• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE MASAMO (Clarias sp.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE MASAMO (Clarias sp.)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE MASAMO (Clarias sp.)

Novil¹, Endang Tri Wahyurini², Doni Ferdiansyah³ Prodi Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura

Email : novilgokil29@gmail.com

ABSTRAK

Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan. Pakan pada kegiatan budidaya umumnya adalah pakan komersil yang menghabiskan 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian madu pada pakan terhadap pertumbuhan dan FCR ikan lele masamo (Clarias sp.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2019 di Desa Durbuk Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan dengan metode eksperimen. Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapuan perlakuannya yaitu pada perlakuan K (kontrol) ikan hanya diberikan pakan pellet saja tanpa ada penambahan madu, perlakuan A ikan diberikan pakan pellet yang telah dicampurkan madu dengan dosis 2mL/50g, perlakuan B ikan diberikan pakan pellet yang telah dicampurkan madu dengan dosis 4mL/50g, dan perlakuan C ikan diberikan pakan pellet yang telah dicampurkan madu dengan dosis 6mL/50g. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : Pertumbuhan panjang rata-rata terbaik pada perlakuan C yaitu 1,440 cm. Pertumbuhan berat rata-rata terbaik pada perlakuan C yaitu 0.08g. Laju pertumbuhan harian terbaik pada perlakuan C yaitu 1,27 . FCR terbaik pada perlakuan C yaitu 1,07 %.

Kata Kunci : Clarias sp., Madu, Pertumbuhan, FCR ABSTRACT

Feed in aquaculture in general is commercial feed that spend 60-70% of total production costs incurred. The purpose of this study was to determine the effect of honey on feed on the growth and FCR lele masamo fish (Clarias sp). This research was conducted in April to may 2019 in the village of Durbuk, Pademawu sub-district, Pamekasan districts. The method used by the experimental method. The study was conducted with four treatments and three replications. Adapuan treatment is the treatment of K (control) fish only given pelleted feed without any addition of honey, A treatment and fish are given feed pellets which have been mixed honey with a dose of 2ml /50g, treatment B fish are given feed pellets which have been mixed honey with a dose of 4mL / 50g, and treatment C fish are given feed pellets which have been mixed honey with a dose of 6ml /50g. The design used in this study is completely randomized design (RAL). From the research conducted, the results are as follows: Growth in average length the best in treatment C was 1,440 cm. Growth in the average weight of the best in C is 0,08g. The best daily growth rate in treatment C is 1,72. FCR C treatment that is best at 1,07 %.

Keywords: Clarias sp., Honey, growth , FCR.

PENDAHULUAN

Ikan lele merupakan satu diantara beberapa jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele masamo ke Indonesia. Keunggulan lele masamo dibanding lele lain tumbuh lebih cepat,

(2)

jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat didukung pengelolaan induk yang tidak baik. Hal ini terjadi karna cuaca menyebabkan lele masamo mengalami penurunan kualitas benih ikan lele dapat diamati dari karakter umum pertama induk, matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan dan daya tahan terhadap penyakit.

Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Pakan pada kegiatan budidaya umumnya adalah pakan komersial yang menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperbaiki nilai nutrisi pakan yaitu dengan penambahan enzim. Enzim merupakan salah satu aspek biologis yang penting untuk diamati karena sangat berhubungan dengan pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan. Pemanfaatan pakan yang efisien dan efektif serta pertumbuhan ikan yang cepat merupakan indikator keberhasilan dalam budidaya. Aktivitas enzim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan secara umum. Aktivitas enzim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan secara umum. Perubahan atau variasi aktivitas enzim berhubungan dengan tingkat perkembangan sistem pencernaan dan perbedaan kebutuhan nutrien dalam setiap stadia kehidupan larva Cahu dkk ( 2010).

Menurut Abdul R (2008). dipilihnya strain masamo sebagai progam usaha kami karena ikan jenis ini di nilai lebih unggul di banding dengan jenis lele lain, lele masamo lebih tahan terhadap berbagai penyakit serta mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan mampu bertahan di iklim yang ekstrim, dagingnya pun lebih enak jika dibandingkan dengan jenis lele lain. Kelebihan masamo dibanding strain sangkuriang/paiton/phyton/dumbo adalah lebih cepat besar (rakus), panen lebih cepat sehingga untung lebih banyak , semakin irit pakan sehingga pengeluaran jadi lebih kecil, dan untung pun menjadi lebih banyak.

Permasalahan yang di hadapi oleh pembenih adalah laju pertumbuhan yang lambat, karna itu di butuhkan pemberian tambahan suplemen yang di campurkan ke dalam pakan untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang baik. Dengan menggunakan campuran Madu asli yang mengandung 38% fruktosa; 31% glukosa; 17,1% air; 7,2% maltose, 4,2% trisakarida dan beberapa poliskarida, 1.5% sukrosa; 0,5% mineral, vitamin dan enzim. Kandungan mineral dalam madu yang dicampur dalam pakan sangat penting dan berperanan dalam menunjang pertumbuhan ikan lele masamo, Mineral-mineral dalam madu yang masuk bersama pakan memungkinkan untuk diserap oleh tubuh ikan baik untuk pembentukan sel-sel maupun kelangsungan proses metabolisme tubuh dan vitamin dibutuhkan untuk mengontrol pertumbuhan larva dan tahan terhadap penyakit merupakan satu cara memperoleh benih ikan lele yang unggul. dikarnakan keadaan tersebut, perlu adanya kegiatan penelitian Pengaruh Pemberian Madu Murni Terhadap Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Masamo.

METODE PENELITIAN

a. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Durbuk Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan dikarnakan pengelolaannya sangat baik dari pembenihan mulai dari pengelolaan induk, seleksi induk yang siap pijah, pematangan gonad dan pemeliharaan larva sampai panen benih. Kegiatan penelitian dimulai sejak tanggal 07 April 2019 sampai 07 Mei 2019, bertempat dengan bak – bak percobaan.

b. Prosedur Penelitian  Alat Penelitian a. Bak larva. b. Jangka sorong. c. Sendok . d. Mangkok plastik.

(3)

e. Timbangan analitik. f. Suntik / spuit. g. Alat ukur 100 Liter. h. pH. .

i. Suhu.

 Bahan Penelitian

a. Larva ikan lele masamo yang ber ukuran ½cm. b. Madu asli.

c. Cacing sutra.

d. Pakan Pellet Fengli 0. e. Pakan PF 500. f. PF 800. c. Rancangan Penelitian A 1 B 3 C 2 B 2 B 1 C 1 A 3 K 2 K 1 A 2 K 3 C 3

Dalam urutan dosis yang dilakukan Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, agar mendapatkan hasil yang akurat. Adapun perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut :

Kontrol (k) : Ikan yang tidak ditambahkan madu pada pakan Perlakuan A : Ikan yang ditambahkan madu 2ml/50g pada pakan Perlakuan B : Ikan yang ditambahkan madu 4ml/50g pada pakan Perlakuan C : Ikan yang di tambahkan madu 6ml/50g pada pakan. d. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini adalah pengambilan sampel yang mengunakan 4 bak larva di Desa Durbuk Kecamatan Pademawu. Dengan mengunakan acak lengkap yang di ambil sebagai responden adalah dari jumlah sampel. Hal ini mengacu pada pendapat Sugiyono (2002). yang menyatakan bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunaka nminimal 10% dari sampel.

Terpal ukuran 2 x 2 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok. Padat tebar benih yang diterapkan di kolam 1 - 12 dilakukan dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, agar mendapatkan hasil yang akurat. untuk budidaya lele pemberian madu yaitu 1000 ekor/m2 sampai panen. Baru nantinya dipisah-pisah kembali pada saat tahapan grading. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Suprapto (2013). yang menyatakan bahwa intensifikasi dilakukan oleh para petani, mulai dari padat tebar 100 ekor/m2, meningkat menjadi 150, 200, bahkan 300 ekor/m2

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pengaruh benberian madu terhadap kualitas benih ikan lele masamo yang menjadi obyek penelitian.

b. Praktek, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan praktek pengamatan langsung terhadap kegiatan pengaruh benberian madu terhadap benih ikan lele masamo untuk melengkapi data kuesioner yang kurang lengkap.

f. Metode Analisis

 Pencampuran pakan dan madu

Madu dengan dosis tertentu (2ml, 4ml, 6ml) dicampurkan dengan cacing sutra dan pellet (50gr/dosis), diaduk hingga merata, kemudian pellet di angin-anginkan selama 15-20 menit agar kering dan tidak berjamur.

(4)

Menurut R.G.D Steel, dan J.H. Torrie (2004). analisi data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sidiragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap pertumbuhan masa di lakuakan uji lajutan berupa duncan. Data yang dianalisis adalah data pertumbuhan Panjang, berat dan FCR pakan.

 Pertumbuhan Berat Mutlak

Menurut Effendie (2004). pertumbuhan mutlak diukur secara periodik dalam mingguan dari awal hingga akhir penelitian dengan menimbang berat tubuh ikan. diukur dengan rumus dari pertumbuhan mutlak adalah sebagai berikut :

h = Wt – W0 Keterangan :

h : Pertumbuhan berat mutlak (g)

Wt : Berat hewan uji pada akhir pengamatan (g) W0 : Berat hewan uji pada awal pengamatan (g)  Laju Pertumbuhan Harian

Menurut Effendie (2004). laju pertumbuhan harian adalah persentase dari selisih beratawal yang dibagi dengan lamanya waktu pemeliharan. Rumus dari laju pertumbuhan harian adalah sebagai berikut :

a = (bt-ba)/ t x 100 Keterangan :

a : Laju pertumbuhan harian (%)

bt : Bobot rata-rata ikan pada waktu akhir pemeliharaan (g) ba : Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g) t : Waktu pemeliharaan (hari)

 ( Food Convertion Ratio ) Pakan

Menurut Effendie (2004). Food Convertion Ratio adalah suatu ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan kultur. Nilai FCR=2 artinya untuk memproduksi 1 kg daging ikan dalam sistem akuakultur maka dibutuhkan 2 kg pakan. Semakin besar nilai FCR, maka semakin semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg ikan daging kultur. FCR seringkali dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha akuakultur.

konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah bobot pakan dalam keadaan kering yang diberikan selama kegiatan budidaya yang dilakukan dengan bobot total ikan pada akhir pemeliharaan dikurangi dengan jumlah bobot ikan mati dan bobot awal ikan selama pemeliharaan. Rumus yang digunakan menghitung konvensi pakan adalah :

FCR = Keterangan :

FCR : Food Convertion Ratio.

Wo : Berat hewan uji pada awal penelitian . Wt : Berat hewan uji pada akhir penelitian . D : Jumlah ikan yang mati

F : Jumlah pakan yang dikonsumsi. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Dosis Perlakuan

Pengaruh pemberian madu terhadap laju pertumbuhan dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan menunjukkan hasil pengujian panjang dapat dilihat pada lampiran 2, pengujian berat dan laju pertumbuhan harian pada lampiran 1. Selama penelitian dilakukan perhitungan

(5)

panjang sebanyak 4 kali. Penambahan madu yang dicampurkan dalam pakan pellet dengan dosis yang berbeda antara lain: K (kontrol) memiliki panjang rata-rata 1,225 cm, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,267 cm, perlakuan B (4ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,330 cm dan perlakuan C (6ml/50g pakan). memiliki panjang rata-rata 1,440 cm.

Selama penelitian juga dilakukan perhitungan berat sebanyak 4 kali. Perlakuan K (kontrol) memiliki berat rata-rata 0,03g, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki berat rata-rata 0,04g, perlakuan B (4ml/50g pakan) memiliki berat rata-rata 0,05g dan perlakuan C (6ml/50g pakan). memiliki berat rata-rata 0,08g

Selama penelitian juga dilakukan perhitungan laju pertumbuhan harian sebanyak 4 kali. Perlakuan K (kontrol) memiliki berat rata-rata 0,460, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki berat rata-rata 0,571, perlakuan B (4ml/50g pakan) memiliki berat rata-rata 0,778 dan perlakuan C (6ml/50g pakan). memiliki berat rata-rata 1,27.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian madu dengan dosis yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot benih ikan lele dimana pertumbuhan bobot tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian madu dengan dosis 6ml/50g pakan dan yang terendah pada perlakuan kontrol. Perbedaan pertumbuhan bobot tersebut diduga karena adanya perbedaan nutrisi dari kandungan pakan tersebut. Nutrisi adalah bahan baku yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup suatu organisme, digunakan oleh sel-sel tubuh untuk pembentukan bagian tubuh dan untuk energi dan metabolisme suatu organisme. Martidjo (2010).

b. Pertumbuhan Panjang

Pengukuran panjang total dilakukan dengan cara mengukur ikan mulai dari bagian ujung kepala sampai ujung ekornya. Ikan diukur dengan mengambil beberapa ekor sample ikan pada setiap perlakuan, kemudian setelah diukur hasilnya dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah ikan yang diukur dan hasil pembagian tersebut merupakan panjang rata-rata dari ikan. Adapun hasil dari pengukuran panjang Benih lele masamo dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengukuran Panjang Benih Lele Masamo

Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata – Rata Kontrol 1,226 1,223 1,228 1,225 2 ml 1,267 1,264 1,269 1,267 4 ml 1,333 1,328 1,329 1,330 6 ml 1,442 1,441 1,439 1,440

Dari penjumlahan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3 pada tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang benih ikan lele masamo, menghasilkan masing-masing jumlah rata-rata dangan K (kontrol) memiliki panjang rata-rata 1,225 cm, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,267 cm, perlakuan B (4 ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,330 cm dan perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,440 cm. Dari ketiga perlakuan yang memiliki pertumbuhan panjang terbaik pada perlakuan C (6ml/50g pakan). perbedaan hasil rata-rata sampel pada tabel 4 ternyata berpengaruh tidak nyata dikarnakan perbedaan sampel pada bak ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3. Hasil perhitungan pertumbuhan panjang benih ikan lele masamo dapat terlihat pada lampiran 2.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang pengaruh pemberian madu yang dicampurkan pada pakan pellet yang tertinggi perlakuan C (6 ml/50g pakan) yaitu 1,440 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol, A (2ml/50g pakan) dan B (4ml/50g pakan). Sedangkan pertumbuhan panjang terendah didapatkan pada perlakuan (kontrol) yaitu 1,225 cm. karena perbedaan jumlah madu yang diberikan pada perlakuan. Menurut Iksan (2015),

(6)

juga menambahkan bahwa perbedaan jumlah nurisi dalam media pencamperan madu pada pakan pellet dapat mempengaruhi pertumbuhan benih ikan lele masamo pada tiap perlakuan. c. Berat Mutlak

Berpengukuran berat benih menggunakan timbangan analitik, ikan ditimbang dengan mengambil beberapa ekor sampel pada setiap perlakuan, kemudian setelah diukur hasilnya dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah ikan yang diukur dan hasil pembagian tersebut merupakan berat rata-rata dari ikan. Adapun hasil dari pengukuran berat mutlak benih lele masamo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengukuran Berat Mutlak Benih Lele Masamo

Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata – Rata Kontrol 0,03 0,03 0,03 0,03

2 ml 0,04 0,04 0,04 0,04 4 ml 0,05 0,05 0,05 0,05 6 ml 0,08 0,09 0,09 0,08

Dari perjumlahan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3 pada tabel di atas menunjukan bahwa berat mutlak benih lele masamo, menghasilkan masing-masing jumlah rata-rata K (kontrol) memiliki berat mutlak rata-rata 0,03g, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki berat mutlak rata-rata 0,04g, perlakuan B (4 ml/50g pakan) memiliki berat mutlak rata-rata 0,05g, dan perlakuan C (6 ml/50g pakan) memiliki berat mutlak rata-rata 0.08g. Adapun dari ketiga perlakuan yang memiliki pertumbuhan berat mutlak terbaik pada perlakuan C (6 ml/50g pakan). perbedaan hasil rata-rata sampel pada tabel 5 ternyata bak ulangan 1 berpengaruh beda nyata terkecil dibandinkan ulangan 2 dan ulangan 3 Hasil perhitungan berat mutlak benih ikan lele masamo dapat terlihat pada lampiran 1.

Pada perlakuan C (6ml/50g pakan) menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan lele optimal, Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian madu dengan dosis berbeda yang dicampurkan pada pakan pellet memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot benih ikan lele masamo dimana pertumbuhan bobot tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian madu dengan dosis (6ml/50g pakan) dan yang terendah pada perlakuan kontrol. Perbedaan pertumbuhan bobot tersebut diduga karena adanya perbedaan nutrisi dari kandungan pakan tersebut. Afrianto E (2005).

d. Laju Pertumbuhan Harian

Pengukuran laju pertumbuhan menggunakan ikan ditimbang dengan mengambil beberapa ekor sampel pada setiap perlakuan, kemudian setelah diukur hasilnya dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah ikan yang diukur dan hasil pembagian tersebut merupakan berat rata-rata ikan. Adapun hasil dari pengukuran laju pertumbuhan benih lele masamo dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengukuran Laju Pertumbuhan Ikan Lele Masamo

Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata – Rata Kontrol 0,429 0,476 0,476 0,460 2 ml 0,571 0,571 0,571 0,571 4 ml 0,762 0,810 0,762 0,778 6 ml 1,238 1,286 1,286 1,27

Dari perjumlahan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3 pada tabel di atas menunjukan bahwa laju pertumbuhan harian benih ikan lele masamo, menghasilkan masing-masing jumlah

(7)

rata-rata K (kontrol) memiliki laju perjumbuhan berat rata-rata 0,460%, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki laju perjumbuhan berat rata-rata 0,571%, perlakuan B (4ml/50g pakan) memiliki laju perjumbuhan berat rata-rata 0,778%, dan perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki laju perjumbuhan berat rata-rata 1,27%. Adapun dari ketiga perlakuan yang memiliki pertumbuhan laju perjumbuhan berat terbaik pada perlakuan C (6ml/50g pakan). perbedaan hasil rata-rata sampel pada tabel 6 ternyata bak ulangan 1 berpengaruh beda nyata terkecil dibandinkan ulangan 2 dan ulangan 3. Hasil perhitungan laju perjumbuhan berat benih ikan lele masamo dapat terlihat pada lampiran 1.

Perlakuan C (6 ml/50g pakan) memberikan laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Bedasarkan hasil ini dapat dinyatakan bahwa pengaruh dari madu yang dicampurkan kedalam pakan pellet dapat memberikan pengaruh yang positif bagi pertumbuhan benih ikan lele masamo. Murtidjo (2010).

e. Uji Perhitungan Analisis SPSS  Pertumbuhan Panjang LAJUPERTUIMBUHAN Duncana,b PERLAKUAN N Subset 1 2 3 4 KONTROL 3 1,225 a 2 ml 3 1,2667 b 4 ml 3 1,3300 c 6 ml 3 1,4407 d Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Dari nilai rata-rata baris pertama dengan beri huruf “a” dari nilai perlakuan terkecil pertama (1,225) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya beri huruf “b” dari nilai perlakuan terkecil kedua (1,267) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya beri huruf “c” dari nilai terkecil ketiga (1,330) dan nilai rata-rata perlakuan terbaik berikutnya beri huruf “d” dari nilai ke empat (1,440).  Berat Mutlak BERATMUTLAK Duncana,b PERLAKUAN N Subset 1 2 3 4 KONTROL 3 ,0300 a 2 ml 3 ,0400 b 4 ml 3 ,0544 c 6 ml 3 ,0889 d Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Dari nilai rata-rata baris pertama dengan beri huruf “a” dari nilai perlakuan terkecil pertama (0,03) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya beri huruf “b” dari nilai perlakuan terkecil kedua (0,04)

(8)

 Laju Pertumbuhan Harian LAJUPERTUMBUHAN Duncana,b PERLAKUA N N Subset 1 2 3 4 KONTRO L 3 ,4603 a 2 ml 3 ,5710 b 4 ml 3 ,7780 c 6 ml 3 1,2540 d Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Dari nilai rata-rata baris pertama dengan beri huruf “a” dari nilai perlakuan terkecil pertama (0,4603) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya beri huruf “b” dari nilai perlakuan terkecil kedua (0,5710) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya beri huruf “c” dari nilai terkecil ketiga (0,7780) dan nilai rata-rata perlakuan terbaik berikutnya beri huruf “d” dari nilai ke empat (1,2540)

g. FCR ( food Convertion Ratio ) pakan

Dalam kegiatan budidaya lele masamo pakan harus dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan hampir 60% biaya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pakan. Jenis pakan yang digunakan pada benih lele ukurang ½ selama 2 hari dikasih Cacing sutra dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan karena mengandung nutrisi yang tinggi dan dikasih (pelet) fengli 0, PF – 500 dan PF - 800 Dengan penggunaan pakan buatan, diharapkan lebih efektif dan efisien dalam memberikan pakan. Karena selain mudah dalam hal pemberian pakan, kandungan nutrisi pada pakan buatan lebih terjamin. Pemberian pakan tambahan tidak dilakukan dikarenakan untuk menjaga kualitas daging yang dihasilkan. Adapun hasil dari Total FCR ( Food Convertion Ratio ) Pakan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Total FCR ( Food Convertion Ratio ) Pakan. No Perlakuan FCR

1 Kontrol 1,64 g 2 2 Ml 1,44 g 3 4 mL 1,24 g 4 6 mL 1,07 g

Menunjukkan bahwa jumlah FCR pada perlakuan K (kontrol) memiliki nilai 1.64g, perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki nilai 1.44g, perlakuan B (4ml/50g pakan) memiliki nilai 1.24g, dan perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki nilai 1.07g. Penambahan madu pada pakan pelet dapat menekan FCR. FCR terbaik terdapat pada perlakuan C (6ml/50g pakan) dikarenakan madu mengandung karbohidrat yang didalamnya terdapat enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidasedan lipase, sehingga menambah nutrisi pada pakan, mempercepat pertumbuh ikan dan dapat menekan FCR. Effendie (2004) menyatakan bahwa semakin rendah nilai konversi pakan, semakin sedikit yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1kg daging ikan. Artinya, semakin efisien pakan tersebut diubah menjadi daging.

Jumlah FCR pada perlakuan C (6ml/50g pakan) adalah 1.07g, artinya untuk memproduksi 1kg daging maka dibutuhkan 1.07g pakan. Hal ini sesui dengan pendapat effendie (2004). Food Convertion Ratio adalah suatu ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1kg ikan kultur. Keadaan lingkungan, kualitas dan kuantitas pakan serta kondisi ikan itu sendiri mempengaruhi pertumbuhan ikan, dan memiliki

(9)

kaitan dengan tinggi rendahnya konversi pakan yang dihasilkan Mardinawati (2001). perhitungan FCR dapat dilihat pada lampiran 3.

PENUTUP a. Kesimpulan

 Hasil menunjukkan bahwa penelitian pengaruh pemberian madu pada pakan pellet dengan dosis berbeda, yang berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan ialah perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 1,440 cm.

 Hasil penelitian menunjukkan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian dengan pemberian madu pada pakan pellet ialah perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki panjang terbaik dengan rata-rata 1,27. Di bandingkan dari dua perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki panjang rata 0,571. Dan B (4ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 0,778.

 Hasil penelitian menunjukkan besar pengaruh nyata terhadap berat mutlak dengan pemberian madu pada pakan pellet ialah perlakuan C (6ml/50g pakan) memiliki berat terbaik dengan rata-rata 0.08g. Di bandingkan dari dua perlakuan A (2ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 0,04g dan B (4ml/50g pakan) memiliki panjang rata-rata 0,05g.

b. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perlakuan pemberian madu pada pakan dengan dosis yang lebih tinggi untuk menghasilkan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto dan Indarto 2005. Pembenihan dan Pembesaran Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Afrianto E dan Liviawati E 2005. Pakan ikan: pembuatan, penyimpanan, pengujian,

pengembangan. Kasius.

Canadanovi c-Brunet J, Cetkovic G, Saponjac VT, Stajcic S, Vulic J, Djilas S, Stajner D, Popovi c B. Evaluation of phenolic content, antioxidant activity and sensory characteristics of Serbian honey-based product. Ind Crop Prod 2014;62:1 e 7

Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi . 2008. Budidaya Ikan Lele. www.ristek.go.id [8 April 2010]

Effendi 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Kanisius. Jakarta. 257 Hal.

Effendie 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. Fujaya 2008. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Hossain Q., Hossain and S. Parween. 2006. Artificial Breeding and Nursery Practices of Clarias bathracus (Linnaeus, 1758). Scientific World Vol 4, No.4. 6 pp.

Iksan M. Mukhlis. 2015. Pengaruh pemberian ragi roti dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis. Jurnal Biologi Tropis, 15(2):121-129 Khairuman dan Amri K. 2008. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kordi 2004. Budi Daya Lele Keli. PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara. Jakarta. Mahyuddin 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.Jakarta.

Martidjo 2010. Beberapa metode pembenihan ikan air tawar. Penerbit kanisius, yaogyakarta.108 hal.

Matahari Sakti, 2011, Lele Massamo Generasi Baru Lele Unggul, [pdf],(http://www.mataharisakti.com/lele-masamo/-, diakses tanggal 31 Desember 2014).

(10)

Mulyadi A 2011.Pengaruh PemberianProbiotik Pada Pakan KomersilTerhadap Laju Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalamus). Skripsi. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Unpad:Jatinangor.

Puspowardoyo H dan Djarijah 2006. Pembenihan dan Pembesaran Lele Dumbo Hemat Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sartika, Mohaemin, Maharani, 2013. Kandungan protein total (crude protein) Brachionus plicatilis dengan pemberian pakan Nannocloropsis sp. pada kondisi stress lingkungan mikro (micro enviromental stress). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 02:2302-3600.

Saxena S, Gautam S, Sharma A. Physical, biochemical, and antioxidant properties of some Indian honeys. Food Chem 2010;118:391 e 7.

Suprayudi, Dimahesa D, Jusadi M, Setiawati J, Ekasari. 2011. Suplementasi Crude Enzim Cairan Rumen Domba pada Pakan Berbasis Sumber Protein Nabati dalam Memacu Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2): 177-183.

Suprapto. 2013. Budidaya Ikan Lele Dumbo dengan Menerapkan Teknologi Biofloc. Kimbis. Pacitan.

Suyanto, R. 2007. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Warisno dan Dahana K. 2009. Meraup Untung Dari Beternak Lele Sangkuriang. Lily Publisher. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 5. Pengukuran Berat Mutlak Benih Lele Masamo
Tabel 7. Hasil Total FCR ( Food Convertion Ratio ) Pakan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pakan menggunakan enzim papain sesuai dengan dosis yang tepat dapat menentukan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo. Penelitian ini

Pemberian pakan menggunakan enzim papain sesuai dengan dosis yang tepat dapat menentukan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo.. Penelitian ini

Pemberian pakan menggunakan enzim papain sesuai dengan dosis yang tepat dapat menentukan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo.. Kerangka

menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang harian ikan uji yang paling baik adalah pada perlakuan pakan kontrol, kemudian pada pakan kombinasi tepung ampas ikan teri yaitu pada

Pengaruh Pemberian Pakan Campuran Tepung UsusAyam Dan Ampas Tahu Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Data rata-rata Laju

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik Bacillus sp terhadap profil kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan lele (

Judul Penelitian : Pengaruh Kombinasi Pakan Alami Dengan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus ).. Nama :

Ikan lele dewasa dikenal sebagai ikan yang tahan terhadap stres lingkungan terutama terkait pakan, akan tetapi belum ada penelitian terkait tingkat ketahanan lapar pada benih ikan lele