Case Report Session
PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH TAHUN 2021
Oleh :
Amatulqaiyum Idri Sari 2040312126
Preseptor :
Dr. dr. Yuniar Lestari, M.Kes
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Case Report Session dengan judul “Pengelolaan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021” ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Case Report Session ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengelolaan kesehatan lingkungan serta menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan kegiatan ini, khususnya Dr. dr.
Yuniar Lestari, M.Kes sebagai pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran, perbaikan dan bimbingan kepada penulis.
Dengan demikian, penulis berharap Case Report Session ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta meningkatkan pemahaman dalam bidang pengelolaan kesehatan lingkungan.
Padang, 2 Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Metode Penulisan 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan 4
2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan 4
2.3 Syarat-Syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia 5
2.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Indonesia 9
2.5 Penyakit Berbasis Lingkungan 11
BAB III. ANALISIS SITUASI 12
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Pauh 12
3.2 Keadaan Geografis 12
3.3 Keadaan Demografi 13
3.4 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi 14
3.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan 15
3.6 Program Puskesmas Pauh 17
3.7 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pauh 17 3.8 Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pauh 28
BAB 4 PEMBAHASAN 29
4.1 Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Pauh 29 4.2 Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pauh 31
BAB 5 PENUTUP 32
5.1 Kesimpulan 32
5.2 Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2020 13 Tabel 3.2 Perbandingan Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan 14
Kepadatan Penduduk menurut Kelurahan
Tabel 3.3 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2020
15 Tabel 3.4 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di
Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2020
16 Tabel 3.5 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pauh Tahun 2020 16 Tabel 3.6 Tempat-Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat
Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
18
Tabel 3.7 Laporan Pengelolaan Sampah dan Limbah Puskesmas Pauh tahun 2021
18 Tabel 3.8 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi
Syarat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh 2021
20
Tabel 3.9 Persentase Pengawasan Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
21 Tabel 3.10 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air
Minum Berkualitas di Puskesmas Pauh Tahun 2021
22 Tabel 3.11 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Puskesmas Pauh Tahun 2021
23 Tabel 3.12 Data Penduduk dengan Cuci Tangan Pakai Sabun di
Puskesmas Pauh Tahun 2021
24 Tabel 3.13 Data Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Tahun 2021
25 Tabel 3.14 Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang
Layak (Jamban Sehat) di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
26
Tabel 3.15 Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Pauh Tahun 2021
27 Tabel 3.16 Pencapaian Program Kerja Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Pauh Tahun 2021
28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2020 13
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu upaya kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial sehingga memungkinkan setiap orang dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan.1 Menurut H.L Blum derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.2
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan masih cukup tinggi walaupun berbagai usaha telah dilakukan. Penyakit berbasis lingkungan termasuk dalam sepuluh penyebab kematian tertinggi secara nasional antara lain, TB paru, pneumonia, dan diare. Menurut UNICEF, pneumonia dan diare adalah penyebab kematian utama pada anak usia dini, yang masing-masing mencangkup 36% dan 10% dari semua penyebab kematian balita. Berdasarkan data RISKESDAS 2013, penyakit ISPA diderita oleh lebih dari sepertiga balita di Indonesia dan 1 dari 25 balita di Indonesia menderita diare.3,4
Timbulnya masalah kesehatan berbasis lingkungan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah. Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan menggambarkan belum optimalnya upaya kesehatan lingkungan.2
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama terkait penyakit atau masalah kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan, pemerintah telah mentapkan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengupayakan promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.1
Salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial yang dilaksanakan oleh puskesmas adalah pelayanan kesehatan lingkungan. Dengan adanya pelayanan kesehatan lingkungan ini diharapkan dapat menrunkan angka penyakit atau masalah kesehatan yang terkait dengan faktor risiko lingkungan dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat.1
Berdasarkan program surveilens pada bulan januari sampai oktober 2021 di wilayah kerja Puskesmas Pauh, terdapat beberapa penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan yaitu penyakit Diare, malaria, DBD, penyakit kulit dan Tb paru. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian mengingat masalah kesehatan dan penyakit berbasis lingkungan yang timbul berhubungan dengan kualitas lingkungan dan prilaku dari masyarakat yang ada. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Pauh.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengolahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pauh?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengolahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Pauh.
2. Mengetahui pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Pauh.
3. Menganalisa permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
4. Menentukan solusi terhadap permasalahan kesehatan lingkungan di Puskesmas Pauh.
1.4. Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai program kesehatan lingkungan, pencapaian program dan permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk kepada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh, laporan bulanan Puskesmas Pauh, dan diskusi dengan pemegang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Pauh.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Permasalahan kesehatan disebabkan oleh banyak hal. Menurut HL Blum, derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Kesehatan lingkungan sendiri di definisikan sebagai suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.5,6
Menurut Undang-Undang Nomor 66 Tahun 2014, Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.7
2.2 Ruang Lingkup dan Sarana Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang esensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan mayarakat.8
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan antara lain:
A. Menurut WHO
- Penyediaan air minum
- Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran - Pembuangan sampah padat
- Pengendalian vector
- Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia - Higiene makanan, termasuk susu
- Pengendalian pencemaran udara
- Pengendalian radiasi - Kesehatan kerja
- Pengendalian kebisingan - Perumahan pemukiman
- Aspek kesling dan transportasi udara - Perencanaan daerah dan perkotaan - Pencegahan kecelakaan
- Rekreasi umum dan pariwisata
B. Menurut UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan antara lain:9 - Penyehatan air dan udara
- Pengamanan limbah padat / sampah - Pengamanan limbah cair
- Pengamanan radiasi - Pengamanan kebisingan - Pengamanan vektor penyakit
Yang menjadi sasaran kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Tempat umum, seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan dan usaha-usaha yang sejenis.
2. Lingkungan pemukiman, yaitu rumah tinggal, asrama/ yang sejenis 3. Lingkungan kerja, seperti perkantoran, kawasan industry/ yang sejenis 4. Angkutan umum, seperti kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan 5. Lingkungan lainnya, misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besarbesaran, reaktor/ tempat yang bersifat umum.
2.3 Syarat-syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia 1) Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.10
Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Syarat fisik, yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
b. Syarat kimia, yaitu kadar besi, maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/l, kesadahan maksimal 500 mg/l.
c. Syarat mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100ml air)
2) Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut:
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar- benar
f. diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
g. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang h. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal
3) Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (UU No.23/1992):
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, sirkulasi udara, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang menganggu
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privasi yang cukup, konumikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyedia air bersih, pengelolaan tnja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup .
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4) Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor (UU No.23/1992):
a. Penimbunan sampah. Faktor faktor yang mempengaruhi roduksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/ tingkat sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali d. Pengangkutan
e. Pembuangan Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapt memecahkan masalah-masalah secara efisien.
5) Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya: pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopeles sp untuk penyakt malaria, nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk penyakit kaki gajah/ filariasis. Penanggulangan atau pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff, kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigtan nyamuk Anopeles sp, Gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, penggunaan kada pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang penggangu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing yang menularkan penyakit seperti rabies. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulkan diare. Tikus dapat menyebabkan leptospirosis dari air seni yang dikeluarkannya setelah terinfeksi bakteri penyebab.
6) Makanan dan Minuman
Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan. Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi (Kemenkes RI, 2004) :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan b. Persyaratan fasilitas sanitasi
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
e. Persyaratan peralatan yang digunakan 7) Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan di antaranya pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi menjadi indoor air pollution dan outdoor air pollution. Indoor air pollution merupakan problemperumahan/pemukiman, serta gedung umum, bis, kereta api, dan lain-lain.
Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan daripada berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
Masalah outdoor air pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibandingkan pedesaan.
Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi salura pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadwal penerbangan dan terganggunya ekologi hutan.
2.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Indonesia
Upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di puskesmas di Indonesia antara lain sebagai berikut (Kemenkes No.852/2008):10 1. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan, pemberatasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Tujuan klinik sanitasi secara umum adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat malalui upaya preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
Ruang lingkup klinik sanitasi, diantaranya:
a. Penyediaan dan penyehatan air bersih/jamban dalam rangka pencegahan penyakit diare, kecacingan dan penyakit kulit.
b. Penyehatan perumahan/ lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA, TB Paru, DBD ataupun malaria.
c. Penyehatan lingkungan kerja dalam rangka pencegahan pnyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau akibat kerja
d. Penyehatan makanan atau minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran cerna dan keracunan makanan
Kegiatan klinik sanitasi dilakukan di dalam dan di luar gedung A. Di dalam gedung
Setiap pasien yang mendaftar di loket, seterusnya pasien diperiksa oleh tenaga medis Puskesmas. Apabila didapatkan pasien menderita penyakit yang berhubungan dengan faktor lingkungan maka pasien dirujuk ke klinik sanitasi, kemudian dilakukan wawancara, pengisian kuesioner dan konseling. Jika diperlukan, petugas kesling membuat janji kunjungan ke rumah pasien.
B. Di luar gedung
Hal ini merupakan tindak lanjut kegiatan berupa kunjungan ke rumah pasien, kunjungan ini sebenarnya rutin dilakukan namun kini dengan
target yang ditingkatkan.
2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Menurut Survey Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), rumah sehat dinilai dari beberapa parameter:
a) Lokasi tempat tinggal yang dianjurkan sebaiknya tidak pada daerah rawan banjir, bekas pembuangan akhir sampah, bekas pertambangan.
b) Kepadatan hunian, kebutuhan ruang tidur per orang hendaklah mencapai 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun
c) Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan mudah dibersihkan
d) Pencahayaan, pada pencahayaan alamiah hendaklah memiliki jalan masuk cahaya (sekurang-kurangnya 15% - 20% dari luas lantai dalan ruangan rumah)
e) Ventilasi, ventilasi alamiah hendakanya mencapai 10% dari luas lantai.
f) Air bersih, syarat-syarat kualitas air bersih dia antaranya adalah secara fisik tidak berbau, berasa dan berwarna serta secara mikrobiologis air harus bebas dari segala macam bakteri terutama bakteri patogen.
g) Kepemilikan jamban/ WC, kakus, dan Septic tank, dimana jarak pembuangan septic tank yaitu jaraknya terhadap sumber air bersih harus lebih dari 10 m.
h) Adanya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), saluran got, pengelolaan sampah.
3. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Meliputi surveilans kualitas air dan inspeksi sanitasi sarana air bersih.
4. Penyahatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon kecantikan, dan tempat hiburan lainnya.
5. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi kesehatan kebersihan makanan serta kesehatan tenaga kerja.
6. Pemeriksaan jentik nyamuk
Pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung berapa jumlah penduduk yang mengalami bebas jentik.
2.5 Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala suatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit berbasis lingkungan. Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh faktor lingkungan serta paerilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah.
Berdasarkan aspek sanitasi tingginya angka penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnnya tanah air dan udara karena limbah ruamh tangga, limbah ndustri, limbah pertanian, sarana transpor serta lingkungan fisik yang memungkinkan.5 Beberapa penyakit berbasis lingkungan berupa ISPA, diare, penyakit infeksi kulit, malaria, DBD, cacingan, TB Paru, Filariasis, Keracunan makanan dan minuman atau pestisida dan keluhan akibat lingkungan.
BAB 3
ANALISIS SITUASI 3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Pauh
Puskesmas Pauh didirikan pada bulan Juli Tahun 1986 dan pada waktu berdirinya Puskesmas Pauh adalah berupa Pustu dengan wilayah kerja 13 kelurahan. Namun Pada Tahun 2004 terjadi lagi perubahan wilayah di Kota Padang dan Puskesmas Pauh juga terkena imbas dari perubahan wilayah tersebut sehingga wilayah kerja Puskesmas Pauh menjadi 9 kelurahan hingga saat ini.Untuk meningkatkan pelayanan maka Puskesmas Pauh mendirikan Puskesmas Rawatan yang terealisasi pada Bulan April 2007 dengan kondisi dan fasilitas yang sangat sederhana dan SDM yang seadanya.
3.2 Keadaan Geografis
Puskesmas Pauh terletak di Jalan Irigasi Pasar Baru Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh, berjarak sekitar + 8 Km dari pusat kota sebelah timur Kota Padang. Jumlah kelurahan sebanyak 9 Kelurahan yang terbagi menjadi 52 RW dan 176 RT dengan luas wilayah + 146,29 Km2, adapun batas wilayah wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok
b. Sebelah barat berbatas dengan Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Kuranji
c. Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Koto Tangah
d. Sebelah selatan berbatas dengan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Lubuk Begalung
Batas wilayah tersebut dapat juga kita lihat melalui peta wilayah kerja seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh Tahun 2020
3.3 Keadaan Demografi
Peningkatan jumlah penduduk yang besar , penyebaran penduduk yang tidak merata serta pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak kepada peningkatan pelayanan kesehatan dan kondisi kesehatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh data kependudukan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kelurahan tahun 2020
No Kelurahan Penduduk RW RT
1 Pisang 9.224 7 23
2 Binuang Kampung Dalam 6.307 5 18
3 Piai Tangah 4.026 4 12
4 Cupak Tangah 10.056 6 21
5 Kapalo Koto 9.267 4 15
6 Koto Luar 8.318 6 25
7 Lambung Bukit 3.575 4 13
8 Limau Manis Selatan 10.990 8 31
9 Limau Manis 8.100 8 18
Jumlah 69.863 52 176
Dari tabel diatas terlihat jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan Limau Manis Selatan, namun tidak menentukan bahwa kelurahan tersebut paling padat karena luas wilayahnya cukup besar, seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Perbandingan Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan
No Kelurahan Luas Penduduk
1 Pisang 3,99 9.224
2 Binuang Kp. Dalam 2,97 6.307
3 Piai Tangah 4,97 4.026
4 Cupak Tangah 2,99 10.05
5 Kapalo Koto 35,83 6 9.267
6 Koto Luar 18,92 8.318
7 Lambung Bukit 38.80 3.575
8 Limau Manis Selatan 12,96 10.99 9 Limau Manis 24,86 0 8.100
Jumlah 146,29 69.86
3
Luas wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 146,29 Km2, didiami oleh 69.863 jiwa.
3.4 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan. Potensi keninik mamakan yang masih dilakoni masyarakat menjadi panutan dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari segi kepercayaan, mayoritas kepercayaan penduduk adalah Islam dengan komposisi 99 % Islam, sisanya katolik, Protestan, Budha dan lain lain.
Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh boleh dikata bervariasi mulai dari petani ± 35 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke kelompok mampu dan mapan. Swasta 25 % , PNS 17 % , ABRI ± 5 %, sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok dengan pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan kesehatan yaitu keluarga
miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup besar yaitu 18 % dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh.
3.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Puskesmas dan jaringannya merupakan sarana penyelenggara pelayanan kesehatan dasar dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Semakin banyak jumlah ketersediaannya maka semakin mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.
Tabel 3.3 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2020
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Pemerintah 2
2 Rumah Sakit Swasta 1
3 Klinik Bersalin 2
4 Klinik Umum 2
5 Puskesmas Rawat Inap 1
6 Puskesmas Keliling 1
7 Puskesmas Pembantu 5
8 Praktek Dokter/Spesialis 3
9 Praktek Dokter Gigi 3
10 Praktek Bidan 5
11 Apotek 1
12 Toko Obat 2
Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan masyarakat didukung oleh kertersediaan sumber daya berbasis masyarakat, seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di wilayah kerja Puskesmas Pauh Tahun 2020
No Jenis Sarana Jumlah
1. Posyandu Balita 72
2. Posyandu Lansia 13
3. Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu ) 10
4. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan ) Poskeskel Koto Luar
Poskeskel Cupak Tangah Poskeskel Kapalo Koto
Poskeskel Limau Manis Selatan
4
5. Puskesmas Pembantu ( Pustu )
Pustu Jawa Gadut (Kel. Limau Manis) Pustu Ulu Gadut (Kel. L.Manis Selatan) Pustu Batu Busuk (Kel. Lambung Bukit)
5
Pustu Piai ( Kel. Piai Tangah )
Selain data sarana dan prasarana, Puskesmas Pauh juga melibatkan sarana pendidikan sebagai bagian dari kegiatan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan, berikut data sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Tabel 3.5 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pauh Tahun 2020
No Kelurahan Jumlah TK SD/ SMP/ SMA/SMK/ PT
Sekolah MI MTs MA
1 Pisang 7 3 4
2 Binuang Kp.Dlm 4 3 1
3 Piai Tangah 2 2
4 Cupak Tangah 5 2 1 1 1
5 Kapalo Koto 6 1 3 1 1
6 Koto Lua 6 3 2 1
7 Lambung Bukit 2 2
8 Limau M.Selatan 9 4 3 1 1
9 Limau Manis 8 1 3 2 2
Puskesmas 49 14 23 5 5 2
3.6 Program Puskesmas Pauh
Sebagai pelayanan tingkat pertama, Puskesmas Pauh bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat sesuai dengan sistem kesehatan nasional. Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Pauh antara lain:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial 1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana 4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Tingkat Pertama
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care dan atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
C. Program Pengembangan
1. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2. Program kesehatan jiwa
3. Program kesehatan lansia
3.7 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pauh
Sebagai salah satu program Puskesmas Pauh, dalam penyelenggaraannya program kesehatan lingkungan memiliki 7 subprogram pokok:
1. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum ditujukan agar dapat menciptakan lingkungan tempat-tempat umum yang nyaman dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Tempat-Tempat Umum yang sehat adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Tempat-Tempat Umum yang menjadi pengawasan
Puskesmas Pauh berjumlah 84 tempat umum yang terdiri dari 38 sarana pendidikan, 4 sarana kesehatan, dan 42 sarana ibadah.
Tabel 3.6 Tempat-Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
Tabel 3.7 Laporan Pengelolaan Sampah dan Limbah Puskesmas Pauh tahun 2021
No Kegiatan Jiwa KK Jumlah
sarana
Pemeriksaan Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat
Jumlah Jumlah Jumlah
Jml bln lalu
Jml bln ini
S/D bln ini Jml bln lalu
Jml bulan
ini
S/D bln ini Jml bln lalu
Jlm bln ini
S/D Bln ini
jml % jml % jml %
1 SPAL
1. Terbuka 46064 9691 6046 3807 15 3822 63.22 3807 15 3822 63.22
2. Tertutup 17190 3295 3500 3286 5 3291 94.03 3286 5 3291 94.0
2 Pengelolaan
sampah
1. Dibuat
lubang 1453 387 129 59 0 59 45.74 59 0 59
2. Dibakar 46033 9011 6097 4597 17 4614 75.68 4597 17 4614 75.68
3. Dibuang ke
TPS/TPA 15768 3588 3020 2441 3 2444 80.93 2441 3 2444
JUMLAH
Berdasarkan tabel 3.6 tersebut didapatkan kesimpulan berupa jumlah TTU yang telah memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2021 adalah 68 (81,0%) dari 84 TTU yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Capaian TTU yang belum memenuhi syarat ini telah memenuhi target capaian Puskesmas Pauh yaitu sebesar 98%.
2. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan.
Pengawasan tempat pengolahan makanan merupakan suatu kegiatan penilaian tempat-tempat yang memproduksi makanan, seperti rumah makan, jasa boga/catering, dan makanan jajanan. Pengawasan ini dilakukan sebagai upaya dalam mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang mungkin bisa menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka tempat pengolahan makanan (TPM) memiliki potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkan. Salah satu syarat kesehatan TPM yang penting dan mempengaruhi kualitas hygiene sanitasi makanan tersebut adalah faktor lokasi dan bangunan TPM. Di wilayah kerja Puskesmas Pauh terdapat 177 TPM yang menjadi pengawasan Puskesmas tahun 2021 yang terdiri dari 1 jasa boga, 46 rumah makan/restoran, 66 depot air minum, dan 64 makanan jajanan.
Tabel 3.8 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
Dari tabel 3.8 tersebut dapat disimpulkan bahwa TPM yang telah memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2021 yaitu 69 (39,0%) dari 177 TPM yang ada.
Capaian TPM yang memenuhi syarat ini belum memenuhi target capaian Puskesmas Pauh yaitu sebesar 87%. Selain itu, dari tabel tersebut didapatkan TPM yang memiliki presentase terendah yaitu jasa boga,hanya 1 total jasa boga yang ada di wilayah Puskesmas Pauh yang memenuhi syarat kesehatan. Namun dari segi selisih antara jumlah TPM yang ada dengan TPM yang memenuhi syarat kesehatan, selisih terbesar didapatkan pada Depot Air Minum (DAM) dengan selisih sebesar 46 TPM.
3. Pengawasan Sarana Air Minum
Pengawasan kualitas air bertujuan agar air yang digunakan masyarakat dari penyedia air minum terjamin kualitasnya, sesuai dengan persyaratan kualitas air minum sehingga dapat melindungi masyarakat dari penyakit dan gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih yang tidak memenuhi syarat.
Pengawasan kualitas air bersih di wilayah kerja Puskesmas Pauh dilakukan setiap bulannya melalui kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih yang sejalan dengan kegiatan survey perumahan dan lingkungan.
Tabel 3.9 Persentase Pengawasan Sarana Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
Tabel 3.10 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) di Puskesmas Pauh 2021
Terdapat sebanyak 10.976 jumlah sarana air minum di wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya 482 sarana air minum yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan 338 diantaranya merupakan sarana air minum dengan risiko rendah-sedang. Dari total 57 sampel air minum yang diambil, sebanyak 43 yang memenuhi syarat atau sebesar (75,4%). Capaian pengambilan sampel ini masih belum memenuhi target capaian yaitu 100 sampel pertahun. Selain itu, capaian kualitas air minum memenuhi syarat juga masih belum memenuhi target capaian Puskesmas Pauh yaitu sebesar 78%.
NO. Kecamatan Kelurahan Jumlah
Penduduk
JUMlLAH PENDUDUK PENGGUNA
PENDUDUK DENGAN
AKSES BERKELANJUT AN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS
(LAYAK)
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN DEPOT AIR MINUM PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) PERPIPAAN NON PDAM JUMLAH TOTAL
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PAUH CUPAK
TANGAH
9,624 110 4,300 1,287 0 0 0 87 1,924 318 8,026 83.4
BINUANG KP
DALAM 5,288 67 3,952 454 0 0 0 188 0 327 4,988 94.3
PISANG 10,090 97 7,640 492 0 140 0 388 155 382 9,294 92.1
PIAI TANGAH 4,418 18 3,100 135 0 0 0 534 0 0 3,787 85.7
KOTO LUA 9,712 0 2,044 85 0 0 0 830 5,030 93 8,082 83.2
LIMAU MANIS 8,789 0 2,700 23 0 0 0 937 3,290 175 7,125 81.1
LIMAU MANIS
SELATAN 11,288 0 287 21 0 0 0 225 10,452 54 11,03
9 97.8
LAMBUNG
BUKIT 3,923 27 1,200 89 0 413 0 541 960 145 3,375 86.0
KAPALO KOTO 8,349 131 5,400 1,379 0 0 0 337 0 756 8,003 95.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 71,481 450 30,62
3 3,965 0 553 0 4,067 21,811 2,250 63,71
9 89.1
4. Penyelenggaraan STBM
Menurut Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Perubahan perilaku dalam STBM dilakukan melalui metode pemicuan yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.
Tabel 3.11 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Pauh tahun 2021
No Kecamatan Kelurahan Jumlah
desa/kel
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Desa melaksanaka
n STBM
Desa stop babs (SBS)
Desa STBM Jm
l % Jm
l % Jm
l %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PAUH CUPAK
TANGAH 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
2 BINUANG
KP DALAM 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
3 PISANG 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
4 PIAI
TANGAH 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
5 KOTO LUA 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
6 LIMAU
MANIS 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
7
LIMAU MANIS SELATAN
1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
8 LAMBUNG
BUKIT 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
9 KAPALO
KOTO 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0
0
JUMLAH
(KAB/KOTA) 9 9 100.0 0 0.0 0 0.0
Tabel 3.12 Data Penduduk dengan Cuci Tangan Pakai Sabun di Puskesmas Pauh tahun 2021
No Kelurahan Jumlah
penduduk
Jumlah sarana Kampanye Jumlah penduduk
kebiasaan CTPS Memenuhi
syarat
Tidak memenuhi
syarat
Jumlah
sasaran Jumlah kegiatan
Penduduk %
1 CUPAK
TANGAH 9,624
724 395 1 1 7651 79.5
2 BINUANG KP
DALAM 5,288 521 174 1 1 3819 72.2
3 PISANG 10,090 804 386 1 1 6565 65.1
4 PIAI TANGAH 4,418 849 126 1 1 3127 70.8
5 KOTO LUA 9,712 1,137 221 1 1 5967 61.4
6 LIMAU MANIS 8,789 451 211 1 1 6043 68.8
7 LIMAU MANIS
SELATAN 11,288
1442 191 1 1 8817 78.1
8 LAMBUNG
BUKIT 3,923
291 179 1 1 2367 60.3
9 KAPALO KOTO 8,349 553 222 1 1 6569 78.7
JUMLAH 71481 6772 2105 50925 71.2
Pada tahun 2021 telah dilaksanakan program STBM di 9 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Pelaksanaan STBM tersebut lebih banyak untuk mendorong terwujudnya pilar 1 dan 2 yaitu, stop BABS dan CTPS di masyarakat
5. Pengawasan Rumah dan Lingkungannya
Pada program ini dilakukan survey perumahan dan lingkungannya pada setiap rumah untuk melihat terpenuhinya syarat sebagai rumah sehat. Puskesmas Pauh melakukan pengawasan terhadap 8477 rumah sepanjang tahun 2020-2021.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu :
1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan.
2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena taan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.
Tabel 3.13 Data Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2021
D a r i
t a b e l
4
Dari tabel 3.13 tersebut didapatkan bahwa rumah memenuhi syarat (rumah sehat) di wilayah kerja Puskesmas Pauh berjumlah 7280 pada tahun 2020, dan 7451 tahun 2021, terjadi kenaikan presentase dari tahun 2020-2021 sebesar 2,02%.
Kelurahan
Jml seluruh
rumah
2020 2021
Rumah memenuhi syarat (rumah
sehat)
Jumlah rumah yang belum memenuhi
syarat
Rumah dbina
Rumah dibina memenuhi
syarat
Rumah memenuhi syarat
(rumah sehat)
Jumla
h % Jumla
h % Jm
l % Jml %
2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
CUPAK
TANGAH 1119
832 74.35 287
60 20.91 21 35.00
853 76.23
BINUANG KAMPUN
G DALAM 695
618 88.92 77
49 63.64 20 40.82
638 91.80
PISANG 1190
902 75.80 288
74 25.69 22 29.73
924 77.65
PIAI
TANGAH 575
545 94.78 30
27 90.00 15 55.56
560 97.39
KOTO
LUAR 1358
1,231 90.65 127
53 41.73 18 33.96
1,249 91.97 KAPALO
KOTO 775
655 84.52 120
61 50.83 18 29.51
673 86.84
LIMAU MANIS
SELATAN 1633
1,552 95.04 81
54 66.67 19 35.19
1,571 96.20 LIMAU
MANIS 662
555 83.84 107
51 47.66 17 33.33
572 86.40
LAMBUN
G BUKIT 470
390 82.98 80
51 63.75 21 41.18
411 87.45
8,477
7,280 85.88
1,197
480 40.10
17 1 35.63
7,451 87.90