• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSTRUKTIVISME DENGAN TEKNIK INQUIRY SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Elpi Yunida1, Lira Hayu Afdetis Mana², Rina Sartika ²

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

² Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat elpiyunida21@gmail.com

ABSTRACT

Background of the research were that the student got difficulties to write the short story. The research was to describe the ability of student on using technique of constructivism, technique of inquiry and the difference both techniques at Class X SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan, Pesisir Selatan Regency. It was an experimental research with experimental quasi. The research shows that ,firstly, the mean of writing short story ability of class X students SMAN I Basa Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan regency using constructivism techniqueThirdly, there is a significant difference between writing short story ability of class X students SMAN I Basak Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan regency using constructivism techniqueand inquiry technique where > that is 4.05>1.67. It is concluded that thereis a significant difference between writing short story abilitythrough constructivism and inquiry technique.

Keywords : effect, a Method of constructivism, a Method of inquiry skill writing short stories

PENDAHULUAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterampilan menulis.Masalah yang ditemui adalah pertama, siswa belum terampil dalam menulis cerpen karena siswa Keterampilan menulis penting diterapkan bagi siswa karena sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan menulis, siswa akan mudah untuk menuangkan ide-ide dalam pemikirannya.

Keterampilan untuk menuangkan ide-ide dan pemikiran itu dapat dilakukan dalam

kegiatan menulis cerpen. Oleh sebab itu kegiatan menulis cerpen merupakan kegiatan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri, dapat dari pengalaman, dari hayalan, dan dari kehidupan sehari- hari.

Cerpen merupakan suatu jenis karya sastra yang muncul dari gagasan yang kreatif. Dengan menulis sebuah cerpen siswa bisa mengeluarkan ide, gagasan, pikiran, atau perasaannya kedalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, menulis cerpen

(2)

sangat penting diajarkan kepada siswa.

Menulis membutuhkan latihan-latihan sebagai usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X semester 2 yaitu keterampilan menulis dengan Standar Kompetensi (SK) “16. mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain kedalam cerpen” dan Kompetensi Dasar (KD) “16.1 menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)”.

Berdasarkan hasil observasi dari SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan. Diperoleh informasi, bahwa guru di dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sedangkan, sumber belajar siswa dalam pembelajaran hanya dari buku paket selanjutnya, di dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media, setelah guru menjelaskan siswa disuruh mengerjakan latihan, dari hasil pengamatan yang ditemukan dilapangan bahwa proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan kurang menarik karena tidak ada variasi dalam pembelajaran.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan dengan Ida Firi Yanti, S.Pd., pada tanggal 25 Maret 2017, diperoleh informasi bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan masih tergolong rendah, itu terbukti dengan banyak siswa nilainya dibawah KKM. Permasalahan yang sering dialami siswa saat proses belajar mengajar, khususnya menulis cerpen adalah sebagai berikut. Pertama, siswa masih kesulitan dalam memilih kosa kata yang tepat dalam penulisancerpen, hal ini disebabkan rendahnya minat baca siswa. Kedua, siswa masih sulit dalam menentukan ide-ide. Ketiga,muncul rasa malas siswa sehingga menulis pembelajaran cerpen membosankan bagi siswa. Keempat. Hanya sebagian siswa yang berminat menulis cerpen hal ini dikarenakan siswa kurang memahami konsep dan latihan secara intensif mengenai menulis cerpen.

Selanjutnya, wawancara juga dilakukan dengan salah satu seorang siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai masalah

(3)

yang dialami dalam pembelajaran menulis cerpen. Pertama, guru kurang bisa menciptakan suasana kelas yang menarik, sehingga siswa tidak fokus terhadap pembelajaran menulis. Kedua, siswa kurang memahami dalam menulis karena guru selalu menjelaskan materi dalam pembelajaran.Ketiga, siswa kesulitan dalam memilih kata kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar masih banyak tercampur bahasa daerah dalam menulis cerpen. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menganggap bahwa penelitian ini penting dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan menulis cerpen dengan teknik konstruktivisme dan inquiry kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Jika terdapat perbedaan antara menulis cerpen dengan teknik konstruktivisme dan inquiry, penulis berharap siswa lebih meningkatkan menulis cerpen agar kemampuan menulis cerpen menjadi lebih baik.

Salah satu cara yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis cerpen yaitu dengan menggunakan teknik konstruktivisme dan tekni inquiry.

Pembelajaran dengan menggunakan teknik menurut Wardoyo (2015:23) konstruktivisme adalah salah satu teknik

yang melibatkan siswa dengan cara bersama-bersama, tetapi secara tidak berkelompok, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar, sisiwa menjadi pusa pusat kegiatan, bukan guru, melaui teknik ini diharapkan siswa dapat termotivasi dan menemukan ide-ide yang kreatif dalam menulis cerpen. Sedangkan teknik inquiry menurut Sanjaya (2014:265) yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri masalahnya, kegiatan menulis dengan menggunakan teknik, pembelajaran ini membuat siswa aktif mengembangkan pemikiran, khayalan, sehingga menghasilkan sebuah tulisan berupa cerpen.

Tujuan menggunakan teknik konstruktivisme dengan menggunakan teknik inquiry ini untuk membantu siswa dalam menulis cerpen dengan benar dan runtut sesuai dengan temanya sehingga menjadi cerpen yang menarik.

Alasan memilih SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai tempat penelitian karena ada beberapa faktor, faktor tersebut adalah

(4)

sebagai berikut: pertama, kemampuan menulis cerpen kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan masih tergolong rendah.

Kedua, Pembelajaran dengan menggunakan teknik konstruktivisme dan teknik inquiry belum diterapkan di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menganggap bahwa penelitian ini penting dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan menulis cerpen dengan teknik konstruktivisme dan inquiry kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Jika terdapat perbedaan antara menulis cerpen dengan teknik konstruktivisme dan inquiry, penulis berharap siswa lebih meningkatkan menulis cerpen agar kemampuan menulis cerpen menjadi lebih baik.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir

Selatan. Ketiga, mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme dengan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Menurut Aminudin (2009:11-36) cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama.

Cerpen dibangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh dan perwatakan, latar, sudut pandang, dan lain- lain.Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang kurang penting, yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa yang memiliki unsur-unsur dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.

Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, dan penampilan

(5)

hasilnya.Sehubungan dengan itu data penelitian ini adalah skor kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan dalam menulis cerpen.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.Data dikumpulkan selama dua hari, yaitu pada tanggal 12-13 Juni 2017. Data yang akan dideskripsikan bagian ini yaitu skor hasil tes keterampilan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme dengan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Tes ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah the randomized group posstest only. Lufri (2007:70), menyatakan bahwa rancangan ini lebih sederhana dan tidak melakukan pretest pada kedua kelas.Pada langkah awal peneliti memilih dua kelompok eksperimen. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan.

Pada akhir kegiatan sesudah perlakuan selesai kedua kelas diberi posttest yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek

Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa 309 orang yang tersebar pada 10 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011:82) simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel sebagai berikut. Pertama, variabel bebas yaitu variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel yang lain. Variabel bebas (X1) yaitu penggunaan teknik konstruktivisme dan (X2) teknik inquiry.Kedua, variabel terikat adalah variabel yang merupakan variabel respon.Variabel ini muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas.Variabel terikat (Y) yaitu kemampuan menulis cerpen.

Pelaksanaan kelase ksperimen 1 dengan menggunakan teknik konstruktivisme dihari pertama, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini. Pertama, guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu. Kedua, ketika guru merancang pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja.

Ketiga, siswa melakukan praktek

(6)

mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik menulis cerpen dengan tema “Perjuangan Seorang Ibu”. Keempat, menciptakan ide .Kelima, mendemonstrasikan. Keenam, pengambilan kesimpulan. Pada hari kedua, dilakukan langkah selanjutnya melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan posttest berupa tes unjuk kerja menulis cerpen dengan tema persahabatan.

Kemudian hasil kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Pelaksanaan kelas eksperimen II dengan menggunakan teknik inquiry pada hari pertama, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.Pertama, guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan. hari itu.Kedua, guru memberikan contoh teks cerpen dengan tema “Perjuangan Seorang Ibu”.

Selanjutnya siswa disuruh mengidentifikasi, unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut (tokoh, peristiwa, latar).

Ketiga, guru mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa. Mengajukan pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut.Keempat, merumuskan hipotesis. (Asumsi atau prakiraan yang merupakan jawaban dari permasalahan

tersebut). Prakiraan jawaban ini akan terlihat setelah pengumpulan dan pembuktian data. Kelima, siswa mencoba merumuskan jawaban permasalahan tersebut dan guru membantu dengan pertanyaan pancingan. Keenam, Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data untuk pembuktian jawaban.

Ketujuh, pengambilan kesimpulan.

Perumusan kesimpulan ini dilakukan antara guru dan siswa. Dihari kedua, dapat dilakukan dengan cara memberikan posttest berupa tes unjuk kerja menulis cerpen dengan tema persahabatan.

Kemudian hasil kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasiluji-t, Menurut Sudjana (2005:239) rumus yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis yaitu:

t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Hı) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n1 + n2 – 2 karena (4,05> 1,70). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa

(7)

Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan teknik inquiry lebih baik daripada menggunakan teknik konstruktivisme.

1. Kemampuan Menulis Cerpen MenggunakanTeknik Konstruktivism e Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan untuk keseluruhan indikator sebesar 82,59 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi baik (B).

Diperoleh gambaran hasil belajar dengan menggunakan teknik konstruktivisme siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Keseluruhan aspek penilaian diberi skor 1 sampai 3.

Setelah data dianalisis diperoleh skor

tertinggi yaitu 9 dan skor yang terendah 3.Skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut.Pertama, skor 9 diperoleh oleh 5 orang siswa dengan persentase (16,67%). Kedua, skor 8 diperoleh oleh 10 orang siswa dengan persentase (33,33%). Ketiga, skor 7 diperoleh oleh 9 orang siswa dengan persentase (30%). Keempat, skor 6 diperoleh oleh 5 orang siswa dengan persentase (16%). Kelima, skor 5 diperoleh oleh 1 orang siswa dengan persentase (3,33%).

2. Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Teknik Inquiry Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan data tersebut diperoleh rata-rata hitung 94,44. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan berada pada tingkat penguasaan 86-95% berkualifikasi baik sekali.

0 0 0 0 0 0 0 3 9

18

03 69 1215 1821 2427 30

Frekuensi

Kualifikasi 0 0 0 0 0 1

5 9 10 5 03

69 1215 1821 2427 30

buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna

Frekuensi

Kualifikasi

(8)

Diperoleh hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.Untuk seluruhan indikator sebagai berikut.Pertama, nilai 100 diperoleh oleh 18 orang siswa dengan persentase (60%). Kedua, nilai 88,89 diperoleh oleh 9 orang siswa dengan persentase (30%). Ketiga, nilai 77,78 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan persentase (10%).

3. PerbedaanKemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Teknik Konstruktivisme dengan Teknik Inquiry Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitianini, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampun menulis cerpen siswakelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan kelaseksperimen I berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 82,59 sedangkan kemampuan menulis cerpen siswakelas X SMA Negeri 15 Padang kelas eksperimen II berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 81,25. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis cerpen siswakelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan teknik inquiry lebih

tinggi disbandingkan dengan kemampuan menulis cerpen siswakelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan model teknik konstruktivisme. Hal tersebut juga terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan suasana yang tenang dan fokus dalam menulis cerpen.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, tingkat keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan yang diajar

dengan menggunakan

teknikkonstruktivisme memperoleh nilai rata-rata kelas 82,59 dengan klasifikasi Baik (B). Kedua, tingkat keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Sealatan yang diajar dengan menggunakan teknik inquiry memperoleh nilai rata-rata kelas 94,44 dengan klasifikasi Baik Sekali (BS). Ketiga, terdapat perbedaan antara keterampilan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme dengan menggunakan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten

(9)

Pesisir Selatan dengan uji

. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ditolak.

Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis cerpen menggunakan teknik konstruktivisme dengan menggunakan teknik inquiry siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

Pertama, disarankan kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar keterampilan dalam menulis terutama dalam menulis cerpen dapat berkembang. Ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan keterampilan menulis, terutama keterampilan menulis cerpen.

Kedua, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran

dapat menggunakan teknik

konstruktivisme atau teknik inquiry untuk mewujudkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Hal ini ditujukan agar siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan teknik konstruktivisme dan teknik inquiry merupakan teknik pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih banyak belajar dan lebih terbantu dalam mengembangkan daya imajinasi yang pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin.2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerpen.Bandung: PT. Pribumi Mekar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lufri.2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia.

Padang: Dian Aksara Press.Padang:

UNP Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Wardoyo, Sigit Mangun. 2005.

Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: PT Alfabeta.

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa a kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 12 Padang tanpa menggunakan teknik mind mapping memperoleh nilai rata-rata kelas 63,16 yang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KALIMAT TOPIK SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG Oleh Mutiara Juwita Sari 1, Trisna Helda 2, Afrini Rahmi 3 1