• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA ANGGOTA TIMKES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA ANGGOTA TIMKES "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA ANGGOTA TIMKES

STIKES DHARMA HUSADA ANGKATAN XX SARJANA KEPERAWATAN

Fina Anjelina1,

Hery Prayitno

2,

Jahidul Fikri Amrullah

3

1Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung

2Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung

3Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung Email: [email protected]

Abstrak

Penyakit henti jantung mendadak merupakan membunuh nomor satu di dunia. Henti jantung menjadi salah satu kejadian utama yang seringkali mengancam jiwa serta mengakibatkan kematian, dimana pasien mengalami hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba atau mendadak, baik pada orang yang telah terdiagnosa dengan penyakit jantung maupun tidak memiliki riwayat penyakit jantung, pasien henti jantung dapat di tangani dengan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan pada anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung angkatan xx Sarjana Keperawatan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan

quasi eksperimen design yaitu dengan one-group pretest-posttest design.

Populasi dan sempel penelitian sebanyak 16 responden dengan

total smpling.

Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan nilai median 10,00 dan setelah diberikan pendidikan kesehatan nilai median menjadi 17,00. Dari hasil uji normalitas maka dapat disimpulkan bahwa data pretest p = 0.003, posttest p = 0.006. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,000 < 0,05 menunjukan perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Data tidak berdistribusi normal maka Ha diterima karna menunjukan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap tingkat pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variable baru seperti simulasi atau roleplay tentang bantuan hidup dasar.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Bantuan Hidup Dasar PENDAHULUAN

Penyakit henti jantung mendadak merupakan membunuh nomor satu di dunia.

Henti jantung menjadi salah satu kejadian utama yang seringkali mengancam jiwa serta mengakibatkan kematian, dimana pasien mengalami hilangnya fungsi jantung secara tiba- tiba atau mendadak, baik pada orang yang telah terdiagnosa dengan penyakit jantung maupun tidak memiliki riwayat penyakit jantung, pasien henti jantung dapat di tangani dengan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) berupa pemberian resusitasi Jantung Paru. (AHA American Heart Association, 2020)

Di Amerika Serikat, henti jantung mendadak merupakan salah satu penyebab kematian mendadak tersering. 70% dari Out Of

Hospital Cardiac Arrest (OHCA)/ kejadian henti jantung diluar rumah sakit terjadi di rumah, dan sekitar lima puluh persen tidak diketahui(Yan et al., 2020). American Heart Association merilis data statistik penyakit jantung dan stroke, bahwa henti jantung merupakan keadaan krisis Kesehatan di masyarakat. terdapat lebih dari 356.000 OHCA setiap tahun di AS, dan hampir 90% di antaranya berakibat fatal. Insiden OHCA non-traumatik yang dinilai Emergency Medicine Specialist pada orang dari segala usia diperkirakan 356.461, atau hampir 1.000 orang setiap hari.

Kelangsungan hidup hingga keluar dari rumah Sakit setelah serangan jantung yang diobati dengan Emergency Medicine Specialist sekitar 10% (Pawiliyah et al., 2023).

(2)

2 Insiden OCHA tahun 2020, di Amerika paling sering terjadi di rumah (73,9%), ditempat umum (15,1%) dan panti jompo (10,9%).

Insiden OCHA pada orang dewasa dilaporkan kejadian yang disaksikan oleh orang awam sebesar 37,1% kasus, oleh tim penyelamat 12,8% kasus dan 50,1% kasus kolaps terjadi tanpa disaksikan oleh orang lain (Tsao et al., 2022).

Tingginya angka kejadian OHCA dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi pula.

Pencegahan kematian pada korban OHCA dapat dilakukan dengan memberikan pertolongan segera berupa bantuan hidup dasar oleh orang yang ada disekitar korban (Nirmalasari &

Winarti, 2020).

Basic Life Support atau yang dikenal dengan BHD adalah penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung, henti napas, atau obstruksi jalan napas. BHD meliputi beberapa keterampilan yang dapat diajarkan kepada siapa saja karna kejadian henti jantung dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, oleh karna itu orang awam seperti anak remaja sma pun harus mengenali kejadian henti jantung mendadak, aktivasi sistem tanggapan darurat, dan melakukan RJP awal, dan cara langkah- langkah bantuan hidup dasar seperti 3A, kemudian cek respon, aktifkan system bantuan gawat darurat/meminta bantuan, mengecek nadi, kompresi dada, buka jalan nafas sampai dengan posisi miring mantap. Karena jika suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini mengalami henti jantung ketika di tempat umum di butuhkan peran siswa/masyarakat (Roatib, 2016). Idealnya di dunia, semua orang akrab dengan teknik dasar pertolongan pertama dan mengambil pelatihan teratur untuk memastikan pengetahuan tetap berjalan.

Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat untuk melakukan pertolongan yang tepat yaitu BHD dengan penyuluhan merupakan upaya yang penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat awam dalam memberikan pertolongan prehospital. Penyuluhan ini baik diberikan sejak usia muda untuk menciptakan generasi muda yang berkompeten dalam mengaplikasikan serta mensosialisasikan cara untuk memberikan pertolongan prehospital, karena kondisi kegawat daruratan membutuhkan pertolongan sesegara mungkin. pengetahuan ini bisa diajarkan kepada siapa saja, namun

masyarakat awam termasuk pelajar dalam menangani kasus gawat darurat sebelum korban ditangani oleh tenaga medis yang ahli. Remaja dengan berbekal pengetahuan yang dimiliki diharapkan bisa melakukan pertolongan BHD didalam kehidupan masyarakat.(Zurimi et al., 2020)

Bantuan hidup dasar juga bisa diberikan pada Timkes maka diharapkan kualiatas karakter genarasi muda akan mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Timkes merupakan suatu wadah atau organisasi yang berpusat di suatu Institusi atau Kampus dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada mahasiswa dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum. Kegiatan ini juga merupakan proses yang sistematis dan sadar di dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya. Timkes sebagai kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan karakter peserta didik. yang mampu membentuk karakter peserta didik untuk lebih sehat, peduli terhadap lingkungan sosial, lebih disiplin dan lebih mandiri dalam hidupnya.(Faridasari, 2020)

Sejalan dengan penelitian Kushayati, et al (2019) menyebutkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memberikan pertolongan hidup dasar adalah melalui pendidikan kesehatan BHD. Ketika pasien menerima BHD lebih awal, pasien memilki peluang hidup yang lebih besar, oleh karena itu menghubungi telpon darurat adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh penolong, kemudian penolong segera melakukan RJP untuk membantu pasien agar tetap bertahan hidup.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di bulan Juli 2023 ke 3 orang anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung angkatan xx. Tidak menutup kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari akan menemukan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Sehubungan dengan hal tersebut, anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung perlu mendapatkan pemberian informasi dan membekali dengan pengetahuan BHD karna sringkali anggota Timkes dikirim ke tempat-tempat bencana untuk menjadi relawan kesehatan. Keterlibatan dalam hal ini sangat penting karna mereka yang berada didekat lokasi kejadian. Jumlah anggota Timkes yang

(3)

3 aktif 33 orang dan penelitian melakukan wawancara terhadap 3 orang, hasil wawancara yang dilakukan pada siswa Timkes STIKes Dharma Husada Bandung didapatkan bahwa siswa yang mengikuti Timkes pernah mendapatkan materi mengenai BHD pada tahun 2022 dan sedikit mengetahui tentang pengertian dari BHD, namun belum begitu paham mengenai langkah-langkah BHD. Dari hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengetahuan Timkes STIKes Dharma Husada Bandung mengenai BHD masih kurang, peneliti berharap dapat meningkatan pengetahuan anggota Timkes terutama angkatan xx karna bisa dikatakan masih baru dan masih belum mengetahui tentang langkah-langkah bantuan hidup dasar yang benar. Maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan”

METODE

Metode penelitiannya adalah metode kuantitatif dengan menggunakan quasi eksperimen design yaitu dengan one-group pretest-posttest design. Dengan sempel anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung sebanyak 16 responden dari populasi 33 responden, menggunakan metode total sampling. Instrumen Penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan tentang bantuan hidup dasar pada anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 1 Pengetahuan

Pretest

Frekuensi Presentase

Kurang 16 100 %

Cukup 0 0%

Baik 0 0 %

Total 16 100 %

Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil Analisa sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan menunjukan hasil bahwa pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada angkatan xx sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan, seluruh responden menunjukan pengetahuan yang masih kurang berjumlah 16 orang (100%).

Tabel 2 Pengetahuan

Pretest

Frekuensi Presentase

Kurang 0 0 %

Cukup 4 25%

Baik 12 75 %

Total 16 100 %

Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil Analisa sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan menunjukan hasil bahwa pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada angkatan xx sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan seluruh anggota Timkes angkatan xx menunjukan kategori baik sebanyak 12 orang (75%), pengetahuan cukup 4 orang (25%) dengan total responden berjumlah 16 orang (100%).

Tabel 3

Tabel 3 hasil Uji Wilcoxon bernilai p = 0,000 (<0,05) maka hasil dari uji Wilcoxon yaitu Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan.

PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Anggota Timkes STIKes Dharma Husada Angkatan xx Sarjana Keperawatan Sebelum Diberikan Penyuluhan.

Hasil analisa sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan menunjukan hasil bahwa pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada angkatan xx sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan dengan skor minimum 9,00 dan maksimum 11,00, mediannya 10,00 dengan kategori terbanyak cukup sebesar (100%) atau 16 orang.

INTERV ENSI Penguk

uran

Median Std Min- Maks

P velue Pre Test

10,00 0,806 9-11

0,000 Post Test

17,00 1,708 14-19

(4)

4 Sebelum diberikan pendidikan kesehatan responden mengatakan pernah diberikan materi tentang bantuan hidup dasar pada saat orientasi penerimaan anggota baru, tetapi hanya dijelaskan garis besarnya saja sehingga responden kurang mengetahui dan memahami dengan baik mengenai bantuan hidup dasar. Menurut Notoatmodjo (2017) Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, informasi pekerjaan, pendidikan, pengalaman, dan sosial budaya.

Responden mendapatkan informasi materi tentang bantuan hidup dasar pada saat orientasi dan hanya garis besarnya saja sehingga responden kurang mengetahui dan memahami materi yang diberikan. (Darsini et al., 2019) informasi yang diperoleh individu dapat mempengaruhi seseorang karna informasi memiliki pengaruh pada diri individu yang selanjutnya mengakibatkan perubahan atau peningkatan pengetahuan, karena semakin banyak informasi semakin banyak juga pengetahuan yang didapat.

Pengetahuan yang kurang pada penelitian ini disebabkan lebih dari 14 responden tidak bias menjelaskan tentang langkah-langkah bantuan hidup dasar.

Menurut (Darsini et al., 2019) Pengetahuan seseorang individu merupakan sesuatu yang sangat penting. Pengetahuan sebagai segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya.

Berkaitan dengan bantuan hidup dasar pengetahuan individu, khususnya tentang kesehatan dan mahasiswa kesehatan yang memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan dalam pemberian bantuan hidup dasar pada kasus henti jantung, yang selanjutnya meningkatkan angka keberhasilan dan survival rate pada pasien henti jantung.

2. Pengetahuan Timkes STIKes Dharma Husada Angkatan xx Sarjana Keperawatan Setelah Penyuluhan.

Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa skor pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan median 17,00, dengan skor minimum 14,00 dan maksimum 19,00, dengan terbanyak

berkategori baik 12 orang (75%) dan cukup 4 orang (25%). Dari total seluruh responden 16 orang (100%). Data tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah Penkes.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dahlan, (Dahlan et al., 2018) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bantuan Hidup Dasar terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, bahwa terdapat nilai signifikan antara sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan intervensi yaitu sebesar 92%

kategori baik, dan 8% kategori cukup dengan nilai 82.40. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap baiknya pengaruh pengetahuan Anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan dari sumber informasi yang tepat dan pendidikan kesehatan.

Menurut (Faridasari, 2020) Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan- tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Menuru (Notoatmodjo, 2018) pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan di dalam bidang kesehatan. Data penelitian menunjukan peningkatan yang signifikan dalam nilai post-test dibandingkan dengan nilai pre-test Pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar meningkatkan pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan.

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bantuan Hidup Dasar terhadap Pengetahuan Anggota Tim Kesehatan Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan.

Berdasarkan hasil uji normalitas maka dapat disimpulkan bahwa data pretest p = 0.003, posttest p = 0.006, oleh karena itu distribusi data tidak berdistribusi normal.

Kesimpulan bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji analisis t berpasangan

(5)

5 melainkan menggunakan uji Wilcoxon yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji Wilcoxon digunakan apabila hasil uji normalitas < 0,05.

Setelah menggunakan Uji Wilocoxon dan didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed)

= 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap tingkat pengetahuan pada anggota Tim Kesehatan Dharma Husada Bandung angkatan xx Sarjana Keperawatan. Nilai median dari pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan kesehatan sebesar 10,00 dengan kategori kurang 16 orang (100%), kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan nilai median meningkat menjadi sebesar 17,00, dengan kategori terbanyak berkategori baik 12 orang (75%) dan kategori cukup 4 orang (25%) dari seluruh sempel 16 orang (100%).

Sejalan dengan penelitian (Fauziah, 2019) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dengan hasil mean sebelum pendidikan sebesar 56,23 menjadi 83,92 sesudah pendidikan kesehatan. Hal serupa dengan penelitian Akbar, Wa Ode (2018) bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pend idikan kesehatan dengan nilai P value 0,000.

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan, secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan, batasan ini tersirat unsur-unsur input, proses dan output. Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. Menurut UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 dalam Mubarak (2009) menyatakan bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.

Pada soal langkah-langkah tentang BHD, sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar menjawab salah dan setelah diberikan pendidikan kesehatan

menjadi kategori cukup. Dalam kuisoner langkah-langkah tentang BHD terdapat soal tentang pengecekan circulation, airway, dan breathing. Peningkatan pengetahuan yang signifikan karena metode yang digunakan dan media yang didukung sehingga responden memahami apa yang disampaikan pemateri pada saat pendidikan kesehatan.

Keberhasilan pendidikan kesehatan didukung oleh beberapa faktor diantaranya metode media yang digunakan. Penelitian ini menggabungkan metode ceramah dan diskusi. (Nurhaliza et al., 2021) metode ceramah merupakan cara menyajikan pelajaran secara lisan atau penjelasan langsung pada kelompok peserta didik.

(Ketut et al., 2019) metode diskusi kelompok merupakan percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin untuk memecahkan suatu masalah serta membuat suatu keputusan.

Media menjadi salah satu poin penting untuk keberhasilan pemberian pendidikan kesehatan karena akan membantu pendidik.

Hal ini sesuai dengan penelitiain (Ramadhani et al., 2020) yang menggunakan media leaflet dan slide power poin untuk membantu dalam pemberian pendidikan kesehatan. Hasil P value penggunaan leafler dan powerpoint menunjukan nilai 0,000 menunjukan adanya perbedaan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Media yang digunakan dalam penelitian ini berupa Power Point. Media Power Point dapat menampilkan program multimedia yang berisikan teks, gambar, dan video, yang dapat mempermudah untuk memahami isi dan makna dari materi.

Penggunaan Power Point memudahkan untuk pemberian materi penyuluhan kesehatan karena melalui Power Point beberapa media penyuluhan dapat dipadukan seperti leatflet (Haris et al., 2019). dapat disimpulkan keberhasilan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan media power point dan video dapat meningkatan pengetahuan Anggota Tim Kesehatan Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan.

(6)

6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 16 responden yang telah dilakukan penelitian kepada Anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan.

1. hasil Analisa sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan menunjukan hasil bahwa pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung angkatan xx sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan dengan skor minimum 9,00 dan maksimum 11,00, mediannya 10,00 dengan kategori terbanyak cukup sebesar (100%) atau 16 orang.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan median 17,00, dengan skor minimum 14,00 dan maksimum 19,00, dengan terbanyak berkategori baik 12 orang (75%) dan cukup 4 orang (25%). Dari total seluruh responden 16 orang (100%). Data tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah Penkes.

3. Dari hasil uji normalitas maka dapat disimpulkan bahwa data pretest p = 0.003, posttest p = 0.006, oleh karena itu distribusi data tidak berdistribusi normal. Kesimpulannya bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji analisis t berpasangan melainkan menggunakan uji Wilcoxon yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji Wilcoxon digunakan apabila hasil uji normalitas < 0,05.

Setelah dilakukan Uji Wilcoxon dengan hasil p value = 0.000 < 0.05 maka Ha diterima karna menunjukan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap tingkat pengetahuan anggota Timkes STIKes Dharma Husada Bandung Angkatan xx Sarjana Keperawatan. Hasil data menunjukan perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Oleh karna itu materi bantuan hidup dasar diharapkan menjadi materi utama dan menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh orang

awam termasuk mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2020). American Heart Association. In Hospital management (Vol. 86, Issue 2).

Audrey Christina. (2019). Bantuan Hidup Dasar.

Critical Care, 46(6), 458–461.

Dahlan, S., Kumaat, L., & Franly, O. (2018).

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Ejournal Keperawatan (e-Kp), 2(1), 1–8.

Darsini, Fahrurrozi, & Cahyono, E. A. (2019).

Pengetahuan ; Artikel Review. Jurnal Keperawatan, 12(1), 97.

Faridasari, I. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Hiv/Aids. Jurnal Kesehatan, 10(2), 1359–1364.

https://doi.org/10.38165/jk.v10i2.17 Fauziah, L. S. (2019). Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Melalui Peer Group terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang SADARI. Jurnal Kesehatan, 10(2), 142–150.

Handayani, 2020. (2018). Metodologi penelitian. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2020, 10–27.

Ketut, N., Ratnadi, S., & Belajar, P. (2019).

Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk.

8(1), 156–164.

Lestari, N. D. A. (2018). Gambaran Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Komplikasi Gangre. Jurnal Keperawatan, 5–29.

Masruroh, S., & Mukhoirotin, M. (2022).

Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Psikomotor Ibu Tentang Tehnik Menyusui . Midwiferia Jurnal

Kebidanan, 8(1), 9–21.

https://midwiferia.umsida.ac.id/index.php/

midwiferia/article/view/1357/1862

Maulida, L. S. (2020). Pengaruh Penggunaan

(7)

7 Media Viesif (Video Edukasi Asi Esklusif) Dalam Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–

952., 7–24.

Nirmalasari, V., & Winarti, W. (2020).

Pengaruh Pelatihan (Bhd) Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia,

4(2), 115.

https://doi.org/10.52020/jkwgi.v4i2.1909 Notoatmodjo. (2020). Metodologi Penelitian

Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologo Penelitian Kesehatan.

Nurhaliza, Lestari, E. T., & Irawani, F. (2021).

Analisis Metode Ceramah dalam Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1 Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial, 1(2), 11–19.

Pawiliyah, Fernalia, & Aprioni, A. (2023).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar pada Tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(2), 947–953.

Ramadhani, S. N., Adi, S., & Gayatri, R. W.

(2020). Efektivitas Penyuluhan Berbasis Power Point Perilaku Tentang Pencegahan Cacingan Pada. Preventia: Indonesian Journal of Public Health, 5(1), 8–16. http : // journal2. um.ac.id /index.

php/preventia/article/view/14778

Sukarini, L. P. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang Buku Kia. Jurnal Genta Kebidanan, 6(2).

https://doi.org/10.36049/jgk.v6i2.95 Supriadi, I. (2020). Metodologi Riset Akutansi.

Depublish Publisher.

Wibowo, A. E. (2021). Metodologi Penlitian Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah (H.

N. Andri Kurnawan, Lestry Forsia (ed.);

cetakan 1). Insania.

Yan, S., Gan, Y., Jiang, N., Wang, R., Chen, Y., Luo, Z., Zong, Q., Chen, S., & Lv, C.

(2020). The global survival rate among

adult out-of-hospital cardiac arrest patients who received cardiopulmonary resuscitation: A systematic review and meta-analysis. Critical Care, 24(1), 8–13.

https://doi.org/10.1186/s13054-020-2773- 2

Zulkifli Pomalango. (2021). Fakultas Olahraga Dan Kesehatan Dana Mandiri Tahun Anggaran 2021 Be A Life Saver ; Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ( Bhd ) Untuk Petugas Keamanan Kampus.

Zurimi, S., Kaluku, S., & Bumbungan, A.

(2020). Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan melalui Penyuluhan dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar pada Masyarakat Awam Pesisir di Dusun Kasuari Desa Asilulu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.

PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 5 (3), 264 – 269.

https : // doi.org / 10.33084 / pengabdian mu .v5i3.1129

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui peningkatan antara pre test dan post test digunakan uji paired sample t-test yang diperoleh nilai p-value = 0,000 (&lt;0,05) untuk pengetahuan dan sikap kelompok

hasil uji pre test-post test sikap diperoleh nilai t- test = 10,940, p = 0,001, dengan keputusan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata sikap kelompok

Penelitian tersebut juga menggunakan pendekatan one group pre test dan post test, dan hasil uji T menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan

Peranan orang awam dalam hal ini siswa SMA menjadi sangat penting utuk peningkatan harapan hidup seseorang melalui pengetahuan dan kemampuan melakukan Bantuan

Berdasarkan perbedaan peningkatan skor pre-test post-test , ada perbedaan peningkatan skor pengetahuan yang signifikan diantara keempat perlakuan dengan nilai mean

Dimana Tingkat pengetahuan responden sebelum pre test pemberian pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual didapatkan nilai Mean Rank 0,00, sedangkan tingkat pengetahuan setelah

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa skor pengetahuan pada pre test didapatkan hasil nilai mean adalah 5,8 dengan

Journal Of Community Health Development 33 post test Setelah kegiatan selesai, dari hasil pengukuran pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar BHD, diperoleh hasil pengetahuan siswa