• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E TERHADAP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E TERHADAP "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E TERHADAP

HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

JURNAL

SUCI PERMATA SARI NIM.10010071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E TERHADAP

HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

Suci Permata Sari1), Renny Risdawati2), Diana Susanti2) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: racy.citra@rocketmail.com

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The low result of science of the class VII students at SMPN 12 Padang is caused by almost of students are not seriusly in learning or do activity which is not related to learning process so that they are less activity and group’s discussion and depend to their friends who have high ability. The purpose of research is to know the effect of scientific approach by using Learning Cycle 5-E Model foward the result of them. The kind of research is exsperiment research with Randomized Control-Group Posttest Only Design. Taking of sample uses Purposive Sampling. The data analyzing are got from average the cognitive students score at experiment class is 80,64 meanwhile the students score of control class is 74,55. The result of the analyze is tcalculate (2,36) > ttable (1,67), it means the hyphotesis is accepted. The result of affective value at experiment class get 3,56 score with A predicate, the result of self score 3,37with B predicate and the value between of students 3,31 with B predicate. Meanwhile, the control class get the attitude score of 2,93 with B predicate, the result of self score 3,23 with B predicate and the value between of students 3,03 with B predicate. The result of analzying for physicomotor score at experiment class get 3,66 of discussion with A- predicate and 3,84 for practice with A- predicate, meanwhile the control class get 3,68 of discussion with A- predicate and 3,68 for practice with A- predicate. In briefly, the learning of Scientific Approach by using Learning Cycle 5-E Model that can effect toward the low result of science of the class VII students at SMPN 12 Padang.

Key Words : scientific approach, learning cycle 5-e model, learning outcomes.

PENDAHULUAN

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. IPA merupakan ilmu yang berkembang berdasarkan observasi dan eksperimen. Oleh sebab itu proses pembelajaran IPA dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Kurikulum 2013 mengamanatkan agar dalam pembelajaran IPA diterapkan pendekatan ilmiah atau yang lebih dikenal dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik diyakini sebagai suatu cara agar dapat meningkatkan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik.mengetahui secara langsung contoh objek pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMPN 12 Padang, penerapan pendekatan saintifik telah dilaksanakan pada mata pelajaran IPA.

Namun fakta yang penulis temui adalah masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari nilai rata-rata Ulangan Harian materi Klasifikasi Benda siswa kelas VII SMPN 12 Padang pada Tahun Pelajaran 2013/ 2014 yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan banyak siswa yang kurang serius saat proses pembelajaran berlangsung. Ada siswa yang tidak serius atau melakukan kegiatan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran saat melakukan praktikum atau diskusi kelompok seperti berbicara dengan teman di sebelahnya, mengeluarkan HP saat pembelajaran bahkan ada siswa yang mengganggu siswa yang lain. Kemudian ada

(4)

sebagian siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan selalu bergantung dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Hal demikian dapat menyebabkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi saja yang mampu mencapai hasil belajar yang baik, sedangkan siswa yang lain mendapatkan hasil belajar yang rendah. Selain itu guru masih belum memahami pembelajaran dengan pendekatan saintifik karena Kurikulum 2013 masih baru bagi guru. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas VII SMPN 12 Padang peneliti mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari solusi atau alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 5-E Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Model pembelajaran Learning Cycle dikembangkan dari ide konstruktivisme pada kejadian dan fakta dalam pengetahuan IPA. Menurut Wena (2013: 171) pada mulanya model pembelajaran Learning Cycle terdiri atas tiga tahap yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep.

Pada proses selanjutnya tiga tahap ini dikembangkan menjadi lima tahap yang terdiri atas pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration) dan evaluasi (evaluation). Tahapan ini dikenal dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E.

Keunggulan dari model pembelajaran Learning Cycle 5-E antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah didapatkan sebelumnya. Model ini dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan siswa. Model Learning Cycle 5-E melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen dan melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah dipelajari. Soeprodjo, dkk (2008:

228) mengemukakan berdasarkan uraian pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5- E dapat diketahui bahwa siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, diarahkan dalam menemukan konsep sendiri dengan cara mengeksplorasi lingkungan, saling bekerjasama, dan mampu menjelaskan konsep yang telah diperoleh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMPN 12 Padang pada kelas VII Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design. Pada penelitian ini perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen adalah penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E. sementara pada kelas kontrol menggunakan pendekatan saintifik.

Kemudian pada kedua kelas dilakukan tes akhir.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 12 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/ 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada ranah kognitif seperti pada tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15. Nilai Rata-Rata, Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol.

No Parame- ter

Kelas Keterang- Eksperi an

men

Kontrol

1. Rata-rata 80,64 74,55 Eks > kon 2. Uji

normali- tas

Lo = 0,097 Lt = 0,157

Lo=0,026 Lt= 0,159

Lo < Lt Maka data berdistribusi normal 3. Uji

homoge- nitas

Fh= 1,74 Ft= 1,84

Fh < Ft Maka varian data homogen 4 Uji

hipotesis

th= 2,36 tt= 1,67

th > tt

maka hipotesis diterima Hasil belajar ranah afektif atau sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan 3 penilaian yaitu penilaian sikap, penilaian diri sendiri dan penilaian antar peserta didik

.

Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor atau keterampilan dilakukan dengan melakukan penilaian keterampilan dalam diskusi dan penilaian keterampilan dalam praktikum.

(5)

Gambar 1. Hasil Penilaian Ranah Afektif

Gamabr 2. Hasil Penilaian Ranah Psikomotor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang dapat dilihat pada (Tabel 15) bahwa siswa kelas eksperimen memperoleh hasil belajar kognitif lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol.

Perbedaan hasil belajar ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada langkah–langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang disertai dengan model Learning Cycle 5-E menekankan aktivitas guru dan siswa melalui tahap- tahap, yaitu tahap engagement (pembangkitan minat), exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan), elaboration (penerapan/ pengembangan konsep) dan tahap evaluation (evaluasi). Pada tahap pertama yaitu engagement, membangkitkan minat siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa yang pernah ditemui dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Wena (2013: 171) tahap pembangkitan minat dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang disertai model Learning Cycle 5-E dapat diketahui bahwa siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, diarahkan dalam menemukan konsep sendiri dengan cara mengeksplorasi lingkungan, saling bekerjasama, dan mampu

menjelaskan konsep yang telah diperoleh dan menerapkannya kembali pada situasi yang baru.

Penerapan model pembelajaran siklus belajar dalam pembelajaran menjadikan siswa lebih mudah memahami suatu konsep, sehingga hasil belajar siswa lebih baik. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan pendekatan saintifik yang disertai model pembelajaran Learning Cycle 5-E nilai siswa yang di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) ada sebanyak 24 orang siswa dengan persentase ketuntasan 75%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 8 orang siswa dengan persentase 25%.

Berbeda halnya pada kelas kontrol yang hanya diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol hanya meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Meskipun sudah dilaksanakan pendekatan saintifik, masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa merasa bosan pada saat kegiatan mencoba yang memiliki rentang waktu yang lebih lama. Akibatnya siswa banyak yang bermain-main dalam kegiatan praktikum. Selain itu pada saat proses belajar mengajar berlangsung masih ada siswa yang keluar masuk kelas pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Dampak dari proses pembelajaran yang kurang efektif tersebut, nilai siswa di kelas kontrol yang di atas KKM hanya 17 orang dengan persentase

3,56 3,38 3,31

2,93 3,23 3,23

0 1 2 3 4

P. Sikap P. Diri Sendiri P. Antar Peserta Didik

Nilai Modus

Hasil Penilaian Ranah Afektif

Eksperimen Kontrol

4,3

2,4 2,5

4,4

0 1 2 3 4 5

K. Dalam Diskusi K. Dalam Praktikum

Capaian Optimum

Hasil Penilaian Ranah Psikomotor

Eksperimen Kontrol

(6)

ketuntasan 54,84% dan nilai siswa yang di bawah KKM sebanyak 14 orang siswa dengan persentase 45,16%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata hasil belajar afektif siswa yang dilakukan dengan penilaian sikap pada kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan saintifik disertai model pembelajaran Learning Cycle 5-E lebih tinggi dari pada siswa yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik saja. Hasil penilaian sikap untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada (gambar 1). Hasil menunjukkan bahwa model Learning Cycle 5-E yang diterapkan memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan keaktifan melalui percobaan atau praktikum yang melibatkan siswa secara langsung.

Keberhasilan belajar siswa pada ranah sikap ini dikarenakan pada tahap elaborasi model pembelajaran Learning Cycle 5-E mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tahap elaborasi ini siswa menerapkan kembali konsep dan keterampilan yang telah diperolehnya dengan cara menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kegiatan 2 sehingga siswa menjadi termotivasi untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Wena (2013:

172) menyatakan bahwa jika tahap elaborasi ini dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil penilaian diri sendiri untuk siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada (gambar 1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil belajar yang hampir sama. Hal ini dikarenakan penilaian diri sendiri dilakukan oleh siswa secara individu. Siswa menilai dirinya sendiri untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya masing-masing, sehingga diperlukan kejujuran dari dalam diri siswa. Mustari (2014: 11) mengemukakan jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

Hasil penilaian antar peserta didik yang dapat dilihat pada (gambar 1) menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa kelas eksperimen tidak berbeda jauh dengan yang diperoleh siswa kelas kontrol. Penilaian peserta didik ini dilakukan oleh siswa yang saling menilai temannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sosial seperti teman sebaya mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada saat pembelajaran siswa bekerja sama dalam kelompoknya. Jika ada siswa yang tidak

berpartisipasi dalam kelompok akibatnya siswa yang lain tidak ikut bekerja. Menurut Aunurrahman (2010:

194) tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya yang memberikan motivasi kepadanya untuk belajar.

Demikian pula banyak siswa yang mengalami perubahan sikap karena teman-teman sekolah memiliki sikap positif yang dapat ia tiru dalam pergaulan atau interaksi sehari-hari.

Hasil penelitian yang terlihat pada (gambar 2) menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai keterampilan dalam diskusi yang hampir sama. Masih adanya keragu- raguan pada siswa kelas eksperimen dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E yang disebabkan siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E. Mengacu pada yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil keterampilan siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam praktikum pada (gambar 2).

memperoleh nilai yang sama-sama baik atau tidak berbeda jauh. Hal ini dikarenakan pada kedua kelas dilakukan percobaan atau praktikum yang sama.

Siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan percobaan secara langsung dan menemukan konsep secara mandiri dan menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. Semiawan (1992) dalam Kulsum dan Hindarto (2011: 131) menyebutkan bahwa anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan otot dan pikirannya.

Apa yang diperoleh anak melalui kegiatan bekerja, mencari, dan menemukan sendiri tidak akan mudah dilupakan.

Keberhasilan belajar siswa yang dilihat dari keterampilan praktikum juga didukung oleh sarana dan prasarana laboratorium yang cukup memadai, sehingga siswa termotivasi dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2010: 195) bahwa prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media atau alat bantu belajar merupakan komponen- komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada materi Klasifikasi Benda, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E dapat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas VII di SMPN 12 Padang pada Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Learning Cycle 5-E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA.

2. Salah satu cara untuk menciptakan siswa lebih aktif dalam belajar pihak sekolah dan guru dapat menyediakan dan menciptakan kegiatan pembelajaran di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Kulsum dan Hindarto. 2011. Penerapan Model Learning Cycle Pada Sub Pokok Bahasan Kalor Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia FMIPA Universitas Negeri Semarang, (7), 128- 133.

Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam