• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan model pembelajaran cbe (contextual

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan model pembelajaran cbe (contextual"

Copied!
306
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hal tersebut mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Analisis Kebijakan Kesehatan yang penting bagi mahasiswa. Selain itu, proses pembelajaran pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan masih bersifat mengingat/mengingat dan belum dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar mahasiswa.

Identifikasi Masalah

Bahan pelajaran yang sesuai dapat didistribusikan, dan siswa dapat mengakses bahan kapan saja, di mana saja, dengan bahan ini, kesulitan pengumpulan informasi siswa dapat diatasi. Terkadang eLearning hanya berisi deskripsi materi pelajaran tanpa foto atau video yang mendukung proses Contextual Based on E-Learning dan output yang diharapkan dihasilkannya, sehingga dapat membantu guru untuk mendorong siswa mengasosiasikan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Contextual Based on E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan memenuhi kriteria efektif di Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Hang Tuah? Apa saja komponen dari model Contextual Based on E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran Analisis kebijakan kesehatan di program studi kesehatan masyarakat dan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.

Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Pentingnya Pengembangan

Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Model pembelajaran Contextual Based on E-Learning yang dikembangkan diyakini berpotensi untuk mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan pembelajaran mata kuliah kesehatan masyarakat. Pengembangan model pembelajaran Kontekstual Berbasis E-Learning melalui penelitian memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: (1) Data empiris untuk membangun desain model masih terbatas.

Definisi Istilah

  • Pembelajaran Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
  • Model Pembelajaran CBE
  • Pendidikan Kejuruan
  • Pengertian E-learning (Web Based Education)

Sebagai program pelengkap, siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran secara langsung memiliki pilihan untuk menggunakan materi pembelajaran elektronik yang dirancang khusus untuk mereka. Dikatakan program remedial apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran pada pembelajaran tatap muka diperbolehkan menggunakan materi pembelajaran elektronik yang memang dirancang khusus untuk mereka.

Landasan Filosofis dan Teori Belajar yang Mendukung

Akan memperluas ide-ide di atas untuk kelompok (kelompok sosial), bersama-sama menciptakan budaya kecil dalam berbagi artefak dengan berbagi makna. Perilaku yang Dibangun Perilaku yang dibangun adalah ketika seseorang peka terhadap kedua pendekatan dan dapat memilih di antara keduanya dalam situasi yang tepat.

Model Pembelajaran

Model pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi kehidupan nyata siswa. Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran

  • Model Pembelajaran
  • Pembelajaran Berbasis E-learning
  • Manfaat Pembelajaran Berbasis E-learning
  • Implementasi Media Pembelajaran Berbasis E-learning dalam Pendidikan Pendidikan
  • Komponen Contextual Teaching Learning
  • Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)

Media pembelajaran berbasis e-learning juga akan berfungsi sebagai pelengkap (enhancement), yakni pembelajaran yang juga dilakukan melalui media e-learning dengan harapan siswa menjadi lebih fleksibel. Menurut Nurhadi (2003), ada “tujuh komponen utama pembelajaran yang melandasi penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. a) Konstruktivisme, b) Bertanya, c) Bertanya, d) Komunitas Belajar, e) Modeling, f) Refleksi dan g) penilaian penilaian autentik).

Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan

Mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep dan teori kebijakan kesehatan, memahami proses kebijakan kesehatan dalam politik, serta mampu untuk menganalisis implementasi dan evaluasi kebijakan. Mampu menjelaskan materi terkait mata kuliah analisis kebijakan kesehatan dan pendekatan dalam analisis kebijakan kesehatan.

Tabel 2.1.    Deskripsi Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan  Capaian
Tabel 2.1. Deskripsi Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan Capaian

Penelitian Relevan

Penelitian Mukhlishin, Umar, Tandililing (2006) berjudul Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran Konsep Kimia Karbon di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Penelitian Hasani (2016) berjudul Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentatif Melalui Pembelajaran Kontekstual Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kontekstual dan keterampilan berpikir kritis terhadap keterampilan menulis argumentasi siswa.

Kerangka Konseptual

Penelitian ini menghasilkan produk berupa model e-learning Contextual Based On E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan. Implementasi produk pengembangan e-learning untuk model pembelajaran kontekstual dilakukan dalam 2 tahap uji coba lapangan, dan pada tahap implementasi dilakukan untuk melihat keefektifan produk yang dikembangkan.

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian R&D  I.  Pertanyaan Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian R&D I. Pertanyaan Penelitian

Prosedur Penelitian

Pengembangan 1. Pengembanga n e-learning

Penyelesaian instrumen validasi oleh ahli Melakukan wawancara khusus dengan ahli sebagai tindak lanjut dari validasi instrumen yang telah selesai.

Implementasi Uji coba terbatas

Pengguna mengisi alat tentang penggunaan model CBE Tes kemampuan kognitif siswa setelah menggunakan model CBE.

Uji Coba Produk

Uji coba pengembangan model telah dilakukan sebanyak 3 kali yaitu (1) Uji ahli, (2) Uji terbatas dilakukan pada kelompok kecil sebagai pengguna model, (3) Uji kelompok besar. Selain itu juga telah dilakukan uji coba produk dengan desain eksperimen untuk membandingkan perolehan keterampilan siswa antara kelas yang menggunakan produk pengembangan dengan kelas lainnya.

Gambar 3.3.  Desain Uji Coba Produk Pengembangan Model Contextual  Based On E- Learning
Gambar 3.3. Desain Uji Coba Produk Pengembangan Model Contextual Based On E- Learning

Subjek Uji Coba

Jenis Data

Data dari siswa berupa tuturan (lisan dan tulisan), tingkah laku, sikap siswa dalam proses pembelajaran dan skor karya ilmiah siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Data dari dosen berupa tuturan (lisan dan tulisan), perilaku, sikap dalam proses pembelajaran, dokumen perangkat pembelajaran, komentar, kritik, saran, koreksi dan penilaian terhadap produk perangkat pembelajaran Analisis Kebijakan Kesehatan.

Instrumen Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan dengan dosen mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan dan juga mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan. Ketiga instrumen yang dievaluasi oleh kedua pakar tersebut dibagikan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan tahun ajaran 2018/2019.

Teknik Analisa Data

Uji Instrumen Soal a. Analisis Validitas

Berdasarkan analisis validitas soal yang telah diajukan, dari (30 soal) yang diujikan, terdapat tiga soal yang tidak valid dan (27 soal) yang valid. XA = Nilai rata-rata siswa kelas atas XB = Nilai rata-rata siswa kelas bawah b = Nilai maksimal tiap mata pelajaran.

Uji Validitas Pakar

Daya pembeda suatu soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Dalam hal ini representasi konstruk yang diukur berarti item yang relevan relevan dengan indikator perilaku, karena indikator perilaku merupakan penjabaran operasional dari sifat yang diukur.

Uji Praktikalitas

Keefektifan media ditentukan dengan melihat hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model SBO dengan melakukan post test. Analisis yang digunakan adalah perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model SBO.

Tabel 3.2.    Kategori Praktikalitas
Tabel 3.2. Kategori Praktikalitas

Tahap Analisis (Analysis)

Di prodi kesehatan masyarakat STIKes sendiri, mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan dilaksanakan hanya dengan bantuan power point dan internet. Dalam mengembangkan model CBE, mahasiswa sebagai pengguna mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan harus melakukan analisis kebutuhan kesiapannya.

Tabel 4.1.  Tingkat Capaian Responden Analisis Kebutuhan Mahasiswa  terhadap Model pembelajaran CBE
Tabel 4.1. Tingkat Capaian Responden Analisis Kebutuhan Mahasiswa terhadap Model pembelajaran CBE

Tahap Desain (Design)

Dasar pengembangan model

Penilaian autentik merupakan upaya mengumpulkan berbagai data yang dapat memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Sedangkan model CBE menjelaskan apa yang perlu dilakukan siswa saat menyelesaikan masalah.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Pembelajaran Menggunakan  Model CBE
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Pembelajaran Menggunakan Model CBE

Sintak

Pada tahap investigasi ini, mahasiswa harus menggunakan aturan FIAP (Fact Identification & Action Plan). Pada fase ini, siswa melaporkan solusi yang telah ditemukan melalui investigasi, dimana.

Tabel 4.2.   Perbandingan Model Dasar, Model Hipotetik dan Model CBE  Model Dasar  Model Hipotetik  Model CBE  1
Tabel 4.2. Perbandingan Model Dasar, Model Hipotetik dan Model CBE Model Dasar Model Hipotetik Model CBE 1

Sistem Sosial

Kegiatan penelitian masih menjadi salah satu strategi dalam model pembelajaran ini untuk menggali sifat ingin tahu siswa. Dalam model pembelajaran kontekstual ini, pendidik harus lebih intensif membimbing peserta didik, karena dalam model pembelajaran ini pendidik tidak berperan sebagai pusat informasi.

Prinsip Reaksi

Siswa akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan atau menemukan sendiri ide-idenya dan pendidik mengajak siswa untuk sadar dan mampu secara sadar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar.

Sistem pendukung

Pendidik diharapkan benar-benar menguasainya dan memberikan bimbingan kepada siswa cara belajar menggunakan Buku Pedoman Siswa. Pendidik menyediakan segala kebutuhan belajar siswa mulai dari buku model PBK, buku pedoman siswa, alat peraga berupa Program Studi Semester dan Rencana Kegiatan (RPS) dan Satuan Silabus (SAP) serta bahan ajar Kesehatan. Kursus Analisis Kebijakan.

Gambar 4.3. Halaman Login Aplikasi E-Learning
Gambar 4.3. Halaman Login Aplikasi E-Learning

Tahap Pengembangan (Development) a. Focus Group Discussion (FGD)

Validitas Instrumen

Validasi Model Pembelajaran CBE

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji validitas model pembelajaran CBE dapat disimpulkan Valid dengan nilai Aiken's V sebesar (0,730). Berdasarkan saran dari validator, dilakukan revisi untuk mendapatkan model pembelajaran KBO yang valid dan layak untuk diujicobakan sebagai model pembelajaran pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan.

Validasi Instrumen Penilaian

Dari Tabel 4.5 hasil uji validitas media pembelajaran validator valid dengan nilai Aiken's V sebesar (0,716). Berdasarkan saran dari validator, dilakukan revisi untuk menyediakan alat penilaian yang valid dan dapat diterapkan untuk pengujian.

Validasi Modul

Dari Tabel 4.6, hasil uji validitas modul validator pada aspek organisasi, bentuk tulisan, aspek isi dan penggunaan bahasa valid dengan nilai V Aiken (0,711). Berdasarkan saran dari validator, dilakukan revisi untuk mendapatkan modul tes yang valid dan workable.

Validasi Perangkat Pembelajaran

Hasil perhitungan Aiken berkisar antara 0 sampai dengan 1 dan semakin mendekati angka hasil validasi dengan 1 dapat diartikan memiliki koefisien yang cukup tinggi. Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator, dilakukan revisi sehingga diperoleh alat bantu pembelajaran yang terdiri dari panduan dosen dalam proses pembelajaran, RPS, SAP dan rubrik penilaian yang valid dan layak untuk diujicobakan.

Validasi Buku Panduan Dosen

Validasi Buku Panduan Mahasiswa

Validasi E-learning

Hasil evaluasi validator terhadap e-education dapat dilihat dari tabel 4.10 di bawah ini Dari tabel 4.10 diperoleh hasil uji validasi e-education oleh validator dari aspek yaitu; a) kegunaan b) kualitas informasi valid dengan nilai Aiken.

Tahap Implementasi (Implementation) a. Praktikalitas

Praktikalitas Dosen

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji kepraktisan model CBE berdasarkan penilaian dosen mencapai persentase rata-rata (76%) dalam kategori kerja praktek. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dibuktikan bahwa dosen sangat mendukung penggunaan model CBE dalam pembelajaran.

Praktikalitas Mahasiswa

Berdasarkan penilaian mahasiswa terhadap model pembelajaran CBE pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan dapat diuraikan pada tabel 4.12 berikut ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CBE praktis untuk pembelajaran analisis kebijakan kesehatan.

Tabel 4.12.    Praktikalitas Model Pembelajaran CBE oleh        Mahasiswa Kelompok Kecil
Tabel 4.12. Praktikalitas Model Pembelajaran CBE oleh Mahasiswa Kelompok Kecil

Hasil Skor Pretest Kelompok Kecil (Kognitif) a) Hasil Kelompok Kontrol

Dari Tabel 4.13 dan Gambar 4.8 di atas dapat dilihat frekuensi siswa yang mendapat nilai dari (60) sampai (73). b) Hasil kelompok percobaan. Berdasarkan sebaran skor pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pre-test kelompok kecil kelas eksperimen dengan jumlah data (10 siswa), nilai rata-rata dari keseluruhan data adalah (64,7) nilai median data terurut adalah (67), sedangkan data yang paling banyak muncul adalah (67).

Gambar 4.8. Histogram Skor Pretest Kelas Kontrol  Kelompok Kecil
Gambar 4.8. Histogram Skor Pretest Kelas Kontrol Kelompok Kecil

Hasil Skor Posttest Kelompok Kecil a) Hasil Kelompok Eksperimen

Berdasarkan distribusi hasil pada Tabel 4.16 terlihat bahwa posttest small group kelas eksperimen dengan jumlah data (10 siswa) merupakan nilai rata-rata dari jumlah data (82,5), nilai median dari nilai rata-rata yang tergolong data adalah (82), data yang paling sering muncul (82 ). Tabel 4.16 dan Gambar 4.10 di atas menunjukkan frekuensi siswa yang mendapat nilai dari (71) sampai (93). b) Hasil kelompok kontrol.

Tabel  4.16.  Distribusi  Frekuensi  Skor  Posttest  Kelas  Eksperimen Kelompok Kecil
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen Kelompok Kecil

Hasil Skor Pretest Kelompok Besar a) Hasil Kelompok Eksperimen

Berdasarkan pembagian poin pada tabel 4.18 terlihat bahwa pretest kelas eksperimen dengan jumlah data sebanyak (32 siswa), nilai rata-rata data keseluruhan adalah (64,53) nilai rata-rata data . terdaftar (65), sedangkan data yang paling sering (65). Berdasarkan distribusi poin pada tabel 4.19 terlihat bahwa pretest kelas kontrol dengan jumlah data sebanyak (30 siswa), nilai rata-rata dari keseluruhan data adalah (64,7) nilai rata-rata peringkat data adalah (67), sedangkan data yang paling sering (77).

Gambar 4.12. Histogram Skor Pretest Kelas Eksperimen  Kelompok Besar
Gambar 4.12. Histogram Skor Pretest Kelas Eksperimen Kelompok Besar

Hasil Skor Posttest Kelompok Besar 1. Hasil Kelompok Eksperimen

Tabel 4.19 dan Gambar 4.13 di atas menunjukkan frekuensi siswa yang mendapat nilai dari (40) sampai (92). 4) Hasil posttest kelompok besar 1. Berdasarkan distribusi hasil pada Tabel 4.20 terlihat bahwa posttest kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 adalah nilai rata-rata dari jumlah data (80,875 ), nilai median data terurut adalah (83,5), sedangkan data yang paling sering muncul (87).

Hasil Kelompok Kontrol

Berdasarkan distribusi skor pada Tabel 4.21 terlihat Posttest kelompok besar kelas kontrol dengan jumlah data sebanyak 30 siswa, nilai rata-rata data keseluruhan adalah (70,33) nilai rata-rata rangking. data adalah (67,5), sedangkan data yang paling sering adalah (67). Dari Tabel 4.21 dan Gambar 4.15 di atas terlihat frekuensi siswa yang mendapat nilai dari (53) sampai (91). 5) Uji analisis pendahuluan a) Uji normalitas.

Tabel 4.21.    Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Kontrol  Kelompok Besar
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Kontrol Kelompok Besar

Uji Prasyarat Analisis a) Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.24 terlihat bahwa nilai signifikansi posttest kelompok kecil adalah (0,954) yang berarti > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok kecil siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh pada penelitian ini memiliki varians yang sama. 2) Uji homogenitas postes untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (kelompok besar). Berdasarkan Tabel 4.25 terlihat bahwa nilai signifikansi posttest kelompok besar adalah (0,083) yang berarti > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data Posttest kelompok besar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh pada penelitian ini memiliki varians yang sama.

Uji Hipodisertasi Penelitian

Nilai rata-rata Posttest small group kelas kontrol adalah (72) sedangkan nilai rata-rata Posttest small group kelas eksperimen adalah (82). b) Data postes T-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (kelompok besar). Rata-rata skor post-test untuk kelompok kontrol besar adalah (70,33) sedangkan rata-rata skor post-test untuk kelompok eksperimen besar adalah (85,69).

Tabel  4.26.  Uji  t  Posttest  Kelompok  Eksperimen  dan  Kelompok Kontrol (Kelompok Kecil)
Tabel 4.26. Uji t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Kelompok Kecil)

Tahap Evaluasi (Evaluation)

Berdasarkan hasil uji-t Posttest untuk kelompok besar pada Tabel 4.27 diperoleh hasil signifikansi untuk kedua kelas jika dibagi 2 maka sama dengan (0,000) yang berarti lebih kecil dari 0,05 (lihat 0,000 < 0,05 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pembahasan

Tahap implementasi ini dilakukan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan model CBE yang telah dikembangkan. Dengan demikian, pembelajaran menurut model CBE akan menjadi salah satu alternatif pembelajaran di perguruan tinggi khususnya pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan.

Keterbatasan Penelitian

Kelompok kecil kelas kontrol dan eksperimen memperoleh nilai rata-rata post-test kelompok kecil kelas kontrol (72), post-test kelompok kecil kelas eksperimen adalah (82). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen; Kelas kontrol dan kelompok eksperimen memperoleh rata-rata nilai posttest kelompok kontrol (70,33), posttest kelompok kelas eksperimen (85,69).

Implikasi

  • Bagi Tenaga Pendidik, Kepraktisan Produk Modul Dan Panduan Sebagai Pengayaan Bahan Ajar
  • Bagi Peserta didik, Kepraktisan Panduan Aplikasi dan Buku Modul dan Model Contextual Based On E-Learning
  • Implikasi Bagi Penyelenggara (Prodi)
  • Implikasi Bagi Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan

Kegunaan Buku Model Berbasis Sintaksis E-Learning menjadi acuan dalam memperkaya berbagai model pembelajaran yang ada. Model Contextual Based on E-Learning telah teruji dalam pembelajaran dan mendapat respon yang baik dari pengguna (guru dan siswa), sehingga program Kesmas dapat mempropagandakan model ini untuk mengembangkan strategi pembelajaran dan pengayaan model pembelajaran yang relevan dengan lingkungan. Mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan menunjukkan hasil yang baik (dibuktikan dengan hasil tes analisis praktik).

Saran

Pengembangan Perangkat Ajar Kimia Berbasis Contextual Teaching and Learning Pada Pokok Bahasan Tahapan Reaksi, (Malang: Unm, 2011). Refleksi Mata Kuliah Geometri Analitik Berbasis Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Software Geogebra.

KRITERIA PENILAIAN

NILAI ANGKA DAN NILAI MUTU

Evaluasi Pakar terhadap Kualitas Konstruk Instrumen Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran CBE (Contextually Based E-Learning) pada Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan. Mengembangkan Model Pembelajaran CBE (Contextually Based E-learning) pada Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan,” tulis buku model (lingkari salah satu).

VALIDASI ISI 1. Komponen RPKPS

Kelayakan Isi RPS No

Kegiatan pendahuluan dapat membangkitkan motivasi dan menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 6 Penilaian hasil belajar Prosedur dan alat penilaian proses dan hasil disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.

VALIDASI KONSTRUKSI

Gambar

Tabel 2.1.    Deskripsi Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan  Capaian
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian R&amp;D  I.  Pertanyaan Penelitian
Gambar 3.1. Model ADDIE
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Pengembangan a) Studi Pedahuluan
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi