• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Penggunaan Mikroenkapsulasi Kunyit (Curcuma longa Linn) Dalam Aditif Pakan Terhadap Kualitas Telur Dari Burung Puyuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Pengaruh Penggunaan Mikroenkapsulasi Kunyit (Curcuma longa Linn) Dalam Aditif Pakan Terhadap Kualitas Telur Dari Burung Puyuh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKROENKAPSULASI KUNYIT (Curcuma longa Linn) DALAM ADITIF PAKAN TERHADAP

KUALITAS TELUR DARI BURUNG PUYUH

Effect of Using Turmeric (Curcuma longa Linn) Microencapsulation in Feed Additives on the Quality of Eggs from Quail

Derana Tri Mustikawatie1), Osfar Sjofjan2) and Eko Widodo2)

1) Post-graduate Master Student, Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145, East Java, Indonesia

2) Lecturer Faculty Animal Science Faculty, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145, East Java, Indonesia

Email: [email protected]

Diterima Pasca Revisi: 20 Maret 2023 Layak Diterbitkan: 1 Maret 2023

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan mikroenkapsulasi kunyit pada kualitas telur meliputi internal (haugh unit, berat kuning telur, berat putih telur, kadar kolesterol kuning telur serta aktivitas antioksidan pada kuning telur burung puyuh) dan eksternal (berat telur, berat kerabang dan ketebalan kerabang telur puyuh). Materi penelitian ini adalah mikroenkapsulasi kunyit dan 220 ekor burung puyuh betina. Metode penelitian ini adalah secara eksperiment terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan ialah P0 (pakan basal), P0+ (pakan basal+0,1% antibiotik), P1 (pakan basal+0,1%

mikroenkapsulasi kunyit), P2 (pakan basal+0,2% mikroenkapsulasi kunyit) dan P3 (pakan basal+0,3% mikroenkapsulasi kunyit). Variabel yang diukur meliputi berat telur, haugh unit, berat kuning telur, berat putih telur, berat kerabang telur, ketebalan kerabang, kadar kandungan kolesterol telur dan aktivitas antioksidan kuning telur puyuh. Data penelitian di analisis statistik dengan analisis ragam (ANOVA), apabila pengaruhnya berbeda maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mikroenkapsulasi kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan kadar kolesterol pada kuning telur puyuh, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter lainnya. Mikroenkapsulasi kunyit hingga level 0,1% mampu meningkatkan kualitas telur dengan menurunkan kadar kolesterol kuning telur burung puyuh.

Kata kunci: Antibiotik; burung puyuh; kolesterol; kualitas telur; mikroenkapsulasi kunyit

How to Cite:

Mustikawatie, D. T., Sjofjan, O., & Widodo, E.

(2023). Pengaruh Penggunaan Mikroenkapsulasi Kunyit (Curcuma longa Linn) Dalam Aditif Pakan Terhadap Kualitas Telur Dari Burung Puyuh. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis 6 (1) 36-45

*Corresponding author:

Eko Widodo

Email: [email protected]

Lecturer at Department of Animal Nutrition, Animal Science Faculty, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145, East Java, Indonesia

(2)

ABSTRACT

This research aimed to evaluate the effect of the addition of microencapsulated turmeric on egg quality, including internal (haugh unit, egg yolk weight, egg white weight, egg yolk cholesterol level, and antioxidant activity in quail egg yolk) and external (egg weight, shell weight and shell thickness quail eggs). The materials for this research were microencapsulated turmeric and 220 quail hens. The method was an experiment using five treatments and four replications. The treatments used were T0 (basal feed), T0 + (basal feed + 0.1% antibiotic), T1 (basal feed + 0.1% microencapsulated turmeric), T2 (basal feed + 0.2% microencapsulated turmeric), and T3 (basal feed + 0.3% microencapsulated turmeric).

The variables measured were egg weight, haugh unit, yolk weight, egg white weight, eggshell weight, shell thickness, egg cholesterol, and egg antioxidant activity of the egg yolk. The data were analyzed with Analysis of Variance (ANOVA); if a significant effect occurred, then Duncan's Multiple Range Test followed. The results showed that using microencapsulated turmeric had a significant effect (P<0.05) on the cholesterol levels in the egg yolks, but it did not significantly affect other parameters. This study concludes that using 0.1%

microencapsulated turmeric could reduce cholesterol levels in the quail egg yolks.

Key words: Antibiotics; cholesterol; egg quality; quails; turmeric microencapsulation PENDAHULUAN

Sub sektor peternakan khususnya pada bidang perunggasan yaitu burung puyuh diketahui menjadi kebutuhan sumber protein hewani khususnya di masyarakat Indonesia, karena memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil daging dan produksi telur. Puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu komoditi unggas penghasil telur yang banyak dibudidayakan oleh peternak di Indonesia.

Keunggulan burung puyuh adalah cara pemeliharaannya yang mudah karena dapat berproduksi secara cepat, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dan hanya membutuhkan tempat yang kecil dalam pemeliharaan (Maknun et al., 2015) dan dapat memproduksi 250-300 butir telur per ekor/tahun (Amo et al., 2013).

Antibiotic Growth Promotor (AGP) adalah bahan aditif yang diberikan pada ternak untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak pada ternak, namun dapat menimbulkan bahaya bagi ternak maupun yang mengkonsumsinya karena antibiotik meninggalkan residu pada produk ternak termasuk pada telur (Utari dkk., 2018). Pemanfaatan fitobiotik sebagai

pakan aditif menjadi salah satu alternatif sebagai upaya peningkatan produktifitas ternak. Salah satunya yaitu dengan tanaman rimpang kunyit yang dibentuk mencapai ukuran mikro dan di enkapsulasi atau biasa disebut dengan mikroenkapsulasi. Teknik mikroenkapsulasi merupakan teknik yang digunakan untuk melapisi suatu senyawa dalam wujud padat, cair ataupun gas dengan polimer berukuran mikro. Kunyit merupakan tanaman temu-temuan (Zingiberaceae) atau tanaman herbal yang di dalamnya terkandung senyawa kimia utama yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri.

Kurkuminoid berfungsi dalam meningkatkan palatabilitas yang pada akhirnya akan meningkatkan bobot hidup unggas. Natsir dkk., (2016) zat kurkumin yang ada di dalam kunyit memiliki khasiat sebagai antibakteri dan dapat merangsang cairan kantong empedu yang dapat digunakan untuk memperlancar metabolisme lemak pada tubuh ternak.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh level penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan burung puyuh terhadap kualitas dari telur puyuh.

(3)

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2021 hingga November 2021.

Pemeliharaan bertempat di kandang milik peternak, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dan uji kualitas telur dilakukan di Laboratorium Industri Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.

Materi

Materi yang digunakan ialah burung puyuh betina umur 45 hari sebanyak 220 ekor dengan rata-rata bobot badan 185,78 ± 12,19 g dan koefisien keragaman 6,95%

yang dipelihara selama 70 hari. Kandang yang digunakan adalah kandang battery berukuran 50x50x25 cm. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Masing-masing petak kandang diisi 11 ekor burung puyuh betina. Pakan diberikan dua kali dalam satu hari yaitu pada waktu pagi dan sore hari dengan cara restricted feeding sebanyak 27 g/ekor/hari, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Pakan basal yang diberikan berupa pakan komersil yang kemudian ditambahkan mikroenkapsulasi kunyit dalam bentuk tepung, dengan cara dicampurkan ke dalam pakan secara manual. Pembuatan mikroenkapsulasi

kunyit diadaptasi dari penelitian (Zuprizal et al., 2015) yang telah di modifikasi, prosedur pembuatan dimulai dengan menimbang rimpang kunyit sebanyak 200 g kemudian dibersihkan rimpang kunyit, lalu dikupas dan kemudian dipotong menjadi bagian kecil-kecil. Setelah itu, kunyit di blender dengan ditambahkan dengan aquadest selama 8 menit.

Lalu 2,5 g kitosan dilarutkan ke dalam 200 ml asam sitrat 2,5% kemudian di blender kembali selama 4 menit. Sodium trypolyphospate (STPP) sebanyak 1,25 g yang telah dilarutkan ke dalam aquadest 50 ml, lalu dicampurkan ke dalam blender dan di blender selama 4 menit. Suspensi yang berbentuk jus kunyit kemudian dituangkan sebanyak 125 ml pada piring microwave oven dan dikeringkan menggunakan microwave oven dengan batas suhu maksimal 60℃ selama 20 hingga 30 menit.

Suspensi yang telah kering kemudian dikeruk, kemudian di grinding agar membentuk butiran yang lebih halus dan setelah itu ditimbang dengan timbangan akurasi 0,01 g.

Adapun komposisi pakan basal terdiri dari bungkil kedelai, jagung, tepung ikan, meat bone meal, glutan jagung, minyak dan asam amino. Kandungan nutrisi dalam pakan basal pada penelitian ini ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan basal

Zat Makanan Jumlah

Bahan Kering 90,83%

Abu 9,92%

Protein Kasar 20,70%

Lemak Kasar 7,51%

Serat Kasar 6,18%

Kalsium 3,13%

Fosfor 0,63%

Gross Energy 3907 kal/g

Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Pakan Ternak, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar (2021)

(4)

Metode

Rancangan Percobaan

Penelitian dilakukan dengan percobaan lapang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan.

Setiap ulangan terdiri dari 11 ekor burung puyuh betina di setiap unitnya, sehingga di dapatkan total ada 20 unit percobaan.

Perlakuan yang di uji coba meliputi:

P0 : Pakan lengkap tanpa antibiotik

P0+ : Pakan lengkap ditambahkan 0,1% antibiotik

P1 : Pakan lengkap ditambahkan 0,1% mikroenkapsulasi kunyit P2 : Pakan lengkap ditambahkan 0,2% mikroenkapsulasi kunyit P3 : Pakan lengkap ditambahkan 0,3% mikroenkapsulasi kunyit Prosedur Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil 5 butir telur dari tiap unit percobaan pada saat pemeliharaan 60 hari untuk diukur bagian internal (haugh unit, berat kuning telur, berat putih telur, kadar kandungan kolesterol telur dan aktivitas antioksidan kuning telur puyuh) serta kualitas eksternal telur (berat telur, berat kerabang telur dan ketebalan kerabang).

Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dengan program Microsoft Excel serta di analisis statistik dengan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01) maka dilakukan uji jarak berganda Duncan’s (Sudarwati et al., 2019).

Peubah yang Diamati

Kualitas telur internal (haugh unit, berat kuning telur, berat putih telur, kadar kandungan kolesterol telur dan aktivitas antioksidan kuning telur puyuh) serta kualitas eksternal telur (berat telur, berat kerabang telur dan ketebalan kerabang).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Internal Telur Puyuh

Pengaruh penggunaan

mikroenkapsulasi kunyit pada kualitas internal telur puyuh meliputi haugh unit, berat kuning telur, berat putih telur, kadar

kolesterol dan aktivitas antioksidan pada kuning telur puyuh ditampilkan pada Tabel 2.

Nilai Haugh Unit

Haugh unit digunakan sebagai parameter mutu kesegaran telur dengan menghitung tinggi putih telur dan bobot telur.

Pengaruh penggunaan

mikroenkapsulsi kunyit dalam pakan terhadap haugh unit secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap haugh unit. Perlakuan terbaik pada haugh unit ialah P1 (86,85 ± 2,22) yaitu dengan penambahan mikroenkapsulasi kunyit sebanyak 0,1%. Terdapat kecenderungan penurunan nilai haugh unit dalam pakan perlakuan dengan semakin meningkatnya level pemberian mikroenkapsulasi kunyit.

Nilai haugh unit dalam penelitian ini 84,99-86,85 dan masuk ke dalam kategori sangat baik yakni AA. Marchiori et al., (2019) suplementasi kunyit sebanyak 30 mg pada puyuh memiliki nilai 84,5. Nilai haugh unit yang memiliki nilai lebih dari 72 dapat dikategorikan dalam kelas AA dengan memiliki ciri kerabang luar pada telur bersih, utuh dan telur berbentuk normal (USDA, 2000). Hidayat, dkk.

(2021) yang menambahkan suplementasi tepung kunyit dengan level 1-3% ke dalam pakan puyuh petelur mendapatkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena kunyit tidak secara langsung

(5)

memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan albumen telur. Protein albumen terdiri dari protein serabut yaitu ovomusin yang berperan dalam pengikatan

air dalam pembentukan gel pada albumen.

Semakin tinggi albumen, maka semakin tinggi pula nilai haugh unit (Mukhlisah, 2014).

Tabel 2. Pengaruh Penambahan Mikroenkapsulasi Kunyit pada Kualitas Internal Telur Puyuh

Keterangan: a,b superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Berat Kuning Telur

Pengaruh dalam penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap berat kuning telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat kuning telur.

Perlakuan terbaik pada berat kuning telur ialah P0 (3,87 ± 0,22) g/butir yaitu dengan pemberian pakan basal kontrol tanpa penambahan apapun. Hal ini menjelaskan pemberian mikroenkapsulasi kunyit pada level 0,1-0,3% belum mampu dalam mengoptimalkan berat kuning telur puyuh.

Berat kuning telur dalam penelitian ini berkisar antara 3,74 – 3,87 g/butir, hasil ini cukup tinggi dibandingkan dalam penelitian Subarkah (2015) bahwa berat kuning telur puyuh yang diberikan tepung ampas kunyit sebanyak 1-3% memiliki rataan berat telur 2,80 g/butir - 3,58 gr/butir. Faktor yang membuat mikroenkapsulasi kunyit tidak mempengaruhi berat kuning telur karena kunyit tidak menghalangi total proses vitellogenesis yang terjadi di dalam sel hati.

Kandungan aktif pada kunyit dapat menurunkan beberapa fungsi enzim, sehingga bahan aktif tersebut mampu untuk menstimulan biosentesis terhadap kuning telur. Menurut Argo et al., (2013) kuning

telur dapat dipengaruhi antara lain dari ukuran telur, lama penyimpanan, suhu, kualitas membran vetelin dan nutrisi pakan yang diserap oleh tubuh ternak.

Berat Putih Telur

Pengaruh penggunaan pada mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap berat putih telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat putih telur.

Perlakuan terbaik pada berat putih telur ialah P3 (5,55 ± 0,15) g/butir yaitu dengan penambahan mikroenkapsulasi kunyit sebanyak 0,3%. Terjadi peningkatan berat kuning telur yang sejalan dengan peningkatan level pemberian perlakuan dari mikroenkapsulasi kunyit hingga 0,3%.

Berat putih telur dalam penelitian ini masih di kategorikan ke dalam golongan normal karena memiliki berat yaitu sekitar 5,24 hingga 5,55 g/butir. Sejalan dengan Silva et al., (2018) tambahan pakan yang berasal dari pencampuran sorgum dan kunyit pada level 0,5-2% pada pakan puyuh petelur tidak memberikan perbedaan pengaruh pada berat putih telur, dimana nilai rataan berat putih telur sekitar 6,66 - 7,76 g/butir. Peningkatan berat putih tersebut dapat terjadi karena kecernaan protein dalam pakan meningkat dengan

Variabel Perlakuan

P0 P0+ P1 P2 P3

Haugh unit 85,73 ± 3,38 84,99 ± 1,65 86,85 ± 2,22 85,85 ± 1,06 86,43 ± 0,76 Berat Kuning Telur (g/butir) 3,87 ± 0,22 3,75 ± 0,11 3,74 ± 0,08 3,77 ± 0,14 3,86 ± 0,20 Berat Putih Telur (g/butir) 5,47 ± 0,19 5,24 ± 0,35 5,40 ± 0,09 5,54 ± 0,07 5,55 ± 0,15 Kadar Kolesterol Kuning Telur

(mg/g)

532,06 ± 45,74ab

425,08 ± 53,54a

464,06 ± 33,35a

512,23 ± 56,77ab

558,67 ± 54,91b Aktivitas Antioksidan (%) 10,28 ± 3,33 14,39 ± 1,93 12,14 ± 0,84 10,66 ± 1,40 10,43 ± 3,24

(6)

adanya flavonoid didalam kunyit. Hal ini sejalan dengan penelitian Horhoruw dan Rajab (2019) fitobiotik dapat menyebabkan peningkatan kecernaan protein yang akan berdampak pada proses pembentukan putih telur. Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan tersebut antara lain kandungan nutrisi yang ada didalam pakan dan jenis unggasnya. Hal ini diduga karena berat putih telur biasanya dipengaruhi oleh genetik (Masili dkk., 2019).

Kadar Kolesterol Telur

Pengaruh penggunaan terhadap mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap kadar kolesterol kuning telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar kolesterol telur.

Perlakuan terbaik pada ketebalan kerabang telur adalah P0+ (425,08 ± 53,54) mg/g yaitu pakan kontrol dengan menggunakan antibiotik, tetapi perlakuan mikroenkapsulasi kunyit 0,1% memberikan hasil yang terbaik (464,06 ± 33,35) mendekati penggunaan pakan P0+. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mikroenkapsulasi kunyit 0,1% mungkin digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol kuning telur burung puyuh.

Hasil ini menjelaskan bahwa semakin tinggi level mikroenkapsulasi kunyit yang diberikan ke dalam pakan, maka kadar kolestrolnya semakin tinggi. Pada penelitian Putra dkk., (2016) pemberian suplemen serbuk kunyit hingga 108 mg/hari/ekor dapat mengurangi kadar kolesterol pada kuning telur puyuh, dimana nilai kolesterol ialah dari 747,63 hingga menjadi 653,20.

Penurunan kadar kolesterol total kuning teur puyuh disebabkan karena semakin banyak folikel yang berkembang pada puyuh yang diberi suplemen serbuk kunyit (Saraswati, 2013) sehingga kolesterol yang merupakan salah satu komponen dari penyusun kuning telur akan disalurkan ke dalam sejumlah folikel yang telah berkembang. Hal tersebut yang

menyebabkan kolesterol pada masing- masing telur akan menjadi rendah nilainya.

Aktivitas Antioksidan Telur

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat dan mencegah reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid. Pada Tabel 2.

ditunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap aktivitas antioksidan kuning telur. Perlakuan terbaik ialah P0+

(14,39 ± 1,93) yaitu dengan pemberian pakan yang menggunakan antibiotik.

Mikroenkapsulasi kunyit pada level 0,1- 0,3% tidak mampu menurunkan aktivitas antioksidan, karena semakin tinggi dosis mikroenkapsulasi kunyit yang diberikan, maka semakin rendah kadar antioksidan kuning telur yang terdeteksi.

Aktivitas antioksidan yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki nilai 10,20 - 14,39 %. Menurut Setyowati dan Suryani (2013) tingginya nilai aktivitas antioksidan bisa disebabkan oleh tingginya kadar kurkumin dan demetoksi kurkumin.

Kadar antioksidan kuning telur dipengaruhi oleh kandungan antioksidan dari suplementasi yang diberikan atau dari sintesis antioksidan endogen dalam tubuh puyuh, terutama pada sistem reproduksi yang dipicu antioksidan eksogen. Senyawa polifenol dapat memicu sintesis antioksidan endogen pada sistem reproduksi puyuh sehingga dapat meningkatkan kadar antioksidan kuning telur (Sunarno dan Djaelani, 2018).

Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Eksternal Telur Puyuh

Pengaruh penggunaan

mikroenkapsulasi kunyit pada kualitas eksternal telur puyuh meliputi berat telur, berat kerabang dan ketebalan kerabang telur puyuh yang ditampilkan pada Tabel 3.

Berat Telur

Pengaruh dalam penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap berat telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. yang menunjukkan hasil analisis statistik

(7)

penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat telur. Perlakuan terbaik pada berat telur ialah P3 (11,34 ± 0,17) g/butir yaitu dengan penambahan mikroenkapsulasi kunyit sebanyak 0,3%.

Terjadi kecenderungan peningkatan berat telur sejalan dengan peningkatan level pemberian perlakuan dari mikroenkapsulasi kunyit hingga 0,3%.

Pengaruh dari perlakuan yang tidak berbeda nyata terhadap berat telur dalam penelitian ini menggambarkan bahwa penambahan mikroenkapsulasi kunyit dari level 0,1% hingga 0,3% dalam pakan puyuh petelur, tidak menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas telur, artinya kandungan zat aktif yang terkandung dalam mikroenkapsulasi kunyit belum mampu merubah proses pencernaan

dan pemanfaatan zat makanan sehingga belum dapat meningkatkan berat telur.

Dilaporkan Mustikawatie et al., (2023) bahwa penggunaan mikroenkapsulasi kunyit mampu meningkatkan populasi Bakteri Asam Laktat (BAL), namun tidak dapat menekan populasi bakteri patogennya. Hal ini mungkin juga penyebab berat telur tidak berbeda nyata.

Moreki dan Gabanakgosi (2014) menyebutkan berat telur dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama oleh kandungan protein yang ada didalam pakan.

Berat telur dalam penelitian ini masuk ke dalam golongan normal karena memiliki berat 10-12 g/butir. Rondonuwu et al., (2014) pemberian tepung kunyit sebanyak 2% tidak memberikan perbedaan berat pada telur, dimana telur menghasilkan berat rataan 10,20 g/butir.

Tabel 3. Pengaruh Penambahan Mikroenkapsulasi Kunyit pada Kualitas Eksternal Telur Puyuh

Berat Kerabang Telur

Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan berfungsi untuk mengurangi kerusakan fisik maupun biologis. Pengaruh penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap berat kerabang telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat kerabang telur. Perlakuan terbaik pada berat kerabang telur adalah P3 (1,56 ± 0,07) g

yaitu dengan penambahan

mikroenkapsulasi kunyit sebanyak 0,3%.

Terjadi peningkatan berat dari kerabang telur yang sejalan dengan peningkatan level pemberian perlakuan dari mikroenkapsulasi kunyit hingga 0,3%. Peningkatan berat kerabang ini terjadi karena saluran

pencernaan pada puyuh sehat dan adanya senyawa aktif dari kurkuminoid yang dapat mempengaruhi ketersediaan penyerapan fosfor dan kalsium untuk klasifikasi terjadi secara optimal dalam pakan puyuh.

Jatmiko (2013) menyebutkan bahwa kunyit memiliki kandungan senyaa aktif berupa flavonoid yang dapat mengikat kalsium.

Kalsium yang terikat dengan flavonoid akan membentuk suatu ikatan kalsium flavonoid melalui mekanisme kalsium dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan gugus OH sehingga membentuk Ca-Flavonoid yang diduga dapat berperan dalam menentukan kalsium pakan. Menurut Swiatkiewicz et al., (2018) ekstrak herbal, probiotik dan kitosan yang tersuplementasi dapat meningkatkan penyerapan kalsium.

Nilai rataan berat kerabang dalam penelitian ini yakni sekitar 1,45-1,56 g. Hal ini sesuai dengan penelitian Mahardika

Variabel Perlakuan

P0 P0+ P1 P2 P3

Berat Telur (g/butir) 11,24 ± 0,29 10,97 ± 0,42 11,11 ± 0,03 11,26 ± 0,19 11,34 ± 0,17 Haugh unit 85,73 ± 3,38 84,99 ± 1,65 86,85 ± 2,22 85,85 ± 1,06 86,43 ± 0,76 Berat Kerabang (g/butir) 1,52 ± 0,04 1,45 ± 0,05 1,51 ± 0,04 1,52 ± 0,04 1,56 ± 0,07 Ketebalan Kerabang (mm) 0,23 ± 0,01 0,23 ± 0,01 0,24 ± 0,00 0,24 ± 0,01 0,24 ± 0,01

(8)

dkk., (2022) yakni pemberian tambahan Centella asiatica sebagai immune booster growth promoter herbal memberikan nilai rataan 1,35 hingga 1,77 g. Berat kerabang telur juga dipengaruhi oleh pakan yang di konsumsi, berat telur dan umur puyuh (Widodo, 2018).

Ketebalan Kerabang Telur

Ketebalan kerabang telur adalah faktor yang mempengaruhi kualitas telur, karena kerabang telur dapat melindungi isi dari cemaran mikroba dan kerusakan telur.

Pengaruh penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan terhadap ketebalan kerabang telur puyuh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan hasil analisis statistik penggunaan mikroenkapsulasi kunyit dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap ketebalan kerabang telur. Perlakuan terbaik pada ketebalan kerabang telur adalah mikroenkapsulasi kunyit sebanyak 0,1- 0,3% yaitu (0,24) mm.

Nilai rataan ketebalan kerabang telur dalam penelitian ini ialah 0,23-0,24 mm, hal ini sesuai dengan Saraswati et al., (2013) bahwa dengan pemberian tambahan serbuk kunyit sebanyak 54 mg/ekor/hari ke dalam pakan memberikan nilai rataan ketebalan kerabang 0,024 hingga 0,031 mm. Kerabang telur mengandung sekitar 95% mineral dan 3,3% protein, dimana mineral karbonat (CaCO3) merupakan penyusun terbanyak yang ada di kerabang telur (Daniel dkk., 2021). Fosfor digunakan sebagai pemeliharaan keseimbangan dari asam-basa tubuh maupun untuk pengangkatan kalsium dalam proses pembentukkan telur.

Tebal kerabang yang baik ini dicapai karena antara kalsium (Ca) dan fosfor (P) ada dalam keseimbangan. Semakin tebal kerabang telur maka pori-pori relatif lebih kecil, sehingga dapat menghambat turunnya kualitas telur akibat dari penguapan dan pembusukan, serta dapat dikatakan bahwa semakin tebal kerabang maka semakin terjaga kualitas dari telur tersebut.

KESIMPULAN

Penggunaan mikroenkapsulasi kunyit belum dapat memperbaiki kualitas telur, tetapi penggunaan 0,1% mikroenkapsulasi kunyit dapat menurunkan kadar kolesterol pada kuning telur burung puyuh.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Brawijaya karena telah memberikan biaya penelitian dalam Hibah Doktor Lektor Kepala 2021 kepada Dr. Ir.

Eko Widodo, M.Agr.Sc. dengan nomor kontrak Nomor : 023.17.2.677512/2021.

DAFTAR PUSTAKA

Amo, M., Saerang, J. L. P., Naojan, M., &

Keintjem, J. (2013). Pengaruh penambahan tepung kunyit dalam ransum terhadap kualitas telur puyuh.

Jurnal Zootek, 33(1), 48–57.

https://doi.org/10.35792/zot.33.1.201 3.3335

Argo, L. B., Tristiarti, & Mangisah, I.

(2013). Kualitas telur ayam arab petelur fase I dengan berbagai level Azolla microphylla. Animal Agricultural Journal, 2(1), 445 – 457.

Daniel, D., Yustendi, D., Rahly, F., &

Rahmah, F.F. (2021). Kualitas fisik telur puyuh dengan penambahan CJ prosin dalam pakan ternak puyuh (Coturnix japonica). Jurnal Agriflora, 5(2), 10-14.

Hidayat, N., Ismoyowati, I., Mugiono, S., Suswoyo, I., & Sulistyawan, I.

(2021). Suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) dalam pakan terhadap produksi dan kualitas telur ayam niaga petelur. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Agribisnis Peternakan (STAP), 8, (pp. 213-219). Jawa Tengah, Indonesia.

Horhoruw, W. M., & Rajab, R. (2019).

Bobot potong, karkas, giblet dan

(9)

lemak abdominal ayam broiler yang diberi gula merah dan kunyit dalam air minum sebagai feed additive. Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, 7(2), 53-58.

https://doi.org/10.30598/ajitt.2019.7.2 .53-58

Jatmiko, S. (2013). Efek fraksi etil asetat daun sukun (Artocarpus Alitilis Park Forsberg) terhadap kadar kalsium urin tikus jantan galur sprague dawley secara in vivo. Jurnal Prodi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo.

STIKES Ngudi Waluyo. Semarang.

Mahardika, T. A. P., Utomo, B., Amelia, M., Andriani, N., Ngazizah, S. N., Irawan, H., & Yuniati, E. (2022).

Pengaruh penambahan immunbooster growth promoter herbal dalam ransum terhadap kualitas eksterior dan interior telur burung puyuh.

Jurnal Nutrisi Ternak Tropis, 5(2), 75-82.

https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2021.0 05.02.1

Maknun, L., Kismiati, S., & Mangisah, I.

(2015). Performans produksi burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan perlakuan tepung limbah penetasan telur puyuh. Jurnal Ilmu Ilmu Peternakan, 25(3), 53–58.

https://doi.org/10.21776/ub.jiip.2015.

025.03.07

Marchiori, M. S., Oliveira, R. C., Souza, C.

F., Baldissera, M. D., Ribeiro, Q. M., Wagner, R., & da Silva, A. S. (2019).

Curcumin in the diet of quail in cold stress improves performance and egg quality. Animal Feed Science and Technology, 254, 114192.

https://doi.org/10.1016/j.anifeedsci.2 019.05.015

Masili, S., Dako, S., Ilham, F., & Gubali, I.S. (2019). Heritabilitas Bobot Telur, Bobot Tetas dan Bobot Badan Ayam Hasil Persilangan Umur 1 Minggu (DOC). Jambura Journal of Animal

Science, 1(1), 1-5.

https://doi.org/10.35900/jjas.v1i1.259 8

Moreki, J. C., & Gabanakgosi, K. (2014).

Potential use of Moringa oleifera In Poultry Diets. Global Journal of Animal Scientific Research, 2(2), 109–115.

Mukhlisah, A. N. (2014). Pengaruh Level Ekstrak Daun Melinjo (Gnetum gnemon Linn) dan Lama Penyimpanan yang Berbeda Terhadap Kualitas Telur. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Mustikawatie, D. T., Nuningtyas, Y. F., Muharlien, Sjofjan, O., & Widodo, E.

(2023). Inclusion of nano- encapsulated turmeric in quail feed affected the intestinal microflora population. Journal of Global Bioscience (in published process).

Natsir, M. H., Widodo, E., & Muharlien.

(2016). Penggunaan kombinasi kunyit (Curcuma domestica) dan Jahe (Zingiber Officinale) bentuk enkapsulasi dan tanpa enkapsulasi terhadap karakteristik usus dan

mikroflora usus ayam

pedaging. Buletin Peternakan, 40(1), 1-10.

https://doi.org/10.21059/buletinpetern ak.v40i1.8890

Putra, S. H. J., Saraswati, T. R., &

Isdadiyanto, S. (2016). kadar kolesterol kuning telur dan daging puyuh jepang (Coturnix-coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit (Curcuma longa L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi Dh Sellula, 24(1), 108-114.

https://doi.org/10.14710/baf.v24i1.11 702

Rondonuwu, C., Saerang, J. L. P., Nangoy, F. J., & Laatung, S. (2014).

Penambahan rimpang kunyit (Curcuma domestica val.), temulawak (Curcuma zanthorrhiza roxb.) dan temu putih (Curcuma zedoaria rocs.) dalam ransum komersial terhadap kualitas telur burung puyuh (Coturnix coturnix japanica). Jurnal Zootek, 34(1), 106

– 113.

(10)

https://doi.org/10.35792/zot.34.1.201 4.3876

Saraswati, T. R., Manalu, W., Ekastuti, D.

R., & Kusumorini., N. (2013). The role of turmeric powder in lipid metabolism and its effect on quality of the first quail’s egg. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture, (2), 123-130.

https://doi.org/10.14710/jitaa.38.2.12 3-130

Setyowati, A., & Suryani, C.L. (2021).

Peningkatan kadar kurkuminoid dan aktivits antioksidan minumsn instan temulawak dan kunyit. AGRITECH,

33(4), 363-370.

DOI: 10.22146/agritech.9530

Silva, W. J. D., Gouveia, A. B. V. S., Sousa, F. E. D., Santos, F. R. D., Minafra-Rezende, C. S., Silva, J. M.

S., & Minafra, C. S. (2018). Turmeric and sorghum for egg-laying quails.

Italian Journal of Animal Science, 17(2), 368-376.

Subarkah, M. F. (2015). Pengaruh pemberian tepung ampas kunyit (Curcuma Domestica Val.) di dalam ransum terhadap berat dan kandungan kolesterol kuning telur puyuh (Coturnix coturnix japonica).

Students e-Journal, 4(3).

Sudarwati, H., Natsir, M. H., &

Nurgiartiningsih, V. M. A. (2019).

Statistika dan Rancangan Percobaan (Penerapan dalam Bidang Peternakan). Malang, Indonesia. UB Press.

Sunarno., & Djaelani, M.A. (2018).

Suplementasi tepung kulit kayu

manis dan daun pegagan dalam pakan terhadap kandungan kolesterol dan antioksidan telur puyuh. Bioma:

Jurnal Ilmiah Biologi, 7(1), 65-81.

https://doi.org/10.26877/bioma.v7i1.2 539

Swiatkiewicz, S., Arczewska, W. A., Krawczyk, J., Szczurek, W., Puchala, M., & Jozefiak, D. 2018. Effect of selected feed additives on egg performance and eggshell quality in laying hens fed a diet with standard or decreased calcium content. Annals of Animal Science, 18(1).

https://doi.org/10.1515/aoas-2017- 0038

USDA. (2000). Egggradingmanual.

Washington DC, US : United States Department of Agricultural Handbook No 75.

Utari, A. H., Retnowati, A., Andriani, M.

D., Anisatun, H., Riandi, A., & Nur, E. (2018). KIVPU-2 tren hasil pengujian residu antibiotik pada telur ayam di indonesia tahun 2015- 2017. Proc. of the 20th FAVACONGRES & The 15th KINVAS PDHI, (pp.1-3). Bali, Indonesia.

Widodo, E. 2018. Ilmunutrisiunggas.

Malang, Indonesia : UB Press.

Zuprizal., Yuwanta, T., Kusmayadi, A., A.

Wati, A.K., Martien, R., & Sundari.

(2015). Effect of liquid nanocapsule level on broiler performance and total cholesterol. International Journal of Poultry Science, 14(7), 403-406.

DOI: 10.3923/ijps.2015.403.406

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan perlakuan pemberian tepung kunyit ( Curcuma longa L.) dengan dosis 0 mg sebagai kontrol, 13,5 mg, 27 mg, dan 54 mg menunjukkan tidak berbeda

Enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan mas, Cyprinus carpio Linnaeus, 1758) yang diberi pakan dengan penambahan tepung kunyit.. Curcuma longa

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung kunyit ( Curcuma domestica val.) dalam pakan basal dengan level pemberian 0%, 0,5%, 1%, dan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung kunyit seanyak 0,5%, 1%, dan 2% ke dalam pakan itik tidak memberikan perbedaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar LDL kuning telur pada puyuh Jepang ( Coturnix coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit pada

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 ulangan yaitu perlakuan A 0% kunyit per kg pakan+Oodev 0 ml/kg, B perlakuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penambahan serbuk kunyit asam ( Curcuma domestica Val – Tamarindus indica L) dalam pakan komersial terhadap total

dengan judul “ efektivitas penambahan serbuk kunyit ( Curcuma domestica Val.) dan asam jawa (Tamarindus indica L .) dalam pakan komersial terhaap hemoglobin dan hematokrit