• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT Bank Sinar Mas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung (Studi Korelasional Tentang Hubungan Kredibiltas Kepala Cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT Bank Sinar Mas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung (Studi Korelasional Tentang Hubungan Kredibiltas Kepala Cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Hilman Kurnia Firmansyah

Alamat : Jl. Cikutra barat cikondang 1 no 10 Bandung

Kode Pos : 40523

Telepon : 085721013016

Email : hilmankurnia70@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 20 desember 1991

Pendidikan Terakhir : SMA

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : cecep kurnia

Nama Ibu : yati rochayati

PENDIDIKAN FORMAL

NO. INSTITUSI TAHUN

1. SDN kencana indah 3 1998-2004

2. SLTP Pasundan 6 2004-2007

3. SMA Bpi 1 2007-2010

(2)

PENGALAMAN ORGANISASI

NO. ORGANISASI POSISI PERIODE

1. FMC Anggota 2006-2007

NO. PERUSAHAAN/INSTANSI PERIODE

1. PT. Sinarmas Multi Finance 2013-2013

2. Praktek Kerja Lapangan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Juli-Agustus 2013

PELATIHAN / SEMINAR

NO. PELATIHAN / SEMINAR (BERSERTIFIKAT)

1. “Fotografi, Lomba Foto Essay dan Apresiasi Seni” di UNIKOM

2. “Nasional, Suap dan Pemerasan” di Hotel Grand Royal Panghegar

3. “Table Manner Cours” di Hotel Amarossa Bandung

4. Bedah Buku “Handbook of Public Relation” dan Seminar “How To Be A

Good Writer” di Universitas Indonesia.

5. Juara I “Preneur Day 2013” Kelas Terkompak

6. Juara I “Preneur Day 2013” Kelas Terkompak

7. Juara I “Preneur Day 2013” Kelas Terkompak

8. Study Tour ke TRANS TV Jakarta 9. Study Tour ke PT. Dodol Picnic Garut

KEMAMPUAN

NO. KUALIFIKASI

(3)

HILMAN KURNIA FIRMANSYAH

41810083

The aim of this research is to know the Relationship of the Branch Head Credibility of PT Bank Sinarmas and Employee Performance in Abdul Rivai Bandung. As response to the aim of the research, the researcher proposes indicators of Skills, Confidence, Attractiveness of Communicator (Variable X) and those of quantity, quality, time (Variable Y).

Method used in this research is quantitative in correlation approach to 75 samples. Also, technique of random sampling was used in this research; whereas, instrument used in this research is questionnaire.

The results of this research suggest the relationship of communicator skills (X1) and employee performance (Y) is 49.1%, falling to strong category in positive direction. The relationship of communicator’s confidence (X2) and employee performance (Y) is 56.8%, falling to strong category in positive direction. The relationship of communicator’s attractiveness (X3) and employee performance (Y) is 78.4%, falling to extremely strong category in positive direction. The relationship of communicator’s credibility (X) and employee skills (Y1) is 44.6%, falling to strong category in positive direction. The relationship of communicator’s credibility (X) and employee quality (Y2) is 49.5%, falling to strong category in positive direction. The relationship of communicator’s credibility (X) and employee’s time (Y3) is 63.1%, falling to strong category in positive direction. The effect of the relationship of communicator’s credibility (X) on the employee performance (Y) is 60.4%, falling to strong category in positive direction.

Conclusion, there is strong relationship between Branch Head Credibility of PT Bank Sinarmas and Employee Performance in Abdul Rivai Bandung. Suggestion for PT Bank Sinarmas in Abdul Rivai Bandung is the company need to try to further promote professionalism of work.

(4)

Komunikasi adalah “suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,

organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan

lingkungan dan orang lain.”

Komunikasi sering kita lakukan dalam sehari-hari, komunikasi ini kebutuhuan yang paling mendasar bagi manusia. Saat seseorang dengan orang lain berdekatan maka terdapat komunikasi secara verbal, namun merek jika sedang berada dalam jarak yang jauh mereka menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi.

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya communications, menurut asal katanya berasal dari bahasa kata latin yaitu communicatio. Komunikasi adalah suatu proses seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan infoemasi agar terhubung dengan lingkunganya. Pada umumnya komunikasi terjadi pada lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi bila dapat persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.

Di dalam komunikasi diperlukan komunikator yang baik dalam segi kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa di terima oleh khalayak.

Di dalam komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila dia berhasil menujukan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator oleh ke ahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaanya dan dapat di percaya.

Hovland menyatakan bahwa sumber komunikasi yang meiliki kredibilitas tinggi akan lebih efektif dalam mengubah opini seseorang di bandingkan dengan sumber komunikasi yang kredibilitasnya rendah.

Kredibilitas bukanlah sebuah konsep yang baru, pada abad ke empat sebelum masehi,

(5)

serta dapat dipercaya tindakanya”. (Effendy,200:305)

Hovland. Janis & Kelly (1953) menyebutkan bahwa paling tidak terdapat dua komponen kredibilitas sumber, yakni keahlian yang merupakan kesan yang di bentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi persuasif berkaitan dengan topik yang dibicarakan serta dapat di percaya yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti kejujuran,ketulusan,bersikap adil,bersikap sopan,berperilaku etis,atau sebaliknya

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang sifat-sifat komunikator, dalam definisi ini terkandung dalam dua hal: pertama kredibilitas merupakan persepsi khalayak, kedua kredibilitas tergantung pada sifat-sifat komunikator (Rakhmat,2000:256). Kredibilitas dalam perusahaan ini adalah kemampuan pemimpin atau manajemen sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan agar dapat di terima baik oleh komunikan (pegawai).

Hovland, Janis & Kelly mengemukakan terdapat tiga indicator kredibilitas yaitu keahlian komunikator, kepercayaan komunikator, dan daya tarik komunikator:

a. Keahlian, yaitu tingkat sejauh mana jawaban yang benar oleh audiens

b. Kepercayaan adalah tingkat audiens dimotivasi oleh sumber untuk mengkomunikasikan pendirianya tanpa prasangka.

c. Daya tarik komunikator yang diindikasikan dari sikap yang dimiliki komunikator ketika berdialog, apakah dengan ramah yang sopan atau tidak (Tan, 1981:85)

(6)

aset yang akan di pimpin di masa depan inilah kunci sukses agar organisasi tumbuh dan berkembang dengan baik.

Untuk terbentuknya suatu kelompok yang kuat maka setiap individu tidak hanya memerlukan pribadi yang pintar dan bekerja keras saja, peningkatan/ intergritas pun harus tertanam pada setiap individu kelompok tersebut agar visi perusahaan berjalan dengan sinergis.

Kinerja adalah kuantitas,kualitas dan waktu yang di gunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kualiatas adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang di buat, kedisiplinan,dan ketepatan. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang di jalani. (Cormick & Tiffin 1980)

Salah satunya adalah Bank Sinarmas didirikan pada tanggal 18 Agustus 1989 di hadapan Notaris Buniarti Tjandra, SH., di Jakarta, yang pada mula nya bernama Bank Shinta Indonesia. Bank ini memulai kegiatan usaha perbankanya pada bulan Maret 1990. Kemudian pada tahun 1994, Bank Shinta Indonesia mendapatkan status sebagai Bank Persepsi, yaitu sebagai bank yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran transaksi keuangan pemerintah. Status tersebut kemudian berubah menjadi Bank Devisa pada tahun 1995, sehingga dengan surat penunjukan dari Bank Indonesia, Bank Sinarmas bisa melakukan perbankan dalam valuta asing.

Seorang pemimpin sangatlah besar perananya di balik keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan. Pemimpin yang ditunjuk untuk dapat memimpin organisasi atau perusahaan biasanya merupakan orang yang benar-benar telah di percaya mempunyai kredibilitas yang cukup sebagai seorang pemimpin. Dalam hal ini salah satunya adalah pimpinan kepala cabang PT. Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

(7)

terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung ?

4. Sejauh mana hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kuantitas karyawan di Abdul Rivai Bandung ?

5. Sejauh mana hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kualitas karyawan di Abdul Rivai Bandung ?

6. Sejauh mana hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Waktu karyawan di Abdul Rivai Bandung ?

II METODE PENELIITIAN

Dalam melaksanakan penelitian, penulis mengadakan jenis penelitian kuantitatif

dengan metode survei dengan teknik korelasional, yaitu “Metode korelasional bertujuan

untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain. (Rakhmat,2000:27).

Menurut Rakhmat kegunaan metode korelasi, yaitu “mengukur hubungan diantara

berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan mengatakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental”.(2000:31)

Menurut Rakhmat, yaitu “studi korelasi sering juga digunakan untuk mengukur

reliabilitas dan validitas. Membandingkan tes pertama dan kedua, hasil tes penguji pertama dan kedua atau jumlah responden item tes bernomor ganjil dengan item tes bernomor genap

memerlukan korelasi”. (2000:31-32)

(8)

peneliti membuat tabel ringkasan analisis data korelasi antara variabel atau sub variabel X dengan variabel atau sub variabel Y sebagai berikut:

Tabel 4.47

Ringkasan Analisis Data Korelasi

No. Besar

Korelasi

Besar

(9)

Bandung (sangat

(10)

1. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

2. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

3. Hubungan antara Daya Tarik kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

4. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kuantitas Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

5. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap kualitas Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

6. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Waktu Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

(11)
(12)

Cipta.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi (cetakan kelima). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Drs. H. Pabundu Tika, M.M., Ph.D. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Bumi Aksara 2012

Effendy, Onong Ucjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung : Mandar Maju . 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (cetakan ketujuhbelas).

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Harun, Rochajat. 2008. Komunikasi Organisasi. Bandung : CV Mandar Maju.

Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hovland, C.I Janis I.L & Kelly. H.H. 1953. Communication and persuassion. New Haven,CT: Yale University Press.

Pace, R. Wayne and Faules, Don F. 2002. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Penerjemah Deddy Mulyana. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Prof.DR.H. Edy Sutrisno, M.SI. Budaya Organisasi. Jakarta Kencana, 2011

Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. . 2002. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

(13)

Deddy Mulyana. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Pace, R. Wayne and Faules, Don F. 2002. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan. Penerjemah Deddy Mulyana. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. . 2002. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2005. SPSS : Teori dan Latihan Menggunakan SPSS Versi 12 Edisi II. Bandung : PT Danamartha Sejahtera Utama.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Sastradipoera, Komarudin. 1994. Pengantar Menejemen Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Siagian, P Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

(14)

Mandar Maju.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Widjaja, A.W. 1991. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bina Aksara. SUMBER LAIN :

(15)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

(16)

(41802028)

2.1.2 Tinjauan Tentang komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari masalah komunikasi.Komunikasi selalu hadir dalam setiap aktivitas atau kegiatan manusia. Oleh karena itu komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Seperti aksioma dalam komunikasi yang berbunyi “A person cannot not communicate” yang bermaknaseseorang tidak dapat

tidak berkomunikasi (Harun, 2008:4).Secara tidak langsung menyatakan dalam kenyataan bahwa komunikasi merupakan bagian dari kebudayaan manusia yang tidak dapat diabaikan.

(17)

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, “Kita mendiskusikan makna”,

dan “Kita mengirimkan pesan” (Mulyana, 2003:41).

Setelah dilihat pada kalimat di atas bahwasannya kata “sama” dalam

komunikasi mempunyai arti yaitu sama makna di antara komunikator dengan komunikan, sehingga komunikasi berjalan efektif bila makna pesan yang diterima komunikan sama dengan makna pesan yang dikirimkan oleh komunikator.

Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu (Effendy, 2003:9).

(18)

dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (2003:62).

Hampir sama seperti pendapat Rogers, Hovland pun mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individual) (Effendy, 2003:10).

Jadi, komunikasi tidak hanya sebagai penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain tetapi juga sebagai persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain (Effendy, 2003:9).

2.1.3 Proses Komunikasi

Proses Komunikasi adalah Komunikasi sebagai proses karena komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Proses komunikasi tebagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran

(19)

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Beberapa media kedua yang biasa digunakan dalam komunikasi yaitu surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film (Effendy, 2003:11-16).

2.1.4 Unsur Komunikasi

Orang yang menyatakan pikiran atau perasaan dalam istilah komunikasi disebut komunikator dan yang menerima pikiran atau perasaan itu disebut komunikan.Sedangkan pikiran atau perasaan itu sendiri disebut pesan dan bahasa sebagai lambamg. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan perantaraan bahasa sebagai alat atau medianya.

Dalam komunikasi terdapat delapan unsur pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Pengirim/sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan komunikasi

(20)

3. Message (pesan) adalah informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada penerima

4. Channel (saluran) adalah media komunikasi formal antara seorang pengirim dan seorang penerima

5. Receiver (penerima) adalah individu yang menanggapi pesan dari pengirim

6. Decoding (pengartian) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti

7. Noise (gangguan) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi

8. Umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh pengirim (Rivai, 2003:376).

Berbeda dengan Paradigma Harold Laswell, komponen atau unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi hanya meliputi lima unsur-unsur sebagai berikut :

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel, media)

(21)

2.1.5 Tujuan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan oleh setiap manusia pasti mempunyai tujuan. Tujuan komunikasi menurut Effendy adalah :

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan perilaku (Behavior change) 4. Perubahan sosial (Social change) (2003:8).

Sedangkan tujuan komunikasi menurut A.W. Widjaja adalah :

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja.

3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu agar mereka mau bertindak (1991:11).

2.1.6 Fungsi Komunikasi

(22)

langsung. Onong Uchjana Effendy mengemukakan dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan praktek, bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform), yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2. Mendidik (to educate), yaitu komunikasi merupakan sarana

pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain), yaitu komunikasi selain berguna untuk menyampaikan informasi, pendidikan, dan mempengaruhi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence), yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan (Effendy, 2003:31).

(23)

2.1.7 Konteks Komunikasi

Dalam literatur komunikasi terdapat enam konteks komunikasi, yaitu sebagai berikut :

1. Komunikasi Dua-Orang 2. Wawancara

3. Komunikasi Kelompok Kecil 4. Komunikasi Publik

5. Komunikasi Organisasional 6. Komunikasi Massa

7. Komunikasi Antarbudaya (L. Tubbs – Moss, 2001:15). 2.1.8 Tinjauan Komunikasi Organisasi

2.1.8.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Budaya organisasi menurut Prof.DR.H. Edy Sutrisno, M.SI. Dalam buku komunikasi organisasi adalah dipandang dari suatu perspektif interpretatif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka melibatkan dalam proses itu beraksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.

(24)

Franks Jefkinse mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan dalam, antara sebuah organisasi karena tujuan dari pencapaian sasaran tertntu mengenai pemahaman.

Pace dan Feuleus mengatakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai penunjukan dan penafsiran suatu pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Devito mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai upaya pengiriman dan penerimaan pesan baik di dalam organisasi kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.

Katz dan kahn mengatakan jika komunkasi organisasi itu merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Prof.DR.H. Edy Sutrisno, M.SI. Dalam buku budaya organisasi

2.1.8.2 Fungsi Dari Komunikasi Organisasi

Fungsi Komunikasi Organisasi dikemukakan oleh Robert Kreitner dan Angelo Kinicki membagi empat fungsi budaya organisasi, yaitu

a. Memberikan identitas organisasi kepada karyawanya. b. Meudahkan komitmen kolektif

(25)

d. Membentuk prilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaanya.

2.1.8.3 Proses Komunikasi Organisasi

1. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Komunikasi ke bawah mengalir dari orang pada jenjang hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Bentuk yang paling umum adalah instruksi, memo resmi, pernyataan tentang kebijakan perusahaan, prosedur kerja, dan pengumuman perusahaan.

Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan ke bawahan (Katz & Kahn dalam R. Wayne Pace, 1998) :

1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan; 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan

pekerjaan;

3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi;

4. Informasi mengenai kinerja pegawai, dan;

5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission) (Harun, 2008:46).

2. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

(26)

dalam organisasi daripada penerima. Beberapa di antara arus komunikasi ke atas adalah kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur naik banding atau pengaduan. Umumnya, komunikasi ke atas sukar dicapai, khususnya pada organisasi yang besar. Ada beberapa alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit :

1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.

2. Perasaan bahwa atasan/manajer tidak tertarik kepada masalah.

3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai

4. Perasaan bahwa atasan/manajer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai (Harun, 2008:48).

(27)

pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.

Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai berikut :

1. Mengkoordinasi tugas-tugas.

2. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.

3. Memecahkan masalah-masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama. 4. Menyelesaikan konflik diantara orang-orang yang berada

dalam organisasi dan juga antara bagian dengan bagian. 5. Menjamin pemahaman yang sama.

6. Mengembangkan sokongan interpersonal (Muhammad, 2001:122).

(28)

komunikasi pegawai, yang sama tingkatnya dalam organisasi, dengan sesamanya (Harun, 2008:50).

4. Komunikasi diagonal (Diagonal Communication)

Komunikasi diagonal adalah penyampaian informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda. Mereka yang melakukan komunikasi diagonal tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus mempromosikan gagasan-gagasan mereka. Namun, mereka punya mobilitas tinggi dalam organisasi (Harun, 2008:51).

2.1.8.4 Kepala Cabang Bank Sinarmas

Di dalam komunikasi diperlukan komunikator yang baik dalam segi kepribadian maupun dalam kinerja kerja.Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa di terima oleh khalayak.

(29)

Hovland menyatakan bahwa sumber komunikasi yang meiliki kredibilitas tinggi akan lebih efektif dalam mengubah opini seseorang di bandingkan dengan sumber komunikasi yang kredibilitasnya rendah.

Kredibilitas bukanlah sebuah konsep yang baru, pada abad ke empat sebelum masehi, Aristoteles menggunakan istilah “ethos” untuk menyebut sifat-sifat pribadi seseorang komunikator yang mempengaruhi khalayak.Aristoteles percaya bahwa sifat-sifat tersebut dapat membantu komunikator meningkatkan khalayak atas pesan-pesanya. Effendy mengatakan :

“Dalam bentuk proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila diaberhasil menujukan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan kepada komunikator di tentukan bagi keahlian komunikator dalam bidang pekerjaanya serta dapat dipercaya tindakanya”. (Effendy,200:305) Hovland. Janis & Kelly (1953) menyebutkan bahwa paling tidak terdapat dua komponen kredibilitas sumber, yakni keahlian yang merupakan kesan yang di bentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi persuasif berkaitan dengan topik yang dibicarakan serta dapat di percaya yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti kejujuran,ketulusan,bersikap adil,bersikap sopan,berperilaku etis,atau sebaliknya

(30)

dalam menyampaikan pesan agar dapat di terima baik oleh komunikan (pegawai).

Hovland, Janis & Kelly mengemukakan terdapat tiga indicator kredibilitas yaitu keahlian komunikator, kepercayaan komunikator, dan daya tarik komunikator:

a. Keahlian, yaitu tingkat sejauh mana jawaban yang benar oleh audiens

b. Kepercayaan adalah tingkat audiens dimotivasi oleh sumber untuk mengkomunikasikan pendirianya tanpa prasangka. c. Daya tarik komunikator yang diindikasikan dari sikap yang

dimiliki komunikator ketika berdialog, apakah dengan ramah yang sopan atau tidak (Tan, 1981:85)

2.1.8.5 Kinerja

Kinerja adalah kuantitas,kualitas dan waktu yang di gunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kualiatas adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang di buat, kedisiplinan,dan ketepatan. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang di jalani.

(31)

karyawan dalam melaksanakan tugasnya untuk men capai suatu tujuan tertentu. (Cormick & Tiffin 1980)

2.1.8.6 Karyawan

Karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Mereka menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina, sedangkan sikap-sikap negatif hendaknya dihindarkan sedini mungkin. Sikap-sikap karyawan dikenal kepuasan kerja, stress, dan frustasi yang ditimbulkan oleh pekerjaan, peralatan, lingkungan, kebutuhan, dan sebagainya (Hasibuan, 2002:202).

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Penelitian ini dilandasi oleh Teori Kredibilitas Sumber yang dikemukakan oleh Hovland, Janis, dan Kellydalam bukunya Communication and Persuasion (1953).

The Source Credibility Theory states that people are more likely to be

(32)

Sumber Kredibilitas Teori menyatakan bahwa orang lebih mungkin

dipersuasi ketika sumber hadir sendiri sebagai kredibel (Hovland,

Janis & Kelly: 1953)

Hovland menyatakan sumber komunikasi yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih efektif dalam mengubah opini seseorang dibandingkan dengan sumber komunikasi yang sumber kredibiltasnya rendah.

Kredibilitas bukanlah sebuah konsep baru, pada abad keempat sebelum masehi, Aristoteles menggunakan istilah “ethos” untuk menyebut

sifat- sifat pribadai seseorang komunikator yang memengaruhi khalayak. Aristoteles percaya bahwa sifat-sifat tersebut dapat membantu komunikator meningkatkan penerimaan khalayak atas pesan – pesannya. Effendy mengatakan :

“Dalam bentuk proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia bberhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang pekerjaannya serta dapat tidaknya dipercaya”. (Effendy,2000:305)

Hovland. Janis & Kelly (1953) menyebutkan bahwa paling tidak terdapat dua komponen kredibilitas sumber, yakni keahlian yang merupakan kesan yang dibentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi persuasi berkaitan dengan topik yang dibicarakan serta dapat dipercaya yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti kejujuran, ketulusan, bersikap adil, bersikap sopan, berperilaku etis atau sebaliknya.

(33)

kredibilitas merupakan persepsi khalayak, jadi tidak inhern dalam diri komunikator, kedua kredibilitas bergantung pada sifat – sifat komunikator”. (Rakhmat,2000:256).

Hovland menggambarkan peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan orang yang bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan lebih efektif apabila kita mengetahui bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya.

Kredibilitas berkenan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikate), topic yang di bahas dan situasi.

Aplikasi teori kredibilitas sumber terhadap variabel objek yang diteliti dan objek yang di pilih adalah kredibilitas yang dimiliki kepala cabang (komunikator) terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung.

Menurut LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi, atau dalam situasi social, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli social yang telah terkondisikan (Azwar, 1995;5)

2.2.2 Kerangka Konseptual 2.2.2.1 Kredibilitas

(34)

bergantung kepada pelaku persepsi (komunikate), topik yang di bahas, dan situasi.

Menurut Kenneth E. Andersen Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikate tentang komunikator sebelum ia belrakukan komunikasinya disebutprior ethos. Sumber komunikasi memperoleh prior ethoskarena berbagai hal. Kita membentuk diri gambaran tentang komunikator dengan pengalaman langsung dengan komunikator itu atau dari pengalaman wakilan (vicarious experience), misalnya, karena sudah lama bergaul dengan seseorang dan sudah mengenal integritasnya atau karena kita sudah sering melihatnya atau mendengarnya dalam media massa.

Boleh jadi kita membentuk prior ethos komunikator yang menghubungkannya pada kelompok rujukan orang itu. , kita meletakannya dalam kategori pada skema kognitif kita. Selain itu mungkin juga prior ethos terbentuk karena sponsor atau pihak-pihak yang mendukung komunikator, dan boleh jadi prior ethos juga timbul oleh petunjuk-petunjuk nonverbal yang ada pada diri komunikator.

(35)

dan topik yang di bahas, faktor situasi juga mempengaruhi kredibilitas. Belum bnayak penelitian dilakukan tentang pengaruh situasi pada persepsi komunikate tentang komunikator. Tetaoi dapat kita juga bahwa pada akhirnya kredibilitas dipengaruhi okeh interaksi di antara berbagai faktor (Rakhmat,2003:260)

Hovland, Janis & Kelly mengemukakan terdapat tiga indicator kredibilitas yaitu keahlian komunikator, kepercayaan komunikator, dan daya tarik komunikator:

a. Keahlian, yaitu tingkat sejauh mana jawaban yang benar oleh audiens

b. Kepercayaan adalah tingkat audiens dimotivasi oleh sumber untuk mengkomunikasikan pendirianya tanpa prasangka. c. Daya tarik komunikator yang diindikasikan dari sikap yang

dimiliki komunikator ketika berdialog, apakah dengan ramah yang sopan atau tidak (Tan, 1981:85)

Keahlian (exspertise) adalah tingkatan dimana komunikatan dimana komunikator mengetahui jawaban yang benar atas pertanyaan yang diajukan oleh audiens atau komunikan (Tan, 1981:104). Keahlian dapat diukur berdasarkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kinerja profesional serta status sosial dari komunikator.

(36)

pemimpin berinteraksi dengan karyawan, kesopanan, etis, keluasasn pengetahuan saat menyampaikan pesan dan sebagainya.

Daya Tarik komunikator (attractiveness), Tan (1981:105) menguraikan daya tarik komunikator dengan memberikan focus perhatian pada faktor kesamaan, keakrakban, kesukaan dan daya tarik fisik.

Melalui penelitian yang dilakukan ini, peneliti ingin melihat bagaimana Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT. Bank Sinarmas Abdul RivaiTerhadap Kinerja Karyawan Bandung. Dengan mengaplikasikan teori yang diambil,.

Dalam penelitian ini peneliti menemukan dua variabel, yaitu variabel X (Hubungan Kredibilitas) dan variabel Y (Kinerja Karyawan) yang masing-masing variabel memiliki beberapa indikator.

(37)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Penelitian Aplikasi Dasar Untuk Variabel X dan Y

Sumber : konsep yang di kembangkan dalam penelitian ini, 2014 Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang Bank Sinarmas

Abdul Rivai Terhadap Kinerja Karyawan Bandung

Teori Kredibilitas Sumber

“Orang lebih mungkin dipersuasi ketika sumber komunikasi menunjukkan dirinya sebagai orang yang kredibel

(That People are more likely to be persuaded when the source present it self as credible)” (Hovland, Jannis dan Kelly: 1953)

Variabel X:

Kredibilitas Kepala Cabang Bank Sinarmas

Variabel Y: Kinerja Karyawan

Sub Variabel: 1. Keahlian Komunikator 2. Keterpercayaan

Komunikator

3. DayaTarik Komunikator

(Tan, 1981:104)

Sub Variabel: 1. Kuantitas

2. Kualitas 3. Waktu

(38)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya (Arikunto, 1995 :12). Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dikembangkan dalam kerangka pikir maka Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

H1 : Adanya hubungan Kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

H0 : Tidak Adanya hubungan Kredibilitaskepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

Untuk dapat mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis di atas dengan uraian sebagai berikut :

1. H1 : Adanya hubungan Keahlian kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

H0 : Tidak adanya hubungan Keahlian kepala cabang PT. Bank terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

2. H1 : Adanya hubungan Keterpercayaan kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

H0 : Tidak adanya hubungan Keterpercayaan kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

3. H1 : Adanya hubungan Daya Tarik kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap kinerja karyawan di Abdul Rivai Bandung

(39)

4. H1 : Adanya hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kuantitas karyawan di Abdul Rivai Bandung

H0 : Tidak adanya hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kuantitas karyawan di Abdul Rivai Bandung

5. H1 : Adanya hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kualitas karyawan di Abdul Rivai Bandung

H0 : Tidak adanya hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Kualitas karyawan di Abdul Rivai Bandung

6. H1 : Adanya hubungan kredibilitas kepala cabang PT. Bank Sinarmas terhadap Waktu karyawan di Abdul Rivai Bandung

(40)

34 3.1 Tinjaun Tentang Bank Sinarmas

3.1.1 Sejarah PT Bank Sinarmas

Bank Sinarmas didirikan pada tanggal 18 Agustus 1989 di hadapan Notaris Buniarti Tjandra, SH., di Jakarta, yang pada mula nya bernama Bank Shinta Indonesia. Bank ini memulai kegiatan usaha perbankanya pada bulan Maret 1990. Kemudian pada tahun 1994, Bank Shinta Indonesia mendapatkan status sebagai Bank Persepsi, yaitu sebagai bank yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran transaksi keuangan pemerintah. Status tersebut kemudian berubah menjadi Bank Devisa pada tahun 1995, sehingga dengan surat penunjukan dari Bank Indonesia, Bank Sinarmas bisa melakukan perbankan dalam valuta asing.

(41)

Berkat pertumbuhan usaha yang cukup signnifikan mempengaruhi sentimen positif harga saham Bank Sinarmas, sehingga tidak mengherankan jika masyarakat pemodal mulai berburu untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Perkembaangan usaha tersebut terlihat dari total aset yang dimiliki, sehingga akhir desember 2010, bank ini tercatat memiliki aset sebesar 11,2 trilliun rupiah dengan jaringan kantor sebanyak 110 unit. Bahkan pada perkembangan selanjutnya hingga awal september 2013 bank ini telah memiliki kantor sebanyak 364 unit yang telah terhubung secara online yang di lengkapi teknologi perbankan. Bahkan Bank Sinarmas telah memiliki teknologi terintergrasi, sehingga tidak mengenal ruang dan waktu dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Beberapa teknologi modern tersebut antara lain, Phone Banking, Internet Banking, Dan Automatic Teller Machine (ATM).

Berkat konsistensi dan komitmen tinggi pada visi dan misinya. Bank sinarmas terus melaju meningkatkan perkembangan usaha perbankanya meskipun berada di tengah-tengah persaingan global. Dengan pengembangan inovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, bank ini yang mulanya hanya melayani pembiayaan pada skala usaha mikro kecil dan menengah kini telah menawarkan program-program pembiayaan konsumer dan komersial.

3.1.2 Visi dan Misi PT Bank Sinarmas

Visi

(42)

Misi

 Memperluas jaringan kantor untuk penetrasi pasar dan pembiayaan pada sentra-sentra konsumer, UKM dan sektor usaha skala korporasi

 Memperluas basis nasabah, mulanya dari nasabah kecil hingga korporasi, melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan maupun mitra usaha lain.

 Meningkatkan kemampuan teknologi informasi dan sumber daya manusia dalam rangka memberikan pelayanan terbaik melali payment system yang lengkap

 Membudayakan sistem manajemen resiko sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance.

3.1.3 Logo dan Makna PT. Bank Sinarmas.

Adapun Logo dari PT Bank Sinarmas, Yakni sebagai berikut : Gambar 3.1

Logo dari PT Bank Sinarmas Yakni

(43)

Makna dari Lambang Bank Sinarmas

Warna merah yang melambangkan nafsu,agresif, dan semangat. Juga melambangkan produktifitas dan keberanian warna yang secara insan dapat mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikan tekanan darah dan mempercepat pernafasan.

Warna putih melambangkan kesucian,kebersihan,ketepatan, ketidak bersalahan dan juga memberikan kesan yang steril

Warna abu-abu yang melambangkan intelek, masa depan (kaya warna milenium),kesederhanaan, kesedihan warna ini tidak menunjukan makna yang jelas. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi. Warna ini cenderung netral.

3.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 3.2

Struktur Organisasi PT. Bank Sinarmas Cabang Abdul Rivai

Sumber : bank sinarmas cabang Abdul Rivai 2014

(44)

Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masingmasing fungsi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja.

3.1.4.1Job Description Bank Sinarmas Cabang Abdul Rivai

Secara garis besar seorang pegawai teladan memiliki tugas masing-masing dan harus bertanggung jawab dalam jabatannya agar bisa bekerja secara maksimal,berikut uraian tugas dan tanggung jawab berdasarkan jabatan yang ada di PT. Bank Sinarmas Cabang Abdul Rivai Bandung , yaitu :

1. Pemimpin cabang

Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi dan tugas cabang yang meliputi :

a. Merumuskan,memantau,dan mengendalikan rencana cabang dan cabangpembantu.

b. Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dalampengelolaan operasional dan bisnis cabang.

c. Merencanakan serta mengelola pemasaran produk dan jasa bank secaraprudent dan menguntungkan.

(45)

e. Menjalin dan membina hubungan baik dengan pemegang saham dan lembaga terkait lainnya.

f. Mengelola kerja sama antar bank dengan lembaga terkait sesuai dengan surat kuasa direksi, dalam rangka meningkatkan penghimpunan dana.

g. Merencanakan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

h. Merencanakan penatausahaan administrasi secara efisien, efektif, akurat,dan tepat waktu.

i. Mengelola dan meminimalisir tingkat resiko. j. Mengelola dan memelihara aset cabang.

k. Melakukan monitoring atas pelaksanaan operasional kantor cabang pembantu.

l. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap upaya pencapaian lababank secara keseluruhan.

m. Memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi daerah.

n. Mengelola pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan bank indonesia,peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern lainnya yang berlaku.

(46)

p. Mempertanggungjawabkan hasil kinerja pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta kegiatannya.

q. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh direksi. 2. Manager operasional

Bertanggung jawab atas kegiatan:

a. Memeriksa, menandatangani dan memberikan otorisasi transaksi tunai di Kantor Cabang sesuai batas kewenangan. b. Memeriksa dan menandatangani warkat permohonan

pemindah bukuan,transfer setoran klirik dan jasa lainnya sesuai kewenangan.

c. Memberikan otorisasi atas transaksi non tunai Kantor Cabang sesuai batas kewenangan yang berlaku.

d. Memeriksa dan mendokumentasikan berkas kredit .

e. Memeriksa dan menandatangani surat Keterangan Dukungan Bank.

f. Memastikan operasional Bank berjalan baik dan sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.

g. Memastikan fungsi pelayanan yang dilakukan baik dalam mengelola pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening Giro, Deposito dan Tabungan DN dan LN sesuai dengan prinsip KYC.

(47)

i. Memeriksa dan menandatangani permohonan pengadaan inventaris, kebutuhan logistic operasional dan kerumahtanggaan yang dibutuhkan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu.

j. Menandatangani Laporan Harian Transaksi dan laporan lainnya.

3. Pemimpin seksi administrasi dan jasa Bertanggung jawab atas kegiatan :

a. Menerima dan mengaplikasi wakrat transaksi harian.

b. Menerima dan mengaplikasi penarikan dan penolakan kliring. c. Menerima dan mengaplikasi transaksi pemnidahbukuan,

kiriman uang,kliring dan jasa lainnya. d. Menerima dan mengaplikasi transaksi pajak. e. Menerima dan dan mengaplikasi jasa bank lainnya.

f. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kelancaran operasional.

g. Mengelola kepesertaan, mengadministrasikan dan memelihara administrasi secara cermat teliti dan tertib sesuai ketentuan yang berlaku terhadap DPLK.

h. Membuat laporan mutasi bulanan untuk dilaporkan ke Kantor Pusat selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. i. Mengelola dan memelihara database kepesertaan yang

(48)

4. Pemimpin seksi pelayanan

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pada bagian pelayanan yang meliputi :

a. Melakukan koordinasi dengan seksi lain dalam menyusun dan merumuskan rencana bisnis bagian.

b. Mengukur dan melaksanakan penerapan manajenen risiko dalam bidang pelayanan.

c. Melayani dan mengolola pembukkaan dan penutupan rekening giro,deposito,dan tabungan sesuai prinsip know your customer (KYC).

d. Menerima permintaan pembukaan rekening kredit.

e. Melayani informasi saldo kredit dan informasi mengenai pengajuan kredit.

f. Melayani pembukaan dan penutupan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit.

g. Melayani print out rekening nasabah.

h. Menyediakan informasi mengenai produk dan jasa bank. i. Menyediakan aplikasi/formulir yang berhubungan dengan

kredit (kreditinvestasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit program dan kreditmikro).

(49)

5. Administrasi Kredit

Tugas dan Tanggung Jawab Administrasi Kredit adalah:

a. Menerima berkas dokumen permohonan credit dari credit analis yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenanguntuk direalisasikan.

b. Memastikan bahwa seluruh dokumen kredit telah sesuai dengan ketentuan.

c. Menyusun dokumen asministrasi kredit dan menjadwalkan serta mengelola proses akad kredit.

d. Memberikan pelayanan kepada nasabah untuk memberikan penjelasan mengenai proses akad kredit.

e. Menyiapkan proses akad antara Bank dengan calon debitur. f. Melakukan entry dan realisasi kredit dan pembayaran

angsuransi kredit ke dalam system.

g. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan atau kredit. h. Mengelola, meneliti, menyimpan dan mengamankan seluruh

berkas dokumen administrasi kredit beserta kelengkapannya di Kantor Cabang.

i. Mengelola dan memonior kolektibilitas kredit.

(50)

k. Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para debitur.

l. Menyusun laporan pengolahan kredit administasi 6. Kiriman Uang dan Pajak

Tugas dan Tanggung Jawab Pengiriman Uang dan Pajak adalah: a. Membuat laporan pelimpahan pajak.

b. Mengelola administrasi pajak.

c. Memerikda dan menctak menu total debit kredit harian. d. Mencetak seluruh data transaksi harian.

e. Melakukan back up transaksi data harian.

f. Membuat laporan dana dan jasa lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.

7. EDP Akuntansi

Tugas dan Tanggung Jawab EDP Akuntansi adalah:

a. Mengumpulkan berkas seluru dokumen transaksi keuangan dan akuntansi Kantor Cabang.

b. Menanyakan dan mengkonfirmasi dalam rangka verifikasi penysunan dan laporan keuangan seluruh bagian Kantor Cabang bila dibutuhkan.

c. Memastikan bahwa seluruh account pada laporan keuangan bersaldo normal.

(51)

f. Menyusun laporan keuangan mingguan untuk kebutuhan internal.

g. Menyusun laporan keuangan bulanan Branch Operations Supervisor diteruskan secara berjenjang Branch Manager h. Mengelola dan menyimpan dokumentasi akutansi

meliputi rekening financial (neraca, Buku Besar), bukti-buikti pembukuan, dan output lainnya.

i. Menyusun dan memberikan penjelasan ketika ada pemeriksaan dari auditor.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis mengadakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei dengan teknik korelasional, yaitu “Metode korelasional bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain. (Rakhmat,2000:27).

Menurut Rakhmat kegunaan metode korelasi, yaitu “mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan mengatakan jalan untuk

membuat rancangan penelitian eksperimental”.(2000:31)

Menurut Rakhmat, yaitu “studi korelasi sering juga digunakan untuk mengukur reliabilitas dan validitas. Membandingkan tes pertama dan kedua, hasil tes penguji pertama dan kedua atau jumlah responden item tes bernomor

(52)

Metode korelasi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel kredibilitas Kepala cabang PT Bank sinarmas Abdul Rivai dengan variabel kinerja karyawan Bandung.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.2.1Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-medai cetak yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Mencari sumber atau literatur dari referensi lain yang relevan untuk memperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara menentukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu.

Penelitian disini dalam melakkukan penelitian tentu tidak terlepas dari adanya pencarian data dengan menggunakan studi kepustakaan. Disini penelitian menggunakan studi pustaka dengan mencari berbagai data sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menggunakan :

a. Referensi Buku

(53)

tersedia di perpustakaan sehingga dipakai oleh setiap orang pada setiap saat.

b. Skripsi Penelitian Terdahulu

Disini peneliti menggunakan studi pustaka terdahulu dengan melihat hasil ilmiah para peneliti terdahulu, yang mana pada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat yang dibutuhkan oleh penelitian sebagai penelitian. Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki pembahsaan serta tinjauan yang sama.

c. Internet searching

Selain dengan menggunakan referensi buku dan skripsi peneliti terdahulu, disini juga peneliti menggunakan internet searching sebagai bahan tambahan. Internet searching adalah pencarian suatu situs yang akan kita cari sebagai mesin pencarian (search engine) situs yang peneliti butuhkan.

3.2.2.2Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan turun langsung ke lokasi penelitian. Studi lapangan terdiri dari:

1. Angket

(54)

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT Bank Sinarmas cabang Abdul Rivai Bandung. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yang memiliki alternatif jawaban untuk dipilih responden.

2. Observasi

Menurut Kartono (1980:142) pengertian observasi diberikan

batasan sebagai berikut:”studi yang disengaja dan sistematis

tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan

pengamatan dan pencatatan”> selanjutnya dikemukakan tujuan

observasi adalah:”mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil

tertentu”.

2.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sample 2.2.3.1Populasi Penelitian

(55)

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Bank Sinarmas sebanyak 300 orang.

2.2.3.2Teknik Penarikan Sample

Sedangkan yang dimaksud sample menurut Rakhmat (20008:),

adalah “Bagian yang diamati, yaitu mempelajari dan mengamati sebagian

dari kumpulan obyek penelitian”. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah probability sampling, yaitu dengan sampel acak sederhana (simple random sampling), yaitu : sebuah sampel yang di ambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda, maka besarnya kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda pula. (Singarimbung dan Sofyan Effendy, 1989:155-156).

Untuk memudahkan penelitian, maka dalam menentukan ukuran sampel dijelaskan sebagai berikut, “Pecahaan sampling 0,10 atau 0,20

sering di anggap banyak penelitian sebagai ukuran sampel memadai”.

(Rakhmat, 2000:81).

Langkah awal penetapan sampel dihitung dengan menggunakan Rumus Yamane, yaitu:

Keterangan:

n = jumlah sampel

(56)

N = jumlah populasi

d² = Presisi yang inginkan ( 10 %). (Rakhmat, 2001: 82). Jumlah populasi yang telah ditentukan dalah 300 orang, maka dapat ditentukan banyaknya sampel sebagai berikut

Diketahui : N : 300 d2 : 10% Perhitungan :

= 2+ 1

=

1 2+ 1

= 1 + 1

= + 1

=

=

(57)

Tabel 3.1

Jumlah sample dalam penelitian

No Bagian/Unit Kerja Jumlah responden

1 Bagian KOMERSIAL 12

2 Bagian KONSUMER 13

3 Bagian OPERASIONAl 15

4 Bagian INTERNAL 20

5 Bagian KREDIT 15

Jumlah 75

Sumber : Data Peneliti, maret 2014

2.2.4 Operasional Variabel

Operasional variabel dari judul peneliti adalah sebagai berikut : Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung.

Sesuai masalah yang diteliti, ada dua variabel pokok yang menjadi kajian penelitian ini, untuk menjabarkan variabel-variabel secara lebih operasional dapat dilihat dalam tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

No Variabel Sub variabel Indikator-indikator item

(58)

(Cormick

Sumber : konsep yang di kembangkan dalam penelitian 2014

3.2.5 Teknik Analisi Data 3.2.5.1Uji Validitas

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

(59)

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (1998), penggunaan Teknik Alpha-Cronbach akan menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien reliabilitas atau alpha sebesar 0,7 atau lebih (Anzwar :117).

Penggunaan teknik alpha ini tidak membagi item/atribut menjadi dua bagian seperti layaknya metode Gutman Split-Half, tetapi ia mengkorelasikan semua item secara langsung. Dalam perhitungan reliabilitas peneliti menggunakan program SPSS 22.

3.2.5.3 Uji Statistik Penelitian

Untuk mengolah data peneliti menggunakan program SPSS (Stastitical Product and Service Solution) yang merupakan program komputer. Untuk menganalisa hubungan variabel X dan Variabel Y digunakan Teknik analisa Korelasi Pearson Product Moment dengan rumus :

Rumus : rxy = ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi yang dicari n : Jumlah sampel

XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

(60)

ΣY : Jumlah skor Y

Setelah angka korelasi rxy diperoleh, selanjutnya dicari angka reliabilitas (r.tot) untuk keseluruhan item tanpa dibelah, dengan menggunakan rumus:

r.tot =

2

Keterangan :

r.tot : Angka reliabilitas

r.xy : Koefisien korelasi belahan satu dan belahan lainnya Disini peneliti akan menguji reliabilitas data penelitian dengan menggunakan perhitungan Alpha-Cronbach diatas melaui analisa program SPSS versi 20.

Tabel 3.3

Skala Koefisien Korelasi dan Taksirannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

Untuk menganalisa ada nya pengaruh atau hubungan menggunakan koefisien determinasi (KD) antara variabel X dan Variabel Y dengan rumus:

(61)

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi r = Besarnya Korelasi

Untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :

H1 : Jika adanya Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Terhadap Kinerja Karyawan Bandung

H0 : Jika tidak adanya Hubungan Kredibilitas Kepala Cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Terhadap Kinerja Karyawan Bandung.

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

thitung > ttabel = H0 ditolak dan H1 diterima thitung < ttabel = H0 diterima dan H1 ditolak (Ruslan, 2008 : 268)

Nilai t tabel didapat dari tabel distribusi t dengan derajat bebas (degree of freedom) = n-2 dan nilai α yang digunakan 0.05 kemudian pengujian yang dilakukan adalah dua pihak. Rumus uji t adalah sebagai berikut:

Thitung = � (�− ) −� Keterangan :

(62)

n = Besarnya Sampel (Sarwono, 2006 : 96)

Uji signifikansi dilakukan terhadap hipotesis statistic yang telah

ditentukan dengan kriteria uji : (dua arah) tolak hipotesis nol pada taraf α

jika | thitung| > ttabel dengan db = n-2 dan α = 0,05. Ketentuan signifikansi :

Jika angka signifikansi ≤ 0,05 = signifikan

Jika angka signifikansi ≥ 0,05 = tidak signifikan

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.6.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di PT Bank Sinarmas cabang Abdul Rivai Bandung

Alamat : Abdul Rivai 52 Telp : 022-4266660 Fax : 022-4266496 3.2.6.2Waktu Penelitian

(63)

125 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

2. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

(64)

4. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kuantitas Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

5. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap kualitas Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

6. Hubungan antara Kredibilitas kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Waktu Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa keahlian yang dimiliki kepala cabang PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Bandung sudah bias dibilang telah mempuni.

(65)

5.2 Saran

Mengingat bahwa sebuah penelitian harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun instansi atau pihak- pihak yang terkait dengan penelitian ini. Maka saran yang peneliti kemukakan setelah meneliti permasalahan ini adalah sebagai berikut :

5.2.1 Saran Bagi PT. Bank Sinarmas Cabang Abdul Rivai Bandung

1. Agar dapat lebih memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin baik bagi perusahaan maupun nasabah PT. Bank Sinarmas khususnya di Cabang Abdul Rivai Bandung.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutunya

1. Jika akan melakukan penelitian sebaiknya sebelum penelitian di mulai kita lebih dulu mengenal atau mengadakan observasi ke perusahaan yang akan dijadikan tempat penelitian, sehingga penelitian kita lebih mudah dilaksanakan dan kita lebih memahami arah penelitian kita sehingga mempermudah dalam penyusunan skripsi.

(66)

PT Bank Sinarmas Abdul Rivai Terhadap Kinerja Karyawan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Sidang Sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh,

HILMAN KURNIA FIRMANSYAH NIM 41810083

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(67)

i DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Makud Dan Tujuan ... 6

1.3.1 Maksud ... 6

1.3.2 Tujuan ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktisi ... 7

1.4.2.1 Untuk Peneliti ... 7

1.4.2.2 Untuk Akademik ... 8

(68)

ii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Tinjauan Terdahulu Yang Sejenis ... 9

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 10

2.1.3 Proses Komunikasi ... 12

2.1.4 Unsur Komunikasi ... 13

2.1.5 Tujuan Komunnikasi ... 15

2.1.6 Fungsi Komunikasi ... 15

2.1.7 Konteks Komunikasi ... 17

2.1.8 Tinjauan Tentang komunikasi organisasi ... 17

2.1.8.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ... 17

2.1.8.2 Fungsi Dari Komunikasi Organisassi ... 18

2.1.8.3 Proses Komunikasi Organisasi ... 19

2.1.8.4 Kepala Cabang Bank Sinarmas ... 22

2.1.8.5 Kinerja ... 24

2.1.8.6 Karyawan ... 25

2.2 Kerangka Pemikiran ... 25

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 27

2.2.2.1 Kredibilitas ... 27

Gambar

Tabel 4.47
Gambar 2.1 Tinjauan Terdahulu Yang Sejenis
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Struktur Organisasi PT. Bank Sinarmas CabangGambar 3.2  Abdul Rivai
+3

Referensi

Dokumen terkait

Havizh Ihsan Ashshiddiq (0906539), “Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ” (Studi Persepsi Pada Karyawan PT. Jasa Marga Cabang Purbaleunyi

Pengaruh kondisi lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Asia Afrika kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia |

pengunduran diri karyawan dapat dilihat pada grafik berikut.. parsial berpengaruh signifikan terhadap pengunduran diri karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung.

Besarnya pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Angkasa Pura II Cabang Husein Sastranegara Bandung sebesar 50,3%, sedangkan sisanya 49,7%

KARYAWAN PT ANEKA GAS INDUSTRI CABANG BANDUNG ” , beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

Bank Sinarmas, Tbk cabang Manado berdasarkan hasil penelitian dalam klasifikasi baik, dimana kepuasan kerja yang diberikan perusahaan sudah sesuai dengan yang diharapkan

Pada penulisan skripsi ini penulis lebih memfokuskan permasalahan pada kondisi yang dialami oleh karyawan atau karyawati PT Bess Finance Cabang Bandung, apakah karyawan

2013, Hubungan Budaya Kerja Karyawan dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Malang, Jurusan Psikologi,