• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan teknik meneruskan tulisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan teknik meneruskan tulisan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1)

SRI YONETHA SEPTIANA

NPM 12080108

(2)
(3)
(4)

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG Oleh

Sri Yonetha Septiana 1, Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd. ², Risa Yulisna, M.Pd. ³

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (1) siswa kurang mampu memproduksi teks anekdot, (2) siswa kurang memahami konsep memproduksi teks anekdot, (3) siswa beranggapan bahwa teks anekdot merupakan hal yang baru untuk dipelajari, (4) siswa mengalami kesulitan saat merangkai kata- kata dan menuangkan ide ke dalam bentuk teks anekdot, (5) tidak bervariasinya teknik yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh penggunaan teknik meneruskan tulisan terhadap kemampuan memproduksi teks anekdot siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung yang terdaftar pada tahun 2015/2016. Jumlah siswa kelas X tersebut adalah 205 siswa yang tersebar tujuh kelas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang yang berasal dari siswa kelas X IPS.1 dan X IPS.4. Sedangkan data dalam penelitian ini adalah skor kemampuan memproduksi teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung. Instrumen penelitian ini diperoleh dari tes unjuk kerja memproduksi teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan memproduksi teks anekdot tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan memperoleh rata-rata 74,25 yang berkualifikasi Lebih Dari Cukup (66-75%). Kedua, kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan memperoleh nilai rata-rata 83,21 yang kualifikasi Baik (76-85 %). Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan penggunan teknik meneruskan tulisan terhadap kemampuan memproduksi teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung.

Kata kunci: pengaruh, teknik meneruskan tulisan, memproduksi teks anekdot.

(5)

THE EFFECT OF USE OF CONTINUE WRITING TECHNIQUEON THE ABILITY ON PODUCING ANECDOTE TEXT BY STUDENTS CLASS X AT SMAN 2 SIJUNJUNG

By The

Sri Yonetha Septiana 1, Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd. ²., Risa Yulisna , M.Pd. ³

1) Student of STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) Lecturer Program Study Education of language and Art Indonesia of STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research was based on (1) students are less able to produce anecdote text, (2) the students do not understand the concept of producing anecdote text, (3) students considered that the text anecdote is nothing new to learn, (4) students have a hard time arranging words and ideas into text form of anecdotes, (5) did not varied techniques used by teachers in the learning process. Based on these problems, then the researcher did study about the ability in producing anecdote text by using continue witing technique. The purpose of this study was to describe the effect of the use of continue writing technique on the ability to produce anecdote text at students of Class X SMAN 2 Sijunjung.

This research was a quantitative study with experimental method. The sampling technique used in this research is (purposive sampling). The population in this study was students of class X SMAN 2 Sijunjung which registered in the academic year 2015/2016. The numbers of class X students are 205 students and divided into seven classes. The samples in this study are 58 people from class X IPS.4 and X IPS.1. Meanwhile the data in this study is the ability score to produce anecdotes text by students class X at SMAN 2 Sijunjung. The instrument of this study was obtained from the test performance of producing anecdote text class X at SMAN 2 Sijunjung.

The results of this study are as follows. First, the ability to produce anecdote text without using the continue writing technique earned an average of 74.25 qualified More Than Enough (66- 75%). Second, the ability to produce anecdote text using continue writing techniques obtain the average value of the qualifying 83.21 Good (76-85%). Thirdly, there is a significant effect of use of the technique to continue writing on the ability of the students to produce anecdote text class X at SMAN 2 Sijunjung.

(6)

tahu menjadi siswa yang mencari tahu dari berbagai sumber belajar. Kurikulum 2013 mengamanatkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan berbasis teks. Tujuan utama dari kurikulum 2013 ini adalah membentuk sikap kesantunan berbahasa para siswa dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa.

Pada kurikulum 2013 terjadi perubahan istilah yang dipakai dalam proses belajar mengajar.

Perubahan istilah tersebut terdapat pada kata memproduksi. Pada kurikulum sebelumnya, istilah yang digunakan yaitu menulis. Istilah yang digunakan berbeda namun mempunyai tujuan yang sama.

Memproduksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan atau mengeluarkan hasil. Memproduksi teks merupakan kegiatan proses belajar yang dialami siswa yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Dalam penerapannya, kegiatan memproduksi dalam pembelajaran yaitu menghasilkan sebuah tulisan yang kreatif dan inovatif.

Pembelajaran memproduksi teks di sekolah dapat melatih siswa menjadi kreatif dalam menulis. Dengan memproduksi teks, siswa dapat mengungkapkan segala pemikiran, pengalaman, kesan, perasaan, pendapat, dan imajinasi dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, pembelajaran memproduksi teks penting dikuasai oleh siswa, salah satunya ialah memproduksi teks anekdot. Teks anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan yang isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, suatu fenomena atau kejadian.

Pembelajaran memproduksi teks anekdot terdapat pada kurikulum 2013 kelas X dengan Kompetensi Inti (KI) 4. yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) 4.2. yaitu memproduksi teks anekdot yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan secara formal dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia, Widya Chandra, S.Pd. di SMA Negeri 2 Sijunjung diperoleh informasi sebagai berikut.

Pertama, siswa kurang mampu memproduksi teks anekdot. Hal ini dikarenakan siswa kurang memahami konsep memproduksi teks anekdot. Kedua, hanya sebagian siswa yang berminat memproduksi teks anekdot. Akibatnya muncul rasa malas siswa sehingga pembelajaran memproduksi teks anekdot membosankan bagi siswa. Ketiga, siswa beranggapan bahwa teks anekdot merupakan hal yang baru untuk dipelajari, karena sewaktu SLTP hanya mengenal istilah cerita lucu. Keempat, siswa mengalami kesulitan saat merangkai kata-kata dan menuangkan ide ke dalam bentuk teks anekdot. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosa kata siswa sehingga siswa kesulitan dalam memproduksi teks anekdot. Kelima, kurang bervariasinya teknik yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Akibat lain yang ditimbulkan karena kurang bervariasinya teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa dalam belajar.

Pendapat di atas juga sejalan dengan hasil wawancara bersama beberapa orang siswa SMA Negeri 2 Sijunjung, yang menyatakan antara lain. Pertama, dalam memproduksi teks anekdot mengalami kesulitan merangkai kata-kata dan menentukan struktur teks anekdot. Kedua, siswa merasa bosan karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Ketiga, kurangnya minat belajar siswa karena guru membicarakan kata-kata yang tidak kami mengerti. Hal ini terlihat bahwa kurangnya penguasaan kosa kata siswa.

Oleh karena itu, dibutuhkan teknik pembelajaran yang dapat memberikan suasana pembelajaran yang baru serta memberikan semangat dan motivasi lebih kepada siswa dalam belajar dengan harapan tercapainya hasil belajar yang optimal. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru dalam menulis teks anekdot adalah teknik meneruskan tulisan. Teknik pembelajaran meneruskan tulisan merupakan teknik yang memperoleh kemampuan siswa dalam melengkapi ide atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraf. Penggunaan teknik

(7)

meneruskan tulisan dalam pembelajaran memproduksi teks anekdot juga mampu mengatasi permasalahan siswa dalam mengembangkan ide. Teknik meneruskan tulisan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara utuh untuk dapat mengalami sendiri bagaimana penulisan teks anekdot yang baik dan secara terstruktur. Teknik meneruskan tulisan dapat memancing agar siswa mudah berfikir dengan beberapa paragraf yang sudah ada.

Apabila dikaitkan antara permasalahan memproduksi teks anekdot di SMA Negeri 2 Sijunjung dengan teknik meneruskan tulisan, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini penting untuk dilakukan. Teknik ini diharapakan tepat dan bisa merangsang siswa dalam memproduksi teks anekdot.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis metode kuasi eksperimen (quasi eksperimental). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa 205 orang tersebar pada 7 kelas. Pada penelitian ini, hanya dibutuhkan dua kelas sampel yaitu kelas kontrol berjumlah 29 orang siswa dan kelas eksperimen 29 orang siswa, total sampel pada penelitian ini adalah 58 orang siswa. Variabel yang terdapat pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pertama, variabel bebas “Teknik meneruskan tulisan”. Kedua, variabel terikat “memproduksi teks anekdot”. Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut. Pertama, skor dari hasil tes kemampuan memproduksi teks anekdot tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung. Kedua, skor dari hasil tes kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, pada kelas kontrol siswa diberikan tes memproduksi teks anekdot tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, hasil tes tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan indikator yang dinilai. Kedua, pada kelas eksperimen terjadi dua proses, yaitu pada proses pembelajaran dan proses hasil. Dalam proses pembelajaran guru menjelaskan materi tentang teks anekdot. Setelah itu guru memberikan persepsi atau pengantar. Selanjutnya guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan. Selanjutnya guru memberikan lembaran fotokopi teks anekdot yang sudah terdapat struktur abstrak kepada siswa. Setelah diberikan waktu dan aba-aba, siswa mengerjakan berupa meneruskan tulisan tersebut yang belum selesai dengan idenya sendiri untuk melengkapi struktur teks anekdot. Setelah waktu yang diberikan habis, siswa mengumpulkan hasilnya di depan kelas. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa alasan teks anekdot tersebut. Setelah itu guru merefleksi hasil kegiatan tersebut. Sedangkan pada proses hasil guru menugaskan siswa membuat sebuah teks anekdot.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kemampuan Memproduksi Teks Anekdot Tanpa Menggunakan Teknik Meneruskan Tulisan Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung

Diperoleh gambaran hasil belajar siswa tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai baik sekali, baik, lebih dari cukup dan cukup. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang (20,69%).

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 7 orang (24,14%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 10 orang (34,50%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup sebanyak 6 orang siswa (20,67%).

Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung 74,25. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan memproduksi teks anekdot tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung berada pada tingkat penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih Dari Cukup (LDC). Selanjutnya pengkualifikasian kemampuan memproduksi teks anekdot tanpa

(8)

Diperoleh gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai sempurna, baik sekali, baik, dan lebih dari cukup. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi sempurna sebanyak 4 orang (13,79%). Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi baik sekali sebanyak 10 orang (34,48%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 5 orang (17,25%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 10 orang (34,48%).

Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung 83,21. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung berada pada tingkat penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik (B). Selanjutnya pengkualifikasian kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung berdasarkan skala 10.

c. Pengaruh Penggunaan Teknik Meneruskan Tulisan Terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung

Berdasarkan nilai kemampuan memproduksi teks anekdot dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan dalam pemebelajaran memproduksi teks anekdot siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil memproduksi teks anekdot siswa dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan yang hanya menggunakan metode ceramah.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan teknik meneruskan tulisan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung karena thitung>

tabel (3,23>1,67). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan memproduksi teks anekdot siswa kelas X

SMA Negeri 2 Sijunjung dengan menggunakan teknik meneruskan tulisan lebih baik daripada tanpa menggunakan teknik meneruskan tulisan.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa sebagai motivasi agar terampil dalam menulis teks anekdot.

Kedua, bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembelajaran menulis dengan teknik meneruskan tulisan. Ketiga, bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Kempat, bagi peneliti sendiri sebagai bahan informasi yang dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman.

E. KEPUSTAKAAN

Alkhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Yusuf, A muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pres.

Referensi

Dokumen terkait

• Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Penyebutan benda dengan a, the, bentuk jamak (-s) dan Penggunaan kata penunjuk this,