengan protein yang lain adalah sifat katalik yang diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berpa senyawa organik (koenzim serta gugus protestic) ataupun anorganik (ion logam).

Selama reaksi metabolisme pada tubuh organisme, enzim Mengurangi energi aktivasi yang merupakan energi yang dibutuhkan untuk memicu reaksi. Prosesnya akan lebih cepat jika "biaya" diminimalkan..

(18)

6

Energi kativasi dalam suatu reaksi kimia dapat diumpamakan sebagai biaya jalan dlaam sebuah proses produksi. Selain itu, salah satu keuntungan dalam menggunakan enzim adalah karena lebih murah dan proses reaksi tetap berlangsung sebagaimana mestinya.

Dengan mempercepat reaksi kimia, enzim berinteraksi dengan substrat, dan kemudian substrat diubah menjadi produk. Setelah produk terbentuk, enzim akan keluar dari substrat. Ini terjadi karena enzim tidak dapat bereaksi dengan substrat.

Ada dua teori yang dapat memberikan gambaran tentang cara kerja enzim. Teori tersebut adalah teori gembok kunci dan teori induksi. Teori gembok kunci ditemukan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Menurutnya, enzim tidak akan berkaitan dengan substrat yang memiliki bentuk sama dengan sisi aktif dari enzim. Atau dapat dikatakan bahwa hanya substrat yang mempunyai bentuk yang cocok yang dapat berhubungan dengan enzim tersebut.

Enzim diilustrasikan sebagai kunci sedangan substrat diistilakan dengan gembok. Gembok dan kunci akan mempunyai kecocokan sisi yang sama agar dapat membuka maupun menutup. Karena itulah sehingga dikatakan bahwa cara kerja enzim dapat digambarkan dengan teori gembok kunci. Akan tetapi teori tersebut mempunyai kekurangan, yaitu tidak dapat menjelaskan mengenai kestabilan enzim pada saat peralihan reaksi enzim.

Teori induksi ini digunakan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Enzim memiliki sisi aktif yang fleksibel. Akan tetapi sisi aktif enzim tersebut mempunyai titik pengikat yang sama atau spesifik sehingga hanya substrat yang mempunyai

(19)

7

titik pengikat yang sama yang akan menginduksi sisi aktif dari enzim sehingga pmembentuk seperti substrat. Teori ini merupakan teori yang paling banyak diakui oleh para peneliti untuk dapat menjelaskan fungsi enzim. Karena teori ini bisa menjawab kekurangan dari teori gembok kunci.

Enzim bekerja untuk mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Proses metabolisme baik anabolisme maupun katakolisme akan terganggu jika enzim tidak tersedia. Selain itu, sifat enzim yang tidak dapat bereaksi terhadap substratlah yang paling bermanfaat dalam percepatan reaksi kimia dalam tubuh organisme.

2.4.Enzim Bromelin

Enzim yang berperan sebagai katalisator dalam reaksi hidrolisis protein disebut enzim proteolitik atau protease. Karena yang dipecah adalah ikatan pada rantai peptida, maka disebut juga peptidase. Ada dua jenis peptidase yaitu endopeptidase dan ekopeptidase (Naiola dan Widyastuti 2007). Bromelin adalah enzim proteolitik atau protease, yang merupakan enzim yang mengkatalisis pemecahan protein menjadi asam amino dengan membangun blok melalui reaksi hidrolisis.

Hidrolisis adalah penguraian dari molekul besarmenjadi unit yang lebih kecil dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein, 5 dan 6 keterikatan peptide terputus dengan penyisipan komponen air, -H dan - OH, pada rantai akhir (William et al. 2002).

Enzim bromelain adalah enzim endopeptidase yang memiliki gugus sulfhydryl (-SH) pada situs aktifnya. Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari

(20)

8

jaringan tanaman nanas (Supartono 2004). Enzim ini dihambat oleh senyawa pengoksidasi, alkilator dan logam berat. Enzim bromelain banyak digunakan pada industri pangan dan non pangan, seperti daging kaleng, bir dan lain-lain (Herdyastuti 2006).

Enzim bromelin dari jaringan tanaman nanas memiliki potensi yang sama dengan papain yang terdapat pada pepaya, yaitu dapat mencerna protein kaliber 1000. Bromelin bisa didapatkan dari tanaman nanas dari batang, kulit, daun, buah atau batang dalam jumlah yang berbeda-beda.

Kandungan enzim lebih banyak pada daging buah, hal ini ditunjukkan dengan aktifitasnya yang lebih tinggi dibandingkan aktivitas pada batang (Supartono2004).

Sedangkan menurut Herdiyastuti (2006), kandungan enzim bromelain lebih banyak ditemukan pada batang yang kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelain pada batang nanas tidak merata dan bergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelain pada jaringan yang tidak tua, terutama yang bergetah, sangat rendah atau terkadang nol (Herdyastuti 2006).

Enzim bromelin dapat diisolasi dengan memisahkan sel dengan cara sentrifugasi, kemudian pemurnian dilakukan dengan cara deposisi, filtrasi gel dan kromatografi pertukaran ion (Naiola & Widhyastuti 2007).

Sumber enzim bromelin yang digunakan diperoleh dari buah nanas. Ciri-ciri buah nanas adalah: daunnya panjang, daunnya terkulai, mengandung sekitar 30 buah dalam satu tumbuhan di sekitar buah. Tepinya bergerigi, buahnya dalam bahasa inggris disebut nanas karena bentuknya yang mirip dengan bahan pokok

(21)

9

roti con; warna buah putih saat muda; rasa manis agak asam. Adapun gambar buah nanas yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Buah Nanas yang Digunakan dalam Penelitian

Proses ekstrak kasar enzim bromelin buah nanas dapat dilihat Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Alur Pembuatan Enzim Bromelin

Buah Nanas Dikupas dan diambil

bagian bonggol tengahnya

Blender

Ekstrak kasar bromelin Berdasarkan hasil penelitian terdapat

paling besar pada bonggolnya

(22)

10

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua (2) bulan yaitu pada bulan Juli sampai September di Balai Benih Ikan (BBI) Limbung, Kel. Kalebajeng, Kec. Bajeng, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian ini yaitu: 1. Buah Nanas dan diambil bagian bongkolnya

2. Pisau, untuk mengupas kulit buah nanas yang telah disiapkan 3. Blender, untuk menghaluskan bonggol nanas

4. Penyaring, untuk memisahkan air dan ampas bonggol nanas 3.3. Wadah Penelitian

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu box dengan volume 15 liter digunakan sebagai wadah ikan yang berjumlah 12 buah termasuk kontrol. box tersebut dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dan dibilas dengan menggunakan air tawar hingga bersih dan dikeringkan. Setiap wadah penelitian diisi dengan air sebanyak 10 liter dan diberi satu selang aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan.

A1 C1 D3 B3 A2 C3 C2 B1 D1 B2 D2 A3

(23)

11

Gambar 4. Posisi wadah penelitian 3.4. Hewan Uji

Ikan lele yang digunakan adalah benih ikan lele yang telah disiapkan dengan ukuran panjang awal 2-3 cm dengan padat tebar sebanyak 20 ekor dalam setiap wadah.

3.5. Persiapan Pakan Ikan

Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kandungan protein 28 - 30% sebanyak 1 kg pada setiap perlakuan yang dicampur enzim bromelin sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

3.6. Pembuatan Enzim Bromelin

Bonggol buah nanas yang telah diblender dan disaring kemudian ekstrak Enzim Bromelin telah didapatkan maka selanjutnya ekstra akan diukur kadar proteinnya dengan membandingkan absorbansi ekstrak enzim bromelin dengan kurva standar gelatin. Kadar protein enzim bromelin dari ekstrak kasar bonggol nanas diukur dengan menggunakan spektrofotometer, Spektometer akan menentukan kadar protein baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur trasmitan ataupun atsorban larutan blanko atau pembanding.

3.7. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan yang masing masing mendapatkan ulangan sebanyak 3 kali, mengacu pada modifikasi dosis Kadar protein enzim bromelin dari ekstrak kasar bonggol nanas untuk laju pertumbuhan ikan nila dapat dilihat pada susunan perlakuannya :

(24)

12 Perlakuan A : Pakan tanpa enzim bromelin.

Perlakuan B : Pakan ditambahkan enzim bromelin dengan dosis 0,75 ml/kg Perlakuan C : Pakan ditambahkan enzim bromelin dengan dosis 1,25 ml/kg Perlakuan D : Pakan ditambahkan enzim bromelin dengan dosis 1,75 ml/kg 3.8. Peubah yang diamati

3.8.1 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian atau laju pertumbuhan spesifik (specific growth

rate/SGR) selama periode pemeliharaan dihitung dengan rumus Effendi (1997) LPH = ( 𝐖𝐭−𝐖𝐨)

𝐀𝐭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

LPH : Laju pertumbuhan harian (%) Wo : Bobot rata-rata ikan awal (mg) Wt : Bobot rata-rata ikan akhir (mg) t : Lama pemeliharaan (hari) 3.8.2 Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan dihitung dengan rumus NRC (1997) 𝑬𝑷 =𝐖𝐭+𝐃−𝐖𝟎

𝐅 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

EP : Efisiensi pakan

Wt : Bobot ikan akhir penelitian (gr) D : Jumlah ikan yang mati

(25)

13

F : Jumlah total pakan yang dikonsumsi 3.8.3 Kelangsungan Hidup (SR)

Kelangsungan hidup dihitung menurut Effendi (1997) dan Zairin (2002) dalam Rina Iskandar dan Elrifadah (2015), sebagai berikut :

𝑺𝑹 = 𝐍𝐭

𝐍𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan :

SR : Kelangsungan hidup (%)

Nt : JUmlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor) N0 : JUmlah ikan awal penelitian (ekor)

3.8.4. Kualitas Air

Pengaturan kualitas air pada media penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter antara lain suhu, oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH). Pengukuran dilakukan setiap minggu.

3.8.5. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Pengaruh pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan lele terhadap kandungan protein enzim bromelin pada pakan. Data diambil dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan. Jika hasilnya berbeda maka akan dilakukan dengan uji BNT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.

(26)

14

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan bobot harian dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar. 3 Grafik laju pertumbuhan harian

Laju pertumbuhan bobot harian benih ikan lele mengalami peningkatan setiap minggunya dimana rata-rata pertumbuhan perharinya berkisar dari 0,52 % – 3,88 %, pada grafik diatas dapat dilihat bahwa perlakuan D (dosis 1,75%) mempunyai nilai terbaik mulai dari minggu pertama 1,86 % sampai minggu ke-4 4,22% diikuti dengan perlakuan C (Dosis 1,25%), Lalu perlakuan B (Dosis 0,75%) dan terendah pada perlakuan A (Kontrol) dimana minggu pertama nilai pertumbuhan bobot harian yaitu 0,15% dan terus meningkat hingga minggu ke-4 2,62%. Hasil Analisis sidik ragam menggunakaan SPSS menunjukkan bahwa penambahan enzim bromelin dengan konsentrasi dosis yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadapat laju pertumbuhan benih ikan lele.

0.15 1.19 1.67 2.52 0.52 1.71 2.10 2.62 1.24 2.52 2.77 3.27 1.86 2.67 2.86 4,22 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

%

Laju Pertumbuhan Bobot Harian

(27)

15

Hasil uji lanjut BNT (Beda nyata terkecil) menunjukkan bahwa semua perlakuan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sehingga dapat dikatakan pertumbuhan ikan lele akan lebih cepat jika ditambahkan enzim bromelain ke dalam pakan.

Tingginnya nilai laju pertumbuhan harian ini menunjukkan bahwa ikan mampu memanfaatkan pakan dengan baik ini juga dipengaruhi oleh pemberian enzim beromelin yang diberikan diduga mampu memanfaatkan protein, enzim bromelin merupakan enzim yang dpat menghidrolisis ikatan peptide pada kandungan protein menjadi asam amino.

Enzim bromelin mempunyai sifat yang sama dengan enzim proteolitik yaitu mempunyai kemampuan untuk menghidrolisis protein. Tingginya nilai laju pertumbuhan harian pada perlakuan D yang diberi dosis enzim bromelin 1,75 ml/kg membuat daya cerna protein ikan menjadi lebih baik dibandingkan perlakuan lain yang sedikit lebih rendah daripada perlakuan D. Amalia et al memperkuat pandangan tersebut dengan mengemukakan bahwa jika semakin banyak enzim yang ditambahkan pada pakan akan menghasilkan lebih banyak protein yang dihidrolisis menjadi asam amino sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan daya cerna ikan terhadap pakan. Nilai laju pertumbuhan harian tertinggi 4,22 % pada dosis 1,75 %

4.2 Efisiensi Pakan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pemberian enzim bromelin pada pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap efisiensi pemanfaatan pakan ikan lele, hasil uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) baik Perlakuan A, B, C, dan D berbeda

(28)

16

nyata (P < 0,05) terhadap perlakuan lainya. Perhatikan tabel efisiensi pakan berikut ini :

Tabel 1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Perlakuan Ulangan Rata-rata (%)

1 2 3

A (Kontrol) 66,58 65,22 63,49 65,10

B (0,75%) 74,17 75,21 73,97 74,45

C (1,25%) 77,48 76,34 78,66 77,61

D (1,75%) 89,78 88,94 90,23 90,30

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai efisiensi pakan tertinggi pada perlakuan D (dosis 1,75%) yaitu 90,30% dan terendah pada perlakuan A (kontrol). Penambahan enzim bromelin pada pakan di yakini dapat meningkatkan daya cerna makanan, sehingga penggunaan ikan lele lebih optimal. Menurut Lestari (2001) bahwa penambahan pakan meningkatkan kecernaann dan juga digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat efisiensi pakan yang diberikan pada ikan, sehingga semakin kecernaan pakan akan meningkatkan pemanfaatan nutrien pakan.

Nilai efisiensi di atas tergolong tinggi, karena menurut Craig dan Helfrich (2002). Tunjukkan bahwa pakan dikatakan baik jika nilai efisiensi pakan lebih besar dari 50% atau bahkan mendekati 100%. Diyakini bahwa efisiensi umpan yang tinggi ini disebabkan oleh fakta bahwa enzim bromelin yang bekerja untuk menghidrolisis protein kompleks menjadi asam amino dan ikatan peptida lebih

(29)

17

banyak daripada perlakuan lainnya. Enzim bromelin bekerja untuk mencegah protein dalam makanan

Ikatan peptida pada asam amino lebih mudah dicerna daripada protein kompleks. Daya cerna yang tinggi akan meningkatkan efisiensi pakan hasil perlakuan terendah pada perlakuan A. lebih rendah dibandingkan perlakuan B, C, dan D.

Menurut Nisrinah et al. (2013) bahwa enzim bromelin dapat bekerja untuk memecah protein dalam pakan menjadi ikatan peptida dan asam amino. Ikatan peptida dan asam amino lebih mudah dicerna daripada protein kompleks.

Kecernaan yang tinggi akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh energi yang disuplai oleh makanan. Protein merupakan salah satu penyumbang energi utama untuk pertumbuhan. Protein makanan dikatakan baik jika memiliki tingkat kecernaan yang baik. Protein makanan dengan daya cerna yang baik akan dimanfaatkan tubuh dengan baik sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan.

Nilai efisiensi penggunaan makanan dengan dosis 1,75% hingga 90,30% selama penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Masniar et al. (2016). Yaitu 40,2% dengan dosis 5%, dan penelitian oleh Nisrinah et al. (2013 dengan dosis 2,25% atau 60,88% untuk ikan lele ukuran 2,86 gram / ekor.

(30)

18 4.3 Kelangsungan Hidup

Dibawah ini adalah tabel kelangsungan hidup ikan lele selama penelitian:

Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

A (Kontrol) 85,00

B (Dosis 0,75%) 88,33

C (Dosis 1,25%) 89,67

D (Dosis 1,75%) 88,33

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian enzim bromelain dengan konsentrasi dosis yang berbeda dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) terhadap kelangsungan hidup ikan lele. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai kelangsungan hidup benih ikan lele berada pada kisaran yang sama yaitu terendah pada perlakuan A sebesar 85% dan tertinggi pada perlakuan C 89. 67%, tingginya nilai kelangsungan hidup pada semua perlakuan diasumsikan karena ikan mampu memanfaatkan pakan yang diberikan, sehingga kebutuhan energi untuk kegiatan tumbuh kembang dapat dimanfaatkan dengan baik. adanya ikan mati pada awal penelitian ini karena ikan mengalami stres pada fase adaptasi pada awal penelitian.

Enzim bromelain merupakan enzim proteolitik yang tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan lele, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Dabrowski dan Glogowski (1977) yang menyatakan bahwa penambahan enzim proteolitik pada pakan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian serupa juga pernah dilaporkan oleh Subandiyono et al. (2018), Lima et al. (2012), Rachmawati dan Samidjan, (2018),

(31)

19 Inaolaji. (2012) dan Choi et al. (2012). 4.4 Kualias Air

Salah satu parameter yang mempengaruhi nilai pertumbuhan ,efisiensi, ataupun kelulusan hidup benihh ikan lele yaitu parameter kualitas air, Menurut Fitria (2012), tingkat kelangsungan hidup ikan dapat dipengaruhi oleh kualitas air terutama suhu dan kandungan oksigen, dibawah ini adalah rata-rata kualitas air selama penelitian :

Tabel 3. Kualitas Air

Variabel Kisaran Kelayakan menurut pustaka

Suhu ( ̊C) 23 – 28 25-30 (Purwanti et al, 2014)

pH 6,65 – 8,22 6,5-8,5 (Purwanti et al, 2014)

DO mg/l 2,97 – 3,52 > 3 (Purwanti et al 2014)

Dapat dikatakan bahwa data variabel parameter kualitas air pada Tabel 3 selama pemeliharaan perlakuan A, B, C dan D selalu dalam kisaran yang sesuai. Rentang suhu dan pH selama penelitian adalah 24-270C dan 6,75-8,44.

Menurut Purwanti et al (2014), kisaran suhu dan pH optimal untuk kehidupan ikan lele adalah 25-30°C dan 6,5-8,5. Data kualitas air menunjukkan bahwa suhu dan pH media pemeliharaan selalu dalam kisaran yang sesuai. Begitu juga dengan nilai oksigen terlarut selama penelitian yaitu 2,97 - 3,52 mg / l selalu dalam kategori kaya. Menurut Purwanti et al (2014), kadar yang baik untuk mendukung pertumbuhan ikan lele yang optimal sebaiknya lebih dari 3 mg / l.

Oksigen terlarut sangat diperlukan untuk respirasi dan metabolisme serta kelangsungan hidup organisme (effendi 2003). Kualitas air ini juga diduga

(32)

20

menjadi pendukung bagi parameter uji lainya sehingga mampu menghasilkan kisaran nilai yang baik.

(33)

21

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pemberian enzim bromelin dengan dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian , efisiensi pakan, dan sintasan ikan lele dimana laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan D 1,86% - 4,22%, begitupun dengan efisiensi pakan terbaik pada perlakuan D yaitu 90,30%, tingginya laju pertumbuhan dan efisiensi pakan pada perlakuan D menandakan bahwa penambahan enzim bromelin dengan dosis 1,75 ml/kg mampu menambah daya serap terhadap nutrisi pakan lebih baik dari perlakuan lainnya.

5.2 Saran

Setelah penelitian ini, maka disarankan dosis penggunaan enzim bromelin dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan penambahan enzim bromelin yang lebih tinggi agar di setiap penilitian bisa membandingkan dengan penelitian – penelitian sebelumnya.

(34)

22

DAFTAR PUSTAKA

Purwanti SC, Suminto, Agung S. 2014. Gambaran Profil Darah Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Diberi Pakan dengan Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Journal of Aquaculture Management and Technology. 3(2):53-60.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Jakarta.

Giri, N., A., K., Surya dan M. Marzuqi. 1999. Kebutuhan protein lemak dan vitamin C untuk juvenile grouper rat (Cromileptes altivelis). Jurnal Riset Perikanan Indonesia, 5: 38-46.

Herdyastuti, N. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari Batang nanas (Ananas comusus L) Merr. Berk. Penel. Hayati Vol. 12: 75-77.

Hideko I., dkk. 1979. Complete Structure of The Carbohydrate Moiety of Stem Bromelin. The Jurnal of Biological Chemistry Vol. 254 (21): 10715-10719. Iskandar, Rina., dan Elrifadah. 2015. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Berbasis Kiambang. Jurnal. Volume 40 Nomor 1, Februari 2015 Halaman 18-24.

Maryam, Siti. 2009. Ekstrak Enzim Bromelin dari Buah Nanas (Ananas sativus Schult) dan Pemanfaatannya pada Isolasi DNA. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Naiola E., dan N Widhyastuty. 2007 Semi Purifikasi dan Karakterisasi Enzim Protoase Bacillus sp. Berk. Penelitian Hayati (13): 51-56

Novita, Virna., dkk. 2017. Pengaruh Penambahan Enzim Bromelin Dalam Pakan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus). Journal of Aquaculture Management and

Technology

Pratama, ArsyLatif., dkk. 2017. Pengaruh Kombinasi Penambahan Ekstrak Nanas pada Pakan Buatan dan Probiotik pada Media Pemeliharaan terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum). Journal of Aquaculture

Management and Technology

(35)

23

Supartono. 2004 Karakterisasi Enzim Protoase dari Buah Nanas Segar. Jurnal

MIPAUniversitas Negeri Semarang. 27 (2):134-142.

Wharton cw. 1974. The Structure and Mecanism of Stem Bromelain (Evaluation of the Homogeneity of Purifird Stem Bromelain, determination of the Molecular Weight and Kinetic Analysis of the Bromelain-Catalysed Hydrolisis of n-benzyloxycarboyll – phenylalanyl – l – serine methyl ester).

Biochem J. 143: 575-586.

William VG & MS Hargrove. 2002. Using Bromelain in Pineapple Juice to Investigate Enzyme Function. Online at http://www. ableweb.org/ volumes /vol -23/16-glider.pdf. (Diakses pada 5 Agustus 2019).

(36)

24

Ardiyanto. Dilahirkan di cenggu 1996,dari pasangan ayahanda Burhanuddin.SH dengan ibunda St Hadiah Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di Sd cenggu 1,kabupaten bima tamat pada tahun 2009. kemudian melanjutkan pendidikan di smp 1 belo’ tamat pada tahun 2011. Setelah tamat smp ,penulis melanjutkan pendidikan di spp n kota bima tamat pada tahun 2014. Pada tahun yang sama 2014 penulisi melanjutkan pendidikan pada jurusan budidaya perairan, fakultas pertanian di universistas muhammdiyah Makassar , dan menyelesaikan studinya pada tahun 2020 dengan karya ilmiah yang berjudul ’’Pengaruh pemberian enzim bromelin pada pakan terhadap laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan ikan lele(clarias sp)"

(37)

25

L

A

M

P

I

R

A

N

(38)
(39)
(40)
(41)

Gambar

Gambar 1. Clarias sp., (Ikan Lele)
Gambar  2. Buah Nanas yang Digunakan dalam Penelitian
Gambar 4. Posisi wadah penelitian  3.4.  Hewan Uji
Tabel 1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

Informasi sering diartikan sebagai data.Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pengguna dan penerimanya serta bermanfaat dalam

Melokalisir kerusakan dapat dilakukan menggunakan metode non sequential dengan melakukan analisa teoritis pada penyebab kerusakan dan akibatnya, namun hasil pada

Wawancara dengan Bapak Abdullah (pewaris dan pemilik sanggar Joget Dangkong) pada tanggal 21 Mei 2016.. digemari oleh masyarakat. Masyarakat sering mengundang setiap mereka mengadakan

Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sampai 1% dalam air minum masih tetap menjaga stabilitas profil lemak darah ayam

Analisis petik pada bulan Mei 2018 dengan komposisi pucuk medium sebesar 23.83% belum memenuhi standar yang ditetapkan yaitu 50%.. Analisis pucuk pada bulan April sudah

Maka dapat diprediksikan batok kelapa yang sudah disulap menjadi suatu benda yang unik dan bernilai seni tinggi akan mendapat respons yang besar oleh masyarakat misalnya pada

dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja Kementerian Kesehatan yang