• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Absensi Berbasis Web untuk Kehadiran Pegawai pada Kegiatan Pelatihan di Diskominfo Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Daffa Abdulloh

Academic year: 2025

Membagikan " Pengembangan Sistem Absensi Berbasis Web untuk Kehadiran Pegawai pada Kegiatan Pelatihan di Diskominfo Kabupaten Bandung"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMBANGUNAN SISTEM ABSENSI BERBASIS WEB UNTUK KEHADIRAN PEGAWAI PADA KEGIATAN PELATIHAN

DI DISKOMINFO KABUPATEN BANDUNG

Disusun Untuk Mata Kuliah Kerja Praktek Semester Ganjil Tahun Ajaran 2023/2024

DISUSUN OLEH:

Mikhael 10121089

Muhammad Akmal Ali Pasha 10121110 Muchammad Daffa Abdulloh 10121120

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2025

(2)

ABSTRAK

PEMBANGUNAN SISTEM ABSENSI BERBASIS WEB UNTUK KEHADIRAN PEGAWAI PADA KEGIATAN PELATIHAN

DI DISKOMINFO KABUPATEN BANDUNG

Kehadiran dan kedisiplinan pegawai dalam mengikuti pelatihan merupakan elemen penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di instansi pemerintah, termasuk di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bandung. Namun, metode absensi manual yang masih digunakan sering kali menghadapi berbagai kendala, seperti keterlambatan pencatatan, kehilangan dokumen, kesalahan rekapitulasi data akibat human error, serta sulitnya mengakses data kehadiran secara real-time. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pembangunan sistem absensi berbasis web sebagai solusi yang lebih efisien, akurat, dan modern.

Sistem ini dirancang menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall, yang meliputi tahap analisis kebutuhan, perancangan sistem, pengembangan perangkat lunak, pengujian sistem, implementasi, dan pemeliharaan. Dalam pengembangannya, sistem ini memanfaatkan teknologi seperti PHP untuk pemrograman backend, MySQL untuk pengelolaan basis data, serta Bootstrap untuk membangun antarmuka yang responsif dan user-friendly. Fitur utama yang dikembangkan meliputi pencatatan absensi secara otomatis menggunakan kode QR, pengelolaan jadwal pelatihan, serta pelaporan kehadiran yang dapat diakses secara real-time oleh admin dan peserta.

Hasil implementasi menunjukkan bahwa sistem absensi berbasis web ini mampu mengurangi kesalahan pencatatan hingga hampir nol, meningkatkan efisiensi waktu pencatatan kehadiran, serta mempermudah akses data untuk evaluasi pelatihan. Sistem ini juga mendukung transformasi digital di Diskominfo Kabupaten Bandung dengan menyediakan data yang lebih terorganisir dan akurat. Selain itu, sistem ini meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam manajemen pelatihan, sesuai dengan misi pemerintah untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan profesional.

Kesimpulannya, sistem absensi berbasis web ini memberikan solusi yang signifikan terhadap permasalahan yang dihadapi dalam metode absensi manual. Dengan pengembangan lebih lanjut, sistem ini diharapkan dapat mencakup fitur-fitur tambahan, seperti geolokasi, notifikasi otomatis, serta pengelolaan izin dan keterlambatan, untuk mendukung kebutuhan yang lebih kompleks di masa mendatang.

(3)

ABSTRACK

PEMBANGUNAN SISTEM ABSENSI BERBASIS WEB UNTUK KEHADIRAN PEGAWAI PADA KEGIATAN PELATIHAN

DI DISKOMINFO KABUPATEN BANDUNG

The attendance and discipline of employees during training activities play a crucial role in improving human resource quality in government institutions, including the Department of Communication and Informatics (Diskominfo) of Bandung Regency.

However, the manual attendance method currently employed often encounters challenges such as delayed recording, data loss, human errors in data recap, and difficulties in accessing real-time attendance data. To address these issues, a web-based attendance system was developed as a more efficient, accurate, and modern solution.

This system was designed using the Waterfall software development methodology, encompassing stages such as requirements analysis, system design, software development, system testing, implementation, and maintenance. The development utilized technologies including PHP for backend programming, MySQL for database management, and Bootstrap for creating a responsive and user-friendly interface. Key features include automatic attendance recording through QR codes, training schedule management, and real-time attendance reporting accessible to both administrators and participants.

Implementation results indicate that the web-based attendance system significantly reduces recording errors, improves time efficiency in attendance tracking, and facilitates data access for training evaluations. The system also supports digital transformation at Diskominfo Bandung Regency by providing better-organized and more accurate data.

Furthermore, it enhances transparency and efficiency in training management, aligning with the government's mission to establish better and more professional governance.

In conclusion, this web-based attendance system offers a substantial solution to the issues inherent in manual attendance methods. With further development, the system is expected to incorporate additional features such as geolocation, automated notifications, and management of permissions and delays to support more complex needs in the future.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul Sistem Absensi Berbasis Web untuk Kehadiran Pegawai pada Kegiatan Pelatihan di Kominfo Kabupaten Bandung. Laporan ini merupakan bagian dari hasil kerja praktek yang kami laksanakan sebagai salah satu syarat akademik pada program studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan arahan berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Hanhan Maulana, M.Kom., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing, atas segala bimbingan, masukan, dan arahannya selama proses kerja praktek hingga penyusunan laporan ini.

2. Adhimas Priyono,S.T.,M.Kom., selaku pembimbing di Kominfo Kabupaten Bandung, atas segala dukungan, pengetahuan, dan pengalaman yang telah dibagikan selama kami menjalani masa kerja praktek.

3. Seluruh staf dan pegawai di Kominfo Kabupaten Bandung, atas kerjasama, kepercayaan, dan dukungan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami juga memohon maaf apabila selama pelaksanaan kerja praktek maupun dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan, baik dalam hal teknis maupun non-teknis, yang mungkin mengurangi kelancaran kegiatan. Segala masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat serta pemahaman yang jelas mengenai proses dan hasil dari pembuatan sistem absensi berbasis web ini.

Bandung,22 Januari 2025

Penulis

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

(6)

ABSTRAK... 2

ABSTRACK...3

KATA PENGANTAR... 4

LEMBAR PENGESAHAN... 5

DAFTAR ISI...6

DAFTAR TABEL...9

DAFTAR GAMBAR...10

DAFTAR LAMPIRAN...12

BAB 1 PENDAHULUAN...13

1.1 Latar Belakang... 13

1.2 Rumusan Masalah... 14

1.3 Maksud Dan Tujuan...15

1.3.1 Maksud... 15

1.3.2 Tujuan... 15

1.4 Manfaat...15

1.5 Batasan Masalah...16

1.6 Metodologi penelitian...17

1.6.1 Identifikasi Masalah...18

1.6.2 Pengumpulan Data...18

1.6.3 Analis Data...18

1.6.4 Pembangunan Perangkat Lunak...19

1.6.5 Evaluasi Dan Saran...21

1.7 Sistematika Penulisan...22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...23

2.1 Profil Diskominfo Kabupaten Bandung...23

2.1.1 Sejarah Singkat Diskominfo Kabupaten Bandung...23

2.1.2 Logo...24

2.1.3 Visi Dan Misi...24

2.1.3.1 Visi...24

2.1.3.2 Misi...24

2.1.4 Struktur Organisasi...25

2.1.5 Deskripsi Kerja...25

2.2 Landasan Teori... 26

(7)

2.2.1 Situs Web/Website...27

2.2.2 HTML... 28

2.2.3 CSS...29

2.2.4 Java Script...30

2.2.5 PHP... 31

2.2.6 MySQL...32

2.2.7 Framework Bootsrap...33

2.2.8 Visual Studio Code... 34

2.2.9 XAMPP...35

2.2.10 Analis Data... 36

2.2.11 ERD (Entity Relationship Diagram)...37

2.2.12 Flowmap...38

2.2.13 Skema Relasi...39

2.2.14 CRUD...40

2.2.15 Struktur Tabel...41

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM...43

3.1 Identifikasi Masalah...43

3.2 Pengumpulan Data...43

3.3 Analis Data... 44

3.3.1 Diagram Hubungan Entitas (ERD)...45

3.3.2 Kamus Data... 45

3.4 Pembangunan Perangkat Lunak...46

3.4.1 Analis Sistem... 47

3.4.2.1 Analis Kebutuhan Non-Fungsional...47

3.4.1.1.1 Analis Kebutuhan Perangkat Keras...47

3.4.1.1.2 Analis Kebutuhan Perangkat Lunak...48

3.4.1.1.3 Analis Pengguna...49

3.4.2.2 Analis Kebutuhan Non-Fungsional...50

3.4.2 Analis Sistem... 52

3.4.2.1 Flowmap...53

3.4.2.2 Skema Relasi...54

3.4.2.3 Struktur Tabel...55

3.4.2.3.1 Tabel Karyawan...55

(8)

3.4.2.3.2 Tabel Admin...55

3.4.2.3.3 Tabel Pelatihan...56

3.4.2.3.4 Tabel Buatqr...56

3.4.2.3.5 Tabel Kehadiran...57

3.4.2.3 Diagram Konteks...57

3.4.2.4 DFD... 58

3.4.2.5 Spesifikasi Proses... 59

3.4.2.6 Perancangan Antarmuka...59

3.4.2.7 Perancangan Antarmuka...62

3.4.2.7.1 Antarmuka Halaman Karyawan...62

3.4.2.7.2 Antarmuka Halaman Admin...63

3.4.2.7.3 Antarmuka Halaman Kehadiran...64

3.4.2.7.4 Antarmuka Halaman Scan QR Code...64

3.4.2.7.5 Antarmuka Halaman Profil...65

3.4.2.7.6 Antarmuka Halaman Login...66

3.4.2.7.7 Struktur Menu...67

3.4.3 Implementasi Basis Data...68

3.4.3.1 Pembuatan Database... 68

3.4.3.2 Struktur Tabel...68

3.4.4 Implementasi Antramuka...70

3.4.4.1 Antarmuka Halaman Dashboard...71

3.4.4.2 Antarmuka Halaman Data Karyawan...72

3.4.4.3 Antarmuka Halaman Tambah Pelatihan...72

3.4.4.4 Antarmuka Halaman Buat QR Pelatihan...73

3.4.4.5 Antarmuka Halaman Daftar Kelas Pelatihan...73

3.4.4.6 Antarmuka Halaman Kehadiran Karyawan...74

3.4.4.7 Antarmuka Halaman Profil Karyawan...74

3.4.4.8 Antarmuka Halaman Login...75

3.4.4.9 Antarmuka Halaman Scan QR Code...75

3.4.4 Pengujian...76

3.5 Evaluasi...77

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN...79

4.1 Kesimpulan...79

(9)

4.2 Saran...79

DAFTAR PUSTAKA...81

DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Kamus Data... 46

Tabel 3. 2 Spesifikasi Perangkat Keras yang Tersedia...47

Tabel 3. 3 Spesifikasi Perangkat Keras yang Dibutuhkan...48

Tabel 3. 4 Kebutuhan Perangkat Lunak yang Tersedia...48

Tabel 3. 5 Spesifikasi Perangkat Lunak yang Dibutuhkan...49

Tabel 3. 6 Kemampuan Pengguna yang Tersedia...49

Tabel 3. 7 Kemampuan Pengguna yang Dibutuhkan...50

Tabel 3. 8 Kebutuhan Non-Fungsional...51

Tabel 3. 9 Struktur Tabel Karyawan...55

Tabel 3. 10 Struktur Tabel Admin... 56

Tabel 3. 11 Struktur Tabel Pelatihan...56

Tabel 3. 12 Struktur Tabel Buatqr...57

Tabel 3. 13 Struktur Tabel Pelatihan...57

Tabel 3. 14 Spesifikasi Proses... 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Metodologi Penelitian...18 Gambar 1. 2 Metode Waterfall...21 Gambar 2. 1 Logo Diskominfo

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Gambar 2. 3 HTML Icon

Gambar 2. 4 CSS Icon Gambar 2. 5 Java Script Icon Gambar 2. 6 PHP Icon Gambar 2. 7 MySQL Icon

Gambar 2. 8 Framework Bootstrap Icon Gambar 2. 9 Visual Studio Code Icon Gambar 2. 10 XAMPP Icon

Gambar 3. 1 ERD Gambar 3. 2 Flowmap Gambar 3. 3 Skema Relasi Gambar 3. 4 Diagram Konteks Gambar 3. 5 DFD

Gambar 3. 6 Rancangan Antarmuka Halaman karyawan Gambar 3. 7 Rancangan Antarmuka Halaman Admin Gambar 3. 8 Rancangan Antarmuka Halaman Kehadiran Gambar 3. 9 Rancangan Antarmuka Halaman Scan QR Gambar 3. 10 Rancangan Antarmuka Halaman Profile

Gambar 3. 11 ancangan Antarmuka Halaman Data Karyawan Gambar 3. 12 Rancangan Antarmuka Halaman Login Admin Gambar 3. 13 Rancangan Antarmuka Halaman Login Karyawan Gambar 3. 14 Daftar Tampilan

Gambar 3. 15 Antarmuka Halaman Dashboard

Gambar 3. 16 Antarmuka Halaman Dashboard Karyawan Gambar 3. 17 Halaman Data Karyawan

Gambar 3. 18 Halaman Tambah Pelatihan Gambar 3. 19 Halaman QR Pelatihan

Gambar 3. 20 Halaman Daftar Kelas Pelatihan

(11)

Gambar 3. 21 Halaman Kehadiran Karyawan Gambar 3. 22 Halaman Profil Karyawan Gambar 3. 23 Halaman Login Admin Gambar 3. 24 Halaman Login Karyawan Gambar 3. 25 Halaman Scan QR Code

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Nilai Mikhael...i Lampiran 2 Lembar Nilai Muhammad Akmal Ali Pasha...i Lampiran 3 Lembar Nilai Muchammad Daffa Abdulloh...i

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kehadiran dan kedisiplinan pegawai dalam mengikuti pelatihan merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di instansi pemerintah, termasuk Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bandung. Pelatihan yang diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas pegawai dalam mendukung kinerja organisasi yang optimal. Salah satu indikator utama dalam mengukur efektivitas pelatihan adalah tingkat kehadiran pegawai selama kegiatan berlangsung.[1]

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem absensi berbasis web yang diterapkan di lingkungan Diskominfo Kabupaten Bandung. Sistem ini mencakup proses pencatatan kehadiran, pengelolaan data peserta pelatihan, hingga pelaporan data secara real-time. Sistem dirancang untuk menggantikan metode absensi manual yang saat ini digunakan, yang sering kali tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan.

Fokus penelitian adalah pada peningkatan efisiensi operasional, akurasi pencatatan kehadiran, serta kemudahan akses dan pengelolaan data oleh admin maupun peserta pelatihan[2]

Masalah di Tempat Diskominfo Kabupaten Bandung masih menggunakan metode absensi manual yang memiliki sejumlah permasalahan, seperti keterlambatan pencatatan data, kehilangan dokumen akibat ketergantungan pada media kertas, serta kesalahan rekapitulasi data akibat human error. Selain itu, proses manual menyulitkan pengelolaan data kehadiran secara real-time, yang berdampak pada keterlambatan pelaporan dan evaluasi pelatihan. Kondisi ini menghambat upaya untuk meningkatkan kualitas pelatihan pegawai secara efektif [1]

Penelitian sebelumnya oleh Pramesti & Tri Febrianto (2024) menunjukkan bahwa implementasi sistem absensi berbasis web dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan kehadiran dibandingkan metode manual. Studi ini juga menyoroti pentingnya fitur seperti pencatatan otomatis dan pelaporan real-time. Namun, penelitian tersebut tidak mencakup integrasi dengan pengelolaan jadwal pelatihan secara terstruktur. Penelitian lain oleh Syafaruddin dkk. (2022) mendukung keunggulan sistem berbasis digital dalam mengurangi human error dan mempercepat proses evaluasi data. Dibandingkan dengan penelitian tersebut, sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak hanya mencakup pencatatan absensi, tetapi

(14)

juga mengintegrasikan pengelolaan data pelatihan, pelaporan fleksibel, dan fitur tambahan seperti geolokasi dan notifikasi otomatis.

Rancangan Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang diusulkan adalah pengembangan sistem absensi berbasis web menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall. Sistem ini mencakup pencatatan absensi otomatis melalui QR code, pengelolaan jadwal pelatihan, dan pelaporan kehadiran secara real-time. Sistem ini dirancang menggunakan teknologi seperti PHP untuk backend, MySQL untuk pengelolaan basis data, dan Bootstrap untuk antarmuka pengguna yang responsif. Implementasi sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional dan akurasi data, tetapi juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna melalui platform berbasis web [2]

Dengan adanya sistem ini, Diskominfo Kabupaten Bandung diharapkan dapat mengatasi keterbatasan metode manual, mempercepat proses pelaporan, dan meningkatkan kualitas pelatihan secara berkelanjutan. Solusi ini juga mendukung transformasi digital di instansi pemerintah untuk menciptakan tata kelola yang lebih efektif dan transparan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka muncul permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimana mengembangkan sistem absensi berbasis web yang mampu menggantikan metode absensi manual di lingkungan Diskominfo Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana memastikan efisiensi pencatatan kehadiran dan pengelolaan data pelatihan secara real-time?

3. Bagaimana sistem yang dikembangkan dapat mengatasi permasalahan seperti keterlambatan pencatatan, kehilangan dokumen, dan kesalahan rekapitulasi data akibat human error?

4. Bagaimana sistem absensi berbasis web dapat diintegrasikan dengan pengelolaan jadwal pelatihan, fitur geolokasi, notifikasi otomatis, dan pelaporan fleksibel?

5. Bagaimana implementasi sistem absensi berbasis web dapat mendukung

transformasi digital dan meningkatkan kualitas pelatihan pegawai di Diskominfo Kabupaten Bandung?

(15)

1.3 Maksud Dan Tujuan

Bagian ini menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini berfokus pada pengembangan sistem absensi berbasis web di lingkungan Diskominfo Kabupaten Bandung. Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat menggantikan metode absensi manual yang tidak efisien serta mendukung pengelolaan data kehadiran dan pelatihan pegawai secara lebih efektif.

1.3.1 Maksud

Maksud dari pengembangan Sistem Absensi Berbasis Web untuk Kehadiran Pegawai pada Kegiatan Pelatihan di Kominfo Kabupaten Bandung adalah untuk menciptakan sebuah solusi berbasis teknologi informasi yang dapat menggantikan sistem absensi manual. Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pencatatan kehadiran, mengurangi risiko kesalahan pengelolaan data, dan mempermudah komunikasi serta pengelolaan jadwal pelatihan secara lebih terstruktur dan akurat.

1.3.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan sistem absensi berbasis web yang dapat menggantikan metode manual yang tidak efisien.

2. Meningkatkan efisiensi operasional dalam proses pencatatan dan pelaporan kehadiran peserta pelatihan secara real-time.

3. Mengurangi tingkat kesalahan pencatatan kehadiran akibat human error.

4. Mempermudah pengelolaan jadwal pelatihan, pencatatan absensi otomatis menggunakan QR code, dan pelaporan fleksibel.

5. Mendukung transformasi digital di instansi pemerintah dengan menyediakan sistem yang transparan, efektif, dan dapat diakses dengan mudah oleh pengguna.

6. Meningkatkan kualitas pelatihan pegawai melalui pengelolaan data yang lebih terstruktur dan terintegrasi.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, baik bagi peneliti maupun bagi pihak-pihak yang terkait dengan implementasi sistem absensi berbasis web. Pengembangan sistem ini tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan teknis di lingkungan Diskominfo Kabupaten Bandung, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan efisiensi kerja dan kualitas pelatihan pegawai. Manfaat ini mencakup aspek personal, institusional, dan

(16)

profesional yang diharapkan berdampak positif pada peningkatan kualitas pengelolaan data serta mendukung transformasi digital di instansi pemerintah.

Manfaat untuk Peneliti

1. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam merancang dan mengembangkan sistem berbasis web.

2. Menambah wawasan dalam implementasi teknologi digital untuk menyelesaikan permasalahan administratif di instansi pemerintah.

3. Menjadi pengalaman praktis yang dapat menunjang karir dan pengembangan kompetensi di bidang teknologi informasi.

4. Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan solusi digital yang bermanfaat bagi organisasi.

Manfaat untuk Diskominfo Kabupaten Bandung (Perusahaan)

1. Mempercepat proses absensi dan pelaporan kehadiran pegawai selama pelatihan melalui sistem berbasis web.

2. Mengurangi risiko kesalahan pencatatan kehadiran akibat metode manual.

3. Mendukung digitalisasi proses administrasi sehingga operasional perusahaan menjadi lebih efisien.

4. Meningkatkan kualitas pelatihan pegawai melalui pengelolaan data yang terstruktur dan akurat.

5. Memberikan dasar untuk pengembangan teknologi serupa di masa mendatang, sehingga dapat digunakan di berbagai bidang administrasi lainnya.

1.5 Batasan Masalah

Agar pengembangan sistem lebih terarah dan sederhana, batasan masalah ditetapkan sebagai berikut:

1. Hanya mencakup pencatatan kehadiran pegawai selama pelatihan tanpa fitur penggajian atau evaluasi kinerja.

2. Sistem absensi hanya dirancang untuk pegawai dan admin di Diskominfo Kabupaten Bandung.

3. Fitur yang dikembangkan mencakup pencatatan kehadiran berbasis QR code, pengelolaan jadwal pelatihan.

4. Sistem berbasis web yang diakses melalui peramban, tanpa pengembangan aplikasi mobile.

5. Digunakan untuk pelatihan di Kominfo Kabupaten Bandung Bagian Persandian.

(17)

1.6 Metodologi penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem ini dirancang sebagai rangkaian langkah sistematis yang dimulai dari identifikasi masalah hingga pengambilan kesimpulan. Pendekatan ini bertujuan menciptakan alur kerja yang terorganisir dan terarah dalam proses pengembangan situs web berbasis sistem informasi manajemen. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yang dipilih karena mampu memberikan data terukur dan objektif dalam menganalisis kebutuhan sistem serta mengevaluasi keberhasilan implementasinya. Dengan menggunakan metode ini, penelitian dapat menghasilkan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan melalui pengumpulan dan analisis data numerik yang mendalam.

Tahapan penelitian mencakup empat langkah utama, yaitu analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, dan pengujian sistem. Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk mengidentifikasi masalah utama dan menentukan kebutuhan pengguna yang harus dipenuhi oleh sistem. Selanjutnya, perancangan sistem mencakup pembuatan desain awal, termasuk antarmuka pengguna, struktur data, dan alur kerja. Tahap implementasi melibatkan pengkodean dan pengintegrasian fitur sesuai desain yang telah dirumuskan, diikuti dengan pengujian awal. Akhirnya, pengujian sistem secara menyeluruh dilakukan untuk mengevaluasi keandalan, kecepatan, dan tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem yang dikembangkan.

Pendekatan ini diharapkan mampu menghasilkan solusi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

(18)

Gambar 1. 1 Metodologi Penelitian 1.6.1 Identifikasi Masalah

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi oleh pengguna. Proses ini dilakukan dengan mengkaji berbagai kendala dan tantangan yang ada, seperti ketidakefektifan proses kerja, kebutuhan spesifik pengguna, serta kurangnya akurasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari sistem. Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis mendalam terhadap situasi yang ada, sehingga dapat ditemukan akar permasalahan yang membutuhkan solusi. Hasil dari tahap ini berupa daftar kebutuhan dan spesifikasi awal yang akan menjadi dasar dan acuan utama dalam proses pengembangan sistem yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

1.6.2 Pengumpulan Data

Setelah identifikasi masalah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah pengumpulan data yang relevan dan kredibel. Proses pengumpulan data ini dilakukan melalui berbagai metode seperti wawancara dengan pihak terkait, observasi langsung terhadap aktivitas pengguna, studi literatur dari referensi akademik atau praktis, serta analisis dokumentasi yang disediakan oleh organisasi atau perusahaan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini mencakup berbagai aspek penting, seperti kebutuhan pengguna, alur kerja yang ada, dan hambatan teknis yang dihadapi. Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat validitas penelitian dan menjadi bahan dasar untuk analisis pada tahap berikutnya.

1.6.3 Analis Data

Tahap analisis data dilakukan untuk mengolah informasi yang telah

(19)

dikumpulkan agar dapat memberikan wawasan yang relevan terhadap permasalahan yang diidentifikasi. Teknik analisis yang digunakan menyesuaikan dengan jenis data yang tersedia, termasuk penggunaan metode statistik untuk mengidentifikasi pola, tren, atau hubungan antarvariabel. Hasil dari analisis ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kebutuhan pengguna serta memberikan landasan yang kuat untuk pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan pada tahap ini akan menjadi panduan dalam merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang telah teridentifikasi sebelumnya.

1.6.4 Pembangunan Perangkat Lunak

Tahap ini merupakan implementasi dari hasil analisis sebelumnya, di mana perangkat lunak atau solusi teknologi dirancang dan dikembangkan. Proses pembangunan perangkat lunak mencakup berbagai langkah, seperti merancang struktur sistem, menciptakan antarmuka pengguna yang intuitif, dan mengimplementasikan fitur-fitur yang relevan dengan kebutuhan. Selain itu, pengujian awal dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tahap ini juga mencakup iterasi untuk menyempurnakan sistem berdasarkan umpan balik yang diperoleh, sehingga perangkat lunak yang dihasilkan mampu memberikan solusi optimal terhadap masalah yang dihadapi.

Metode yang diterapkan dalam pembangunan perangkat lunak ini adalah waterfall. Tahap-tahap utama dari model ini memetakan kegiatan- kegiatan pengembangan dasar, yaitu :

1. Pengumpulan Data

Tahap pertama dalam model waterfall adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, kebutuhan sistem diidentifikasi dan didokumentasikan melalui proses wawancara, observasi, studi literatur, atau analisis dokumen. Tujuannya adalah untuk memahami masalah yang ada, kebutuhan pengguna, dan spesifikasi sistem yang harus dipenuhi. Hasil dari tahap ini adalah dokumen spesifikasi kebutuhan yang menjadi pedoman untuk tahap pengembangan selanjutnya.

2. Desain Sistem

Setelah kebutuhan dikumpulkan, tahap berikutnya adalah mendesain sistem.

(20)

Proses ini mencakup perancangan arsitektur sistem, alur kerja, antarmuka pengguna (user interface), dan struktur data. Desain sistem bertujuan untuk memberikan gambaran teknis tentang bagaimana perangkat lunak akan dibangun.

Hasil dari tahap ini berupa blueprint atau desain rinci yang akan menjadi panduan dalam tahap implementasi.

3. Implementasi

Tahap implementasi adalah proses penerjemahan desain sistem menjadi kode atau perangkat lunak yang berfungsi. Pada tahap ini, pengembang melakukan pengkodean sesuai dengan spesifikasi yang telah dirancang sebelumnya. Setiap komponen sistem diimplementasikan dan diintegrasikan untuk membentuk perangkat lunak yang utuh. Fokus utama dari tahap ini adalah memastikan bahwa perangkat lunak dibangun sesuai dengan desain yang telah dirumuskan.Testing 4. Testing

Setelah perangkat lunak selesai diimplementasikan, tahap testing dilakukan untuk memastikan bahwa sistem berjalan sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari kesalahan (bug). Proses pengujian mencakup pengujian fungsional, performa, keamanan, dan kompatibilitas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perangkat lunak dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi dan memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

5. Deployment

Tahap deployment adalah proses pemasangan atau peluncuran perangkat lunak yang telah selesai diuji ke lingkungan produksi atau ke pengguna akhir.

Pada tahap ini, perangkat lunak mulai digunakan secara nyata. Proses ini mencakup instalasi perangkat lunak, konfigurasi sistem, serta pelatihan pengguna jika diperlukan. Tujuan utama tahap ini adalah memastikan perangkat lunak dapat beroperasi dengan lancar di lingkungan pengguna.Maintenance

6. Maintenance

Tahap terakhir adalah maintenance atau pemeliharaan. Setelah perangkat lunak digunakan, mungkin ditemukan masalah baru, kebutuhan tambahan, atau pembaruan yang harus dilakukan. Pemeliharaan mencakup perbaikan kesalahan yang ditemukan setelah peluncuran, peningkatan fitur, serta adaptasi perangkat lunak dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan pengguna. Tahap ini bertujuan untuk menjaga perangkat lunak tetap berfungsi optimal dan relevan dalam jangka panjang.

(21)

Gambar 1. 2 Metode Waterfall 1.6.5 Evaluasi Dan Saran

1. Evaluasi

Setelah perangkat lunak selesai dikembangkan, tahap evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasi pada tahap awal penelitian.

Evaluasi ini mencakup beberapa aspek penting, seperti akurasi sistem, efisiensi proses, dan tingkat kepuasan pengguna. Proses evaluasi dilakukan dengan pengujian fungsional untuk memastikan bahwa semua fitur berjalan sesuai dengan desain yang direncanakan. Selain itu, dilakukan pula pengujian keandalan untuk menilai konsistensi kinerja perangkat lunak dalam berbagai kondisi, serta uji coba langsung oleh pengguna untuk mendapatkan umpan balik yang berguna.

Data hasil evaluasi ini akan dianalisis untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem, sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut.

2. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi, beberapa saran diberikan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak yang telah dikembangkan. Pertama, dilakukan optimasi pada algoritma pengenalan wajah untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan pemrosesan, terutama dalam kondisi pencahayaan yang bervariasi. Kedua, disarankan untuk menambahkan fitur tambahan, seperti sistem pelaporan otomatis atau integrasi dengan platform manajemen lainnya untuk mendukung kebutuhan pengguna secara lebih luas. Ketiga, pelatihan kepada pengguna akhir sangat penting untuk memastikan mereka dapat menggunakan sistem secara efektif. Selain itu, pemeliharaan sistem secara berkala juga diperlukan untuk

(22)

memastikan perangkat lunak tetap berjalan dengan optimal dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terus berkembang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sistem dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses kerja.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun untuk memberikan gambaran umum mengenai struktur laporan yang mencakup permasalahan, analisis, hingga solusi yang ditawarkan. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang topik yang dibahas dan arah penelitian.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dari penelitain, Bab ini berisi penjelasan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian, studi pustaka dari penelitian sebelumnya, serta konsep-konsep utama yang relevan dengan sistem absensi berbasis web. Teori yang disajikan akan menjadi dasar dalam pengembangan sistem.

BAB 3: METODE PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam perancangan sistem absensi berbasis web. Pembahasan mencakup analisis kebutuhan, desain sistem, hingga implementasi. Diagram seperti arsitektur sistem, DFD, dan ERD disertakan untuk memperjelas alur perancangan. Selain itu, bab ini juga menjelaskan perangkat keras, perangkat lunak, serta prototipe antarmuka yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

BAB 4: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil implementasi dan pengujian sistem. Selain itu, saran untuk pengembangan lebih lanjut juga disampaikan agar sistem dapat terus disempurnakan sesuai kebutuhan di masa mendatang.

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Diskominfo Kabupaten Bandung

Diskominfo Kabupaten Bandung (Dinas Komunikasi dan Informatika) adalah instansi pemerintah yang memiliki peran strategis dalam mengelola komunikasi dan informasi di wilayah Kabupaten Bandung. Diskominfo Kabupaten Bandung bertanggung jawab dalam pengelolaan jaringan komunikasi dan layanan informasi yang mendukung berbagai sektor publik, baik itu layanan pemerintahan maupun pelayanan masyarakat secara umum.

Diskominfo Kabupaten Bandung juga berperan penting dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui berbagai saluran digital dan fisik, serta melakukan pengelolaan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pemerintahan yang transparan dan efisien.

2.1.1 Sejarah Singkat Diskominfo Kabupaten Bandung

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bandung merupakan salah satu perangkat daerah yang berperan penting dalam pengelolaan komunikasi, informatika, statistik, dan persandian. Pembentukan Diskominfo Kabupaten Bandung berlandaskan pada kebutuhan pemerintah daerah untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pada awalnya, fungsi komunikasi dan informatika di Kabupaten Bandung dikelola oleh bagian tertentu di bawah Sekretariat Daerah. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan layanan digital yang terpadu, Pemerintah Kabupaten Bandung membentuk Diskominfo sebagai dinas tersendiri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung yang mengatur tentang susunan organisasi perangkat daerah.

Diskominfo Kabupaten Bandung bertugas sebagai fasilitator dan koordinator dalam penyebaran informasi publik, pengembangan infrastruktur teknologi, serta perlindungan data dan keamanan informasi. Selain itu, dinas ini juga mendukung pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang bertujuan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pelayanan publik.

Hingga saat ini, Diskominfo Kabupaten Bandung terus berupaya mengembangkan inovasi berbasis TIK untuk mendukung pembangunan daerah, meningkatkan literasi digital masyarakat, serta menciptakan ekosistem

(24)

pemerintahan yang adaptif terhadap era digital.

2.1.2 Logo

Gambar 2. 1 Logo Diskominfo

Logo Diskominfo Kabupaten Bandung menggambarkan identitas visual dari instansi ini, dengan simbol yang merepresentasikan teknologi informasi yang berkembang pesat di era digital ini. Logo ini digunakan di berbagai platform komunikasi resmi, baik itu di situs web, media sosial, dan dokumen terkait.

2.1.3 Visi Dan Misi

Visi dan misi Diskominfo Kabupaten Bandung menjadi acuan dalam penyelenggaraan kegiatan komunikasi dan informatika di wilayah Kabupaten Bandung. Adapun visi dan misi Diskominfo Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:

2.1.3.1 Visi

Menjadi Dinas yang profesional dan inovatif dalam mengelola komunikasi dan informatika di Kabupaten Bandung, yang mendukung pelayanan publik yang transparan, cepat, dan berkualitas melalui pemanfaatan teknologi informasi.

2.1.3.2 Misi

1. Meningkatkan kualitas layanan informasi dan komunikasi yang cepat, tepat, dan transparan.

2. Mewujudkan pemerintahan yang berbasis elektronik untuk mempermudah akses informasi kepada masyarakat.

3. Meningkatkan kapasitas SDM di bidang komunikasi dan informatika melalui pelatihan dan pengembangan.

4. Menyediakan infrastruktur teknologi informasi yang aman, handal, dan dapat diakses oleh masyarakat serta instansi terkait.

(25)

2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi 2.1.5 Deskripsi Kerja

Berikut adalah deskripsi kerja setiap bagian di Diskominfo Kabuaten Bandung 1. Kepada Dinas

Bertanggung jawab atas kepemimpinan dan pengendalian seluruh kegiatan dinas. Kepala Dinas memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi dinas berjalan sesuai dengan visi, misi, kebijakan, serta peraturan yang berlaku. Selain itu, Kepala Dinas berperan sebagai pengambil keputusan strategis dan penanggung jawab utama dalam pelaksanaan program dinas.

2. Sekertaris

Sekretaris bertugas mengelola administrasi dan koordinasi internal dinas, mencakup perencanaan program, penganggaran, dan pengelolaan sumber daya manusia. Sekretaris juga memastikan kelancaran operasional dinas melalui supervisi terhadap Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Sub Bagia Keuangan

Melaksanakan pengelolaan keuangan dinas, meliputi perencanaan anggaran, pembukuan, pengeluaran, dan pelaporan keuangan. Sub bagian ini bertanggung jawab memastikan anggaran digunakan secara tepat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(26)

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mengelola administrasi umum dan sumber daya manusia di lingkungan dinas, termasuk pengelolaan arsip, sarana dan prasarana, serta kepegawaian. Sub bagian ini memastikan kelancaran kegiatan operasional internal dinas.

5. Bidang Aplikasi Informatika

Mengembangkan dan mengelola sistem aplikasi serta perangkat lunak untuk mendukung layanan berbasis teknologi informasi. Bidang ini juga memastikan aplikasi yang dikembangkan dapat diakses secara efektif oleh masyarakat maupun perangkat daerah.

6. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mengelola infrastruktur teknologi informasi, termasuk jaringan komunikasi dan data, serta memastikan ketersediaan layanan teknologi yang andal dan aman bagi pemerintah maupun masyarakat.

7. Bidang Persandian

Mengelola sistem keamanan informasi dan komunikasi melalui penerapan persandian. Bidang ini bertugas melindungi data dan informasi strategis pemerintah dari ancaman atau kebocoran.

8. Bidang Informasi dan Komunikasi Publik

Mengelola informasi publik dan menjalin komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Bidang ini memastikan transparansi informasi, pelibatan masyarakat, serta pengelolaan media komunikasi pemerintah.

9. Bidang Statistik

Mengelola data dan informasi statistik, termasuk pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyebarluasan data statistik daerah. Bidang ini menyediakan data yang akurat dan dapat digunakan untuk mendukung perencanaan pembangunan.

10. Jabatan Fungsional

Melaksanakan tugas-tugas teknis tertentu sesuai dengan keahlian masing- masing untuk mendukung pelaksanaan program kerja di setiap bidang. Jabatan ini memiliki fokus kerja yang lebih spesifik dan teknis.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori berfungsi sebagai acuan atau pedoman untuk memastikan bahwa setiap materi yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada fakta yang valid dan relevan. Beberapa landasan teori yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi konsep-konsep dan teori-teori yang mendukung pengembangan sistem absensi

(27)

berbasis web, serta penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan data kehadiran pegawai. Dengan pemahaman teori-teori ini, diharapkan pengembangan sistem dapat dilakukan secara terarah dan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

2.2.1 Situs Web/Website

Website adalah kumpulan halaman yang saling terhubung dalam sebuah domain tertentu yang menyediakan informasi digital dalam berbagai format, seperti teks, gambar, video, dan animasi. Website dapat diakses secara global melalui internet menggunakan protokol HTTP dan perangkat lunak browser.

Website dirancang untuk memberikan kemudahan dalam menyebarkan informasi secara cepat, luas, dan efisien[3].

Website memiliki berbagai fungsi, di antaranya sebagai media penyampaian informasi, alat promosi, dan sarana komunikasi interaktif. Dalam penelitian Yunita Trimarsiah & Muhajir Arafat, website digunakan sebagai sarana promosi dan pendaftaran online untuk meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi di Lembaga Bahasa Kewirausahaan dan Komputer[4]

Ela Nurlailah dan Kiki Rizky Nova Wardani menjelaskan bahwa website tidak hanya berperan sebagai media promosi, tetapi juga sebagai platform untuk memperkenalkan produk secara detail, seperti oleh-oleh khas Kota Pagaralam.

Dengan adanya website, informasi produk dapat diakses dengan mudah oleh pengunjung dan membantu meningkatkan pendapatan ekonomi lokal.[5]

Sementara itu, penelitian Tuti Susilawati dan rekan menyoroti peran website dalam e-commerce. Toko Pempek Nthree menggunakan website sebagai media promosi dan transaksi online, menggantikan metode tradisional seperti brosur dan promosi dari mulut ke mulut. Website ini memungkinkan pelanggan untuk memesan produk secara online, sehingga meningkatkan efisiensi dalam transaksi.[3]

Dengan teknologi yang terus berkembang, website kini menjadi elemen penting dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga bisnis, karena kemampuannya untuk menjangkau audiens secara luas, mendukung interaksi, dan menyediakan solusi yang efisien untuk berbagai kebutuhan informasi.

(28)

2.2.2 HTML

Gambar 2. 3 HTML Icon

HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa markup standar yang digunakan untuk membuat halaman web dan menyajikan informasi melalui internet. HTML berfungsi untuk memberikan struktur dan makna pada konten web, termasuk teks, gambar, video, dan elemen lainnya. Bahasa ini menjadi dasar pengembangan web sejak pertama kali diperkenalkan, dan terus berevolusi hingga versi terbaru, HTML5, yang dirancang untuk mendukung teknologi modern seperti multimedia dan aplikasi web interaktif[6]

HTML berkembang dari versi awal yang sederhana hingga versi terbaru, HTML5. HTML5 menawarkan berbagai fitur tambahan, seperti dukungan untuk audio dan video tanpa memerlukan plug-in tambahan, elemen canvas untuk grafik interaktif, penyimpanan offline, dan kemampuan geolocation. Dengan fitur-fitur ini, HTML5 mempermudah pengembangan aplikasi web yang lebih interaktif dan kaya konten[6]

Salah satu kelebihan utama HTML5 dibandingkan pendahulunya adalah kemampuannya untuk menangani multimedia secara langsung melalui tag <audio>

dan <video>. Selain itu, HTML5 memperkenalkan elemen baru seperti <section>

, <article>, <footer>, dan <nav> yang meningkatkan semantik dokumen, sehingga membuat kode lebih terstruktur dan mudah dipahami[7]

Dalam penelitian Yenita Juandy, HTML5 dinyatakan memberikan keuntungan signifikan bagi pengembang web, seperti penyederhanaan sintaksis, penanganan kesalahan yang lebih baik, dan dukungan untuk aplikasi berbasis browser yang lebih kompleks. Penelitian Hendi Sama dan Eric Hartanto juga menyoroti bahwa evolusi HTML dari versi 1.0 hingga HTML5 telah membawa perubahan besar dalam desain dan pengembangan website, memungkinkan integrasi teknologi modern dengan cara yang lebih efisien dan fleksibel [7].

(29)

2.2.3 CSS

Gambar 2. 4 CSS Icon

CSS (Cascading Style Sheets) adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengatur tampilan visual dan tata letak halaman web. CSS memberikan kontrol penuh terhadap elemen desain, seperti warna, font, margin, padding, dan layout. Penggunaan CSS memungkinkan pemisahan antara konten dan presentasi dalam pengembangan web, sehingga mempermudah pengelolaan dan mempercepat pengembangan website.[8]

CSS dirancang untuk mendukung berbagai perangkat dengan resolusi layar yang berbeda, memungkinkan desain web yang responsif dan adaptif. Hal ini penting dalam menciptakan pengalaman pengguna yang optimal di berbagai perangkat, termasuk desktop, tablet, dan smartphone. Dalam penelitian oleh Andreas Bayu Putra dkk., CSS digunakan untuk membantu siswa Yayasan Al- Qaaf Tangerang membuat desain website yang responsif dan menarik.[9]

Penggunaan CSS tidak hanya meningkatkan estetika visual, tetapi juga mendukung efisiensi kerja pengembang web. Sebagai contoh, CSS dapat digunakan untuk membuat perubahan desain global melalui satu file, yang kemudian diterapkan ke semua halaman web. Hal ini mengurangi redundansi kode dan mempermudah pemeliharaan website [8].

Dalam penelitian Mira Orisa dkk., CSS digunakan untuk membuat desain website company profile lebih menarik. Penerapan CSS dalam proyek ini mencakup pengaturan layout, warna, dan font, yang memberikan kesan profesional dan memudahkan navigasi pengguna [8].

Dengan terus berkembangnya teknologi web, CSS juga telah mengalami peningkatan fitur, termasuk kemampuan animasi, transisi, dan grid layout. Inovasi ini menjadikan CSS sebagai komponen penting dalam pengembangan website modern yang responsif dan interaktif.

(30)

2.2.4 Java Script

Gambar 2. 5 Java Script Icon

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang dirancang untuk membuat website lebih dinamis, interaktif, dan responsif. Sebagai bahasa pemrograman berbasis skrip, JavaScript memungkinkan pengembang untuk menciptakan fungsi-fungsi seperti validasi form, manipulasi elemen halaman (DOM), animasi, dan komunikasi asinkron dengan server menggunakan teknologi seperti AJAX[10].

JavaScript berperan sebagai jembatan antara tampilan (front-end) dan logika pemrosesan data. Dalam penelitian Fried Sinlae dkk., JavaScript digunakan untuk menciptakan fitur interaktif pada halaman web, seperti validasi form dan pemberian feedback real-time kepada pengguna tanpa perlu memuat ulang halaman. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya JavaScript dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, seperti yang terlihat pada fitur real-time di Google Maps yang memungkinkan pembaruan lokasi tanpa memuat ulang halaman.[10]

Mohammad Dandy Amarta dan tim menjelaskan bahwa JavaScript sering digunakan dalam pengembangan sistem berbasis web, termasuk untuk ujian online. Dalam studi tersebut, JavaScript digunakan untuk mengelola interaksi antarmuka pengguna, memvalidasi input data, serta mengoptimalkan kinerja sistem berbasis browser.[11]

Selain itu, JavaScript memiliki keunggulan dengan dukungan ekosistem yang luas, termasuk berbagai pustaka dan framework seperti React, Angular, dan Vue.js. Framework ini memungkinkan pengembang untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi web dengan fitur-fitur seperti manajemen state, routing, dan rendering komponen dinamis.[11]

Dengan fitur-fitur yang kaya dan fleksibilitasnya, JavaScript menjadi salah satu komponen utama dalam pengembangan website modern. Bahasa ini berfungsi sebagai pelengkap HTML untuk struktur dan CSS untuk styling,

(31)

memberikan kemampuan tambahan yang esensial dalam menciptakan website yang menarik dan berfungsi optimal.

2.2.5 PHP

Gambar 2. 6 PHP Icon

PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman sisi server yang dirancang untuk pengembangan web. PHP digunakan untuk membuat website dinamis dengan memproses data di server dan mengirimkan hasilnya ke browser pengguna dalam bentuk HTML. Sebagai bahasa open-source, PHP dapat diunduh dan digunakan secara gratis, menjadikannya salah satu bahasa pemrograman yang paling populer untuk pengembangan aplikasi web.[12]

Dalam penelitian Fried Sinlae dkk., PHP digunakan dalam kombinasi dengan MySQL untuk membangun aplikasi web dinamis. Aplikasi ini mencakup berbagai fungsi seperti pengelolaan database, pemrosesan formulir, dan pengolahan data pengguna. PHP juga memungkinkan pengembang untuk menciptakan fitur interaktif seperti sistem login, keranjang belanja, dan dashboard administratif.[12]

PHP meliputi kompatibilitasnya yang luas dengan berbagai server seperti Apache dan Nginx, dukungan lintas platform (Windows, Linux, dan macOS), serta komunitas pengguna yang besar yang menyediakan dokumentasi dan sumber daya pendukung. Selain itu, PHP mendukung integrasi dengan berbagai framework seperti CodeIgniter dan Laravel, yang mempermudah proses pengembangan dan meningkatkan efisiensi.[13]

Dalam penelitian Ahmad Sahi, penggunaan framework CodeIgniter berbasis PHP menunjukkan efektivitas dalam membangun aplikasi web dengan fitur lengkap seperti manajemen user, pengelolaan data, dan sistem penilaian.

Framework ini memanfaatkan konsep Model-View-Controller (MVC) yang memisahkan logika aplikasi dari antarmuka pengguna, sehingga memudahkan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi.[13]

Dengan fleksibilitas dan kapabilitasnya, PHP tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi pengembang web, khususnya dalam menciptakan aplikasi yang skalabel, dinamis, dan interaktif.

(32)

2.2.6 MySQL

Gambar 2. 7 MySQL Icon

MySQL adalah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) open- source yang menggunakan Structured Query Language (SQL) sebagai bahasa utama untuk mengelola data. MySQL dirancang untuk menangani penyimpanan, pengelolaan, dan pengambilan data dengan efisien. Sebagai salah satu database paling populer, MySQL digunakan di berbagai aplikasi web dan perangkat lunak server karena kemampuannya yang handal, cepat, dan skalabel.[14]

Dalam penelitian Mugi Raharjo dkk., MySQL digunakan sebagai backend database untuk sistem penerimaan siswa baru berbasis web. MySQL membantu dalam pengelolaan data pendaftaran siswa, mencakup penyimpanan informasi personal, status pembayaran, dan jadwal kegiatan. Kombinasi MySQL dengan PHP memungkinkan pembangunan aplikasi yang dinamis dan interaktif dengan kemampuan untuk memproses data secara real-time.[14]

Nur Eyni Alfia dalam penelitiannya menjelaskan bahwa MySQL menawarkan fleksibilitas dalam pengelolaan data melalui fitur seperti stored procedure, indeks, dan kemampuan untuk menangani transaksi yang kompleks.

Salah satu keuntungan utama MySQL adalah kompatibilitasnya dengan berbagai sistem operasi, termasuk Windows, Linux, dan macOS, yang menjadikannya pilihan utama untuk proyek berbasis web skala kecil hingga besar.[15]

Keunggulan MySQL meliputi:

1. Efisiensi: Kemampuan untuk menangani database besar dengan performa tinggi.

2. Skalabilitas: Dapat digunakan untuk proyek kecil hingga aplikasi berskala besar.

3. Kompatibilitas: Mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti PHP, Python, dan Java.

4. Keamanan: Menyediakan fitur otentikasi pengguna dan kontrol akses untuk melindungi data.[15]

(33)

Dengan fitur dan keunggulannya, MySQL menjadi pilihan utama dalam pengembangan aplikasi berbasis data, khususnya untuk mendukung aplikasi web yang membutuhkan pengelolaan data yang cepat dan andal.

2.2.7 Framework Bootsrap

Gambar 2. 8 Framework Bootstrap Icon

Framework Bootstrap adalah kerangka kerja front-end yang dirancang untuk mempercepat dan mempermudah pengembangan website. Framework ini menyediakan komponen berbasis HTML, CSS, dan JavaScript yang siap pakai dan responsif, memungkinkan pengembang untuk membuat desain web yang dapat menyesuaikan ukuran layar perangkat seperti desktop, tablet, dan ponsel secara otomatis[16]

Bootstrap mendukung desain berbasis grid sistem dengan struktur 12 kolom yang fleksibel, sehingga mempermudah pengaturan tata letak elemen-elemen web. Selain itu, Bootstrap juga dilengkapi dengan berbagai komponen seperti tombol, formulir, navigasi, dan modal, yang semuanya dapat diintegrasikan dengan mudah ke dalam proyek web[17]

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suprayogi dan Abdur Rahmanesa, penerapan Bootstrap pada website SMA Negeri 1 Pacet mempermudah pengelolaan data pendidikan dan penyampaian informasi sekolah kepada masyarakat. Dengan fitur responsif yang dimiliki, informasi sekolah dapat diakses dengan baik di berbagai perangkat, sehingga meningkatkan efisiensi penyebaran informasi[16]

Bootstrap juga memberikan beberapa kelebihan lain, seperti:

1. Efisiensi Pengembangan: Dengan komponen siap pakai, Bootstrap mempercepat proses pembuatan website.

2. Responsif: Tata letak otomatis menyesuaikan ukuran layar perangkat.

3. Kompatibilitas Browser: Mendukung berbagai browser modern, sehingga tampilan tetap konsisten.

(34)

4. Kemudahan Penggunaan: Struktur dan dokumentasi Bootstrap mempermudah pengembang, termasuk pemula, dalam menggunakannya[16]

Dengan fitur dan kemudahan yang ditawarkan, Bootstrap menjadi salah satu framework front-end yang banyak digunakan dalam pengembangan website modern, khususnya untuk menciptakan tampilan yang estetis dan responsif.

2.2.8 Visual Studio Code

Gambar 2. 9 Visual Studio Code Icon

Visual Studio Code (VS Code) adalah editor kode sumber terbuka dan gratis yang dikembangkan oleh Microsoft. Editor ini mendukung berbagai sistem operasi, seperti Windows, macOS, dan Linux, serta menyediakan fitur lengkap untuk pengembangan perangkat lunak. Visual Studio Code dirancang untuk memberikan pengalaman pengkodean yang cepat, efisien, dan fleksibel dengan antarmuka yang ringan dan dapat disesuaikan[18]

Visual Studio Code menawarkan sejumlah fitur unggulan, seperti:

1. Dukungan Bahasa Pemrograman: Mendukung berbagai bahasa pemrograman, seperti JavaScript, Python, PHP, dan banyak lainnya.

2. Ekstensi: Memungkinkan pengguna untuk menambahkan fitur tambahan sesuai kebutuhan pengembangan, seperti debugger, linting, dan integrasi Git.

3. Kemudahan Navigasi: Memiliki fitur seperti pencarian cepat, explorer file, dan kontrol Git yang mempermudah pengguna untuk mengelola proyek mereka.

4. Pengaturan Warna dan Tema: Memberikan pengalaman pengkodean yang nyaman dengan pilihan tema warna dan tata letak yang dapat disesuaikan[19]

Menurut penelitian Hidayah dan Rofiqoh, Visual Studio Code memiliki tingkat learnability yang tinggi, memungkinkan pengguna baru untuk memahami cara kerja editor dengan cepat. Namun, ada beberapa kelemahan dalam aspek kepuasan visual dan pengurangan error, yang dapat ditingkatkan lebih lanjut untuk pengalaman pengguna yang lebih baik[19]

Dalam pelatihan pemrograman web di SMA Xaverius 3 Palembang, Visual Studio Code digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan dasar-

(35)

dasar HTML kepada siswa. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa siswa dapat membuat tata letak website sederhana dengan bantuan Visual Studio Code, yang meningkatkan kreativitas mereka dalam desain web. Selain itu, para siswa merasa lebih percaya diri menggunakan editor ini dalam proyek pemrograman mereka[18]

Dengan fitur-fitur unggulan dan kemampuan untuk diintegrasikan dengan berbagai bahasa pemrograman serta ekosistem pengembangan, Visual Studio Code menjadi pilihan utama bagi banyak pengembang, baik pemula maupun profesional. Editor ini mendukung proses pengkodean yang efisien, menjadikannya alat yang esensial dalam pengembangan perangkat lunak modern.

2.2.9 XAMPP

Gambar 2. 10 XAMPP Icon

XAMPP adalah perangkat lunak open-source yang berfungsi sebagai server lokal (localhost) untuk pengembangan aplikasi web. Nama XAMPP merupakan singkatan dari beberapa komponen utama yang menyusunnya, yaitu X (sistem operasi apa saja), Apache (web server), MySQL (sistem manajemen basis data), PHP, dan Perl. Sebagai platform lintas sistem operasi, XAMPP dapat berjalan pada Windows, macOS, dan Linux, serta mendukung pengembangan aplikasi berbasis web dengan mudah dan cepat[20]

Dalam penelitian Timbo Faritcan Parlaungan Siallagan dan Dede Wisnu, XAMPP digunakan untuk mendukung pengembangan sistem berbasis web yang terintegrasi dengan mikrokontroler Arduino. XAMPP mempermudah pengelolaan server web lokal untuk menyimpan data dan mengolah informasi secara real-time. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan XAMPP memberikan fleksibilitas dan efisiensi dalam pengembangan sistem berbasis database[20]

Meri Andani dkk. menjelaskan bahwa XAMPP menyediakan lingkungan server lokal yang memungkinkan pengembangan sistem informasi berbasis PHP dan MySQL tanpa memerlukan server online. Dalam penelitian mereka, XAMPP digunakan untuk membangun Sistem Informasi Pelayanan Kependudukan Desa

(36)

Lecah, yang mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi pengelolaan data penduduk. Dengan fitur seperti PHPMyAdmin, pengembang dapat dengan mudah mengelola basis data melalui antarmuka grafis[21]

XAMPP memiliki beberapa kelebihan utama, yaitu:

1. Kemudahan Instalasi: Proses instalasi XAMPP sangat sederhana, memungkinkan pengguna untuk langsung memulai pengembangan tanpa konfigurasi yang rumit.

2. Fleksibilitas Penggunaan: Mendukung berbagai aplikasi web dan framework populer, seperti WordPress, Joomla, dan CodeIgniter.

3. Dukungan Komunitas: Sebagai perangkat lunak open-source, XAMPP memiliki komunitas pengguna yang luas dan aktif, menyediakan dokumentasi dan sumber daya pendukung.[21]

Dengan kemampuannya yang serbaguna, XAMPP menjadi pilihan utama bagi pengembang untuk membangun, menguji, dan memelihara aplikasi berbasis web secara efisien sebelum dipublikasikan ke server online.

2.2.10 Analis Data

Analisis data adalah proses penting dalam penelitian, yang bertujuan untuk mengolah dan memahami data yang telah dikumpulkan sehingga menghasilkan kesimpulan yang relevan dan bermakna. Menurut Muhadjir (1998), analisis data mencakup upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan data lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap kasus yang diteliti serta menyajikan temuan tersebut kepada khalayak [22]

Dalam penelitian kualitatif, analisis data berjalan secara simultan dengan pengumpulan data. Miles dan Huberman (1992) menggambarkan proses analisis ini sebagai siklus interaktif yang mencakup tiga tahap utama: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan dan penyederhanaan data mentah, yang kemudian dirangkum ke dalam konsep, kategori, dan tema tertentu. Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks, atau grafik, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pola dan hubungan antar data. Kesimpulan-kesimpulan ditarik berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan diverifikasi untuk memastikan validitas temuananalis data [23].

Dalam konteks penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), analisis data digunakan untuk menginterpretasi hasil tindakan yang dilakukan

(37)

oleh guru di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui refleksi dan evaluasi terus-menerus. Proses analisis melibatkan observasi partisipatif, pengumpulan data dari berbagai sumber seperti wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan, serta pengujian keabsahan data melalui triangulasi dan diskusi antar sejawa [22]

2.2.11 ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah alat bantu visual yang digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data dalam sebuah sistem basis data. Pertama kali diperkenalkan oleh Peter Chen pada tahun 1976, ERD memfasilitasi perancangan database dengan menggambarkan entitas (objek), atribut (properti), dan hubungan (relasi) antara entitas. Dengan ERD, perancang sistem dapat mengidentifikasi elemen-elemen data yang penting dan memahami bagaimana data saling berinteraksi dalam suatu sistem [24]

Komponen-Komponen ERD:

1. Entitas (Entity): Representasi dari objek dunia nyata yang memiliki atribut dan akan disimpan dalam basis data, seperti "Pelanggan" atau "Barang."

2. Atribut (Attribute): Properti atau karakteristik dari entitas, seperti "Nama" atau

"Alamat."

3. Relasi (Relationship): Hubungan antara dua atau lebih entitas, yang biasanya digambarkan dengan bentuk diamond.

4. Kardinalitas: Menunjukkan jumlah keterlibatan entitas dalam suatu hubungan, seperti 1:1, 1:N, atau M:N.

Penerapan ERD: Dalam penelitian pengembangan basis data untuk Toko Online IRA Surabaya, ERD digunakan untuk memodelkan struktur data yang mencakup entitas seperti Pelanggan, Barang, Pesanan, dan Karyawan. Proses pengembangan ERD diawali dengan mengidentifikasi entitas dan atribut, dilanjutkan dengan menentukan relasi antar entitas berdasarkan proses bisnis toko. Hasilnya adalah sebuah diagram yang mempermudah perancangan basis data untuk mendukung transaksi dan pengelolaan data [25]

Keunggulan Penggunaan ERD:

1. Visualisasi Data: Memberikan gambaran jelas tentang struktur data dan relasi yang ada.

2. Dokumentasi: Membantu mendokumentasikan kebutuhan sistem secara sistematis.

(38)

3. Pengurangan Kesalahan: Meminimalkan kesalahan dalam desain database karena semua elemen sudah dipetakan sebelumnya.

2.2.12 Flowmap

Flowmap adalah diagram yang menggambarkan alur kerja atau arus data dalam suatu sistem, dari proses awal hingga hasil akhir. Flowmap digunakan untuk memberikan gambaran visual tentang langkah-langkah yang diambil dalam suatu proses dan hubungan antara langkah-langkah tersebut. Menurut Jogiyanto (2005), flowmap menjelaskan urutan prosedur dan menunjukkan apa yang terjadi di setiap langkah dalam sistem, menjadikannya alat yang efektif untuk memahami proses bisnis yang kompleks [26]

Fungsi dan Manfaat Flowmap:

1. Mempermudah Pemahaman Proses: Memberikan gambaran jelas tentang bagaimana data atau tugas mengalir melalui sistem.

2. Dokumentasi Sistem: Berfungsi sebagai dokumentasi visual untuk mendukung desain sistem atau analisis proses.

3. Analisis dan Penyelesaian Masalah: Membantu mengidentifikasi kelemahan atau inefisiensi dalam alur proses.

4. Komunikasi Visual: Mempermudah komunikasi antara tim pengembang, manajer, dan pemangku kepentingan lainnya.

Simbol-Simbol Flowmap:

1. Oval: Menunjukkan awal atau akhir proses.

2. Persegi Panjang: Menunjukkan proses atau aktivitas tertentu.

3. Panah: Menunjukkan arah alur data atau proses.

4. Rombus: Menunjukkan keputusan atau percabangan dalam proses.

Studi Kasus: Dalam penelitian di RS Al Islam Bandung, flowmap digunakan untuk memodelkan sistem kelengkapan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran (Informed Consent). Diagram ini mencakup alur kerja dari input data oleh petugas, validasi data, hingga pembuatan laporan analisis. Hasilnya adalah sistem yang lebih terstruktur, efisien, dan mudah dipahami oleh pengguna[26]

Pada kasus lain, flowmap digunakan dalam pengembangan sistem informasi e-marketplace untuk Kota Sampit. Flowmap ini menggambarkan alur mulai dari pelanggan memilih produk, melakukan pemesanan, hingga pengelolaan pesanan oleh pemilik toko. Proses ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan pengalaman pengguna[27]

(39)

2.2.13 Skema Relasi

Skema relasi adalah representasi struktur basis data yang menggambarkan hubungan antar tabel dalam basis data relasional. Skema ini menunjukkan bagaimana tabel-tabel dalam database saling berhubungan melalui kunci utama (primary key) dan kunci asing (foreign key). Menurut Shalahuddin (2013), skema relasi mempermudah perancangan dan pengelolaan data, memastikan integritas referensial, serta mendukung efisiensi akses data dalam aplikasi berbasis database [28]

Komponen Utama Skema Relasi:

1. Entitas/Tabel: Representasi dari objek dalam sistem, seperti "Pelanggan" atau

"Barang".

2. Atribut: Kolom-kolom yang menjelaskan properti dari entitas, seperti "Nama",

"Alamat", atau "Jumlah".

3. Primary Key: Identitas unik untuk setiap baris dalam tabel.

4. Foreign Key: Kolom yang menghubungkan tabel satu dengan tabel lain untuk menciptakan relasi.

5. Kardinalitas: Menunjukkan hubungan antar tabel, seperti 1:1, 1:N, atau M:N.

Penerapan Skema Relasi

Dalam penelitian di Koperasi Aneka Usaha Mekar Jaya, skema relasi dirancang untuk mendukung sistem informasi simpanan dan penarikan tabungan.

Entitas yang terlibat antara lain "Anggota", "Simpanan", dan "Penarikan".

Hubungan antar tabel dijelaskan melalui foreign key, seperti hubungan antara tabel "Anggota" dan "Simpanan", di mana nomor anggota menjadi kunci asing dalam tabel "Simpanan". Hal ini memastikan bahwa data simpanan hanya terkait dengan anggota yang valid .[28]

Transformasi Skema Relasi ke Model Data Lain

Transformasi skema relasi juga relevan dalam konteks basis data modern seperti MongoDB. Dalam penelitian oleh Gede Winaya, skema relasi digunakan sebagai dasar untuk membentuk model dokumen berbasis NoSQL. Proses transformasi mempertimbangkan struktur tabel, relasi, dan kardinalitas untuk menghasilkan model data yang konsisten, seperti embedded document atau referenced document. Hal ini memungkinkan pemanfaatan basis data non- relasional dalam skenario dengan data kompleks [29]

Keunggulan Skema Relasi:

(40)

1. Integritas Data: Memastikan konsistensi dan keakuratan data melalui kunci utama dan kunci asing.

2. Efisiensi Akses: Mendukung query data yang lebih cepat dengan struktur yang terorganisir.

3. Dukungan Normalisasi: Mengurangi redundansi data untuk efisiensi penyimpanan.

2.2.14 CRUD

CRUD adalah akronim dari Create, Read, Update, dan Delete, yang merupakan empat fungsi dasar dalam pengelolaan data pada sistem basis data.

Fungsi CRUD dirancang untuk memungkinkan interaksi dengan data secara lengkap, mulai dari menambah data baru (Create), membaca atau melihat data (Read), memperbarui data yang sudah ada (Update), hingga menghapus data yang tidak diperlukan (Delete). Menurut Watts (2018), konsep CRUD menjadi kerangka utama dalam pengembangan perangkat lunak berbasis data modern, seperti aplikasi web, perangkat lunak desktop, maupun aplikasi mobile [30]

Implementasi CRUD :

1. Create: Digunakan untuk menambah data baru ke dalam basis data. Contohnya, dalam aplikasi toko sembako berbasis Visual Basic .NET, pemilik toko dapat menambahkan produk baru ke dalam daftar inventaris.

2. Read: Digunakan untuk membaca atau mengambil data yang tersimpan di basis data. Misalnya, kasir dapat melihat daftar produk yang tersedia beserta stoknya.

3. Update: Digunakan untuk memperbarui data yang ada, seperti mengubah harga atau jumlah stok produk.

4. Delete: Digunakan untuk menghapus data yang tidak lagi diperlukan, seperti produk yang sudah tidak dijual [31]

Penerapan CRUD pada Aplikasi

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadya Atiqah dkk., CRUD diimplementasikan pada aplikasi toko sembako berbasis Visual Basic .NET dan MySQL. Fitur ini memungkinkan pemilik toko untuk mengelola inventaris, transaksi penjualan, dan laporan secara efisien. Dengan integrasi fungsi CRUD, aplikasi ini dapat:

1. Menyediakan antarmuka pengguna yang memudahkan pengelolaan data produk, transaksi, dan laporan.

(41)

2. Memastikan data dalam sistem selalu akurat dan terkini dengan validasi input dan penghapusan data yang tidak diperlukan [31]

Sementara itu, penelitian lain oleh Michael Adrian Halomoan menunjukkan penerapan CRUD berbasis web menggunakan Domain Specific Language (DSL).

DSL digunakan untuk menghasilkan kode sumber otomatis yang mendukung implementasi CRUD dengan bahasa PHP. Metode ini mempercepat pengembangan aplikasi berbasis data dengan memastikan bahwa semua fungsionalitas CRUD berfungsi secara optimal [30]

Keunggulan CRUD dalam Sistem Informasi:

1. Efisiensi Operasional: Mempermudah pengelolaan data dalam skala besar.

2. Keakuratan Data: Mengurangi risiko kesalahan input atau duplikasi data.

3. Fleksibilitas Pengembangan: Mendukung berbagai platform, seperti desktop, web, dan mobile.

4. Kemudahan Pemeliharaan: Sistem berbasis CRUD lebih mudah diperbarui atau ditingkatkan seiring kebutuhan.

2.2.15 Struktur Tabel

Struktur tabel dalam basis data adalah desain yang mencakup elemen-elemen seperti kolom (atribut), tipe data, kunci utama (primary key), dan kunci asing (foreign key) yang digunakan untuk mengatur dan mengelola data. Struktur tabel berfungsi sebagai fondasi sistem basis data relasional untuk menyimpan dan mengorganisir data secara terstruktur. Menurut Fathansyah (1999), perancangan struktur tabel yang baik memungkinkan data untuk diakses, diubah, dan dikelola secara efisien dalam berbagai aplikasi [32]

Komponen Utama dalam Struktur Tabel

1. Kolom/Atribut: Setiap kolom merepresentasikan sebuah properti atau atribut data, seperti "Nama" atau "Tanggal Lahir."

2. Baris/Record: Setiap baris merepresentasikan satu entitas atau objek.

3. Primary Key: Identifikasi unik untuk setiap baris dalam tabel.

4. Foreign Key: Kolom yang menghubungkan tabel satu dengan tabel lain untuk membangun hubungan antar data.

5. Tipe Data: Menentukan jenis data yang disimpan, seperti integer, string, atau date.

Normalisasi Struktur Tabel

Normalisasi adalah proses penting dalam perancangan basis data yang

(42)

bertujuan untuk mengurangi redundansi data, meningkatkan integritas, dan mempermudah pengelolaan informasi. Normalisasi melibatkan penyusunan tabel dan hubungan antar tabel untuk memastikan bahwa data tidak duplikasi dan tetap konsisten dalam sistem.

Menurut penelitian Destriana Widyaningrum, normalisasi terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi sistem absensi berbasis SMS Gateway. Dalam studi tersebut, normalisasi dilakukan dengan memecah atribut kompleks menjadi tabel- tabel yang lebih spesifik. Misalnya, atribut seperti "Status Absensi" dan

"Akumulasi Keterlambatan" yang semula tergabung dalam satu tabel dipisahkan ke dalam tabel baru. Langkah ini tidak hanya mengurangi redundansi data, tetapi juga mempermudah pengelolaan dan pemrosesan data terkait kehadiran karyawan.[32]

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sistem Informasi Kehadiran Siswa di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo berbasis SMS Gateway dapat digunakan untuk mencatat data

Deskripsi Fungsi ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh admin untuk mengelola data kehadiran dengan melihat kehadiran, dan untuk pegawai untuk melakukan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (1) sistem informasi absensi siswa berbasis web di SMK YPKK 1 Sleman Yogyakarta

Masih ada beberapa sekolah yang menggunakan Presensi siswa dengan menggunakan buku laporan kehadiran yaitu setiap harinya ada guru piket yang mencatat absensi pada

Penelitian ini menghasilkan produk berupa Sistem Absensi Berbasis Web Pada Prodi PTI FKIP UNIMUDA Sorong. Tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah sistem

Adapun sistem yang akan dibangun adalah suatu aplikasi berbasis web untuk pencatatan absensi mahasiswa/I STMIK IBBI yang akan menyediakan informasi mengenai data mahasiswa yang

Adapun sistem yang akan dibangun adalah suatu aplikasi berbasis web untuk pencatatan absensi mahasiswa/I STMIK IBBI yang akan menyediakan informasi mengenai data

Laporan hasil analisis dan perancangan sistem informasi absensi UKM bulu tangkis berbasis