• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemberian Ekstrak Kunyit Curcuma Longa Linn. Pada Pakan Terhadap Enzim Pencernaan Dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus Gouramy.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pemberian Ekstrak Kunyit Curcuma Longa Linn. Pada Pakan Terhadap Enzim Pencernaan Dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus Gouramy."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT

Curcuma

longa

Linn. PADA PAKAN TERHADAP ENZIM

PENCERNAAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN

IKAN GURAME

Osphronemus gouramy

PUTRI PRATAMANINGRUM ARIFIN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Pemberian Ekstrak Kunyit Curcuma longa Linn. pada Pakan terhadap Enzim Pencernaan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus gouramy adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

PUTRI PRATAMANINGRUM ARIFIN. Evaluasi Pemberian Ekstrak Kunyit Curcuma longa Linn. pada Pakan terhadap Enzim Pencernaan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus gouramy. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan NUR BAMBANG PRIYO UTOMO.

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) memiliki pertumbuhan yang relatif lambat. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurame yaitu dengan memberikan bahan tambahan (feed additive) pada pakan dapat meningkatkan kecernaan. Salah satu bahan tambahan yang diketahui dapat meningkatkan kecernaan adalah kunyit. Kunyit memiliki zat aktif kurkumin yang merangsang dinding kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu dan minyak atsiri mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian ekstrak kunyit dengan dosis yang berbeda pada pakan yang dapat mempengaruhi enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan gurame.

Ekstrak kunyit dicampurkan ke dalam pakan dengan 4 dosis yaitu: 0% (kontrol), 0,05%, 0,1%, dan 0,15%. Ikan gurame (4,20±0,08 g) dipelihara dalam 12 akuarium (50 x 40 x 35 cm) dengan kepadatan 10 ekor/40 L selama 60 hari. Ikan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi top filter dan diberi pakan secara at satiation sebanyak 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. Parameter uji yang diamati yaitu aktivitas enzim pencernaan (enzim amilase, enzim protease dan enzim lipase), jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, kelangsungan hidup, retensi protein, retensi lemak, indeks hepatosomatik (IHS), kadar lemak hati, kadar glikogen hati dan biokimia darah (glukosa, kolesterol dan trigliserida). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data kinerja pertumbuhan dan parameter hati dianalisis secara statistik dengan ANOVA ( one-way analysis of variance) menggunakan program SPSS 17.0. Parameter yang berbeda nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut menggunakan analisis Tukey. Sedangkan untuk parameter enzim pencernaan dan biokimia darah dianalisis secara deskriptif.

Pemberian ekstrak kunyit pada pakan dapat mempengaruhi enzim amilase, enzim protease dan enzim lipase pada dosis 0,15%. Kadar kolesterol, trigliserida dan glukosa meningkat pada perlakuan pakan yang mengandung ekstrak kunyit 0,15%. Pemberian ekstrak kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan kadar air, glikogen hati serta indeks hepatosomatik (IHS) ikan gurame, kecuali kadar lemak hati yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Kinerja pertumbuhan ikan gurame yang telah diberi pakan mengandung ekstrak kunyit selama 60 hari tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05). Sebagai kesimpulan bahwa pemberian ekstrak kunyit 0,15% pada pakan dapat mempengaruhi enzim amilase, enzim protease dan enzim lipase tetapi tidak mempengaruhi kinerja pertumbuhan ikan gurame.

(5)

SUMMARY

PUTRI PRATAMANINGRUM ARIFIN. Evaluation of the Addition of Turmeric Curcuma longa Linn. Extract in Diet for Digestive Enzymes and Growth Performance of Gouramy Osphronemus gouramy. Supervised by MIA SETIAWATI and NUR BAMBANG PRIYO UTOMO.

Gouramy (Osphronemus gouramy) has a relatively slow growth. One way to increase the growth of gouramy is to provide additional materials (feed additives) in feed can increase digestibility. One of the additives that are known to increase the digestibility is turmeric. Turmeric has the active substance curcumin which stimulates the gall bladder wall to secrete bile and essential oils to prevent excessive stomach acid secretion. This study aimed to evaluate the turmeric extract with different dose in the feed that can affect digestive enzymes and growth performance of gouramy.

The turmeric extract mixed into the diet with 4 doses i.e: 0% (control); 0.05%; 0.10%; and 0.15%. Fishes (4.20±0.08 g) were reared in 12 aquariums (50x40x35 cm) with density of 10 fishes in 40 L for 60 days. Fishes were reared with recirculating system using top filter and fed at satiation two times daily at 08.00 and 16.00 WIB. Some parameters were measured including digestive enzymes (amylase, protease and lipase), feeding consumption, spesific growth rate, feed efficiency, survival rate, protein retention, lipid retention, hepatosomatic index (HSI), lipid content of liver, glycogen content of liver and blood biochemistry (glucose, cholesterol and triglycerides). Experimental design was set according to completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. Data growth performance and liver parameters were statistically analyzed by ANOVA (one-way analysis of variance) using SPSS 17.0. Parameters that significant (P<0.05) analyzed by Tukey test. As for the digestive enzyme and biochemical parameters of blood were analyzed descriptif.

Turmeric extract in the diet was affected amylase, protease and lipase at a dose of 0.15%. Cholesterol, triglycerides and glucose increased in the treatment of feed containing 0.15% turmeric extract. Turmeric extract significantly (P<0.05) increased water levels, liver glycogen and hepatosomatic index (HSI) gouramy, except liver fat levels was not significantly different (P>0.05). Growth performance gouramy that had been fed to contain turmeric extract for 60 days showed no significant effect (P>0.05). As a conclusion that turmeric extract 0.15% in the feed was affected amylase, protease and lipase enzymes but was not affect the growth performance of gouramy.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Akuakultur

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT

Curcuma

longa

Linn. PADA PAKAN TERHADAP ENZIM

PENCERNAAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN

IKAN GURAME

Osphronemus gouramy

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Evaluasi Pemberian Ekstrak Kunyit Curcuma longa linn. pada Pakan terhadap Enzim Pencernaan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus gouramy pada Program Studi Ilmu Akuakultur, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Mia Setiawati, M.Si dan Bapak Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si selaku dosen pembimbing atas waktu, tuntunan, masukan, kesabaran, nasehat, serta semangat yang telah diberikan hingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum, S.Si M.Si sebagai dosen penguji luar komisi dan Bapak Dr Ir Eddy Supriyono, M.Sc sebagai komisi program studi yang telah memberikan saran dalam ujian sidang tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua tercinta, Bapak Ir Arifin dan Ibu Ir Suprihatin, MT yang telah tulus mendoakan, memberi kasih sayang serta semangat agar tidak mudah menyerah dan fokus dalam menyelesaikan studi. Teman hidupku Fiqih Nuruddin Al Walii, S.Si atas doa, semangat, cinta dan kasih sayang yang tulus selama ini.

Terimakasih juga kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) atas penyediaan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) sehingga penulis dapat menempuh program magister di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu serta memberikan masukan dan ide yang membangun, Mba Retno, Bapak Wasjan, Didi Humaedi Yusuf, S.Si, Abung Maruli S, S.Pi, Febrina Rolin, S.Pi, Hilma Putri Fidyandini, S.Pi, Kurnia Faturrohman, S.Pi, Wildan Nurussalam, S.Pi, Andre Rachmat S, S.Pi serta teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Akuakultur Angkatan 2013 atas kebersamaan dan motivasinya selama menempuh studi.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan umumnya dan perikanan khususnya.

Bogor, Agustus 2015

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1  PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 2 

Tujuan Penelitian 2 

Manfaat Penelitian 2 

2  METODE 2 

Pembuatan Ekstrak Kunyit 2 

Pakan Uji 3 

Pemeliharaan Ikan 3

Parameter yang Diamati 4

Analisis Data 7

3  HASIL DAN PEMBAHASAN 8 

Hasil 8 

Pembahasan 10 

4  SIMPULAN DAN SARAN 12 

Simpulan 12 

Saran 12 

DAFTAR PUSTAKA 12 

LAMPIRAN 15

(12)

DAFTAR TABEL

1 Hasil uji proksimat pakan uji (% bobot kering) 3  2 Enzim pencernaan ikan gurame yang diberi pakan perlakuan ekstrak

kunyit 8 

3 Kadar air, lemak dan glikogen hati serta indeks hepatosomatik (IHS)

ikan gurame 9 

4 Jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), laju pertumbuhan harian (LPH) dan tingkat

kelangsungan hidup (TKH) 10 

DAFTAR LAMPIRAN

1 ANOVA dan Uji-Tukey kadar air hati ikan gurame yang diberi

perlakuan 15 

2 ANOVA dan Uji-Tukey kadar lemak hati ikan gurame yang diberi

perlakuan 16 

3 ANOVA dan Uji-Tukey kadar glikogen hati ikan gurame yang diberi

perlakuan 17 

4 ANOVA dan Uji-Tukey IHS ikan gurame yang diberi perlakuan 18  5 ANOVA dan Uji-Tukey jumlah konsumsi pakan ikan gurame yang

diberi perlakuan 19 

6 ANOVA dan Uji-Tukey efisiensi pakan ikan gurame yang diberi

perlakuan 20 

7 ANOVA dan Uji-Tukey retensi protein ikan gurame yang diberi

perlakuan 21 

8 ANOVA dan Uji-Tukey retensi lemak ikan gurame yang diberi

perlakuan 22 

9 ANOVA dan Uji-Tukey laju pertumbuhan harian ikan gurame yang

diberi perlakuan 23 

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) sebagai ikan konsumsi pertumbuhannya relatif lambat dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, namun banyak dibudidayakan karena banyak yang menyukainya. Salah satu upaya untuk memacu laju pertumbuhan ikan gurame yaitu membuat komposisi pakan yang sesuai dan memberikan bahan tambahan (feed additive) dalam pakan yang dapat meningkatkan kecernaan (Yandes et al. 2003). Hal ini dilakukan agar masa pemeliharaan ikan gurame dari benih hingga ukuran konsumsi dapat lebih cepat dari biasanya. Enzim pencernaan merupakan indikator yang baik untuk menentukan daya cerna, karena aktivitas enzim yang tinggi mengindikasikan ikan secara fisiologis siap memproses pakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al. (2008), aktivitas enzim protease, amilase dan lipase meningkat pada ikan gurame diberi pakan kadar protein 33% dan kadar karbohidrat 36% selama 60 hari yaitu 7 U/mL, 80 U/mL dan 0,13 U/mL.

Salah satu alternatif bahan tambahan alami yang potensial dapat digunakan sebagai peningkat kecernaan adalah kunyit (Curcuma longa) (Darwis et al. 1991). Kunyit merupakan jenis tanaman penghasil rimpang kunyit yang dapat tumbuh subur di Indonesia. Kandungan kimia kunyit antara lain: minyak atsiri (volatil oil) 1–3%, seskuiterpen alcohol, turmeron, zingiberen, protein 8%, karbohidrat 30%, lemak 3%, dan sisanya terdiri dari vitamin C, garam-garam mineral seperti zat besi, fosfor, dan magnesium (Asai and Miyasawa 2001). Kunyit juga mengandung senyawa kurkumin 9,61% (Sinurat et al. 2009). Menurut Darwis et al. (1991), pemberian kunyit meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan, karena kurkumin dapat merangsang dinding kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu dan minyak atsiri mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan. Empedu mengandung sejumlah garam sebagai hasil dari pencampuran antara natrium dan kalium dengan asam-asam empedu. Berdasarkan penelitian Rojtinnakorn et al. (2012) ekstrak kunyit dengan dosis 3% dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan yang meliputi enzim amilase 27 U/mg protein, enzim lipase 2,01 U/mg protein, dan enzim tripsin 32 U/mg protein pada ikan sand goby (Oxyeleotris marmoratus). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penambahan larutan kunyit sebanyak 0,75% dapat meningkatkan rata-rata pertumbuhan bobot badan sebesar 130 g/ekor pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) (Estriyani 2013). Pada udang vannamei (Litopenaeus vannamei), penggunaan ekstrak kunyit sebesar 1,5% dapat meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 74% setelah di uji tantang dengan Vibrio spp. (Lawhavinit et al. 2011).

(14)

2

Perumusan Masalah

Budidaya ikan gurame sering mengalami kendala yaitu pertumbuhan yang relatif lambat. Kendala tersebut perlu diatasi dengan cara membuat komposisi pakan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan gurame serta penambahan bahan alami yang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan gurame. Salah satu bahan potensial yang dapat diaplikasikan untuk memicu pertumbuhan ikan gurame adalah ekstrak kunyit.

Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang berfungsi sebagai kolagogum (menstimulasi dinding kantung empedu yang berperan dalam pemecahan lemak), hipolipidemik (menurunkan kandungan kolesterol darah), hepatoprotektor (melindungi hati dari zat toksik), dan melancarkan sirkulasi darah. Kunyit diketahui dapat meningkatkan pencernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan, karena adanya senyawa kurkumin yang dapat merangsang dinding kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu dan kandungan minyak atsiri pada kunyit dapat mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan.

Selama ini penelitian dengan memanfaatkan kunyit lebih banyak digunakan sebagai anti-mikrobial, sementara pemanfaatan kunyit sebagai peningkat nafsu makan pada ikan belum banyak yang diteliti. Oleh karena itu, pemanfaatan kunyit sebagai feed additive untuk meningkatkan enzim pencernaan dan pertumbuhan pada ikan terutama pada ikan gurame.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian ekstrak kunyit dengan dosis 0,05%, 0,1% dan 0,15% pada pakan yang dapat mempengaruhi enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan gurame.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembudidaya ikan tentang khasiat ekstrak kunyit pada pakan ikan gurame sehingga dapat membantu para pembudidaya untuk meningkatkan produksinya.

2

METODE PENELITIAN

Pembuatan Ekstrak Kunyit

(15)

3 ekstrak kunyit kental. Ekstrak kental dilakukan analisis kandungan bahan aktif yaitu minyak atsiri dan kurkumin. Hasil yang diperoleh kandungan minyak atsiri 1,35% dan kurkumin 25,84%.

Pakan Uji

Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan buatan dengan kandungan protein 31,00%±1,05. Ekstrak kunyit (0%, 0,05%, 0,1% dan 0,15%) dicampurkan kedalam pakan secara repelleting. Pakan buatan ditepungkan terlebih dahulu, selanjutnya ekstrak kunyit yang telah dilarutkan dengan ethanol (10 ml/kg pakan) dan minyak ikan (5 g/kg pakan) ditambahkan ke dalam pakan sesuai dosis setiap perlakuan. Selain itu pakan juga ditambahkan vitamin C sebanyak 0,5 g/kg pakan. Kemudian pakan dicetak menjadi pellet dan selanjutkan dikeringkan dalam oven bersuhu 30 0C selama 24 jam. Pakan uji yang telah selesai dibuat, dilakukan analisis proksimat menurut AOAC (1990) untuk mengetahui kadar nutrient yang terkandung di dalamnya. Hasil proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil uji proksimat pakan uji (% bobot kering) Kandungan

Nutrient (%)

Perlakuan/ pemberian ekstrak kunyit (%)

P1(0) P2(0,05) P3(0,1) P4(0,15)

BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 2

GE = Gross Energy protein 5,6 kkal/g, lemak 9,4 kkal/g, karbohidrat/BETN 4,1 kkal/g (Watanabe 1988)

Pemeliharaan Ikan

Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gurame (Osphronemus gouramy) yang berasal dari pembudidaya di daerah Ciomas, Bogor. Benih yang digunakan berukuran 4,20±0,08 g sebanyak 120 ekor. Ikan gurame diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan pada 1 bak tandon selama 7 hari. Pemeliharaan ikan gurame menggunakan 12 akuarium yang dilengkapi dengan top filter dan aerasi. Akuarium yang digunakan berukuran 50x40x35 cm dengan volume 40 L/akuarium dan padat tebar 10 ekor/40 L. Waktu pemeliharaan selama 60 hari dan diberi pakan secara at satiation sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan dicatat untuk mengetahui konsumsi pakan ikan dan jika terdapat pakan yang tidak dimakan, maka diambil dan dikeringkan untuk dimasukkan dalam perhitungan.

(16)

4

29–30 °C, kandungan oksigen terlarut berkisar 4,75-5,8 mg/L, pH berkisar 5,44-7,35 dan TAN berkisar 0,25-0,94 mg/L. Kualitas air dijaga dengan cara melakukan penyiponan setiap hari, serta melakukan pergantian air sebanyak 25% setiap 4 hari sekali. Pengukuran suhu air dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari, sedangkan pengukuran pH, oksigen terlarut, dan total ammonia nitrogen (TAN) dilakukan tiga kali selama pemeliharaan yaitu pada awal pemeliharaan, hari ke 20 dan hari ke 40.

Penimbangan biomassa ikan gurame dilakukan pada awal (hari ke-0), tengah (hari ke-30) dan akhir (hari ke-60) pemeliharaan. Pengambilan darah ikan gurame dilakukan pada akhir penelitian yang akan digunakan untuk pengamatan biokimia darah (kolesterol, trigliserida dan glukosa). Setelah darah ikan gurame diambil, kemudian ikan gurame dibedah dan diambil organ hatinya yang akan digunakan untuk pengamatan Indeks Hepatosomatik (HIS), kadar air, kadar lemak dan kadar glikogen. Selain diambil organ hati, pada saat pembedahan organ usus juga diambil untuk dilakukan analisa enzim pencernaan yang meliputi enzim protease berdasarkan metode Bergmeyer et al. (1983), amilase berdasarkan metode Worthington (1993) dan lipase berdasarkan metode Borlongan (1990). Analisis proksimat tubuh ikan gurame meliputi kandungan protein, kandungan lemak, BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen), kandungan abu, serat kasar, dan kandungan air.

Parameter yang Diamati

Enzim pencernaan

Enzim pencernaan yang diukur meliputi enzim protease, amilase dan lipase. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai enzim adalah sebagai berikut:

U/ml = x faktor pengencer x T

Keterangan:

U = nilai dalam international unit per menit OD = absorbansi

T = waktu inkubasi

Jumlah konsumsi pakan

Jumlah konsumsi pakan dihitung dengan cara bobot pakan awal dikurangkan dengan bobot sisa pakan.

Laju pertumbuhan harian

Laju pertumbuhan harian ikan gurame dihitung berdasarkan persamaan berikut:

α = [ wt

wo t

(17)

5 Keterangan:

α = Laju pertumbuhan harian (%) Wt = Bobot rata-rata ikan ke-t (g) Wo = Bobot rata-rata ikan ke-0 (g) t = Lama pemeliharaan (hari) Efisiensi pakan

Efisiensi pakan ikan gurame dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi 1988):

EP = Wt Wd Wo

F x 100

Keterangan:

EP = Efisiensi pakan (%)

Wt = Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)

W0 = Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)

Wd = Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)

F = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g) Kelangsungan hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan gurame dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

TKH = tingkat kelangsungan hidup (%) Nt = jumlah ikan pada akhir pengamatan No = jumlah ikan pada awal pengamatan Retensi protein

Retensi protein didapatkan melalui analisis proksimat protein tubuh ikan gurame pada awal dan akhir penelitian. Rumus perhitungan retensi protein adalah sebagai berikut (Takeuchi 1988):

RP = F I P x 100

Keterangan:

RP = Retensi protein (%)

F = Jumlah protein ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah protein ikan pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g) Retensi lemak

(18)

6

RL = F I L x 100 Keterangan:

RL = Retensi lemak (%)

F = Jumlah lemak ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah lemak ikan pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)

Pengamatan Organ Hati

Indeks Hepatosomatik (IHS)

Keadaan organ hati sebelum dan sesudah diberi pakan perlakuan dilihat melalui hepatosomatik indeks (IHS). Rumus yang digunakan untuk menghitung hepatosomatik indeks adalah sebagai berikut:

IHS = Bobot organ hati g

Bobot tubuh ikan uji g x 100

Lemak hati

Kadar lemak hati didapatkan melalui analisis proksimat dengan metode Folch pada akhir penelitian. Prosedur analisis proksimat kadar lemak hati dapat dilihat pada Lampiran 10.

Glikogen hati

Pengukuran glikogen hati ikan gurame dilakukan pada akhir penelitian. Rumus perhitungan glikogen hati adalah sebagai berikut (Takeuchi 1988):

G = (AbsSp/AbsSt) x GSt Keterangan :

G = Glukosa sampel (mg/100mL) AbsSp = Absorbans sampel

AbsSt = Absorbans standar

Gst = Kadar glukosa standar (mg/100mL)

Pengamatan Biokimia Darah

Glukosa darah

Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh ekstrak kunyit dalam menurunkan kadar glukosa darah ikan gurame. Kadar glukosa darah diukur dengan metode uji enzimatik kolorimetri menggunakan uji GLUCOSE liquicolor (Human mbH Jerman). Rumus yang digunakan untuk menghitung kadar glukosa darah adalah sebagai berikut:

(19)

7 Keterangan:

GD = Kandungan glukosa darah (mg/100mL) Au = Absorbansi sampel

Cs = Konsentrasi standar As = Absorbansi standar Kolesterol

Pengukuran kolestrol dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan ekstrak kunyit dalam menurunkan kandungan kolesterol di dalam darah ikan gurame. Pengukuran kolesterol dilakukan menggunakan metode CHOD-PAP (enzymatic colorimetric test for cholesterol with lipid clearing factor) dengan kit CHOLESTEROL liquicolor (Human mbH Jerman). Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan kolesterol adalah sebagai berikut:

K = Au x Cs

As

Keterangan:

K = Kandungan kolesterol (mg/dL) Au = Absorbansi sampel

Cs = Konsentrasi standar kolesterol As = Absorbansi standar kolesterol Trigliserida

Pengukuran trigliserida dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan ekstrak kunyit dalam menurunkan kandungan trigliserida di dalam darah ikan uji. Pengukuran trigliserida dilakukan menggunakan metode CHOD-PAP (enzymatic colorimetric test for triglyserida with lipid clearing factor) dengan kit TRIGLYSERIDA liquicolormono (Human mbH Jerman). Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan trigliserida adalah sebagai berikut:

TG = Au x CsAs Keterangan:

TG = Kandungan trigliserida (mg/dL) Au = Absorbansi sampel

Cs = Konsentrasi standar trigliserida As = Absorbansi standar trigliserida

Analisis Data

(20)

8

parameter enzim pencernaan, biokimia darah dan kualitas air dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian ekstrak kunyit yang diberikan pada ikan gurame selama 60 hari dapat dilihat pada enzim pencernaan yang meliputi enzim amilase, protease dan lipase. Enzim amilase, protease dan lipase pada ikan gurame yang mengkonsumsi pakan mengandung ekstrak kunyit dengan dosis 0%, 0,05%, 0,1% dan 0,15% disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Enzim pencernaan ikan gurame yang diberi pakan perlakuan ekstrak kunyit

Parameter Perlakuan/penambahan ekstrak kunyit (%) P1 (0) P2(0,05) P3(0,1) P4(0,15) Enzim amilase

(U/mg substrat) Enzim protease (mU/mg substrat) Enzim lipase (U/mg substrat)

0,901±0,140

9,411±1,413

0,247±0,088

0,341±0,106

5,981±0,735

0,125±0,021

0,366±0,151

10,170±0,579

0,204±0,051

0,974±0,109

5,933±0,920

0,121±0,042

Pemberian ekstrak kunyit pada pakan dapat mempengaruhi enzim amilase, protease dan lipase pada ikan gurame. Enzim lipase pada ikan gurame mengalami penurunan dari 0,247 U/mg substrat menjadi 0,121 U/mg substrat pada pemberian ekstrak kunyit dengan dosis 0,15%.

(21)

9

Gambar 1 Kadar biokimia darah ikan gurame yang diberi pakan perlakuan ekstrak kunyit

Gambar 1 menunjukkan respon biokimia darah (kolesterol, trigliserida dan glukosa) ikan gurame yang diberi pakan ekstrak kunyit dengan dosis 0-0,15% pada pakan. Kadar kolesterol darah ikan gurame mengalami peningkatan pada dosis pakan ekstrak kunyit 0,10% apabila dibandingkan dengan kontrol yaitu 244,521 mg/dL menjadi 293,887 mg/dL. Sedangkan kadar trigliserida mencapai puncak pada dosis pakan ekstrak kunyit 0,15% yaitu sebesar 212,227 mg/dL. Kadar glukosa darah antar perlakuan hampir sama yang mencapai nilai tertinggi sebesar 67,078 mg/dL pada dosis 0,15%.

Parameter hati yang diamati dalam penelitian ini meliputi kadar air, lemak, glikogen serta indeks hepatosomatik (IHS) ikan gurame dapat dilihat pada Tabel 3 dan Lampiran 1.

Tabel 3 Kadar air, lemak dan glikogen hati serta indeks hepatosomatik (IHS) ikan gurame pada perlakuan yang berbeda

Parameter (%)

Perlakuan/penambahan ekstrak kunyit (%)

P1(0) P2(0,05) P3(0,1) P4(0,15)

Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0.05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.

(22)

10

Kinerja pertumbuhan ikan yang terdiri dari parameter uji: jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan gurame selama pemeliharaan 60 hari disajikan pada Tabel 4 dan Lampiran 5-9.

Tabel 4 Jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), laju pertumbuhan harian (LPH) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH)

Parameter (%)

Perlakuan/ penambahan ekstrak kunyit (%)

P1(0) P2(0,05) P3(0,1) P4(0,15) JKP Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang

berbeda nyata (P<0.05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa kinerja pertumbuhan yang meliputi jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH) pada ikan gurame yang mengkonsumsi pakan mengandung ekstrak kunyit tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).

Pembahasan

(23)

11 dari pencampuran antara natrium dan kalium dengan asam – asam empedu. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Platel (1996) menunjukkan bahwa penambahan kunyit sebesar 0,5% dapat meningkatkan enzim lipase, amilase, trypsin dan chymotrypsin pada mucosa usus tikus. Peningkatan nilai enzim amilase dan enzim protease selain disebabkan oleh adanya zat aktif kurkumin, diduga juga terjadi sintesis enzim yang dapat meningkatkan jumlah enzim tersebut.

Setelah dicerna, nutrien diserap dan didistribusikan oleh darah ke jaringan tubuh. Apabila dibandingkan dengan pakan uji yang tidak mengandung ekstrak kunyit, nilai kolesterol, trigliserida dan glukosa mengalami kenaikan. Kolesterol, trigliserida dan glukosa mengalami kenaikan sebesar 20,188%, 19,312% dan 30,922%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mahmoud (2013) bahwa pemberian kunyit dalam pakan dapat meningkatkan nilai total kolesterol dan trigliserida pada tikus. Kurkumin memiliki peran dalam stimulasi aktivitas enzim cholesterol-7alphahydroxylase. Enzim yang ada dalam sel hati ini dapat meningkatkan kolesterol yang terdapat di darah. Kolesterol yang ada di darah akan diubah menjadi garam empedu dan sebagian lagi akan digunakan untuk sekresi hormone steroid (Fikriah 2007). Meningkatnya nilai glukosa darah menunjukkan bahwa aliran glukosa ke dalam darah yang lebih besar dibandingkan pemasukan glukosa darah ke dalam sel. Kadar glukosa dalam darah merupakan resultan atau hasil perimbangan sesaat antara laju penyerapan glukosa dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah dan laju pemasukkan glukosa darah ke dalam sel pada proses metabolisme karbohidrat. Glukosa yang telah masuk ke dalam sel akan segera dimetabolisme untuk mencukupi kebutuhan energi (Aslamyah 2011). Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen dan kelebihannya akan diubah menjadi trigliserida. Tingginya kadar trigliserida dikarenakan sintesis endogen trigliserida yang berasal dari glukosa (lipogenesis) hasil dari mobilisasi glikogen hati dan asam lemak bebas yang diangkut dari jaringan adiposa ke hati (Kersten2001).

Hati merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi untuk menyimpan lemak. Hasil pengukuran IHS menunjukkan penimbunan lemak dan glikogen pada hati ikan di setiap perlakuan pakan. Pemberian pakan yang mengandung ekstrak kunyit memberikan hasil yang signifikan (P<0,05) terhadap kadar air hati, glikogen hati dan IHS. Sedangkan kadar lemak hati memberikan hasil yang sama antar perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar glikogen hati akan diikuti dengan peningkatan volume hati ikan uji (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan Budi (2014) bahwa meningkatnya kadar glikogen hati sejalan dengan meningkatnya nilai IHS. Menurut Handayani (2006) peningkatan kadar glikogen menunjukkan adanya kelebihan glukosa darah setelah kebutuhan energi metabolisme terpenuhi yang segera dikonversi menjadi glikogen dan selanjutnya disimpan dalam hati.

(24)

12

signifikan terhadap survival rate (SR) dan food conversion ratio (FCR) pada white shrimp yang diberi pakan yang mengandung ekstrak kunyit selama 9 minggu. Retensi protein dan retensi lemak antar perlakuan sama. Nilai retensi menunjukkan tingkat pemanfaatan nutrien pakan untuk pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kunyit dalam pakan pada ikan gurame dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein dan lemak untuk pertumbuhan. Kelangsungan hidup ikan gurame pada setiap perlakuan sama selama penelitian yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi ikan dan kualitas air sudah cukup mendukung (Budi 2014).

4

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian ekstrak kunyit dengan dosis 0,15% pada pakan dapat mempengaruhi enzim protease, amilase dan lipase tetapi pemberian ekstrak kunyit tersebut belum dapat mempengaruhi kinerja pertumbuhan pada ikan gurame.

Saran

Pemberian feed additive ekstrak kunyit pada ikan gurame perlu adanya penambahan waktu pemeliharaan agar kinerja pertumbuhan ikan gurame dapat terlihat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdelwahab AM and El-Bahr SM. 2012. Influence of Black Cumin Seeds (Nigella sativa) and Turmeric (Curcuma longa Linn.) Mixture on Performance and Serum Biochemistry of Asian Sea Bass, Lates calcarifer. World Journal of Fish and Marine Sciences. 4(5):496-503.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1990. Official methods of analytical of the association of official analytical chemist. Washington DC (US): AOAC.

Asai A. and T. Miyasawa. 2001. Dietary curcuminoids prevent high fat diet induced lipid accumulation in rat liver and epididymal adipose tissue. Journal Nutrition. 131(11):2932 – 2935.

Aslamyah S. 2011. Pengaruh feed additive mikrob Bacillus sp. dan Carnobacterium sp. pada kadar glukosa darah dan laju metabolisme serta neraca energy ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) fase omnivor. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan, Bringing the Better Science for the Better Fisheries and the Better Future. Pekanbaru Riau. 26-27 Oktober 2011.

Bergmeyer HU, Grossl M & Walter HE. 1983. Reagents for enzymatic analysis. In: HU Bergmeyer (ed.) methods in enzymatic analysis. 2(3):274-275. Borlongan LG. 1990. Studies on the digestive lipases of milkfish, Chanos chanos.

(25)

13 Budi DS. 2014. Respons pertumbuhan benih ikan gurame (Osphronemus goramy)

yang diberi pakan dengan kadar protein berbeda dan diperkaya hormon pertumbuhan rekombinan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Darwis SN, Modjo Indo ABD dan Hasiyah S. 1991. Tanaman Obat Familia

Zingiberaccae. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Industri. Bogor.

Estriyani A. 2013. Pengaruh penambahan larutan kunyit (Curcuma longa) pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) [skripsi]. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Fikriah I. 2007. Effect of curcumin on the levels of total cholesterol, LDL cholesterol, the amount of f2-isoprostan and foam cell in aortic wall of rats with atherogenic diet. Folia Medica Indonesiana.3:136-140.

Handayani S. 2006. Studi efisiensi pemanfaatan karbohidrat pakan bagi pertumbuhan ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) sejalan dengan perubahan enzim pencernaan dan insulin [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

___________ Junior MZ, Mokoginta I, Bintang M dan Sudrajat AO. 2008. Perubahan enzim-enzim pencernaan pada ikan gurame (Osphronemus gouramy) sebagai respon terhadap pakan yang mengandung kadar protein dan karbohidrat yang berbeda. Aquaculture Indonesiana. 9(1):25-29.

Kersten S. 2001. Mechanisms of nutritional and hormonal regulation of lipogenesis. EMBO Reports. 21:282-286.

Lawhavinit O, Sincharoenpokai P and Sunthornandh P. 2011. Effects of Ethanol Tumeric (Curcuma longa Linn.) Extract Against Shrimp Pathogenic Vibrio spp. and on Growth Performance and Immune Status of White Shrimp (Litopenaeus vannamei). Kasetsart J. (Nat. Sci.). 45(1):70-77. Mahmoud EA and Elbessoumy AA. 2013. Effect of curcumin on hematological,

biochemical and antioxidants parameters in Schistosoma mansoni infected mice. International Journal of Sciences. 2:1-14.

Nwachukwu N and Ohiri RC. 2012. Effect of chronic intake of Zingiber officinale (ginger) enriched diet on the gastrointestinal sections of albino rats. African Journal of Food Science. 6(12):330-334.

Platel K and Srinivasan K. 1996. Influence of dietary spices or their active principles on digestive enzymes of small intestinal mucosa in rats. International Journal of Food Science Nutrition. 1: 55-59.

Rojtinnakorn J, Rittiplang S, Tongsiri S, Chaibu P. 2012. Tumeric extract inducing growth biomarker in sand goby (Oxyeleotris marmoratus). 2nd International Conference on Chemical, Biological and Environment Sciences (ICCEBS'2012).

Sahu S, Das BK, Mishra BK, Pradhan J, Samal SK, dan Sarangi N. 2008. Effect of dietary Curcuma longa on enzymatic and immunological profiles of rohu, Labelo rohita (Ham.) infected with Aeromonas hydrophila. Aquacultue Research. 39:1720-1730.

(26)

14

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutrients, p 179-225. In: Fish Nutrition and Mariculture. Watanabe T (ed). Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo University of Fisheries: Department of aquatic Bioscience. 233 p.

Worthington V. 1993. Worthington Enzyme Manual. Enzymes and Related Biochemicals Worthington Chemical, New Jersey, US. 399 p.

(27)

15 Lampiran 1 ANOVA dan Uji-Tukey kadar air hati ikan gurame yang diberi

perlakuan

ANOVA

AIR

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 20.745 3 6.915 13.107 .002

Within

Groups 4.221 8 .528

Total 24.966 11

AIR

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P4 3 71.1567

P2 3 71.8700

P3 3 72.3167

P1 3 74.6633

Sig. .279 1.000

(28)

16

Lampiran 2 ANOVA dan Uji-Tukey kadar lemak hati ikan gurame yang diberi perlakuan

ANOVA

Lemak

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups .278 3 .093 2.500 .133

Within

Groups .296 8 .037

Total .574 11

LEMAK Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P3 3 2.3767

P1 3 2.6433

P4 3 2.6433

P2 3 2.8000

Sig. .103

(29)

17 Lampiran 3 ANOVA dan Uji-Tukey kadar glikogen hati ikan gurame yang

diberi perlakuan

ANOVA

Glikogen

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups .024 3 .008 10.551 .004

Within

Groups .006 8 .001

Total .030 11

GLIKOGEN

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P1 3 .0400

P3 3 .0467

P2 3 .0800

P4 3 .1533

Sig. .353 1.000

(30)

18

Lampiran 4 ANOVA dan Uji-Tukey IHS ikan gurame yang diberi perlakuan ANOVA

HIS

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups .072 3 .024 7.655 .010

Within

Groups .025 8 .003

Total .097 11

IHS

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 3 .9633

P2 3 .9667

P1 3 1.0067

P4 3 1.1533

Sig. .781 1.000

(31)

19 Lampiran 5 ANOVA dan Uji-Tukey jumlah konsumsi pakan ikan gurame

yang diberi perlakuan ANOVA

JKP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 601.951 3 200.650 .712 .572

Within

Groups 2255.974 8 281.997

Total 2857.925 11

JKP

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P4 3 316.1967

P2 3 320.9967

P3 3 332.2433

P1 3 332.4533

Sig. .652

(32)

20

Lampiran 6 ANOVA dan Uji-Tukey efisiensi pakan ikan gurame yang diberi perlakuan

ANOVA

EP

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 67.123 3 22.374 .629 .616

Within

Groups 284.386 8 35.548

Total 351.509 11

EP

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P1 3 60.9567

P3 3 61.6633

P2 3 63.8867

P4 3 67.0267

Sig. .617

(33)

21 Lampiran 7 ANOVA dan Uji-Tukey retensi protein ikan gurame yang diberi

perlakuan

ANOVA Retensi

Protein

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 89.922 3 29.974 2.002 .192

Within

Groups 119.780 8 14.973

Total 209.702 11

Retensi Protein

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P1 3 30.1800

P2 3 32.0700

P4 3 34.1300

P3 3 37.5633

Sig. .168

(34)

22

Lampiran 8 ANOVA dan Uji-Tukey retensi lemak ikan gurame yang diberi perlakuan

ANOVA Retensi

Lemak

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 291.910 3 97.303 1.036 .427

Within

Groups 751.351 8 93.919

Total 1043.261 11

Retensi Lemak

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P3 3 66.0700

P4 3 72.3800

P1 3 73.3700

P2 3 79.9833

Sig. .357

(35)

23 Lampiran 9 ANOVA dan Uji-Tukey laju pertumbuhan harian ikan gurame

yang diberi perlakuan

ANOVA

LPH

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups .002 3 .001 .067 .976

Within

Groups .092 8 .011

Total .094 11

LPH

Tukey HSD

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1

P3 3 3.0100

P1 3 3.0267

P2 3 3.0433

P4 3 3.0433

Sig. .980

(36)

24

Lampiran 10 Prosedur analisis proksimat Kadar Air

1) Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1).

2) Bahan ditimbang 2-3 g (A).

3) Cawan dan bahan dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC selama 4 jam kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).

Kadar air (%) = X A X

A X 100

Kadar Abu

1) Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1).

2) Bahan ditimbang 2-3 g (A).

3) Cawan dan bahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 600oC sampai menjadi abu kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).

Kadar abu (%) = X X

A x 100

Kadar Serat Kasar

1) Kertas saring dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105o C-110oC setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (X1).

2) Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g (A) lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.

3) H2SO4 0,3 N sebanyak 50 mL ditambahkan ke dalam erlenmeyer lalu

dipanaskan di atas pembakar bunsen selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N sebanyak 25 mL ditambahkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan kembali selama 30 menit.

4) Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong Buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi. 5) Larutan dan bahan yang ada pada corong Buchner kemudian dibilas secara

berturut-turut dengan 50 mL air panas, 50 mL H2SO4 0,3 N, 50 mL air

panas dan 25 mL aseton.

6) Kertas saring dan isinya lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin dan kemudian dipanaskan dalam oven 105-110oC selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator 5-15 menit dan ditimbang (X2).

(37)

25 Kadar serat kasar = X X X

A x 100

Kadar Protein Tahap Oksidasi

1) Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.

2) Katalis (K2SO4+CuSO4.5H2O) dengan rasio 9:1 ditimbang sebanyak 3 g

dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.

3) Sebanyak 10 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl dan

kemudian labu tersebut dipanaskan dalam rak oksidasi pada suhu 400oC selama 3-4 jam sampai terjadi perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening.

4) Larutan didinginkan lalu ditambah 100 mL air destilasi. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai volume larutan mencapai 100 mL. Larutan sampel siap untuk didestilasi. Tahap Destilasi

1) Beberapa tetes H2SO4 dimasukkan ke dalam labu, sebelumnya labu diisi

setengahnya dengan Aquades untuk menghindari kontaminasi oleh ammonia lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit

2) Erlenmeyer diisi 10 mL H2SO4 0.05 N dan ditambahkan 2 tetes indicator

methyl red diletakkan di bawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan.

3) Sebanyak 5 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong yang kemudian dibilas dengan aquades dan ditambahkan 10 mL NaOH 30% lalu dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup. 4) Campuran alkalin dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10

menit hingga terjadi pengembunan pada kondensor.

5) Labu erlenmeyer diturunkan hingga ujung pipa kondensor berada di leher labu pada permukaan larutan. Kondensor dibilas dengan aquades selama 1-2 menit.

Tahap Titrasi

1) Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N. 2) Volume hasil titrasi lalu dicatat.

3) Prosedur yang sama juga dilakukan pada blanko Kadar protein =

Keterangan:

Vb = volume hasil titrasi blanko (mL) Vs = volume hasil titrasi sampel (mL) S = bobot sampel (g)

(38)

26

Kadar Lemak

Metode ekstraksi Soxhlet

1) Labu ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC dalam waktu 1 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan bobot labu ditimbang (X1).

2) Sampel ditimbang sebanyak 3-5 g (A), dan dimasukkan ke dalam selongsong tabung filter dan dimasukkan ke dalam soxhlet dan diletakkan pemberat di atasnya.

3) N-hexan 100-150 mL dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu.

4) Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath hingga cairan yang merendam sampel di dalam soxhlet berwarna bening.

5) Labu lalu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. 6) Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15-60 menit,

kemudian didinginkan dalam desikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X2).

Metode Folch

1) Labu silinder dioven terlebih dahulu pada suhu 105oC-110oC selama 1 jam, lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (X1).

2) Sampel ditimbang sebanyak 2-3 g (A) dan dimasukkan ke dalam gelas homogen dan ditambahkan larutan kloroform/methanol (20 x A), sebagian disisakan untuk membilas pada saat penyaringan.

3) Sampel dihomogenkan selama 5 menit lalu disaring dengan vacuum pump. 4) Sampel yang telah disaring tersebut dimasukkan ke dalam labu pemisah

yang telah diberi larutan MgCI2 0,03 N (0,2 x C) lalu dikocok dengan kuat

minimal selama 1 menit kemudian ditutup dengan aluminium foil dan didiamkan selama 1 malam.

5) Lapisan bawah yang terdapat dalam labu pemisah disaring ke dalam labu silinder kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform/methanol yang terdapat dalam labu ditiup dengan menggunakan vacuum lalu ditimbang (X2).

Kadar lemak (%) = X X

A x 100 

(39)

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 5 Mei 1990 dari Bapak Arifin dan Ibu Suprihatin. Penulis merupakan anak tunggal. Penulis menyelesaikan pendidikan akademik di SDN MEDOKAN AYU II 615 Surabaya, SMPN 12 Surabaya, SMAN 9 Surabaya, dan diterima di UNAIR melalui jalur SNMPTN tahun 2008 pada program Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, penulis melanjutkan studinya dengan menempuh Program Magister pada program studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, IPB. Program Magister ditempuh melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD).

Gambar

Gambar 1 Kadar biokimia darah ikan gurame yang diberi pakan perlakuan ekstrak kunyit

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Dapat memberikan informasi yang benar bagi pasien, keluarga, masyarakat. sehingga dapat lebih mengenal dan mengetahui gambaran dari

India memperoleh keuntungan tambahan dari sektor pariwisata yang menyumbang banyak kepada ekonomi India dengan meningkatkan pekerja seks terhadap anak dengan

1. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa

Saran dari penulis Dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dalam keluarga Bapak I Ketut Narsa, progam bantuan yang dapat diberikan oleh penulis adalah dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan yang ditinjau dari penerapan sistem E-filing , kualitas

Kehidupan politik yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam

Memperhatikan Peraturan Kepala Desa Jatilor Nomor 3 Tahun 2014 tentang Tata cara Pemberian Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan