22 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai metode dan model penelitian, prosedur pengembangan, objek penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Metode dan Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif. Data yang diperoleh dari subyek penelitian mengenai penilaian kelayakan pada aplikasi yang sudah dikembangkan oleh pengguna dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan. Menurut Sugiyono (2019) metode penelitian deskriptif kuantitatif memiliki tujuan utama untuk memberikan gambaran yang mendalam mengenai suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, serta akurat. Dengan pendekatan yang teliti dan menyeluruh, metode ini berupaya untuk menyajikan informasi yang komprehensif dan terinci guna memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap fenomena yang sedang diselidiki. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan suatu bentuk penelitian ilmiah yang hanya berfokus pada penggambaran mendalam terhadap isi suatu variabel dalam suatu penelitian, tanpa memiliki tujuan untuk menguji hipotesis tertentu (Marliana, E. 2020).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE.
Menurut Sugiyono (2019) model ADDIE merupakan model penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Dick and Carry untuk membuat dan mengembangkan produk pembelajaran. Model ADDIE dapat digunakan untuk berbagai jenis bentuk pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, atau bahan ajar. Model penelitian ini cukup sederhana dan sistematis serta sudah mencakup seluruh kebutuhan dalam penelitian ini, namun pada penelitian ini tahapan pada pengembangan aplikasi Dajang akan dibatasi hingga tahap implementasi karena mempertimbangkan keefektifan waktu penelitian.
Fhira Marsya, 2024
Alur penelitian pada penelitian diawali dengan menganalisis terhadap kebutuhan media pembelajaran yang baru kepada sampel. Selanjutnya untuk proses pengembangan aplikasi diawali dengan menentukan materi kosakata bahasa Korea untuk Tingkat dasar, kemudian dilakukan rancangan serta pembuatan aplikasi, terakhir pengujian validasi aplikasi oleh ahli (expert review) dan pengujiian fungsionalitas program aplikasi. Validasi dilakukan untuk menguji kelayakan materi sebelum digunakan dalam implementasi uji coba. Untuk menilai kelayakan menggunakan angket kuesioner. Sebelum angket disebarkan, angket diuji piloting kepada subjek di luar sampel. Pada tahapan akhir dilaksanakan analisis dan pengolahan data untuk memperoleh hasil serta kesimpulan dari penelitian. Berikut merupakan alur dari penelitian yang diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:
Gambar 3. 1 Alur Penelitian
3.2 Prosedur Pengembangan
Berikut merupakan prosedur pengembangan aplikasi “Dajang” dengan menggunakan model ADDIE dengan terdiri dari empat tahap: Analisis, Perancangan, Pengembangan dan Implementasi.
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Aplikasi 1. Analysis (Analisis)
Pada tahap ini peneliti melakukan tiga tahap analisis yaitu sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan terhadap media pembelajaran kosa kata yang digunakan mahasiswa semester awal Pendidikan Bahasa Korea Universitas Pendidikan Indonesia dalam pembelajaran. Analisis kebutuhan merupakan tahap awal ynag dilakukan pada penelitian dan pengembangan (Arifin, M. B. U., & Nurdyansyah, 2018). Analisis kebutuhan tersebut akan dilakukan dengan penyebaran angket kuisioner kepada mahasiswa semester awal Pendidikan Bahasa Korea Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Analisis kelayakan dan syarat-syarat dalam mengembangkan media pembelajaran dengan melakukan studi pustaka dengan mengkaji teori- teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Analisis materi pembelajaran yang akan disajikan dalam aplikasi media pembelajaran pada materi kosa kata bahasa Korea tingkat dasar yang terdapat pada buku ‘Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 1
(인도네시아인을 위한 종합한국어 1권 (개정판 본책)), 서울대 한국어
1A, dan 서강 한국어 1A.
Analisis Perancangan Pengembangan
Implementasi
Fhira Marsya, 2024
2. Design (Perancangan)
Berdasarkan hasil dari tahapan analisis maka tahapan seanjutnya yaitu tahap perancangan atau desain produk yang terbagi menjadi dua tahap sebagai berikut:
a. Pembuatan rancangan desain user interface aplikasi dan alur pemetaan aplikasi dengan menggunakan flowchart sebagai panduan peneliti untuk memudahkan dalam proses pengembangan aplikasi. Berikut rancangan diagram flowchart dari aplikasi DAJANG yang dibuat oleh peneliti.
Gambar 3.3 Diagram Flowchart
b. Menentukan materi kosa kata dan latihan soal dari hasil analisis awal pada buku ‘Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 1
(인도네시아인을 위한 종합한국어 1 권 (개정판 본책)), 서울대
한국어 1A, dan 서강 한국어 1 A . Kosa kata yang sudah ditentukkan akan disusun sesuai dengan tema dan latihan soal akan disusun sebagai alat evaluasi pembelajaran.
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan aplikasi Dajang kosa kata ini terdapat dua tahap yaitu sebagai berikut:
a. Membuat aplikasi Dajang kosa kata sesuai dengan bahan dan storyboard yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya, peneliti menggunakan bahasa pemograman kotlin pada software android studio.
b. Validasi dari ahli materi yang berhubungan dengan bidangnya dan uji black box aplikasi untuk menguji fungsionalitas software, serta penyuntingan ulang hasil feedback. Ahli materi merupakan dosen bahasa Korea yang akan memvalidasi isi materi kosa kata, dan pengujian black box dilakukan untuk menguji kelayakan aplikasi. proses validasi yang dilakukan guna untuk mendapatkan saran dan masukan yang dapat digunakan sebagai feedback awal apakah aplikasi sudah layak untuk di uji coba dan juga sebagai bahan untuk perbaikan aplikasi Dajang tersebut.
4. Implementation (Implementasi)
Aplikasi Dajang yang sudah divalidasi ahli, kemudian dilakukan implementasi dengan tahapan sebagai berikut:
a. Uji coba kepada mahasiswa semester 1 (satu) Pendidikan Bahasa Korea Universitas Pendidikan Indonesia dengan mengujicobakan aplikasi Dajang kosa kata yang sudah dikembangkan.
b. Mengumpulkan hasil uji coba dengan membagikan angket/kuisioner kepada mahasiswa tersebut untuk mendapatkan respon atau pendapat mengenai aplikasi tersebut terhadap pembelajaran kosa kata dan untuk mengukur kelayakan aplikasi tersebut sebagai media pembelajaran kosa kata bahasa Korea tingkat dasar.
3.3 Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea Universitas Pendidikan Indonesia semester 1 (satu) yang berjumlah 74 orang.
Sampel diambil berdasarkan teknik probability sampilng; simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2019) teknik simple random sampling karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel yang dipilih pada penelitian ini diambil dari populasi mahasiswa semester 1 (satu) Pendidikan Bahasa Korea dan dimana seluruh mahasiswa memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel yang
Fhira Marsya, 2024
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi ini.
Tempat penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Korea, Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk menghitung jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Nomogram Herry King. Menurut Sugiyono (2019) Dalam rumus Nomogram Herry King memiliki taraf kesalahan yang bervariasi, mulai 0,3% sampai dengan 15%, Dalam nomogram terlihat untuk confident interval (interval kepereayaan) 80% faktor pengalinya = 0,780, untuk 85%
faktor pengalinya = 0,785; untuk 99% faktor pengalinya = 1,195 dan untuk 99%
faktor pengalinya = 1,573. Berikut rumus Nomogram Harry King:
n = 𝑅 𝑥 𝑁
Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah sampel R = Besarnya ratio (%)
N = Jumlah anggota populasi
Penggunaan Nomogram Harry King dalam pengambilan sampel dan besarnya ratio dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Nomogram Harry King
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 74, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90% atau tingkat kesalahan sebesar 10%, dengan faktor pengali dari taraf kepercayaan 10% yaitu 1,195. Perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan Nomogram Harry King dilakukan dengan menarik garis dari populasi sebesar 74 melewati taraf kesalahan 10%, maka akan ditemukan titik di angka 38. Maka perhitungan untuk mengambil jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus berikut.
n = 37% 𝑥 74 = 27,38
Berdasarkan perhitungan dengan Nomogram Herry King jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 27 yang akan disesuaikan menjadi 30 orang atau sekitar 40% dari total seluruh populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah Kuesioner dengan penyebaran angket kuisioner campuran yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
Fhira Marsya, 2024
responden untuk dijawab. Kuesioner yang menggunakan pertanyaan terbuka mengharapkan responden untuk menyajikan jawaban mereka secara deskriptif mengenai suatu topik, sementara pertanyaan tertutup menuntut jawaban yang singkat atau meminta responden untuk memilih satu dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan dapat berupa data dalam bentuk nominal, ordinal, interval, atau ratio, sesuai dengan jenis informasi yang diinginkan. (Sugiyono, 2019).
Penggunaan kuisioner pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari ahli materi untuk mendapatkan validasi serta feedback aplikasi dan juga angket untuk mengumpulkan data para pengguna aplikasi mengenai kelayakan aplikasi Dajang yang dikembangkan. Menurut Winarno (dalam Masruriyah &
Istiningsih, 2022) terdapat beberapa aspek dalam menilai atau menguji kelayakan media pembelajaran berbasis interaktif seperti aplikasi pembelajaran, yiatu aspek subject matter (kesesuaian media yang diberikan dengan tujuan pembelajaran), auxiliary information (berkaitan dengan informasi tambahan), affective considerations (Afektivitas media dalam membangkitkan motivasi belajar), interface (tampilan media), navigation (kejelasan navigasi media), pedagogy (aktivitas kognitif siswa tentang materi yang dipelajari), dan robustness (ketahanan atau keawetan produk atau media).
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. Angket digunakan sebagai instrumen pada kegiatan kuisioner yang disusun dan dirancang berdasarkan pada tujuan penelitian. Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup yang dirancang dengan skala likert untuk analisis kebutuhan dan penilaian oleh ahli. Serta menggunakan angket terbuka dengan pertanyaan lanjutan dari pendapat hasil responden untuk menilai kelayakan aplikasi oleh pengguna. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur tanggapan positif dan negatif terhadap suatu pernyataan (Sugiyono, 2019). Berikut kisi-kisi instrumen angket bagi para masing-masing responden:
1. Instrumen Analisis Kebutuhan
Angket akan diberikan kepada seluruh responden untuk menganalisis kebutuhan mahasiswa dalam penggunaan sebuah media pembelajaran. Menurut
Sugiyono (2019) analisi kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan model baru.
Berikut kisi-kisi dari lembar angket untuk analisis kebutuhan
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Tertutup Instrumen Analisis Kebutuhan
No Aspek Indikator Jumlah
Butir 1 Penyajian
Materi
Kejelasan penyampaian materi pada media pembelajaran saat ini
3 2 Motivasi pada
pembelajaran
Media Pembelajaran saat ini dapat mendorong motivasi dan pemahaman peserta didik
3
3 Kebutuhan media
pembelajaran baru
Terdapat kekurangan dari media pembelajaran sebelumnya dan munculnya kebutuhan media pembelajaran baru
3
2. Instrumen Validasi Ahli Materi
Angket untuk ahli materi digunakan untuk menghasilkan penilaian mengenai beberapa aspek menurut Winarno (2016) yaitu aspek subject matter (Kesesuaian materi), auxiliary information (informasi tambahan), affective considerations (pertimbangan afektif) dan pedagogy (keterampilan pedagogi) atau mengenai keseluruhan isi materi materi pembelajaran pada aplikasi Dajang.
Berikut kisi-kisi dari lembar angket untuk ahli materi.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Tertutup Instrumen Validasi Ahli Materi
No Aspek Indikator Jumlah
Butir 1 Tujuan
Pembelajaran
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
2
Fhira Marsya, 2024
2 Penyajian Materi Kejelasan penyampaian materi dan kesesuaian dengan tingkatan yang ditentukan
3
3 Motivasi pada pembelajaran
Manfaat media aplikasi dalam mendorong motivasi dan pemahaman peserta didik
3
4 Evaluasi/Latihan Soal
Kebeneran perumusan soal dan kebenaran tingkat kesulitan soal
3
3. Instrumen untuk Pengguna
Angket untuk pengguna atau pasca uji coba pada subjek penelitian untuk menghasilkan data dalam mengukur kelayakan dalam penggunaan aplikasi Dajang sebagai media pembelajaran dari beberapa aspek menurut Winarno (2016) seperti aspek subject matter (Kesesuaian materi), interface (tampilan), dan navigation (navigasi). Berikut kisi-kisi dari lembar angket untuk pengguna.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tertutup Instrumen Pengguna
No Aspek Indikator Jumlah
Butir 1 Materi Kejelasan materi yang disajikan dan
sesuai dengan tingkat dasar
3 2 Visual Kejelasan gambar, ikon, warna, dan
teks
3 3 Manfaat
Penggunaan
Penggunaan media dalam mendorong motivasi dan pemahaman
3
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Terbuka Instrumen Pengguna
No Aspek Indikator Jumlah
Butir 1 Materi Kejelasan materi yang disajikan dan
sesuai dengan tingkat dasar
1
2 Visual Kejelasan gambar, ikon, warna, dan teks
1 3 Manfaat
Penggunaan
Penggunaan media dalam mendorong motivasi dan pemahaman
1
3.6 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif untuk menguji validitas dan reabilitas instrument penelitian.
3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Sugiyono (2019) menyatakan bahwa validitas sebuah instrumen penelitian harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi. Oleh karena itu, untuk memenuhi kelayakan isi instrumen, peneliti akan menggunakan penilaian ahli atau ahli materi. Selanjutnya untuk uji validitas konstruksi instrumen akan dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik. Berikut dua macam validitas yang akan peneliti gunakan yaitu validitas isi dan validitas konstruk.
a) Validitas Isi
Pada tahap ini, peneliti meminta pembuktian dari ahli untuk memastikan bahwa isi instrumen kuesinoer dan perencanaan dalam lembar kisi-kisi instrumen penelitian sudah sesuai. Ahli yang menjadi penguji validitas yaitu Ibu Asma Aziza., M.A., dosen Bahasa Korea di Prodi Pendidikan Bahasa Korea.
b) Validitas Konstruk
Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa instrurmen yang valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan Instrumen yang reliable berarti akan menghasilkan data yang sama meskipun digunakan beberapa kali untuk mengukur objek. Dalam menguji validitas instrumen pada penelitian angket tertutup ini menggunakan rumus korelasi berdasarkan Pearson Product Moment dengan kriteria dan rumus sebagai berikut:
Jika r ≥ 0,5 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.
Fhira Marsya, 2024
Jika r ˂ 0,5 maka item-item pertanyaan dari koesioner adalah valid.
Rumus: rxy = 𝑛𝛴𝑥𝑦−(𝛴𝑥)(𝛴y)
√(𝑛𝛴𝑥2−(𝛴𝑥)2)(𝑛𝛴𝑦2−(𝛴𝑦)2)
Keterangan:
r : koefisien korelasi Pearson N : banyak pasangan nilai X dan Y
∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
∑X : jumlah nilai X
∑Y : jumlah nilai Y
∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X
∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y
Selanjutnya dalam menguji reabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan menjumlahkan skor total dan menghitungnya dengan menggunakan rumus Spearman Brown dalam Sugiyono (2019) dengan kriteria dan rumus sebagai berikut:
Jika nilai Alpha ≥ 0,6 maka instrumen bersifat reliabel.
Jika nilai Alpha ˂ 0,6 maka instrumen tidak reliabel.
Rumus: ri = 2𝑟𝑏
1+ 𝑟𝑏
Keterangan:
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua 3.6.1 Analisis data Angket
Berdasarkan teknik pengumpulan data dengan kuisioner angket, maka data yang diperoleh tersebut akan dilakukan teknik analisis data dengan rating scale.
Pada instumen yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket dengan skala likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner. dengan mama skala ini diambil dari nama Rensis Likert (Sugiyono, 2019) yang ditafsirkan dengan interval skala likert dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Interval Skala Likert
Skor Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
Hasil persentase jawaban dari keseluruhan item pertanyaan akan ditabulasikan terlebih dahulu, kemudian dihitung rata-rata menggunakan rumus menurut Sugiyono (2019) berikut :
𝑥 = ∑ 𝑥
𝑛
Keterangan:
x : skor rata-rata n : jumlah penilai
∑ 𝑥 : skor total masing-masing
Kemudian hasil dari penghitungan tersebut dapat disimpulkan dengan rumus dan kategori menurut Sugiyono (2019) sebagai berikut.
Persentase = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
Tabel 3.6 Kategori Interval No Skor dalam Persen Kategori
1 < 21% Sangat Tidak Layak
2 21-40% Tidak Layak
3 41-60% Cukup Layak
4 61-80% Layak
5 81-100% Sangat Layak