PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK AL-HIKMAH MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh
Hasia Mursidan NIM 180110106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM (UIN) MATARAM
2022
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK AL-HIKMAH MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Serjana Pendidikan
Oleh Hasia Mursidan NIM 180110106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM (UIN) MATARAM
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Hasia Mursidan, NIM: 180110106 dengan judul “Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Tahun Ajaran 2021/2022”
telah memenuhi syarat dan persetujuan untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:
Pembimbing I,
Dr.Zainudin, M.Ag
NIP.197705232006041002
Pembimbing II,
Muhamad Ahyar Rasidi, M.Pd NIP.198602152019031007
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 2022
Hal: Ujian Skripsi Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan di Mataram
Assalamu’ alaikum, Wr. Wb
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa Skripsi Saudari:
Nama Mahasiswa : Hasia Mursidan
NIM : 180110106
Jurusan : PIAUD
Judul : Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Mataram
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar Skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’ alaikum, Wr, Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II
Dr. Zainudin, M.Ag Muhamad Ahyar Rasidi, M. Pd NIP. 197705232006041002 NIP. 198602152019031007
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hasia Mursidan
NIM : 180110106
Pogram Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “ Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Mataram” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Jika saya terbukti melakukan plagiat/karya tulis orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, 2022
Saya yang menyatakan,
Hasia Mursidan NIM:180110106
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Hasia Mursidan, NIM: 180110106 dengan judul “ Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Mataram” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada hari
Dewan Penguji
Dr. Zainudin, M.Ag : (Ketua Sidang/Pemb. I)
Muhamad Ahyar Rosidi, M. Pd : (Sekretaris Sidang/Pemb. II)
Dr.Hj. Nurul Yakin, M.Ag : (Penguji 1)
Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd : (Penguji 2)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr Jumarim, M. H. I NIP. 1976123112005011006
MOTTO
Niat adalah ukuran dalam menilai benar satu perbuatan. Oleh karenanya ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niat buruk, maka perbuatan itu
buruk.1
{Imam An Nawawi}
1 Imam An Nawawi, “ Moto Hidup Pendidikan, Tingkatkan Semangat Belajar” , dalam https://m-brilio-net.cdn.ampproject.org/v/s/m.brilio.net/amp/wow/101, diakses tanggal 11 November 2021.
PERSEMBAHAN
“ Ananda persembahkan skripsi ini terutama untuk kedua orang tuaku tercinta (Muhamad Yusuf dan Siti Aminah), dan kakak ku Eda Fitria Paradewi yang telah memberikan support, do’ a dan dukungan untuk mengerjakan skeripsi ini. Serta sahabat dan teman-teman kelasku (PIAUD D) yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterilibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Bapak Dr. Zaenudin,M.Ag sebagai pembimbing 1 dan Bapak Muhamad Ahyar Rosidi, M.Pd sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Ibu Nani Husnaini, M.Pd dan Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
3. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan.
5. Semua pihak yang turut membantu dalam menyusunan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamiin.
Mataram, peneliti
Hasia Mursidan NIM.180110106
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN NOTA DINAS ...iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN MOTO ...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
ABSTRAK ... xv
BAB l PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 6
E. Telaah Pustaka ... 7
F. Kerangka Teori ... 10
1. Pengembangan Kepribadian ... 10
a. Pengertian Pengembangan ... 10
b. Prinsip-prinsip Perkembangan ... 13
c. Ciri-ciri Perkembangan ... 14
d. Faktor-faktor Mempengaruhi Perkembangan Anak ... 15
2. Kepribadian Anak ... 26
a. Pengertian kepribadian Anak ... 26
b. Metode Pengembangan Kepribadian ... 28
c. Jenis-jenis Kepribadian Anak ... 29
d. Indikator Kepribadian ... 32
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak ... 33
G. Metode Penelitian ... 48
BAB ll PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 58
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58
B. Metode Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Mataram ... 65
C. Kepribadian yang Dominan Muncul Pada Pengembangan Kepribadian Anak di TK Al-Hikmah Mataram ... 71
D. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Pengembangan Kepribadian Anak Di Tk Al-Hikmah Mataram ... 75
BAB lll PEMBAHASAN ... 80
A. Metode Pengembangan Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Hikmah Mataram ... 80
B. Kepribadian yang Dominan Muncul pada Pengembangan Kepribadian Anak Di TK Al-Hikmah Mataram ... 84
C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dalam Pengembangan Kepribadian Anak di TK Al-Hikmah Mataram ... 87
BAB lV PENUTUP ... 91
A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nama-nama Guru TK Al-Hikmah Mataram, Tabel 2.2 Jumlah Siswa TK Al-Hikmah Mataram,
Tabel 2.3 Sarana Dan Prasarana TK Al-Hikmah Mataram, Tabel 2.4 struktur organisasi TK Al-Hikmah Mataram,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 pedoman observasi Lampiran 2 kisi-kisi observasi guru
Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Guru Di Kelompok B2 TK Al-Hikmah Mataram
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL-HIKMAH MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh : Hasia Mursidan NIM 180110106
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengembangan kepribadian anak untuk mengetahui: 1) metode pengembangan kepribadian anak dengan contoh yang nyata, 2) metode pengembangan kepribadian memberikan nasehat yang positif pada anak, 3) metode pengembangan kepribadian anak untuk mengendalikan emosionya, dan 4) metode pengembangan kepribadian anak dengan mengenalkan tuhan dan agama sejak dini. Dan faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah Mataram tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan cara reduksi data, data display, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengembangan kepribadian pada
anak usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah dilaksanakan melalui : 1) mengajari anak dengan contoh yang nyata, 2) memberikan nasehat yang positif pada anak selama pembelajaran berlangsung, 3) mengajarkan anak untuk mengendalikan emosinya, 4) mengenalkan tuhan dan agama pada anak sejak dini. Kepribadian yang dominan muncul pada pengembangan kepribadian anak adalah tipe phlegmatis, tipe kepribadian cenderung pendiam, mengalah dan sering menghindari konflik.
Sedangkan dari ketiga kepribadia itu, yang paling dominan adalah kepribadian yang ceria dan suka bergaul dengan banyak teman. Adapun faktor penghabat dan pendukung dalam pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah Mataram yaitu: hambatan dalam memahami sesuatu, dan hambatan interaksi sosial pada anak. Sedangkan faktor pendukung lingkungan tempat tinggal dan Lembaga sekolah.
Kata kunci : Pengembangan, Kepribadian Anak
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengembangan kepribadian dan proses berfikir anak yang menjadi tujuan pembelajaran bagi anak usia dini diselenggarakan dengan cara memberikan kebebasan pada anak yang memilih sendiri permainan yang sesuai dengan kemampuannya. Untuk mengetahui kecerdasan yang diamati pilihan anak ketika mereka disuruh memilih mainan.
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orang tua.
Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mengetahui kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang tua tanpa arahan dan pendampingan orang tua, maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.
Pengembangan kepribadian penting sekali dilakukan ketika anak dalam masa-masa usia dini. Awal perkembangan kepribadian berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi prilaku dikemudian hari. Lingkungan dimana anak hidup sangat penting untuk memberikan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan perubahan yang terus menerus dialami, tetapi ia menjadi kesatuan. Perkembangan berlangsung dengan perlahan- lahan melalui masa demi masa.2
Perkembangan juga merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan
2 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986),h.74
sekaligus sebagai fungsi kedewasaan dan interaksi dengan lingkungan.
Dalam perspektif psikologo, perkembangan merupakan perubahan progresif yang menunjukkan cara bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan.3
Kepribadian bukan merupakan sesuatu yang statis karena kepribadian memiliki sifat-sifat dinamis yang disebut dinamika kepribadian. Dinamika kepribadian ini berkembang pesat pada diri anak-anak (masa kanak-kanak) karena pada dasarnya mereka masih memiliki pribadi yang belum matang, yaitu masa pembentukan kepribadian. Oleh karena kepribadian memiliki sifat dinamis sehingga pada diri seseorang sering mengalami masalah kepribadian. Masalah kepribadian dapat berupa gangguan dalam pencapaian hubungan harmonis dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Beberapa masalah dalam kepribadian seseorang yang sering terjadi misalnya: sifat pemalu, dengki, angkuh, sombong, kasar, melawan aturan dan lainnya. Sebagai sesuatu yang memiliki sifat kedinamisan, maka karakter kepribadian seseorang dapat berubah dan berkembang sampai batas kematangan tertentu.
Kepribadian merupakan hal penting bagi setiap manusia, karena dari kepribadian itulah setiap prilaku dan aktivitas manusia bisa dinilai. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Kepribadian adalah salah satu syarat mutlak bagi manusia untuk memancarkan eksistensinya di dunia, terutama dalam anugra manusia
3 Novi Mulyani, “ Perkembangan Emosi Dan Sosial Pada Anak Usia Dini” , Insania, Vol.
18, Nomor 3,September-Desember 2013, h. 423.
sebagai mahluk sosial, baik secara internal (“ sosial” untuk dirinya sendiri) maupun secara eksternal (sosial untuk orang lain).4
Perkembangannya sejalan dengan perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Perkembangan cara berpikir ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar seseorang yang mengkristal sebagai pengalaman dan hasil belajar. Hasil belajar dan pengalaman inilah yang memberi warna pada kehidupan seseorang nantinya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, seringkali menemukan suatu masalah dalam proses pembentukannya. Ada faktor-faktor yang selalu mempengaruhi perkembangan yang terjadi dalam pembentukan kepribadian manusia. Oleh karena itu, kepribadian tidak boleh bersifat mutlak. Kepribadian dapat dibentuk dan diusahakan sesuai dengan bentuk kepribadian yang normal dan adaptif.
Menurut Koentjaraningrat kepribadian itu adalah berbagai perasaan, emosi, kehendak dan keinginan yang ditujukan kepada berbagai macam hal dalam lingkungannya. Kepribadian adalah keseluruhan sikap ekpresi, perasaan, ciri khas dan juga perilaku seseorang.5
Menurut Gorden Allport seorang psikologis jerman yang merupakan pakar kepribadian, mengatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang
4 Maya Rosiyana, “ Pengaruh Teman Sebaya Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak, (Skripsi, FKIP UM Purwokerto, Purwokerto, 2016), h.1.
5 Charles H.Cooly, dalam http//falah.karisma.blokspot.co.id/Tipe-tipe Kepribadian.diakses tanggal 4 januari 2017
khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk sangat fleksibel, dan belum mengalami pristiwa traumatik. Di samping itu, anak usia dini masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga mungkin melakukan perubahan-perubahan radikal untuk memperbaiki kepribadiannya.
Berdasarkan observasi awal di TK AL-Hikmah. Saya melihat sudah banyak anak yang mampu membentuk kepribadian mandiri pada anak.Terlihat dari sikap anak yang disiplin pada waktu, mampu melaksanakan aktifitasnya sendiri.
Hal tersebut yang membuat peneliiti merasa tertarik atau tertantang melakukan penelitian tentang pengembangan kepribadian dengan judul pengembangan kepribadian anak usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pengembangan kepribadian anak usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah tahun ajaran 2021/2022?
2. Kepribadian apa saja yang dominan muncul pada pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah tahun ajaran 2021/2022?
3. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah tahun ajaran 2021/2022?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui metode pengembangan kepribadian anak usia 5- 6 tahun di TK Al-Hikmah
b. Untuk mengetahui kepribadian yang dominan muncul pada pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah
c. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah.
2. Manfaat penelitian a. Secara Teoritis
1) Dari hasil penelitian diharapkan dapat membantu serta menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam mengembangkan sebuah pemikiran tentang pengembangan kepribadian yang diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
2) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasih bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian secara lebih mendalam yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian anak pada usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah tahun ajaran 2020/2022.
b. Secara Praktis 1) Bagi Guru
Dengan adanya penelitian tersebut dapat bisa memberi tambahan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai sumber informasi bagi pendidik atau guru khususnya guru di anak usia dini maupun TK.
2) Bagi Peneliti
Bersama peneliti tersebut dapat bisa memberi tambahan wawasan, pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam menerapkan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan serta dapat menjadi sumber rujukan atau sumber informasi dalam penelitian yang sama
D. Ruang lingkup dan setting penelitian 1. Ruang lingkup
Melihat luasnya pembahasan yang terkandung didalam penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan pada pembahasan yang lebih spesifik. Pembahasan ini dimaksud agar dalam penelitian selanjutnya menjurus terhadap permasalahan-permasalahan yang terperinci sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun batasan dalam masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Metode Pengembangan kepribadian anak pada usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah
b. Apa saja kepribadian yang dominan muncul pada pengembangan kepribadian anak di TK Al-Hikmah
c. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung di TK Al- Hikmah.
2. Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Al-Hikmah, yang terletak di Jln.Pagutan. Dengan subyek penelitian yaitu kepala sekolah dan guru yang mampu memberikan informasi mengenai pengembangan kepribadian anak usia 5-6 tahun.
E. Telah pustaka
Telaah pustaka yang dimaksud adalah penelitian terdahulu yang relavan dengan judul peneliti yaitu tentang peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak. Berikut beberapa penelitian yang relavan dengan penelitian yang akan diteliti:
1. Penelitian oleh Rifqo Zakiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, dalam skripsi yang berjudul Pengembangan Integritas Kepribadian Anak Berdasarkan Kajian AL-Qur’ an Surat AL-Khafih Ayat 60-82. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifqo Zakiyah bahwa Pengembangan Integritas.6
Kepribadian Anak Berdasarkan Kajian AL-Qur’ an Surat Al- Khafih Ayat 60-82.Adapun persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Rifqo Zakiyah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
6 Rifqoh Zakiyah,” Pengembangan Integrasi Kepribadian Anak Berdasarkan Kajian AL- Qur’ an surat AL-Khafih Ayat 60-82,(Skripsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta,2014)
yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif, dan juga sama-sama membahas tentang pengembangan. Adapula perbedaan dalam penelitian yaitu di skripsi Rifqo Zakiyah lebih menekankan pada pengembangan integritas kepribadian sedangkan dalam penelitian ini yaitu lebih menekankan pada pengembangan kepribadian anak.
2. Penelitian oleh Endang Nur Khayati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAN. dalam skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Kepribadian Peserta Didik Melalui Kegiatan Rohis (keagaman) . Hasil penelitian yang dilakukan oleh Enilia Safitri bahwa peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak di era milenial.7
Adapun persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Endang Nur Khayati dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif,dan juga sama- sama membahas tentang Pengembangan kepribadian. Adapula perbadaan dalam penelitian yaitu di skripsi Endang Nur Khayati lebih menekankan pada strategi pengembangan kepribadian melalui kegiatan rohis sedangkan dalam penelitian ini yaitu lebih menekankan pada pengembangan kepribadian anak.
3. Penelitian oleh Evi Fitri Yeni fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Institusi Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Dalam skripi yang berjudul Peranan Oran Tua Terhadap Pembentukkan Kepribadian
7 Endang Nur Khayati,”Strategi Pengembangan Kepribadian Peserta Didik Melalui Kegiatan Rohis,(Skripsi,FTIK, IAIN,Ponorogo, 2018)
Anak di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Evi Fitri Yeni bahwa peranan orang tua terhadap pembentukkan kepribadian.
Adapun persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Evi Fitri Yeni dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif , dan juga sama-sama membahas tentang kepribadian anak usia dini. Adapun perbedaan dalam penelitian iyaitu di skripsi Evi Fitri Yeni lebih menekankan pada Peran orang tua terhadap pembentukan kepribadian sedangkan dalam penelitian ini yaitu lebih menekankan pada pengembangan kepribadian anak.8
F. Kerangka Teori
1. Pengembangan Kepribadian a. Pengertian Pengembangan
Perkembangan adalah perubahan progesif dan masuk ke dalam individu dari lahir sampai mati. Arti lainnya dari perkembangan adalah perubahan yang dialami organisme individu ke tingkat
8 Evi Fitri Yeni,” Peranan Oran Tua Terhadap Pembentukkan Kepribadian Anak Di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara, (Skripsi, FDIK,IAIN,Lampung, 2017)
kedewasanya secara sistematis, progresif, dan terus menerus, baik secara fisik maupun psikis (rohania).9
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar setiap anak tidak biasa melawati satu tahap perkembangan sebelum melewati perkembamngan sebelumnya, karena itu merupakan perkembangan awal pada masa kritis karena akan menetukan perkembangan selamjutnya.10
Menurut Harlimsyah perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motoric), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan).11
Menurut Paul, dan strauss bahwa perkembangannya adalah suatu proses perubahan pertumbuhan dari waktu ke waktu sebagai fungsi dari kedewasaan dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan mencerminkan psikologis yang khas. Proses perkembangan keadaan global dan kuranngnya diferensiasi.
Artikulasi dan integrase meningkatkan secara perlahan-lahan.
Proses diferensisasi itu adalah totalitas dalam diri anak, bahwa
9 Fransisca Dewi Mangesti,”Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Di Tk Muslimat NU Ponorogo, (Skripsi, FTIK IAIN Ponorogo, Ponorogo,2020), h.36.
10 Nur Khamim,” STAI Daruttaqwa Gresik,Indonesia” Perkembangan Kepribadian Anak Dengan Pola Asuh Primisif, Over Protektif Dan Otoritatif “ ,Vol.01, Nomor 01,January 2021, h.29.
11 Harlimsyah, Perkembangan Anak,2017
bagian dari apresiasi totalitas ini secara bertahap menjadi lebih jelas dalam keseluruhan.12
Perkembangan memerlukan pengetahuan tentang berbagai aspek anak, seperti motorik, Bahasa, emosional, perkembangan sosial dan kognitif. Dalam membahas lima aspek perkembangan ini, ahli bekerja di bidang psikologi, khususnya psikologi perkembangan, menggunakan istilah dalam mengemukakan teori dan penjelasannya.
Baradja diungkapkan pula bahwa perkembangan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang permanen dan abadi, yang bersifat permanen dalam arti setiap akan melakukan atau melalui suatu proses perkembangan yang mengarah ketingkat selanjutnya integrase lebih tinggi. Abadi disini artinya jika perkembangannya sudah berlangsung tidak akan kembali atau mundur kebelakang.
Menurut Hurlock perkembangan akan berubah progesif yang terjadi sebagai hasil dari proses kedewasaan dan pengalaman.
Sedangkan Van den Daele dalam Hurlock mengatakan bahwa perkembangan berarti perubahan kualitatif. Perkembangan tidak hanya menambah beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau meningkatkan kemampuan seseorang, tetapi suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan.
12 Fransisca Dewi Mangesti,Peran…,hlm.37.
Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yaitu; pertumbuhan dikhususkan pada perubahan fisik dan bentuk tubuh, sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada perubahan psikologis.13
Perkembangan berlangsung melalui sejumlah tahap, yang masing-masing memiliki karakteristik yang dapat diprediksi.
Beberapa teori menekankan tahapan yang dapat diprediksi dari semua bidang perkembangan anak, sementara yang lain membatasi diri pada bidang perkembangan spesifik Hurlock. Ericson dalam Hurlock memiliki pendapat yang sama tentang perkembangan anak-anak itu setiap anak tumbuh melalui tahapan yang dapat diprediksi dan tahapan tersebut tidak terbatas pada masa kecil hingga usia tua.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah perubahan progresif yang terjadi sebagai hasil dari proses pendewasaan dan pengalaman terjadi pada manusia secara terus menerus bergerak maju dan tidak bisa begitu saja mundur, dalam hal ini lebih bersifat kualitatif karena berkenan secara psikologis.
Bradja mengungkapkan bahwa manusia berkembang sesuai dengan proses yang terjadi pada individu dan lingkungan.14
13 Anastasia Juwita Asih Pangesti, “Penguasaan Tugas Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Suatu Studi Kasus, (Skripsi, FKIP USD Yogyakarta, Yogyakarta, 2008), h.21-23.
14 Bradja, Psikologi Perkembangan,2005.hlm.3.
b. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan meliputi :
1) Perkembangan adalah proses yang tidak pernah berakhir Manusia terus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau pembelajaran sepanjang hidupnya.
Pengembangan sedang berlangsung dari masa pembuahan sampai kedewasaan. Semua aspek pengembangan saling mempengararuhi.
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosional, kecerdasan, dan secara sosial, satu sama lain akan saling mempengaruhi. Ada hubungan positif atau korelasi antara aspek-aspek ini.
2) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola arah tertentu. Setiap tahap perkembangan adalah hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat untuk pengembangan lebih lanjut. Perkembangan terjadi di saat berbeda.
Perkembangan fisik dan mental yang mencapai kedewasaan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda.
3) Setiap perkembangan memiliki karakteristiknya sendiri
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh: seorang anak pada usia dua tahun, anak fokus mengetahui lingkungan
mereka. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan itu berpusat menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan lingkungan).
4) Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
Pada prinsipnya cara hidup biasa dan Panjang umur, individu akan mengalami tahap perkembangan: bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia.15
c. Ciri-Ciri Perkembangan
Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut menurut Soetjiningsih adalah:
a. Perkembangan adalah proses yang kontinu dari konsepsi samapai maturase. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.
b. Dalam priode tertentu ada masa percepatan atau masa perlambatan. Terdapat 3 priode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
c. Perkembangan memiliki pola yang sama pada sertiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.
d. Perkembangan dipengaruhi maturase system saraf pusat. Bayi akan menggerakan seluruh tubunya, tangan dan kakinya kalua
15 Yusuf L.N, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, 2017
melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
e. Refleks primitif sperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.16
d. Faktor-faktor Mempengaruhi Perkembangan Anak
Setiap makhluk hidup yang berkembang mengalami perubahan dari rendah ke tinggi, dari tidak paham menjadi paham. Perubahan di dasarkan pada proses terjadi di dalam dan proses belajar dialami dari luar individu. Seberapa cepat dan seberapa besar proses perkembangan di pengaruh oleh faktor keturunan dan lingkungan.17
a. Faktor keturunan
Keturunan merupakan faktor bawaan individu yang diperoleh dari orang tua. Keturunan diwarisi orang tua untuk anak melalui struktur genetik. Keturunan adalah hasil pembuahan yang terjadi dari kombinasi antar kromosom.
Terdapat perbedaan kromosom pada pria terdapat kromosom XY sedangkan pada wanita terdapat kromosom XX".
Dari sel-sel yang membentuk kromosom dari orang tua kepada anak-anak mereka, yaitu sifat, bakat dan bentuk fisiknya. Kromosom ibu dan ayah menyatu ketika pembuahan
16 Jtptunimus-Gdl-Dimasajila,” Dokter Anak Indonesia Perkembangan Anak” ,dalam http://digilib.unimus.ac.id
17 Anastasia Juwita Asih Pangesti, Penguasaan…, h. 23.
terjadi dalam rahim ketika sel telur bertemu dengan sel sperma.
Kromosom mengandung bagian-bagian lebih kecil akan dibawa hereditas sejati, bagian itu disebut gen. Kelahiran seorang anak tergantung pada kromosom mana yang dominan. Warisan gen tidak hanya bersifat fisik dan berlaku pada perilaku berasal dari pengalaman dan proses belajar. Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa adanya pengaruh dari luar individu selama pembuahan. Pengaruh eksternal dapat menghambat perkembangan individu.
Teori nevetisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. 18 Nevetisme Mubin dan Cahyadi berpendapat bahwa setiap individu yang dilahirkan membawa bakat, baik dari orang tua, nenek moyang. Jika alamnya baik anak pun akan baik di masa depan, begitu pula sebaliknya.
Pengaruh lingkungan atau Pendidikan apapun tidak akan berarti apa-apa, karena semua bakat atau sifat akan tumbuh dengan sendirinya tanpa berubah. Faktor genetik tidak hanya menurunkan fisik tetapi juga bakat, minat, dan sifat. 19Contoh nyata dalam kehidupan adalah kesamaan bentuk fisik, yaitu
18 Ibid, h. 24.
19 Ibid, h. 25.
kesamaan wajah dan bentuk tubuh. Di samping itu, ketika Ayah dan Ibu adalah seorang seniman. Jadi bahwa faktor genetik hanya menurun secara fisik tidak benar karena ada sifat, bakat dan minat diturunkan orang tua untuk anak melalui genetika.
b. Faktor lingkungan
Menurut empirisme, lingkungan menentukan pola hidup dan perkembangan manusia. Pengertian tersebut berpandangan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi proses perkembangan individu. Salah satu empirisme adalah Watson yang menyatakan “ berikan seribu anak akan saya bentuk seribu manusia” . 20
John Locke berpendapat bahwa manusia dapat dibentuk sesuai dengan kehendak kita, menyatakan bahwa manusia itu seperti kertas putih, jika merah akan menjadi merah, teori ini dikenal dengan tabularasa. Lingkungan tidak hanya mempengaruhi perkembangan individu tetapi juga individu yang mempengaruhi lingkungan. Jadi akan ada hukum alam yang saling mempengaruhi.
Faktor lingkungan terdiri dari : 1) Lingkungan keluarga
20 Ibid.
Keluarga merupakan kelompok sosial kecil bersifat universal, artinya lingkungan ada dalam masyarakat luas.
Keluarga mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu dan merupakan lingkungan sosial utama. Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan individu karena keluargalah yang memberikan stimulus bagi individu untuk berkembang. Setiap kondisi yang tidak menguntungkan dalam hubungan keluarga akan menimbulkan masalah psikologis dengan akibat yang serius dan meluas, terutama pada kepribadian individu. 21
Keluarga berkembang secara fisik, afektif dan psikomotorik karena dalam keluarga individu mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis. Keluarga merupakan suatu penempatan dalam kehidupan individu yang dikenalkan dengan nilai-nilai agama, nilai moral, budaya dan kecakapan hidup. Keluarga memberikan penanaman, pendampingan, dan pembiasaan untuk hidup dalam nilai tinggi dipegang secara tegas oleh keluarga yang mengenyam Pendidikan dini di kehidupan individu.
Dengan menanamkan nilai kehidupan tersebut, terutama orang tua berharap agar anak menjadi pribadi yang sesuai dengan harapan keluarga.
21 Ibid, h. 26.
Menurut Ahmadi, A dan Sholeh, M, keluarga adalah tempat dimana anak-anak diasuh dan dibesarkan. Keluarga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Kondisi ekonomi rumah tangga dan tingkat kemampuan orang tua dalam membesarkan anak sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan ekonomi sedang umumnya sehat dan tumbuh lebih cepat daripada anak-anak dari keluarga miskin. Begitu juga dengan anak yang orang tuanya pendidikan akan menghasilkan anak yang terdidik. 22
Hal lain yang mempengaruhi perkembangan individu yang berasal dari keluarga adalah bersosialisasi atau bergaul, baik dengan teman maupun keluarga. Selain bersosialisasi dengan anggota keluarga, individu juga belajar untuk bertanggung jawab, bekerja sama, toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain melalui keluarga.
Jadi keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan individu, karena melalui keluarga individu belajar banyak hal utama dari keluarga. Mulai dari agama hingga cara bergaul yang pada akhirnya membantu individu dalam rentang kehidupan selanjutnya. Selain itu, keluarga juga membentuk kepribadian individu.
22 Ahmadi,A, Sholeh,M, Psikolgi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 26.
2) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah mempengaruhi perkembangan individu karena di sekolah individu mendapatkan Pendidikan formal. Di sekolah, individu mendapatkan pengajaranda bimbingan dan pelatihan yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar individu. 23
Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap pengetahuan diri dan pembentukan konsep diri individu.
Sekolah menyediakan proses indifikasi individu melalui berbagai aktivitas yang mampu mengembangkan potensi dasar yang ada dalam diri individu. Dalam perkembangan selanjutnya, individu meniru hal-hal yang diajarkan dan dilatih di sekolah, kemudian individu mengolah dengan identitasnya. Dengan demikian lingkungan sekolah membantu anak-anak untuk mengetahui diri sendiri dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri anak dengan lebih baik.
Menurut Havighurs, sekolah memiliki peran atau tanggung jawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan perkembangan, sehingga sekolah membuat
23 Ibid, h. 27.
kegiatan dapat mengembangkan potensi dasar yang ada pada individu dengan mengembangkan kreativitas. 24
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mendorong perkembangan individu, karena sekolah merupakan pengaruh komparatif terhadap perkembangan anak di lingkungan keluarga. Pendidikan yang diterima dirumah dibandingkan dengan pendidikan yang diterima di sekolah dan akhirnya individu membuat sendiri dan menerapkan kehidupannya.
Menurut Yusuf, S, sekolah merupakan faktor penentu perkembangan kepribadian seorang anak baik dalam cara berpikir, maupun berperilaku. Menurut Yusuf, ada beberapa alasan sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan kepribadian anak, yaitu:
a) Siswa hadir disekolah
b) Sekolah mempengaruhi anak sejak awal, seiring dengan perkembangan anak
c) Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu disekolah daripada di tempat lain di luar rumah
d) Memberi kesempatan untuk anak mencapai keberhasilan e) Memberi anak kesempatan pertama untuk menilai diri
dan kemampuannya secara realistis.25
24 Havighurs, Penguasaan Tugas Perkembangan Anak, (Yogyakarta, 2008), h. 29.
Menurut Ahmadi,A dan Sholeh,M, sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, terutama kecerdasannya. Individu yang tidak bersekolah akan tertinggal banyak hal, karena sekolah berperan dalam meningkatkan pola pikir individu. Melalui sekolah, individu dapat mempelajari berbagai ilmu yang juga menentukan pola pikir. Individu yang belajar di fakultas keguruan memiliki kepribadian berbeda dengan individu yang belajar di fakultas teknik. Begitu juga mereka yang lulus SMA akan memiliki pola pikir yang berbeda dengan individu yang tidak bersekolah. 26
3) Lingkungan teman sebaya
Menurut Bradja, teman sebaya membantu untuk menyatukan perasaan, pikiran, dan prilaku dengan orang lain. Dukungan teman sebaya untuk menjalin hubungan sosial, antara satu dengan yang lain dan pada akhirnya akan saling mempengaruhi. Dorongan untuk bersama-sama secara pantas sesuai dengan seragam akan menimbulkan konformitas, agar dapat diterima dalam kelompok sebaya.
25 Yusuf, S, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:Rosda, 2011), h. 42.
26 Ahmadi,A, Sholeh,A, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Rineka Cipta, 1991), h. 29.
Teman sebaya lebih berpengaruh daripada keluarga.
Alasannya :27
a) Memiliki kesamaan perasaan, pikiran dan perilaku satu lainnya. Tumbuh satu sama lain dan pengertian.
b) Komunikasi dan berinteraksi nyata dengan teman sebaya, dan saling menanggapi tanpa perintah dan tekanan.
c) Munculnya keinginan yang sama sesuai dengan perkembangan usianya, sama-sama memiliki perkembangan.
d) Perilaku yang mendorong individu untuk mengikuti dan melakukannya.28
Menurut Yusuf,S, peer group sangat mempengaruhi kepribadian seorang anak, yang dapat dilihat beberapa aspek berikut:
a) Kognisi sosial adalah kemampuan memikirkan pandangan, perasaan, motif, dan perilaku diri sendiri dan orang lain. Memiliki kemampuan yang kuat untuk bersosialisasi atau berteman dengan teman sebayanya.
27 Ibid, h. 30.
28 Ibid.
b) Konformitas adalah motif untuk menyesuaikan dirinya, dengan nilai-nilai kebiasaan, hobi, budaya teman sebayanya. 29
4) Lingkungan masyarakat
Menurut Ahmadi,A dan Sholeh, M masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak, termasuk teman-teman anaknya di luar sekolah. Kondisi masyarakat pedesaan atau perkotaan dimana mereka tinggal memiliki pengaruh penting perkembangan. 30
Anak-anak mereka yang tumbuh di kota akan memiliki pola pikir yang berbeda dengan anak-anak yang tumbuh di desa. Anak kota umumnya lebih dinamis dan aktif di bandingkan dengan anak pedesaan, cenderung statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapat, ramah dalam bersikap interaksi sehari-hari. Berlawanan dengan kota, anak desa umumnya kurang berani mengemukakan pendapat, pemalu, sedikit kaku dalam bersosialisasi. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas merupakan hasil pengaruh dan lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.31
29 Ibid, h. 31.
30 Ahmadi, A, Sholeh, M, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 52.
31 Ibid.
5) Keadaan alam sekitar
Kondisi tempat tinggal juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Lingkungan alam adalah tempat tinggal anak, di kota, desa, pantai atau di pegunungan. Menurut John Locke ada beberapa jenis manusia berdasarkan bentuk lingkungan tempat tinggalnya yaitu :
a) Tipe berotot adalah orang yang tinggal di daerah sulit dan memiliki otot dan anggota tubuh yang kuat.
b) Tipe pernapasan orang yang tinggal di daerah pertanian, memiliki rongga dada besar.
c) Tipe pencernaan orang kaya atau tuan tanah, memiliki perut gemuk, mata kecil, leher pendek dan rahang besar.
d) Tipe otak orang yang tinggal di kota, butuh banyak pekerjaan dengan otak yang penuh masalah hidup, punya dahi yang menonjol, rambut yang bahkan jarang botak, kuping yang lebar, mata yang bersinar, kaki dan tangan yang kecil. 32
Lingkungan sangat penting bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu dalam pembuahan, lingkungan telah mengambil bagian dalam proses pembuahan/pertumbuhan.
Suhu, makanan, nutrisi, vitamin, mineral, kesehatan, aktivitas lain sangat mempengaruhi pertumbuhan. Antara
32 Ibid, h. 32.
hereditas dan lingkungan ada hubungan atau interaksi, yang keduanya memberikan kontribusi terhadap fisiologis dan perilaku individu secara bersama-sama.33
2. Kepribadian Anak
a. Pengertian Kepribadian Anak
Kepribadian ini mencakup semua pikiran, perasaan dan perilaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk satu kesatuan. 34
Kepribadian adalah suatu sifat atau ciri, atau corak, atau ciri khas seseorang yang berasal dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga selama kanak-kanak dan juga bawaan sejak lahir. 35Kepribadian mengacu pada pengaturan sikap seseorang untuk bertindak, berpikir, dan merasa, terutama ketika berhubungan dengan orang lain atau menanggapi situasi.
Kepribadian meliputi kebiasaan, sikap dan sifat seseorang ketika berhadapan dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian mencakup semua jenis perilaku dan ciri khas dan
33 Anastasia Juwita Asih Pangesti, Penguasaan…, h. 23-32.
34 Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang, UUM Press, 2009)
35 Sajarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 11
diprediksi dalam diri sendiri, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga pola perilakunya suatu ketentuan fungsi yang unik untuk individu tersebut.
Menurut Harry Stack Sullivan kepribadian adalah suatu entitas hipotesis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi interpersonal, dan perilaku interpersonal adalah satu-satunya aspek kepribadian yang dapat diamati.36
C.G. Jung menjelaskan bahwa :” psyche mencakup semua pikiran, perasaan, dan perilaku, sadar dan tidak sadar“ . Kepribadian adalah segala pikiran, perasaan, dan perilaku yang nyata baik yang disadari maupun tidak disadari.37
a. Metode Pengembangan Kepribadian
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dan pendidik anak usia 5-6 tahun dalam rangka menciptakan landasan pribadi yang positif bagi anak dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
a. Ajari anak dengan contoh nyata
Jika kita ingin mengajarkan kedisiplinan atau kemandirian, sangat sulit jika kita menjelaskan kepada anak kita tentang bentuk perilaku tersebut.
b. Jangan pernah bosan memberikan nasehat yang positif
36 Harry Stack Sullivan, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2006), h. 54.
37 C.G. Jung, Fatihi, “Psikologi Kepribadian”, dalam http//etheses.uin-malang.ac.id
Sebagai guru dan orang tua, sudah menjadi tugas kita untuk mengajarkan sifat dan nilai positif kepada anak. Namun, sering kali banyak guru yang akhirnya pesimis kita menemukan anak atau anak didik yang memiliki kepribadian yang bermasalah.
c. Ajarkan anak untuk mengontrol emosinya
Manusia dilahirkan dengan emosi, ada emosi positif ada juga emosi negatif. Emosi positif bila ditampilkan akan membuat orang di sekitar kita senang dan bahagia. Namun, jika emosi negative, terutama kemamarahan, jika ditunjukkan tentu akan membuat orang lain takut, menjauh, atau bahkan berkonflik.
d. Menerapkan program hukuman dan penghargaan
Jika anak bersalah, maka segera berikan hukuman dan sesuaikan dengan tingkat kesalahannya. Selain itu, kita harus konsisten dalam memberikan hukuman dan hukuman tidak boleh dalam bentuk fisik (memukul, menendang, mencakar, menerjang dan lainnya).
e. Mengenalkan tuhan dan agama sejak kecil
Mengenalkan tuhan dan agama sejak dini terbukti ampuh membentuk karakter anak. Dengan ajaran agama, anak akan
tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan apa akibatnya jika kita melanggar ajaran agama.38
b. Jenis-Jenis Kepribadian Anak 1) Jenis-jenis kepribadian
Kepribadian merupakan bagian dari diri manusia yang sangat unik, dimana manusia memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak, kita dapat memahami, memahami tipologi kepribadiannya. Kepribadian manusia dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu :39
1) Koleris: Tipe kepribadian yang tegas, cenderung memimpin/mengatur. Seorang anak yang mudah tersinggung biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam.
2) Sanguinis: orangnya ceria ceria, senang menjadi pusat perhatian. Anak dengan sanguinis adalah anak yang suka bermain dan bergaul dengan banyak temannya.
3) Phlegmatis: kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu sesuai urutan yang telah diberikan, anak phlegmatis biasanya cenderung pendiam dan mengalah, sering
38 Daviq Chairilsyah,” Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini
“ ,Educhild, vol.01, Nomor 1, 2016, h.5-6.
39 Evi Fitri Yeni,” Peranan Orang Tua Terhadap Pembentukkan Kepribadian Anak Di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara, (Skripsi, FDIK IAN Raden Intan, Lampung, 2017), h.54.
menghindari konflik dan sering menyerahkan peralatan atau tulisannya untuk dipinjam.40
Kepribadian merupakan cara khas dari individu dalam berprilaku dan merupakan segala sifatnya yang menyebabkan dia dapat dibedakan dengan individu lainnya.
Kepribadian dapat didefinisikan dalam beberapa unsur yaitu sebagai berikut :41
1) Organisasi dinamis, artinya kepribadian selalu berkembang dan berwujud walaupun terdapat sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
2) Psikofisis, hal ini menunjukkan bahwa kepribadian bukan semata-mata neural (fisik), tetapi merupakan kombinasi kerja antara aspek dan fisik dalam kesatuan kepribadian.
3) Istilah menentukan, artinya kepribadian mengandung kecenderungan untuk menentukan (determinasi) yang berperan aktif dalam perilaku individu.
4) Unik, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
5) Menyesuaikan diri dengan lingkungan, hal ini menunjukkan bahwa kepribadian mengarahkan individu
40 Sajarkawi,Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Renika Cipta, 2006), h. 12.
41 Yusuf, S, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
pada lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya, terkadang menguasai dirinya. Jadi kepribadian adalah sesuatu yang memiliki fungsi atau makna adaptasi dan determinasi.
Kepribadian menurut Woodworth berpendapat bahwa tindakan setiap orang diwarnai oleh kepribadiannya.
Baginya:” kepribadian bukanlah substansi tetapi gejala, gaya hidup. Kepribadian tidak menunjukkan jenis atau aktivitas, seperti berbicara, mengingat, berpikir atau bercinta, tetapi seseorang individu dapat menunjukkan kepribadiannya dalam cara dia melakukan kegiatan itu sebelumnya.42
Berdasarkan uraian pendapat para tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian kepribadian adalah suatu kesatuan yang membimbing individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya, dengan cara meliputi keseluruhan pikiran, perasaan dan perilaku secara sadar atau tidak sadar.
2) Tujuan pengembangan kepribadian
Secara umum, pengembangan kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas kepribadian secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan menciptakan pola berpikir yang positif setiap hari, sehingga setiap setiap orang akan
42 Patty,F. Woerjo,K. Noor Syam.M. Ardhanan, W. dan Indung, A.S, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya, Usaha Nasional, 1982).
mencapai derajat kehidupan yang lebih baik dari hari-hari ebelumnya, dikarenakan dampak pola pikir positif yang di hasilkan dari pengembangan kepribadian yang positif setiap hari, yang dilakukan oleh seseorang.43
c. Indikator Kepribadian
Menurut H.J.Eyseck, kepribadian terdiri dari tindakan dan posisi diatur dalam urutan hirarkis berdasarkan umum dan kepentingan, diurutkan dari yang paling bawah ke yang paling tinggi adalah :
1) Specific response, yaitu suatau tindakan atau tanggapan yang terjadi dalam situasi atau peristiwa tertentu, sehingga sangat istimewa.
2) Habitual response, memiliki gaya yang lebih umum daripada specific response yaitu respon yang terjadi berulang-ulang ketika individu menghadapai kondisi atau situasi yang serupa.
3) Traits, yaitu tanggapan kebiasaan sementara yang berkaitan satu sama lain, yang cenderung ada pada individu tertentu.
4) Jenis organisasi di dalam individu lebih umum dan lebih luas.44
43 Zhabita,” Peran ,Manfaat Dan Tujuan Pengembangan Kepribadian” , dalam http//zhaxiojie20.wordpress.com, diakses tanggal 11 April 2013.
44 Jalaludin dan Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarata: Kalam Mulia, 1993), h.98
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Kepribadian Anak Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini biasanya bersifat genetik atau bawaan. Faktor genetik adalah faktor yang bersifat bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh orang tua atau bisa juga kombinasi sifat keduanya. Faktor biologis terlibat dalam semua aktivitas manusia, bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat dimulai hingga struktur DNA yang menyimpan semua ingatan warisan biologis yang diterima dari keduanya. 45Karena itu, sering mendengar istilah “ buah tidak jatuh dari pohonnya” . Misalnya, sifat lekas marah seorang ayah bukan tidak mungkin diturunkan kepada anaknya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri orang itu. Faktor eksternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
45 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Jokjakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.33.
lingkungan terkecil, keluarga, teman, tetangga, dengan pengaruh berbagai media audiovisual seperti TV, VCD, atau media cetak seperti koran, majalah, media elektronik seperti, handphone, internet, game.
Lingkungan keluarga tempat anak tumbuh dan berkembang sangat mempengaruhi kepribadian seorang anak.
Terutama dari cara orang tua mendidik dan membesarkan mereka. Untuk waktu yang lama, peran orang tua seringkali tanpa pengertian yang mendalami kepribadian. Alhasil, mayoritas masyarakat hanya bisa mencari kambing hitam, anak yang benar-benar salah ketika hal-hal negatif terjadi tentang perilaku mereka sehari-hari. Seorang anak memiliki perilaku yang sebenarnya karena meniru cara berpikir dan bertindak, sengaja atau tidak sengaja oleh orang tuanya.46 Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya:
a) Faktor keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusatnya identifikasih anak, (2) anak banyak menghabiskan waktu di lingkungan keluarga, dan (3)
46 Sajarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2014), h. 19.
anggota keluarga merupakan “ signifikan cant people”
untuk pembentukan kepribadian anak.47
Disamping itu, keluarga juga dipandang sebagai institusi yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama untuk pengembangan kepribadian manusi. Melalui perlakuan dan pengasuhan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan sosial secar psikologis, jika anak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat.
Perlakuan kasih sayang orang tua dan pendidikan nilai-nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya yang diberikan kepada anak merupakan faktor kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif.
Suasana dalam keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan religius, yaitu suasana yang memberikan curahan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan dalam bidang agama. Maka
47 Mirta Sari,”Peran Teman Sebaya Dalam Membentuk Kepribadian Siswa MI MA’ Arif Singosaren, (Skripsi, FTIK IAIN Ponorogo, 2019), h. 45.
perkembangan kepribadian anak cenderung positif, sehat. Sedangkan anak yang berkembang dalam keluarga broken home, kurang harmonis, orang tua susah terhadap anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadiannya cenderung menyimpang atau memiliki gangguan penyesuain (ketidakmampuan menyesuaikan diri).
Baldwin dkk, pernah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak. Pola asuhnya demokratis sekaligus otoriter. Orang tua demokratis dicirikan oleh (1) menciptakan iklim kebebasan, (2) menghormati anak, (3) bersikap objektif, dan (4) membuat keputusan rasional. Sedangkan otoritarian brcirikan kesewenang-wenangan atau kediktatoran dalam memperlakukannya.48
Anak-anak berkembang dalam demokrasi cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian :lebih aktif, lebih sosial, lebih percaya diri, termotivasi secara intelektual, orisinal, dan lebih konstruktif daripada anak yang berkembang menjadi otoriter.
48 Baldwin dkk, Pengaruh Pola Asuhorang Tua Terhadap Kepribadian Anak , 1945, h.
101.
b) Faktor kebudayaan
Budaya adalah keseluruhan suatu sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam konteks kehidupan bermasyarakat dijadikan manusia dengan belajar.49
Kluckhohn berpendapat bahwa budayan mengatur hidup kita sejak lahir sampai mati, baik secara sadar atau tidak sadar. Budaya mempengaruhi kita untuk mengikuti pola perilaku tertentu yang diciptakan orang lain untuk kita.
Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat istiadat, atau tradisinya sendiri yang unik. Budaya suatu masyarakat mempengaruhi terhadap setiap warganya, baik mengenai cara berpikir, cara melihat sesuatu, bersikap, dan berprilaku. 50Pengaruh budaya kepribadian dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang kebudayaannya maju dengan masyarakat primitif, yang kebudayaannya masih sederhana. Perbedaannya bisa dilihat dari gaya hidupnya, seperti dalam makan, berpakaian, menjaga kesehatan, berinteraksi, pencarian dan cara berpikir.
49 Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, (PT Raja Grafindo Persada:
2006), hlm.34.
50 Ibid, h, 48.
Pola tingkah laku yang telah melembaga dalam suatu masyarakat tertentu (seperti dalam bentuk adat istiadat) sangat mungkin mereka memiliki ciri-ciri kepribadian yang sama. Kesamaan karakteristik ini mendorong perkembangan konsep tipe kepribadian dasar, dan karakter nasional atau bangsa.
c) Faktor sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Adapun faktor-faktor yang dianggap berpengaruh antara lain sebagai berikut:51
(1) Iklim Emosional Kelas
Kelas iklim emosional sehat guru yang ramah dan menghargai siswa serta sesama siswa memberikan dampak positif bagi perkembangan psikologis anak merasa nyaman, senang, bekerja sama, memotivasi untuk belajar, dan menaati peraturan. Sedangkan kelas iklim emosional tidak sehat, guru otoriter, dan tidak menghargai siswa dampak negatif untuk anak-anak, seperti perasaan tegang, gugup, sangat kritis, mudah tersinggung, malas belajar, dan berprilaku melanggar ketertiban.52
51 Ibid, h, 51.
52 Ibid, h, 52.
(2) Sikap dan Perilaku Guru
Sikap dan perilaku guru tercermin dalam hubungannya dengan siswa. Hubungan guru-murid dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor ini meliputi:
(a) Stereotip budaya guru (pribadi dan profesional, positif atau negatif).
(b) Sikap guru terhadap siswa (c) Metode mengajar
(d) penegakan disiplin dalam kelas (e) penyesuain pribadi dari guru
Mengenai faktor terakhir, Heil dan Wash Burne telah melakukan penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga penyesuaian pribadi guru, yaitu:
(a) tempramental, dicirikan oleh sifat kasar, inpulsif, tidak terduga, mudah agresif (baik secara verbal maupun fisik).
(b) Takut, ditunjukkan dengan sifat cemas, tidak percaya, tergantung, dan defensif.
(c) Pengendalian diri, ditunjukkan dengan rasa hormat terhadap siswa dan orang lain, kepercayaan diri, memperhatikan iklim kelas yang kondusif untuk belajar.
Sikap dan perilaku guru secara langsung
mempengaruhi konsep diri siswa, melalui sikap mereka terhadap tugas akademik (keseriusan dalam mengajar), disiplin dalam menaati peraturan sekolah, dan perhatian kepada siswa. Secara tidak langsung, pengaruh guru berkaitan dengan usahanya membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan penyesuaian sosialnya.53
(3) Disiplin Tata-tertip
Tata-tertip ini ditunjukkan untuk membentuk sikap dan perilaku siswa. Disiplin otoriter cenderung mengembangkan kepribadian siswa yang tegang, cemas dan antagonis. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggung jawab, kurang menghargai otoritas, dan egosentris. Sedangkan disiplin yang demokrasi, cenderung mengembangkan perasaan berharga, perasaan bahagia, perasaan tenang dan sikap kooperatif.
(4) Prestasi Belajar
Perolehan prestasi belajar, dapat mempengaruhi peningkatan harga diri, dan rasa percaya diri siswa.
53 Ibid, h, 53.
(5) Penerimaan Teman Sebaya
Seorang siswa yang diterima oleh teman- temannya, ia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dan juga orang lain. Dia merasa bahwa dia adalah orang yang berharga.54 Kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan ( seprti fisik, sosial, kebudayaan spiritual).
a. Fisik
Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek, atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau saki-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
b. Inteligensi
Tingkat inteligensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.55
54Ibid, h, 55.
55 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.128.
c. Keluarga
Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis; dalam arti, orang tua memberikan curahan kasih sayng, perhatian secara bimbingan dalam kehidupan keluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang brokenhome, kurang harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami kelainan dalam penyhesuaian dirinya. (maladjusment).
d. Teman sebaya kebudayaan (peer group)
Setelah masuk sekolah, anak mulai bersosialisasi dengan teman sebayanya dan menjadi anggota kelompoknya. Pada masa inilah ia mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, meskipun mungkin tidak seperti yang diharapan orang tuanya. Melalui hubungan interpersonal dengan teman sebaya, anak belajar menghargai diri sendiri dan posisinya dalam kelompok.
Untuk anak-anak yang kekurangan kasih sayang dan