Nama : Patricia Aileen Siswanto Kelas/No. Absen : XI IPA/22 Mata Pelajaran : Biologi
Pengaruh Pola Hidup Terhadap Kesehatan Organ Ekskresi
Pola hidup merupakan suatu cara atau prosedur yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk hidup dalam menjaga kesehatannya, baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, pola hidup sangat mempengaruhi kondisi jasmani dan rohani dari manusia itu sendiri. Sehingga, dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui bahwa pentingnya menjaga pola hidup untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari manusia itu sendiri, terutama dalam menjaga organ-organ yang berperan penting dalam menunjang kinerja dari manusia itu sendiri, dari segi fisik dan rohani.
Di dalam tubuh manusia, terdapat berbagai macam-macam sistem organ yang sangat berperan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Salah satunya adalah sistem organ ekskresi. Sistem organ ekskresi adalah suatu sistem organ di dalam tubuh manusia yang terdiri atas kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. Sistem organ ini berfungsi untuk mengeluarkan berbagai macam zat sisa metabolisme yang sangat berbahaya. Zat sisa metabolisme ini dapat meracuni hingga merusak organ-organ tubuh lainnya, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Tentu, fungsi dari sistem organ tersebut dapat mengeluarkan zat sisa metabolisme dengan baik apabila organ-organ ekskresi tersebut dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa cara atau prosedur untuk melakukannya. Berikut adalah cara yang sederhana dan mudah dilakukan untuk menjaga kesehatan organ ekskresi Anda :
1. Konsumsi Air Putih Dalam Jumlah yang Cukup
Minum air putih yang cukup merupakan langkah yang sangat sederhana dalam menjaga organ-organ ekskresi, terutama ginjal. Para peneliti menganjurkan untuk mengonsumsi air putih sebanyak 8 gelas (2 liter) per harinya. Hal tersebut dikarenakan jika kita tidak mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup, maka dapat mengakibatkan penumpukan limbah dan asam di dalam tubuh serta menyumbat ginjal dengan protein otot (mioglobin). Semua ini dapat merusak fungsi
dan kinerja dari ginjal itu sendiri. Selain itu, kurang mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup juga dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal dan infeksi saluran kemih yang mengakibatkan kerusakan ginjal.
2. Membatasi Jumlah Konsumsi Garam
Kebanyakan orang mengira bahwa mengonsumsi jumlah garam dalam jumlah yang banyak hanya akan menyebabkan penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) yang hanya berpengaruh pada penyakit jantung saja. Namun faktanya hipertensi dapat mempengaruhi semua kondisi kesehatan berbagai organ di dalam tubuh, termasuk ginjal. Mengapa ? Hal tersebut dikarenakan tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada ginjal, yang dimana sangat berpengaruh pada proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang dibawa oleh darah dari seluruh tubuh. Saat pembuluh darah di ginjal terganggu, proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme tubuh yang dibawa oleh darah ke dalam ginjal menjadi sulit, dan perlahan-lahan mengakibatkan kerusakan serius pada ginjal. Hal inilah yang kita sebut dengan istilah gagal ginjal, yaitu suatu kondisi dimana ginjal sudah tidak dapat melakukan fungsinya untuk menyaring zat-zat sisa yang dibawa oleh darah dari seluruh tubuh. Tentu, kondisi ini sangat membahayakan organ-organ lainnya dan dapat mengakibatkan kematian.
3. Tidak Mengonsumsi Protein, Kalsium, dan Vitamin C Berlebihan
Sama halnya seperti garam, mengonsumsi protein, kalsium dan vitamin C yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan fungsi dan kinerja ginjal yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Hal tersebut dikarenakan protein, kalsium, dan vitamin C yang berlebihan dapat membentuk endapan di dalam ginjal.
Tentu, hal ini dapat memperberat kerja ginjal yang mengakibatkan kerusakan glomerulus yang sangat berperan dalam proses filtrasi atau penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang dibawa oleh darah di dalam ginjal.
4. Tidak Menahan untuk Buang Air Kecil
Nah, kalau hal yang satu ini paling sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Entah karena malas ke toilet, sedang asyik melakukan suatu kegiatan, dan alasan lainnya.
Namun, dibalik semua itu, banyak orang yang tidak mengetahui dampak dari menahan buang air kecil ini. Pasalnya, menahan untuk buang air kecil dapat mengakibatkan melemahnya otot-otot kandung kemih yang dapat mengakibatkan infeksi berulang pada kandung kemih. Selain itu, menahan buang air kecil dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan pembengkakan kandung kemih hingga
membuat kandung kemih menjadi sensitif akibat koleksi bakteri di sekitar pembukaan uretra, dan sensor menjadi terlalu aktif sehingga buang air kecil lebih sering dari biasanya. Jadi, jangan sekali-sekali menahan untuk buang air kecil ya.
5. Menjaga Kebersihan Kulit
Kulit juga merupakan organ ekskresi manusia, karena kulit mengeluarkan keringat yang juga merupakan sisa metabolisme manusia, yang mengandung air garam, sisa metabolisme sel, urea, dan asam. Oleh karena itulah, penting untuk menjaga kebersihan kulit agar pori-pori dan kelenjar keringat tidak tersumbat oleh berbagai kotoran atau zat-zat yang terbawa oleh keringat, yang masih menempel pada kulit. Apabila kelenjar keringat tersumbat, maka akan mengakibatkan munculnya biang keringat dan apabila pori-pori tersumbat, maka akan menyebabkan munculnya jerawat. Oleh karena itulah, penting untuk menjaga kebersihan kulit dengan mandi dan membasuh wajah menggunakan sabun dua kali sehari.
6. Tidak Mengonsumsi Alkohol dan Merokok
Rokok dan alkohol keduanya Sama-sama mengandung bermacam-macam zat yang berbahaya bagi tubuh. Tentu, zat-zat ini dapat merusak organ ekskresi yang tugasnya untuk membuang zat-zat metabolisme yang berbahaya bagi tubuh, yang juga jika tidak dikeluarkan, maka akan berdampak negatif bagi tubuh.
Di dalam rokok, terkandung berbagai macam zat-zat berbahaya seperti : a. Nikotin
Zat yang bersifat adiktif serta beracun yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, dan bersifat karsinogenik yang dapat memicu kanker paru-paru.
b. Tar
Substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar dapat merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
c. Karbon monoksida (CO)
Suatu senyawa yang berupa gas yang beracun, yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tentu, hal ini dapat membuat karbon monoksida menggantikan oksigen yang masuk ke dalam paru-paru dan sel-sel tubuh lainnya. Jika masuk ke dalam paru-paru, maka dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, di dalam rokok, juga terkandung zat-zat berbahaya lainnya, seperti aseton (dalam pembersih kuku), metanol, insektisida (dalam cairan pembasmi serangga), dan masih banyak lagi.
Dan, di dalam minuman beralkohol, terkandung etanol atau yang kita kenal sebagai alkohol. Jika mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit (1-2 gelas sesekali), mungkin tidak akan menyebabkan efek yang serius, baik bagi organ ekskresi maupun organ lainnya. Namun, jika mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak (lebih dari 4 botol setiap hari), maka akan menyebabkan gangguan ginjal yang cukup serius. Hal itu dikarenakan, alkohol dapat memperberat kerja ginjal dalam menyaring zat-zat sisa metabolisme yang berbahaya, dimana salah satunya adalah alkohol. Selain itu, alkohol juga mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap cairan dan elektrolit, sehingga menyebabkan dehidrasi. Jika tubuh mengalami dehidrasi, maka kondisi dapat mempengaruhi fungsi normal dari sel-sel organ dalam tubuh, termasuk ginjal. Dan, mengonsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang dimana tekanan darah tinggi dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah pada ginjal yang berperan dalam menyaring zat-zat sisa metabolisme tubuh yang dibawa oleh darah.
Selain ginjal, alkohol juga dapat mempengaruhi fungsi dan kinerja organ ekskresi lainnya seperti hati atau liver, karena saat masuk ke dalam tubuh, alkohol akan mengikuti aliran darah menuju hati. Ketika mencerna alkohol, beberapa sel hati akan rusak dan mati. Jika mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih, maka hati tidak dapat melakukan tugasnya untuk mencerna lemak, sehingga terjadi penumpukan lemak di dalam hati yang dikenal dengan fatty liver. Perlu diketahui juga bahwa fatty liver ini termasuk dalam penyakit degeneratif, yang artinya gejala umumnya tidak terasa dan akan terasa saat penyakit sudah memasuki stadium kronis. Dan, jika kebiasaan minum alkohol tidak dihentikan, maka tingkat keparahan penyakit fatty liver ini akan berpotensi mengalami peningkatan menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis. Gejala yang ketika fatty liver ini sudah cukup parah adalah pembengkakan pada bagian kaki dan perut, penurunan berat badan secara drastis, mata dan kulit menjadi berwarna kekuningan, hingga muntah darah. Pada tahapan kronis, pengidap akan mengalami koma, dan berujung pada kematian.
7. Menjaga Berat Badan Tetap Ideal
Obesitas merupakan sumber dari segala penyakit degeneratif, salah satunya adalah diabetes melitus (kencing manis) sebab obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika seseorang mengalami berat badan yang berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam lemak
yang menyebabkan resistensi insulin, yang menyebabkan glukosa dalam darah tinggi, reabsorpsi glukosa terganggu, sehingga menyebabkan urine mengandung banyak glukosa. Dan, obesitas juga membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah lebih banyak (hiperfiltrasi) guna memenuhi kebutuhan metabolisme yang tubuh yang juga meningkat. Apabila terjadi peningkatan peranan ginjal dalam fungsi ini, maka lama kelamaan ginjal akan mengalami kerusakan hingga memicu penyakit gagal ginjal.
Selain itu, pada organ hati, obesitas akan menyebabkan terjadi perlemakan hati (fatty liver), yang lama kelamaan dapat merusak organ hati itu sendiri dan dapat memicu penyakit seperti sirosis hati.
Nah, berdasarkan paparan di atas, dapat kita ketahui pengaruh dari pola hidup terhadap kesehatan organ ekskresi, serta dampak yang ditimbulkan jika organ ekskresi tidak terawat dan terjaga dengan baik. Ternyata, berdasarkan paparan di atas dapat kita ketahui bahwa pola hidup yang sehat dapat menjaga kesehatan organ ekskresi kita agar dapat melakukan fungsi dan tugasnya dengan baik, mengingat fungsi dari organ ekskresi ini adalah untuk membuang zat-zat metabolisme yang tidak diperlukan bagi tubuh, yang jika tidak dikeluarkan, maka zat-zat metabolisme itu akan merusak organ-organ tubuh lainnya dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menerapkan pola hidup yang sehat agar organ-organ ekskresi kita dapat tetap terawat dan terjaga dengan baik, sehingga dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dan optimal.