• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung Ulang di Manglayang Jungle Place Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Variasi Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung Ulang di Manglayang Jungle Place Bandung"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG ULANG DI MANGLAYANG JUNGLE

PLACE BANDUNG

Nia Kurniawati

Manajemen Pariwisata, STP ARS Internasional [email protected]

ABSTRAK

Variasi produk wisata merupakan salah satu strategi pemasaran dari segi diferensiasi produk & pasar. Penelitian ini membahas mengenai variasi produk wisata variabel (X), keputusan berkunjung ulang variabel (Y), dan keterkaitan antar variabel yang terdapat di Manglayang Jungle Place Bandung. Dengan perumusan masalah bagaimana variasi produk (X), keputusan berkunjung ulang (Y), dan pengaruh variabel X terhadap Y.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi produk wisata terhadap keputusan berkunjung ulang di Manglayang Jungle Place Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-verifikatif. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah acsidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 120 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan pengujian hipotesis menggunakan uji R2 dan uji t. Penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Dari hasil pengujian secara statistik, diketahui bahwa variasi produk wisata memiliki keterkaitan terhadap keputusan berkunjung ulang dengan koefisien regresi sebesar = 0,710 bertanda positif.

Dan variabel variasi produk wisata memiliki pengaruh langsung sebesar 50,41% terhadap keputusan berkunjung ulang.

Kata Kunci: Produk, Produk Pariwisata, Variasi Produk, dan Keputusan Berkunjung Ulang.

ABSTRACT

Variations in tourism products are one of the marketing strategies in terms of product &

market differentiation. This study discusses the variation of variable tourism products (X), the decision to revisit the variable (Y), and the linkages between variables found in Manglayang Jungle Place Bandung. With the formulation of the problem of how the product variations (X), the decision to visit again (Y), and the effect of the X variable on Y. The purpose of this study was to determine the effect of variations in tourism products to the decision to visit again in Manglayang Jungle Place Bandung. This research uses descriptive-verification method. The sampling technique used is accidental sampling with a total sample of 120 respondents. Data analysis technique used is simple linear regression analysis by testing hypotheses using R2 test and t test. This study also uses the classic assumption test that is normality test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. From the results of statistical tests, it is known that variations in tourism products have a relationship to the decision to revisit with a regression coefficient of = 0,710 positive sign. And variable variations of tourism products have a direct influence of 50,41% on the decision to visit again.

Keywords: Product, Tourism Product, Product Variation and Re-visit Decisions.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan berbagai aktivitas wisata yang didukung dengan sejumlah fasilitas dan layanan yang disediakan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat. “Melalui kegiatan pariwisata dapat diperoleh peningkatan kesejahteraan serta dapat membangun sektor lainnya diantaranya seperti seperti restoran dan hotel (Syarifuddin, 2017).

Wisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di luar dari kegiatan dan tempat sehari-hari biasa beraktivitas atau bekerja, dengan tujuan yang beragam. Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata bagi wisatawan yang datang dari berbagai daerah dan kota lainnya. Kota Bandung memiliki banyak jenis pilihan wisata seperti wisata budaya, wisata religi, wisata alam, wisata belanja, wisata sejarah, wisata kuliner dan wisata edukasi. Kota Bandung juga dikenal dengan julukan Paris Van Java ibarat Paris-nya Indonesia di Provinsi Jawa Barat (Syarifuddin, 2014).

Wisata edukasi merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan antara aktivitas wisata dengan muatan edukasi, sehingga

menghasilkan kegiatan wisata yang sifatnya mendidik dengan tujuan merangsang kinerja otak melalui berbagai aktivitas permainan yang menghibur dan memacu adrenalin. Wisata edukasi adalah program dimana pengunjung melakukan kegiatan berwisata khususnya anak- anak, dengan tujuan mendapatkan pengalaman secara langsung terkait kawasan wisata yang dikunjungi. (Soepardi Harris, Atie Ernawati, Rita Laksmitasari : 2014) dalam (Priyanto &

Syarifudin, 2018).

Manglayang Jungle Place atau disingkat MJP atau yang lebih dikenal di telinga masyarakat dengan nama “Water Boom

merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Bandung tepatnya berada di bawah kaki Gunung Manglayang. MJP menyediakan beberapa jenis wisata, diantaranya wisata kuliner dan wisata edukasi yang didukung dengan berbagai fasilitas yang lumayan lengkap dan memadai.

Dalam pelaksanaannya, wisata edukasi sangat bergantung pada aspek sumber daya manusia atau biasa disebut dengan instruktur/operator/fasilitator, yang lebih dikenal dengan guide. Fungsi guide dalam wisata

(3)

3 edukasi adalah untuk mengarahkan serta

memberikan kemudahan kepada para wisatawan selama kegiatan berwisata.

Manglayang Jungle Place menyuguhkan berbagai macam paket wisata bagi para pengunjungnya yang ditujukan bagi pengunjung mulai dari usia dini hingga dewasa, dengan pilihan paket wisata dan berbagai fasilitas hiburan, edukasi, bisnis, adrenalin, makanan hingga paket menginap atau camp sekalipun.

Berikut diantaranya beberapa kegiatan dan fasilitas yang terdapat dan dapat dilakukan di Manglayang Jungle Place sebagai berikut :

Tabel 1.

Kuliner, Acara & Fasilitas lainnya Acara Lainnya Makanan

Halah Bihalal Paket Liwet Pada Emut Pentas Komunitas Congcot Manglayang

Meeting Room Lewet Jomnlo Birthday Party Nasgor MJP

Reuni Nasgor Budak

Sound System Baso Lembur Dll. Sate Telur Puyuh

Sate Ronggeng

Sate Keriwil

Sumber : Marketing Manglayang Jungle Place 2018

Pada tabel diatas dapat dilihat beberapa kegiatan dan fasilitas wisata seperti meting room dan sound system yang merupakan fasilitas penunjang kegiatan yang disewakan kepada para pengunjung. Selain itu terdapat beberapa menu

kuliner yang dapat dipilih oleh para pengunjung jika berwisata ke Manglayang Jungle Place.

Manajemen Manglayang Jungle Place dalam mengatur jobdesk-nya, pihak manajemen membagi karyawan menjadi dua, yaitu karyawan tetap dan karyawan (partime/freelance) karyawan tetap terdapat sebanyak 8 (delapan) orang termasuk manajemen, yaitu 1. Manajemen lapangan 2.

Marketing 3. Juru masak (2org) 4. Kantin 5.

Bagian kebersihan (2 org) 6. Maintenance teknik. Serta karyawan (partime/freelance) yang berupa instruktur, fasilitator dan operator permainan, yang dibutuhkan ketika adanya booking grup yang memerlukan adanya guide.

Di Manglayang Jungle Place sendiri untuk dapat melayani wisatawan yang datang berkunjung, pihak manajemen masih banyak mengandalkan jasa instruktur dari pihak eksternal (partime/casual), sehingga dalam memberikan pelayanan wisata edukasi diperlukan untuk mempersiapkan tim sementara, serta melakukan persiapan lainnya baik dari aspek SDM maupun logistic dalam kegiatan.

Kecuali kunjungan wisata yang sifatnya reguler atau wisatawan perorangan. Karena untuk

(4)

4 memberikan pengarahan yang bersifat edukasi

kepada wisatawan, diperlukan seseorang yang tepat dan terlatih, supaya pada pelaksanaannya wisatawan merasa nyaman. Hal tersebut dapat tercipta dari kualitas pelayanan yang baik dalam kegiatan pelayanan, yang pada akhirnya menjadikan keharmonisan hubungan antara perusahaan dan pelanggan (Syarifuddin, 2013).

Selain itu kualitas pelayanan juga merupakan aspek penting dalam kepariwistaan, karena dampaknya dapat berimbas pada kunjungan ulang wisatawan ke dentinasi (Syarifuddin, 2014).

Lokasi Manglayang Jungle Place yang terbilang terpencil, terletak di kaki Gunung Manglayang dengan ketinggian 1.100 mdpl, dengan suhu rata-rata 15-200 celcius, menjadikan destinasi wisata MJP belum banyak diketahui wisatawan, sehingga dalam upaya meningkatkan intensitas kunjungan wisatawan, promosi yang tepat dan berkesinambungan tentunya sangat diperlukan.

Sejauh ini teknik promosi yang dilakukan oleh pihak marketing yaitu dengan menggunakan teknik door to door ke sekolah-

sekolah yang berada di Kota Bandung, melalui media sosial facebook dan juga instagram.

Untuk menuju ke Manglayang Jungle Place dapat ditempuh dengan mengendarai kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan 4 (empat), dan ada pula wisatawan yang bersepeda ataupun berjalan kaki sembari berolahraga dan menikmati keindahan Kabupaten Bandung dari ketinggian dengan suasana perumahan- perumahan penduduk. Akses yang dapat ditempuh untuk menuju lokasi, bisa melalui Jl.

Cilengkrang 1, Jl. Cilengkrang 2, Jalur Nagrog via Ujungberung atau Cigending, jalur Ciporeat via Pasanggrahan, jalur Cipadung, Manisi atau Cileunyi. Namun di sisi lain akses menuju MJP dapat menjadi sebuah kendala karena topologi tanahnya yang miring menjadikan beberapa wisatawan kesulitan untuk berkendara terutama disaat cuaca sedang hujan, serta jarak lokasi yang cukup jauh dari jalur utama sekitar 5-8 KM dan sedikitnya kendaraan umum yang dapat menjangkau lokasi menjadikan kendala tersendiri bagi beberapa wisatawan.

Selain dapat berpengaruh terhadap pertimbangan biaya, kenyamanan serta kelancaran dalam melakukan perjalanan wisata,

(5)

5 karena menyangkut infrastruktur sarana dan

prasarana. Dalam perjalanan wisata, rute, frekuensi, harga dan peraturan pemerintah meliputi transportasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk berkunjung ke Manglayang Jungle Place.

Permasalahan pada aspek transportasi tidak hanya perdampak pada wisatawan namun juga dapat berdampak pada perusahaan, yaitu pada kegiatan persediaan bahan baku produksi seperti produk makanan, dan biaya transport pegawai. “Transportation problem is a linear programming problems. This problem discusse the problem of distributing a commodity or product from several source (supply) to a destination (demand), with the goal of minimizing the transportation costs that occurred. The following formulations and specialized transportation problems” (Ary &

Syarifuddin, 2011).

Beberapa fasilitas permainan yang terdapat di Manglayang Jungle Place berada dalam kondisi yang kurang baik, seperti warna cat besi perosotan yang sudah mulai pudar, dan sarang laba-laba yang terdapat di beberapa sudut bangunan, meskipun tidak membahayakan

pengunjung namun hal tersebut dapat menjadikan kesan yang kumuh pada suasana permainan tersebut.

Namun, meskipun terdapat beberapa fasilitas permainan yang terkesan kumuh, Manglayang Jungle Place memiliki beragam variasi pilihan permainan yang menarik dan patut untuk dicoba, seperti kegiatan bercocok tanam, berkemah, berkuda, memanah, berenang, dan berbagai kegiatan lainnya, bahkan wisatawan juga dapat menginap dan melakukan kegiatan MICE di Manglayang Jungle Place.

Selain variasi produk wisata edukasi yang beragam, Manglayang Jungle Place juga menyediakan resto dan resort serta pemandangan yang disuguhkan, MJP juga sangat indah, yaitu view perumahan penduduk pada siang hari dan gradasi warna dan cahaya lampu pada malam hari, kemudian udaranya yang asri dan cukup dingin, serta jauh dari keramaian yang hanya dapat dinikmati dari ketinggian di Gunung Manglayang.

Terdapat banyak pengunjung yang melakukan survei ke Manglayang Jungle Place dan memutuskan untuk melakukan kegiatan

(6)

6 liburan, acara keluarga, arisan, reuni sekolah,

hingga rapat-rapat organisasi.

Tabel 2.

Kunjungan Wisatawan Reguler

Tahun Periode Jumlah

2017

Q1 654

Q2 3268

Q3 1415

Q4 2023

2018 Q1 2169

Sumber : Manajemen Manglayang Jungle Place

Dilihat dari Tabel dapat dilihat bahwa pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Manglayang Jungle Place, mengalami kenaikan pada setiap quartal di setiap tahunnya. Namun penurunan jumlah wisatawan juga terjadi pada salah satu quartal di tahun 2017 yaitu pada Q3, hal tersebut diperkirakan terjadi karena pada Q3 dengan kata lain pada Bulan Juli, Agustus dan September, merupakan bulan-bulan padat diantaranya bertepatan dengan dimulainya berbagai kegiatan sekolah, mulai dari pendaftaran sekolah, ujian sekolah, dan kegiatan lainnya.

Tak jarang dari pengunjung yang datang, merekomendasikan Manglayang Jungle Place kepada kerabat, sanak saudara dan kolega bisnis mereka. Sebagian dari mereka ada juga

yang melakukan kunjungan ulang, seperti beberapa universitas diantaranya yaitu dari Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung dan Universitas Islam Negeri Bandung. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan peneliti dengan judul “Pengaruh Variasi Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Ulang di Manglayang Jungle Place Bandung

METODE RISET

Dapam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif verifikatif, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel, tanpa menghubungkan atau membandingkan variabel satu dan lainnya, Sugiyono dalam (Efianingrum, 2010).

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran dan pemecahan permasalahan secara sistematis, faktual, serta akurat mengenai fakta dan sifat dari objek yang diteliti, dan dapat digeneralisasikan. Melalui penelitian ini didapatkan deskripsi tentang variasi produk wisata dan keputusan berkunjung ulang di Manglayang Jungle Place Bandung.

Sasaran dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang dan yang melakukan

(7)

7 kunjungan ulang di Manglayang Jungle Place.

Adapun besaran sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaini sebesar 120 reponden. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Slovin.

Pembahasan

Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Validitas

Hasil uji validitas variabel variasi produk wisata (X) dan Variabel keputusan berkunjung ulang (Y) dari ke-22 item tersebut memberikan hasil perhitungan yang positif dan r hitung > 0.3610 (r table). Hasil tersebut mengartikan bahwa ke-22 kuesioner tersebut valid, sehingga dapat dilanjutkan untuk pengambilan data berikutnya.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha, yaitu koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baiknya item butir dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Adapun hasil kehandalan (reliabilitas) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.

Tingkat Reliabelitas Variabel X & Y

No. Variabel Croabanch

Alpa Keterangan 1

Variasi Produk Wisata

0,760 Reliabel

2

Keputusan Berkunjung Ulang

0,810 Reliabel Sumber : Hasil Olah Data Statistik Tahun 2018

Hasil uji reliabilitas kedua variabel penelitian, keduanya menunjukkan hasil di atas 0.6, artinya bahwa kuesioner variabel variasi produk wisata dan variabel keputusan berkunjung ulang dapat digunakan untuk pengambilan data berikutnya. Perhitungan validitas dan reabilitas pernyataan diatas. dilakukan dengan menggunakan software SPSS 24 for Windows. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

3. Normalitas

Normalitas suatu data dalam penelitian dapat diketahui normalitasnya dengan cara membandingkan nilai Asymp Sig dengan nilai signifikansi α (0,05) pada hasil perhitungan statistik dari software SPSS 24 for Windows.

(8)

8 Jika nilai Asymp Sig. > signifikansi α (0,05),

maka data berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

totalx totaly

N 120 120

Normal Parametersa,b

Mean 68.2750 19.3750

Std. Deviation 7.33240 2.44283 Most Extreme

Differences

Absolute .157 .124

Positive .157 .124

Negative -.067 -.074

Test Statistic .157 .124

Asymp. Sig. (2-tailed) .08c .084c a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Pada tabel.4 dapat dilihat hasil uji normalitas (nilai Asymp. Sig) dari masing- masing variabel > signifikansi α (0,05). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat grafik scatterplot pada hasil perhitungan statistik dengan software SPSS 24 for Windows, pada gambar berikut :

Sumber : Output Olah Data Statistik Tahun 2018 Gambar 1. Uji Heterokedastisitas

Gambar.1. menunjukan hasil uji heteroskedastisitas. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa model bersifat homoskedastik, yaitu pola titik menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model ini.

Artinya, peningkatan nilai variabel dependen pada sumbu X diikuti oleh peningkatan nilai residual.

5. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai DW (Durbin- Watson), dari hasil perhitungan statistik dengan software SPSS 24 for windows, seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:

(9)

9 Tabel 5.

Uji Autokerelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

Durbin- Watson 1 .723a .523 .519 1.69411 1.136 a. Predictors: (Constant), Variasi Produk Wisata b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung Ulang Sumber : Output Olah Data Statistik Tahun 2018

Tabel.5. menunjukan hasil uji autokorelasi, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa -2 ≤ Durbin Watson (1.136) ≤ 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model penelitian ini.

6. Linieritas

Untuk mengetahui suatu hubungan linier, dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot dari hasil perhitungan statistik dengan software SPSS 24 for Windows sebagai berikut :

Sumber : Output Olah Data Statistik Tahun 2018

Gambar 2. Uji Linieritas (P-P Plot) Dari gambar 2. tersebut dapat dilihat bahwa model bersifat linier, yaitu data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal histogrmnya.

7. Analisis Koefisien Regresi Linear Sederhana

Analisis Koesisien regresi linier sederhana dapat dilihat dari perhitungan software SPSS 24 for windows, sebagai berikut :

Tabel.6.

Analisis Koefisien Resgresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.Error Beta

1 (Constant) 3.221 1.639 1.965 .052

totalx .237 .024 .710 9.972 .000

a. Dependent Variable: totally

Sumber : Hasil Olah Data Statistik Tahun 2018

(10)

10 Hasil analisis regresi linier

sederhana seperti ditampilkan pada tabel 5.

dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel variasi produk wisata dengan keputusan berkunjung ulanng adalah 0,710. hasil tersebut bertanda positif dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap peningkatan perubahan nilai variasi produk wisata (X) akan memberikan peningkatan skor variabel keputusan berkunjung ulang (Y) sebesar 0,710. Dan nilai sig 0,000 < 0,05 atau t hitung (9,972) > t Tabel (1980).

Artinya semakin tinggi X maka semakin tinggi Y.

Koefisien regresi X sebesar 0,237 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai variasi produk wisata, maka nilai partisipasi bertambah sebesar 0,237. koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah positif. Artinya tinggi

rendahnya kunjungan ditentukan oleh keberhasilan variasi produk wisata.

Pengujian Hipotesis

1. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada penelitian ini dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada hasil perhitungan dengan software SPSS 24 for Windows sebagai berikut :

Tabel.7.

Analisis Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

Durbin- Watson 1 .723a .523 .519 1.69411 1.136 a. Predictors: (Constant), Variasi Produk Wisata b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung Ulang Sumber : Output Olah Data Statistik Tahun 2018

Hasil olah data statistik pada tabel.7. dapat dijelaskan hasil uji koefisien determinasi (R2). Dari Tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai R square= 0,723.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) sebesar 71%. Artinya keberhasilan variabel keputusan berkunjung ulang ditentukan oleh keberhasilan variasi produk wisata.

(11)

11 2. Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial (Uji T) dapat diketahui dengan melihat nilai T pada perhitungan dengan software SPSS 24 for windows sebagai berikut :

Tabel.8.

Uji T

Analisis Koefisien Resgresi Linier Sederhana

Hasil olah data statistik pada tabel.8. dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung = 9.972 dan signifikansi hitung = 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi α (0,05) dan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 120-1-1 = 118 (n= jumlah responden dan k = jumlah variabel independen). Dengan hipotesis sebagai berikut :

a. H0 = 0 : Variasi Produk Wisata tidak berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan Berkunjung Ulang secara parsial.

b. Ha ≠ 0 : Variasi Produk Wisata berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung Ulang secara parsial.

Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 9,972 > t tabel 1,980, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan H0 ditolak, yang berarti terdapat pengaruh variasi produk wisata terhadap keputusan berkunjung ulang secara parsial.

Variasi Produk Wisata (X)

Keputusan Berkunjung

Ulang (Y) Sumber : Hasil Olah Data Statistik Tahun 2018

Gambar 3. Pengaruh Antara Variabel yang Diteliti X & Y

Beradasarkan gambar 3. diatas, diketahui hubungan linier antara variabel variasi produk wisata (X) dengan variabel keputusan berkunjung ulang (Y) adalah sebesar 0,710. Untuk mengetahui persentase hubungan linier antara variabel, digunakan cara sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.Error Beta

1 (Constant) 3.221 1.639 1.965 .052

totalx .237 .024 .710 9.972 .000

a. Dependent Variable: totally

Sumber : Hasil Olah Data Statistik Tahun 2018

0,710

(12)

12 Pengaruh variabel variasi produk

wisata terhadap keputusan berkunjung ulang yaitu sebagai berikut : r2 X 100% = 0,7102 x 100% = 50,41% yang berarti bahwa hubungan linier antara variabel variasi produk wisata terhadap keputusan berkunjung ulang adalah sebesar 50,41%.

Hasil olah data statsik diatas, dapat dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan variabel (Y) ditentukan oleh keberhasilan variabel (X) sebesar (50,41%).

Diskusi

Pariwisata merupakan berbagai aktivitas wisata yang didukung dengan sejumlah fasilitas dan layanan yang disediakan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat. “Melalui kegiatan pariwisata dapat diperoleh peningkatan kesejahteraan serta dapat membangun sektor lainnya diantaranya seperti restoran dan hotel (Syarifuddin, 2017).

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal tersebut dapat diihat dengan bertambah banyaknya destinasi wisata yang bermunculan.

Seiring dengan hal tersebut maka tak terelakkan

bahwa persainggan dalam industri pariwisata juga semakin ketat. Bandung merupakan salah satu daerah tujuan wisata bagi banyak wisatawan dari berbagai daerah. Destinasi wisata di Kota Bandung banyak yang berlokasi di pegunungan.

Pada dasarnya destinasi yang berlokasi di daerah dengan sumber daya yang sejenis secara sengaja ataupun tidak, maka akan menawarkan produk yang tidak jauh berbeda bahkan sama. Hal tersebut dikarenakan dengan melimpahnya sumber daya yang homogen.

Dengan produk yang sama, maka sementasi pasar yang dituju tidak akan jauh berbeda. Oleh sebab itu Manglayang Jungle Place harus mampu menarik perhatian pengunjung dengan mencari tahu kebutuhan yang diinginkan oleh pasar.

Konsumen dewasa ini melakukan keputusan pembelian berdasarkan kebutuhan dan referensi yang sesuai dengan persepsi mereka. Penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui pengaruh variasi produk wisata terhadap keputusan berkunjung ulang di Manglayang Jungle Place Bandung. Namun peneliti juga melakukan analisis deskriptif dari

(13)

13 variabel variasi produk wisata (X) dan

keputusan berkunjung ulang(Y).

Dalam penelitian ini hasil analisis variasi produk wisata di Manglayang Jungle Place Bandung dinyatakan penting, karena konsumen mengharapkan variasi produk wisata yang sesuai dengan harapan mereka. Variasi produk wisata di Manglayang Jungle Place sudah mendapat tanggapan baik dari pengunjung, hanya saja masih banyak dari pengunjung yang belum merasa puas, dikarenakan arena wisata yang disediakan didominasi dengan arena wisata anak, sedangakan untuk arena wisata dewasa di Manglayang Jungle Place hanya sedikt. Hal tersebut dibuktikan dengan banyakanya pengunjung yang menanyakan wahana wisata water boom dewasa, dan tidak jarang pengunjung tidak jadi berwisata dan bermain disebabkan ketidakadaannya wahana wisata untuk dewasa yang memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan persepsi pengunjung.

Hasil analisis dari keputusan berkunjung ulang menyatakan bahwa hanya sebagian kecil dari responden yang melakukan kunjungan

ulang. karena dari hasil analisis karakteristik responden yaitu sebesar 83% dari responden merupakan pengunjung pemula. Dan dinyatakan sebesar 26,67% responden menyatakan “tidak setuju” untuk melakukan kunjungan ulang berdasarkan pengalaman kunjungan yang telah mereka rasakan. Hal tersebut juga didukung dengan hasil analisis pada pernyataan mengenai fasilitas sebesar 41,67% responden menyatakan

“kurang setuju”. Pernyataan tersebut juga terbukti dengan banyaknya pengunjung yang mengkritik mengenai fasilitas berupa mushola yang kurang luas, toilet yang tidak memadai seperti kondisi pintu yang sulit dikunci dan kurang bersih, serta spot selfie yang kurang kokoh, sehingga pengunjung merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan kondisi-kondisi tersebut.

Didasarkan dari pada pembahasan diatas, maka Manglayang Jungle Place harus melakukan pembenahan pada kondisi fasilitas dan wahana yang masih berada pada kondisi yang kurang baik.

(14)

14 Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

1. Variasi produk di Manglayang Jungle Place diantaranya meliputi daya tarik wisata, yaitu wahana permainan air dan adrenalin, diantaranya seperti mini water boom, flying fox, berkuda, archery, fun games, berkebun, menangkap ikan, ATV, play ground.

Lingkungan destinasi Manglayang Jungle Place yang masih asri dan jauh dari kebisingan perkotaan. Pemandangan sekitar di Manglayang Jungle Place masih penuh dengan tanaman dan pepohonan hijau, dan lokasi Manglayang Jungle Place yang berada di pegunungan memungkinkan pengunjung untuk melihat pemandangan perkotaan dari ketinggian. Wahana Permainan yang edukaitf seperti bercocok tanam, dan ditemani dengan instruktur permainan khususnya bagi anak-anak.

2. Keputusan berkunjung ulang di destinasi Manglayang Jungle Place yang meliputi past visits berupa pengalaman pengunjung, yaitu keinginan untuk berkunjung kembali dan keinginan untuk merekomendasikan destinasi. Sense of place, yaitu pengunjung

merasa nyaman dengan kebersihan destinasi Manglayang Jungle Place yang terjaga.

Attachment to place berupa fasilitas dan layanan fasilitas yang sudah lengkap meskipun secara kuantitas belum memenuhi kebutuhan pengunjung. Novely seeking yaitu, keinginan berkunjung ulang jika terdapat wahana rekreasi baru.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan kausalitas dari variasi produk wisata terhadap keputusan berkunjung ulang. Artinya Semakin tinggi tingkat variasi produk yang disediakan maka semakin tinggi peluang meningkatnya wisatawn untuk melakukan kunjungan ulang, atau sebaliknya semakin rendahnya tingkat variasi produk yang disediakan maka semakin rendah pula peluang meningkatnya wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang di destinasi Manglayang Jungle Place.

(15)

15 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pada variabel independen lainnya selain dari pada variasi produk wisata, yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen berupa keputusan berkunjung ulang agar lebih melengkapi penelitian ini. Karena masih ada variabel-variabel independen lain di luar penelitian ini yang mungkin bisa mempengaruhi keputusan berkunjung ulang.

2. Indikator variasi produk wisata yang memiliki skor terendah adalah tentang kondisi produk pada dimensi fasilitas wisata.

Dalam hal ini perusahaan disarankan untuk lebih meningkatkan kondisi fasilitas wisata, terlebih pada fasilitas umum seperti mushola dan toilet. Karena fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang paling sering dan paling banyak digunakan, sehingga diperlukan penanganan yang lebih baik lagi, terutama dalam hal kapasitas.

1. Indikator keputusan berkunjung ulang yang memiliki skor terendah adalah tentang pengalaman berkunjung pada dimensi past visit. Karena kebanyakan dari pengunjung merupakan pengunjung pemula, dalam hal ini perusahaan disarankan untuk lebih terbuka dalam kegiatan promosi di berbagai media cetak maupun media internet, dan melakukan inovasi dengan mengadakan promosi yang dapat menarik konsumen untuk datang dan berkunjung kembali ke Manglayang Jungle Place Bandung.

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

Ary, M., & Syarifuddin, D. (2011). BETWEEN NORTHWEST-CORNER METHOD AND STEPPING-, (Internasional Seminar on Scientific Issues and Trends (ISSIT)), 35–44.

Efianingrum, A. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Efianingrum, A. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, 1–8., 1–8. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Priyanto, R., & Syarifudin, D. (2018). Perancangan Model Wisata Edukasi Di Objek Wisata Kampung

Tulip. JURNAL ABDIMAS BSI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 40–46.

Syarifuddin, D. (2013). Tourism Destination Service Quality to Tourist Satisfaction. Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV, 1–13.

Syarifuddin, D. (2014). MEASURING DESTINATION SERVICE QUALITY ( STUDI TENTANG PELAKSANAAN KUALITAS PELAYANAN KEBUN BINATANG BANDUNG ). Pariwisata, I(2), 122–130.

Syarifuddin, D. (2017). NILAI WISATA BUDAYA SENI PERTUNJUKAN SAUNG ANGKLUNG UDJO KOTA BANDUNG, JAWA BARAT, INDONESIA. Jurnal Manajemen Resort Dan Leisure, 13(2), 53–60. https://doi.org/10.17509/JUREL.V13I2.4979.

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dengan judul “ Pengaruh Citra Sari Ater Hotel and Resort terhadap Keputusan Berkunjung sebagai Wisata Pemandian Air Panas di Ciater Kabupaten Subang”.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PENGARUH PRODUK DAN CITRA SAUNG ANGKLUNG UDJO SEBAGAI WISATA BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG ” beserta

Pembahasan dari hasil pengujian disebutkan bahwa terdapat produk wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung telah terbukti. Koefisien X 1 yang positif ini

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh Advertising dan Direct marketing terhadap Keputusan berkunjung wisata Pasar Slumpring, sehingga dengan adanya

Tanggapan wisatawan domestik yang berkunjung di Wisata Kebun Teh Malabar Pangalengan Kabupaten Bandung terhadap atribut tea tourism sangat tinggi, dimensi aksesibilitas dan

Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui secara simultan pengaruh atribut produk wisata dan place branding terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata

Berdasarkan hasil analisis data yang terkumpul dari kuesioner menegenai daya tarik wisata, faktor sosial dan lokasi terhadap keputusan berkunjung di wisata Pantai

PENGARUH KOMPONEN UTAMA PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE DESA WISATA GUNUNG AGUNG LAMA KOTA PAGARALAM SKRIPSI Dibuat untuk memenuhi Syarat Menyelesaikan