PENGARUH PERBANDINGAN COCOPEAT PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN VANILI
(Vanilla planifolia)
PROPOSAL TUGAS AKHIR
oleh
Dio Bintang Kurniawan A32221337
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2024
PENGARUH PERBANDINGAN COCOPEAT PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN VANILI
(Vanilla planifolia)
PROPOSAL TUGAS AKHIR
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) di Program Studi Tanaman Perkebunan
Jurusan Produksi Pertanian
oleh
Dio Bintang Kurniawan A32221337
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2024
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vanili (Vanilla planifolia) merupakan tanaman rempah yang berasal dari Meksiko. Tanaman vanili memiliki keluarga yang sama dengan tanaman anggrek yaitu Orchidaceae. Tanaman vanili memang termasuk keluarga anggrek, tetapi tanaman ini dikenal bukan sebagai tanaman hias atau berkat keindahan bunganya, melainkan karena ekstrak buahnya sebagai sumber bahan pengharum pada makanan dan minuman seperti kue, es krim, siruo dan lain-lain. Selain itu vanili juga bisa digunakan sebagai penambah aroma tembakau pada rokok dan aroma terapi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa panili dapat dipergunakan orang bukan sekedar untuk pewangi belaka, tetapi juga untuk menyempurnakan rasa.
Vanili sudah menyebar luas hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan daerah sentra produksi di daerah Bali, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Hal ini telah menjadikan vanili sebagai komoditi ekspor yang bernilai tinggi dan dapat meningkatkan devisa negara (Udarno dan Hadipoentyanti, 2009). Indonesia mungkin bisa mengalami perkembangan ekspor vanili dari tahun ke tahun apabila secara intensif mengembangkan dan memperhatikan dengan baik budidaya maupun penanganan pasca panennya. Dengan demikian peningkatan produksi panili untuk ekspor tidak hanya akan mencakup segi kuantitasnya, tetapi juga dari segi kualitasnya, sehingga perkembangan ekspor panili Indonesia selalu meningkat
Meningkatnya produktivitas dan kualitas vanili bisa dipengaruhi oleh media tanam yang tepat. Media tanam merupakan syarat tumbuh dalam bidang pertanian maupun perkebunan, media tanam yang umum digunakan adalah media tanam yang mampu menjaga kelembaban, serta dapat menahan ketersediaan unsur hara. Media tanam juga harus bersifat subur, gembur, serta aerasi dan drainasenya baik. Media tanam dengan pupuk kandang organik dapat menyediakan unsur hara pada tanaman, dan juga memiliki daya serap air yang baik. (Dalimoenthe, 2013)
Penggunaan tanah lapisan atas (top soil) masih menjadi pilihan utama sebagai media tanam dalam pembibitan tanaman kehutanan karena sangat subur
dan banyak mengandung bahan organik. Namun disisi lain, penggunaan top soil dalam jumlah besar dapat berdampak negatif terhadap keseimbangan lingkungan.
Penggunaan media tanam yang tidak sesuai dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan akar dan ketersediaan air. Media tanam dengan campuran pupuk kandang, arang kayu, pasir dan cocopeat sudah banyak digunakan untuk mengatasi masalah aerasi dan drainase. Tetapi belum banyak yang menggunakan sebagai media tanam pada tanaman vanili dalam polybag.(Jamaludin dan Ranchiano, 2021)
Pemanfaatan bahan organik seperti cocopeat dan arang sekam padi sangat potensial digunakan sebagai komposit media tanamalternatif untuk mengurangi penggunaan top soil. Salah satu kelebihan penggunaan bahan organik sebagai media tanam adalah memiliki struktur yangdapat menjaga keseimbangan aerasi.
Bahan-bahan organik terutama yang bersifat limbah yang ketersediaannya melimpahdan murah dapat dimanfaatkan untuk alternatif media tumbuh yang sulit tergantikan. Bahanorganik mempunyai sifat remah sehingga udara, air, dan akar mudah masuk dalam fraksi tanahdan dapat mengikat air. Hal ini sangat penting bagi akar bibit tanaman karena media tumbuh sangatberkaitan dengan pertumbuhan akar atau sifat di perakaran tanaman.
Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh media tanam. Media tanam berfungsi sebagai melekatnya akar, penyedia hara bagi tanaman. Campuran dari berbagai media tanam harus menghasilkan struktur media tanam yang sesuai karena akan memiliki pengaruh yang berbeda bagi tanaman (Heningsih et al., 2020).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya penelitian dalam penggunaan media tanam yang tepat khususnya pada tanaman vanili. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan sebagai referensi mengenai media tanam yang baik, sehingga dapat menghasilkan produksi vanili menjadi lebih baik kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh perbandingan cocopeat pada media tanam terhadap pertumbuhan bibit vanili (Vanilla planifolia)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan cocopeat pada media tanam terhadap pertumbuhan bibit vanili
b. Untuk mengetahui komposisi media tanam yang paling efektif untuk pembibitan vanili asal stek
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan informasi mengenai komposisi media tanam yang baik pada pertumbuhan bibit vanili (Vanilla planifolia).
b. Dapat mengetahui hasil dari media tanam yang digunakan pada penelitian pertumbuhan bibit vanili (Vanilla planifolia).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Vanili
Kedudukan tanaman vanili dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae
Subclass : Monocotyledoneae Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaeceae Genus : Vanilla
Species : Vanilla planifolia Andrews
Tanaman panili mempunyai banyak spesies (kurang lebih 50), tetapi yang umum dikenal dan mempunyai nilai ekonomis ada 3 spesies yaitu: Vanilla tahitensis, J.W. Moore, Vanilla pompona, Sciede, Vanilla planifolia, Andrews.
2.2 Morfologi Vanili
Tanaman panili tergolong tanaman memanjat (liana), sehingga batangnya tepat dinamakan sulur. Sulur panili terdiri atas ruas-ruas, pada bukunya dapat tumbuh akar, daun dan tunas. Akar pada bagian buku ini selain berfungsi untuk menyerap air dan hara terlarut, juga sebagai alat berpegang dan memanjat pada pohonpelindungnya (Syakir dan Effendi, 1994)
a. Akar
Vanili adalah tanaman monokotil, perakarannya serabut dan mendatar.
Akar panili terdiri dari akar perekat, akar gantung dan akar tanah. Akar perekat dan akar gantung tumbuh di setiap ruas batang. Akar gantung berfungsi sebagai penghisap zat makanan apabila telah mencapai tanah. Akar vanili yang berada di dalam tanahberukuran pendek dan bercabang-cabang.
Akar gantung dapat berfungsi untuk menyerap zat-zat mineral yang melekat padanya dalam bentuk debu yang halus. Apabila akar gantung ini mencapai permukaan tanah, maka akar tersebut dapat berfungsi sebagai akar yang membantu pengambilan zat zat makanan dari dalam tanah. Sedangkan akar tanah empunyai bulu akar untuk menghisap zat makanan dari dalam tanah, dan merupakan akar serabut ynag menjadi salah satu ciri bahwa tanaman panili termasuk golongan tumbuhan monokotil.
b. Batang
Batang vanili termasuk batang monopodial berbuku-buku, berbentuk silindris dan bersifat sukulen. Diameter 1-2 cm, berwarna hijau tua dan terdapat stomata sehingga dapat berfotosintesis (Hadipoenyanti dan Udarno, 1998). Batang vanili bersifat succulen atau berair, agak lunak dan berwarna hijau, serta tumbuh melekat pada pohon dengan kecenderungan selalu merambat tegak ke atas atau sepanjang penunjangnya, kecuali bila ujungnya dipangkas akan membentuk cabang baru
c. Daun
Daun vanili merupakan daun tunggal. Letaknya berselang seling pada masing-masing buku. Warnanya hijau terang dengan kepanjangang 10-25 cm serta lebar 5-7 cm. bentuk daun pipih, sukulen (berdaging), bulat telur , jorong atau lanset denganujung lancip. Tulang daunnya sejajar. Tulang daun tampak setelah daun tersebuttua atau mongering, sedangkan pada waktu daun masih mudah tidak jelas kelihatan. (Ir. Bambang Kunarto, 2007)
d. Bunga
Bunga vanili berbentuk seperti terompet, berwarna putih kehijau-hijauan dan keluar dari ketiak daun pada bagian atas dari batang. Tiap-tiap kuntum bunga
terdiri dari 6 helai daun tajuk yang masing-masing telepas satu sama lain: bakal buah beruang 3, terletak di bawah dasar bunga sehingga menyerupai tangkai bunga; putik dan kepala sari mempunyai tangkai yang tergabung, dimana antara putik dan tangkai sari tersebut terdapat semacam bibir disebut labelum yang dapat menghalangi penyerbukan secara alami.
e. Buah
Buah panili termasuk buah polong yang lunak, bergaris-geris, berdaging, bersiku 3 dan lurus memanjang, dengan panjang kurang lebih 12-25 cm dan tebal 12-14 mm. Buah ini apabila masih muda berwarna hijau mengkilap, lentur dan setelah masak akan berwarna agak kekuning-kuningan dan lambat laun menjadi coklat tua, keras dengan prekusor flavour lebih tinggi. Jika buah ini sudah lewat masak akan terbelah menjadi 2 bagian dan mengeluarkan aroma yang khas paniti.
Buah panili akan pecah menurut arah memanjang dan di dalamnya akan kelihatan biji-biji kecil berwarna hitam kecoklatan dengan ukuran sebesar 0,2 mm, berjumlah sangat banyak, berkulit biji agak keras dan sedikit mengandung cadangan makanan. Dalam satu pohon mampu menghasilkan buah 4-8 tandan atau sekitar 2.3 kg panili basah.
2.3 Syarat Tumbuh a. Iklim
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah kondisi iklim. Curah hujan yang cocok untuk vanili adalah 1000- 2000 mm/tahun yang merata dalam 8-9 bulan diikuti bulan basah (curah hujan 60- 90 mm/bulan) selama 3-4 bulan. Jumlah hari hujan efektif untuk pertumbuhan vanili adalah 150-180 hari/tahun, suhu udara 20-30°C dengan kelembaban 65- 75% (Ruhnayat, 2001).
b. Tanah
Vanili dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti andosol, latosol, regosol dan lainnya. Kesuburan tanah mempengaruhi pertumbuhan vanili. Tanah 8 berbutir dengan solum yang relatif dalam dan kandungan bahan organik yang tinggi baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Kemasaman tanah /pH efektif berkisar antara 5.5-7.0 (Ruhnayat, 2001) .
2.4 Perbanyakan Tanaman Vanili
Vanili dapat diperbanyak secara vegetatif (setek) dan generatif (biji).
Namun, vanili sering diperbanyak secara vegetatif karena lebih mudah dan menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Setek adalah perbanyakan tanaman dengan bagian vegetatif yang bila ditempatkan pada kondisi yang tepat akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Perbanyakan tanaman dengan setek adalah salah satu cara yang paling umum dari pertumbuhan vegetatif.
Perbanyakan dengan setek memiliki keunggulan sifat dan kualitas yang sama dengan tanaman induk dalam hal ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, warna, keindahan bunga. Setek banyak dipilih karena hanya menggunakan sedikit bahan tetapi menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.
2.5 Media Tanam
Porositas media tanam menjadi salah satu syarat media tanam yang baik.
Porositas adalah kemampuan media dalam menyerap air dan steril. Media yang digunakan mempunyai aerasi yang cukup, mempunyai daya pegang air dan drainase yang baik. Media tumbuh sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai(Priono dan Aziz, 2013).
a. Top Soil
Top soil merupakan tanah lapisan yang paing atas dan mengandung banyak unsur hara. Topsoil sangat cocok untuk digunakan sebagai media tumbuh untuk tanaman. Terdapat pada permukaan tanah yang paling atas, berwarna hitam dan terbuat dari proses dekomposi dedaunan yang telah jatuh dan membusuk.
Pada lapisan tanah ini terdapat mikroflora dan mikrofauna atau sisa cacing tanah,bakteri dan serangga tanah yang sudah mati (Nurlaila dan Hendri, 2019).
b. Pasir
Pasir merupakan media yang memiliki tekstur mudah diolah. Pasir memiliki bobot yang cukup berat sehingga memudahkan batang untuk tegak, namun pasir memiliki daya serap air yang cukup rendah sehingga akan lebih mudah kering. Penggunaan pasir sebagai media tanam sudah dapat dipastikan memadai karena dapat berpengaruh dalam pertumbuhan bibit dan perakaran tanaman. Perkembangan akar yang baik akan menunjang pertumbuhan tanaman, karena merupakan tempat penyerapan segala bentuk nutrisi dan unsur hara yang kemudian di edarkan keseluruh bagian tumbuhan sehingga nutrisi yang terkandung di dalam media tanam dapat terserap baik oleh tanaman.
c. Pupuk Kandang
Pupuk kandang sapi memiliki kandungan yang dapat membantu memperbaiki agregasi tanah sehingga mampu meningkatkan jumlah pori-pori tanah. Hal ini juga dapat membantu akar untuk menyerap hara yang ada, sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik. Pupuk kandang sapi memiliki kandungan yang dibutuhkan tanaman seperti kandungan N total sebanyak 2,98, P total 0,92, K total 1,84 dan jumlah C organic sebanyak 52,23.
d. Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam yang didapatkan dari proses penghancuran sabut kelapa, yang menghasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat (Irawan dan Hidayah, 2014). Cocopeat diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti topsoil. Menurut (Irawan dan Kafiar, 2015), cocopeat memiliki
kemampuan menyerap air dan menggemburkan tanah. Cocopeat lebih cocok digunakan untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis di daerah beriklim kering.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitan dan penelitian terdahulu, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Perbandingan cocopeat pada media tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan Vegetatif tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews).
H1 : Perbandingan cocopeat pada media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan Vegetatif tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews).
BAB 3. METODOLOGI
b.1 Waktu Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Rumah Kawat Kebun Koleksi Politeknik Negeri Jember. Pada bulan Juli hingga Oktober 2024.
3.2 Alat dan Bahan a. Alat
Adapun alat yang digunakan untuk menunjang penelitian ini: alat tulis, gembor, cangkul, timba, kamera atau handphone.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk menunjang penelitian ini: bibit vanili, pasir, pupuk kandang, cocopeat, top soil, dithane, furadan, bambu, waring, plastik, polibag ukuran 20cm x 20cm, spidol putih.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, yang terdiri dari 6 perlakuan meliputi :
P0 : Top Soil + Pupuk Kandang + Pasir (1:1:1) P1 : Top Soil + Pupuk Kandang + Cocopeat (1:1:1) P2 : Top Soil + Pupuk Kandang + Cocopeat (1:1:2) P3 : Top Soil + Pupuk Kandang + Cocopeat (1:1:3)
Sehingga pada penelitian ini mendapatkan 4 perlakuan, yang akan diulang sebanyak 6 kali, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Model percobaan RAK sebagai berikut: Model linier yang diasumsikan untuk RAK (Rancangan Acak Kelompok) NonFaktorial sebagai berikut :
Yij = µ + τi + αj + Ʃij Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan ulangan ke-i perlakuan ke-j µ = Rerata umum τi = Pengaruh ulangan ke-i αj = Pengaruh perlakuan ke-j
Ʃij = Galat percobaan dari ulangan ke-i pada perlakuan ke-j 3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Menyiapkan lahan penelitian
a. Lahan yang digunakan berukuran sekitar 3 x 1,5 m
b. Membersihkan lahan dari gulma-gulma/ benda-benda yang tidak diperlukan, diusahakan lahan memperoleh sinar matahari yang cukup dan lahan dicangkul untuk meratakan lahan agar datar.
3.4.2 Membuat naungan/ sungkup
a. Menyiapkan bambu yang sudah dipotong dan diraut sesuai ukuran yaitu panjang 3 m (2 buah), lebar 1,5 m (4 buah) dan panjang bambu lengkungan 2,5 m (4 buah).
b. Bambu di rangkai membentuk seperti keranda, saling dikaitkan dan disambung menggunakan tali rafia dan juga kawat diikat dengan kuat agar sungkup tidak mudah roboh.
c. Setelah kerangka sungkup terbentuk, selanjutnya ditutup rapat menggunakan plastik bening yang telah diikat ujungnya pada salah satu sisi untuk memudahkan ketika membuka sungkup untuk keperluan pengamatan
3.4.3 Menyiapkan bahan setek
a. Sulur vanili diperoleh dari petani di Kabupaten Jember.
b. Sulur vanili sesampainya dari pengiriman langsung dipotong-potong miring sepanjang 1 ruas, 1 daun (setek pendek) menggunakan cutter dan juga disortir, dipilih sulur dengan kondisi baik.
c. Setelah dipotong, bahan setek dicuci menggunakan air mengalir untuk mengurangi getah.
d. Kemudian, bahan setek dikering-anginkan diletakkan diatas kertas/koran selama 2 hari ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung.
3.4.4 Persiapan Media
a. Polibag yang digunakan brerukuran 12 cm x 15 cm kemudian dilubangi sebanyak 6 dengan tujuan melarutkan air Ketika disiram.
b. Top soil diayak terlebih dahulu diayak menggunakan ayakan pasir serta dibersihkan dari gulma maupun batu batuan.
c. Pasir diayak menggunakan ayakan sehingga mendapatkan pasir yang halus d. Pupuk kandang yang sudah masak dilakukan ayak agar pupuk kendang
tersebut lebih halus.
e. Arang sekam yang telah disiapkan diayak agar menjadi lebih halus f. Pencampuran media tanam dilakukan dengan komposisi masing masing 3.4.5 Perendaman
Bahan stek yang telah disiapkan, diikat dan dimasukan kedalam larutan ZPT root one selama 10 menit. Bahan perendaman berbentuk bubuk, cara membuar larutannnya yaitu dengan mencampur bubuk tersebut dengan air. Setelah larut barulah bahan tersebut siap untuk digunakan sebagai bahan perendaman.
3.4.6 Penanaman
a. Membuat lubang tanam pada polybag yang sudah terisi media dengan kedalaman ± 5 cm.
b. Lubang tanam diberi bibit tanamanvanili pada media tanam c. Bahan tanam ditutup dengan media setebal 2-4cm.
d. Sebelum penanaman, media tanam disiram terlebih dahulu untuk memudahkan proses penanaman. Penanaman stek vanili dilakukan dengan
cara stek dipindahkan ke media tanam yang sudah disiapkan, lalu media tanam dalam polibag dibuat lubang terlebih dahulu, masukan pangkal stek ke dalam lubang sepanjang minimal satu ruas.
3.4.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi:
a. Melakukan penyiraman secara rutin menggunakan handsprayer yang dilakukan setiap sore hari dengan air yang cukup.
b. Melakukan penyulaman tanaman yang layu atau tidak tumbuh dengan baik c. Melakukan penyiangan gulma yang tumbuh di dalam polybag maupun di luar
polybag secara rutin disaat gulma tumbuh 3.5 Parameter Pengamatan
a. Panjang tunas (cm)
Pengukuran panjang tunas dilakukan 4 minggu sekali setelah munculnya tunas sampai 84 HST.
b. Jumlah tunas
Perhitungan jumlah tunas dilakukan 4 minggu sekali setelah munculnya tunas sampai 84 HST.
c. Berat Basah
Perhitungan berat basah dilakukan pada akhir penelitian 84 HST d. Berat Kering
Perhitungan berat kering dilakukan pada akhir penelitian 84 HST e. Panjang Akar Primer
Pengukuran panjang akar primer dilakukan pada akhir penelitian 84 HST f. Jumlah Akar Lateral
Perhitungan jumlah akar lateral dilakukan pada akhir penelitian 84 HST
DAFTAR PUSTAKA
Dalimoenthe, S. L. 2013. Pengaruh media tanam organik terhadap pertumbuhan dan perakaran pada fase awal benih teh di pembibitan. Jurnal Penelitian Teh Dan Kina. 16(1):1–11.
Hadipoenyanti, E. dan L. Udarno. 1998. Botani Panili Monograf Panili. 1998.
Ir. Bambang Kunarto, M. 2007. PANILI (Vanilla Planifolia Andrews) Teknologi Pengolahan, Oleoresin, Dan Standar Mutu. Semarang: Semarang University Press.
Irawan, A. dan H. N. Hidayah. 2014. Kesesuaian penggunaan cocopeat sebagai media sapih pada politube dalam pembibitan cempaka (magnolia elegans (blume.) h. keng). Jurnal Wasian. 1(2):73–76.
Irawan, A. dan Y. Kafiar. 2015. Pemanfaatan Cocopeat Dan Arang Sekam Padi Sebagai Media Tanam Bibit Cempaka Wasian (Elmerrilia Ovalis). Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(4). 2015. 805–808.
Jamaludin, J. dan M. G. Ranchiano. 2021. Pertumbuhan tanaman vanili (vanilla planifolia) dalam polybag pada beberapa kombinasi media tanam dan frekuensi penyiraman menggunakan teknologi irigasi tetes. Jurnal Agro Industri Perkebunan. 65–72.
Nurlaila, N. dan H. Hendri. 2019. Komposisi media tanam pada pembibitan tanaman karet (hevea brasiliensis). Jurnal Agriment. 4(01):1–5.
Priono, S. H. dan S. A. Aziz. 2013. Pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan stek batang tanaman ara (ficus carica l.). Skripsi. Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Ruhnayat, A. 2001. Budidaya tanaman panili (vanilla planifolia andrews). Balai
Pertanian Tanaman Obat Dan Rempah. Bogor. 35
Syakir, M. dan D. S. Effendi. 1994. Effect of tillage method, mulches and farmyard manure application on the growth and yield of vanilla (vanilla planifolia). Buletin Penelitian Tanaman Industri (Indonesia). (8)
Udarno, L. dan E. Hadipoentyanti. 2009. Panili budidaya dan kerabat liarnya.
Pengembangan Tanaman Industri. 15(1):27–28.
.