• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Kuis Menggunakan Wordwall Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa

N/A
N/A
Didin Setiawan

Academic year: 2025

Membagikan "Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Kuis Menggunakan Wordwall Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS QUIZ MENGGUNAKAN WORDWALL UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PROPOSAL

OLEH

DIDIN SETIAWAN NIM C789202101097

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP YAPIS DOMPU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI Tahun 2025

(2)
(3)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS QUIZ MENGGUNAKAN WORDWALL UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PROPOSAL Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yapis Dompu

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)

Pendidikan Teknologi Informasi

OLEH Didin Setiawan NIM C789202101097

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP YAPIS DOMPU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI Tahun 2025

(4)

Proposal oleh Didin Setiawan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Dompu, 29 Maret 2020 Pembimbing I,

Hasan, M.Pd.

NIDN. 0829088701

Dompu, 12 Maret 2020 Pembimbing II,

Sumiati, M.Pd.

NIDN. 0828088801

Mengetahui/Mengesahkan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Ketua,

Sugerman, M. Pd.

NIDN. 0812118603

(5)

Skripsi oleh Muhammad Faqih ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada Tanggal 12 Mei 2020.

Dewan Penguji:

Ketua,

Hasan, M.Pd.

NIDN. 0829088701 Anggota I,

Sumiati, M.Pd.

NIDN. 0828088801 Anggota II,

Idhar, M.Pd.I.

NIDN. 0820088502 Anggota III,

Idhar, M.Pd.I.

NIDN. 0820088502

Mengetahui/Mengesahkan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Ketua,

Sugerman, M. Pd.

NIDN. 0812118603

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti kehadirat Allah SWT atas limpahan hidayahnya sehingga peneliti menyelesaikan proposal dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS QUIZ MENGGUNAKAN WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Proposal/Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Progran Studi

…. (S-1) yang Penulis tempuh di STKIP Yapis Dompu. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan proposal/skripsi ini tidak terlepas dari peran, dorongan, dukungan, arahan, dan saran dari berbagai pihak.

Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada …. (nama) Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Dompu …. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada ....

(nama) Ketua STKIP Yapis Dompu yang telah.... Terima kasih penulis sampaikan kepada …. (nama) Waket I Bidang Akademik yang telah …. Terima kasih penulis sampaikan kepada …. (nama) Waket II Bidang Administrasi dan Keuangan yang telah …. Terima kasih penulis sampaikan kepada …. (nama) Waket III Bidang Kemahasiswaan yang telah ….dan seterusnya

Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya, semoga proposal/skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu.

Dompu, 12 November 2020 Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN LOGO... ii

HALAMAN JUDUL... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Batasan Masalah... 3

1.3 Rumusan Masalah... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.5 Istilah Operasional Variabel ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Kajian Teori... 8

2.2 Kerangka Berpikir... 9

2.3 Hipotesis Penelitian... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 11

3.1 Jenis Penelitian... 12

3.2 Populasi dan Sampel... 13

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 14

3.4 Instrumen Penelitian... 15

3.5 Teknik Analisis Data ... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17

4.1 Hasil Penelitian... 18

4.2 Pembahasan... 19

BAB V PENUTUP... 20

5.1 Simpulan... 21

5.2 Saran... 22

DAFTAR RUJUKAN ... 17 DAFTAR LAMPIRAN

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.1 Gambar Nilai Hasil Belajar Siswa... 10

2.1 Gambar Indikator Penilaian Menulis... 12

3.1 Gambar Analisis Data... 13

4.1 Gambar Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa... 14

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa... 10

2.1 Tabel Indikator Penilaian Menulis... 12

3.1 Tabel Analisis Data... 13

4.1 Tabel Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa... 14

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa... 10

Lampiran 2 Indikator Penilaian Menulis... 12

Lampiran 3 Analisis Data... 13

Lampiran 4 Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa... 14

(11)

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 1.1. Latar belakang, 1.2. Batasan Masalah, 1.3. Rumusan Masalah, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat Penelitian, 1.6. Istilah Operasional Variabel.

1.1. Latar Belakang

Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi telah menjadi kekuatan utama dalam mengubah cara kita belajar dan mengajar. Dengan adanya akses yang lebih mudah dan luas terhadap berbagai perangkat dan aplikasi, pendidikan telah melihat perubahan besar dalam pengalaman belajar siswa. Pemanfaatan teknologi telah memungkinkan para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan efektif. Di bawah ini, kita akan menjelajahi bagaimana teknologi telah mengubah lanskap pendidikan dan bagaimana hal tersebut meningkatkan pengalaman belajar.(Ditmawa, 2024).

(Ditmawa, 2024), juga menjelaskan bahwa Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan telah membawa transformasi besar dalam pengalaman belajar siswa. Dengan akses terhadap sumber daya belajar yang luas, pembelajaran interaktif dan personalisasi, kolaborasi yang ditingkatkan, pembelajaran berbasis game, dan pemanfaatan realitas virtual dan augmented, teknologi telah membuka pintu untuk pendidikan yang lebih efektif dan menarik. Bagaimanapun, sementara teknologi dapat menjadi alat yang kuat, penting untuk diingat bahwa keberhasilan pendidikan masih tergantung pada keterlibatan guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan sinergi antara teknologi dan manusia, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang menginspirasi dan memberdayakan generasi mendatang.

Proses pembelajaran secara didaktis psikologis media pembelajaran sangat membantu perkembangan psikologis anak dalam hal belajar.

Dikatakan demikian sebab alat bantu mengajar berupa media pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam belajar karena media dapat membuat hal- hal yang abstrak menjadi lebih konkret (Supriyanto, 2018) di kutip dari jurnal (Ani Daniyati et al., 2023). Media Pembelajaran merupakan bagian menyatu

(12)

dari keseluruhan sistem dan proses pembelajaran, artinya media pembelajaran menentukan terhadap kegiatan pembelajaran dan merupakan unsur yang sangat penting dalam pembelajaran.

Selain itu menurut (Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013, 2014), Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran yang dapat berbentuk bahan cetak, audio, visual, audio-visual, atau berbasis teknologi informasi. Media ini berfungsi untuk mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, serta membangkitkan minat dan motivasi belajar. Dalam pelaksanaannya, media pembelajaran dipilih berdasarkan karakteristik peserta didik, materi, dan tujuan pembelajaran. Selain itu, media juga diintegrasikan dengan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran abad ke-21.

Media pembelajaran yang digunakan harus mendukung pendekatan saintifik, yang melibatkan langkah-langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan hasil pembelajaran.

Pembelajaran yang interaktif dan unik menggunakan metode kuis telah terbukti memberikan dampak positif terhadap motivasi, minat, dan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian oleh (Ummah, 2019) yang menunjukkan bahwa penggunaan media kuis interaktif, seperti Quizizz atau Kahoot, dapat meningkatkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.

Hasil dari penelitian oleh ummah ditemukan bahwa siswa menjadi lebih antusias, termotivasi, dan terlibat aktif ketika pembelajaran dikemas dengan metode kuis yang kompetitif dan menyenangkan. Selain itu, kuis berbasis teknologi informasi memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif, sehingga mendorong pemahaman materi yang lebih baik.

Selain media Quizizz dan Kahoot ada juga media pembelajaran berbasis quis yang cukup baru yaitu wordwall. Wordwall menurut (Adolph, 2016) wordwall berasal dari bahasa Inggris, word yang artinya kata dan wall artinya dinding, jadi wordwall dapat diartikan dinding kata. Wordwall merupakan salah satu tipe media pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan vocabulary. Wordwall merupakan media interaktif

(13)

yang menyediakan template seperti kuis, mencocokkan, berpasangan, anagram, dan lain sebagainya. Wordwall merupakan aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan alat penilaian yang dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran.(Oktafiani & Tarigan, 2024).

Definisi di atas adalah definisi wordwall secara umum, dalam penelitian ini peneliti mendefinisikan

Pengenalan huruf merupakan salah satu keterampilan dasar yang sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya di tingkat sekolah dasar.

Keterampilan ini menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis, yang sangat diperlukan dalam penyerapan literasi dan keberhasilan akademik siswa. Namun, tidak semua anak mampu menguasai keterampilan ini dengan mudah, terutama anak-anak dengan kebutuhan khusus, seperti tunagrahita ringan.

Pendidikan dasar merupakan determinan laju pendidikan berikutnya.

Pengertian pendidikan dasar itu sendiri adalah proses pembelajaran dasar untuk mempersiapkan peserta didik pada pendidikan menengah dan atas.

Salah satu ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang sekolah dasar adalah adalah membaca (Fitriani et al., 2023, p.

127),Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dengan umur sejak lahir sampai usia 6 tahun adalah kesiapan mengenal aksara dengan baik dan benar. Diperkuat dengan undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 2003 pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi seluruh masyarakat Indonesia. (Suherman & Muhdiah, 2016, p. 23) menegaskan bahwa membaca merupakan proses yang kompleks yang dapat dicapai oleh manusia. Hampir semua orang dapat membaca pada usia 6-7 tahun.

(14)

Kemampuan membaca pada anak usia 6–7 tahun sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan dasar.

(Sulistyawati & Amelia, 2021) menyebutkan bahwa pembelajaran membaca harus dirancang sedemikian rupa agar menarik dan memotivasi anak. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif, seperti media Big Book. Penelitian menunjukkan bahwa media ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan membaca anak melalui visualisasi cerita yang menarik dan melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran (Sari, 2020).

Kemampuan membaca dan mengenal huruf pada anak biasanya dikenalkan pada Pendidikan formal kelas I dan kelas II atau bisa disebut dengan kelas rendah. Kelas rendah menurut (Swihadayani, 2023b) adalah pembelajaran yang dilaksanakan untuk siswa yang berada pada kelas 1, 2 dan 3 sedangkan proses pembelajaran yang untuk siswa kelas tinggi yaitu untuk siswa yang berada pada kelas 3,4 dan 5. Meskipun siswa sekolah dasar berada pada fase perkembangan yang sama namun ada perbedaan-perbedaan yang harus diketahui oleh guru sekolah dasar agar dapat menyusun pembelajaran yang sesuai. Terutama pada siswa kelas rendah. Siswa kelas rendah merupakan masa transisi pembelajaran dasar siswa. Sehingga guru harus dapat dipastikan untuk dapat mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa. Oleh sebab itu perlunya guru memahami karakteristik siswa kelas rendah.

Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dasar memiliki peran yang sangat penting sebagai fondasi dalam menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Salah satu keterampilan utama yang harus dimiliki oleh siswa pada tahap ini adalah membaca, yang merupakan keterampilan kompleks dan fundamental dalam mendukung literasi anak. Menurut berbagai regulasi dan penelitian, usia 6–7 tahun merupakan masa yang optimal untuk mulai mengenalkan huruf dan membaca, dengan dukungan metode pembelajaran yang sesuai dan menarik.

Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti penggunaan media Big Book atau strategi interaktif lainnya, mampu

(15)

meningkatkan kemampuan membaca anak dengan cara yang menyenangkan dan memotivasi. Selain itu, perbedaan karakteristik siswa di kelas rendah, seperti pada kelas 1 hingga 3 sekolah dasar, memerlukan perhatian khusus dari guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai. Masa transisi ini sangat krusial karena menjadi awal bagi siswa dalam mengembangkan keterampilan literasi. Oleh karena itu, guru harus mampu memahami kebutuhan dan karakteristik siswa agar dapat mendesain pembelajaran yang efektif, memotivasi, dan relevan dengan perkembangan mereka.

Keseluruhan teori ini menegaskan bahwa proses pembelajaran yang dirancang dengan baik pada pendidikan dasar, terutama untuk keterampilan membaca, tidak hanya mendukung literasi anak tetapi juga memberikan dampak positif pada perkembangan pendidikan mereka di masa depan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tangga 4 November tahun 2024 dengan wali kelas II di SDN 30 Dompu di temukan bahwa pengenalan huruf pada anak sangat penting tetapi banyak metode yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenalkan huruf pada anak salah satunya methode pengenalan abjad menggunakan gambar anak anak. Dari teori diatas juga mendukung peneliti untuk mengambil judul “Pengaruh Metode Abjad terhadap kemampuan mengenal Huruf pada Kelas Rendah Sekolah Dasar” di harapkan penelitian ini mampu mengetahui seberapa pengaruhnya methode abjad dalam pembelajaran siswa kelas rendah.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.2.1 Subjek penelitian ini akan berfokus pada siswa kelas VII B SMPN 3 Dompu.

1.2.2 Metode quis menggunakan wordwall di gunakan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa

1.3. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang dan batasan masalah diatas, maka penelitian ini di rumuskan:

(16)

Apakah pembelajaran metode quis dengan media wordwall dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII B di SMPN 3 Dompu?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas peneltian ini memiliki tujuan untuk mengetahui media pembelajaran metode quis dengan media wordwall dapat meningkatkan minat belajar siswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1.5.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori di bidang pendidikan, khususnya terkait pemanfaatan teknologi dalam media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga memperkaya literatur mengenai efektivitas media pembelajaran berbasis quiz, khususnya yang menggunakan platform Wordwall, sebagai salah satu pendekatan inovatif dalam menciptakan pengalaman belajar yang menarik. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat memperkuat teori tentang penggunaan gamifikasi dalam pendidikan, yang menunjukkan bahwa elemen interaktif dan kompetitif mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

1.5.2 Secara Praktis a) Bagi Guru:

Penelitian ini dapat menjadi panduan praktis dalam memanfaatkan platform Wordwall untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, menarik, dan menyenangkan, sekaligus meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.

b) Bagi Siswa:

Media pembelajaran berbasis quiz ini dapat membantu meningkatkan minat dan motivasi belajar melalui pengalaman

(17)

yang lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga mendorong mereka untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

c) Bagi Sekolah:

Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi dan mendukung terciptanya lingkungan belajar yang inovatif sesuai tuntutan era digital.

d) Bagi Peneliti Lain:

Penelitian ini dapat menjadi dasar atau referensi untuk pengembangan penelitian lanjutan terkait media pembelajaran interaktif dan pengaruhnya terhadap motivasi maupun hasil belajar siswa.

1.6. Istilah Operasional Variabel

Adapun operasional variabel dalam membedakan variabel nya sebagai berikut :

a) Pengembangan

Pengaruh merupakan suatu daya yang ditimbulkan dari adanya seseorang ataupun benda yang berada di alam dan menjadikan sebuah perubahan pada sekitarnya. Menurut (Nikmah SL, 2020) dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”. Pengaruh juga diartikan sebagai suatu kondisi dimana keadaan yang lalu atau masa sekarang, yang dialami sebagian atau benar-benar memainkan peranan dalam menentukan perilaku seseorang (kita), atau jalan pikiran, saat ini. Pengaruh merupakan adanya kekuatan yang timbul oleh suatu masyarakat yang mempengaruhi sikap, pendirian, dan perilaku seseorang.

b) Wordwall

Menurut (P.M Sari & Yarza, 2021) di kutip dari sma negeri 1 kutasari, Word Wall merupakan salah satu aplikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai media belajar dan alat penilaian yang dapat

(18)

menumbuhkan daya tarik bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Aplikasi Word Wall menawarkan beragam pilihan permainan seperti, crossword, quiz, random cards (kartu acak) dan masih banyak lainnya. Selain itu, permainan yang telah dibuat dapat dicetak dalam bentuk PDF, sehingga memudahkan bagi peserta didik yang mempunyai kendala pada jaringan. (Desi Tri Rahayu Wardaningrum, n.d.).

c) Metode quis

Pembelajaran menggunakan metode kuis adalah pendekatan di mana guru mengintegrasikan kuis ke dalam proses belajar- mengajar untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Metode ini melibatkan pemberian pertanyaan singkat yang harus dijawab siswa, baik secara individu maupun kelompok, dengan tujuan mengukur pemahaman, memperkuat materi yang telah diajarkan, dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Penerapan kuis secara terstruktur dapat membantu siswa mengulang dan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, serta mendorong keterlibatan aktif mereka dalam proses belajar.(Sugiarto, 2016).

d) Minat belajar siswa

Siswa kelas rendah, khususnya di tingkat sekolah dasar, memiliki karakteristik perkembangan yang khas yang mempengaruhi proses pembelajaran mereka. Menurut jurnal yang diberikan (jptam.org), siswa kelas rendah berada pada tahap perkembangan operasional konkret menurut teori Piaget, di mana mereka lebih mudah memahami konsep melalui aktivitas langsung, pengalaman konkret, dan media visual. Selain itu, perkembangan sosial siswa pada tahap ini juga ditandai dengan kebutuhan akan interaksi dengan teman sebaya dan dorongan untuk mendapat pengakuan dari guru. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik ini sangat penting bagi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa, seperti

(19)

melalui penggunaan permainan edukatif, alat peraga, dan pembelajaran berbasis kelompok yang melibatkan pengalaman langsung. Strategi ini dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan kognitif, sosial, dan emosional secara optimal. (Swihadayani 2023)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 2.1. Kajian teori, 2.2. Kerangka Berpikir, dan 2.3. Hipotesis Penelitian.

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Metode Abjad

Mengenal huruf sangatlah penting bagi anak karna itu adalah dasar dari komunikasi maupun tulis banyak metode yang dapat digunakan salah satunya adalah menggunakan metode abjad

2.1.1.1. Pengertian Metode Abjad

Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad diawali dengan mengenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Anak-anak menghafal dan melafalkan huruf sesuai

(20)

bunyinya dalam urutan abjad. Untuk huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk seperti /b-d/, /p-q/, /n-u/, dan /m- w-v/, guru membedakannya dengan memberikan warna berbeda pada kartu abjad. Proses ini dilakukan secara berulang hingga anak memahami perbedaan setiap huruf.

(Muhyidin, 2018)

Metode suku kata melanjutkan pembelajaran dengan mengenalkan kombinasi huruf menjadi suku kata seperti ba, bi, bu, be, bo; ca, ci, cu, ce, co; hingga da, di, du, de, do.

Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna, misalnya: /ba-bi/, /cu-ci/, atau /da-da/.

Selanjutnya, kata-kata tersebut dirangkai lagi menjadi kalimat sederhana, yang menjadi bagian dari proses pembelajaran membaca tahap lanjut.

Metode kata lembaga adalah metode peralihan antara metode bunyi dan metode global. Dalam pendekatan ini, guru menggunakan kata-kata yang dekat dengan anak, mudah dipahami, dan sering didengar.

Selain penjelsan diatas metode abjad juga di sebutkan pada jurnal (Tatmikowati, 2022) menjelaskan bahwa Metode abjad dalam pembelajaran menggunakan pendekatan harfiah.

Dalam prosesnya, metode abjad ini mengenalkan siswa lambang-lambang terlebih dahulu. Pengenalan lambang tersebut dimulai dari abjad A sampai Z. Selanjutnya siswa akan dikenalkan dengan bunyi huruf atau fonem dari setiap lambang. Dengan demikian metode abjad merupakan metode membaca permulaan yang membantu anak-anak mulai dari mengenal alphabet dalam rangka belajar membaca dan membiasakannya dengan nama-nama huruf dari abjad.

Metode abjad juga diartikan sebagai metode untuk belajar membaca yang dimulai dengan mengeja huruf demi huruf. Menurut Yamin metode abjad dimulai dengan

(21)

mengenalkan huruf-huruf secara alfabetis mulai dari A sampai Z. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan sesuai dengan bunyinya menurut abjad.

2.1.1.2. Langkah langkah penerapan Metode Abjad

Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Langkah-langkah penerapan metode abjad MENURUT (Tatmikowati, 2022) yaitu sebagai berikut.

a) Siswa dikenalkan huruf-huruf alfabetis mulai A sampai Z dan seterusnya melafalkan bunyi lambang tiap-tiap huruf. Misalnya: a dibaca [a], b dibaca [be], c dibaca [ce], m dibaca [em] dan seterusnya.

b) Siswa akan diperkenalkan menyusun suku kata dengan cara merangkai beberapa huruf yang sudah dikenalnya Misalnya: b [be] dan a [a] dibaca ba b [be]

dan I [i] dibaca bi m [em] dan a [a] dibaca ma t [te]

dan i [i] dibaca ti.

c) Siswa dilatih mengkombinasikan suku kata menjadi kata Misalnya: ba – bi = babi

(1) Tahap Persiapan

(a) Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(b) Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas

(c) Guru memperisiapkan media pembelajaran (d) Guru mempersiapkan metode abjad (alphabet) (2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

(a) Guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

(b) Guru memotivasi dan menarik perhatian siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik

(22)

(c) Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan prosedur langkah menggunakan metode abjad.

Metode abjad mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari metode abjad yaitu

a) Setiap siswa dihauskan mengetahui setiap lambang huruf,

b) Semua siswa secara langsung akan mengenal dan mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.

Sedangkan kekurangan dari metode abjad abjad yaitu (1) Siswa diharuskan untuk mengetahui lambang dan bunyi setiap huruf kemudian menyusunnya menjadi suku kata dan kata, hal tersebut membutuhkan waktu yang lama,

(2) Siswa akan mudah lupa antara bentuk dan bunyi huruf apabila tidak diulang-ulang terus

2.1.2. Kemampuan Mengenal Huruf

Sebagai dasr pendidikan membaca sangat dibutuhkan, selain itu komjunikasi juga membutuhkan yangh namanya kemampuan mengenal huruf

2.1.2.1. Pengertian Kemampuan Huruf

mengatakan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya.

(JASMINE, 2019) mengatakan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan melakukan sesuatu dengan mengenali tandatanda atau ciri-ciri dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Dalam Peraturan menteri Pendidikan Anak

(23)

Usia Dini menyampaikan bahwa kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak, yaitu kemampuan mengetahui simbol-simbol huruf dan mengetahui huruf depan dari sebuah benda.

Selain itu menurut (Rinme, 2020) Kemampuan mengenal huruf Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf Araf dan lainnya.

Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilih berbagai jenis huruf.

Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang.

Kemampuan mengenal huruf merupakan tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya (Soenjono Dardjowidjojo. 2018: 300). Dalam permendikbud 146 tahun 2014 (Sheila Septiana Rahayuningsih, Tritjahjo Danny Soesilo, Mozes Kurniawan. 2019) anak usia 5-6 tahun sudah dapat menguasai indikator mengenal keaksaraan awal seperti:

a) Menunjukkan bentuk-bentuk symbol (pra menulis) 2.1.3.2 Membuat gambar dengan beberapa coretan atau tulisan yang sudah berbentuk huruf atau kata

b) Menulis huruf-huruf dari namanya sendiri) tahapan membaca pada anak usia dini dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu:

(1) Tahap I membaca gambar, pada tahap ini anak diperlihatkan satu halaman yang berisi hanya satu gambar misalnya gambar ayam, hanya gambar tidak boleh dihias dengan gambar lain

(24)

(2) Tahap II membaca gambar + huruf, pada tahap kedua ini anak membaca huruf yang sesuai dengan huruf awal gambar.

(3) Tahap III membaca gambar + baca, pada tahap ketiga ini membaca dengan memperlihatkan gambar dan tulisan makna gambar. Pada tahap ini merupakan tahap paling matang dari taahap-tahap sebelumnya. Anak sudah banyak menguasai kosa kata dan dapat merangkainya menjadi kalimat.

Pastikan kegiatan menyenangkan kegiatan bermakna sesuai dengan tumbuh Anak:

(a) Anak tidak perlu menghafalkan 26 huruf

(b) Mengenalkan huruf yang akrab dengan diri anak seperti (Nama anak}

(c) Huruf yang dikenalkan huruf yang berbeda

(d) Mengenalkan huruf vokal

(e) Menggunakan bunyi huruf dengan cara meraba

(f) Mengenalkan kembali dengan cara repetisi dengan cara menunjuk huruf tidak perlu mengucapkan

(g) Tahap ekspressip, anak menyebut bunyi huruf ketika menunjuk pada huruf tertentu

(h) Membaca bersama anak pernyataan tunjukkan bunyi dan kombinasi

(25)

huruf buat pen kata-kata gunakan teknologi main Game bernyanyi 2.1.3. Karakteristik Siswa Kelas Rendah

Menurut (Susanto, 2020, p. 148) anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun) dimana pada rentang usia ini anak mulai menunjukkan perilaku belajar yang berkembang yang ditandai dengan ciriciri yaitu anak mulai memandang dunia secara objektif, mulai berfikir secara operasional, mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa yang konket, dan mampu mengklasifikasikan benda-benda yang bervariasi. Sekolah Dasar merupakan awal kegiatan wajib belajar yang mempunyai waktu paling lama. Agar pencapaian hasil belajar dapat optimal, guru dalam pembelajarannya perlu memperhatikan tentang karakteristik siswa SD.

Selain Itu menurut (Arif, 2019, p. 38) siswa yang berada dikelas rendah (kelas 1-3) memiliki kekhasan berbeda dengan siswa yang berada dikelas atas (kelas 4-6), sehingga perlu adanya perbedaan strategi yang harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing. Karakteristik siswa dibagi kedalam dua fase yaitu fase pertama karakter siswa kelas rendah dan yang kedua karakteristik kelas atas. Siswa kelas rendah pada umumnya berumur 6-9 tahun, sehingga berdasarkan klasifikasi piaget berada pada tahap akhir praoperasional sampai operasional konkrit.

Beberapa karakterstik dapat dilihat pada anak yang berada di periode operasional konkret seperti operasi berfikir revesibel anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya secara logis, akan tetapi pemikiran logis itu masih terikat oleh apa-apa yang terlihat olehnya.

Artinya dalam mengoperasikan logika berpikirnya masih perlu dibawa ke perilaku nyata (Budiman 2020:45). Menurut Suparno (2018: 38-44) menyatakan bahwa siswa sekolah dasar memiliki sifat yang khas yang dapat diketahui yaitu, penalarannnya bersifat transduktif yang berarti bergerak dari sesuatu yang khusus ke hal yang lebih khusus lagi.

Berdasarkan hal tersebut siswa tidak dapat berfikir revesibel atau bolak- balik, sehingga siswa tidak dapat berfikir kembali ke titik awal.

(26)

Sifat lain yang dimiliki siswa kelas rendah adalah memiliki sifat egosentris yaitu memandang sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri.

Mereka cenderung fokus terhadap satu hal saja tidak dapat berfikir abstrak. Oleh karena itu, untuk memberikan pembelajaran siswa kelas rendah dibutuhkan sesuatu yang konkrit sehingga dapat menangkap apa yang dipelajarinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SD memiliki karakteristik yang berbeda, terutama pada pada umur 6-11 tahun anak memiliki sifat yang khas, dimana siswa sedang berada pada tahap operasional konkret. Untuk itu guru perlu memberikan pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan sesuatu yang konkrit agar siswanya mudah memahami pembelajaran. Karena di masa usia siswa kelas rendah pemikirannya masih terfokus pada satu hal saja tidak dapat berfikir secara timbal-balik atau abstrak.

2.2. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arah penalaran untuk biasa memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Metode abjad adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Dengan di berikan metode abjad di harapkan anak mampu untuk mengenal huruf abjad A sampai Z dengan baik dan benar. Anak kelas II memiliki hambatan pada segi komunikasi yang berbeda dengan anak pada umumnya. Salah satu kesulitan yang dialami anak kelas II adalah rendahnya kemampuan membaca. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki keterbatasan dalam hal tidak bisa berkonsentrasi seperti anak normal pada umumnya dalam menerima stimulus yang diberikan guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu dengan penggunaan metode abjad di harapkan mampu untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak kelas II terlebihnya lagi anak yang menjadi subjek peneliti yang berpotensi dari segi membaca sehingga dapat di latih secara terus menerus.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan skema kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:

(27)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 2.3. Hipotesis Penelitian

Pendidikan dasar merupakan tahap penting dalam proses pembelajaran anak, dimana salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai adalah kemampuan mengenal huruf. Keterampilan ini menjadi dasar bagi siswa untuk melanjutkan pembelajaran membaca dan menulis. Di Sekolah Dasar (SD), khususnya pada kelas rendah, pengenalan huruf merupakan materi pembelajaran yang sangat vital. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas pengajaran huruf adalah dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak.

Metode abjad adalah salah satu pendekatan yang umum digunakan untuk mengajarkan siswa mengenal huruf. Metode ini menekankan pengajaran huruf-huruf yang disusun dalam urutan abjad, yang dapat membantu siswa untuk mengingat dan mengenali huruf dengan lebih sistematis. Meskipun metode ini telah diterapkan di banyak sekolah dasar, efektivitasnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada siswa kelas rendah masih perlu diuji secara lebih mendalam.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh metode abjad terhadap kemampuan mengenal huruf pada siswa kelas rendah. Apakah metode ini benar-benar memberikan dampak

(28)

positif dalam mempercepat atau mempermudah siswa dalam mengenali huruf yang menjadi dasar keterampilan literasi mereka. Untuk itu, penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Utama (H₁):Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode abjad terhadap kemampuan mengenal huruf pada siswa kelas rendah sekolah dasar.

Hipotesis Nol (H₀): Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode abjad terhadap kemampuan mengenal huruf pada siswa kelas rendah sekolah dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah penggunaan metode abjad dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali huruf, yang dapat diukur melalui peningkatan kemampuan membaca atau mengenal huruf setelah diterapkannya metode tersebut dalam pembelajaran.

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 3.1. Jenis Penelitian, 3.2. Populasi dan Sampel, 3.3. Teknik Pengumpulan Data, 3.4. Instrumen Penelitian, 3.5. Teknik Analisa Data.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan model eksperimen, penelitian ini bukan menghasilkan sebuah produk melainkan untuk menguji pengaruh suatu produk. Jenis penelitian kuantitatif adalah alat yang kuat dalam ilmu pengetahuan yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memahami fenomena dengan presisi.

Dengan perancangan yang baik.(Berlianti et al., 2024)

Eksperimen menurut (Muhammad & Ali, 2022) penelitian kuantitatif yang terkontrol yang digunakan untuk menguji hipotesis, teori, atau efektivitas sesuatu yang sebelumnya belum dicoba, dan melibatkan manipulasi, kontrol, dan pengamatan hasil untuk menetapkan hubungan sebab akibat.

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil yang memiliki karakteristik representasi dari populasi (Sulistiyowati, 2017). Untuk dapat menentukan atau menetapkan sampel yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari peneliti mengenai sampling, baik penentuan jumlah maupun dalam menentukan sampel mana yang diambil. Kesalahan dalam menentukan populasi akan berakibat tidak tepatnya data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang baik. Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan hal yang esensial karena merupakan salah satu penentu dalam mengumpulkan data penelitian.

(30)

Berdasarkan pengertian ahli diatas, maka populasi yang dugunakan dalam penlitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 30 Dompu yang berjumlah 22. Dengan detail 9 laki laki dan 13 perempuan

Kelas II Jumlah siswa

Laki-laki perempuan jumlah

9 laki-laki 13 22 siswa

3.2.2. Sampel

Menjelaskan definisi sampel menurut (Wahyudi, 2022) adalah Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil yang memiliki karakteristik representasi dari populasi. Untuk dapat menentukan atau menetapkan sampel yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari peneliti mengenai sampling, baik penentuan jumlah maupun dalam menentukan sampel mana yang diambil. Kesalahan dalam menentukan populasi akan berakibat tidak tepatnya data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang baik.

Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan hal yang esensial karena merupakan salah satu penentu dalam mengumpulkan data penelitian maka dari itu sampel yang akan diambil pada penelitian ini yaitu siswa kelas II SDN 30 Dompu yang diambil 11 yaitu 5 laki laki 6 perempuan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Tektik pengumpulan data dalam penelitian pengembangan yang di susun oleh penelitian ini adalah sebagai berikut

3.5.1. Wawancara

Dalam pengumpulan data banyak cara untuk melakukanya salah satuhnya adalah wawancara. wawancara menurut ahsan (2022;11) kedettailan data yang diproleh secara langsung dengan sumber yang bersangkutan. Maka wawancara harus benar benar di

(31)

melakukan wawancara, topik yang akan di gali, daftar pertanyaan yang akan di tanyakan dan alat tulis beserta alat untuk merekam proses wawancara.

Untuk mendukung data observasi, penelitian melakukan wawancara secara langsung dengan salah saytu guru di SDN 30 Dompu. Lebih khususnya wali kelas II.

3.5.2. Observasi

Menurut (listiawan 2016) bservasi merupakan suatu teknik pengumpulan daa yang bertunjuan mengamati langsung objek penelitian dan teknik ini untuk menjelaskan dan merinci gejala yang terjadi di lapangan.

Observasi dilakukan di SDN 30 Dompu dengan mengamati secar langsung aktivitas ujian yang enigman tentang metode abjad 3.4. Instrumen Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Jumlah variabel penelitian menetukan jumlah instrumen yang dibuat. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat bahwa instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang ukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu digunakan dalam instrumen penelitian ialah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan, hendaknya disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang digunakan.

3.5. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik

(32)

dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data ialah ketepatan teknik analisisnya, dan bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih.

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 4.1. Hasil Penelitian, dan 4.2.

Pembahasan.

4.1. Hasil Penelitian

Dalam subbab ini, data-data hasil penelitian atau masing-masing variabel yang telah diteliti dideskripsi. Dalam deskripsi data untuk masing- masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata,

4.1.1. Sub Bab

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

4.1.2. Sub Bab

Sebelum melanjutkan pada sub bab berikutnya, terlebih dahulu memberikan penjelasan pada bagian ini.

4.1.2.1. Sub Sub Bab

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

4.1.2.2. Sub Sub Bab

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

a) Peringkat a

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

b) Peringkat b

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

(1) Peringkat 1

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

(34)

(2) Peringkat 2

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

(a) Peringkat a

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

(b) Peringkat b

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

1) Peringkat 1

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

2) Peringkat 2

Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan sub bab yang diperlukan dalam penelitian ini.

 Bullet 1

 Bullet 2

4.2. Pembahasan

Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan dalam subbab hasil penelitian mempunyai arti penting bagi seluruh kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan yakni: (a) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai; (b) menafsirkan temuan- temuan penelitian; (c) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan; (d) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru; dan (e) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian. Dalam upaya menjawab masalah penelitian dan/atau tujuan penelitian, hendaknya disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.

(35)

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 5.1. Simpulan, dan 5.2. Saran.

5.1. Simpulan

Isi simpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Simpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Simpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab IV. Tata urutannya pun sama dengan yang ada di dalam bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan simpulan penelitian tetap terpelihara.

5.2. Saran

Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan simpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya spesifik. Saran dapat ditujukan kepada STKIP Yapis Dompu, lembaga pemerintah ataupun swasta, dan juga pihak lain yang dianggap layak.

(36)

DAFTAR RUJUKAN

Adolph, R. (2016). pengaruh media worldwall terhadap minat belajar siswa. 1–

23.

Ani Daniyati, Ismy Bulqis Saputri, Ricken Wijaya, Siti Aqila Septiyani, & Usep Setiawan. (2023). Konsep Dasar Media Pembelajaran. Journal of Student Research, 1(1), 282–294. https://doi.org/10.55606/jsr.v1i1.993

Arif, R. (2019). Karakteristik Siswa Sekolah Dasar untuk menentukan alur Belajar Siswa. 7–24. https://repository.unja.ac.id/33958/4/BAB II.pdf

Berlianti, D. F., Abid, A. Al, & Ruby, A. C. (2024). Metode Penelitian Kuantitatif Pendekatan Ilmiah untuk Analisis Data. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 7(3), 1861–1864.

Desi Tri Rahayu Wardaningrum, S. P. (n.d.). pemanfaatan media pembelajaran wordwall untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik.

Sma Negeri 1 Kutasari.

https://www.sman1kutasari.sch.id/berita/detail/428662/pemanfaataan-media- pembelajaran-word-wall-untuk-meningkatkan-minat-dan-keaktifan-belajar- peserta-didik/

Ditmawa. (2024). Transformasi Pendidikan di Era Digital. Upi Kemahasiswaan.

https://dit-mawa.upi.edu/transformasi-pendidikan-di-era-digital/

Fitriani, N., Ilma, Z. M., & Saraswati, A. R. (2023). Optimalisasi Pengenalan Huruf Melalui Metode Visumotor Pada Anak Tunagrahita Ringan di SDN Kota Kediri. Paedagogi: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (e-Journal), 9(1), 127. https://doi.org/10.24114/paedagogi.v9i1.46205

JASMINE, K. (2019). Pengaruh Pengenalan Huruf pad anak usia dini.

Penambahan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat (Antiinversi) Dan

Kecepatan Pengadukan Sebagai Upaya Penghambatan Reaksi Inversi Pada Nira Tebu, 2003.

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 (2014).

Muhammad, R., & Ali, K. M. (2022). Jurnal Kesehatan Jurnal Kesehatan. Jurnal Kesehatan, 15(1), 140–149.

Muhyidin, A. (2018). Asep Muhyidin , Odin Rosidin , Erwin Salpariansi. JPSD:

Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4(Nomor 1 Maret 2018).

https://www.researchgate.net/publication/327019768_Asep_Muhyidin_MET ODE_PEMBELAJARAN_MEMBACA_DAN_MENULIS_PERMULAAN_

DI_KELAS_AWAL_SEKOLAH_DASAR

Nikmah SL. (2020). pengaruh tagline “gratis ongkir” shopee terhadap. 1–23.

Oktafiani, W., & Tarigan, Y. A. B. (2024). Penerapan Aplikasi Wordwall sebagai Kuis Interaktif dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri 2 Tondano. Tumoutou Social Science Journal, 1(1), 31–35. https://doi.org/10.61476/gecqwx06

Rinme, M. (2020). pengembangan kemampuan mengenal huruf pada anak kelas 2 sd menggunakan media vidio tutorial. Penambahan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat (Antiinversi) Dan Kecepatan Pengadukan Sebagai Upaya Penghambatan Reaksi Inversi Pada Nira Tebu, 330–331.

Sugiarto. (2016). Penggunaan kuis. 4(1), 1–23.

(37)

Suherman, & Muhdiah, M. (2016). Sistem Interaktif Membaca Permulaan.

ILKOM: Jurnal Ilmiah, 8(April), 23–28.

Sulistiyowati, W. (2017). Buku Ajar Statistika Dasar. Buku Ajar Statistika Dasar, 14(1), 15–31. https://doi.org/10.21070/2017/978-979-3401-73-7

Sulistyawati, R., & Amelia, Z. (2021). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Big Book. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI), 2(2), 67. https://doi.org/10.36722/jaudhi.v2i2.582

Susanto. (2020). Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Dalam pembeljaran MAtematika. 7–24. https://repository.unja.ac.id/33958/4/BAB II.pdf Swihadayani, N. (2023a). Karakteristik Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar.

Jurnal Sosial Teknologi, 3(6), 488–493.

https://doi.org/10.59188/jurnalsostech.v3i6.810

Swihadayani, N. (2023b). Nina Swihadayani SD Negeri 28 Santur Kota Sawahlunto, Indonesia. Jurnal Sosial Dan Teknologi, 3(6), 488–493.

https://sostech.greenvest.co.id/index.php/sostech/article/view/810 Tatmikowati, A. (2022). Penggunaan Metode Abjad Dan Suku Kata dalam

Mengatasi Kesulitan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas Satu MI Selawe Taji, Karas, Magetan. IAIN Ponorogo, 1–64.

http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/19379

Ummah, M. S. (2019). PENGARUH MEDIA KUIS INTERAKTIF TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.

http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng- 8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/

j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/

305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELE STARI

Wahyudi, W. (2022). Analisa Kepuasan Konsumen Terhadap Sistem Informasi Penjualan Tiket Konser Menggunakan Metode End User Computing Satisfaction (Eucs) Pada Website Motikdong.Com. Akrab Juara : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 7(4), 73. https://doi.org/10.58487/akrabjuara.v7i4.1989

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi data Hasil Penelitian Lampiran 3 Foto atau Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Kartu BAP Skripsi

Lampiran 5 Riwayat Hidup

(38)

Lampiran 6 Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 7 Lembar Perbaikan Skripsi

(39)

KARTU KEIKUTSERTAAN SEMINAR

NAMA : Muhammad Faqih

NIM : C722201901001

PROGRAM STUDI : Pendidikan Sejarah

SEMESTER : VIII

No NAMA

PEMAKALAH

WAKTU DAN

TEMPAT PRODI

KETUA DEWAN PENGUJI

NAMA TANDA

TANGAN 1 Rosmiati

NIM C722201901001

14.00-16.00 WITA / R.3

P-SJ Nurjanah, M. Pd.

3 dst……… dst……… dst…….. dst……… dst…………

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Mengetahui/Mengesahkan Program Studi Pendidikan Sejarah,

Ketua,

Sumiyati, M. Pd.

NIDN. 082828078802

(40)

BERITA ACARA PEMBIMBINGAN (BAP) PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

Nama : Muhammad Faqih NIM : C722201901001 Program Studi : Pendidikan Sejarah Semester : VIII

Alamat Rumah : Jl. Nusantara, RT 02, RW 05 Lingk. Bada-Dompu

Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa SMA.

No.

Tanggal, Bulan &

Tahun

Materi Bimbingan Tanda Tangan Pembimbing 1

2

3

4

dst.

*) cetak yang sesuai

Mengetahui

Program Studi Pendidikan Sejarah Ketua,

Sumiyati, M. Pd.

NIDN 082828078802

Dompu, 12 Maret 2020 Pembimbing I/II, *)

Sugerman, M. Pd.

NIDN. 0812118603 Pas Foto

Warna (3x4)

(41)

LEMBAR PERBAIKAN PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

Nama : ………..

NIM : ………..

Program Studi : ………..

Judul Penelitian :

No. BAB /SUB-BAB MATERI YANG DIREVISI

1.

2.

3.

dst.

*) pilih yang sesuai

Dompu, 12 November 2020 Mengetahui,

Penguji I/II/III/IV *)

Sugerman, M. Pd.

NIDN 0812118603

(42)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Faqih

NIM : C-273.2011.01.024

Program Studi : PGSD (S-1)

Perguruan Tinggi : STKIP Yapis Dompu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang Saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya Saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang Saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran Saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Dompu, 12 November 2020 Yang membuat pernyataan,

materai 6000

Muhammad Faqih NIM C743202001005

(43)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Faqih, dilahirkan di Dompu Provinsi NTB pada tanggal 29 April 1996, anak ke tiga dari empat bersaudara dari pasangan Abubakar dan Nurhayati. Tamat SDN No. 1 Dompu (2002) masuk SMP hingga tamat tahun 2004, kemudian melanjutkan ke SMA dan tamat tahun 2007. Semuanya diikuti di kabupaten Dompu NTB. Sejak SMA sering mengikuti lomba penulisan karya ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional RI. Berkat prestasi tersebut, pemerintah daerah kabupaten Dompu memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti tugas belajar pada Program Vokational Keuangan dan Perbankan di Universitas Brawijaya Malang-Jatim.

Selama menjadi mahasiswa, aktif dalam FKM (Forum Komunikasi Mahasiswa) Vokasional. Selain itu, sering menjadi pemakalah dalam seminar bertajuk perbankan …. dan seterusnya……

Pas foto warna 3x4cm

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

HANDRIANI MILLADYA GINTING, Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Economic Literacy Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa

yang dikembangkan kemudian akan di validasi oleh ahli materi, bahasa dan media. Bertindak sebagai ahli materi dalam evaluasi pengembangan media pembelajaran berbasis

Pada penelitian ini, masalah yang diteliti meliputi: 1 bagaimana karakteristik kebutuhan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar?, 2 bagaimana proses pengembangan kuis

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN WORDPRESS PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

yang dikembangkan kemudian akan di validasi oleh ahli materi, bahasa dan media. Bertindak sebagai ahli materi dalam evaluasi pengembangan media pembelajaran berbasis

Hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran kuis interaktif lebih baik dari hasil belajar

Penelitian dan pengembangan media pembelajaran media articulate storyline untuk meningkatkan minat belajar siswa pada muatan pelajaran IPA kelas V SD ini nantinya akan dievaluasi oleh