• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK

N/A
N/A
Diva Insyahilahiyah

Academic year: 2024

Membagikan "PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dwiva Insya Hila Hiya

Nim : 21022014

Matkul : Perlindungan Anak Tugas 4

PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK A. Pengasuhan

1. Pengertian Pengasuhan

Pengasuhan adalah proses mendidik mengajarkan karakter, kontrol diri, dan membentuk tingkah laku yang dinginkan. Ada beberapa konsep pengasuhan yang baik diterapkan dalam mendidik anak, yaitu: (1) Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan kepribadian baik seperti: percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, tangguh, orang dewasa yang cerdas memiliki kemampuan berbicara dengan baik, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, serta mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya kelak. (2) Pengasuhan penuh kasih sayang merupakan hak setiap anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. (3) Pengasuhan berkualitas mencakup: perawatan kesehatan, pemenuhan gizi, kasih sayang, dan stimulasi.

2. Tujuan pengasuhan

Orang tua adalah pengasuh pertama dan utama bagi anak. Pada kondisi tertentu, orang lain dapat mengganti peran orang tua sebagai pengasuh anak untuk sementara (kakek, nenek, paman, bibi, asisten rumah tangga, dan lain- lain) yang bertugas menjaga anak. Tujuan pengasuhan adalah merawat, mengasuh, dan mendidik anak agar dapat menjalankan peran sebagai:

1) Hamba Tuhan yang bertakwa, berakhlak mulia, ibadah sempurna, 2) Calon istri atau suami

3) Calon ayah atau ibu

4) Ahli dalam suatu bidang (profesional) dan memiliki jiwa wirausaha 5) Pendidik dalam keluarga

6) Pengayom keluarga

(2)

7) Orang yang bermanfaat bagi lingkungan keluarga dan Masyarakat

Tujuan pengasuhan sangat menentukan keberhasilan anak. Akan tetapi kesalahan dalam pengasuhan anak akan pula berakibat pada kegagalan dalam pembentukan kepribadian anak seperti 1. kurang menunjukkan ekspresi kasih saying baik secara verbal maupun fisik, 2. kurang meluangkan waktu yang cukup untuk anaknya, bersikap kasar secara verbal seperti menyindir, mengecilkan anak, dan berkata-kata kasar, 3. Terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini. Oleh karena itu, dampaknya akan menghasilkan anak yang mempunyai kepribadian bermasalah atau mempunyai kecerdasan emosi rendah seperti 1. Anak menjadi acuh tak acuh, 2. secara emosional tidak responsif, 3.

berperilaku agresif, 4. selalu berpandangan negatif, 5. ketidakstabilan emosional.

B. Pengangkatan Anak

Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain ke dalam keluarga sendiri, sehingga antara orang yang mengangkat anak dengan anak yang di angkat timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seperti antara orangtua dengan anak kandung. Dalam Peraturan mengatur mengenai pengertian pengangkatan anak dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak menyebutkan:“Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yangsah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, kedalam lingkungan keluarga orang tua angkat.”

Tata cara pengangkatan anak diatur dalam Pasal 8 sampai 10 Staatblad 1917 Nomor 129. Pada Pasal 8 menyebutkan empat syarat untuk pengangkatan anak, yaitu: 1. Persetujuan orang yang mengangkat anak, 2.Jika anak yang diangkat itu adalah anak sah sari orang tuanya, maka diperlukan izin dari orangtua itu, jika bapaknya sudah wafat dan ibunya sudah kawin lagi, maka harus ada persetujuan dari walinya dan dari balai harta peninggalan selaku penguasa wali, 3. Jika anak yang diangkat itu adalah lahir diluar perkawinan, maka diperlukan izin dari orangtua yang mengakui sebagai anakya, jika anak itu sama sekali tidak

(3)

diakui sebagai anak, maka harus ada persetujuan dari walinya serta dari balai harta peninggalan, 4. Jika anak yang diangkat itu sudah berusia 19 tahun diperlukan persetujuan dari anak itu sendiri, 5.Jika yang mengangkat anak itu seorang perempuan janda, harus ada persetujuan dari saudara laki-laki.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak Pasal 12 mengatur mengenai persyaratan bagi calon anak sebagai berikut: 1.Belum berusia 18 tahun, 2.Merupakan anak terlantar atau ditelantarkan 3.Berada dalam asuhan keluarga atau dalam lembaga pengasuhan anak, 4.Memerlukan perlindungan khusus.Dalam hal ini pengangkatan anak yang menjadi prioritas utama adalah anak yang belum berusia 6 tahun. Selain persyaratan bagi calon anak angkat yang harus dipenuhi persyaratan bagi calon orang tua angkat juga harus dipenuhi yang telah ditentukan dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, sebagai berikut: 1. Sehat jasmani dan rohani, 2.Berumur paling rendah 30 tahun dan paling tinggi 55 tahun, 3.Beragama sama dengan agama calon anak angkat, 4.Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak kejahatan, 5.Berstatus menikah paling singkat 5 tahun, 6.Tidak merupakan pasangan sejenis, 7.Tidak atau belum mempunyai anak atau hanya memiliki satu orang anak, 8.Dalam keadaan mampu ekonomi dan sosial, 9.Memperoleh persetujuan anak dan izin tertulis orang tua atau wali anak, 10.Membuat persyarat.an tertulis bahwa pengangkatan anak adalah demi kepentingan terbaik bagi anak, kesejahteraan anak dan perlindungan, 11.Adanya laporan sosial dari pekerja sosial setempat, 12.Telah mengasuh calon anak angkat paling singkat 6 bulan sejak izin pengasuhan, 13.Memperoleh izin Mentri dan/atau Kepala Instasi Sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengangkatan anak (adopsi) yang dilakukan oleh calon orang tua angkat pada Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi (YPAB)

Anak angkat harus dilindungi harkat dan martabatnya. Salah satunya melalui syarat-syarat calon orangtua angkat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengangkatan

Dimana dalam hal terdapat bakal calon yang telah atau akan memperoleh surat keterangan sehat jasmani, rohani, serta bebas penyalahgunaan narkotika dari puskesmas atau rumah

berdasarkan fakta-fakta hukum baik keterangan terdakwa dianggap sehat jasmani dan rohani tidak terdapat gangguan mental sehingga mampu mempertanggungjawabkan

a. kedua belah pihak melaksanakan akad nikah antara wali yang mewakilinya dan calon memepelai laki-laki. Keduanya orang yang sudah dewasa dan sehat jasmani rohani. ijab

Alhamdulillahirrabil ‘alamin segala puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani,

 Tidak terkena narkoba, sehat jasmani dan rohani dengan ditunjukkan Surat Keterangan Dokter Serta Bermental Baik  Diusulkan oleh pimpinan. instansi tempat calon peserta

Sejak putusan diucapkan di pengadilan, maka saat itu hak dan kewajiban orang tua kandung beralih pada orang tua angkat, kecuali COTA yang beragama Islam. COTA tidak berhak