PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL
LINGKAKARAN BESAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG
Endang Oksrima*, Rina Febriana **, Merina Pratiwi**
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
This research is motivated by the lack of understanding of mathematical concept students are still low. One way to improve students understanding of mathematical concept is a cooperative learning model use small circle technique of big circle. The purpose of this research to know about students understanding of mathematical concept by apply cooperative learning model use the small circle big circle technique is better than the students understanding of mathematical concept by applying conventional learning. Instrument that used is final test to understanding of mathematical concept in the form of essay with reliabilities 0,983. Techniques of data analysis were performed using the t-test of the parties.
Hypothesis test result obtained P-Value of 0,003 means less than 𝛼𝛼 = 0,05 the research hypothesis is accepted, so it can be concluded that students understanding of mathematical concept by applying than students understanding of mathematical concept with conventional learning.
Key words: cooperative learning model use small circle technique of big circle, understanding of mathematical concept
PENDAHULUAN
Matematika mendukung perkembangan dan teknologi.
Matematika mengambil tempat menjadi ilmu terpenting dan sangat mendasar. Selain itu, matematika juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yaitu dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Perwujudan dan penciptaan serta keterampilan tersebut diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Cara
memperolehnya tidak mungkin datang dengan sendirinya. Untuk itu diharapkan ada usaha sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan kemampuan diri.
Hal ini dapat diwujudkan dalam proses belajar dan mengajar, termasuk belajar matematika.
Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 24 sampai dengan 26 september 2014, terlihat bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu metode
1
ceramah. Selama aktivitas pembelajaran matematika cenderung siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu.
Rangsangan yang diberikan guru belum cukup meningkatkan kreatifitas dan rasa ingin tahu siswa, sehingga pembelajaran kurang interaktif dan kurang menarik bagi siswa. Dalam proses pembelajaran belum terlihat adanya sikap keterbukaan untuk saling member dan menerima pendapat atau gagasan antara sesama siswa.
Tanggung jawab siswa dalam diskusi kelompok terhadap tugas yang diberikan guru sangat kurang. Hal ini terlihat bahwa siswa cenderung mengandalkan teman yang dianggap pandai diantara mereka dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut.
Begitu juga dalam mengerjakan latihan hanya beberapa siswa saja yang mengerjakannya sedangkan siswa yang lain menunggu temannya selesai mengerjakan latihan tersebut untuk disalin tanpa adanya berbagi pengetahuan diantara mereka.
Sikap peduli siswa baru sebatas memberikan pembahasan yang selesai mereka kerjakan kepada teman-
temannya tanpa diiringi dengan memberikan penjelasan. Namun mereka juga tidak berusaha menanyakan kepada temannya bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Permasalahan tersebut berdampak terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Oleh karena itu, diharapkan peranan guru dalama memilih model yang tepat untuk pembelajaran agar keberhasilan dalam proses belajar mengajar tercapai.
Penerapan model pembelajaran yang diperkirakan mampu meningkatakan pemahaman konsep serta bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembeljaran adalah model
pembelajaran kooperatif menggunakan lingkaran kecil
lingkaran besar, dimana teknik ini yang memberikan waktu untuk lebih banyak berfikir, menjawab dan saling berbagi. Berdasarkan uraian di tas, maka penelitian yang diterapkan dengan judul ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Menggunakan Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar Terhadap Pemehaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang”.
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan teknik lingkaran kecil lingkaran besar lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Mela Loviza (2010) dengan judul “Penerapan Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 tarusan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelittian tersebut adalah teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu tahap pelaksanaan teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Pada penelitian sebelumnya siswa dibagi dalam dua kelompok, namun pad apenelitian ini siswa dibagi dalam bentuk empat
kelompok. Pada penelitian sebelumnya siswa berputar hanya satu langkah, namun dalam penelitian ini siswa bergeser dua langkah searah perputaran jarum jam.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.
Sampel diambil secara acak, kelas
VIII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII3 sebagai kelas kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir yang mengandung indikator pemahaman konsep yang berbentuk esai. Sebelum dilakukan tes akhir terlebih dahulu dilakukan uji coba tes di MTsN Kuranji Padang. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda yang berpedoman pada Depdiknas (2001:
26-28) serta reliabilitas tes yang berpedoman pada Arikunto (2008:
112). Hasil reliabilitas diperoleh 𝑟𝑟11 = 0,983 dan 𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 0,325. Menurut kriteria yang diungkapkan oleh Arikunto (2008: 112), maka soal tes akhir reliabel atau dapat dipercaya.
3
HASIL PENELITIAN
Setelah proses penelitian dilaksanakan pada kelas sampel, maka untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dilakukan tes akhir. Data yang diperoleh melalui tes akhir yang dilakukan pada akhir penelitian. Skor tes akhir kedua kelas sampel dilakukan perhitungan rata- rata (𝑋𝑋�), simpangan baku (S), skor tertinggi (𝑋𝑋𝑚𝑚𝑡𝑡𝑚𝑚𝑚𝑚) dan skor terendah
(𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚). Hasil perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Hasil Tes Pemahaman konsep Matematis Siswa Kelas Sampel
Kelas Sampel
𝐗𝐗� S Xma
ks
Xmi
n
Eksperimen 59,57 22,83 97 17 Kontrol 46,95 18,77 92 17
Tabel 1 memperlihatkan terdapat perbedaan skor rata-rata pemahaman konsep siswa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol.
Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas kedua sampel. Setelah dilakukan uji normalitas dan didapat sampel berdistribusi normal, mempunyai variansi yang sama maka uji yang digunakan adalah uji t satu pihak dengan software MINITAB.
Berdasarkan analisis data dapat dilihat bahwa pada taraf kepercayaan
95% diperoleh P-value = 0,003, karena P-value < 𝛼𝛼, maka tolak H0 terima H1.
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran kelas eksperimen sesuai tahap–tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif menggunakan teknik lingkaran kecil lingkaran besar yaitu proses pembelajaran diawali dengan guru menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian guru memberikan siswa tiga buah soal latihan dan siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru. Guru meminta siswa bergabung dengan kelompok yang telah ditetapkan.
Guru meminta anggota kelompok satu berdiri melingkar membentuk lingkaran menghadap keluar. Guru meminta anggota kelompok dua membentuk lingkaran di luar lingkaran yang pertama.
Dengan kata lain, mereka berdiri menghadap kedalam dan berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran kecil. Selanjutnya guru menuyuruh kelompok tiga berdiri membentuk lingkaran kecil. Mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar.
4
Kelompok empat membentuk lingkaran di luar lingkaran ayng pertama. Dengan kata lain, mereka berdiri menghadap ke dalam berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran kecil. Sehingga terbentuk dua buah kelompok lingkaran kecil lingkaran besar.
Guru meminta siswa yang berada di lingkaran kecil untuk memulai memberikan informasi dari soal latihan yang berhubungan dengan unsur-unsur lingkaran yang telah dikerjakan secara individu. Hal ini berlaku untuk kedua bagian lingkaran kecil lingkaran besar.
Setelah diskusi pertama selesai, guru meminta siswa yang berada di lingkaran besar bergerak dua langkah searah perputaran ajrum jam dan siswa yang berada pada lingkaran kecil diam ditempat.
Sehingga siswa yang berada pada lingkaran kecil mendapat pasnagan ayng berbeda. Selanjutnya giliran siswa yang berada pada lingkaran besar yang membagikan informasi tentang soal latihan yang telah dikerjakan secara individu kepasangan yang dihadapannya.
Setelah diskusi selesai, guru memilih siswa secara acak untuk
memperesentasikan hasil diskusinya.
Bagi siswa yang tampil kedepen kelas dan menjawab benar diberikan hadiah.
Proses pembelajaran pada kelas control dilaksanankan dengan pembelajaran konvensional, proses pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai dengan guru menyuruh siswa membuka dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal y berhubungan dengan materi yang dipelajari.
Selama proses pembelajaran guru memotivasi siswa untuk tetap terpusat perhatiannya dengan materi pelajaran dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Tetapi tidak ada siswa yang au bertanya ketika diberikan waktu untuk bertanya. Selanjutnya diberikan latihan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menrapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan teknik lingkaran kecil lingkaran besar lebih baik dari pada 5
pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian.
Jakarta: Depdiknas.
Lie, Anita. (2002). Coperative Learning . Jakarta : Grasindo.
Loviza, Mela. (2010). Penerapan Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tarusan Tahun Pelajaran
2010/2011. Belum Diterbitkan
.
6