• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Materi Fluida Dinamis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Materi Fluida Dinamis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

This work is licensed under

a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Materi Fluida Dinamis

Miftahul Jannah Fitri1, Silvi Trisna2*, Iing Rika Yanti3 STKIP PGRI Sumatera Barat, Indonesia1,2,3

mjfmifti@gmail.com1, vinasanguine07@gmail.com2*, iing1408@gmail.com3

Received: March 1st, 2016. Revised: March 15th, 2016. Accepted: March 30th, 2016

Keywords :

Module; SETS; Research and Development; 4-D Models;

Conceptual Understanding;

Validity; Practicality;

ABSTRACT

Penggunaan bahan ajar selama proses pembelajaran dapat memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran secara menyeluruh dan terstruktur. Hal ini disebabkan karena bahan ajar merupakan perangkat pembelajaran yang disusun sistematis dan memuat kegiatan berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada penelitian ini bahan ajar yang dikembangkan adalah modul fisika berbasis model pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) yang valid dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap pembelajaran fisika pada materi fluida dinamis secara keseluruhan dari aspek sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelas XI MIA 1 dengan total subjek 31 orang. Prosedur penelitian yang digunakan adalah model 4-D yaitu define, design, develop, dan disseminate. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka penelitian dibatasi sampai pada tahap develop. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket validditas, praktikalitas, dan uraian soal pemahaman konsep.

Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis untuk melihat kevalidan dan kepraktisan modul serta penilaian terhadap pemahaman konsep peserta didik terhadap materi fluida dinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul fisika berbasis SETS yang dikembangkan terkategori sangat valid dengan rata-rata 82,16. Selanjutnya modul fisika berbasis SETS yang dikembangkan terkategori sangat praktis dengan persentase 84,29%. Kemudian untuk pemahaman konsep peserta didik pada materi fluida dinamis terkategori sangat tinggi dengan rata-rata skor penilaian setiap pertemuan yaitu 87,34. Tingkat pemahaman konsep peserta didik dilihat dari aspek menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan

(2)

membandingkan.

INTRODUCTION

Dewasa ini peran pendidikan sangat penting sebagai upaya membentuk karakter bangsa serta menghasilkan generasi milenial yang inovatif, kreatif dan mampu menghadapi tantangan global yang setiap harinya semakin maju. Saat ini sangat diperlukannya membentuk generasi yang terampil dan cakap dalam memecahkan masalah, bijak membuat keputusan, inovatif dan kreatif, suka bermusyawarah, serta dapat mengkomunikasikan gagasannya secara efektif baik secara individu ataupun berkelompok [1]. Pendidikan yang diselenggarakan untuk mengoptimalkan kemampuan generasi milenial saat ini juga terus melakukakan pembaharuan dalam proses pelaksanaannya.

Pembaharuan pendidikan dilakukan guna mengikuti arus globalisasi yang kian melesat. Salah satu bentuk pembaharuan dalam pendidikan ialah dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan yang saat ini dikenal dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi [2].

Fisika termasuk ke dalam salah satu pembelajaran IPA yang penting untuk diajarkan, karena pembelajaran ini selain memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peserta didik, juga dapat membangun kemampuan berpikir kritis yang dapat diterapkan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Fisika pada hakekatnya adalah sama dengan IPA atau sains, yaitu sebagai produk, fisika sebagai sikap, dan fisika sebagai proses. Fisika dalam makna pembelajaran merupakan sebuah proses menjadikan peserta didik untuk belajar fisika, sementara pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator, jika berhasil pembelajaran ini dapat menyebabkan peserta didik untuk aktif belajar dan menerapkan konsep fisika di dalam maupun di luar kelas [3].

Bahan ajar merupakan perangkat pembelajaran yang memuat kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh pendidik untuk digunakan selama kegiatan pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar pendamping. Minimnya variasi bahan ajar yang digunakan membuat peserta didik kurang optimal dalam menyalurkan tingkat berpikir kritis dalam penyelesaian masalah serta penguasaan materi pembelajaran yang terbatas. Materi pembelajaran yang kurang memberikan gambaran dan keterkaitan materi terhadap konteks fenomena kehidupan yang ada di sekitar peserta didik dapat membuat peserta didik lambat dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik masih bergantung kepada penjelasan pendidik sehingga proses pembelajaran cenderung masih bersifat satu arah dan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pembelajaran masih tergolong rendah.

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan guna meminimalisir timbulnya permasalahan yang ada pada peserta belajar yaitu dengan mengembangkan suatu bahan ajar yang menarik dan praktis untuk pendidik maupun peserta didik. Bahan ajar yang dapat dipilih sebagai salah satu alternatif untuk dikembangkan yaitu modul. Modul adalah program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Modul memuat tujuan pembelajaran, bahan dan kegiatan serta evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran [4].Modul yang dikembangkan juga harus memperhatikan karakter peserta belajar dan model pembelajaran yang dipilih harus berimplementasikan Kurikulum 2013 dan juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu Science, Environment, Technology, and Society atau biasa disingkat SETS.

Pembelajaran berbasis SETS ini membantu peserta didik untuk memanfaatkan lingkungan sekolah guna memperoleh informasi berdasarkan materi yang dipelajari [5]. Pembelajaran berbasis penelitian dengan pendekatan SETS dapat membantu siswa memecahkan masalah dan mendorong peserta didik dalam meningkatkan pemikiran tingkat tinggi keterampilan, salah satunya adalah keterampilan

(3)

tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pembelajaran. Hal ini dilihat berdasarkan sintak atau tahapan yang terdapat pada model pembelajaran SETS. Secara garis besar tahapan dari model pembelajaran SETS yaitu (1) invitasi/inisiasi, yaitu bertujuan untuk merumuskan masalah dan mengetahui hubungan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya, (2) eksplorasi, berisi eksperimen atau aktivitas fisik, melakukan observasi menggunakan kelima panca indra, interaksi sosial sampai pengambilan keputusan, (3) pengenalan konsep, berisi diskusi yang dipandu oleh pendidik dengan memberikan sebuah topik permasalahan sehingga peserta didik aktif bertanya dengan tujuan meluruskan pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, (4) aplikasi, berupa aktivitas tambahan untuk mengaplikasikan konsep pengetahuan yang diperoleh ke dalam bentuk konteks yang berbeda, dan (5) evaluasi, penilaian terhadap hasil yang telah dilakukan selama proses pembelajaran setelah model pembelajaran diterapkan [7].

Pengembangan modul fisika berbasis SETS yang valid dan praktis dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk alternatif guna mengatasi masalah ada. Hal ini diharapkan bisa memotivasi peserta didik untuk aktif dalam menemukan serta meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi fisika khususnya materi fluida dinamis. Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk mengerti dan memahami suatu konsep dan memaknai suatu materi dengan baik [8]. Pemahaman konsep termasuk dalam satu diantara aspek hasil belajar yang diukur, yakni aspek memahami, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman dapat mempengaruhi hasil belajar siswa [9]. Pemahaman konsep peserta didik dinilai berdasarkan aspek penilaian yang terdiri dari kemampuan peserta didik untuk menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, membandingkan, dan mengklasifikasikan [10].

Menafsirkan yaitu dapat menerjemahkan suatu bentuk informasi kebentuk yang lain. Mencontohkan yaitu dapat menemukan contoh dari konsep umum. Menjelaskan yaitu dapat membuat model sebab akibat dalam sebuah sistem . Membandingkan yaitu dapat menentukan keterkaitan antara dua atau lebih objek, ide, maupun peristiwa yang diamati. Mengklasifikasikan yaitu dapat mengelompokkan ciri-ciri yang sesuai dengan contoh dan konsep [11]. Pada penelitian ini, hasil pemahaman konsep peserta didik diukur dari aspek menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan membandingkan.

METHOD

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research and development/ R&D).

Penelitian R&D digunakan untuk mendesain produk atau prosedur yang telah teruji secara sistematis di lapangan, dievaluasi dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria efektivitas, kualitas atau kemiripan dengan suatu standar [12]. Pada penelitian ini prosedur penelitian yang digunakan adalah model 4-D. Dalam model 4-D terdapat empat tahapan penelitian yaitu: 1) define; 2) design; 3) development; dan 4) disseminate [13]. Tahapan penelitian menggunakan model 4-D menggunakan alur seperti bagan pada Gambar 1 berikut [4].

(4)

Fig1. Bagan Tahap Penelitian Pengembangan Model 4-D

Subjek pada penelitian ini yaitu pendidik yang mengajar mata pelajaran fisika dan peserta didik kelas XI program IPA SMA Negeri 5 Sijunjung. Subjek penelitian pada uji coba lapangan terdiri dari 1 orang pendidik dan 30 orang peserta didik kelas XI MIA 1. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber datanya berupa data hasil validitas, praktikalitas dan pemahaman konsep peserta didik, selanjutnya data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada yaitu berupa data analisis awal pada tahap define [14]. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari angket validitas, angket praktikalitas dan uraian soal pemahaman konsep untuk peserta didik.

Analisis Data Validitas dan Praktikalitas

Data yang diperoleh dari penilaian validitas dan praktikalitas dianalisis menggunakan rumus dari Riduwan [15] dengan langkah berikut.

1) Merekapitulasi hasil penyebaran angket 2) Menghitung nilai validitas dan praktikalitas

¿l ai=Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor maksimum x100 % 3) Mencari rerata dari semua responden

X´ NA=

N Ai

n

Interpretasi Data Validitas dan Praktikalitas

Data yang diperoleh dari hasil analisis data selanjutnya dinterpretasikan dengan menggunakan kriteria validitas dan praktikalitas yang dimodifikasi dari Riduwan [15] pada tabel berikut.

Table 1. Kriteria Validitas dan Praktikalitas

Interval (%) Kategori

0 – 20 Sangat Tidak Valid/Tidak Praktis 21 – 40 Tidak Valid/Praktis 41 – 60 Kurang Valid/Praktis

61 – 80 Valid/Praktis

81 – 100 Sangat Valid/Praktis

(5)

kriteria praktis dan sangat praktis dengan perolehan skor praktikalitas yaitu dalam rentang persentase skor 61-100.

Analisis Pemahaman Konsep

Nilai yang diperoleh peserta didik pada pembelajaran fluida dinamis setiap pertemuan dianalisis menggunakan rumus yang dimodifikasi [15] dengan langkah berikut.

1) Menilai jawaban peserta didik berdasarkan indikator penilaian 2) Merekapitulasi penilaian setiap pertemuan

3) Mencari rerata setiap aspek penilaian pemahaman konsep dari setiap pertemuan menggunakan rumus berikut:

X´ NA=

N Ai

jumlah peserta did ik

Interpretasi Pemahaman Konsep Peserta Didik

Kriteria penggunaan dengan skala Lima menurut Arikunto (2005) yang dimodifikasi oleh [16] yang dikelompokkan dengan melihat pedoman pengkategorian, sebagai berikut:

Table 2. Pengkategorian Tingkat Pemahaman Konsep Interval Nilai Klasifikasi

80 – 100 Sangat Tinggi

66 – 79 Tinggi

56 – 65 Sedang

40 – 55 Rendah

39 Sangat Rendah

Selanjutnya pemahaman konsep peserta didik dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan skor rata-rata pemahaman konsep fisika pada materi fluida dinamis dari pertemuan pertama ke pertemuan selanjutnya.

RESULTS AND DISCUSSIONS

Prosedur penelitian pada pengembangan modul fisika berbasis model pembelajaran SETS ini adalah model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu define, design, pengembangan develop, disseminate. Namun pada penelitian ini tahapan tersebut dilakukan sampai pada tahap develop saja. Berikut uraian hasil pengembangan modul pembelajaran yang valid dan praktis merujuk pada tahap 4-D model.

1. Tahap Define Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS

Tahap define merupakan tahap awal dengan melakukan analisis terhadap tiga komponen yaitu analisis kurikulum, peserta didik, dan konsep. Pada analisis kurikulum bertujuan untuk melihat kesesuaian materi yang dikembangkan dengan keterkaitan KI dan KD dan silabus yang digunakan. Selanjutnya analisis kurikulum juga bertujuan untuk mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan silabus yang ditetapkan.

Kemudian analisis peserta didik dilakukan untuk menganalisis karakter peserta didik yang akan menggunakan modul selama proses pembelajaran. Hal-hal yang dipertimbangkan meliputi kemampuan akademik individu peserta didik, kendala selama pembelajaran, motivasi belajar, dan pengalaman belajar sebelumnya. Selanjutnya pada analisis konsep bertujuan untuk menganalisis

(6)

konsep-konsep materi fluida dinamis yang akan dimuat dalam modul dan keterkaitan konsep fluida dinamis dengan unsur model pembelajaran SETS yaitu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

2. Tahap Design Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS

Pada tahap design dilakukan perancangan produk berupa modul fisika berbasis model pembelajaran SETS. Modul dirancang sesuai dengan sintak model pembelajaran SETS yaitu inisiasi, eksplorasi, pengenalan konsep, aplikasi dan evaluasi. Setiap sintak menyajikan konsep keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari meliputi lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Contoh penerapan materi fluida dinamis yang memanfaatkan prinsip tekanan dalam unsur teknologi yaitu seperti desain mesin jet dan roket, sementara dalam masyarakat yaitu aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan seperti menyiram tanaman menggunakan selang yang ujungnya dipersempit. Kemudian pada konsep lingkungan yaitu perancangan cerobong asap pabrik pada ruang tertutup dan mengerucut ke atas.

Secara ringkas bentuk desain modul disajikan pada gambar berikut:

Fig2. Bentuk Sintak Pembelajaran Pada Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS Penyajian kaitan materi dengan konsep kehidupan mendorong peserta didik untuk lebih aktif selama kegiatan belajar. Adanya keterkaitan pembelajaran dengan kehidupan membuat peserta didik akan lebih berminat dan menimbulkan kesan bagus bagi peserta didik sehingga meningkatkan keaktifan peserta didik [17].

3. Tahap Develop Modul Fisika Berbasis Model Pembelajaran SETS

Tahap develop atau tahap pengembangan merupakan tahap untuk menguji kevalidan dan kepraktisan modul pembelajaran fisika berbasis SETS yang dikembangkan. Kemudian melakukan analisis penggunan modul terhadap tingkat pemahaman konsep peserta didik terhadap materi fluida dinamis.

Validitas Modul

Modul divalidasi oleh 3 orang pakar. Validasi modul dilakukan untuk melihat kelayakan modul untuk diuji coba di lapangan. Dari hasil analisis data, dapat diperoleh nilai validitas modul secara umum seperti pada Tabel 3.

Table 3. Hasil Validasi Ahli

Aspek Penilaian Validator Rata-Rata

Validasi

Kategori Validasi

AR HN RZ

Aspek Kelayakan Isi 94,23 78,85 75 82,69 Sangat valid

Aspek Bahasa dan Gambar 91,25 77,50 75 81,25 Sangat valid

Aspek Penyajian 95,19 78,85 75 83,01 Sangat valid

Aspek Kegrafikan 95 75 75 81,67 Sangat valid

Rata-Rata 82,16 Sangat valid

(7)

Modul terkategori sangat valid dengan rata-rata 82,16. Hal ini menunjukkan modul fisika berbasis model pembelajaran SETS yang dikembangkan dinyatakan layak untuk diuji coba pada kegiatan belajar di kelas. Dari data yang diperoleh pada aspek kelayakan isi terkategori sangat valid, hal ini mengindikasikan bahwa indikator, tujuan pembelajaran, dan uraian materi pada modul sesuai dengan tuntutan KI dan KD, kemudian uraian materi yang disajikan sistematis sesuai dengan sintak model pembelajaran SETS. Selanjutnya, pada aspek bahasa dan gambar yang digunakan dalam modul juga terkategori sangat valid, dimana hal ini menyatakan bahasa penyajian modul sudah komunikatif dan mudah dipahami oleh peserta didik, serta gambar dan penulisan istilah juga simbol sudah jelas dan memiliki keterangan yang lengkap. Kemudian pada aspek penyajian juga terkategori sangat valid, pada aspek ini modul sudah tersusun secara sistematis dan menerapkan prinsip pedagogik, yaitu sistem penyajian konsep dari yang umum ke yang khusus dan dari yang mudah ke yang sulit. Pada aspek kegrafikan, modul terkategori sangat valid yang menunjukkan bahwa desain berupa warna dan gambar sesuai dengan materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.

Validasi modul bertujuan untuk menentukan baik atau tidaknya kualitas modul yang dikembangkan.

Dalam memilih media yang baik dan berkualitas haruslah media yang sudah divalidkan oleh beberapa ahli yang sudah teruji, dimana media yang dibuat mampu menyampaikan konsep yang diajarkan [18].

Pada penelitian ini, media tersebut berupa modul pembelajaran fisika berbasis model pembelajaran SETS. Semakin tinggi nilai validitas suatu instrumen, maka akan semakin jitu data yang didapat dari suatu penelitian . Apabila nilai validitas instrumen tinggi, maka instrumen tersebut dapat dipercayai dan sah [19]. Hal ini berarti bahwa berdasarkan skor validitas yang diperoleh, modul fisika yang dikembangkan telah sah dan dapat dipercayai kevalidannya.

Praktikalitas Modul

Selain kevalidan, kelayakan sebuah produk juga ditentukan oleh praktikalitas produk tersebut.

Pengujian kepraktisan pada penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan suatu produk agar dapat dipergunakan oleh peserta didik dan pendidik melalui kemudahan penggunaannya [20]. Nilai praktikalitas modul dapat diketahui berdasarkan instrumen praktikalitas yang diisi oleh pendidik dan peserta didik. Hasil praktikalitas yang diperoleh secara umum disajikan dalam Tabel 4 di bawah ini.

Table 4. Hasil Praktikalitas Secara Umum Aspek Penilaian

Praktisi Rata-Rata

Persentase Praktikalitas

Kategori Validasi Pendidik Peserta

Didik

Kemudahan penggunaan 86,67% 78,96% 82,81 Sangat Praktis

Waktu yang diperlukan 93,33% 69,11% 81,22 Sangat Praktis

Mudah diinterpretasikan 86,67% 78,22% 82,44 Sangat Praktis

Memiliki ekivalensi yang sama 100% 81,33% 90,67 Sangat Praktis

Rata-Rata 91,67% 76,91%

84,29 Sangat Praktis Kategori Praktikalitas Sangat Praktis Praktis

Hasil angket kepraktisan secara umum menunjukkan bahwa modul terkategori sangat praktis dengan persentase 84,29%. Berdasarkan hal tersebut maka modul dinyatakan praktis dari segi kemudahan penggunaan, mudah diinterpretasikan atau mudah dipahami dan dipelajari oleh pendidik dan peserta didik, waktu yang diperlukan, serta memiliki ekivalensi yang sama atau memiliki kesetaraan dan keseragaman materi dengan sumber belajar lainnya yang membahas materi fluida dinamis.

Nilai praktikalitas suatu produk yang tinggi menandakan bahwa produk praktis dan dapat dikembangkan untuk digunakan dalam cakupan yang lebih luas. Semakin tinggi nilai praktikalitas suatu produk maka produk tersebut semakin layak untuk digunakan pada proses pembelajaran [21].

(8)

Hal tersebut berarti secara keseluruhan modul dapat dikatakan praktis dan layak digunakan selama proses pembelajaran.

Pemahaman Konsep Peserta Didik

Pemahaman konsep peserta didik dilihat dari aspek menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan membandingkan. Dari hasil penelitian, perolehan tingkat pemahaman konsep peserta didik disajikan pada diagram berikut ini.

Fig3. Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Materi Fluida Dinamis Berdasarkan aspek penilaian yang digunakan dalam penelitian, diperoleh hasil pemahaman konsep peserta didik pada aspek menafsirkan terkategori sangat tinggi dengan rerata penilaian dari setiap pertemuan yaitu 94,67. Selanjutnya, pada aspek mencontohkan terkategori sangat tinggi dengan rerata 86,98. Kemudian pada aspek menjelaskan dan membandingkan, pemahaman konsep peserta didik juga terkategori sangat tinggi dengan rerata penilaian yaitu 81,10 dan 86,61. Tingkat pemahaman

Menafsirkan Mencontohkan Menjelaskan Membandingkan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Materi Fluida Dinamis

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Aspek Penilaian

Rata-Rata

(9)

keseluruhan aspek penilaian dari tiga kali kegiatan pembelajaran.

Penggunaan modul selama pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Kelas yang memakai modul pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan modul ditinjau dari pemahaman konsep [22]. Pendapat ini mendukung hasil penelitian yang diperoleh, dimana penelitian yang dilakukan dengan menggunakan modul fisika berbasis model pembelajaran SETS meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi fluida dinamis.

CONCLUSION AND SUGGESTION

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Modul Pembelajaran Fisika berbasis SETS untuk peserta didik kelas XI MIA yang dikembangkan terkategori sangat valid dengan skor 82,16. Kevalidan modul tersebut tergambar dari hasil validasi oleh pakar terhadap aspek penilaian modul yang meliputi aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafikan modul. Berdasarkan hal tersebut, maka modul ini dapat diterapkan selama proses pembelajaran fisika dengan pokok bahasan materi fluida dinamis oleh pendidik dan peserta didik. Selanjutnya, modul fisika berbasis SETS terkategori sangat praktis dengan persentase 84,29%. Kepraktisan modul dapat dilihat dari kemudahan pendidik dan peserta didik dalam menggunakan modul selama pembelajaran.

Hal tersebut tergambar melalui penilaian terhadap empat aspek kepraktisan modul yang terangkum dalam instrumen praktikalitas, yaitu aspek kemudahan penggunaan, waktu yang diperlukan, mudah diinterpretasikan, dan memiliki ekivalensi yang sama. Selanjutnya untuk tingkat pemahaman konsep peserta didik mengalami kenaikan pada setiap aspek penilaian. Penilaian pemahaman konsep dilihat dari aspek menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan membandingkan. Pemahaman konsep peserta didik terkategori sangat tinggi dengan rerata aspek penilaian pada setiap kegiatan pembelajaran yaitu 87,4. Berdasarkan data yang diperoleh setelah menggunakan modul, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis SETS sangat bagus untuk diterapkan guna meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi fluida dinamis.

Modul fisika berbasis SETS dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terutama pada aspek menafsirkan dan mencontohkan karena memiliki rata-rata paling tinggi dari aspek lainnya.

REFERENCES

[1] Warsono. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya.

Warsono.pdf. (n.d.).

[2] Khasanah, N. (2015). SETS sebagai Pendekatan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013. 270–277.

[3] Sutrisno. (2006). Fisika dan pembelajarannya. Universitas Pendidikan Indonesia, 3–4.

[4] Handayani, D. L. (2018). Skripsi. Pengembangan Modul Fisika Berbasis SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMA. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNY.

[5] Zahra, M., Wati, W., & Makbuloh, D. (2019). Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology, Society): Pengaruhnya pada Keterampilan Proses Sains. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(3), 320–327. https://doi.org/10.24042/ijsme.v2i3.4357.

[6] Usmeldi. (2017). The Development of Research-Based Learning Models with Science, Environment, Technology, and Society Approach to Improve Critical Thinking of Students. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6(2), 319

(10)

[7] Kadir, A. (2018). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS SETS PADA SISWA MTsN 1 KENDARI. Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, 12(2), 1.

https://doi.org/10.31332/ai.v12i2.638.

[8] Lisma., Kurniawan, Y., & Sulistri, E. (2017). Penerapan Model Learning Cycle (LC) 7e Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Aspek Menafsirkan dan Menyimpulkan Pada Materi Kalor Kelas X SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika , 35.

[9] Rosdianto, H., Murdani, E., dan Hendra. 2017. The Implementation of POE (Predict Observe Explain) Model to Improve Student's Concept Understanding on Newton's Law. Jurnal Pendidikan Fisika Unimed, 6(1): 55-57.

[10] Herimanto. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII Pada Materi Pengukuran. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika , 45.

[11] Radiko, E., Kurniawan, Y., Muliyani, S. (2018). Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika , 3(2), 52

[12] Susilawati & Khoiri, N. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill Untuk Siswa SMA (Halaman 86 s.d. 89). Jurnal Fisika Indonesia, 18(54), 86–89.

https://doi.org/10.22146/jfi.24379.

[13] Thiagarajan, S. (1974). Instructional development for training teachers of exceptional children: A sourcebook. Journal of School Psychology, 14(1), 75. https://doi.org/10.1016/0022- 4405(76)90066-2.

[14] Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media.

[15] Riduwan. (2013). Dasar - Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

[16] Andriani, T., Samad, A., Nurlina. (2013). Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Kelas VIIB SMP Negeri 8 Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika , 1(2), 163.

[17] Sari, Y. P., Studi, P., Kimia, P., & Riau, U. (n.d.). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Dengan Pendekatan Science , Environment , Technology and Society ( Sets ) Pada Pokok Bahasan Dengan Pendekatan Science , Environment ,. 1–9.

[18] Sabani, R., Rahmad, M., Nor, M., Education, P., Program, S., Training, T., & Faculty, E. (n.d.).

Validation and Development of Magnetic Field Interactive Multimedia Using Adobe Flash As a Physics Learning Media for Twelfth Grade in Validasi Pengembangan Multimedia Interaktif Medan Magnet Menggunakan Adobe Flash Sebagai Media Pembelajaran Fisika Kelas. 1–14.

[19] Hayati, S., & Lailatussaadah, L. (2016). Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Pembelajaran Aktif, Kreatif Dan Menyenangkan (Pakem) Menggunakan Model Rasch. Jurnal Ilmiah Didaktika, 16(2), 169. https://doi.org/10.22373/jid.v16i2.593.

[20] Prakarsa, G., Education, P., & Program, S. (n.d.). Practicality Test of Oersted Experimental Devices as Physics Learning Media for Senior High School. 1–15.

[21] Menrisal, Yunus, Y., & Rahmadini, N. S. (2019). Perancangan dan Pembuatan Modul Pembelajaran Elektronik Berbasis Project Based Learning Mata Pelajaran Simulasi Digital SMKN 8 Padang. Jurnal Koulutus: Jurnal Pendidikan Kahuripan, 2(1), 1–16.

[22] Lasmiyati. (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat SMP. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 172.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul berbasis penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika pada materi peluang yang valid dan praktis untuk siswa kelas XI-IPS