• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana P - e-Journal UNP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana P - e-Journal UNP"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

PENGARUH PENDAPATAN SUMBER DAERAH, DANA PERSimbangan, DAN PENDAPATAN HUKUM LAINNYA TERHADAP BELANJA DAERAH. Riyanto (2005) menyatakan faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap belanja daerah adalah (1) pendapatan asli daerah (PAD), (2) dana perimbangan, (3) belanja daerah pada tahun sebelumnya. Menurut Widjaja (2004), peningkatan transfer dana perimbangan ke daerah akan meningkatkan belanja pemerintah daerah melalui APBD.

Pendapatan lain-lain yang sah menurut UU 32/2004 pasal 164 ayat 1 tentang pemerintahan daerah adalah seluruh pendapatan daerah selain pendapatan asli daerah (PAD), Dana Perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan pendapatan lain-lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Perimbangan dana dan pendapatan lain yang sah terhadap belanja daerah pada daerah dan kota di Sumatera Barat. Dalam pasal Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 pasal 25 menyebutkan bahwa sumber pendapatan daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah adalah.

Dapat kita simpulkan bahwa PAD adalah pendapatan yang diperoleh melalui usaha pemerintah daerah untuk menambah kas daerah, yang sebenarnya berasal dari daerah itu sendiri. Pajak daerah merupakan sumbangan wajib dari orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung, yang dapat dikenakan berdasarkan peraturan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas pemakaian tenaga listrik apabila di suatu daerah terdapat penerangan jalan yang dipungut oleh pemerintah daerah. f) Pajak Pengambilan Sumber Daya Mineral Kelas C. Pajak Pengambilan Sumber Daya Mineral Kelas C adalah pajak atas terjadinya pengambilan sumber daya mineral kelas C sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pajak daerah dipungut oleh daerah b. Saat memungut retribusi daerah. ada prestasi yang diberikan oleh darah yang bisa langsung disebutkan namanya.

Dana perimbangan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah pendapatan daerah yang timbul dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang terdiri dari (Abdul, 2007) a.Sumber pendapatan daerah lainnya adalah jasa daerah dan diperoleh pendapatan lain yang sah disediakan oleh pemerintah daerah. . Oleh karena itu, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan suatu sistem yang menentukan pelaksanaan prinsip desentralisasi, dekonsentrasi, dan fungsi pendukung.

Dana perimbangan ini merupakan salah satu sumber dana pembiayaan pemerintah daerah yang bersumber dari hibah negara. Dalam mengalokasikan pembiayaan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di daerah, pemerintah pusat harus memperhatikan kondisi keuangan masing-masing daerah, agar pengalokasian pembiayaan ini sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah (Sidik dalam Musthafa: 2005) . Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu: merupakan subsistem keuangan negara akibat adanya pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah.

Dalam BAB II Pasal 3 Undang-Undang Perimbangan antara Pemerintah dan Daerah disebutkan bahwa Dana Perimbangan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33b Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah, dana bagi hasil adalah dana yang diperoleh dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pajak Bumi dan Bangunan (LBT) 1) Dana bagi hasil yang berasal dari penghasilan. 2) Penerimaan PBB bagian pemerintah sebesar 10% dibagikan kepada seluruh kabupaten/kota berdasarkan realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan.

2) 20% untuk pemerintah pusat dari pendapatan BPHTB yang dibagikan secara merata ke seluruh kabupaten/kota. Dana bagi hasil dari penerimaan PPh didistribusikan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Salah satu komponen Dana Perimbangan dalam APBN yang pengalokasiannya didasarkan pada konsep kesenjangan fiskal, yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal.

Hibah Penyetaraan, yang berfungsi untuk menetralisasi kesenjangan kemampuan keuangan dengan adanya PAD, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang diperoleh daerah. Menurut peraturan pemerintah no. 104 Tahun 2000 adalah dana dana alokasi umum yang bersumber dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan belanjanya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DLU dialokasikan dengan tujuan pemerataan dengan memperhatikan potensi daerah, kondisi geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut, sehingga perbedaan antara daerah maju dan daerah tertinggal dapat semakin dikurangi.

Dana Alokasi Khusus

DAU berbasis kesenjangan fiskal suatu provinsi dihitung dengan mengalikan bobot masing-masing provinsi dengan total DAU seluruh provinsi. Bobot provinsi merupakan perbandingan antara kesenjangan fiskal masing-masing provinsi dengan total kesenjangan fiskal seluruh provinsi.

Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap sejak diberlakukannya UU 32/2004 hingga pada tahun 2007 meningkat menjadi 25,5 persen untuk daerah, kemudian pada tahun 2008 menjadi 26 persen. Untuk menciptakan objektivitas dan keadilan dalam penyaluran DAU ke provinsi, kabupaten, dan kota, rumusan penyaluran DAU ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOP) yang beranggotakan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Dalam Negeri. Otonomi Daerah, Menteri Keuangan dan BUMN Pembangunan, Sekretaris Negara, menteri-menteri lain seperlunya, wakil-wakil asosiasi pemerintah daerah, dan wakil-wakil daerah yang dipilih oleh DPRD. Pada tahun 1999, UU No. 34 Tahun 2004 dengan jelas mendefinisikan komponen pendapatan lain yang sah, yaitu 1) Hasil penjualan barang milik daerah yang tidak dapat dipisahkan.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan

Riyanto (2005) menyatakan bahwa peningkatan belanja pemerintah pada era desentralisasi lebih disebabkan oleh aliran dana perimbangan yang juga meningkat dari pemerintah pusat ke daerah. Legrenzi dan Milas (2001) dalam (Syukriy dan Halim, 2003) menyatakan bahwa transfer jangka panjang mempengaruhi konsumsi daerah. Mereka secara khusus menekankan bahwa variabel kebijakan daerah disesuaikan dengan transfer yang diterima dalam jangka pendek.

Hasil penelitian Deslinar (2006) yang meneliti pengaruh dana perimbangan dan pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah di Kabupaten Dharmasraya menunjukkan bahwa peningkatan dana perimbangan dan belanja daerah maka belanja daerah juga meningkat. Syukriy dan Halim (2003) pada kabupaten dan kota di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa dana alokasi umum (GAF) dan pendapatan asli daerah (PAD) secara terpisah dan simultan berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Menurut Halim (2002), pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali mempunyai kemampuan yang berbeda dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota di luar Jawa dan Bali.

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesit (2004) yang meneliti dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah di provinsi Jawa Tengah dan DIY. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Mira (2007) juga meneliti dampak DAU dan PAD terhadap belanja daerah, studi kasus di Kota Pariaman menghasilkan kesimpulan yang diikuti dengan peningkatan dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah. Bayura (2009) juga meneliti pengaruh PAD dan Dana Perimbangan terhadap belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PAD dan Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.

Dimana variabel analisisnya adalah variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (Dana Perimbangan X1 (X2) dan Pendapatan Lain-Lain Yang Sah (X3) Dalam hal ini kebijakan pemerintah daerah diadaptasi dalam jangka pendek terhadap dana perimbangan yang diterima. Dari permasalahan diatas, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana perimbangan dan pendapatan lain yang sah terhadap belanja modal.

Gambar 1 Kerangka Konseptual
Gambar 1 Kerangka Konseptual

Populasi dan Sampel

Jenis Data

Sesuai dengan rumusan masalah, jenis penelitian ini merupakan bagian dari penelitian kausalitas, menurut Nur (1999:27), penelitian kausalitas adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Sumber data

Variabel Penelitian

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen dan nantinya mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatan asal daerah, dana perimbangan dan pendapatan sah lainnya.

Pengukuran Variabel

Teknik Pengumpulan Data

Uji Asumsi Klasik

Teknis Analisis Data

Artinya semakin besar nilai R² maka model regresi tersebut akan semakin cocok dengan data yang ada, sehingga semakin cepat model ini dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikat dengan variabel bebasnya. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Selain itu uji F dapat digunakan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan tetap atau tidak, dengan syarat nilai ρ <.

Uji t (t-test) dilakukan untuk menguji pengaruh secara parsial suatu variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel lain dianggap konstan, dengan asumsi jika signifikan maka nilai t hitung terbukti dari hasil analisis regresi menunjukkan lebih kecil. dari α = 5% yang berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel.

Defenisi Operasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Koefisien Regresi Berganda

Hal ini menunjukkan offset berpengaruh positif signifikan terhadap konsumsi regional yang berarti hipotesis kedua diterima. Hal ini menunjukkan offset berpengaruh positif signifikan terhadap konsumsi regional yang berarti hipotesis kedua diterima.

Pembahasan

STATISTIK DESKRIPTIF

Gambar

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH periode 1 July s.d 30 September 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG Urusan Pemerintahan : 1.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah,