• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Link: http://journal.stkip-andi-matappa.ac.id/index.php/dikdas This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

317

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman

Derika Septiani Rachmat1*, Nedin Badruzzaman2, Nurlinda Safitri3

1PGSD/FKIP/Universitas Pakuan Bogor Email: [email protected]

2PGSD/FKIP Prodi/Universitas Pakuan Bogor Email: [email protected]

3PGSD/FKIP Prodi/Universitas Pakuan Bogor Email: [email protected]

Abstract. This study used a quasi-experimental approach with a two-group design at Cileungsi 06 State School. The subjects of the study were IV A and IV B Cileungsi 06 State Elementary School which were conducted in the odd semester of the 2022/2023 academic year. The results of the study are the influence of learning outcomes on the sub-theme of togetherness in diversity in class IV at SDN Cileungsi 06, Bogor Regency using the Problem Based Learning model with an N-Gain score of 60 and an average pretest score of 56, an average posttest score of 84 and the percentage of completeness learning outcomes of 94% while the acquisition of learning outcomes using the conventional model is the N-Gain value of 55 and the pretest average value is 50, the posttest average value is 75 and the percentage of complete learning outcomes is 70%. The results of testing the hypothesis, namely the alternative hypothesis (Ha) is accepted because tcount (5.13016) is greater than ttable (2.00030). So it can be concluded that there is a significant influence on the application of the learning model in the classroom, especially the problem based learning model on the Togetherness in Diversity sub-theme.

Keywords: Experimental class; Learning outcomes; Problem based learning.

Abstrak. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen quasi desain dua grup di Sekolah Negeri Cileungsi 06. Subyek dari penelitian yaitu IV A dan IV B Sekolah Dasar Negeri Cileungsi 06 yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Hasil penelitian yaitu adanya pengaruh hasil belajar pada subtema kebersamaan dalam keberagaman kelas IV di SDN Cileungsi 06 Kabupaten Bogor menggunakan model Problem Based Learning dengan perolehan nilai N-Gain 60 dan nilai rata-rata pretest 56, nilai rata-rata posttest yaitu 84 serta persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 94%

Sedangkan perolehan hasil belajar menggunakan model konvensional yaitu nilai N-Gain 55 dan nilai rata-rata pretest yaitu 50, nilai rata-rata posttest yaitu 75 serta persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 70%. Hasil pengujian hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Ha) diterima karena thitung (5,13016) lebih besar dari ttabel (2,00030). Maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran di dalam kelas khususnya model problem based learning pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Kelas eksperimen; Pemecahan Berbasis Masalah.

(2)

PENDAHULUAN

Sekolah dasar menjadi salah satu faktor yang sangat penting, karena pada tingkat sekolah dasar inilah potensi anak sedang berkembang, dan juga menjadi pondasi awal terhadap kemampuan pengetahuannya. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar ini yang menjadi penentu keberhasilan siswa dalam memahami suatu penguasaan materi selama kegiatan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Lalu setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa dapat memperoleh hasil belajar (Sulistyowati, 2019). Sementara itu, Suprijono (2017: 7) hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada perilaku secara keseluruhan dan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan itu sendiri. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat (Syafrida, 2019) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu usaha yang telah dilakukan atau dialami oleh siswa dan dituangkan dalam bentuk kecakapan, kecerdasan, keterampilan dan tingkah laku. Sedangkan, (Fauhah, 2021) hasil belajar merupakan sebuah pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar, meliputi kemampuan kognitif, efektif, serta psikomotor. Kemudian, (Ariyanto, 2018) menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan pada kecakapan fisik, mental, intelektual yang berproses dari kegiatan belajar baik di jenjang pendidikan formal seperti sekolah maupun di jenjang pendidikan non formal seperti di lingkup keluarga dan masyarakat yang akan digunakan dalam kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat maupun dalam sekolah.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada siswa kelas IV SDN Cileungsi 06 Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Diperoleh informasi bahwa sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013 dari kelas I sampai kelas VI. Berdasarkan dengan hasil belajar, hal tersebut terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran yang terjadi di kelas IV SDN Cileungsi 06 masih banyak siswa yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata KKM 75 dan hanya sekitar 40% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Permasalahan tersebut terjadi karena penerapan pembelajaran yang dilakukan kurang inovatif serta kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat pembahasan materi dan juga penerapan model pembelajaran pun masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan pendekatan saintifik, terlihat siswa kurang aktif pada pembelajaran dikarenakan rendahnya kepercayaan diri siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Selain dari itu, Implementasi media pembelajaran atau alat peraga pun kurang variatif hanya mengandalkan buku siswa saja serta pembelajaran yang dilakukan pun monoton yang membuat siswa kurang termotivasi untuk berpikir secara kritis. Maka dari itu, diperlukannya peningkatan pada pembelajaran akan hasil belajar serta pembelajaran pun tidak akan monoton. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang inovatif dan menarik diperlukan pengembangan dalam penerapan model pembelajaran, peneliti memilih cara untuk 4 memecahkan permasalahan tersebut dengan pelaksanaan model problem based learning di dalam kelas.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan penilaian dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan yang dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran serta sebagai prasyarat terlaksananya suatu program. Dengan adanya hasil belajar ini diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaanya. Tujuan dari hasil belajar ini untuk mengetahui seberapa pengaruh pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan menjadi komponen pendidikan yang harus disesuaikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan. (Idrus, 2019) tujuan hasil belajar merupakan cara untuk memperbaiki pembelajaran, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Demi tercapainya peningkatan pendidikan yang bermutu perlu pengembangan pembelajaran yang berlangsung efektif dan menyenangkan, tentunya tidak lepas dari pelaksanaan penerapan model pembelajaran yang menjadi pedoman bagi guru untuk mengajar. Melalui penerapan Model Problem Based Learning diharapkan pembelajaran menjadi lebih variatif dan menarik sehingga siswa lebih semangat dan termotivasi dalam belajar serta membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan mampu berfikir secara kritis dalam memecahkan permasalahan.

(3)

Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya mendukung digunakannya model Problem Based Learning yaitu dilakukan oleh Dita Rahmawati, Suyitno, dan Filia Prima pada tahun 2018 dalam judul

“Keefektifan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Tema Indahnya Kebersamaan Subtema 1” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa model problem based learning efektif terhadap hasil belajar tema indahnya kebersamaan subtema 1 siswa kelas IV 23 Sekolah Dasar Negeri Pandean Lamper 03 Semarang. Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya nilai pretest dengan rata-rata 54,77 mencapai ketuntasan 11,63 % atau 5 siswa yang tuntas dan 88,37 % atau 38 siswa tidak tuntas.

Model Problem Based Learning ini menyajikan suatu keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahan secara kritis, inovatif dan kreatif. Pada model pembelajaran tersebut juga merangsang siswa untuk bekerja dalam berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan yang disajikan.

Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah pada dunia nyata untuk siswa belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pelajaran (Maryati, 2018).

Sementara itu, (Subagyo, 2017) mengemukakan bahwa problem based learning/PBL adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi siswa, dan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Kemudian, sejalan dengan pendapat Syamsidah (2018:13-14) problem-based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang berfokus pada pemecahan suatu masalah menggunakan dunia nyata sebagai konteks yang melibatkan siswa untuk belajar tentang cara berfikir secara kritis dan keterampilan dalam mengatasi permasalahan yang disajikan oleh guru. Model problem based learning ini menempatkan suatu masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran yang dianggap sebagai sebuah tantangan siswa untuk mencari solusi dari rasa keingintahuan, bekerja dalam kelompok, melatih kemandirian siswa serta mengembangkan keterampilan problem solving siswa. Selain itu, Model problem based learning memiliki Langkah-langkah model pembelajaran menurut Sejalan dengan pendapat (Dari, 2021) problem based learning dilaksanakan dengan langkah-langkah yaitu, mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Didukung oleh pendapatnya (Ramlawati, 2017) yang mengemukakan langkah-langkah model problem based learning antara lain: orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan suatu masalah. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Langkah-langkah model problem based learning ini dapat membuat siswa berorientasi pada suatu masalah, mampu mengorganisasi siswa dalam belajar, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dari siswa, mampu membimbing secara kelompok atau berdiskusi dan yang terakhir mampu menganalisis dan mengevaluasi pemecahan suatu masalah.

Model problem based learning juga memiliki kelebihan dan kelemahan. kelebihan dari model problem based learning yang dikemukakan oleh (Hermansyah, 2020) menyimpulkan bahwa kelebihan dari problem based learning dengan pemecahan suatu masalah siswa dapat berpikir secara kritis sehingga sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran, pemecahan masalah ini akan membangun dan menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. Selain itu, (Junaidi, 2020) mengemukakan mengenai kelebihan dari model problem based learning yaitu:

(4)

a. siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut,

b. melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah,

c. membantu meningkatkan keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi,

d. mampu meningkatkan pengetahuan yang tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna,

e. mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

Sedangkan kelemahan dari model problem based learning yang dikemukakan (Hotimah, 2020) menyebutkan bahwa kelemahan dari model problem based learning ini diperoleh dari beberapa nilai pokok yang harus dikembangkan oleh guru dalam hal ini guru tidak hanya berperan sebagai subjek utama dalam pembelajaran tapi juga disisi lain guru harus melibatkan siswa untuk menghidupkan suasana pembelajaran yang efektif dan juga melatih kemampuan berpikir kritis siswa yang dapat berkembang walaupun tidak di nilai oleh semua materi pelajaran yang dapat disajikan.

METODE

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen quasi dengan desain dua grup yang termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini perlakuan (treatment) yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu model problem based learning sebagai variabel bebas (x) sedangkan variabel terikat (Y) yaitu pada hasil belajar pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman. Desain ini pertama dilakukan dengan desain subjek random pretes-postes kelompok treatment yang beracak, tetapi pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh hanya satu karakteristik saja.

Kelompok kelas eksperimen diberikan pretest sebelum melakukannya pembelajaran setelah itu diberikan perlakuan dengan uji posttest setelah pembelajaran.

Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, terdiri atas satu kelas diberikan perlakuan (treatment) (kelompok eksperimen diberikan model problem based learning) dan satu kelas tidak diberikan perlakuan (treatment) (kelompok kontrol diberikan model pembelajaran Konvensional). Berikut tabel desain dua kelas penelitian eksperimen kuasi:

Tabel 1.1 Desain Dua Kelas Penelitian Eksperimen Kuasi.

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen (E) O1 X1 O2

Kontrol (K) O2 - O2

Tabel 1.2 Populasi Penelitian Siswa Kelas IV A dan IV DI SDN Cileungsi 06.

Kelas Jumlah Siswa

IV A 32

IV D 30

Jumlah 62

Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A terdiri dari 32 siswa dan IV D 30 siswa. kelompok eksperimen yaitu kelas IV A sedangkan kelompok kontrol kelas IV D.

Selanjutnya dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif pilihan ganda

(5)

sebanyak 40 butir soal. Adapun hasil belajar diukur skor melalui tes yaitu: Kelas Jumlah Siswa IV A 32 IV D 30 Jumlah 62. Pengumpulan data mengenai hasil belajar subtema kebersamaan dalam keberagaman berupa tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak soal. Adapun hasil belajar diukur dengan skor melalui tes yaitu: Tes Awal (Pretest) dan Tes Akhir (Posttest). Data yang didapatkan kemudian dianalisis data meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui uji kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hasil belajar pengetahuan peserta didik dalam pembelajaran subtema Kebersamaan dalam Keberagaman yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada Pretest dan Posttest.

2. Menghitung skor N-Gain yang dinormalisasi.

3. Menghitung Skor rata-rata (mean) dan Standar Deviasi.

4. Pengujian Persyaratan Analisis, dalam point ini terdapat tiga tahapan dalam persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors yang dilakukan untuk membuktikan populasi distribusi normal atau tidak, kemudian uji homogenitas dengan uji fisher dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians kelompok-kelompok yang membentuk sampel, dan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui signifikansi skor pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

5. Uji Hipotesis Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik pada dua kelas yang berbeda. Berdasarkan data nilai rata-rata N-Gain kelompok kelas model problem based learning (eksperimen) dan kelompok kelas 55 konvensional (kontrol) diperoleh thitung (5,13016) dengan dk sebesar 62 (32 + 30 – 2) = 60 maka didapatkan ttabel pada taraf signifikan sebesar 𝛼 2

= 0,05 2 = 0,25 diperoleh nilai t pada tabel distribusi normal yaitu 2,000. Daerah Ho berada pada daerah interval -2000 sampai 2,000. Kriteria pengujian: Ho dapat diterima apabila thitung berada pada daerah interval -2000 sampai 2,000. Ho dapat ditolak apabila -2000 > thitung > 2,000 Maka thitung (5,13016) > (2,00030) Harga t hitung signifikan, Ho yaitu ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menggunakan model problem based learning dan juga model konvensional pada saat pembelajaran di kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada subtema kebersamaan dalam keberagaman pembelajaran satu pada kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based learning sehingga diperoleh nilai rata-rata N-Gain yang signifikan yaitu 22,68 lebih tinggi daripada kelas kontrol melalui model konvensional nilai rata-rata yang diperoleh 17.17. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran di kelas, penerapan model pada kelas eksperimen terdapat peningkatan dibandingkan di kelas kontrol dengan hasil ketuntasan belajar sebesar 94% pada penerapan dalam model problem based learning dan hasil ketuntasan belajar 70% pada penerapan model konvensional.

(6)

Tabel 2.1 Rekap Skor Rata-rata hasil belajar Subtema Keberagaman dalam Kebersamaan Pembelajaran Satu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Rekapitulasi Nilai Kelompok Kelas PBL Konvensional Nilai Terendah Pretest 25 21

Posttest 71 59

N-Gain 12 12

Nilai Tertinggi Pretest 67 88

Posttest 96 96

N-Gain 90 78

Nilai Rata-rata Pretest 56 50

Posttest 84 75

N-Gain 23 17

Ketuntasan Hasil Belajar (%) 90% 70%

Tabel 2.1 menunjukan data skor rata-rata pretest, skor rata-rata posttest dan skor rata-rata N-Gain yang diperoleh kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan hasil belajar pada masing-masing kelompok kelas. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada gambar histogram di bawah ini:

Grafik 1. Histogram Perbedaan Hasil Belajar Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Hasil belajar subtema keberagaman dalam kebersamaan pada pembelajaran satu melalui model Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar subtema keberagaman dalam kebersamaan pada pembelajaran satu dengan menggunakan model konvensional. Hal tersebut dapat ditinjau dari histogram perbedaan pada gambar 4.3 yang menunjukan bahwa ketuntasan belajar menggunakan Problem Based Learning dengan hasil 94% dan ketuntasan belajar menggunakan model Konvensional dengan hasil hanya 70%. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan:

1. Uji Normalitas (Liliefors)

Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan populasi distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan pada kedua kelompok data yang terdiri dari kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan IVD sebagai kelas kontrol. Berdasarkan uji normalitas di atas menggunakan Liliefors pada kelas eksperimen dengan perlakuan (treatment) melalui model problem based learning, diperoleh Lhitung sebesar (0,276) harga tersebut dibandingkan dengan harga Ltabel

(7)

(0,027) dan taraf kesalahan 5% maka distribusi pada data kelompok kelas eksperimen dinyatakan normal. Lalu, pada kelompok kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional diperoleh Lhitung sebesar (0,26 harga tersebut dibandingkan dengan harga Ltabel (1,61) dan taraf kesalahan 5% maka distribusi pada data kelompok kelas kontrol dinyatakan normal.

2. Uji Homogenitas (Uji Fisher)

Uji homogenitas dilakukan untuk menganalisis hasil belajar subtema keberagaman dalam kebersamaan yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kedua data populasi sampel yang mempunyai varian homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan melalui Uji Fisher dengan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians kecil. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pada hasil belajar subtema keberagaman dalam kebersamaan pembelajaran satu dengan df pembilang n1 – 1 = 32 – 1 = 31 (varians terbesar). df 60 penyebut n2 – 1 = 30 – 1 = 29 (varians terkecil) serta taraf signifikan = 0,05 maka Ftabel = 1,84 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika Fhitung < Ftabel maka homogen Jika Fhitung >Ftabel maka tidak homogen Berdasarkan dengan hasil Fhitung (1,08) dan F Tabel (1,84) maka dinyatakan hasilnya homogen, karena F Hitung (1,08) < F Tabel (1,84).

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

4. Uji hipotesis dengan uji t digunakan untuk menentukan signifikansi skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan data nilai rata-rata N-Gain kelompok kelas model problem based learning (eksperimen) dan kelompok kelas konvensional (kontrol) diperoleh thitung (5,13016) dengan dk sebesar 62 (32 + 30 – 2) = 60 maka didapatkan ttabel pada taraf signifikan sebesar 𝛼 2 = 0,05 2 = 0,25 diperoleh nilai t pada tabel distribusi normal yaitu 2,000. Daerah Ho berada pada daerah interval -2000 sampai 2,000. Kriteria pengujian : 61 Ho dapat diterima apabila thitung berada pada daerah interval -2000 sampai 2,000. Ho dapat ditolak apabila -2000 > thitung > 2,000 Maka thitung (5,13016) > (2,00030) Harga t hitung signifikan, Ho yaitu ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menggunakan model problem based learning dan juga model konvensional pada saat pembelajaran di kelas.

Gambar 1. Kurva penolakan dan Penerimaan H0 Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

thitung (5,13016) > (2,000) Harga t hitung signifikan, Ho yaitu ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menggunakan model problem based learning dan juga model konvensional pada saat pembelajaran di kelas.

(8)

Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi pada skor rata-rata N-Gain hasil belajar subtema kebersamaan dalam keberagaman melalui model Problem Based Learning dan Konvensional. Hasil penelitian tersebut dilakukan peneliti pada subtema kebersamaan dalam keberagaman pembelajaran satu pada kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based learning sehingga diperoleh nilai rata-rata N-Gain yang signifikan yaitu 22,68 lebih tinggi daripada kelas kontrol melalui model konvensional nilai rata-rata yang diperoleh 17.17. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran di kelas, penerapan model pada kelas eksperimen terdapat peningkatan dibandingkan di kelas kontrol dengan hasil ketuntasan belajar sebesar 94% pada penerapan dalam model problem based learning dan hasil ketuntasan belajar 70% pada penerapan model konvensional.

Penerapan model pembelajaran itu penting guna memperoleh partisipasi keaktifan siswa dalam belajar di kelas, meningkatkan rasa keingintahuan akan suatu permasalahan. Dan juga dapat disimpulkan, pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa subtema kebersamaan dalam keberagaman dengan model problem based learning, dilihat dari uji t yang dilakukan dengan hasil Ho yaitu ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini diukur oleh penelitian yang dilakukan oleh Nur Savitri pada tahun 2018 dalam judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem-Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Tema Daerah Tempat Tinggalku Di Sd Muhammadiyah 1 Jember” dengan hasil penelitian Rata-rata nilai hasil belajar ranah kognitif pada kelas kontrol sebesar 77,25, sedangkan kelas eksperimen sebesar 80,64. Rata-rata nilai hasil observasi ranah afektif pada kelas kontrol sebesar 78,5, sedangkan kelas eksperimen sebesar 81,7. Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas IV tema daerah tempat tinggalku di SD Muhammadiyah 1 Jember tahun pelajaran 2017/2018 diterima.

Jika dilihat dari hasil uji t rata-rata N-Gain kedua kelompok diperoleh (5,13016) > (2,000) yang menunjukan adanya perbedaan pada hasil belajar subtema kebersamaan dalam keberagaman pada kelompok kelas eksperimen melalui model problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kelas kontrol melalui model Konvensional. Selain itu, kelompok kelas model problem based learning (eksperimen) dan kelompok kelas konvensional (kontrol) diperoleh thitung (5,13016) dengan df sebesar 62 (32 + 30 – 2) = 60 maka didapatkan ttabel pada taraf signifikan sebesar 𝛼

2 = 0,05

2 = 0,25 diperoleh nilai t pada tabel distribusi normal yaitu 2,000. Daerah Ho berada pada daerah interval -2000 sampai 2,000.

SIMPULAN DAN SARAN

Terdapat pengaruh terhadap hasil belajar pada kelas IV di SDN Cileungsi 06 Kabupaten Bogor dengan menggunakan model problem based learning pada kelas eksperimen (IVA) dan model konvensional pada kelas kontrol (IV D). Perlakuan (treatment) yang dilakukan pada subtema kebersamaan dalam keberagaman pembelajaran satu tentunya lebih baik menggunakan model problem based learning dibandingkan dengan model konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan mempunyai kesesuaian terhadap kesimpulan yang tertera diatas dengan perolehan nilai N-Gain 60 dan nilai rata-rata pretest 56, nilai rata-rata posttest yaitu 84 serta persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 94% hal tersebut merupakan perolehan hasil belajar dengan menggunakan model problem based learning. Sedangkan perolehan hasil belajar menggunakan model konvensional yaitu nilai N-Gain 55 dan nilai rata-rata pretest yaitu 50, nilai rata-rata posttest yaitu 75 serta persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 70%.

Hasil pengujian hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Ha) diterima karena thitung (5,13016) lebih besar dari ttabel (2,00030).

Berkaitan dengan simpulan dan juga implikasi diatas, maka peneliti dapat memberikan saran kepada guru untuk menerapkan model problem based learning ini dalam proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang bervariasi agar siswa semangat dalam belajar, disarankan juga untuk siswa

(9)

hendaknya lebih aktif dalam belajar didalam kelas pada saat pemecahan suatu permasalahan serta mampu mengemukakan pendapat dan idenya pada saat kegiatan diskusi serta adanya meningkatnya hasil belajar siswa dan terakhir untuk sekolah hendaknya sekolah dan para pengembang kurikulum menciptakan kondisi yang membangkitkan para guru untuk lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif guna mendapatkan hasil belajar yang optimal dan lebih efektif lagi.

DAFTAR RUJUKAN

Ariyanto, M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Kenampakan Rupa Bumi Menggunakan Model Scramble. Profesi Pendidikan Dasar, 3(2), 133. https://doi.org/10.23917/ppd.v3i2.3844 Bagiyono. (2017). Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Ujian Pelatihan Radiografi

Tingkat 1. Bagiyono, 16(No. 1), 1–12. http://repo-

nkm.batan.go.id/140/1/05_analisis_tingkat_kesukaran.pdf

Dari, Otavia. Wulan., & Taufina. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V Sekolah Dasar (Studi Literatur). Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(1), 98–107.

Fauhah, H., & Brillian, R. (2021). Analisis model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar siswa no title. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 9(2), 325.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/10080

Hermansyah. (2020). Problem Based Learning in Indonesian Learning. Workshop Nasional Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar SHEs: Conference Series 3 (3) (2020) 2257- 2262, 3(3), 2257–2262.

Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi, 7(3), 5.

https://doi.org/10.19184/jukasi.v7i3.21599

Idrus. (2019). EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Idrus L 1. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, 9(2), 920–935.

JUNAIDI. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Sikap Berpikir Kritis. Jurnal Socius, 9(1), 25. https://doi.org/10.20527/jurnalsocius.v9i1.7767 Maryati, Iyam. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan

Di Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 63–74. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i1.342

Nur Savitri. (2018). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV TEMA DAERAH TEMPAT TINGGALKU DI SD MUHAMMADIYAH 1 JEMBER. Digital Repository Universitas Jember, September 2019, 2019–2022. Pendidikan, 1 (2), 257267.

https://doi.org/10.24252/idaarah.v1i2.4269. Prinsip dan Prosedur). Madiun: UNIPMA PRESS, 24

Ramlawati, Yunus, Siti. Rahma., & Insani, A. (2017). Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Peserta Didik. Jurnal Sainsmat, 6(1), 1–14.

http://ojs.unm.ac.id/sainsmat/article/download/6451/3684

(10)

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alphabet.

Sulistyowati, E. (2019). Meningkatkan keterampilan dan hasil belajar bahasa indonesia tentang menulis surat resmi melalui contextual teaching and learning (CTL) pada siswa kelas VI SD 6 getassrabi.

Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1), 1–8.

Suprijono, Agus., 2017. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

SYAFRIDA. (2019). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN IPA KELAS IX MTsN 1 BENGKALIS TAHUN PELAJARAN 2018/2019. Akademika: Vol. 15 No. 1 Juni 2019, 45(45), 95–98.

Syamsidah, Suryani Hamidah (2018). Buku Model Problem Based Learning (PBL) Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Yogyakarta: DEEPUBLISH, 13-14.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema 9 Kayanya Negeriku (Penelitian Tindakan Kelas

Kelompok eksperimen terdiri atas siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 Salatiga (inti). Pembelajaran yang diteliti terdapat pada tema 4 subtema 1 dan pada

Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana hasil belajar tematik tema 1 indahnya kebersamaan pada subtema dan pembelajaran tertentu dapat diupayakan melalui model

masalah dan penyelidikan pada masalah membutuhkan waktu yang lama. Dengan kata lain, proses pembelajaran pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas

Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana hasil belajar tematik tema 1 indahnya kebersamaan pada subtema dan pembelajaran tertentu dapat diupayakan melalui model

Pembahasan yang akan diuraikan berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras pada pokok

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan skor rata-rata N-Gain hasil belajar subtema lingkungan tempat tinggalku pada