• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN TEMPE DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOLAAN TEMPE DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM "

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Maka sikap sabar sebagai bagian dari etika bisnis Islam dapat menjadi benteng yang kokoh, ketika para pengusaha menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, mereka tidak akan terpengaruh untuk melakukan tindakan yang memalukan, terutama tindakan spekulasi, karena Islam melarang spekulasi, seperti meminjam uang dari bank atau rentenir. Aib yang jauh dari etika bisnis Islam adalah mencampur/mencampur bahan, hal ini biasa dilakukan oleh mereka untuk menekan biaya produksi yang terlalu mahal akibat harga bahan baku yang terlalu mahal, seperti beberapa kejadian yang terjadi di berbagai daerah yang mengganggu silaturahmi. . Pak. Galih mengatakan sebagai produsen tidak mengetahui sistem etika bisnis islami dalam menjalankan bisnis, cara menjalankan bisnis, kepercayaan konsumen, semuanya diserahkan kepada takdir saja.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengelolaan Tempe Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di Kauman Kecamatan Metro Tengah)”.

Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan tempe ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam bagi pengusaha tempe di Kauman Metro Pusat. Terdapat beberapa kajian yang relevan dengan judul penelitian ini, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Asdadiyah, mahasiswa Ekonomi Islam STAN Metro dengan judul Perilaku Produsen Tempe Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah). Asdadiyah, Skripsi, Perilaku Produsen Tempe dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Metro, 2016.

Pengelolaan tempe dalam perspektif etika bisnis Islam yang benar adalah untuk menjaga kredibilitas, produsen sebagai pelaku harus memahami apa adanya.

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

KAJIAN TEORI

  • POAC Dalam Manajemen
    • Planning
    • Organizing
    • Actuating
    • Controlling
  • Pengertian tempe
  • Proses Pembuatan Tempe
  • Pengertian Etika Bisnis Islam
  • Prinsip Etika Bisnis Islam
    • Shidiq
    • Amanah
    • Tabligh
    • Fathonah

Etika bisnis Islami adalah seperangkat prinsip etika yang membedakan antara benar dan salah, harus, benar, salah, dll dan prinsip umum yang membenarkan seseorang untuk diterapkan pada segala sesuatu di dunia bisnis. Dapat disimpulkan bahwa etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai, aturan dan prosedur yang digunakan sebagai pedoman dalam berbisnis agar kegiatan bisnis yang dilakukan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk dalam dunia bisnis.

Dalam dunia bisnis Islam, persoalan Tuhan adalah sesuatu yang harus dikaitkan keberadaannya dalam setiap aktivitas bisnis. Kekayaan sebagai hiasan hidup yang dapat dinikmati masyarakat dengan baik dan tidak berlebihan. Dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa membelanjakan harta harus dilakukan dengan cara yang benar atau di jalan Allah dan bukan pada sesuatu yang dapat merusak dirinya sendiri.

Dijelaskan pula bahwa ciri-ciri orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah adalah mereka yang tidak membelanjakan hartanya secara berlebihan dan tidak pelit. Dalam hal ini, perusahaan yang adil dan jujur ​​adalah perusahaan yang tidak menindas atau menindas. Fatahan merupakan salah satu sifat nabi yang berarti cerdas, intelektual dan berilmu luas.

Maka disinilah peran etika bisnis Islam untuk memperbaiki individu maupun lingkungan, dengan cahaya hikmah dan akhlak yang baik yang merupakan misi kedatangan para Rasul. Menurut Rindjin, etika bisnis adalah cara disiplin menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mempelajari dan mengatasi masalah yang kompleks dalam dunia bisnis.39 Persaingan dalam dunia bisnis dapat menimbulkan masalah, jika pengusaha tidak memiliki landasan etika.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Metode Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Wawancara campuran yaitu wawancara terstruktur dan semi terstruktur, peneliti melakukan wawancara langsung dengan pengusaha tempe mengenai praktek pembuatan tempe di tempat kerjanya dengan Pak Galih dan Pak Galih. Pak. Samin memulai usaha sementara pada tahun 2003, beliau adalah seorang perantau dari jawa timur ke metro lampung pada tahun 2000 saat mr. Galih hendak memulai usaha sementara, ia membiayai usahanya dengan Rp. Dengan tak henti-hentinya mengucap syukur, Pak Galih akhirnya mulai ditolong oleh para pekerja yang didatangkan dari Jawa, baik itu pekerja maupun kerabat di kampung.

Lalu Pak. Usaha tempe Galih, seorang pengusaha yang memulai karirnya dari tahun 2011, berbeda cerita dengan Pak Galih. Galih. Sebagai penerus bisnis peninggalan ayahnya, Pak Galih mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnis ini dan dapat dimaklumi bahwa bisnis yang diwarisi darinya bukanlah impiannya sejak kecil. Mengenai etika bisnis islami Pak Galih tidak tahu pasti bagaimana caranya, beliau hanya berbisnis seperti biasa, pengusaha tempe juga menurut beliau yang terpenting pedagang harus jujur, tapi kalau pakai bahan pengawet tidak mungkin tukang tempe melakukan. , dapat mengganggu pertumbuhan kapang pada tempe.

Ada 2 jenis tempe yang dibuat Pak Galih yaitu tempe dibungkus plastik dan tempe dibungkus daun pisang. Pak Galih pernah mencampur kedelai dengan jagung saat terjadi kelangkaan, namun setelah semuanya normal, ia menjalankan usahanya seperti biasa. Sehingga untuk pemasaran tempe di Kauman Metro pusat, Pak Galih dan Pak Galih tidak menggunakan cara khusus dalam memasarkan tempenya. Menurut mereka, tujuannya sudah jelas bapak ibu, jadi tidak perlu repot menawarkan tempe dengan cara yang berbeda-beda.

Peneliti menemukan praktik yang kurang bijak saat mengolah tempe, pembuat tempe Pak Galih dan Pak Samin tidak menggunakan alat pengaman khusus saat mengolah kedelai. Penulis menyarankan kepada para pengusaha tempe untuk mengubah paradigma berpikirnya, usaha tempe yang dijalankan oleh Bapak. Galih dan Bpk. Samin harus menjadi bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan, bisnis yang digeluti harus menjadi way of life dan bermakna, seperti halnya menjaga diri sendiri, berbisnis membutuhkan perawatan yang maksimal agar tetap sehat jasmani dan rohani.

LAPORAN PENELITIAN

Profil Pengusaha Tempe di Kauman Metro Pusat

Pak Samin bisa membuat tempe karena dulu dia punya tetangga di desa, seorang pengusaha tempe bernama Le' Hasan, dia adalah seorang pengusaha tempe terkenal di desa itu. Pak Galih juga berteman baik dengan anak Tempe, dia tahu persis cara membuat tempe, karena sering mendatangi anak Tempe. Pak Samin mengatakan bahwa manajemen yang diterapkan di perusahaannya belum tentu sama dengan teori manajemen, namun menurutnya tujuannya sama.

Pak Samin bercerita kepada peneliti bahwa beliau belum paham dengan etika bisnis islami, setahu beliau pedagang harus jujur ​​dan pandai memilah barang yang cocok untuk dijual. Pekerja tersebut ditugaskan untuk memasok tempe ke pembuat Nasi Uduk, menurut Bpk. Tempe galiha biasanya diantar pukul 17.00 sekitar pukul 15.00 dan 15.00 WIB. Pak Galih dan teman-temannya bekerja setiap hari, mereka memiliki 1 hari libur dalam seminggu yaitu hari Minggu, setiap hari mereka memproduksi sekitar 500-700 bungkus tempe yang didistribusikan ke beberapa tempat terutama di pasar Metro.

Pak Galih menjalankan usaha ini karena merasa terdesak oleh kebutuhan keluarganya, setelah bapaknya meninggal usaha ini terhenti selama 6 bulan, dan para pekerja yang selama ini bersama almarhum bapaknya pindah kerja ke tempat lain. Sempat terjadi kebingungan saat lapak dagang akan dipindahkan dari Metro oleh Pemkot pada tahun 2015, tahun itu Pak Galih bingung mengambil keputusan, dan usahanya harus tutup. Pak Galih mengetahui tentang manajemen karena beliau kuliah, namun di perusahaan beliau tidak perlu menerapkan teori manajemen seperti yang dituntut oleh peneliti seperti perencanaan, pengorganisasian, tindakan, pengendalian, menurut beliau semuanya berjalan dengan sendirinya sesuai dengan kondisi yang ada .

Setiap hari dia membawa tempe dengan sepeda motor kesayangannya ke pasar, berangkat pukul 05.00 dan pulang pukul 11.00, pada tahun 2017 dia bisa memproduksi sekitar 150-200 bungkus tempe, untuk barang rusak atau tempe dengan kadar yang besar, itu adalah biasanya digunakan oleh mr. Galih untuk pakan ternak bahkan dibawa pulang untuk dimasak, menurutnya sebagai orang Jawa ada tradisi memasak tempe dengan jamur, katanya masih enak dimakan. Di usia 25 tahun, usahanya mulai berubah, Pak Galih tahu bagaimana beradaptasi dengan segala kondisi, ia merasakan pahit dan manis.

Produksi dan Marketing Pengusaha Tempe di Kauman Metro Pusat 40

Dari hasil wawancara diketahui bahwa seluruh responden pengrajin tempe yang berhasil menggunakan tenaga pemasaran khusus, dimana hanya 66,67% yang mempekerjakan kelompok industri tempe yang berhasil, pemasar bertanggung jawab untuk menjual tempe di pasar, responden tentang kondisi pasar dan permintaan konsumen. . Jika pemasar tetap tidak berhasil, pemasar akan mengatakan kepada pelanggan bahwa ia harus tetap percaya pada tempe yang dijual. Etika bisnis juga mempengaruhi kehidupan sosial di lingkungan bisnis, yang dapat berdampak pada kinerja bisnis secara umum.

Selain itu ruang produksi sangat lembab karena berbatasan langsung dengan kamar mandi, lalu barang-barang berserakan di mana-mana karena tidak memiliki jendela khusus untuk menyimpan barang, begitulah kronologi ruang produksi sementara di rumah Pak Galih. Keamanan dan kenyamanan untuk menjaga kualitas suatu produk harus menjadi prioritas utama seperti yang disebut Amanah sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam, menjaga kepercayaan konsumen agar tempe tetap steril dari kotoran yang dapat membahayakan kesehatan. Jaring laba-laba berlama-lama, kemudian jendela dan kusen tampak seperti tidak pernah dibersihkan, memperkuat kesan pabrik kotor dan jorok, lantai berdebu karena sepatu dipakai di dalam ruangan, pemilik pabrik sepertinya tidak memperhatikan. dibayar dengan kondisi pabrik, debu di pabrik dapat terbawa angin, sehingga dapat mencemari tempe yang sedang diolah.

Penulis berkesimpulan bahwa pengoperasian tempe di Kauman tidak sesuai dengan etika, fakta di lapangan menunjukkan adanya kesalahan yang tidak disadari pengusaha dalam produksi tempe, diduga kurangnya pengetahuan dan sumber modal. . menjadi penyebab utama. Nampaknya pengusaha tempe di Dikauman menjalankan usahanya seenaknya saja, tidak ada inovasi baru, nampaknya pengusaha tempe benar-benar terbelakang. Perusahaan yang sudah lama beroperasi harusnya semakin meningkat setiap tahunnya, karena sikap pasif dan tidak prosedural, laju peluang bisnis terkesan tidak menjanjikan.

Etika perusahaan juga mempengaruhi kehidupan sosial di lingkungan perusahaan yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan secara umum, terdapat hubungan yang positif antara penerapan etika dengan kepuasan kerja. Pengusaha kecil dan menengah seperti pengusaha tempe di Kauman tidak bisa tampil meyakinkan, bahkan di kalangan masyarakat tempe merupakan bahan makanan yang umum. Daya beli masyarakat metro terhadap produk makanan sebenarnya cukup menjanjikan, namun sayangnya kurang dimanfaatkan, terutama pengusaha tempe yang hanya memiliki sedikit segmen tertentu, dibandingkan peningkatan konsumsi makanan.

Etika bisnis sebagai sebuah nilai tidak mengisyaratkan bagaimana cara mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, namun lebih dari itu, etika bisnis dapat menjadi semangat untuk menutupi kekurangan yang sering kita keluhkan.

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga

menjelaskan bahwa standar etika yang dipersepsikan mereka akan besar memengaruhi etos dan etika kerja pada buruh yang membuat mereka merasa dibenarkan oleh melakukan hal serupa.

Menurut hasi wawancara ibu Semi sebagai pembeli dalam melakukan jual beli dengan sistem barter beliau bertanya terlebih dahulu boleh tidak beras ditukar dengan sayuran,

14 Menyangkut pembagian keuntungan boleh saja diperjanjikan bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi secara sama besar dan juga dalam bentuk lain yang sesuai dengan

Dari hasil penelitian penulis, bahwa etika bisnis perspektif Islam mengacuh kepada dua sumber, yaitu Al-Qur’an dan Hadist, dimana unsur-unsur yang ada didalamnya

Pedagang di Pasar Sor Greng dikenal dengan keramahan saat melayani pembeli dan memiliki keunikan, akan tetapi telah diketahui bahwa Pasar Sor Greng hampir

Dalam transaksi jual beli sistem dropshippping apabila terjadi complain (protes) dari pembeli karena unsur ketidakpastian berhubungan dengan bahan dan apakah

langsung membuka bendungan air tanpa melihat apakah sawah tersebut sedang di pupuk atau tidak.92 Menurut beliau dengan adanya iuran yang dilaukan oleh petugas petani tidak merasa