• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BERBASIS AUDIO VISUAL (ANALISA PENGGUNAAN TRANSMITTER BAGI JAMA’AH HAJI KABUPATEN NGAWI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BERBASIS AUDIO VISUAL (ANALISA PENGGUNAAN TRANSMITTER BAGI JAMA’AH HAJI KABUPATEN NGAWI)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

(ANALISA PENGGUNAAN TRANSMITTER BAGI JAMA’AH HAJI KABUPATEN NGAWI) Anik Faridah

Institut Agama Islam Ngawi [email protected]

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter untuk mendukung pendidikan haji di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian pengembangan yang melibatkan jama'ah haji Kabupaten Ngawi sebagai subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan pengembangan media ajar, yaitu analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dapat meningkatkan pemahaman jama'ah haji dalam pelaksanaan ibadah haji.

Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pendidikan haji di Kabupaten Ngawi.

Dalam konteks pendidikan haji, penggunaan teknologi audio visual dapat menjadi sarana yang efektif dalam mendukung pemahaman, persiapan, dan pengalaman jama'ah haji. Melalui pengembangan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter, jama'ah haji dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih baik mengenai pelaksanaan ibadah haji. Penelitian ini juga memberikan implikasi penting bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih adaptif, efektif, dan berorientasi pada kebutuhan jama'ah haji. Dalam konteks pendidikan agama dan keagamaan, penggunaan teknologi audio visual dapat menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dapat meningkatkan pemahaman jama'ah haji dalam pelaksanaan ibadah haji. Penggunaan teknologi audio visual dapat menjadi sarana yang efektif dalam mendukung pendidikan agama dan keagamaan. Oleh karena itu, pengembangan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dapat dijadikan sebagai model pengembangan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan efektif dalam mendukung pendidikan agama dan keagamaan.

Kata Kunci: Pengembangan media ajar, transmitter, pendidikan haji.

Abstract : This research aims to develop audio-visual based teaching media using transmitters to support Hajj education in Ngawi Regency. This research was carried out using a development research method involving Ngawi Regency Hajj pilgrims as research subjects. This research was carried out in stages of developing teaching media, namely needs analysis, design, development and evaluation. The research results show that the use of audio-visual based teaching media using transmitters can increase the understanding of Hajj pilgrims in carrying out the Hajj pilgrimage. This research makes an important contribution to the development of Hajj education in Ngawi Regency. In the context of Hajj education, the use of audio-visual technology can be an effective means of supporting the understanding, preparation and experience of Hajj pilgrims. Through the development of audio- visual based teaching media using transmitters, Hajj pilgrims can obtain better information and knowledge regarding the implementation of the Hajj pilgrimage. This research also provides important implications for the development of learning methods that are more adaptive, effective and oriented towards the needs of Hajj pilgrims. In the context of religious and religious education, the use of audio-visual technology can be an effective means of improving the quality of learning. In conclusion, this research shows that the development of audio- visual based teaching media using transmitters can increase the understanding of Hajj pilgrims in carrying out the Hajj pilgrimage. The use of audio-visual technology can be an effective means of supporting religious and religious education. Therefore, the development of audio-visual based teaching media using transmitters can be used as a model for developing more innovative and effective learning methods in supporting religious and religious education.

Keywords: Development of teaching media, transmitter, Hajj education.

Received ; 26 Desember 2023 ; Accepted ; 27 Desember 2023 ; Published ; 1 Maret 2024 Al-Mabsut

Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol. 16 No.2 September 2022 DOI: 10.56997/almabsut.v16i2.686

The article is published with Open Access Journal at https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut Al-Mabsut Studi Islam & Sosial by LP2M IAI Ngawi is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at http://ejournal.iaingawi.ac.id/

(2)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan teknologi dalam pelaksanaan haji di Era digital dan kemajuan teknologi telah memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pelaksanaan ibadah haji. Pendidikan dalam konteks ibadah haji merupakan hal penting bagi jama'ah haji dalam memperoleh pemahaman yang baik mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji.22 Pendidikan ini mencakup pengetahuan tentang rukun, wajib, dan sunnah haji, serta prosedur pelaksanaannya. Selama ini, media ajar yang digunakan dalam pendidikan haji cenderung bersifat konvensional, seperti buku panduan dan ceramah lisan. Namun, perkembangan teknologi audio visual menawarkan potensi baru dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran.23

Penggunaan media ajar berbasis audio visual dalam pendidikan haji, seperti penggunaan transmitter, dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi jama'ah haji. Transmitter adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan informasi audio visual kepada jama'ah haji dalam suatu area terbatas, seperti di tenda atau area perkemahan. Dengan menggunakan transmitter, pesan-pesan penting terkait haji dapat disampaikan dengan lebih jelas dan efektif kepada jama'ah haji.24

Namun, meskipun penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter menawarkan potensi yang besar, perlu adanya analisis yang mendalam mengenai efektivitas penggunaannya dan kendala yang mungkin dihadapi. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam pendidikan haji, dengan fokus pada jama'ah haji Kabupaten Ngawi.

Sebagai salah satu pilihan media dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, penawaram Transmitter sebagai alat yang digunakan untuk menyebarkan informasi audio visual kepada jama'ah haji dalam suatu area terbatas, seperti di tenda atau area perkemahan. Penggunaan transmitter memungkinkan pesan-pesan penting terkait haji dapat disampaikan dengan lebih jelas dan efektif kepada jama'ah haji. Informasi audio visual yang disampaikan melalui transmitter dapat berupa rekaman ceramah, tayangan video tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji, serta informasi praktis terkait keamanan dan kesehatan.

Namun, meskipun penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter menawarkan potensi yang besar, perlu adanya analisis yang mendalam mengenai efektivitas penggunaannya dan kendala yang mungkin dihadapi. Sebagai contoh, kendala teknis seperti gangguan sinyal atau kualitas audio visual yang buruk dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan transmitter. Selain itu, aspek penerimaan dan

22 Endang Sugiyanti, “Penerapan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Pemahaman Haji Dan Umrah,”

Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta 1, no. 1 (2020): 79–90.

23 Winarto Winarto, Ahmad Syahid, dan Fatimah Saguni, “Effectiveness the Use of Audio Visual Media in Teaching Islamic Religious Education,” International Journal of Contemporary Islamic Education 2, no. 1 (2020): 81–107.

24 Hussam Al-Saedi et al., “An integrated circularly polarized transmitter active phased-array antenna for emerging Ka-band satellite mobile terminals,” IEEE Transactions on Antennas and Propagation 67, no. 8 (2019): 5344–5352.

(3)

persepsi jama'ah haji terhadap penggunaan media ajar berbasis audio visual juga perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Dalam konteks Kabupaten Ngawi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam pendidikan haji bagi jama'ah haji Kabupaten Ngawi. Penelitian ini akan melibatkan jama'ah haji yang sedang mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan melakukan analisis yang mendalam, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam konteks pendidikan haji Kabupaten Ngawi.

Penelitian ini juga akan mengidentifikasi kendala dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam penggunaan transmitter sebagai media ajar. Dalam proses implementasi, kemungkinan adanya gangguan teknis seperti jarak transmisi yang terbatas, ketidaksesuaian frekuensi, atau masalah kualitas audio visual menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Dengan mengidentifikasi kendala ini, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan solusi yang tepat untuk meningkatkan efektivitas penggunaan transmitter dalam pendidikan haji. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan penting dalam pengembangan sistem smart pilgrims yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan memenuhi kebutuhan jamaah haji secara holistic.

MASALAH

Beberapa permasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana efektivitas penggunaan media ajar berbasis audio visual dalam mendukung pembelajaran bagi jama'ah haji Kabupaten Ngawi?

2. Apa saja kendala dan tantangan yang dihadapi dalam penggunaan transmitter sebagai media ajar bagi jama'ah haji Kabupaten Ngawi?

3. Bagaimana persepsi jama'ah haji Kabupaten Ngawi terhadap penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam proses pembelajaran?

METODE

Desain Penelitian dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini menerapkan jenis penelitian pengembangan (Reserch and development), Model R&D mengacu pada pendekatan sistematis untuk merancang, menguji, dan menyempurnakan intervensi, program, atau kebijakan pendidikan. Dengan kata lain menurut Borg and Gall, penelitian dan pengembangan adalah proses menyelidiki dan menguji ide, metode, bahan, dan prosedur baru untuk meningkatkan produk, prosedur, atau praktik yang ada atau untuk mengembangkan sesuatu yang baru. 25

R&D merupakan langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau bisa juga menyempurnakan produk yang telah ada serta dapat dipertanggung jawabkan.

Produk yang dikembangkan tidak selalu berbentuk benda dan perangkat keras (hardware),

25 Meredith D. Gall dan Association for Supervision and Curriculum Development., Tools for learning : a guide to teaching study skills, 1990.

(4)

seperti buku, modul, atau alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi juga perangkat lunak (software) seperti program computer, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi dan manejemen.26

Dalam konteks pengembangan penilaian praktikum microteaching, pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) dapat digunakan.

Pendekatan R&D akan memungkinkan pengembangan media ajar menggunakan transmitter yang lebih terarah, dengan tahap-tahap yang sistematis, mulai dari analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, implementasi, hingga evaluasi.

Melalui penelitian yang dilakukan dengan pendekatan R&D, diharapkan dapat ditemukan metode atau pendekatan baru dalam peningkatan pemahaman pelaksanaan haji lebih efektif. Penelitian ini juga akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan di bidang Pendidikan bagi jama’ah haji di kabupaten Ngawi, serta memberikan rekomendasi dan pedoman praktis bagi KBIHU di kabupaten Ngawi dalam meningkatkan kompetensi pembimbing haji.

Gambar 1. Model generik untuk melakukan penelitian desain pendidikan (McKenney & Reeves, 2013)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari metode penelitian dari Susan Mckenney dan Thomas C Reeves27. Ada 4 inti tahapan dalam prosesnya, yaitu:

1. Tahap Pendahuluan

a. Analisis Kebutuhan: Melakukan analisis terhadap kebutuhan pengembangan media ajar berbsis audio visual menggunakan transmitter bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

b. Tinjauan Pustaka: Melakukan tinjauan literatur tentang teori-teori yang relevan, penelitian terkait, dan best practices dalam media ajar berbsis audio visual menggunakan transmitter bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

2. Tahap Perancangan

a. Perumusan Tujuan: Merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik dalam pengembangan media ajar berbsis audio visual menggunakan transmitter bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

26 J. Michael Spector et al., “Handbook of research on educational communications and technology: Fourth edition,” Handbook of Research on Educational Communications and Technology: Fourth Edition (2014): 1–

1005.

27 Thomas C Reeves Susan Mckenney, Conducting educational design research, Educational Media International, vol. 50, 2013.

(5)

b. Perancangan Instrumen: Merancang instrument pengembangan media ajar berbsis audio visual menggunakan transmitter bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

c. Perancangan Panduan: Membuat panduan yang jelas dan terstruktur bagi pembimbing haji.

3. Tahap Pengembangan

a. Implementasi: Mengimplementasikan pengembangan media ajar berbsis audio visual menggunakan transmitter bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

b. Pelaksanaan Penggunaan Transmitter: Melakukan praktik dengan menggunakan transmitter yang telah dikembangkan. Pembimbing haji akan mengajar dihadapan jama’ah haji kabupaten Ngawi.

c. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data praktik penggunaan transmitter melalui google form bagi jama’ah haji yang telah parktik secara langsung menggunakan transmitter pada waktu pelaksanaan haji.

d. Wawancara: Mengumpulkan informasi terkait penngunaan Transmitter pada waktu pelaksanaan haji dan umroh di kabupaten Ngawi.

4. Tahap Evaluasi

a. Analisis Data: Menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis yang sesuai, seperti analisis statistik deskriptif atau analisis kualitatif.

b. Evaluasi Instrumen: Mengevaluasi validitas, reliabilitas, dan keefektifan instrumen transmitter yang dikembangkan melalui perhitungan statistik dan analisis kualitatif.

c. Evaluasi Hasil: Mengevaluasi hasil penggunaan transmitter pada waktu pelaksanaan haji pada 2 tahun terakhir (Tahun 2022 dan 2023) melalui instrument google form.

Teknik Pengumpulan Data dan Subjek Penelitian 1. Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan alumni jama’ah haji kabupaten Ngawi yang telah melaksanakan haji pada dua tahun terakhir, yakni tahun 2022 (berjumlah 114 jama’ah) dan tahun 2023 (berjumlah 315 jama’ah). Jadi jumlah total pada manivest yang dikeluarkan oleh kantor kementrian agama kabupaten Ngawi adalah 429 jama’ah. Sehingga peneliti menggunakan system simple random sampling dalam menentukan subjek penelitian yang akan mengisi survey melalui google form.

Sampel sebanyak 44 jama’ah haji yang menjadi subjek penelitian dan termasuk 2 pengurus KBIHU di kabupaten Ngawi.

Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) adalah metode pengambilan sampel dari populasi di mana setiap anggota individu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi bagian dari sampel. Proses ini dilakukan secara acak dan tanpa bias, sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih sebagai sampel.28

a. Subjek Penelitian

28 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), 255.

(6)

Pada dasarnya, metode ini melibatkan proses pemilihan sampel yang tidak didasarkan pada kriteria tertentu, dan keputusan pengambilan sampel hanya bergantung pada kebetulan atau keacakan. Adapun data Sampel acak melalui data survey google form sebanyak 44 jama’ah haji tahun 2022 dan tahun 2023.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengambil data dan informasi terkait pengenalan dan penerapan maupun penggunaan media audio visual menggunakan Transmitter pada waktu proses manasik haji dan selama perjalanan ibadah haji dan umroh jama’ah haji kabupaten Ngawi.

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Media Ajar Berbasis Audio Visual

Pengembangan media ajar berkualitas memerlukan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip desain instruksional yang efektif, termasuk pemilihan metode pembelajaran, penyusunan materi yang menarik, dan penggunaan teknologi secara tepat guna untuk meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Selain itu juga memberikan panduan yang komprehensif tentang bagaimana merancang dan menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip desain instruksional yang terbukti efektif.29

Penggunaan teknologi untuk pendidikan, sangat penting untuk memahami teori- teori yang mendukung efektivitas penggunaan media audio visual. Hal ini meliputi konsep bagaimana teknologi mempengaruhi proses belajar, seperti teori penggunaan media dalam pembelajaran atau teori konstruktivisme yang berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.30

Dalam konteks pembelajaran berbasis teknologi yang mengkaji dampak dan interaksi antara teknologi dengan proses pembelajaran. Mencakup konsep-konsep seperti konstruktivisme, connectivism, dan teori penggunaan media dalam pembelajaran. Teori ini memfokuskan pada bagaimana teknologi memfasilitasi akses informasi, membangun pengetahuan melalui interaksi daring, serta mempengaruhi cara individu memproses dan memahami informasi. Dengan memahami teori ini, penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat dikembangkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif, interaktif, dan mengakomodasi kebutuhan pembelajar dalam era digital saat ini. Sebagaimana gambaran lima Langkah model ADDIE: Analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evauasi. Berikut gambar prosedur pengembangannya:31

29 Winarto, Syahid, dan Saguni, “Effectiveness the Use of Audio Visual Media in Teaching Islamic Religious Education.”

30 P. Purnaningsih, “Strategi Pemanfaatan Media Audio Visual Untuk Peningkatan.,” Jurnal Informatika Universitas Pamulang 2, no. 1 (2017): 34–41.

31 Dimas Ghimby dan Anindya Fajarini, “Development of Interactive Multimedia-Based Learning Media for Social Studies Subjects At Smp Negeri 2 Gending Probolinggo,” SOLIDARITY: Journal of Social Studies 2, no.

1 (2022): 27–37.

(7)

Gambar 2. Analisis Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran

Adapun dalam konteks teknologi audio visual untuk materi haji lebih menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi seperti video, audio, grafis, dan presentasi multimedia dalam proses pembelajaran haji. Teori ini menyoroti bagaimana teknologi audio visual dapat meningkatkan pemahaman, interaksi, dan retensi informasi terkait rukun, tata cara, dan sejarah haji. Hal ini mencakup aspek bagaimana penggunaan visualisasi, simulasi, dan pengalaman multimedia mendukung pemahaman mendalam tentang perjalanan haji serta pemahaman tentang aspek-aspek penting dalam pelaksanaannya. Teori ini memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan memikat melalui penggunaan teknologi audio visual dalam konteks pembelajaran materi haji.32

1. Penggunaan Transmitter dalam Meningkatkan Pemahaman Pelaksanaan Ibadah Haji Kabupaten Ngawi.

Transmitter dapat diartikan sebagai sistem komunikasi menggunakan teknologi wireless yang berguna untuk mengirimkan transmisi data ke perangkat lain dalam bentuk gelombang radio. Maka tidak mengherankan jika alat ini disebut sebagai radio transmitter.33

Bentuk dari radio transmitter ini juga beragam tergantung dari kebutuhan masing-masing. Ada yang dalam bentuk seperti remot, ada juga yang diaplikasikan ke dalam sebuah aplikasi. Biasanya yang diaplikasikan ke aplikasi membutuhkan perizinan tertentu agar dapat digunakan.

32 Sugiyanti, “Penerapan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Pemahaman Haji Dan Umrah.”

33 https://namira.travel/articles/penjelasan-dan-manfaat-dari-fitur-radio-transmitter-di-applikasi-namira, Akses pada 14 Desember 2023.

(8)

Gambar 3. Transmitter dan Receiver

Gambar 4. HP dan Headset (disambungkan melalui channel radio FM di gelombang 101.7)

Gambar diatas merupakan beberapa bentuk penggunaan transmitter; dapat menggunakan alat transmitter dan receiver ataupun menggunakan Hape dan headset yang disambungkan dengan channel radio FM di gelombang 101.7.

Media transmitter yang digunakan dalam pelaksanaan haji dan umrah adalah alat teknologi yang memungkinkan penyiaran atau transmisi informasi dalam bentuk audio atau visual. Dalam konteks perjalanan haji dan umrah, transmitter sering kali digunakan untuk menyampaikan informasi terkait dengan tata cara ibadah, tuntunan manasik haji, doa-doa, bacaan, atau petunjuk-petunjuk praktis lainnya kepada jama'ah haji.

Peran Media Transmitter dalam Haji dan Umrah:34

a. Penyampaian Informasi Penting: Transmitter memungkinkan penyiaran informasi yang penting, seperti arahan langkah demi langkah dalam pelaksanaan ibadah haji, baik secara audio maupun visual.

b. Panduan dan Instruksi: Selama perjalanan haji, transmitter dapat digunakan untuk memberikan panduan tentang lokasi, waktu-waktu ibadah, atau tata cara pelaksanaan ibadah tertentu.

c. Doa-doa dan Bacaan: Penyiaran bacaan doa dan ayat-ayat Al-Quran dapat memberikan dorongan spiritual kepada jama'ah haji selama perjalanan ibadah mereka.

d. Informasi Keamanan dan Logistik: Penggunaan transmitter juga dapat memberikan informasi penting terkait keamanan, perubahan jadwal, atau instruksi logistik lainnya yang diperlukan selama perjalanan haji.

Kelebihan Penggunaan Media Transmitter:

a. Akses Informasi: Jama'ah haji bisa mendapatkan informasi secara real-time dan tepat saat dibutuhkan.

b. Pembelajaran yang Interaktif: Audio visual yang disampaikan melalui transmitter

34 Wawancara dengan H. Mudrik al Farizi selaku Ketua KBIHU Jabal Noor Ngawi dan Direktur PT Aliston Buana Wisata Cabang Ngawi, pada 12 Desember 2023.

(9)

dapat menjadi metode pembelajaran interaktif dan lebih menarik bagi jama'ah haji.

c. Pemantauan dan Koordinasi: Memungkinkan pengawasan dan koordinasi yang lebih baik oleh panitia haji terhadap jama'ah haji.

Penggunaan media transmitter dalam perjalanan haji dan umrah menjadi sarana yang membantu jama'ah haji dalam memperoleh informasi yang relevan, memudahkan pemahaman terhadap tata cara ibadah, serta memberikan dukungan logistik dan informasi penting lainnya selama perjalanan ibadah.

Implementasi Transmitter dalam Perjalanan Haji:

Implementasi transmitter dalam perjalanan haji merupakan penggunaan teknologi audio visual yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mentransmisikan informasi penting kepada jama'ah haji. Beberapa poin penting terkait implementasi ini termasuk:

a. Penyampaian Instruksi dan Informasi Penting

Transmitter digunakan untuk menyampaikan instruksi, petunjuk, dan informasi penting kepada jama'ah haji. Hal ini bisa berupa tuntunan dalam menjalankan ibadah, petunjuk logistik terkait perjalanan, informasi keamanan, atau panduan praktis lainnya.

b. Sarana Edukasi dan Pembelajaran

Dalam konteks pendidikan keagamaan, transmitter menjadi sarana untuk pendidikan, edukasi, dan pembelajaran. Informasi seputar tata cara ibadah haji, doa-doa, bacaan tertentu, atau nasihat spiritual dapat disampaikan kepada jama'ah haji secara langsung melalui audio visual yang ditransmisikan.

c. Mendukung Pengalaman Jama'ah Haji

Implementasi transmitter dapat meningkatkan pengalaman jama'ah haji dengan memberikan akses mudah terhadap informasi penting saat dibutuhkan. Hal ini dapat membantu mereka dalam menjalankan ibadah dengan lebih baik dan mengurangi kebingungan atau ketidakpastian.

d. Memfasilitasi Komunikasi antara Petugas dan Jama'ah Haji

Transmitter juga memfasilitasi komunikasi dua arah antara petugas penyelenggara dan jama'ah haji. Petugas dapat memberikan arahan atau pengumuman kepada seluruh jama'ah haji secara efisien melalui teknologi ini.

e. Peningkatan Efisiensi dan Koordinasi

Dengan transmitter, koordinasi antara panitia haji dan jama'ah haji menjadi lebih efisien. Informasi yang ditransmisikan secara tepat waktu dan jelas dapat mengurangi kebingungan atau kesalahpahaman yang mungkin terjadi selama perjalanan haji.

f. Meningkatkan Kualitas dan Keselamatan Perjalanan

Dengan adanya panduan yang tepat dan jelas melalui transmitter, dapat meningkatkan kualitas perjalanan serta keselamatan jama'ah haji.

Implementasi transmitter dalam perjalanan haji menjadi alat penting yang tidak hanya memfasilitasi pendidikan keagamaan tetapi juga membantu dalam

(10)

menyebarkan informasi yang relevan dan mendukung keberhasilan pelaksanaan ibadah haji secara kolektif.

Foto A.4. Dokumentasi pembimbing haji menggunakan transmitter pada waktu pelaksanaan sa’i antara bukit shofa dan marwa.

Transmitter digunakan untuk mengirimkan informasi tentang petunjuk, doa, arahan, atau tata cara pelaksanaan ibadah haji kepada jama'ah haji. Misalnya, suatu pemandu atau penuntun spiritual menggunakan mikrofon untuk berbicara kepada jama'ah haji dan informasi tersebut ditransmisikan melalui gelombang elektromagnetik menggunakan transmitter sehingga dapat didengar oleh semua jama'ah haji yang terhubung dengan alat penerima (receiver) dalam jarak tertentu.35 Dalam konteks ini, transmitter memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi dan panduan praktis yang dibutuhkan oleh jama'ah haji selama perjalanan mereka.

Hasil pembahasan ini dapat menjadi bahan perenungan tentang implikasi dari temuan ini bagi perbaikan dan pengembangan lebih lanjut, serta bagaimana teknologi dapat menjadi mitra yang membantu dalam meningkatkan pemahaman dan pengalaman jama’ah haji.

B. Efektivitas Penggunaan Media Ajar Berbasis Audio Visual:

Efektivitas media ajar berbasis audio visual merupakan tahap penting dalam pengembangan pembelajaran. Dengan memahami teori-teori evaluasi seperti cognitive load theory atau multimedia learning theory, dapat dilihat bagaimana desain media ajar mempengaruhi pemahaman, retensi, dan efektivitas pembelajaran.36

Efektivitas media ajar mengacu pada kemampuan sebuah media dalam menyampaikan informasi dengan tepat, memfasilitasi pemahaman yang baik, dan mendorong pembelajaran yang efisien. Pengukuran efektivitas ini melibatkan berbagai

35 Wawancara dengan H. Mudrik al Farizi selaku Ketua KBIHU Jabal Noor Ngawi dan Direktur PT Aliston Buana Wisata Cabang Ngawi, pada 12 Desember 2023.

36 Bagi Siswa, Kelas X Sekolah, dan Menengah Atas, “Development of Haji Android Learning Multimedia for Class X” (n.d.).

(11)

aspek, termasuk tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, tingkat retensi informasi oleh peserta didik, dan tingkat keterlibatan atau minat yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.

Dengan mempertimbangkan berbagai metode evaluasi dan respons peserta didik, pengembangan media ajar yang lebih efektif dapat terjadi. Ini termasuk perubahan dalam desain, penyampaian, dan interaktivitas media tersebut agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Dapat diakatakan, bahwa efektivitas media ajar merupakan landasan penting dalam pengembangan materi pembelajaran yang relevan, menarik, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.37

Efektivitas media ajar dalam konteks materi haji mencakup kemampuan media untuk menyampaikan informasi yang relevan, akurat, dan memikat tentang aspek- aspek penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Penerapannya memerlukan media yang mampu menggambarkan proses dan tata cara haji dengan jelas, mengintegrasikan informasi sejarah, praktek ibadah, dan aspek keagamaan lainnya dalam format yang menarik dan mudah dipahami.

Penerapan media ajar efektif dalam materi haji dapat berupa penggunaan video simulasi perjalanan haji, presentasi multimedia tentang rukun dan tata cara haji, aplikasi interaktif yang menjelaskan ritual-ritual haji, serta sumber belajar lainnya yang memanfaatkan teknologi audio visual.

Hasil survei mengenai efektivitas penggunaan media ajar berbasis audio visual pada jama'ah haji Kabupaten Ngawi. Survei ini merupakan langkah penting dalam pemahaman kita akan peran teknologi dalam mendukung dan meningkatkan pemahaman terhadap praktik keagamaan, khususnya dalam konteks pelaksanaan ibadah haji.

1. Media Audio Visual Sebagai Sarana Komunikaasi yang Membantu Meningkatkan Pemahaman materi Manasik Selama Perjalanan Ibdah Haji

Kuesioner pertama untuk mengetahui efektiitas penggunaan media ajar berbasis audio visual adalah sejauh mana penggunaan media ajar berbasis audio visual membantu pemahaman materi selama perjalanan haji. Data survey menunjukkan hasil 75% sangat terbantu dan 25% menjawab cukup membantu. Hal itu menunjukkan bahwa media audio visual menggunakan transmitter dinilai memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam membantu meningkatkan pemahaman jama’ah haji Kabupaten Ngawi selama pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2022 dan tahun 2023.

2. Perbandingan Efektivitas Antara Pembelajaran Haji dengan Media Ajar Audio Visual Menggunakan Transmitter dan Pembelajaran Konvensional dalam Manasik Haji

Hasil survei tentang perbandingan efektivitas antara pembelajaran haji dengan media ajar audio visual menggunakan transmitter dan pembelajaran konvensional dalam

37 Mohd Elmagzoub A. Babiker, “For effective use of multimedia in education, teachers must develop their own educational multimedia applications,” Turkish Online Journal of Educational Technology 14, no. 4 (2015): 62–68.

(12)

manasik haji dapat dieksplorasi bersama. Survei ini menjadi langkah yang signifikan dalam mengevaluasi pengaruh teknologi dalam mendukung proses pembelajaran keagamaan, khususnya dalam persiapan dan pemahaman terkait ibadah haji.

Dengan keterlibatan dan kontribusi berharga dari peserta survei, memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai efektivitas dua metode pembelajaran tersebut. Data yang terhimpun melalui survei ini akan membantu kita memahami sejauh mana penggunaan teknologi audio visual melalui transmitter mempengaruhi pemahaman, kesiapan, dan pengalaman jama'ah haji dalam persiapan manasik haji.

Dengan perbandingan yang tergambar, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai keunggulan dan tantangan dari masing-masing metode pembelajaran, serta bagaimana teknologi dapat memperkaya dan mendukung pemahaman terkait pelaksanaan ibadah haji.

Gambar 4.7. Perbandingan efektivitas antara pembelajaran haji dengan media ajar audio visual menggunakan transmitter dan pembelajaran konvensional dalam manasik haji.

Berdasarkan hasil survey didapati sebanyak 77,3% responden menilai lebih efektif penggunaan pembelajaran haji dengan media ajar audio visual menggunakan transmitter dan 22,7% menjawab sama efektifnya antara penggunaan pembelajaran haji dengan media ajar audio visual menggunakan transmitter dan pembelajaran konvensional dalam manasik haji. Hal itu menunjukkan bahwa jama’ah haji sangat terbantu dengan adanya media audio visual menggunakan transmitter. Meskipun ada yang menilai sama efektifnya dengan pembelajaan konvensional, namun tidak dapat dipungkiri bahwa media audio visual menggunakan transmitter menjadi salah satu kebutuhan yang mendukung peningkatan pemahaman jama’ah haji selama pelaksanaan haji.

Penggunaan Transmitter dalam Konteks Pendidikan Jama'ah Haji

Penggunaan transmitter dalam konteks pendidikan jama'ah haji mengacu pada pemanfaatan teknologi transmisi sinyal audio atau visual untuk menyampaikan informasi terkait pelaksanaan ibadah haji kepada sejumlah besar jama'ah. Transmitter memungkinkan penyampaian informasi secara real-time atau rekaman terhadap serangkaian kegiatan, tata cara ibadah, ceramah, atau panduan yang penting selama perjalanan haji.38

Dalam penggunaannya, transmitter berperan sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi tentang proses ibadah, panduan-panduan keagamaan, instruksi, serta informasi logistik yang relevan bagi jama'ah haji. Teknologi ini

38 Jianhua Mo dan Robert W. Heath, “Capacity Analysis of One-Bit Quantized MIMO Systems with Transmitter Channel State Information,” IEEE Transactions on Signal Processing 63, no. 20 (2015): 5498–5512.

(13)

memfasilitasi penyampaian informasi secara lebih luas dan cepat kepada sejumlah besar orang, memungkinkan pesan-pesan penting untuk didistribusikan secara efisien di sepanjang perjalanan haji.39

Dalam konteks pendidikan jama'ah haji, penggunaan transmitter dapat membantu memfasilitasi pembelajaran aktif dengan memberikan akses informasi yang konsisten, memperdalam pemahaman akan prosedur ibadah, serta memastikan bahwa peserta haji mendapatkan panduan yang tepat dan akurat dalam menjalankan rukun-rukun haji.

Penerapan transmitter dalam pendidikan jama'ah haji memperkuat dimensi audio visual dalam pengalaman pembelajaran, memberikan arahan yang lebih jelas dan memastikan keakuratan informasi serta tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan ajaran agama.

Pendidikan Keagamaan dalam Konteks Haji

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke-5, kewajiban bagi setiap umat Islam yang memiliki kemampuan dan memenuhi segala syarat dan rukun haji sebagaimana tercantum dalam al Qur’an disebutkan laffadz “Manistatho’a Ilaihi Sabiila..” yang berarti Barang siapa yang memiliki kemampuan.40 Hal ini memiliki makna kemampuan dalam beberapa hal; kemampuan dalam melaksanakan perjalanan menuju Baitullah, kemampuan dari segi Kesehatan fisik maupun psikis, kemampuan dari segi materi atau harta bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan.

Pendidikan Keagamaan dalam konteks haji membahas prinsip-prinsip dan metode- metode pendidikan yang digunakan untuk mendalami pengetahuan agama, praktik ibadah, dan nilai-nilai keagamaan yang relevan dalam pelaksanaan haji. Ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam yang terkait dengan haji serta cara terbaik untuk mentransfer pengetahuan agama ini kepada jama'ah haji.41

Gambaran tentang Teori Pendidikan Keagamaan dalam Konteks ibadah Haji, antara lain:

1. Pembelajaran Nilai-nilai Keagamaan: Teori ini fokus pada bagaimana pendidikan dapat digunakan untuk mentransfer dan mendalami nilai-nilai keagamaan yang esensial dalam pelaksanaan ibadah haji, seperti ketakwaan, kesabaran, dan persatuan umat Islam.

2. Pemahaman Tata Cara dan Tuntunan: Meliputi pembelajaran tentang tata cara haji, rukun-rukun ibadah, serta sejarah dan makna dari setiap praktik yang dilakukan selama haji. Ini membantu jama'ah haji memahami secara mendalam tata cara dan signifikansi ibadah haji.

3. Metode Pembelajaran yang Relevan: Pendidikan keagamaan dalam konteks haji juga mencakup pengembangan metode-metode pembelajaran yang relevan, seperti ceramah, simulasi, demonstrasi, materi audio visual, atau penggunaan teknologi, yang dapat mendukung pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep keagamaan

39 Ibid.

40 Q.S. Ali Imron: 97.

41 Dulsukmi Kasim, “FIQH HAJI (Suatu Tinjauan Historis dan Filosofis),” Jurnal Al-’Adl 11, no. 2 (2018): 151.

(14)

yang kompleks.

4. Integrasi Nilai Spiritual: Selain aspek teknis, teori ini juga menggarisbawahi integrasi nilai-nilai spiritual dan kebajikan dalam proses pembelajaran, untuk memperdalam makna ibadah haji sebagai perjalanan spiritual.

Penyatuan konsep keagamaan dalam media ajar audio visual memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak hanya informatif tetapi juga memotivasi dan menginspirasi, membantu jama'ah haji untuk merasakan dan memahami keindahan serta kedalaman spiritual dari ibadah haji. Dalam konteks pengembangan media audio visual menggunakan transmitter untuk pendidikan keagamaan, integrasi konsep keagamaan dalam media ajar berbasis audio visual akan lebih fokus pada penggunaan teknologi transmitter untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan haji kepada jama'ah.

Melalui penggunaan transmitter, informasi keagamaan dapat disampaikan secara langsung dan luas kepada jama'ah haji, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik terhadap prinsip-prinsip dan praktik-praktik dalam ibadah haji secara real-time atau sesuai jadwal yang telah ditentukan.

1 Sejarah Haji 10 Perlu diperhatikan sblm berangkat

2 Dasar Hukum 11 Beberapa kesalahan yang sering

dilakukan jemaah Haji

3 Miqat 12 Tanya jawab Haji

4 Umroh 13 Haji Mabrur dan cara mencapainya

5 Rukun Haji 14 Pelaksanaan haji bagi wanita

6 Wajib Haji 15 Dam dan Fidyah

7 Macam-macam Haji 16 Ziyarah Mekkah dan Madinah 8 Larangan selama Ihram 17 Galeri Haji

9 Pelaksanaan Haji 18 Penutup

TOPIK

2

KLIK NOMOR UNTUK MENUJU KE TOPIK YANG DIKEHENDAKI

Gambar 2.2. Slide tampilan topik fikih haji pada layar Hp

C. Survei Penggunaan Transmitter Jama’ah Haji Kabupaten Ngawi

Penelitian ini menggunakan survei melalui google form yang sebelumnya sudah disosialisasikan kepada jama’ahi tahun 2022 dan 2023. Survei ini merupakan langkah awal untuk mengevaluasi dampak dan penerimaan teknologi dalam konteks pendidikan haji. Hasil survei ini diharapkan akan memberikan gambaran yang mendalam tentang persepsi, kebutuhan, serta harapan dari partisipan terkait penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter.

1. Data Responden

Responden yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 44 responden, yang diambil secara acak menggunakan system simple random sampling atau system sample random yang sederhana, tanpa kriteria khusus baik dari segi usia atau jenis kelamin.

(15)

Responden berjumlah 44 jama’ah haji yang masuk dalam pengisian data survey ini terdiri dari jama’ah haji pada dua tahun terkhir, yakni tahun keberangkatan 2022 sebanyak 61,4% dan jama’ah haji tahun keberangkatan 2023 sebanyak 36,3%.

2. Usia pada Waktu Berangkat Haji

Data pengisian usia pada waktu keberangkatan haji merupakan salah satu indikator untuk mengetahui dalam hal tingkat respon jama’ah haji dalam penggunaan transmitter pada waktu pelaksanaan haji dan proses pmbelajaran selama proses manasik haji di Kabupaten Ngawi. Adapun berdasarkan pengisian data didapatkan responden dengan rentang usia pada waktu keberangkatan adalah antara usia 29 tahun sampai dengan usia 62 tahun. Dalam kriteria yang ditetapkan oleh kementrian agama tergolong usia muda, yakni pada Batasan usia dibawah 65 tahun. Hal itu disebabkan pada tahun 2022 merupakan keberangkatan haji pertama pasca pandemic covid-19 (Era new normal), setelah dua tahun sebelumnya yakni tahun 2020 dan 2021 tidak ada keberangkatan haji dikarenakan adanya pandemic covid-19.

Pemberlakuan Ketentuan Khusus Pemerintah Arab Saudi Bagi Jamaah yang berangkat Haji Tahun 1443H/2022M yakni; pertama, usia maksimal 65 tahun, kedua, telah menerima vaksinasi Covid-19 secara lengkap yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan Saudi dan jamaah yang berasal dari luar Kerajaan Saudi wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan.42

Berbeda dengan tahun 2022 yang membatasi usia maksimal 65 tahun, haji pada Tahun 2023 justru tidak ada Batasan usia. sehingga dikenal dengan sebutan haji ramah lansia.43 Karena tanpa Batasan usia maksimal hanya saja dengan ketentuan memenuhi kriteria Istitho’ah (berdasarkan hasil cek Kesehatan dari kementrian Kesehatan di msing-masing kota). Bahkan di kabupaten ngawi pada tahun 2023 usia jamah haji regular termuda pada tahun 2023 adalah 43 tahun dan usia tertua adalah 89 tahun.44

3. Manfaat Media Ajar Berbasis Audio Visual Menggunakan Transmitter Selama Perjalanan Haji

Hasil survei mengenai manfaat penggunaan media ajar berbasis audio visual transmitter selama perjalanan haji ini menjadi langkah awal dalam mengevaluasi dampak teknologi dalam memberikan bantuan dan informasi kepada jama'ah haji, khususnya dalam konteks perjalanan haji yang penuh makna.

Melalui pandangan dan kontribusi berharga dari peserta survei, kita sekarang dapat memahami lebih dalam mengenai manfaat konkret yang diperoleh dari penggunaan media ajar berbasis audio visual melalui transmitter selama perjalanan haji. Data yang terkumpul akan membuka perspektif tentang sejauh mana teknologi

42 https://kepri.kemenag.go.id/page/det/h-endang-sry-wahyu-m-m-pub--ini-kebijakan-pemerintah- indonesia-tentang-penyelenggaraan-ibadah-haji-tahun-1443h-2022m. Akses 10 Desember 2023.

43 https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/menag-tahun-2023-kuota-haji-221-ribu- tidak-ada-pembatasan-usia. Akses 10 Desember 2023.

44 https://suara.ngawikab.go.id/2023/05/27/283-jamaah-haji-kloter-ngawi-diberangkatkan/, Akses 10 desember 2023.

(16)

tersebut mempengaruhi pengalaman, pengetahuan, dan kesiapan jama'ah haji dalam menjalani perjalanan ibadah yang sakral ini.

Dengan pemahaman lebih lanjut tentang manfaat yang diperoleh, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang peran teknologi dalam mendukung jama'ah haji kabupaten Ngawi dan bagaimana media ajar audio visual melalui transmitter dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya perjalanan keagamaan ini.

Berdasarkan hasil survey, didapatkan sebanyak 72,7% responden menjawab mempermudah pemahaman dengan mennggunakan media ajar audio visual dengan transmitter selama perjalan haji. Sedangkan sebanyak 34,1% memberikan jawaban lebih jelas. Hal tersebut mrnunjukkan bahwa menggunakan media ajar berbasis audio visual dengan transmitter memiliki nilai kemanfaatan dan memberikan kemudahan dalam meningkatkan pemahaman lebih jelas selama proses haji bagi jama’ah haji kabupaten Ngawi.

D. Kendala dan Tantangan dalam Penggunaan Transmitter:

Dalam perjalanan memahami penggunaan teknologi dalam pendidikan manasik haji, hasil survei mengenai kendala dan tantangan dalam penggunaan transmitter ini menjadi jendela yang membuka pemahaman tentang hambatan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan teknologi transmitter dalam konteks pembelajaran keagamaan konteks haji.

Dengan pemahaman mendalam terhadap kendala dan tantangan yang dihadapi, kita dapat merancang strategi yang lebih baik untuk mengatasi hambatan tersebut, memperbaiki kualitas pendidikan keagamaan, dan meningkatkan efektivitas penggunaan teknologi dalam mendukung proses pembelajaran.

Terdapat kendala teknis yang sering dihadapi dalam penggunaan transmitter sebagai media ajar berbasis audio visual;

1. Kendala Sinyal yang terkadang lemah

Berdasarkan hasil survey di atas, sebanyak 76,7% menjawab adanya sinyal transmisi yang tidak stabil, 14% mengalami kesulitan teknis dalam mengoperasikan media audio visual, 9,3% tidak mengalami kesulitan atau kendala apapun dan 2,3%

mengalami kesulitan terkait ketersediaan baterai. Berbagai kendala teknis yang dihadapi oleh responden dalam penggunaan transmitter sebagai media ajar selama pelaksanaan haji menjadi sebuah catatan penting bagi pengelola travel haji dan umroh khususnya pembimbing haji. Terdapat beberapa sebab antara lain;45

a. Kondisi jama’ah yang crowded (penuh) pada waktu melaksanakan thawaf dan sa’i di Baitullah.

b. Terpisahnya jama’ah dari rombongan, sehingga menyebabkan sinyal radar di luar jangkauan frekuensi transmitter.

45 Wawancara dengan H. Mudrik al Farizi Selaku Ketua KBIHU Jabal Noor Ngawi Sekaligus Pembimbing Haji Tahun 2022 dan Tahun 2023, pada 12 Desember 2023.

(17)

c. Kesulitan pengoperasian bagi jama’ah haji yang tidak terbiasa menggunakan perangkat elektronik, terutama jamaah lansia ketika menggunakan transmisi transmitter dengan handphone android dan bergeser channel receiver yang sudah disetting sebelumnya.

d. Baterai alat receiver lowbat (lemah)

2. Faktor lingkungan

Berdasarkan hasil survey terkait faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan transmitter dalam pembelajaran dan proses selama perjalanan haji ditemukan; 61,4% banyaknya gangguan sinyal yang menyebabkan tidak efektifnya transmitter, 18,2% tidak ada pengaruh lingkungan yang menghambat efektifitas penggunaan transmitter, 15,9% terganngu karena cuaca buruk seperti hujan, dan 9,1% menjawab tidak ada sinyal.

Segala bentuk kendala yang disebabkan oleh factor lingkungan dan situasional yang mempengaruhi evektivitas penggunaan transmitter dalam pembelajaran dan selama proses perjalanan ibadah haji dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengelola travel haji dan umroh serta pembimbing haji ataupun muthawwif. Sehingga ada peningkatan pelayanan serta perbaikan alat transmisi bagi jama’ah haji.

3. Kendala penguasaan mengoperasikan transmitter

Berdasarkan hasil survey tentang aspek Kesulitan yang dialami jama’ah haji kabupaten Ngawi dalam menggunakan transmitter selama proses perjalanan ibadah haji ditemukan 67,4% menjawab tidak ada kesulitan yang signifikan dalam menggunakan transmitter selama proses perjalanan haji, 32,6% menjawab menemukan beberapa kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas jama’ah haji kabupaten Ngawi memiliki kemampuan mengoperasikan dan mennggunakan fasilitas transmitter selama proses peejalan haji.

E. Persepsi Jama'ah Haji terhadap Penggunaan Media Ajar Berbasis Audio Visual menggunakan Transmitter:

Hasil survei mengenai persepsi jama'ah haji terhadap penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter kini siap untuk dieksplorasi. Survei ini menjadi langkah awal dalam memahami pandangan dan tanggapan yang sangat berharga dari jama'ah haji terkait penerapan teknologi dalam pembelajaran keagamaan, khususnya dalam konteks perjalanan haji.

Melalui keterlibatan aktif dan kontribusi dari peserta survei, kita sekarang memiliki kesempatan untuk memahami lebih dalam persepsi dan tanggapan individu dalam menggunakan teknologi audio visual melalui transmitter selama proses pembelajaran. Data yang terkumpul akan membuka cakrawala bagi pemahaman tentang sejauh mana penggunaan teknologi ini memberikan dampak, manfaat, serta tantangan bagi jama'ah haji dalam perjalanan keagamaan mereka.

Dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap persepsi jama'ah haji, kita dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan, menghargai keunggulan, serta

(18)

merencanakan langkah-langkah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran manasik haji menggunakan teknologi.

Berdasarkan hasil survey tentang tanggapan atau reaksi jama’ah haji terhadap penggunaan media ajar audio visual menggunakan transmitter sebagai bagian dari pembelajaran, terdapat 62,2% memberikan tanggapan sangat positif dan 37,6% menilai cukup positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mayoritas jama’ah haji memberikan reaksi dan menyambut dengan sangat baik penggunaan media ajar audio visual menggunakan transmitter dalam proses pembelajaran dan selam perjalanan ibdah haji.

Adapun persepsi jama’ah terkait penggunaan transmitter dan pengaruhnya terhadap kualitas pengalaman belajar dan selama perjalanan haji;

Berdasarkan hasil survey tentang Persepsi jama’ah terkait penggunaan transmitter dan pengaruhnya terhadap kualitas pengalaman belajar dan selama perjalanan haji, ditemukan 93,2% responden menjawab meningkatkan kualitas belajar dan 6,8% tidak mempengaruhi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa mayoritas jama’ah haji Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan pemahaman selama perjalanan haji dengan menggunakan transmitter.

Harapan jama’ah haji terkait pengembangan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter, ditemukan 72,7% berharap ada penigkatan kualitas transmitter, 29,5% berharap lebih banyak materi audio, 15,9% berharap lebih banyak materi visual dan 2,3% tidak memiliki harapan khusus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas jama’ah haji berharap adanya peningkatan kualitas media ajar berbasis audia visual menggunakan transmitter. Hal ini menjadi bagian evaluasi bagi pengelola travel haji dan umroh serta pembibing haji maupun muthawwif yang mendampingi pelaksanaan ibadah haji di Baitullah, sehingga dapat meminimalisir kendala dan hambatan selama proses beribadah serta menjadikan ibadah hajinya khusu’ dan sebagai pengalaman spiritual yang penuh makna dalam melaksanakan rukun Islam yang ke-5.

PENUTUP

Pemaparan diatas menyimpulkan bahwa penggunaan media transmitter bukan sekadar sebuah inovasi teknologi, tetapi sebuah sarana yang mampu menyatukan informasi, panduan, dan edukasi keagamaan kepada jama'ah haji secara lebih efisien dan efektif. Penggunaan teknologi ini telah memperkaya pengalaman spiritual dan praktis bagi jama'ah haji kabupaten Ngawi selama perjalanan ibadah haji.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah;

1. Penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran haji bagi jama'ah haji Kabupaten Ngawi.

2. Kendala teknis seperti gangguan sinyal atau kualitas audio visual yang buruk dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan transmitter.

3. Persepsi jama'ah haji terhadap penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam proses pembelajaran cukup positif.

(19)

4. Penelitian ini memberikan sumbangan penting dalam pengembangan sistem smart pilgrims yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan memenuhi kebutuhan jamaah haji secara holistic.

Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan pendidikan haji di Kabupaten Ngawi melalui beberapa cara.

Pertama, penelitian ini menyoroti pentingnya penggunaan teknologi audio visual, khususnya penggunaan transmitter, dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran haji.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan landasan teoritis dan praktis bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih modern dan efektif dalam konteks pendidikan haji di Kabupaten Ngawi.

Kedua, penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai keunggulan dan tantangan dari penggunaan media ajar berbasis audio visual menggunakan transmitter dalam konteks pendidikan haji. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dalam pendidikan haji di Kabupaten Ngawi.

Ketiga, melalui eksplorasi hasil survei dan analisis yang dilakukan, penelitian ini juga memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai efektivitas penggunaan teknologi audio visual menggunakan transmitter dalam mendukung pemahaman, kesiapan, dan pengalaman jama'ah haji dalam persiapan manasik haji. Hal ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan program pendidikan haji yang lebih efektif dan berorientasi pada kebutuhan jama'ah haji di Kabupaten Ngawi.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang penting dalam pengembangan pendidikan haji di Kabupaten Ngawi dengan menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi dan tantangan penggunaan teknologi audio visual dalam konteks pendidikan haji serta memberikan landasan bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih adaptif dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Saedi, Hussam, Wael M. Abdel-Wahab, S. Mohsen Raeis-Zadeh, Ehsan Haj Mirza Alian, Ardeshir Palizban, Ahmad Ehsandar, Naimeh Ghafarian, et al. “An integrated circularly polarized transmitter active phased-array antenna for emerging Ka-band satellite mobile terminals.” IEEE Transactions on Antennas and Propagation 67, no. 8 (2019):

5344–5352.

Babiker, Mohd Elmagzoub A. “For effective use of multimedia in education, teachers must develop their own educational multimedia applications.” Turkish Online Journal of Educational Technology 14, no. 4 (2015): 62–68.

Gall, Meredith D., dan Association for Supervision and Curriculum Development. Tools for learning : a guide to teaching study skills, 1990.

Ghimby, Dimas, dan Anindya Fajarini. “Development of Interactive Multimedia-Based Learning Media for Social Studies Subjects At Smp Negeri 2 Gending Probolinggo.”

SOLIDARITY: Journal of Social Studies 2, no. 1 (2022): 27–37.

(20)

Holland, Matt. The change agent. Achieving Cultural Change in Networked Libraries, 2017.

Kasim, Dulsukmi. “FIQH HAJI (Suatu Tinjauan Historis dan Filosofis).” Jurnal Al-’Adl 11, no. 2 (2018): 151.

Khan, Esam Ali, dan Mohd Khaled Yousef Shambour. “An analytical study of mobile

applications for Hajj and Umrah services.” Applied Computing and Informatics 14, no. 1 (2018): 37–47. https://doi.org/10.1016/j.aci.2017.05.004.

Mo, Jianhua, dan Robert W. Heath. “Capacity Analysis of One-Bit Quantized MIMO Systems with Transmitter Channel State Information.” IEEE Transactions on Signal Processing 63, no. 20 (2015): 5498–5512.

Purnaningsih, P. “Strategi Pemanfaatan Media Audio Visual Untuk Peningkatan.” Jurnal Informatika Universitas Pamulang 2, no. 1 (2017): 34–41.

Qurashi, Jahanzeeb, dan Richard Sharpley. “The impact of SMART media technologies (SMT) on the spiritual experience of Hajj Pilgrims.” International Journal of Religious Tourism and Pilgrimage 6, no. 3 (2018): 37–48.

Ridzuan, Perak Darul. “SMART HAJJ A Mobile Application to Guide the Pilgrims to Perform Hajj CERTIFICATION OF APPROVAL A Mobile Application to Guide the Pilgrims to Perform Hajj,” no. September (2021): 1–47.

Siswa, Bagi, Kelas X Sekolah, dan Menengah Atas. “Development of Haji Android Learning Multimedia for Class X” (n.d.).

Spector, J. Michael, M. David Merrill, Jan Elen, dan M. J. Bishop. “Handbook of research on educational communications and technology: Fourth edition.” Handbook of Research on Educational Communications and Technology: Fourth Edition (2014): 1–1005.

Sugiyanti, Endang. “Penerapan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Pemahaman Haji Dan Umrah.” Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta 1, no. 1 (2020): 79–90.

Susan Mckenney, Thomas C Reeves. Conducting educational design research. Educational Media International. Vol. 50, 2013.

Utomo, Rahmad Budi. “Aplikasi Pembelajaran Manasik Haji dan Umroh berbasis Multimedia dengan Metode User Centered Design (UCD).” J-SAKTI (Jurnal Sains Komputer dan Informatika) 3, no. 1 (2019): 68.

Winarto, Winarto, Ahmad Syahid, dan Fatimah Saguni. “Effectiveness the Use of Audio Visual Media in Teaching Islamic Religious Education.” International Journal of Contemporary Islamic Education 2, no. 1 (2020): 81–107.

https://kepri.kemenag.go.id/page/det/h-endang-sry-wahyu-m-m-pub--ini-kebijakan- pemerintah-indonesia-tentang-penyelenggaraan-ibadah-haji-tahun-1443h-2022m.

Akses 10 Desember 2023.

https://kemenag.go.id/opini/ibadah-haji-dan-pandemi-covid-19-1nvias. Akses 10 Desember 2023.

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/menag-tahun-2023-kuota- haji-221-ribu-tidak-ada-pembatasan-usia. Akses 10 Desember 2023.

https://suara.ngawikab.go.id/2023/05/27/283-jamaah-haji-kloter-ngawi- diberangkatkan/, Akses 10 desember 2023.

Referensi

Dokumen terkait

kurangnya pemahaman konsep siswa me- ngenai perubahan kenampakan bumi, peneliti berupaya menerapkan penggunaan media yang inovatif yaitu media audio visual dalam

pengembangan media pembelajaran berbasis audio visual dengan melalui tahap uji coba dan menghasilakan produk berupa media pembelajaran berbasis audio visual tokoh-tokoh

Penulis menyarankan agar bahan ajar berbasis audio visual yang telah dikembangkan ini perlu diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran matematika materi bangun ruang kubus

JURNAL JPSD Vol.7 No. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan bahan ajar IPA dengan media audio visual pada tema selamatkan makhluk hidup yang sederhana, mudah

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi tanah dengan media pembelajaran Audio visual dan realita pada siswa kelas V SDN

Secara umum, fungsi media audio visual adalah sebagai media alternatif yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran karena media audio visual mempunyai beberapa keunggulan

Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media audio visual dalam meningkatkan minat

Media audio visual ini mempunyai lebih dari satu komponen sehingga integrasi dari beberapa unsur dapat menampilkan suara dan gambar bergerak secara bersamaan yang telah direncanakan