• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU

MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Oleh

Rindianti Amanda Permitasari

NIM 1103169

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU

MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Rindianti Amanda Permitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rindianti Amanda Permitasari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RINDIANTI AMANDA PERMITASARI

NIM 1103169

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU

MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd

(NIP. 19620612198703 1 002)

Pembimbing II

Rosita, SS., MA.

(NIP.19781019 200604 2 001)

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Fitri Rahmafitria, SP. M,Si.

(4)

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI

KABUPATEN BANDUNG

Rindianti Amanda Permitasari 1103169

ABSTRAK

Kampung Batu Malakasari mengalami jumlah penurunan wisatawan yang signifikan pada tahun 2014. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kurangnya keberagaman aktifitas untuk orang dewasa dan kurangnya kebersihan di Kampung Batu Malakasari. Daya tarik wisata merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke suatu tempat wisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata dan keputusan berkunjung wisatawan yang ada di Kampung Batu Malakasari. Penelitian dilakukan di Kampung Batu Malakasari dengan mengambil sampel sebanyak 100 orang responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey asosiatif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan teknik analisis Regresi Linier Sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk pada kategori cukup baik dan keputusan berkunjung wisatawan berada pada kategori cukup tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari sebesar 62,8%. Dengan persamaan linier Ŷ = 1,963 + 0,561X. Persamaan tersebut mempunyai hubungan positif yang artinya jika tidak ada daya tarik wisata, maka nilai keputusan berkunjung sebesar 1,963. Semakin baik daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari maka akan semakin tinggi pula keputusan berkunjung wisatawan yang datang ke Kampung Batu Malakasari. Sebagai upaya peningkatan keputusan berkunjung, kebersihan yang ada harus lebih diperhatikan, inovasi ragam aktifitas untuk orang dewasa, dan kualitas pelayanan yang harus lebih ditingkatkan lagi.

(5)

THE INFLUENCE OF TOURIST ATTRACTION TO

TOURIST’S VISITING DECISION AT KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG

Rindianti Amanda Permitasari 1103169

ABSTRACT

There was a significant decreased of visitors at Kampung Batu Malakasari in 2014. One of the factors that influence it is the lack of diversity of activities for adults and the lack of cleanliness in Kampung Batu Malakasari. Tourist attraction is one factor that could influence tourist’s visiting decision to a destination. This research was conducted to identify the condition of a tourist attraction and tourist’s visiting decision in Kampung Batu Malakasari. The research was conducted in Kampung Batu Malakasari by taking a sample of 100 respondents. This research uses survey research methods associative with quantitative approach using Simple Linear Regression analysis techniques. Based on this research, a tourist attraction in Kampung Batu Malakasari included in good enough category and the visitors visiting decision also are in high enough category. A significant difference between a tourist attraction to visitors visiting decision in Kampung Batu Malakasari is 62.8%. With the linear equation Ŷ = 1.963 + 0,561X. The equation has a positive correlation that means if there is not a tourist attraction, the value of the decision to visit at 1.963. The better tourist attraction in Kampung Batu Malakasari the higher tourist’s visiting decision who come to Kampung Batu Malakasari. In effort to increase the decision to visit, the cleanliness should be more increased, innovation variety of activities for adults, and the quality of service that should be further enhanced.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Wisatawan ... 8

B. Profil Wisatawan ... 9

C. Produk Wisata ... 10

D. Daya Tarik Wisata ... 13

E. Keputusan Berkunjung ... 21

F. Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung ... 29

G. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30

H. Kerangka Pemikiran ... 31

I. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 33

(7)

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Definisi Operasional ... 36

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Instrumen Penelitian ... 40

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 54

B. Produk dan Jasa yang ditawarkan Kampung Batu Malakasari ... 57

C. Segmentasi Profil Pengunjung Kampung Batu Malakasari ... 67

D. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Wisata ... 78

E. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung ... 87

F. Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung ... 94

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN ... 102

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bandung ... 2

1.2 Jenis Wahana dan Aktifitas di Kampung Batu Malakasari ... 3

1.3 Data Tingkat Kunjungan di Kampung Batu Malakasari ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

3.1 Jumlah Kunjungan di Kampung Batu Malakasari ... 35

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 37

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 39

3.4 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 41

3.5 Hasil Uji Validitas ... 44

3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

3.7 Hasil Uji Normalitas ... 49

3.8 Hasil Uji Linieritas ... 50

3.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51

3.10 Interval Koefisien Tingkat Pengaruh ... 53

4.1 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

4.2 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Usia ... 69

4.3 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Kota Asal ... 71

4.4 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 73

4.5 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pekerjaan ... 74

4.6 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 76

4.7 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 78

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Keaslian ... 79

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Keberagaman ... 80

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Keunikan ... 81

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Kemenarikan ... 82

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kebersihan ... 83

4.13 Tanggapan Responden Mengenai Keamanan ... 85

4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Wisata ... 86

(9)

4.16 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Merek ... 89

4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Saluran Pembelian ... 90

4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Waktu Berkunjung ... 91

4.19 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Berkunjung ... 92

4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung .... 93

4.21 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 95

4.22 Hasil Uji T ... 96

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Faktor yang mempengaruhi Keputusan Berkunjung ... 22

2.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ... 31

3.1 Peta Lokasi Kampung Batu Malakasari ... 33

3.2 Presentasi dalam Garis Kontinum ... 42

4.1 Logo Kampung Batu Malakasari ... 55

4.2 Struktur Organisasi Kampung Batu Malakasari ... 56

4.3 Tampak dalam&luar Bale Teatrikal ... 57

4.4 Wahana Danau & Bukit Batu ... 58

4.5 Panorama Pesawahan ... 59

4.6 Wahana Perkebunan ... 59

4.7 Hewan yang ada di Wahana Peternakan ... 60

4.8 Kegiatan di Wahana Perikanan ... 60

4.9 Anjungan Rumah Adat Sunda ... 61

4.10 Wahana Outbound ... 61

4.11 Kegiatan Fun Games ... 62

4.12 Penangkaran Rusa Totol KBM ... 62

4.13 Tektona Waterpark ... 63

4.14 Wahana Teater Film ... 64

4.15 Daftar Paket yang ditawarkan KBM ... 64

4.16 Saung Tradisional sekitar Wahana ... 65

4.17 Masjid di KBM ... 65

4.18 Kondisi Toilet di KBM ... 66

4.19 Area Parkir di KBM ... 66

4.20 Kantin KBM ... 67

4.21 Segmentasi Profil berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.22 Segmentasi Profil berdasarkan Usia ... 69

4.23 Segmentasi Profil berdasarkan Kota Asal ... 71

(11)

4.25 Segmentasi Profil berdasarkan Pekerjaan ... 74

4.26 Segmentasi Profil berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 75

4.27 Segmentasi Profil berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 77

4.28 Garis Kontinum Keaslian ... 79

4.29 Garis Kontinum Keberagaman ... 80

4.30 Garis Kontinum Keunikan ... 82

4.31 Garis Kontinum Kemenarikan ... 83

4.32 Garis Kontinum Kebersihan ... 84

4.33 Garis Kontinum Keamanan ... 85

4.34 Garis Kontinum Daya Tarik Wisata ... 86

4.35 Garis Kontinum Pemilihan Produk ... 88

4.36 Garis Kontinum Pemilihan Merek ... 89

4.37 Garis Kontinum Pemilihan Saluran Pembelian ... 90

4.38 Garis Kontinum Pemilihan Waktu Berkunjung ... 91

4.39 Garis Kontinum Frekuensi Berkunjung ... 92

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 102

2 Surat Izin Penelitian ... 106

3 Kuesioner ... 107

4 Coding Data ... 111

5 Coding MSI ... 114

6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas X ... 120

7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Y ... 121

8 Kesimpulan Penelitian Ariny (2012) ... 122

9 Buku Catatan Bimbingan ... 124

10 Foto Penelitian ... 126

11 Guest Comment Wisatawan Kampung Batu Malakasari ... 127

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam

perekonomian negara Indonesia. Ini dibuktikan dengan adanya pariwisata bisa

menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar destinasi tersebut yang

nantinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang

bersangkutan. Kegiatan sektor pariwisata dewasa ini berkembang pesat selaras

dengan perkembangan ekonomi, teknologi, sosial budaya, transportasi yang

semakin maju, dan lainnya. Hal ini didukung pula oleh sumber daya Indonesia

yang terkenal akan keindahan alamnya, keanekaragaman budaya, serta keramahan

penduduknya. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang

Kepariwisataan, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.” Sedangkan Pariwisata menurut

Spillane (1997) dalam Pitana (2005, hlm 43 )

mendefinisikan “Pariwisata sebagai sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok dan sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian, atau kebahagian dengan

lingkungan hidup dalam dimensi, budaya, alam, dan ilmu.”

Pariwisata di suatu daerah dapat terangkat namanya tentu karena memiliki daya

tarik tersendiri. Maka keberadaan objek wisata berperan penting dalam

mendatangkan wisatawan. Inskeep (1991, hlm 38) menyatakan :

The attraction features of a country or region provide the basis for developing tourism; they form the most essential element of the tourism product. Without subtantial attraction features, pleasure-oriented, tourism would not be possible to develop...

Pernyataan tersebut memperkuat bahwa daya tarik dan letak geografis suatu

objek wisata berperan penting dalam perkembangan pariwisata di suatu daerah,

sebagai contohnya di Indonesia kegiatan pariwisata masih terfokus di wilayah

pulau Jawa dan Bali. Sedangkan menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009

(14)

2

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan

wisatawan.” Sejalan dengan itu semua, saat ini potensi beragam yang dimiliki

Indonesia tersebut menjadikan acuan bagi para stakeholder untuk terus berkreasi

menciptakan berbagai tempat wisata yang menarik bagi wisatawan.

Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang saat ini sudah

tidak diragukan lagi potensi pariwisatanya. Berbagai macam kegiatan pariwisata

jelas disaksikan khususnya pada akhir pekan atau musim liburan dimana sering

terjadi kemacetan dan peningkatan jumlah kendaraan di titik-titik tertentu. Kota

Bandung terkenal dengan wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, dan lainnya.

Selain ditunjang dengan berbagai potensi wisata, kemudahan aksesibilitas menuju

ke Kota Bandung pun mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan yang datang

ke Kota Bandung, namun kegiatan pariwisata yang ada tidak hanya terpusat di

wilayah kota saja, namun wilayah kabupaten pun berperan penting dalam

meningkatkan jumlah kunjungan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bandung Tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah Wisatawan

2010 4.021.239

2011 5.124.142

2012 5.645.569

2013 6.234.555

Sumber: www.bandungkab.go.id

Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke Kabupaten

Bandung dari tahun 2010 hingga 2013 terus mengalami peningkatan. Salah satu

wilayah yang menjadi pilihan favorit berlibur di Kabupaten Bandung ialah

wilayah Bandung Selatan salah satunya yakni Kawasan Wisata Kampung Batu

Malakasari, Baleendah yang terletak di Jalan Raya Banjaran (Rencong), Desa

Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Adapun konsep yang

disuguhkan oleh Kampung Batu Malakasari yaitu Smart&Fun Outbound.

Menurut Suwardjoko P Warpani (2007, hlm 61) Wisatawan mengunjungi

(15)

3

tarik wisata suatu destinasi berupa lingkungan yang indah, cuaca yang menarik,

atau bentang alam yang menantang, penginggalan sejarah yang merangsang

keingintahuan, atau budaya yang unik, peristiwa khusus, dan lain-lain. Tanpa daya

tarik wisata, tak dapat diharapkan para wisatawan berkunjung di suatu destinasi.

Adapun daya tarik yang dimiliki oleh Kampung Batu yakni meliputi wahana yang

terdiri dari berbagai macam aktivitas wisata. Berikut merupakan daya tarik yang

ada di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari :

Tabel 1.2

Jenis Wahana dan Aktifitas di Kampung Batu Malakasari

Jenis wahana Aktifitas yang dilakukan

Wahana Danau Berperahu, memancing

Wahana Bukit Batu Jelajah gunung batu

Wahana Peternakan Sapi, Domba, Kambing, Kelinci, dan Penangkaran Rusa Totol

Ngangon meri, memerah susu sapi, memberi makan kambing, menangkap kelinci, membuat kompos, membuat telur asin, memberi makan rusa.

Wahana Persawahan Membajak sawah dengan kerbau,

menanam padi, merawat padi.

Wahana Perikanan Menangkap ikan atau belut, bola

lumpur.

Wahana Perkebunan

Pengamatan proses pembibitan, mencangkul, menanam, mencangkok, stek

Wahana Theater Film 4 Dimensi Menonton film dengan efek 4 dimensi

Gedung Teatrikal (Bale Seni Budaya) Pengarahan peserta, pengenalan kaulinan sunda

Anjungan Rumah Adat Sunda

Pengenalan budaya sunda dan alat-alat tradisional yang digunakan masyarakat sunda

Wahana Outbound dan Flying Fox

Rumah pohon, Burma bridge, loop bridge, jaring laba-laba (cargo net), panjat dinding, kukuyaan, jembatan goyang

Tektona Waterpark Berenang, berseluncur, bermain air

Sumber : Olahan Peneliti (2015)

Dapat dilihat dari tabel 1.2 yaitu mengenai jenis wahana dan aktifitas yang

dapat dilakukan di Kampung Batu Malakasari, sayangnya yang terjadi saat ini

ialah penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Kampung Batu Malakasari.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa daya tarik wisata sangat

(16)

4

destinasi. Keputusan berkunjung merupakan salah satu perilaku konsumen dalam

memilih, membeli, dan memutuskan produk atau jasa yang yang akan dibeli oleh

setiap orang. Adapun keterkaitan antara daya tarik wisata yang ada di Kampung

Batu Malakasari dengan keputusan berkunjung, hal ini diperkuat dengan adanya

penurunan jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Batu Malakasari. Berikut

tabel data pengunjung di Kampung Batu Malakasari :

Tabel 1.3

Data Tingkat Kunjungan di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari

TAHUN

KATEGORI PENGUNJUNG

JUMLAH

UMUM BOOKINGAN STUDY

TOUR TEKTONA

2011 45.043 18.080 7.960 318 71.392

2012 40.189 1.200 16.142 9.001 66.532

2013 49.904 21.607 29.366 67.716 168.593

2014 44.487 23.955 22.464 68.182 159.088

Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari

Berdasarkan tabel 1.3 terlihat tingkat kunjungan yang masih fluktuatif, dari

tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 4.860, kemudian naik pada

tahun 2013, dan terjadi penurunan kembali pada tahun 2014 yang cukup

signifikan sebesar 9.505 dari angka 168.593 merosot ke angka 159.088.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pihak dari

Manajemen Kampung Batu Malaksasari yakni Bu Nina Yulianti selaku Tele

Marketing, penurunan ini salah satunya disebabkan oleh adanya musibah banjir

pada tahun 2014 lalu yang sempat melanda wilayah Bandung Selatan khususnya

daerah Dayeuh Kolot dan Baleendah yang notabene merupakan salah satu jalur

yang bisa dilalui pengunjung atau wisatawan untuk bisa sampai di kawasan wisata

ini, meskipun sudah bukan hal yang biasa lagi bahwa wilayah Dayeuh kolot,

Baleendah, dan sekitarnya sudah menjadi langganan banjir setiap musim

penghujan tiba. Sehingga pengunjung yang tadinya sudah melakukan booking di

Kawasan Wisata Kampung Batu menunda kegiatan wisatanya yang diganti ke

bulan lainnya atau bahkan membatalkan booking annya.

Selain bencana banjir yang sempat melanda, berdasarkan data guest comment

yang peneliti dapatkan dari pihak manajemen Kampung Batu Malakasari, banyak

(17)

5

menambah daya tariknya baik dari segi kebersihan, ragam makanan dan

minuman, wahana, aktivitas atau program wisata, fasilitas, maupun promosi

masih harus ditingkatkan. Guest Comment tersebut selalu di berikan oleh pihak

Manajemen Kampung Batu Malakasari kepada pengunjung yang datang

khususnya kategori booking an. Banyak dari isi guest comment tersebut

menyatakan bahwa masih kurangnya aktivitas yang bisa dilakukan untuk

pengantar dan orang dewasa. Komentar - komentar tersebut diperkuat dengan

hasil penelitian Ariny Dwi Damayanti (2012) yang menyimpulkan bahwa fasilitas

serta atraksi yang ada di Kawasan Wisata Kampung Batu masih harus

dikembangkan.

Tentunya menjadi suatu pertanyaan bagaimana daya tarik wisata yang ada di

Kampung Batu Malakasari ini mempengaruhi keputusan wisatawan untuk

berkunjung. Melihat pentingnya daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung,

maka perlu diketahui sejauh mana daya tarik wisata dapat berpengaruh terhadap

keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari. Sehingga pihak

pengelola dapat membuat dan mengembangkan produk wisata yang tepat untuk

menarik pengunjung. Karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh

Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata

Kampung Batu Malakasari Kabupaten Bandung”

B. Identifikasi Masalah

Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari mengalami tingkat kunjungan

yang fluktuatif setiap tahunnya, namun terjadi penurunan yang signifikan pada

tahun 2014. Faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut diantaranya: musibah

banjir parah pada tahun 2014 yang cukup lama sehingga menghambat akses

menuju kawasan wisata tersebut, selanjutnya guest comment yang diberikan

pengunjung menyatakan bahwa pihak pengelola masih harus memperbaiki kondisi

kebersihan, menambah wahana, aktivitas, serta permainan untuk menarik

pengunjung. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariny (2012)

menunjukan persepsi pengunjung terhadap fasilitas dan atraksi masih harus

dikembangkan. Dari beberapa penjelasan tersebut, daya tarik merupakan salah

(18)

6

mana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari berpengaruh

terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Pada uraian sebelumnya menjelaskan bahwa permasalahan penting dalam

penelitian Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung ke

Kawasan Kampung Batu Malakasari ialah sejauh mana daya tarik wisata yang ada

di Kampung Batu Malakasari tersebut berpengaruh terhadap keputusan

berkunjung wisatawan. Maka hal yang paling mendasar dari permasalahan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari?

2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan ke Kampung Batu Malakasari?

3. Bagaimana pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di

Kampung Batu Malakasari?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah :

1. Menganalisis daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari.

2. Menganalisis keputusan berkunjung wisatawan ke Kampung Batu

Malakasari.

3. Menganalisis pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung ke

Kampung Batu Malakasari.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian pariwisata terutama

dalam hal pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung

wisatawan di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola

Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari upaya mengetahui pengaruh

(19)

7

keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari. Kemudian

sebagai masukan dalam melakukan kegiatan pengembangan daya tarik wisata

yang dapat mempengaruhi keputusan pengunjung untuk mencapai tujuan

perusahaan jasa pariwisata.

3. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan pertimbangan

dalam melakukan penelitian yang berkaitan pada daya tarik wisata dan

keputusan berkunjung di suatu objek wisata.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia,

berikut sistematika yang digunakan :

BAB I – PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi

penelitian.

BAB II – KAJIAN TEORI

Berisi seputar teori yang digunakan selama penelitian, penelitian terdahulu

yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III – METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijabarkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

yang dilakukan seperti lokasi, desain penelitian, partisipan, populasi dan

sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

BAB IV – TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini semua hasil temuan selama penelitian akan dijelaskan

kemudian hasil temuan tersebut dibahas berdasarkan teori yang berlaku.

BAB V – KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus

mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kawasan Wisata Kampung Batu

Malakasari. Beralamat di Jalan Raya Banjaran (Rencong) Desa Malakasari,

Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dengan jarak tempuh +

30 menit dari gerbang tol buah batu, dan + 25 menit dari pintu gerbang tol

Moh.Toha. berikut peta lokasi Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari :

Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari

Gambar 3.1

Peta Lokasi Kampung Batu Malakasari

Dengan luas area 5 hektar, Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari yang

tadinya merupakan lokasi penambangan batu alam yang sudah di eksploitasi

secara tradisional oleh masyarakat setempat, direklamasi menjadi kawasan wisata

yang memiliki berbagai wahana yang menarik seperti :

1. Wahana danau dan bukit batu

2. Wahana peternakan sapi, domba, kambing, kelinci, dan penangkaran rusa

totol

3. Wahana aneka hewan unggas

4. Wahana perikanan

5. Wahana perkebunan

6. Wahana persawahan

(21)

34

8. Anjungan rumah adat sunda

9. Wahana outbound dan flying fox

10. Tektona waterpark

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan

berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah.

Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif

yakni penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek

sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey.

Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun,

1989 hlm 3). Adapun berdasarkan tingkat eksplanasinya menurut Sugiyono (2013,

hlm 6) penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel

atau lebih, dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Pendekatan yang

dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, kemudian analisis data

menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

C. Populasi dan Sampel

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan

subyek penelitian kedalam dua golongan yakni sebagai berikut :

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm 389) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam

penelitian, maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah

wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari,

(22)

35

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.” Dalam sebuah penelitian yang populasinya besar, maka tidak mungkin seluruh populasinya diteliti. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan waktu yang tersedia. Sampel

dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Batu

Malakasari. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti maka digunakan

rumus Slovin, yaitu :

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10%

Tabel 3.1

Jumlah Kunjungan di Kampung Batu Malakasari

TAHUN

KATEGORI PENGUNJUNG

JUMLAH

UMUM BOOKINGAN STUDY

TOUR TEKTONA

2011 45.043 18.080 7.960 318 71.392

2012 40.189 1.200 16.142 9.001 66.532

2013 49.904 21.607 29.366 67.716 168.593

2014 44.487 23.955 22.464 68.182 159.088

Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari

Jumlah dari populasi yang digunakan untuk penentuan ukuran sampel adalah

sebanyak 159.088 orang. Sementara tingkat kelonggarannya adalah sebesar 10%

(0,1) dan tingkat keakuratannya sebesar 90% (0,9). Maka perhitungan jumlah dari

sampel berdasarkan rumus Slovin adalah sebagai berikut :

n = 99,937 = dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan dari hasil perhitungan, jumlah wisatawan yang representatif

untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Dengan

(23)

36

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

(Sugiyono, 2013 hlm 118).

D. Definisi Operasional

Sugiyono (2013, hlm 59) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.” Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen, berikut penjelasannya :

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Daya Tarik Wisata yang ada

di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari yang diberi simbol (X). Menurut

Warpani, Suwardjoko P (2007, hlm 46 ) Daya tarik wisata (tourist attractions)

adalah segala sesuatu yang menjadi pemicu kunjungan wisatawan. Potensi daerah

tujuan wisata atau DTW sangat berpengaruh terhadap pilihan wisatawan untuk

berkunjung sesuai dengan minat atau maksud kunjungannya, namun masih

tergantung pada kondisi daya tarik potensi objek wisata itu sendiri. Faktor daya

tarik yang menarik wisatawan diantaranya keaslian, keberagaman atau variasi,

keunikan, kemenarikan, kebersihan, dan keamanan objek wisata. selanjutnya

faktor atau sifat tersebut disesuaikan dengan berbagai macam daya tarik yang ada

di Kampung Batu Malakasari, baik dari wisata alam nya yang meliputi

pemandangan, flora dan fauna, berbagai wahana yang ada seperti area

persawahan, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Selanjutnya aktivitas yang ada

di Kampung Batu Malakasari meliputi berbagai paket dari program yang tersedia

seperti ekowisata (berbasis lingkungan), agrowisata (berbasis pertanian), atau

geowisata (berbasis pada kondisi geografis), atau aktivitas outbound dan fun

games, dan masih banyak lagi.

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Berkunjung

wisatawan ke Kampung Batu Malakasari yang diberi simbol (Y). teori yang

digunakan sebenarnya teori keputusan pembelian, namun dalam penelitian ini

disamakan dengan keputusan berkunjung, karena pada saat wisatawan datang ke

(24)

37

membeli produk ataupun jasa yang ada di tempat wisata tersebut atau dalam

penelitian ini ialah Kampung Batu Malakasari. Menurut Kotler dan Keller (2012,

hlm 166) setiap keputusan pembelian atau dalam penelitian ini berarti keputusan

berkunjung mempunyai struktur sebanyak lima komponen. Komponen – komponen tersebut antara lain: pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan

penyalur, pemilihan waktu kunjungan, dan jumlah pembelian. Komponen tersebut

kemudian di aplikasikan pada apa yang ada di Kampung Batu Malakasari,

pemilihan produk oleh wisatawan di Kampung Batu Malakasari meliputi

keunggulan Kampung Batu sendiri akan panorama bukit batu bekas peninggalan

pertambangan batu pada dahulunya, kemudian keunggulan pada wisata buatanya

yakni program-program yang menekankan pada pengenalan lingkungan.

Pemilihan merek akan nama Kampung Batu, pilihan penyalur secara langsung

atau perantara. dan lain sebagainya.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasional variabel merupakan penjelasan secara rinci mengenai variabel

konsep variabel, indikator variabel, dan skala pengukuran dengan tujuan untuk

memperoleh nilai variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

No.

fasilitas Ordinal A.4

Tingkat keberagaman paket

wisata Ordinal A.5

Tingkat keberagaman

makanan&minuman Ordinal A.6 Tingkat keberagaman

wahana di Tektona waterpark

(25)

38

Keunikan

Tingkat keunikan panorama

bentang alam Ordinal A.8

Tingkat keunikan konsep

yang diusung lokasi Ordinal A.9 Tingkat keunikan paket

wisata Ordinal A.10

Kemenarikan

Tingkat kemenarikan

panorama bentang alam Ordinal A.11 Tingkat kemenarikan

anjungan rumah adat sunda Ordinal A.12 Tingkat kemenarikan bale

teatrikal Ordinal A.13

Tingkat kemenarikan paket

wisata Ordinal A.14

Kebersihan

Tingkat kebersihan

lingkungan Ordinal A.15

Tingkat kebersihan fasilitas

umum Ordinal A.16

Keamanan

Tingkat keamanan lokasi Ordinal A.17 Tingkat keamanan wahana

aktivitas wisata Ordinal A.18

Keputusan

Tingkat kualitas pelayanan Ordinal B.1 Tingkat keragaman fasilitas Ordinal B.2

Tingkat keunggulan daya

tarik wisata Ordinal B.3

Tingkat kenyamanan suasana Ordinal B.4

Pemilihan merek

berkunjung secara langsung Ordinal B.7 Tingkat pemilihan

kunjungan saat weekday Ordinal B.9 Tingkat melakukan

kunjungan saat weekend Ordinal B.10 Tingkat kunjungan

berdasarkan waktu luang Ordinal B.11

Jumlah kunjungan

Frekuensi kunjungan

wisatawan Ordinal B.12

(26)

39

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dalam penelitian berjudul “Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari”

ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan sumber dan berdasarkan caranya.

1. Berdasarkan sumbernya, penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu primer

dan sekunder, berikut penjelasannya:

a. Data Primer, menurut Sugiyono (2013, hlm 402) “Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

b. Data Sekunder, menurut Sugiyono (2013, hlm 402) mendefinisikan “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.” Tabel 3.3

Jenis Data dan Sumber Data

NO Nama Data Jenis Data Sumber Data

1 Profil wisatawan yang datang berkunjung

ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Primer

Kuesioner yang peneliti sebar pada wisatawan

2

Persepsi wisatawan mengenai daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari,

Persepsi wisatawan mengenai keputusan berkunjung ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah.

ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Sekunder

Manajemen Kampung Batu Malakasari

5

Guest Comment (kritik dan saran) wisatawan terhadap Kampung Batu Malakasari

Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Sekunder

Manajemen Kampung Batu Malakasari Sumber: olahan peneliti (2015)

2. Berdasarkan cara

Teknik pengumpulan data berdasarkan cara dalam penelitian ini terdiri dari

tiga yaitu:

a. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebar daftar pertanyaan

(27)

40

bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui

sejumlah kuisioner.

b. Metode Pengamatan (Observasi).

Observasi yaitu cara pengambilan data secara langsung terhadap masalah

yang diteliti, dengan maksud untuk membandingkan keterangan-keterangan

yang diperoleh dengan kenyataan.

c. Metode Wawancara

Wawancara yaitu cara yang dilakukan langsung melalui tanya jawab antara

peneliti dengan petugas yang berwenang (manajemen Kampung Batu

Malakasari) yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam melakukan

pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013, hlm 147) jumlah instrumen

penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti, dikemukakan definisi

variable dan operasionalisasi variabelnya. Dalam penelitian ini instrumen

penelitian atau alat pengumpul data yang paling utama ialah angket atau kuesioner

yang isinya sudah dijelaskan pada sub bab definisi variabel yang terdiri dari daya

tarik wisata sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjungg sebagai variabel

terikat. Kemudian operasionalisasi variabel penelitian yang berisi konsep,

indikator, dan skala pengukuran. Adapun bentuk instrumen yang peneliti gunakan

pada kuesioner ini yaitu check list baik untuk variabel daya tarik wisata maupun

variabel keputusan berkunjung. Dalam pengukuran instrumen tersebut tentunya

membutuhkan berbagai skala pengukuran diantanya:

1. Skala Likert

Menurut Sugiyono (2013, hlm 132) “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial atau disebut sebagai variabel penelitian” dalam penelitian ini berarti peneliti

mengukur pendapat atau persepsi wisatawan yang datang ke Kampung Batu

Malakasari tentang daya tarik wisata dan keputusan berkunjung. Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,

(28)

41

instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap instrumen mempunyai gradiasi

dari sangat positif sampai sangat negatif dengan rentang skor dibawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria bobot nilai alternatif

Jawaban Nilai / skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2013, hlm 133)

Namun hasil dari data diatas masih berupa data mentah yang menggunakan

skala ordinal, sedangkan analisis regresi membutuhkan data interval sehingga data

ordinal tersebut harus di naikan menjadi data interval melalui alat Method

Successive Interval (MSI).

2. Metode Method of Successive Interval (MSI)

Transformasi yang dilakukan dari data berskala ordinal ke data berskala

interval melalui tahapan sebagai berikut seperti yang dipaparkan oleh Sambas Ali

Muhidin (2011):

a. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan)

respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.

b. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian

tentukan proporsi untuk setiap alternatf jawaban responden tersebut.

c. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk

setiap alternatif jawaban responden.

d. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, hitung nilai z untuk

setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban

responden tadi.

e. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan

menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper

limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).

(29)

42

f. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala

ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus: Y= SVi + [SVmin]. Dengan catatan,

SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan

satu (=1).

3. Garis Kontinum

Garis kontinum adalah garis yang digunakan untuk menganalisa, mengukur,

dan menunjukan seberapa besar tingkat kekuatan variabel yang sedang diteliti,

sesuai instrumen yang digunakan. Model garis kontinum ini menggunakan

perhitungan skor yang dijelaskan pada rumus berikut:

Penentuan skor =

Perhitungan skor total untuk masing-masing indikator variabel adalah sebagai

berikut:

a. Skor total= (jumlah responden yang menjawab sangat setuju x 5) + (jumlah

responden yang menjawab setuju x 4) + (jumlah responden yang menjawab

ragu-ragu x 3) + (jumlah responden yang menjawab tidak setuju x 2) + (jumlah

responden yang menjawab sangat tidak setuju x 1).

b. Jumlah responden sebanyak 100 responden dan nilai skala pengukuran

terbesar= 5, sedangkan nilai skala pengukuran= 1. Sehingga diperoleh jumlah

nilai kumulatif sebesar, 100 x 5= 500, dan jumlah nilai kumulatif terkecil, 100 x

1= 100.

c. Adapun nilai presentasi terkecil adalah:

Nilai rentang, 100% - 20% = 80%, dan jika dibagi dengan lima skala pengukuran

didapat nilai interval presentase sebesar 16%. Sehingga diperoleh klasifikasi

kriteria penilaian presentasi sebagai berikut:

Sumber: Riduwan (2007, hlm 88)

Gambar 3.2

(30)

43

4. Software IBM SPSS Statistics Versi 20.0

SPSS atau Statistical Product and Service Solution adalah sebuah program

aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem

manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu

deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami

cara pengoperasiannya. Peneliti menggunakan software IBM SPSS Statistics Versi

20.0 dalam membantu pengolahan data.

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2013, hlm 172) hasil penelitian yang valid ialah bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang di teliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian

validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus

product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi uji validitas

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Maka sebelum peneliti menyebarkan kuesioner pada sampel responden yang

telah di tentukan berdasarkan rumus Slovin, instrumen yang berupa kuesioner ini

harus diuji validitasnya dengan cara pengujian validitas pada 30 responden

pertama untuk menguji keabsahan dari instrumen penelitian, sebelum instrumen

penelitian ini disebarkan kepada seluruh sampel penelitian yang sebenarnya.

(31)

44

butir instrumen, nilai-nilai koefisien korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai

standar indeks validitas yakni penentuan r tabel pada taraf nyata 5% dengan db =

30 – 2 = 28. Yang menghasilkan nilai r tabel sebesar 0,361. Keputusan pengujian validitas responden menggunakan keriteria sebagai berikut:

a. Item pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar

atau sama dengan rtabel(rhitung ≥ rtabel).

b. Item pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih

kecil dari rtabel(rhitung ≤ rtabel).

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas instrumen

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi

antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah

koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya

koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Perhitungan validitas

instrumen dilakukan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi

20.0. berikut merupakan hasil pengujian validitas dari masing-masing pernyataan:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas

No. Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

Daya Tarik Wisata

1 Tingkat keaslian panorama

bentang alam 0,738 0,361 Valid

2 Tingkat keaslian flora dan fauna 0,412 0,361 Valid 3 Tingkat keberagaman flora dan

fauna 0,408 0,361 Valid

4 Tingkat keberagaman fasilitas 0,514 0,361 Valid 5 Tingkat keberagaman paket

wisata 0,680 0,361 Valid

6 Tingkat keberagaman

makanan&minuman 0,618 0,361 Valid

7 Tingkat keberagaman wahana di

Tektona waterpark 0,013 0,361 Tidak Valid

8 Tingkat keunikan panorama

bentang alam 0,680 0,361 Valid

9 Tingkat keunikan konsep yang

diusung lokasi 0,492 0,361 Valid

10 Tingkat keunikan paket wisata 0,240 0,361 Tidak Valid 11 Tingkat kemenarikan panorama

bentang alam 0,210 0,361 Tidak Valid

(32)

45

rumah adat sunda

13 Tingkat kemenarikan bale

teatrikal 0,433 0,361 Valid

14 Tingkat kemenarikan paket

wisata 0,525 0,361 Valid

15 Tingkat kebersihan lingkungan 0,563 0,361 Valid 16 Tingkat kebersihan fasilitas

umum 0,685 0,361 Valid

17 Tingkat keamanan lokasi 0,455 0,361 Valid

18 Tingkat keamanan wahana

aktivitas wisata 0,563 0,361 Valid

Tabel 3.5. lanjutan

Sumber: Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 3.5 nilai rhitung yang ada pada variabel Daya Tarik Wisata di

katakan valid bila bernilai lebih dari 0,361. Namun pada indikator 7,10, dan 11

bernilai kurang dari 0,361 begitu juga dengan rhitung yang ada pada variabel

Keputusan Berkunjung, indikator nomor 5 dan 11 memiliki nilai rhitung dibawah

0,361. Maka peneliti menyisihkan lima indikator yang tidak valid tersebut karena

No. Pernyataan Nilai

rhitung Nilai rtabel Keterangan

Keputusan Berkunjung

1 Tingkat kualitas pelayanan 0,504 0,361 Valid

2 Tingkat keragaman fasilitas 0,738 0,361 Valid

3 Tingkat keunggulan daya tarik

wisata 0,620 0,361 Valid

4 Tingkat kenyamanan suasana 0,638 0,361 Valid

5 Tingkat citra Kampung Batu

Malakasari dimata pengunjung 0,310 0,361 Tidak Valid

6 Tingkat pengalaman terhadap

merek 0,399 0,361 Valid

7 Tingkat pemilihan berkunjung

secara langsung 0,685 0,361 Valid

8 Tingkat pemilihan berkunjung

melalui travel agent 0,651 0,361 Valid

9 Tingkat melakukan kunjungan

saat weekday 0,378 0,361 Valid

10 Tingkat melakukan kunjungan

saat weekend 0,651 0,361 Valid

11 Tingkat kunjungan berdasarkan

waktu luang 0,156 0,361 Tidak Valid

(33)

46

bernilai kurang dari 0,361 sedangkan indikator lainnya yang bernilai lebih besar

dari 0,361 dinyatakan valid dan bisa digunakan untuk penelitian.

2. Uji Reliabillitas

Menurut Misbahuddin (2013, hlm 298) Reliabilitas adalah tingkat ketepatan,

ketelitian, atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi reliabilitas menunjukan apakah

instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang

sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Pengujian reliabilitas dilakukan

dengan terlebih melakukan pengujian validitas instrumen, butir-butir yang lolos

dari pengujian validitas tersebut baru kemudian dilakukan pengujian reliabilitas,

butir-butir instrumen yang tidak lolos validitas disisihkan. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian ini peneliti menggunakan Reliabilitas Alpha Cronnbach,

Koefisien alpha dikembangkan oleh Cronbach sebagai ukuran umum dari

konsistensi internal skala multi-item, dengan rumus sebagai berikut :

Sumber: (Arikunto, 2009 hlm 109)

Keterangan :

Ca : Cronbanch Alpha (reabilitas instrumen)

k : Banyaknya butir pertanyaan

∑σb2 : Jumlah varians butir

σt2 : Varians total

Robert M. Kaplan & Dennis P. (1993, hlm 126) menyatakan “it has been suggested that realibility estimates in the range of 0.7 to 0.8 are good enough for

most purposes in basic research” Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa

kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan reliabel jika koefisien

realibilitasnya tidak lebih rendah dari 0.7. selanjutnya Menurut kriteria Guilford

(1956, hlm 145), apabila koefisien realibilitas telah dihitung, maka untuk

menentukan keeratan hubungan bisa dilihat dari beberapa pembagian, yaitu :

a. > 0.20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

b. 0.20 - < 0.40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

(34)

47

d. 0.70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

e. 0.90 – < 1.00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

Peneliti melakukan perhitungan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics

versi 20.0 for Windows. Berikut tabel hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel N of

Item Alpha Titik Kritis Keterangan

Daya Tarik Wisata (X) 15 0,871 0,7 Reliabel

Keputusan Berkunjung (Y) 10 0,826 0,7 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 3.6 variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan

berkunjung memperoleh angka diatas titik kritis yaitu 0,871 dan 0,826 yang

artinya dua variabel tersebut memiliki hubungan yang erat atau reliabel. Maka

berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen terhadap variabel daya tarik wisata dan

keputusan berkunjung, instrumen ini bisa digunakan untuk penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian berjudul Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan

Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah Kabupaten

Bandung terdapat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yakni Daya Tarik

Wisata sebagai variabel X dan Keputusan Berkunjung sebagai variabel Y. Adapun

dua macam statistik yang digunakan dalam teknik analisis data penelitian ini yaitu

Statistik Deskriptif untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 dan 2.

Menurut Sugiyono (2013, hlm 29) statistik deskriptif yaitu statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis

dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Peneliti mendeskripsikan

gambaran mengenai variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan berkunjung

yang sudah dihitung menggunakan skala Likert dan dimasukan ke dalam kategori

melalui garis kontinum.

Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 yakni bagaimana

(35)

48

Malakasari, statistik yang digunakan ialah statistik inferensi. Menurut

Misbahuddin (2013, hlm 2) statistik inferensi adalah bagian dari statistik yang

berhubungan dengan pendugaan populasi dan pengujian hipotesis dari suatu data

keadaan atau fenomena. Yang selanjutnya berdasarkan bentuk parameternya,

penelitian ini termasuk dalam statistik parametrik yaitu bagian statistik yang

parameter dari populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi

normal dan memiliki varian yang homogen.

1. Analisis Uji Asumsi Klasik

Untuk menganalisis sebuah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data

yang berasal dari sebuah populasi atau sampel, diperlukan prasyarat analisis agar

data tersebut layak untuk dianalisis. Menurut Misbahuddin (2013, hlm 277)

Prasyarat analisis data adalah sesuatu yang dikenakan pada sekelompok data hasil

observasi atau penelitian untuk mengetahui layak atau tidak layaknya data

tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. dalam penelitian ini

prasyarat analisis data tersebut termasuk ke dalam uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik merupakan tahap awal yang digunakan sebelum analisis regresi linier.

Berikut uji asumi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini:

a) Uji Normalitas

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan

memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik

(statistik inferensial). Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Berdasarkan

pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30

responden (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal atau biasa

dikatakan sebagai sampel besar. Namun untuk memberikan kepastian, data yang

dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik

normalitas sebagai pembuktian.

Uji statistik normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov

adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya)

dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah

(36)

49

penulis melakukan uji normalitas kedua variabel tersebut dengan menggunakan

bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for Windows. Uji Kolmogorov

Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a) Jika nilai probabilitas <0,05 maka distribusi normal.

b) Jika nilai probabilitas >0,05 maka distribusi tidak normal

Berikut ini merupakan tabel yang akan menjelaskan hasil uji asumsi

normalitas dengan uji Kolmogorov – Smirnov menggunakan Software IBM SPSS

Statistics versi 20.0 for Windows:

Tabel 3.7

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.84814840

Asymp. Sig. (2-tailed) .424

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa pada hasil pengujian normalitas

mendapatkan hasil signifikansi sebesar 0,424. Untuk dapat memenuhi uji

normalitas signifikansi yang di dapatkan harus lebih besar dari 0,05. Maka data

tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan baik untuk dilakukan penelitian.

b) Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui pola data,

apakah data berpola linear atau tidak secara signifikan. Istilah linier mengandung

arti bahwa apakah kedua data atau variabel yang dihubungkan itu berbentuk garis

lurus atau linearitas dapat juga diartikan sifat hubungan yang linear antar variabel,

artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan

dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya. Pengujian pada SPSS dengan

(37)

50

dikatakan mempunyai hubungan linier bila signifikansi kurang dari 0,05. Dalam

pengujian tersebut peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi

20.0 for Windows. Berikut merupakan hasil dari pengujian linieritas:

Tabel 3.8

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa hasil pengujian linieritas antara dua

variabel yakni antara variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan

berkunjung diperoleh hasil 0,000. Syarat pada pengujian ini adalah hasil linieritas

harus lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa

variabel daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung memiliki hubungan

yang linier.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan dari

residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Karena salah satu syarat

yang harus dilakukan sebelum melakukan regresi linier adalah bahwa data yang

digunakan harus homogen atau tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Dalam

model regresi maka residual yang digunakan harus memiliki kesamaan atau

homogen. Data dapat dinyatakan homogen apabila signifikansinya bernilai lebih

dari 0,05. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara

Uji Glejser menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for

(38)

51

Tabel 3.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .320 1.343 .238 .812

Daya Tarik Wisata .039 .029 .133 1.326 .188

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa signifikansi dari data variabel daya

tarik wisata dan keputusan berkunjung sebesar 0,812 dan 0,188. Angka tersebut

mengindikasikan bahwa data yang dimiliki bersifat homogen karena bernilai lebih

dari 0,05. Maka dalam data tersebut tidak terjadi pelanggaran asumsi

heteroskedastisitas pada variabel yang diteliti.

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel daya tarik wisata sebagai

variabel bebas dan keputusan berkunjung sebagai variabel terikat. Adapun teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linier Sederhana.

Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan

apakah naik atau menurunnya variabel terikat (keputusan berkunjung) dapat

dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel bebas (daya tarik

wisata), atau untuk meningkatkan keadaan variabel keputusan berkunjung dapat

dilakukan dengan meningkatkan variabel daya tarik wisata. Regresi linier

sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel

independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier

sederhana adalah:

Keterangan:

Y = Subjek variabel yang diproyeksikan (Keputusan Berkunjung)

X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan

(Daya Tarik Wisata)

(39)

52

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y

dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t tabel yaitu dengan menggunakan

rumus distribusi student, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

t = distribusi student

r = koefisien korelasi

n = banyaknya data

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:

a) Jika t hitung > t tabel maha H0 ditolak dan H1 diterima

b) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

4.

Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa

besar persentasi pengaruh variabel Daya Tarik Wisata (X) terhadap variabel

Keputusan Berkunjung (Y). Koefisien determinasi ini juga berfungsi untuk

mengetahui seberapa besar kontribusi nilai variabel X yang didapatkan terhadap

nilai variabel Y yang diberikan kepada Keputusan Berkunjung dengan

menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu:

KD = r2 ×100%

Keterangan :

kd = Koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

Koefesien determinasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas

dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Dalam regresi

(40)

53

data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut

menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Selanjutnya

berikut pedoman interpretasi koefisienan determinasi:

Tabel 3.10

Interval Koefisienan Tingkat Pengaruh

0 % - 19,99 % Sangat lemah

20 % - 39,99 % Lemah

40 % - 59,99 % Sedang

60 % - 79,99 % Kuat

80 % - 100 % Sangat Kuat

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai daya tarik

wisata terhadap keputusan berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu

Malakasari Kabupaten Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Daya Tarik Wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk dalam

kategori cukup baik. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan

responden terhadap kondisi daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari

yang diukur dari indikator keaslian, keberagaman, keunikan, kemenarikan,

kebersihan dan keamanan. Semua indikator daya tarik tersebut disesuaikan

dengan panorama bentang alam, flora dan fauna, paket wisata, fasilitas

wisata, dan wahana yang ada di Kampung Batu Malakasari.

2. Keputusan Berkunjung yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk

dalam kategori cukup tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan

responden mengenai pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran

pembelian, pemilihan waktu berkunjung, dan frekuensi berkunjung. Semua

indikator keputusan berkunjung tersebut disesuaikan dengan pelayanan,

keberagaman fasilitas, keunggulan wisata, dan lainnya yang ditawarkan oleh

Kampung Batu Malakasari.

3. Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Keputusan Berkunjung di Kampung Batu Malakasari. Berdasarkan hasil yang

didapatkan, daya tarik wisata memiliki pengaruh sebesar 62,8% terhadap

keputusan berkunjung yang mengunjungi Kampung Batu Malakasari.

Sedangkan 37,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata berpengaruh positif signifikan

terhadap keputusan berkunjung. Artinya jika daya tarik wisata yang ada di

Kampung Batu Malakasari baik, maka keputusan berkunjung pengunjung nya pun

(42)

99

Rindianti Amanda Permitasari, 2015

dilakukan dengan perbaikan terhadap kualitas indikator – indikator dari setiap

variabel. Maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kondisi daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari harus lebih

ditingkatkan kualitasnya, terutama indikator kebersihan dan keberagaman.

Dari segi indikator kebersihan diantaranya: perbaikan pada toilet yang kotor

dan rusak, pembersihan kandang yang tidak terpakai, pengadaan tempat

sampah organik dan non organik, pengadaan loker di Wahana Tektona

Waterpark. Sedangkan dari segi indikator keberagaman diantaranya:

penambahan aktifitas wisata untuk orang dewasa contohnya sepeda air di

Wahana Danau, spider net di Wahana Outbound. Kemudian kesediaan dari

ragam makanan dan minuman pada saat hari biasa.

2. Keputusan berkunjung wisatawan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki

indikator pemilihan produk seperti: kualitas pelayanan dengan menekankan

pada Grooming, Greeting, dan Gesture. Dan untuk menambah kenyamanan

suasana perlunya penanaman pohon atau penghijauan mengingat cuaca

Kampung Batu Malakasari yang panas. Selanjutnya pelayanan fasilitas di

Wahana Tektona Waterpark diperbaiki contohnya: pemilihan waktu pada saat

maintenance kolam sebaiknya tidak dilakukan pada saat hari libur nasional

atau high season. Dan permainan kolam juga sebaiknya bisa dinikmati dalam

waktu yang bersamaan.

3. Karena terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kondisi daya

tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan, maka pihak

Manajemen perlu memperbaiki kerusakan dan menjaga serta merawat

kebersihan yang ada. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi kunjungan

pengunjung ke Kampung Batu Malakasari, pihak Manajemen bisa

memberlakukan “KBM ID” berupa kartu member yang di cap berdasarkan kunjungan, kemudian diberlakukan komplimen yang menarik seperti:

potongan harga, wahana gratis, makanan atau minuman gratis. Sebagai

Kawasan Wisata yang peduli pada kelestarian alam, kertas tiket masuk bisa

diganti dengan pemberian cap. Selain mengehemat kertas, hal ini pasti akan

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi Keputusan Berkunjung ..............................
Tabel 1.1
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini H0 ditolak, sehingga hipotesis yang terjadi yaitu terdapat pengaruh signifikan pada brand image dan daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung

Weaknese to Threat (WO) yang dapat diterapkan sebagai berikut : (1) Mengemas daya tarik wisata dengan lebih menonjolkan keunikan destinasi untuk kegiatan wisata

atau 62,2%, kondisi ini menunjukkan bahwa variabel promosi melalui media sosial dan daya tarik wisata memberikan pengaruh kepada minat berkunjung kembali wisatawan di wisata

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Daya Tarik Wisata, Word of Mouth, dan Citra Destinasi terhadap keputusan berkunjung pada taman wisata

Berdasarkan hasil analisis data yang terkumpul dari kuesioner menegenai daya tarik wisata, faktor sosial dan lokasi terhadap keputusan berkunjung di wisata Pantai

Penyusunan laporan yang berjudul “Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Motivasi Wisatawan Domestik Untuk Berkunjung Ke Taman Wisata Tirta Alam Cibinong-Sagalaherang,

Hasil tersebut bernilai positif signifikan, yang artinya semakin baik atraksi wisata yang ada di daya tarik wisata, maka semakin meningkatkan pula minat

Pengaruh Daya Tarik Wisata Dan Harga Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Objek Wisata Coban Rais.. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan