• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan e-modul berbasis problem based

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan e-modul berbasis problem based"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Bagaimana Uji Kelayakan E-Modul Berbasis Problem Based Learning Sebagai Media Materi Pembelajaran IPA Sistem Organisasi Makhluk Hidup. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa untuk menilai produk e-modul IPA pembelajaran berbasis masalah.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana Pengembangan E-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah Sains Berbasis Materi Sebagai Media Pembelajaran Sistem Pengorganisasian Makhluk Hidup Bagi Siswa Kelas VII. Bagaimana Uji Praktikum Media E-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai Media Pembelajaran IPA Materi Sistem Organisasi Makhluk Hidup.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengembangan e-modul pembelajaran berbasis masalah sebagai media pembelajaran IPA di SMP/MTs tentang materi sistem organisasi makhluk hidup dan dapat memberikan informasi alternatif untuk pembelajaran aktif organisasi di pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran, meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

TINJAUAN PUSTAKA

E-Modul

Instruksi mandiri adalah salah satu fitur dari E-Modul, yang dapat digunakan oleh individu tanpa bantuan individu lain. Stand Alone atau berdiri sendiri adalah fitur E-Modul yang tidak bergantung pada bahan/media ajar lain, atau tidak perlu digunakan bersama dengan bahan/media ajar lain.

Problem Based Learning

Menghasilkan produk E-Modul berbasis Problem Based Learning untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA Living Organizing Systems bagi siswa Kelas VII. Asesmen Validator Produk Pengembangan E-Modul Pembelajaran Berbasis IPA disusun untuk menghasilkan data hasil uji validitas produk. Berdasarkan hasil pengembangan yang dilakukan, diketahui bahwa hasil validator terhadap e-modul Bètaleren berbasis Problem Based Learning mencapai hasil 90.00.

Peer review materi digunakan untuk menilai materi yang telah dikumpulkan dalam modul e-learning Problem Based Learning Science. Berdasarkan hasil pengembangan diketahui bahwa hasil validator terhadap e-modul pembelajaran IPA berbasis problem based learning mencapai hasil sebesar 88,58%. Produk tingkat akhir berupa e-modul pembelajaran IPA berbasis problem-based learning, sistem organisasi, materi makhluk hidup yang valid dan praktis.

Gambar 2.1 Register anyflip.com
Gambar 2.1 Register anyflip.com

Pembuatan E-Modul dan Anyflip.Com

Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup

Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak dalam sel-sel lemak yang tersebar di seluruh matriks. Garis jaringan adiposa dan melindungi tubuh dan menyimpan molekul bahan bakar. Jaringan ikat fibrosa (fibrous connective tissue) merupakan jaringan ikat padat karena mengandung banyak serat kolagen. Jaringan ikat berserat ditemukan di tendon, yang melekatkan otot ke tulang, dan di ligamen, yang melekatkan otot ke tulang. Darah (darah) memiliki matriks ekstraseluler yang luas, yaitu matriks berupa cairan/plasma yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit) untuk membawa oksigen; sel darah putih (leukosit) untuk pertahanan terhadap virus, bakteri dan penyerbu lainnya; serta menahan darah untuk membantu proses pembekuan darah. 3) Jaringan saraf.

Saraf (saraf) mendeteksi rangsangan atau rangsangan dan mengirimkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. 4) Jaringan otot.

Gambar 2.7 Sistem Organisasi Kehidupan
Gambar 2.7 Sistem Organisasi Kehidupan

Penelitian yang Relevan

Kesamaan: Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu baik pengembangan produk maupun penggunaan model penelitian ADDIE. Kemiripan : Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu sama-sama mengembangkan produk. Kesamaan: Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu baik pengembangan produk maupun penggunaan model penelitian ADDIE.

Penelitian Alif Satria Egar Santosa berjudul Pengembangan E-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Kuliah Administrasi Jaringan Kelas XII Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan SMK TI Bali Global Singaraja.

Kerangka Berpikir

Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih, alangkah baiknya memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menciptakan inovasi-inovasi yang menarik dan menyenangkan selama proses pembelajaran, seperti menggunakan bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih belum kreatif dan belum memanfaatkan perkembangan teknologi, sehingga hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Sehingga menyebabkan kurangnya alat bantu media dalam kegiatan belajar mengajar secara maksimal.Dengan adanya e-module yang dirancang oleh peneliti, diharapkan siswa dapat belajar lebih mandiri.

Penelitian ini sejalan dengan pandangan Martinis Yamin bahwa belajar mandiri adalah cara belajar yang aktif dan partisipatif untuk mengembangkan setiap individu. bisa lebih semangat dengan E-modul ini.

Jenis Penelitian

  • Metode Penelitian
  • Validator dan Subyek Penelitian
  • Proses Penelitian dan Pengembangan
  • Validasi Desain

Sebelum melangkah ke tahap analisis, terlebih dahulu harus melakukan studi pendahuluan untuk mengumpulkan data terkait kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA serta kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran. Proses pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan mengeksekusi rencana yang telah dirancang pada tahap desain, yaitu: mengimpor desain materi desain dan lainnya ke dalam aplikasi yang telah ditentukan. Kemudian melakukan validasi media pembelajaran E-Modul kepada validator yaitu dosen dan tenaga kependidikan untuk mengetahui tingkat kelayakannya.

Berdasarkan hasil penilaian, saran dan komentar validator dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan produk agar media pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan dari segi materi dan tampilan.

Teknik Pengumpulan Data

Angket validasi ahli materi digunakan untuk memperoleh data berupa kelayakan produk ditinjau dari kebenaran konsep yang digunakan Isi angket yang disampaikan kepada ahli materi memiliki beberapa aspek pokok yang disajikan. Angket validasi linguistik digunakan untuk memperoleh data berupa kelayakan produk ditinjau dari kebenaran bahasa yang digunakan Isi angket untuk kebenaran bahasa yang digunakan Isi angket yang diserahkan kepada ahli bahasa memiliki beberapa pokok aspek yang disajikan. d) Kuesioner Validasi Ahli Media. Pengisian angket ini dilakukan pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Kuesioner ini akan berisi tanggapan siswa mengenai kemudahan penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran, serta daya tarik dan manfaat e-modul berbasis Problem Based Learning.

Kuesioner yang akan disajikan oleh mahasiswa diisi dengan melakukan eksperimen kecil dan besar untuk menguji kepraktisan e-modul yang digunakan.

Teknik Analisis Data

Angket respon guru diisi saat melakukan uji coba lapangan yang akan dilakukan pada guru kelayakan E-modul bahan ajar. Wawancara dengan guru dan siswa diperlukan angket untuk mendapatkan informasi dari guru dan siswa tentang buku ajar yang digunakan dan kendala selama ini dalam proses belajar mengajar pada materi Sistem Organisasi Ilmu Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP di Kawasan Sukarami Kota Bengkulu. Pertama-tama peneliti membuat angket untuk guru dan siswa yang berisi beberapa pertanyaan, kemudian guru dan siswa mengisi angket yang telah ditentukan dengan mencentang kategori yang telah peneliti peroleh dari skala Likert yang terdiri dari 5 rating. langkah-langkah sebagai berikut: 33 .

34Parmin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Berwawasan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat, Jurnal Riset Pendidikan, Vol.29 No.

Tabel 3.2  Kriteria Kelayakan
Tabel 3.2 Kriteria Kelayakan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tahap Analisis (Analysis)

Semua responden guru hanya memiliki buku teks tebal dan LKS untuk mengajarkan materi tentang sistem organisasi makhluk hidup. Dari analisis kebutuhan e-modul untuk guru diketahui bahwa guru mengalami kendala dalam mengajarkan materi Sistem Pengorganisasian Kehidupan, sehingga siswa menjadi kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran, hal ini disebabkan penggunaan buku ajar yang tebal. membuat siswa malas belajar, belum adanya guru yang menggunakan e-modul dalam proses pembelajaran dan keterbatasan buku ajar yang dimiliki siswa. Sebagian besar responden siswa menunjukkan bahwa mereka hanya menggunakan buku teks untuk mengajarkan materi tentang sistem organisasi makhluk hidup.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa terlihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi sistem organisasi makhluk hidup karena terlalu banyak materi yang harus diingat dan karena penyajian buku ajar yang dimiliki monoton. . dan tidak menarik, sehingga mereka kurang semangat untuk belajar.

Tahap Perencanaan (Design)

Banyaknya materi yang sulit diingat dan kurangnya gambar untuk dilihat siswa secara langsung. Semua responden menyatakan bahwa mereka membutuhkan alternatif materi pembelajaran yang menarik, tersedia gambar yang menjadi contoh materi, dan tantangan bagaimana menemukan sesuatu melalui pemecahan masalah. Substruktur dalam e-modul ini adalah sel sebagai unit struktural dan fungsional kehidupan, jaringan pada hewan dan tumbuhan, organ pada hewan dan tumbuhan, serta sistem organ pada organisme.

Tahap Pengembangan (Development)

Hasil dari proses penyelesaian berupa e-modul IPA yang selanjutnya siap untuk divalidasi untuk mengetahui kelayakan e-modul IPA pembelajaran berbasis masalah berbasis materi sistem organisasi makhluk hidup. . satu. Validasi pengembangan produk dilakukan dengan menggunakan angket, sehingga data yang disajikan merupakan data hasil validasi e-modul pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning. Validasi yang dilakukan oleh ahli media digunakan untuk menilai produk e-modul pembelajaran berbasis masalah untuk pembelajaran IPA.

Persentase hasil validasi yang dilakukan oleh validator ahli media untuk pengembangan e-modul Problem Based Learning Science adalah sebesar 83,16% yang terdiri dari 20 indikator. 43 Febyarni Kimianti, dkk, Pengembangan E-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Sains untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa, Jurnal Teknologi Pendidikan, hal.Berdasarkan hasil uji kelayakan dan uji praktik, E-modul pembelajaran IPA adalah berdasarkan materi pembelajaran berbasis masalah Sistem organisasi makhluk hidup dinyatakan memungkinkan dan praktis untuk diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 05 Kota Bengkulu.

Gambar 4.1 (a) layout halaman 1,  (b) layout halaman 2
Gambar 4.1 (a) layout halaman 1, (b) layout halaman 2

Tahap Implementasi (Implementation)

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Pembahasan Tahap Analisis (Analysis)
  • Pembahasan Tahap Perencanaan (Design)
  • Pembahasan Tahap Pengembangan (Development)
  • Pembahasan Tahap Implementasi (Implementation)
  • Pembahasan Hasil Tahap Produk Akhir

Berdasarkan hasil penilaian 3 orang guru ahli dapat diketahui bahwa e-modul yang dikembangkan memiliki kategori sangat baik. Aspek komponen bahasa yang diperhatikan untuk mendapatkan e-modul yang dikembangkan dalam kategori sangat baik adalah: (1) kecukupan penulisan dan penggunaan huruf, dan (2) kecukupan petunjuk dan petunjuk. Aspek desain/komponen media yang diperhatikan agar e-modul yang dikembangkan memiliki kategori sangat baik adalah: (1) kejelasan tampilan media, (2) desain sampul, (3) kesesuaian format (4) elemen tata letak lengkap, (5) tata letak halaman, (6) relevansi tujuan pembelajaran dengan AI dan KD, (7) interaktivitas, (8) dan kreatif dan inovatif dalam media pembelajaran.

Dilihat secara garis besar, e-modul pembelajaran IPA yang dikembangkan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Keterbatasan Penelitian

Diharapkan penelitian guru ini dapat dijadikan referensi tambahan untuk lebih menekankan pada pembelajaran berbasis masalah. Pengembangan E-Modul Flat Sederhana Berbasis Problem Based Learning Menggunakan Aplikasi Kvsoft Flipbook Maker untuk Siswa Kelas III Seminar Nasional PGSD UNIKAMA, Vol 4: 10-19. Pengembangan e-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Administrasi Jaringan Kelas XII Teknik Komputer dan Jaringan SMK TI Bali Global Singaraja.KARMAPATI.

Pengembangan E-modul Berbasis Project Based Learning Media Terpadu Komputasi Hiperkimia Pada Materi Bentuk Molekul, Jurnal Riset Pendidikan IPA Siswanto, M.

PENUTUP

Saran

Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar berupa e-modul yang menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Fatmala, Diyan (2016). Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis android pada materi Plantae untuk siswa SMA menggunakan Eclipse Galileo, Biodik Journal 2(1): 1-5. Pengembangan E-Modul Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata Pelajaran “Sistem Komputer” Pada Siswa Kelas X Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja.

Berdasarkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Pelajaran Videografi Untuk Siswa Kelas X Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 1 Sukasada, Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Komputer, 6 (1): 71.

Gambar

Gambar 2.1 Register anyflip.com
Gambar 2.3 Log in
Gambar 2.4Kehalaman E-Modul
Gambar 2.6Template E-Modul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil validasi e-modul interaktif berbasis discovery learning bermuatan kearifan lokal materi elastisitas mendapatkan nilai persentase 80% untuk uji materi produk dan 78%