• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Kelas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengelolaan Kelas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Untuk proses belajar mengajar yang efektif, setiap guru harus mengetahui konsep dasar pengelolaan kelas. Dalam hal ini berkaitan langsung dengan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru Kelas IV MIS NU Palangka Raya. Sementara itu Syaiful Bahri Djamarah menyatakan dalam Strategi Belajar Mengajar bahwa: “manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk mencipta dan memelihara.

Pengertiannya sebagai berikut: Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru untuk mengembangkan dan memelihara organisasi kelas yang efektif.”6.

Berbagai Pendekatan dalam pengelolaan kelas

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi tersebut, pengelolaan kelas juga merupakan proses pengendalian perilaku siswa. Namun pengendalian perilaku siswa dilakukan dengan cara mengungkapkan ancaman, seperti larangan, ejekan, sarkasme, dan paksaan. Manajemen diartikan sebagai suatu proses yang membuat siswa merasa bebas melakukan apa pun kapan pun dan di mana pun.

Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah terjadinya masalah perilaku siswa dan menyelesaikannya jika tidak dapat dicegah. Asumsi tersebut mengharuskan pengelola/guru berusaha mengembangkan program dan suasana kelas yang dapat mendorong terselenggaranya proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan perilaku yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di lingkungannya. Asumsi tersebut mengharuskan guru kelas berupaya untuk mengulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (stimulan) bagi terbentuknya suatu perilaku tertentu khususnya pada diri siswa.

Sebaliknya perilaku yang kurang baik dalam pelaksanaan program perkuliahan pasti mendapat sanksi atau hukuman yang menimbulkan perasaan tidak puas, dan pada gilirannya perilaku tersebut akan dihindari oleh siswa. Pendekatan pengelolaan kelas yang berbasis pada suasana emosional dan sosial (socio-emotional Climate Approach) di kelas sebagai sekelompok individu cenderung mengambil titik tolak pada pandangan Psikologi Klinis dan Konseling (konseling). Artinya ada kebaikan yang positif. hubungan antara guru dan siswa, atau siswa dengan anak. Siswa Asumsi ini mengharuskan guru kelas/guru berusaha menyusun program kelas dan pelaksanaannya didasarkan pada hubungan antarmanusia yang bercirikan saling menghormati dan saling menghormati antar individu di kelas. Prasyarat ini mengharuskan guru kelas/guru pengelola kelas selalu mengutamakan kegiatan yang dapat melibatkan seluruh staf di kelas.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Penggunaan kata-kata, tindakan, metode kerja atau materi yang menantang akan meningkatkan semangat belajar siswa sehingga mengurangi terjadinya perilaku menyimpang. Penggunaan alat dan media atau alat bantu, gaya mengajar, pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi terjadinya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Fleksibilitas perilaku guru untuk mengubah strategi pengajaran dapat mencegah kemungkinan gangguan siswa dan menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.

Pada dasarnya dalam pengajaran dan pendidikan, guru hendaknya menekankan hal-hal yang positif dan menghindari memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan penguatan positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip pengelolaan kelas merupakan suatu hal yang harus dikuasai oleh seorang guru agar terciptanya kondisi pembelajaran yang optimal dan sesedikit mungkin mengurangi gangguan-gangguan atau permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu agar proses pembelajaran dapat berkembang secara efektif dan efektif. efisien.

Komponen-komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Keterampilan tanggap ini dapat dilatih dengan: melihat lebih dekat, mendekat, mengajukan pertanyaan, dan merespons gangguan dan ketidakpedulian. Namun memberi isyarat, menahan jawaban, memimpin dan memberikan instruksi yang jelas, berhenti, menguatkan, kelancaran, dan kecepatan adalah bagian dari keterampilan konsentrasi kelompok. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru yang terus menerus terhadap siswa, dengan tujuan agar guru dapat melakukan tindakan perbaikan untuk mengembalikan kondisi pembelajaran yang optimal.

Jika ada siswa yang menimbulkan kekhawatiran berulang kali padahal guru telah menggunakan perilaku dan tanggapan yang tepat, maka guru dapat mencari bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa untuk mengatasinya. Namun pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan sejumlah strategi tindakan perbaikan terhadap perilaku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan dan tidak mau dilibatkan dalam tugas kelas. Guru hendaknya menganalisis perilaku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasinya.

Memelihara kegiatan kelompok : Memelihara dan memulihkan semangat siswa serta penanganan konflik yang timbul. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk mengendalikan perilaku buruk yang muncul, dan ia mengenali sebab-sebab mendasar yang mengakibatkan perilaku tidak patuh dan berusaha mencari solusinya. Dengan demikian, guru harus memahami dan menguasai keterampilan-keterampilan yang menjadi bagian dari komponen pengelolaan kelas, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Penataan Ruang Kelas

Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang kelas/ruang belajar berarti memudahkan siswa dalam menerima pengajaran. 15.

Pengaturan siswa

Dengan demikian, berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas berguna dalam membantu siswa dalam upaya pengorganisasian kelasnya. Terutama berkaitan dengan masalah bagaimana siswa dikelompokkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif. Bahwa kegiatan pembelajaran yang penuh kegembiraan dan kegembiraan dapat berlangsung relatif lama.

Kerangka Pikir

Penataan ruang siswa dalam berbagai format sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan pengajaran. Permasalahan pengaturan tempat duduk sebenarnya akan berkaitan dengan permasalahan peserta didik sebagai individu yang memiliki perbedaan dalam aspek biologis, intelektual, dan psikologis.

Pertanyaan Penelitian

Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Tempat

Sumber data Penelitian

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (tidak melalui perantara). Dalam memperoleh data primer, peneliti melakukan observasi langsung dan hasil wawancara kepada wali kelas kelas IV.

Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan menanyakan daftar pertanyaan kepada responden dan informan secara tatap muka. Dalam penelitian ini guru mata pelajaran dan guru kelas IV menjadi responden, dan sebagai pendukung data adalah kepala sekolah dan siswa MIS NU Palangka Raya. Secara khusus Rushana Sulistiani, S.Pd selaku guru kelas IV A, Ristihani, S.Pd selaku guru kelas IV B dan Saidah, S.Ag selaku guru kelas IV C. Melalui teknik ini diperoleh data mengenai: a) Prinsip pengelolaan kelas yang meliputi: a).

Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang relevan berupa tulisan atau dokumen dan arsip yang terdapat pada responden dan tempat penelitian (MIS NU Palangka Raya). Gambaran umum MIS NU Palangka Raya dan gambaran umum Kelas IV MIS NU Palangka Raya. Keadaan Siswa MIS NU Palangka Raya Tahun Pelajaran, Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Tahun Pelajaran 2016/2017.

Data nilai mata pelajaran yang diteliti adalah hasil ulangan harian, hasil ulangan tengah semester dan nilai akhir semester 1 pada kelas IV MIS NU Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017.

Pengabsahan Data

Member Check, Penulis berupaya melibatkan informan melalui wawancara guna mencocokkan penafsiran penulis dengan pandangan informan. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa keabsahan dan keabsahan data benar-benar dapat diperhitungkan dan diuji, yaitu dengan menguji berbagai sumber data yang telah diteliti kemudian data yang diperoleh dari hasil pemikiran tersebut diteruskan. kembali kepada guru untuk mencocokkan penulis dengan informan dan berdiskusi dengan informan mengenai keabsahan data yang diperoleh. Keabsahan hasil penelitian lapangan dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan keakuratan data yang terjadi di objek dengan data yang ditampilkan peneliti di lapangan.

Teknik Analisis Data

Sejak berkembangnya kepengurusan periode pertama hingga saat ini, lembaga Ma'arif Nahdlatul 'Ulama telah berhasil mendirikan sekolah/madrasah, khususnya yang berlokasi di kota Palangka Raya, antara lain: Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul 'Ulama (sekarang berlokasi di Jalan ) Dr. Murjani), SD Nahdlatul 'Ulama (beralamat di Jalan RTA.Milono), SMU Nahdlatul 'Ulama (beralamat di Jalan RTA. Dalam 20 tahun terakhir, MIS NU mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal ini dapat terlihat dari banyaknya siswa yang bersekolah di MIS NU, dan banyaknya lulusan MIS NU yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, baik ke MTsN maupun ke sekolah menengah pertama, baik negeri maupun swasta. Madrasah ibtidaiyah Nahdlatul 'Ulama terletak di Jalan Dr. Murjani No. 81 RT 05 RW VI Desa Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

Untuk mencapai visi tersebut di atas, MIS Nahdlatul 'Ulama Kota Palangka Raya harus menjabarkannya dalam bentuk misi sebagai berikut. MIS NU Palangka Raya menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum pemerintah pusat dan BNSP serta model kurikulum dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dari Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas untuk mata pelajaran umum, sedangkan untuk mata pelajaran agama mengacu pada Peraturan Menteri Agama No. . Tenaga pengajar di MIS NU Palangka Raya berjumlah 26 orang, meliputi 18 orang guru kelas, 5 orang guru PAI, satu orang guru Bahasa Inggris, satu orang guru Matematika, dan satu orang guru pendidikan jasmani.

Sedangkan guru PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, IPA, IPS, TIK, Seni Budaya, BP/BK dan Mulok belum ada, sedangkan tenaga kependidikan di MIS NU berjumlah 8 orang. Upaya guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran siswa di kelas seringkali menemui berbagai kendala, sama seperti di SD lainnya, pengelolaan kelas di MIS NU juga menghadapi berbagai kendala yaitu: Berdasarkan hasil wawancara dengan kelas IV. wali di MIS NU Kota Palangka Raya mendapat informasi itu. Permasalahan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di MIS NU Kota Palangka Raya antara lain materi ajar yang terlalu luas sehingga guru kesulitan dalam melayani siswa dalam pembelajaran.

Permasalahan yang biasa ditemui dalam pengelolaan kelas di MIS NU Palangka Raya kemungkinan juga biasa dialami oleh setiap guru yang mengajar dengan jumlah siswa melebihi ambang batas normal yaitu 32 siswa per kelas. Keadaan ini menimbulkan beberapa kendala antara lain mudah berisik dan keras walaupun hanya terdengar suara kecil. Permasalahan manajemen kelas IV yang dihadapi guru selama pembelajaran di MIS NU Palangka Raya bersifat kelompok. Hal ini terlihat dari mayoritas siswa kesulitan memahami kurikulum tematik yang diterapkan pemerintah, pembelajaran saintifik dan penilaian otentik.

TABEL   4.2  DAFTAR KEPALA MIS NU  SEJAK TAHUN  1975 HINGGA 2017
TABEL 4.2 DAFTAR KEPALA MIS NU SEJAK TAHUN 1975 HINGGA 2017

PENUTUP

Pengelola madrasah meningkatkan wawasan dan pemahaman para pendidik dan tenaga pengajar secara lebih intensif, khususnya mengenai kurikulum yang dilaksanakan oleh pemerintah, dengan menyelenggarakan kelas-kelas secara lebih intensif agar mereka memahami secara langsung permasalahan pengelolaan kelas yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya. di sekolah.

Gambar

TABEL   4.2  DAFTAR KEPALA MIS NU  SEJAK TAHUN  1975 HINGGA 2017

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang optimal serta dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam kelas selama

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan

Pelaksanaan mempertahankan kondisi kelas yang optimal oleh guru Bahasa Indonesia di kelas VII K SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 terdiri dari

Pengelolaan yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas memiliki tujuan agar terciptanya suasana belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

Guru pelajaran geografi di SMA Negeri 2 Tondano telah melaksanakan kegiatan penting sehubungan dengan pengelolaan kelas, khususnya kegiatan untuk menciptakan suasana belajar

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga peserta didik dapat

Dan menurut Uzer (2006 : 97) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan

dengan menciptakan atau mempertahankan suasana kendisi kelas yang mendukung ,dan program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar agar