• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual

model pengembangan ADDIE. Persamaan dengan penelitian Zayinatul Latifah pada materi konsep reaksi oksidasi reduksi, dan Taty Sulastry dan Jusniar ialah sama dalam bentuk pendekatan atau basis pembelajarannya yaitu sama-sama menggunakan pendekatan konstektual. Perbedaan pada penelitian ini mencoba mengkombinasikan penggunaan e-learning pembelajaran dengan analisis penelitian Research and Development (R&D) model ADDIE dari Reiser dan Mollenda dengan menggunakan pembelajaran konstekstual berbasis e- learning.

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian R&D I. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Contextual Based On E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan bisa memenuhi kriteria valid di Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah ?

2. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Contextual Based On E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan bisa memenuhi kriteria praktis di Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah ?

3. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Contextual Based On E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan bisa memenuhi kriteria efektif di Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah ?

4. Apa Saja Komponen model pembelajaran Contextual Based Pn E- Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan?

47 BAB III

METODE PENGEMBANGAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Model pengembangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah model ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (2003) yang telah digunakan dalam merancang sistem pembelajaran.

Tahapan model ADDIE yaitu meliputi analysis, design, development, implementation, evaluation. Penelitian ini telah menghasilkan produk yang berupa e-learning pembelajaran model Contextual Based On E-Learning pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan. Model pengembangan ini terdiri dari lima tahap:

1. Analysis. Studi pendahuluan dalam proses ADDIE ini adalah tahapan analisis yang merupakan proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari peserta didik. Adapun langkah yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kinerja (Performance Analysis).

Tahap mengidentifikasi masalah. Identifikasi masalah diperoleh melalui wawancara kepada pendidik.

b. Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Analisis kebutuhan peserta didik meliputi analisis karakteristik peserta didik, pengetahuan dan keterampilan awal peserta didik, kompetensi yang perlu dimiliki, indikator keberhasilan tercapainya kompetensi dan kondisi seperti apa yang diperlukan peserta didik untuk mencapai kompetensi tersebut. Analisis kebutuhan ini telah dilakukan dengan memberikan angket kepada peserta didik. Hasil yang digunakan, kemudian media penunjang untuk pembelajaran pada mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan yang digunakan di Prodi Kesmas. Studi kepustakaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman secara teoritis tentang produk pendidikan sehingga produk pendidikan yang

dikembangkan mempunyai landasan yang kukuh dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pengembangan Prototipe

Menurut Borg dan Gall (1983). prosedur yang di tempuh dalam pengembangan dibidang pendidikan ini memiliki dua tujuan utama, yaitu:

a) Mengembangkan produk dan b) Menguji keefektifan produk. Fungsi pertama merupakan pengembangan sedangkan fungsi kedua merupakan validasi. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development Mental Research).

Model pengembangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Adapun pengembangan prototipe yang telah dilakukan terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

a. Desain

Kegiatan ini dimulai dari menetapkan tujuan, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar.

Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya. Langkah yang dilakukan adalah:

1) Menyusun tujuan pembelajaran.

2) Menyusun tes yang didasarkan pada tujuan pembelajaran.

3) Menyusun e-learning pembelajaran model CBE, serta pengetahuan mengenai fenomena sehari-hari yang berkaitan dengan mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan.

Desain awal e-learning pembelajaran kontekstual terdiri dari beberapa menu yang terdiri dari:

1) Menu home yang merupakan beranda atau tampilan awal dari e- learning pembelajaran Analisis Kebijakan Kesehatan.

2) Menu kurikulum yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

3) Menu apersepsi yang berisi tentang pengenalan awal tentang mata kuliah.

4) Menu materi pelajaran yang terdiri dari 16 materi ajar.

5) Menu diskusi yang terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

6) Menu jenis tugas study case berisi video atau text yang dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik.

7) Menu refleksi yaitu sebagai pencerminan pengetahuan peserta didik setelah menerima materi di akhir pembelajaran.

8) Menu penugasan yang terdiri dari tugas yang berisi soal-soal evaluasi (isian) tugas portofolio (membuat artikel tentang peranan Analisis Kebijakan Kesehatan dalam kehidupan sehari-hari) dan Study Case.

3. Pengembangan (Development)

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.

Tahap development ini adalah mewujudkan desain yang telah dirancang dan dilakukan validasi atau menilai kelayakan rancangan produk.

Validasi ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu:

a. Validasi produk

Validasi produk dilaksanakan dengan bantuan beberapa tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya, dan pakar di bidang media pembelajaran. Oleh karena itu, beberapa dosen ahli yang kompeten di bidang-bidang yang digunakan untuk menilai produk ini peneliti hadirkan. Berdasarkan dari penilaian yang telah dilakukan oleh dosen ahli tersebut, maka diketahui letak kelemahan dan

kekuatan dari produk yang dihasilkan serta dilakukan revisi terhadap produk apabila terdapat kekurangan pada saat proses validasi.

b. Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas yaitu uji coba lapangan pada suatu kelompok kecil dan kelompok besar. Uji kualitas ini dilaksanakan kepada kelompok kecil yang berisikan (10) peserta didik dan kelompok besar sekitar (30) peserta didik untuk kelas control dan (32) peserta didik untuk kelas eksperimen. Mereka diminta untuk mengoperasikan e- learning pembelajaran, setelah itu diminta untuk melakukan pengisian angket (kuesioner). Selain itu, pengujian juga harus dilakukan kepada mereka untuk mengoperasikan percobaan- percobaan dalam media pengembangan e-learning pembelajaran ini dan dilakukan revisi terhadap produk apabila ditemui kekurangan pada saat proses pelaksanaan uji kualitas.

4. Implementasi (Implementation)

Tahap implementation adalah tahap pelaksanaan dari produk.

Produk yang telah melalui tahap validasi kemudian direvisi untuk menghasilkan produk yang siap diimplementasikan. Implementasi produk pengembangan e-learning pembelajaran model Contextual Teaching and Learning telah dilakukan dengan 2 tahap uji lapangan, pada tahap implementasi ini dilakukan untuk melihat keefektifan dari produk yang telah dikembangkan.

Tahap II, setelah produk dari tahap I direvisi, kemudian produk diuji coba kembali dengan jumlah responden yang lebih banyak. Peneliti melakukan uji coba kepada (32) peserta didik. Prosedurnya, peserta didik diberikan media pengembangan e-learning pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Selama proses pembelajaran menggunakan e-learning pembelajaran peneliti mengamati efektifitas peserta didik dalam penggunaan e-learning pembelajaran berdasarkan aspek afektif dan psikomotor melalui lembar observasi.

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi dilakukan sepanjang tahapan dalam model ADDIE. Di samping itu perlu evaluasi sumatif setelah kegiatan pembelajaran berakhir secara keseluruhan, yaitu dilakukan pada akhir pembelajaran materi Analisis Kebijakan Kesehatan. Evaluasi sumatif ini bertujuan untuk mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna e-learning pembelajaran dan revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh e-learning pembelajaran Analisis Kebijakan Kesehatan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model ADDIE merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang bertujuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Secara lebih jelas tahapan ADDIE di tunjukkan pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Model ADDIE