• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SATU ATAP PONDOK KUBANG BENGKULU TENGAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SATU ATAP PONDOK KUBANG BENGKULU TENGAH SKRIPSI"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 5-6

TAHUN DI TK SATU ATAP PONDOK KUBANG BENGKULU TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

ELIN SEPTIWAN PUTRI NIM. 1711250003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTARK

Elin Septiwan Putri, Judul Skripsi: Mengembangkan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Satu Atap Pondok Kubang Bengkulu Tengah.

Tujuan peneliti dalam membuat skripsi ini yaitu mengahasilkan suatu media yang berupa video animasi untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5 sampai 6 tahun. yang didesain berupa gambar yang menarik dan sesuai dengan pembelajaran motorik kasar. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah Research and Development (R&D) Dengan Menggunakan Model mental Research Richey dan Klein. Model pengembangannya yaitu model DDE (Design, Development, and Evaluation). Namun, peneliti diajukan uji coba media skala kecil dengan di uji cobakan pada tahap one- to-one evaluation 3 orang anak dan small group evaluation 9 orang anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada media video animasi untuk meningkatkan motorik kasar anak usia 5 sampai 6 tahun yang mana mendapatkan hasil dari lembar kegiatan observasi penilaian aktivitas anak Pre-test terkecil 70% terbesar mendapatkan skor 90%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan media video animasi untuk meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun layak digunakan untuk proses pembelajaran.

Kata Kunci : Video Animasi, motorik kasar 5-6 tahun.

(9)

ix ABSTRACT

Elin Septiwan Putri, Thesis Title: Animated Video Media Pictures To Improve Gross Motoric In Children 5-6 Years Old In One Roof Kindergarten Pondok Kubang, Central Bengkulu.

The aim of the researcher in making this thesis is to produce a media in the form of an animated video to improve gross motor skills in children aged 5 to 6 years. which is designed in the form of attractive images and in accordance with gross motor learning. The type of research used is Research and Development (R&D) Using Richey and Klein's Research Mental Model. The development model is the DDE (Design, Development, and Evaluation) model. However, the researcher proposed a small-scale media trial by being tested at the one-to-one evaluation stage of 3 children and small group evaluation of 9 children. the results of research conducted on video media to improve gross motor skills of children 5 to 6 years who get results from the Pre-test children's activity observation sheet based on the largest 70% get a score of 90%. So it can be said that the product of developing animated video media to improve gross motor skills aged 5-6 years is suitable for use in the learning process.

Keywords: Animation video, gross motor 5-6 years.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan akal dan pikiran serta bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Fakultas Tarbiyah dan Tadris Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu yang berjudul

”Pengembangan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Satu Atap Pondok Kubang Bengkulu Tengah”.

Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah kita dapat merasakan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta indahnya Iman, Islam dan Ihsan seperti yang kita rasakan saat ini. Harapan kami, skripsi ini dapat memberikan informasi-informasi penting dan membawa manfaat bagi kita semua.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dengan ikhlas, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Prof. H. Zulkarnain Dali, M.Pd, Rektor UINFAS Bengkulu yang telah memberikan berbagai fasilitas dalam menimba ilmu pengetahuan di UINFAS Bengkulu.

2. Bapak Dr. Mus Mulyadi, S. Ag, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu.

3. Adi Saputra, M.Pd.I selaku sekretaris jurusan Fakultas Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu yang telah mendukung penulisan skripsi ini

4. Ixsir Eliya, M.Pd, selaku ketua prodi program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) yang telah memberikan motivasi.

(11)

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

SURAT PERNYATAAN CEK PLAGIASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

F. Spesifik Produk ... 6

G. Asumsi Pengembangan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 8

1. Hakikat Motorik ... 8

a. Pengertian motorik ... 8

b. Pengertian motorik kasar... 9

(13)

xiii

c. Karakteristik perkembangan motorik kasar AUD... 10

d. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar AUD ... 12

e. Tujuan dan fungsi perkembangan motorik kasar ... 13

f. Indikator pencapaian tahap perkembangan motorik kasar AUD ... 17

2. Hakikat Media ... 18

a. Pengertian media ... 18

b. Fungsi dan manfaat media ... 19

c. Ciri-ciri media ... 22

d. Jenis dan karakteristik media ... 23

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media .... 25

3. Video Animasi ... 27

a. Pengertian video ... 27

b. Manfaat video... 28

c. Kelebihan dan kekurangan video ... 29

d. Pengertian animasi ... 30

e. Proses pembuatan animasi ... 31

f. Keuntungan dan kelemahan menggunakan animasi ... 31

B. Penelitian Relavan ... 32

C. Teori pengembangan ... 35

D. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Model Pengembangan ... 39

C. Subjek Penelitian ... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 45

(14)

xiv BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Menghasilkan Media Video Animasi

1. Hasil Analisis Kebutuhan ... 50

2. Hasil Pengembangan Produk ... 51

3. Penyusunan Rancangan Dalam Pembuatan Media ... 52

B. Hasil Validasi Media Video Animasi ... 53

1. Validasi tahap pertama ahli materi ... 53

2. Validasi tahap pertama desain gambar ... 61

3. Validasi kedua ahli materi ... 63

4. Validasi kedua ahli desain gambar ... 68

C. Hasil Uji Lapangan ... 71

1. Hasil Uji Lapangan Terbatas ... 71

2. Hasil Uji Lapangan Lebih Luas ... 72

D. Analisis Data ... 73

1. Hasil Validasi Para Ahli ... 73

2. Uji Coba Produk ... 72

E. Hasil Pengembangan Produk ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

tabel 2.1 Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Kasar Usia 5-6

Tahun... 17

Tabel 3.1 Validator... 41

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Materi ... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Desain Gambar ... 44

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penilaian Aktivitas Anak Dengan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Usia 5-6 Tahun ... 44

Tabel 3.5 Skor Penilaian Validasi Ahli (Dimodifikasi) ... 47

Tabel 3.6 Kriteria Validasi (Dimotifikasi) ... 47

Tabel 3.7 Skor Penilaian Uji Coba (Dimodifikasi) ... 48

Tabel 3.8 Kriteria Untuk Uji Coba (Dimodifikasi) ... 48

Tabel 3.9 Kategori Nilai Hasil Observasi Terhadap Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5 Sampai 6 Tahun ... 49

Tabel 4.1 Hasil Data Pre-Test 1 ... 75

Tabel 4.2 Hasil Data Pre-Test2 ... 75

Tabel 4.3 Hasil Data Pre-Test1 ... 76

Tabel 4.4 Hasil Data Pre-Test2 ... 76

Tabel 4.5 Hasil Validasi Pertama Dengan Kedua Ahli ... 77

Tabel 4.6 Hasil Validasi Kedua Ahli ... 78

Tabel 4.7 Hasil Validasu Praktisi ... 78

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 37 Bagan 3.1 Langkah-Langkah Teori Pengembangan Richey & Klein ... 42

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Cover Video ... 79

Gambar 4.2 Manfaat Pembelajaran ... 79

Gambar 4.3 Kegiatan Pertama ... 80

Gambar 4.4 Kegiatan Kedua ... 80

Gambar 4.5 Kegiatan Ketiga ... 81

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendewasaan manusia, melalui pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan sehingga dapat mengenali dan menggali potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Pendidikan harus diberikan sejak usia dini atau mulai sejak lahir bahkan sebelum lahir (prenatal). Kemajuan ini telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.1

Hadirnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga dirasakan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebab, karakteristik anak bisa dikatakan memiliki keunikan sehingga berbeda satu sama lain, dalam perkembangan ini anak usia dini masuk dalam kategori berpikir pra oprasional kongkrit, begitu juga dalam menambah pengetahuannya anak mencari tahu dengan pengamatan secara langsung. Pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di kelas sudah menjadi suatu kebutuhan sekaligus tuntutan diera global ini.2

Guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menjadi efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran tidak terkesan kurang menarik, monoton dan membosankan sehingga akan menghambat terjadinya Transfer Of Knowledge.

1 Ali Muhson, “ Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII, No. 2, ( 2010), h 1.

2 Eviati Riyana, dkk, “ Pengembangan Video Animasi Terhadap Pengetahuan Konsep Pola Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal JRPP, Vol. 3, No. 2 ( Desember 2020), h. 256.

(19)

Oleh karena itu peran media dalam proses pembelajaran menjadi penting karena akan menjadikan proses pembelajaran tersebut menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan.3 Untuk meningkatkan motorik kasar pada anak perlunya sebuah media pembelajaran yang cocok untuk menyukseskan sebuah tujuan yang ingin dicapai. Keberadaan media dalam sebuah lembaga sangatlah penting karena dapat membantu proses belajar mengajar lebih menarik dan membuat anak tidak merasa bosan pada saat proses mengajar berlangsung.4 Dengan adanya media pengajaran dan pembelajaran, anak didik dapat belajar dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti kegiatan pelajaran.

Biasanya, anak didik bisa dengan mudah menangkap materi pelajaran bila pembelajaran yang diselenggarakan menyenangkan. Pada umumnya, media pembelajaran itu dikemas dengan cara yang menarik. Sedangkan penyajiannya disampaikan secara menarik dan disesuaikan dengan karakteristik anak.

Sehingga anak didik akan mudah mencerna pelajaran tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan efektif dan efisien.

Berbagai media pembelajaran teknologi video diyakini berguna dan cocok untuk pembelajaran.. Salah satu media pembelajaran yang menarik dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun adalah media video. Pengemasan media video ini dikombinasikan dengan animasi. Animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda diam. Suatu benda diam diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak.5 Mengembangkan video animasi dalam pembelajaran efektif dalam menyampaikan sebuah materi, karena video ini menggabungkan antara unsur audio dan gambar secara bersamaan, dari video anak juga akan menggunakan dua indera untuk menangkap informasi yang disampaikan oleh guru. video animasi dapat mengajarkan materi kepada

3 Ali Muhson, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII, No. 2, ( 2010) , h. 1.

4 Sri Rahayu, Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h 130.

5 Relis Agustien, dkk, “Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Dua Dimensi Situs Pekauman di Bondowoso Dengan Model Addie Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPS”, JURNAL EDUKASI, Vol. 1, No. 19-23, 2018, h. 20.

(20)

anak melalui media audio sekaligus gambar sehingga dapat menstimulasi anak untuk selalu fokus dan meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif anak. Jadi, dengan memanfaatkan media video dalam pembelajaran dapat meningkatkan banyak kemampuan anak terutama dalam motorik kasar, begitu juga media video animasi yang tampilannya sangat menarik bagi anak, dapat mempengaruhi pencapaian materi pada anak.

Perkembangan motorik kasar pada usia dini sangat penting disaat anak sedang berada pada masa pertumbuhannya. Dalam mengembangkan motorik kasar anak dapat dilakukan sejak anak berada diusia golden age di mana pada masa itu anak sangat tajam ingatannya dan sangat aktif dalam bergerak.

Layaknya seorang anak mendapatkan kesempatan beraktifitas fisik sehingga kemampuan motorik dapat berkembang dengan baik. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan antara lain dengan menggerakkan anggota tubuhnya secara keseluruhan, seperti melompat, berlari, melakukan permainan fisik dan lain sebagainya. Berdasarkan standar kurikulum anak usia dini (2013) tingkat pencapaian perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu6:

1. Melakukan gerakan tubuh secara koordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.

2. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam meniru atau senam.

3. Melakukan permainan fisik dengan aturan.

4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.

5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 07 Desember 2020 di TK Satu Atap Pondok Kubang yang beralamat di Desa Dusu Baru I, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Data yang diperoleh dari guru bahwa keseluruhan anak berjumlah 24 orang anak, 11 orang anak laki-laki, 13 orang anak perempuan, dan jumlah guru pengajaran yaitu 3 orang guru, peneliti mengindentifikasikan bahwa

6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, ( Jakarta, 2009).

(21)

sekitar 10 orang anak masih banyak mengalami kesulitan dalam bergerak dimotorik kasar, adanya kebosanan dalam melakukan kegiatan bergerak, kurangnya fokus belajar pada anak mengenai kegiatan bergerak, minimnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran yang digunakan tidak menarik. Dari penjabaran di atas maka peneliti berupaya untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada dan melakukan pengembangan media video animasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan menggunakan media video animasi ini diharapkan anak-anak bisa meningkatkan motorik kasar dengan baik, dan dapat menjadikan semua perkembangan motorik sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak masing-masing. Peneliti juga berharap dengan adanya media video animasi ini dapat mempermudah dan memperjelas anak usia dini dalam melakukan pembelajaran khususnya mengenai motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun dan dapat dijadikan contoh agar anak memiliki gerakan motorik yang baik untuk dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, telah diuraikan bahwa penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat menjadi masalah sebuah judul penelitian, yaitu “Pengembangan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Satu Atap Pondok Kubang Bengkulu Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi identifikasi masalah diantaranya yaitu:

1. Adanya perbedaan pada setiap anak usia dini.

2. Sebagian anak masih mengalami kesulitan dalam bergerak dimotorik.

3. Adanya kebosanan dalam melakukan kegiatan bergerak.

4. Kurangnya fokus belajar pada anak mengenai kegiatan bergerak.

5. Minimnya media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

6. Media pembelajaran yang digunakan tidak menarik.

(22)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah. Adapun Permasalahan ini bertujuan agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis memfokuskan masalah pada “Mengembangkan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Satu Atap Pondok Kubang Bengkulu Tengah”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana proses dan hasil pengembangan media video animasi yang valid, praktis, dan efektif?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran media video animasi dalam meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini secara umum yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana menghasilkan proses dan hasil pengembangan media video animasi yang valid, praktis, dan efektif.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran media video animasi dalam meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun.

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1) Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan pembaca serta sebagai referensi tentang media yang digunakan untuk meningkatkan motorik kasar anak usia 5- 6 tahun.

b. Sebagai ajakan untuk lebih mengembangkan media yang lebih menarik.

c. Diharapkan dengan menggunakan media video animasi dapat direkomendasikan sebagai inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini.

2) Manfaat praktis

a. Bagi Anak Usia Dini

(23)

1. Dapat mempermudah pemahaman dan pembelajaran anak usia dini dengan bantuan video animasi.

2. Dapat meningkatkan motorik kasar pada anak usia dini.

3. Dapat memotivasi pembelajaran khususnya tentang motorik kasar.

4. Dapat mempermudah anak usia dini dalam bergerak.

b. Bagi Guru

1. Sebagai masukan bagi guru untuk mengembangkan penggunaan media teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia dini.

3. Sebagai contoh media video animasi untuk pembelajaran khususnya tentang motorik kasar.

c. Bagi Peneliti

Dapat menjadikan pembelajaran dan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan atau membuat penelitian dikemudian hari terkait dengan pengembagan media video animasi.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Media yang digunakan untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun yaitu berupa video animasi.

2. Media gambar video animasi didesain dengan semenarik mungkin agar anak usia dini tertarik.

3. Media video animasi memiliki gambar dan warna yang menarik perhatian anak usia dini.

4. Media video animasi berisikan pendidikan untuk anak usia dini dalam meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun.

5. Media video animasi didesain memiliki suara dan gambar agar anak usia dini mudah untuk memahami isi dan makna dari video tersebut.

(24)

6. Media video animasi menggunakan bahasa dan gerakan yang mudah untuk meningkatkan motorik kasar pada abak usia 5-6 tahun dan mudah untuk dipahami.

G. Asumsi Pengembangan

Beberapa asumsi yang mendasari penelitian dan pengembangan ini dilakukan antara lain:

1. Media video animasi untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5- 6 tahun.

2. Penggunaan media video animasi dapat mengatasi kesulitan bergerak pada anak usia 5-6 tahun.

3. Penggunaan media video animasi dapat mengatasi kebosanan anak dalam melakukan kegiatan di sekolah.

4. Belum adanya media yang dapat menarik perhatian dan konsentrasi pada anak khususnya usia 5-6 tahun.

(25)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Motorik a. Pengertian Motorik

Motorik berasal dari kata bahasa inggris, yaitu motor ability yang berarti kemampuan gerak. Motor merupakan aktivitas yang sangat penting untuk manusia, karena dengan melakukan gerakan manusia bisa mencapai atau mengwujudkan harapan yang diinginkannya. Motorik juga merupakan suatu terjemahan dari kata motor yang berarti adalah awal terjadinya suatu gerakan yang dilakukan.7 Kata motorik itu sendiri mengandung makna gerakan dengan otot, seolah-olah bersifat reflex atau dengan sedikit keterlibatan persepsi dan kognisi. Proses gerak mulai dari penagkapan rangsangan penyampaian informasi dan pembuatan keputusan dalam bentuk bayangan gerak ke otot itu disebut dengan motor.8 Meggitt menjelaskan istilah perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan fisik, di mana perkembangan ini memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri.9

Adapun menurut wiliam dan monsama, motorik dapat didefinisikan menjadi suatu gerakan yang menggunakan otot kecil atau besar. Sukintaka berpendapat bahwa perkembangan motorik merupakan suatu gerakan yang berkualitas dilahirkan oleh individu-individu gerakan yang baik dilakukan pada saat olahraga maupun gerakan yang dilakukan sehari-hari. Semakin bagus perkembangan motorik seorang individu maka daya kerja seseorang tersebut menjadi semakin bagus, dengan itu kemampuan gerakan bisa

7 Khadijah dan Nurul Amelia, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini ( Jakarta: KENCANA, 2020), h. 11-10.

8 Aep Rohendi dan Laurens Seba, Perkembangan Motorik ( Bandung: ALFABETA, cv, 2017) h. 20.

9 Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus (Lampung:

Darussalam Press Lampung, 2016), h. 10.

(26)

menjadi tolak ukur seseorang yang berhasil melakukan tugas kemampuan suatu gerak.10

Perkembangan motorik adalah proses yang di mana seseorang berkembang melalui respons yang menghasilkkan suatu gerakan berkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu. Maka keterampilan motorik dapat dilihat sebagai landasan seseorang berhasil dalam melakukan keterampilan motorik. Motorik terbagi menjadi motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus yaitu suatu gerakan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan seperti:

melipat, menggunting, dan meronce. Sedangkan motorik kasar yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan banyak tenaga, seperti: berlari, berjalan, dan melakukan lompatan.

Dari berbagai macam pendapat di atas, motorik ialah suatu gerakan tubuh yang dilakukan seseorang dalam mengendalikan gerakan-gerakan tubuh, motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar gerakan yang menggunakan otot besar sedangakan motorik halus yaitu gerakan yang menggunakan otot kecil yang memerlukan konsentrasi mata dan tangan.

b. Pengertian Motorik Kasar

Perkembangan motorik anak di bagi menjadi dua, yaitu gerakan motorik kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar terbentuk pada saat anak memeiliki koordinasi yang besar terhadap tubuhnya. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang mengandalkan otot-otot besar atau keseluruhan dari anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Seperti kemampuan berlari, menendang, duduk, naik turun tangga, melompat, dan berjalan. Maka dari itu, gerakan motorik kasar memerlukan tenaga yang lebih banyak, karena dilakukan degan otot-otot besar.11 Adapun menurut Hurlock motorik kasar merupakan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh

10 Khadijah dan Nurul Amelia, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini ( Jakarta: KENCANA, 2020), h. 12

11 Khadijah dan Nurul Amelia, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini ( Jakarta: KENCANA, 2020), h. 45.

(27)

anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga. Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Adapun menurut papalia, kemampuan motorik kasar (gros motor skills) merupakan kemampuan- kemampuan fisik yang melibatkan otot besar seperti berlari dan melompat.

Santrock menjelaskan keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar, seperti menggerakkan lengan dan berjalan.12

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar anak pada permulaannya tergantung pada proses pematangan selanjutnya, kematangan yang tergantung dari belajar dan pengetahuan serta pengalaman. Motorik kasar merupakan hasil pola interaksi dan kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

c. Karakteristik Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Ada beberapa karakteristik perkembangan motorik kasar anak usia dini antara lain:

1) Gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian-bagian tubuh anak terutama otot-otot besar. Misalnya berlari, melompat, melempar, menagkap, dll.

2) Pertumbuhan relative stabil, anggota badan terus tumbuh dengan cepat dalam proposi yang seimbang, keseimbangan perkembangan jadi lebih baik.

3) Gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak karena seluruh anggota tubuh ikut bergerak.

12 Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus (Lampung:

Darussalam Press Lampung, 2016), h. 10-12.

(28)

Perkembangan motorik kasar anak penting untuk diperhatikan karena, proses pertumbuhan dan perkembangan anak mempengaruhi kehidupan yang akan datang. Berikut karakteristik motorik kasar antara lain:

1) Sangat energik dan tidak mengenal diam. Mereka selalu ingin bergerak, berlari, melompat, berjalan dan sebagainya.

2) Egonya menjadi dirinya, keinginan untuk menempatkan dirinya sendiri untuk segala sesuatu semakin berkembang. Seperti ingin selalu menjadi pemimpin, selalu yang di depan, yang paling bisa, yang paling cerdas dan terampil dan lain sebagainya.

3) Permainan yang kerja sama disukai oleh anak, seorang anak suka bermain dengan anak seusianya atau seumuran dengan dia.

4) Kebiasaan yang baik sudah mulai teratur seperti buang air, minum, mandi, dan lain sebagainya.13

Dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak usia dini yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara. Menurut Kartini karakteristik anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini14:

1) Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak beraturan, dan berlari dengan baik.

2) Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16 cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kaki.

13 Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus (Lampung:

Darussalam Press Lampung, 2016), h. 16-17.

14 Muhammad Riza dan Ayu Swaliana, “Deteksi Perkembangan Kompetensi Motorik Anak Di Paud Nadila Kec. Bebesen Kab. Aceh Tengah”, Jurnal As- Salam, Vol. 2, No. 2, September-Desember 2018, h. 47.

(29)

3) Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat berpijak kaki.

4) Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat 18 5) Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau

berguling pada trampolin kecil.

6) Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan kontrol diri dalam kegiatan kelompok. Perkembangan anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat. Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan- keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam meniti balok titian/papan titian, melompati berbagai objek, meloncat dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati beberapa anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan bahkan mengendarai sepeda roda dua.

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik perkembangan motorik kasar mencakup keseluruhan otot tubuh dan kemampuan menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah, mengontrol gerakan tubuh dalam hubungannya dengan berbagai factor yang berasal dari luar dan dalam seperti gaya berat dan lateralitas. Perkembangan motorik kasar mencakup aktivitas berjalan, aktivitas balok keseimbangan, dan aktivitas motorik kasar lainnya.

d. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Kartini Kartono menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar diantaranya sebagai berikut15:

15 Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus (Lampung:

Darussalam Press Lampung, 2016), h. 23-25.

(30)

1) Faktor hereditas atau genetic merupakan faktor bawaan yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Faktor ini dicontohkan oleh anak yang memiliki keturunan tinggi maka dapat dimungkinkan tubuh anak juga mengikuti orang tuanya atau keturunan sebelumnya.

2) Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi.

3) Organis dan fungsi psikis.

4) Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.

Selain itu ada beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak sebagai berikut:

a) Faktor kematangan

Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi baik fisik maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulasi dari luar.

Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap-cakap.

b) Faktor keturunan

 Tinggi badan

Orang tua yang mempunyai postur tubuh tinggi cenderung mempunyai keturunan yang tinggi, begitupun sebaliknya.

 Kecepatan pertumbuhan

Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan.

c) Pengaruh lain

Nutrisi, penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makanan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi motorik kasar tidak terlepas dari sifat dasar genetic atau keturunan dari orang tuanya dan ini sangat berpengaruh terhadap motorik pada anak usia dini.

(31)

e. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Kasar

Pengembangan motorik kasar di PAUD bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak.16

Ada beberapa tujuan dan fungsi perkembangan motorik kasar anak usia dini, antara lain17:

1) Tujuan perkembangan motorik kasar anak.

a) Untuk keseimbangan tubuh anak.

b) Melenturkan otot-otot anak.

c) Mengembangkan kecerdasan anak karena dapat merangsang otak melalui gerakan aliran atau peredaran darah yang lancar mengalirkan oksigen ke otak sehingga syaraf-syaraf otak anak dapat berkembang.

d) Untuk kelincahan gerakan anak.

e) Sebagai alat untuk menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan trampil.

f) Meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.

2) Fungsi perkembangan motorik kasar anak.

a) Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.

b) Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani, dan kesehatan anak.

16 Muhammad Riza dan Ayu Swaliana, “Deteksi Perkembangan Kompetensi Motorik Anak Di Paud Nadila Kec. Bebesen Kab. Aceh Tengah”, Jurnal As- Salam, Vol. 2, No. 2, September-Desember 2018, h. 45

17 Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus (Lampung:

Darussalam Press Lampung, 2016), h. 32-33

(32)

c) Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.

d) Melatih keterampilan, ketangkasan, dan memperkuat tubuh anak.

e) Meningkatkan perkembangan emosional anak.

f) Meningkatkan perkembangan sosial anak.

g) Menumbuhkan perasaan menyenagi dan memahami manfaat kesehatan individu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak dapat meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta belajar cara hidup sehat, ini diharapkan agar anak memiliki keberanian dan kesiapan dalam melakukan gerakan.

f. Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Dave menjelaskan dengan mengklarifikasikan dominan psikomotorik ke dalam lima kategori sebagai berikut18:

1) Imitation (Peniruan)

Yaitu suatu keterampilan untuk menirukan suatu gerakan yang telah dilihat, didengar atau dialaminya, jadi kemampuan ini terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, di mana ia memberi respons serupa dengan apa yang diamatinya. Contohnya seperti gerakan menirukan gerakan binatang, meniru gambar tentang suatu gerakan dan menirukan gerakan tari.

2) Manipulation (Penggunaan Konsep)

Yaitu suatu gerakan untuk menggunakan konsep dalam melakukan suatu gerakan. Keterampilan manipulasi ini menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti arahan, gerakan-gerakan pilihan, dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Contohnya adalah menjalankan mesin, menggergaji, dan melakukan gerakan kesegaran jasmani yang didemontrasikan.

3) Presition (Ketelitian)

18 Lara Fridani, dkk, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini ( Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2016), h. 2.25-2.26.

(33)

Yaitu suatu keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan yang melakukan gerakan secara teliti dan benar. Keterampilan ini hampir sama dengan gerakan manipulasi tetapi dilakukan dengan control yang lebih baik dan kesalahan yang lebih sedikit. Contoh gerakan ini adalah gerakan menyetir mobil dengan trampil, atau berjalan di atas papan titian.

4) Articulation (Perangkaian)

Yaitu suatu keterampilan untuk merangkaikan bermacam-macam gerakan secara berkesinabungan. Gerakan ini menakankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan. Contohnya mengetik dengan tepat, menulis, dan menjahit.

5) Naturalization (Kewajaran/Pengalamiahan)

Yaitu suatu keterampilan untuk melakukan gerakan secara wajar, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energy baik fisik maupun psikis. Misalnya memainkan bola dengan mahir, mendemonstrasikan gerakan, pantonim dan sebagainya.

Apa yang telah dijelaskan oleh Dave di atas menggambarkan tentang tingkatan yang terendah sampai tertinggi yang menjelaskan keterampilan motorik manusia. Artinya setiap motorik yang dilakukan anak, pada dasarnya memiliki ciri khas dan membutuhkan kecakapan yang berbeda, oleh karena itu setiap anak harus memiliki kemampun akan berbagai indikator-indikator pencapaian tahap perkembangan motorik yang sesuai dengan tingkatan usianya.

Berikut ini akan dijabarkan secara rinci indikator-indikator pencapaian tahap perkembangan motorik anak yang meliputi motorik kasar anak usia 5-6 tahun, bisa dilihat pada tabel 2.1 Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Kasar Usia 5 sampai 6 Tahun.

(34)

Tabel 2.1

Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Kasar Usia 5-6 Tahun

USIA INDIKATOR PENCAPAIAN

5-6 Tahun 1. Sekarang keseimbangan, kekuatan otot, tungkai, dan koordinasi anggota badan anak sudah memadai baginya untuk melakukan usaha yang masuk akal untuk melompat dengan satu kaki di lantai. Anak juga dapat berjalan garis lurus yang sempit.

2. Anak berusaha untuk melompat tali, walaupun aktivitas ini sangat sulit karena kombinasi keterampilan gerakan, keseimbangan, dan koordinasi.

3. Anak dapat mengendalikan gerakannya ketika berlari sehingga dia dapat mempertahankan kecepatan dengan cukup mantap sementara dia dapat berbelok-belok untuk menghindari halangan yang menghadang dijalan.

4. Kemampuan anak bergerak membuatnya dapat mengambil bagian dalam semua aktivitas permainan energik, paling sedikit sampai tingkat tertentu.

5. Anak dapat mengikuti tes kegiatan dasar, karena percaya dirinya, keterampilannya bergerak, dan kematangan secara umum.

6. Anak bersedia mencoba permainan dan mainan yang melibatkan gerakan, walaupun dia akan memerlukan dukungan dan dorongan ketika dia belajar cara menggunakannya.

(35)

2. Hakikat Media

a. Pengertian Media

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari kata laitin medius, yang secara harifah berarti “tengah”,

“perantara”, “pengantar”, oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai wahana penyalur informasi belajar atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.19 Media dapat berupa suatu bahan (software), atau alat (hardware). Menurut Gerlach & Ely bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan sebuah media.

Association Of Education And Communication Technology (AECT), memberikan pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.20 Menurut Reiser dan Gagne menjelaskan bahwa media adalah segala fisik yang digunakana untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku atau modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televise, radio, film, slide, foto, gambar, dan computer merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Associatiom –NEA, media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik yang cetak maupun audiovisual beserta peralatannya.21

Sardiman,dkk menjelaskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Adapun menurut Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang

19 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2014) h.

120.

20 Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Konsep dan Aplikasi Pada Pembelajaran Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2017), h. 62.

21 M. Fadillah, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (Jakarta: Prenada Media Group, 2017), h 122.

(36)

dapat menyajikan sebuah pesan serta merangsang anak untuk belajar.

Buku, film, bingkai foto yang dapat ditampilkan, dilihat maupun didengar yang dapat menyajikan pesan.22

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpukan bahwa media merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai sebuah informasi terhadap penyampaian isi materi kepada anak, media yang berupa gambar, suara, video yang dapat mengembangkan dan merangsang anak untuk belajar. Media ini mampu memberikan pengetahuan, keterampilan dan dapat meningkatkan kecerdasaan pada anak.

b. Fungsi dan Manfaat Media

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas media pembelajaran memiliki fungsi yang memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau susah dilihat sehingga nampak jelas yang dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang. Secara umum media mempunyai kegunaan antara lain23:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya Indra.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditori dan kinestetiknya

5) Memberikan rangsangan yang sama mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Akan tetapi terdapat 6 fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain:

1) Penggunaan media belajar dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

22 Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (Medan: PERDANA PUBLISHING, 2016), h. 124.

23 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 12.

(37)

2) Penggunaan media belajar merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar

3) Media belajar dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

4) Media belajar dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap.

5) Media belajar dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberi guru.

6) Penggunaan media belajar dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Menurut Levie dan Lentz menjelaskan ada empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu sudah dijelaskan di bawah ini24:

1) Fungsi Atensi

Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian anak untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang tampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran. Media dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka pada pelajaran yang akan mereka terima dengan demikian kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

2) Fungsi Efektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar dapat mengunggah emosi dan sikap siswa.

3) Fungsi Kognitif

media visual terlihat dari temuan-temuan permukaan bahwa gambar visual mempermudah pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang ada dalam gambar

24 Nunuk Suryani, dkk, Media Pembelajaran Novatif dan Pengembangan (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2018), h 13.

(38)

4) Fungsi Kompensatoris

untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dalam memahami isi pelajaran disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Adapun kegunaan media secara umum sebagai berikut25:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verballistis sebagai bentuk kata-kata tulis atau lisan belaka.

2) Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya Indra, misalnya:

3) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

4) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

5) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapes atau high speed photography.

6) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

7) Objek yang terlalu kompleks misalnya mesin dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

8) Konflik yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, dll,) dapat di visual kan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain Manfaat umum media pembelajaran diantara lain, yaitu:

1) Menyeragamkan penyampaian materi.

2) Pembelajaran lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran lebih interaksi 4) Efisiensi waktu dan tenaga

5) Meningkatkan kualitas belajar

6) Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja

7) Menumbuhkan sikap positif terhadap proses dan materi belajar 8) Meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif

25 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2014) h.

121.

(39)

Manfaat khusus media pembelajaran antara lain:

1) Memperjelas penyajian pesan.

2) Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya Indra.

3) Objek bisa besar atau kecil.

4) Gerak bisa cepat atau lambat.

c. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely menjelaskan ada 3 (tiga) ciri-ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien dalam melakukan kegiatan belajar belajar yaitu26:

1) Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri yang menggambarkan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2) Ciri manipulatif (manipulative property)

transformasi suatu kejadian atau objek di mungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif titik kejadian yang memakan waktu berhari- hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu 2 atau 3 menit dengan teknik pengambilan gambar timelapse recording. Suatu kejadian dapat dipercepat Dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

3) Ciri distributif (distrobitive property)

ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalamannya relatif sama mengenai kejadian itu.

26Taruna Iswara dan Rosneli, Pengembangan media pemmbelajaran berbasis multimedia pada mata pelajaran instalai penerangan listrik, jurnal pendidikan teknologi dan kejuruan, h. 57.

(40)

d. Jenis dan Karakteristik Media

Sesuai dengan klarifikasinya, maka setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat menurut kemampuan media pembelajaran untuk membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, dan perabaan, maupun pembawaan. Dari karakteristik ini untuk memilih suatu media yang akan digunakan pada saat melakukan proses belajar mengajar dapat disesuaikan dengan suatu situasi tertentu media seperti yang telah dijelaskan diatas tujuan praktis akan capai dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu27: 1) Media grafis

Media grafis adalah suatu jenis media yang menemukan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal.

Tersebut artinya perlu dipahami dengan benar agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan baik dan efisien. Bentuk- bentuk media grafis antara lain: gambar foto sketsa rumah diagram, bagan, kartun, poster tentang papan flanel dan papan buletin

2) Media audio

Media audio berkaitan langsung dengan indra pendengaran titik pesan yang disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang- lambang auditif baik verbal maupun nonverbal. Beberapa media yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok media audio antaranya: radio, alat perkapita magnetic, alat perekam pita kaset.

3) Media proyeksi

Media proyeksi memiliki persamaan dengan media grafis, artinya dapat menyajikan rangsangan rangsangan visual. Media proyeksi gerak pembuatan juga memerlukan bahan-bahan grafis misalnya untuk lembar peraga dengan menggunakan perangkat komputer atau multimedia rakayasa proyeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat dikerjakan hampir keseluruhannya menggunakan perangkat komputer

27 Teni Nurita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Misykat, Vol. 03, No. 01, Juni 2018, h 79.

(41)

untuk mengajarkan skill atau keterampilan motorik reaksi gerak mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan proyeksi diam beberapa media produksi antara lain: film bingkai, film merangkai film gelang, film transparansi, film gerak 8 mm, 16 mm, 32 mm dan televisi serta video. menurut heinich dan molenda terdapat enam jenis dasar media diantaranya:

a) Teks, merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dan menyampaikan informasi penting b) Media audio membantu menyampaikan pesan dengan lebih berkesan membantu meningkatkan perhatian terhadap suatu materi yang disajikan. Jenis audio termasuk suara latar, musik atau rekaman suara dan lainnya.

c) Media visual, media yang dapat memberikan rangsangan rangsangan visual seperti gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan grafik coba kartun poster, papan buletin dan lainnya28.

d) Media proyeksi gerak termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset seperti CD, VCD atau DVD.

e) Benda-benda tiruan atau miniatur, seperti benda-benda 3 dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik objek maupun situasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

f) Manusia termasuk didalamnya guru, siswa, pakar atau ahli di bidang tertentu.

Menurut Oemar hamalik ada 4 klasifikasi media yaitu:

a) Alat-alat visual yang dapat dilihat.

b) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar.

c) Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar.

28 Mulyadi, Classroom Management Mengwujudkan Suasana Kelas Yang Menyenangkan Bagi Siswa (Malang: UIN Malang Press, 2009), h. 89.

(42)

d) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya TV.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Media

Dalam menentukan media yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, pertama harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, kondisi keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik media yang akan dipilihnya. Faktor yang mempengaruhi pemilihan media antara lain adalah29:

a) Tujuan instruksional yang ingin dicapai.

b) Karakteristik siswa

c) Jenis rangsangan belajar yang diinginkan audio atau visual, keadaan latar atau lingkungan, dan gerak atau diam

d) Ketersediaan sumber setempat, apakah media siap dipakai, ataukah media rancang.

e) Kepraktisan dan ketahanan media.

f) efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.

Dari segi teori belajar, Arsyad mengemukakan bahwa berbagai kondisi dan prinsip-prinsip yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:

a) Motivasi

Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak anak sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas. oleh karena itu perlu untuk melahirkan minat dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu sendiri.

b) Perbedaan individual

Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda- beda titik faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar dapat mempengaruhi

29 Teni Nurita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Misykat, Vol. 03, No. 01, Juni 2018, h. 79.

(43)

kemampuan dan kesiapan belajar pada anak penyajian informasi melalui media harus berdasarkan pada tingkat pemahaman masing- masing anak.

c) Tujuan pembelajaran

Anak diberitahukan agar mampu untuk mempelajari melalui media pembelajaran itu disamping itu mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pembelajaran titik tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran dan

d) Organisasi isi

Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan yang bermakna dan tersusun. dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media, anak dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari..

e) Persiapan sebelum belajar

Anak sebaiknya telah menguasai secara baik dalam pembelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan persyaratan untuk penggunaan media dengan sukses.dengan kata lain kau marah ketika merancang materi pembelajaran perhatian harus ditunjukkan kepada sifat dan tingkat persiapan pada anak.

f) Emosi

Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut karena cemas kemah empati kemah cinta kasih mama dan kesenangan.

g) Partisipasi

Pembelajaran berlangsung dengan baik harus menginternalisasi

(44)

informasi, tidak sekedar diberitahukan pada anak titik oleh sebab itu belajar memerlukan kegiatan titik partisipasi aktif oleh anak jauh lebih baik daripada mendengarkan dan menonton secara pasif .

h) Umpan balik

Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala anak diinformasikan memiliki kemajuan dalam belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar Mama pekerjaan yang baik atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan motivasi belajar yang berkelanjutan.

i) Penguatan

Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar pembelajaran didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat dapat membangun kepercayaan diri dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan datang.

j) Penerapan

Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan an kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru tanpa dapat melakukan ini pemantulan sempurna belum dapat dikatakan dikuasai siswa masih telah pernah untuk menggali atau menemukan generalisasi seperti konsep prinsip atau kaidah yang berkaitan dengan tugas anak diberi kesempatan untuk benar dan memutuskan dengan menerapkan prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas yang baru dilaksanakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pemilihan media harus sesuai dengan karakteristik penggunaan media dan tingkatan usia pada anak usia dini

3. Video Animasi

a. Pengertian Video

Video berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata video atau visum yang berarti melihat atau mempunyai penglihatan. Menurut Munir mejelaskan bahwa video adalah media digital yang menunjukkan susunan

(45)

atau urutan-urutan pada gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar bergerak. Adapun menurut Purwati mengemukakan video adalah media penyampai pesan yang bersifat fakta, maupun fiktif, informatife, edukatif, maupun intruksional. Sedangkan Rayandra menjelaskan bahwa video merupakan rekaman gambar dan suara dalam kaset pita video ke dalam pita magnetic yang dapat memberikan gambaran nyata, dan mampu memanipulasi waktu dan tempat.30

Video merupakan gambaran suatu objek yang bergerak bersama- sama dengan suara yang sesuai. video memiliki kemampuan dalam melukis gambar hidung dan suara memberikannya daya tarik pembelajaran itu sendiri pada umumnya video digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan titik video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses menjalankan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat, atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa video adalah sebuah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, dan menata ulang gambar bergerak.

Video yang informasinya disimpan menggunakan media digital, video membantu proses pembelajaran efektif karena video merupakan media yang melibatkan 2 Indra, yang pendengaran dan penglihatan, dan apa yang dipandang oleh mata dan didengar oleh telinga lebih cepat dan lebih mudah untuk dipahami dan diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengarkan saja.

b. Manfaat Video

Manfaat video dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran sama antara lain32:

30 Muhammad Ridwan Apriansyah Dkk, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan”, Jurnal Pendidikan Teknik Sipil, Vol.

9, No. 1, 2020, h. 11.

31 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet . 14, h.3.

32 Sri Rahayu, Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h. 157

(46)

1) Membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran.

2) Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran mengatasi keterbatasan jarak Dan waktu

3) Dapat merangsang minat belajar pada anak untuk mandiri

4) Anak dapat menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk melakukan latihan-latihan memperaktekan

5) Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan 6) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

7) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 8) Mengembangkan imajinasi peserta didik

9) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang realistic

10) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

11) sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan tomat mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari anak

12) semua peserta didik dapat belajar dari video karena baik yang pandai maupun yang kurang pandai

13) Dengan video penampilan anak dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.

Namun selain kelebihan di atas, video pun tidak lepas dari kelemahannya yakni media terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah titik di sisi lain produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak.

c. Kelebihan dan Kekurangan Video Sebagai Media a) Kelebihan video

 Mampu memperlihatkan motion pictures secara dinamis.33

33 Sri Rahayu, Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h 159

(47)

 Mampu memperlihatkan tempat yang sulit untuk dijangkau atau berbahaya apabila dikunjungi.

 Mampu memperlihatkan objek atau benda dari sudut pandang pemirsa.

 Dapat menayangkan objek 3 demensi.

 Mempercepat gerakan sebuah proses yang terlihat gambar dan memperlambat proses yang terlihat cepat.

 Mampu memperlihatkan adegan dramatic baik yang dibuat dengan scenario maupun adegan nyata.

 Dapat menghadirkan gambar benda atau hewan yang tidak mungkin dihadirkan untuk didemonstrasikan dan dipelajari secara langsung.

 Untuk kepentingan pembelajaran yang spesipik, contohnya sejarah.

 Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang perlu ditindak lanjutu dengan aktifitas pembelajaran lain

 Mampu mencapai aspek dalam rana.

b) Kelemahan video

 Sebagaimana media audio visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi.

 Pemamfaatan media ini memakan biaya tidak murah.

 penayangannya juga terkait peralatan lain nya seperti : video layer, layar bagi kelas besar beserta lcd nya, dan lain-lain.

d. Pengertian Animasi

Animasi diterjemahkan sebagai serangkaian gambar yang bergerak, dalam hal ini animasi mampu menyampaikan konsep yang kompleks menjadi menarik secara visual san juga dinamik sehingga animasi terus berkembang hingga saat ini,34 dengan kata lain animasi merupakan urutan frame yang ketika diputar dalam flash dengan kecepatan yang cukup dapat

34 Asmoro, Siwi Widi, Animasi 2D dan 3D SMK/MAK kelas XI. Kompetensi Keahlian Multimedia, Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika, (Yogyakarta, Andi, 2019), h. 3.

(48)

menyajikan gambar bergerak lancar seperti sebuah film atau video animasi juga diartikan dengan menghidupkan gambar, sehingga perlu mengetahui dengan pasti setiap detail karakter, mulai dari tampak depan belakang 3/4 dan samping detail muka si karakter dalam berbagai ekspresi seperti normal, diam, marah, senyum, ketawa, kesal, dan lainnya lalu atau gaya khas karakter bila sedang melakukan kegiatan tertentu yang menjadi ciri khas si karakter tersebut. Jadi animasi merupakan suatu gambar yang bergerak untuk membuat rangkaian kegiatan agar terlihat lebih menarik saat digunakan.

e. Proses Pembuatan Animasi

Ada dua proses pembuatan animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital di proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal sedangkan pembuatan digital cukup dengan titik sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional.Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30 sampai 40 menit titik dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah film selesai titik kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses formal tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi Jepang, suara justru dilakukan setelah film selesai dibuat.

f. Keuntungan dan Kelemahan Menggunakan Animasi

Menurut Bambang Eka purnama keuntungan dalam menggunakan animasi adalah, sebagai berikut:

1) Menarik perhatian.

2) Menampilkan aksi-aksi yang tidak terlihat atau proses fisik yang berbeda.

3) Meningkatkan retensi.

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument validasi materi
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Penilaian Aktivitas Anak Dengan  Media Video animasi untuk Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5-6
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen validasi desain gambar
Tabel 3.6 Kriteria Validasi (dimodifikasikan)  Skor Kualitas  Kriteria Kelayakaan  Keterangan             ̅          Valid  Tidak revisi  2,51       ̅          Cukup valid  Revisi sebagian
+7

Referensi

Dokumen terkait

engklek terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 5- 6 tahun ?”.

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa permainan Tari Sisingaan dapat mengembangkan gerak motorik kasar anak usia dini karena gerak Tari Sisingaan dapat melatih

(2018) menyatakan bahwa untuk meningkatkan motorik kasar anak diperlukan latihan yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, perkembangan motorik kasarnya

Adapun manfaat kemampuan motorik kasar anak usia dini menurut Hurlock (1978: 162) yaitu melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya untuk memperoleh

Tujuan dari pembuatan aplikasi permainan pompa balon menggunakan tangible interaction adalah untuk melatih motorik kasar anak usia dini dalam mengenal permainan

Pendapat lain yaitu menurut Samsudin (2008: 8) berpendapat bahwa tujuan pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini yaitu untuk penguasaan keterampilan yang

Teori tersebut sesuai dengan kondisi di lapangan, pada saat bermain dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan motorik kasar anak usia dini, anak juga dapat melihat apa

Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia dini dan gerakan-gerakan tari kreasi dikemas dalam sebuah tarian yang diiringi dengan irama musik sehingga akan