• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 15 PADANG

Lusi Marta¹, Ninit Alfianika², Rina Sartika²

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat lusimarta26@yahoo.com

ABSTRACT

This research is based on several problems. The first problem is the students are not able to write a short story. Second, there are only a few students who interest in writing short story. The instrument of this research is taken from the result of students' test in writing short story grade X at SMA N 15 Padang.The result of the research are; first, students' ability in writing short story by using outline technique is classified into having good ability (77.90). Second, students' ability in writing short story by using technique of completing story is classified into having good ability (81,25). Third, based on the result of T test the researcher concludes that there is a significant differences between outline technique and technique of completing story used by student’ grade X in writing short story at SMA N 15 Padang because .

Key Words : Differences, Outline Technique, Technique Of Completing Story, Writing Short Story

PENDAHULUAN

Menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, karena dalam kegiatan menulis seseorang harus terampil menggunakan struktur bahasa dan kosa kata yang efektif.

Keterampilan menulis merupakan pengungkapan ide, gagasan, pikiran atau perasaan secara tertulis. Untuk melakukan kegiatan menulis tersebut, seseorang bisa mengungkapkan, ide atau gagasan dengan membaca dan melakukan pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap suatu pokok permasalahan atau peristiwa. Menulis juga salah satu kegiatan yang harus dipelajari oleh semua orang karena dengan menulis

orang bisa berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Salah satu kegiatan menulis adalah menulis cerpen.

Menulis cerpen salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa.

Cerpen merupakan suatu jenis karya sastra yang muncul dari gagasan yang kreatif.

Dengan menulis sebuah cerpen siswa bisa mengeluarkan ide, gagasan, pikiran, atau perasaannya kedalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, menulis cerpen sangat penting diajarkan kepada siswa. Menulis membutuhkan latihan-latihan sebagai usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa, sehingga tujuan

(2)

pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan.

Pembelajaran cerpen ini tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SMA/MA kelas X semester II, dengan Standar Kompetensi (SK) 16. mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen, dan Kompetensi Dasar (KD) 16.1 menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, dan latar).

Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru bahasa Indonesia yang bernama Meri Susanti, S.Pd., diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa kurang mampu menulis cerpen, akibatnya muncul rasa malas siswa sehingga pembelajaran menulis cerpen membosankan bagi siswa. Kedua, hanya sebagian siswa yang berminat menulis cerpen, karena siswa kurang memahami struktur dan latihan secara intensif mengenai menulis cerpen. Ketiga, siswa beranggapan bahwa menulis cerpen adalah sesuatu yang sulit dan kegiatan yang membosankan. Keempat, interaksi antar siswa dan guru kurang dalam pembelajaran menulis cerpen, sehingga hasil yang diperoleh oleh siswa kurang tercapai dan tidak memuaskan.

Menurut Aminudin (2009:10) ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman mengenal cerpen yaitu. Pertama, menurut

bentuk fisiknya, cerita pendek atau disingkat menjadi cerpen adalah cerita yang pendek.

Kedua, ciri dasar lain cerpen adalah bersifat rekaan (fiction). Cerpen bukan penuturan kejadian yang pernah terjadi (nonfiksi), atau berdasarkan kenyataan atau kejadian yang sebenarnya. Cerpen benar-benar hasil rekaan pengarang. Akan tetapi, sumber cerita yang ditulis berdasarkan kenyataan hidup. Ketiga, ciri cerpen yang lain adalah bersifat naratif atau penceritaan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ke sekolah ditemukan pengamatan sebagai berikut. Pertama, siswa tidak serius saat mengikuti pembelajaran menulis cerpen karena ketika guru menerangkan pembelajaran di depan kelas siswa tidak memperhatikan.

Kedua, siswa banyak berbicara saat guru menerangkan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran menulis cerpen tidak tercapai.

Ketiga, sikap siswa dalam menulis cerpen mendapatkan berbagai respon karena saat pembelajaran berlangsung guru tidak memperhatikan semua siswa.

Wawancara juga dilakukan dengan dua orang siswa SMA Negeri 15 Padang, kendala yang dialami oleh siswa dalam menulis cerpen. Pertama, siswa merasa bosan dengan pembelajaran menulis karena metode yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu metode ceramah, sehingga pembelajaran

(3)

menjadi monoton. Kedua, siswa sulit mengembangkan cerpen menjadi beberapa paragraf, karena tidak mengetahui struktur cerpen. Ketiga, siswa malas menulis cerpen karena dianggap pelajaran yang membosankan. Keempat, siswa tidak bisa mengembangkan cerpen karena tidak mengetahui struktur cerpen.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, perlu dilakukan beberapa tindakan yang dapat membantu siswa dalam menulis cerpen. Adapun teknik yang akan dilakukan dan membantu siswa dalam pembelajaran menulis cerpen adalah teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita. Melalui teknik kerangka tulisan, siswa dapat menjabarkan ide atau gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis dan runtut.

Tujuan teknik ini siswa akan lebih mudah untuk menentukan topik dan mengungkapkan kata-kata dalam sebuah tulisan, karena teknik ini menyuruh siswa untuk memilih topik yang sudah dicarikan oleh guru. Nantinya topik yang sudah dipilih siswa akan dibuat kerangka, dari kerangka itulah siswa membuat cerpen. Menurut Suyatno (2004:87-88), menyatakan bahwa teknik membuat kerangka tulisan adalah agar siswa dapat menjabarkan ide atau gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis dan runtut. Siswa membuat kerangka tulisan berdasarkan topik

yang disediakan. Selanjutnya, kerangka tersebut dapat dapat menjadi pedoman sebuah tulisan yang dibuat oleh siswa. Alat yang digunakan adalah daftar topik dan kertas kosong. Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Teknik lain yang dapat digunakan untuk membantu dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu teknik menyelesaikan cerita.

Dalam teknik menyelesaikan cerita, pembelajaran menulis cerpen dapat menjadi lebih menarik bagi siswa karena siswa di suruh menyelesaikan teks cerpen yang sebagian ceritanya dihilangkan dan siswa melengkapi cerita tersebut. Sehingga siswa tidak monoton ataupun tidak merasa jenuh maupun bosan dalam pembelajaran menulis cerpen. Tujuan teknik menyelesaikan cerita yaitu dapat melengkapi ide atau gagasan siswa secara baik dalam menyelesaikan cerita pada teks cerpen, dan siswa mendapatkan tantangan dirinya sendiri untuk menyelesaikan cerita dengan baik dan menarik. Menurut Suyatno (2004:84), mengemukakan dari penggunaan teknik menyelesaikan cerita atau meneruskan tulisan, diperoleh kemampuan siswa dalam melengkapi ide atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraf. Alat yang digunakan adalah lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai

(4)

gagasannya (tulisan tersebut 10 paragraf tetapi 3 paragraf terakhir dibuang atau dihilangkan) kemudian siswa menambahkan paragraf sesuai dengan idenya.

Penggunaan teknik kerangka tulisan dan menyelesaikan cerita dalam pembelajaran menulis cerpen dapat mengatasi permasalahan siswa dalam berfikir. Kedua teknik tersebut menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara utuh untuk dapat menciptakan cerpen yang sesuai dengan tema yang ditentukan.

Persamaan teknik ini yaitu sama-sama dapat mengembangkan ide atau gagasan siswa dalam menulis cerpen. Perbedaannya pada teknik kerangka tulisan siswa dapat menjabarkan ide atau gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis. Sedangkan, menggunakan teknik menyelesaikan cerita ini siswa dapat melengkapi ide atau gagasan siswa secara baik dalam menyelesaikan cerita pada teks cerpen, siswa mendapatkan tantangan dirinya sendiri untuk menyelesaikan cerita dengan baik dan menarik.

Tujuan memilih tempat penelitian di SMA Negeri 15 Padang ada beberapa faktor, faktor tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, kemampuan menulis cerpen kelas X SMA Negeri 15 Padang masih tergolong rendah. Kedua,pembelajaran dengan menggunakan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita dalam menulis

cerpen belum diterapkan dalam proses pembelajaran sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Ketiga, mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.

Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, dan penampilan hasilnya.

Sehubungan dengan itu data penelitian ini adalah skor kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang dalam menulis cerpen.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah the randomized group

(5)

posstest only. Lufri (2007:70), menyatakan bahwa rancangan ini lebih sederhana dan tidak melakukan pretest pada kedua kelas. Pada langkah awal peneliti memilih dua kelompok eksperimen. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan. Pada akhir kegiatan sesudah perlakuan selesai kedua kelas diberi posttest yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang terdaftar tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa 281 orang yang tersebar pada 9 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011:82) simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel sebagai berikut. Pertama, variabel bebas yaitu variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel yang lain. Variabel bebas (X1) yaitu penggunaan teknik kerangka tulisan dan (X2) teknik menyelesaikan cerita.

Kedua, variabel terikat adalah variabel yang merupakan variabel respon. Variabel ini muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas. Variabel terikat (Y) yaitu kemampuan menulis cerpen.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti memberikan pembelajaran

kemampuan menulis cerpen di kedua kelas eksperimen. Untuk itu, diperlukan langkah- langkah pembelajaran pada dua kelas tersebut.

Berikut bentuk langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada kedua kelas.

Pelaksanaan kelas eksperimen I dengan menggunakan teknik kerangka tulisan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini.

Pertama, guru menjelaskan kepada siswa tentang teknik kerangka tulisan. Kedua, guru memberikan topik kepada siswa untuk dipilih sesuai dengan keinginan siswa. Topik-topik yang akan dijadikan cerpen adalah sebagai berikut: (1) Persahabatan, (2) Jasa Seorang Ayah. Ketiga, siswa memilih topik tersebut kemudian membuat kerangkanya. Keempat, siswa melaporkan kerangka tulisan yang dibuat dengan teman sebelahnya. Kelima, siswa saling mendiskusikan urutan logis dan keruntunan peristiwa yang ada di dalam cerpen. Keenam, siswa mulai menuliskan uraian dari kerangka tersebut menjadi sebuah cerpen. Ketujuh, cerpen tersebut saling dikoreksi sesama siswa berdasarkan ketetapan ejaan, kalimat, kelogisan dan keruntunan.

Kedelapan, siswa memberikan alasan mengapa menulis dengan topik tersebut.

Kesembilan, guru merefleksikan kegiatan pembelajaran hari itu.

Pelaksanaan kelas eksperimen II dengan menggunakan teknik menyelesaikan

(6)

cerita dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini. Pertama, guru memberikan persepsi atau pengantar. Kedua, guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan seperti siswa diperintahkan untuk mempersiapkan alat tulis. Ketiga, guru membagikan lembaran fotokopi cerpen dengan topik “Persahabatan” yang sebagian paragrafnya dihilangkan. Keempat,setelah diberi waktu dan aba-aba, siswa mengerjakan tugas berupa berupa meneruskan tulisan yang belum selesai dengan idenya sendiri. Kelima, setelah waktu yang diberikan habis, siswa melaporkan hasil tulisannya di depan kelas.Keenam, guru bertanya kepada siswa alasan tulisan tersebut. Ketujuh, guru merefleksikan hasil kegiatan tersebut.

Setelah pembelajaran di kelas eksperimen I dan eksperimen II selesai dilakukan, langkah selanjutnya melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan posttest berupa tes unjuk kerja menulis cerpen. Cerpen yang ditulis siswa dengan tema “Pengorbanan Seorang Ibu”. Kemudian hasil kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Padang. Data dikumpulkan selama tiga

hari, yaitu 12 Juni 2017 s/d 14Juni 2017. Pada tanggal 12 Juni 2017 penelitian dilakukan pada eksperimen I yaitu teknik kerangka tulisan.

Pada tanggal 13 Juni 2017 penelitian dilakukan pada eksperimen II yaitu teknik menyelesaikan cerita, dan pada tanggal 14 Juni 2017 dilaksanakan postest pada kedua kelas eksperimen I dan eksperimen II. Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.

Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Teknik Kerangka Tulisan Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang

Menurut Aminudin (2009:11-36) cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama. Cerpen dibangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh dan perwatakan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail- detail khusus yang kurang penting, yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa yang memiliki unsur-unsur dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka

(7)

tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk keseluruhan indicator sebesar 77,09 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi baik (B). Klasifikasi kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 55,56 sebanyak 8 orang siswa dengan persentase (25%). Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 sebanyak 6 orang siswa dengan persentase (18,75%).

Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 77,78 sebanyak 5 orang siswa dengan persentase (15,63%). Keempat, siswa yang mendapatkan nilai 88,89 sebanyak 6 orang siswa dengan persentase (18,75%). Kelima, siswa yang mendapatkan nilai 100 sebanyak 7 orang siswa dengan persentase (21,87%).

Pertama, menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan untuk indikator 1 (pelaku) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 1 orang siswa dengan persentase (3,13%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 15 orang dengan persentase (46,87%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 16 orang dengan persentase (50%).diperoleh rata-rata hitung 82,29. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa

kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 1 (pelaku) berada pada tingkat penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik.

Kedua,untuk indikator 2 (Peristiwa) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 7 orang siswa dengan persentase (21,87%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 13 orang dengan persentase (40,63%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 12 orang dengan persentase (37,5%).Diperoleh rata-rata hitung 71,87. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 2 (peristiwa) berada pada tingkat penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih Dari Cukup.

Ketiga, untuk indikator 3 (Latar) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 5 orang siswa dengan persentase (15,63%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 12 orang dengan persentase (37,5%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 15 orang dengan persentase (46,87%).Diperoleh rata-rata hitung 77,68. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa

(8)

kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 3 (latar) berada pada tingkat penguasaan 76-85 % berkualifikasi Baik.

Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Teknik Menyelesaikan Cerita Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang

Menurut Aminudin (2009:11-36) cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama. Cerpen dibangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Cerpen memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh dan perwatakan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang kurang penting, yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya

sastra prosa yang memiliki unsur-unsur dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh

Berdasarkan data tersebut diperoleh rata-rata hitung 81,25. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang berada pada tingkat penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik.Data secara lengkap tentang menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita sebagai berikut. Pertama, nilai 100 diperoleh oleh 8 orang siswa dengan persentase (25%).

Kedua, nilai 88,89 diperoleh oleh 6 orang siswa dengan persentase (18,75). Ketiga, nilai 77,78 diperoleh oleh 9 orang siswa dengan persentase (28,13%). Keempat, nilai 66,67 diperoleh oleh 6 orang siswa dengan persentase (18,75%). Kelima, nilai 55,56 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan persentase (9,37%).

Pertama,untuk indikator 1 (Pelaku) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 1 orang siswa dengan persentase (3,12%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 11 orang dengan persentase (34,38%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 20 orang dengan

2 5 8 11 14 17 20 23 26 29 32

buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna

Frekuensi

Kualifikasi

(9)

persentase (62,50%).diperoleh rata-rata hitung 86,45. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 1 (Pelaku) berada pada tingkat penguasaan 86-95% berkualifikasi Baik Sekali.

Kedua,untuk indikator 2 (Peristiwa) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 6 orang siswa dengan persentase (18,75%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 13 orang dengan persentase (40,62%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 13 orang dengan persentase (40,62%).Diperoleh rata-rata hitung 73,96. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 2 (Peristiwa) berada pada tingkat penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih Dari Cukup.

Ketiga,untuk indikator 3 (Latar) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 2 orang siswa dengan persentase (6,25%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 12 orang dengan persentase (37,5%). Ketiga, siswa yang mendapatkan

nilai 100 diperoleh oleh 18 orang dengan persentase (56,25%). Diperoleh rata-rata hitung 83,33. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 3 (Latar) berada pada tingkat penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik.

Perbedaan Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Teknik Kerangka Tulisan dan Menyelesaikan Cerita Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapa disimpulkan bahwa rata- rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang kelas eksperimen I berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 77,09 sedangkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang kelas eksperimen II berada padakualifikasi Baik (B) dengan

2 5 8 11 14 17 2023 26 29 32

buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna

Frekuensi

Kualifikasi

(10)

perolehan rata-rata 81,25. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang menggunakan teknik menyelesaikan cerita lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang menggunakan model teknik menyelesaikan cerita. Hal tersebut juga terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan suasana yang tenang dan focus dalam menulis cerpen.

Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Hı) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n1 + n2 – 2 karena (3,25> 1,67). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita lebih baik daripada menggunakan teknik kerangka tulisan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang diajar dengan menggunakan teknik kerangka tulisan memperoleh nilai rata-rata kelas 77,09 dengan klasifikasi Baik (B).

Kedua, tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang diajar dengan menggunakan teknik

menyelesaikan cerita memperoleh nilai rata- rata kelas 81,25 dengan klasifikasi Baik (B).

Ketiga, berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang karena

Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita lebih baik daripada menggunakan teknik kerangka tulisan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik menyelesaikan cerita dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang membantu siswa agar lebih mudah dalam menemukan ide atau gagasan yang dijadikan dalam kemampuan menulis cerpen. Selain itu, siswa juga tertarik karena pembelajaran menggunakan melanjutkan ide dalam cerpen yang ceritanya sebagian dihilangkan.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

Pertama, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat menggunakan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita untuk mewujudkan kemampuan menulis cerpen

(11)

siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Hal ini ditujukan agar siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita merupakan teknik pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih banyak belajar dan lebih terbantu dalam mengembangkan daya imajinasi yang pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Kedua, disarankan kepada siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar kemampuan dalam menulis terutama dalam menulis cerpen dapat berkembang. Ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan menulis, terutama kemampuan menulis cerpen.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerpen. Bandung: PT.

Pribumi Mekar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suyatno. 2004. Teknik PembelajaranBahasa dan Sastra. Surabaya: Penerbit SIC.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemamuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan