Bentuk- bentuk dan struktur hadis.
1.bentuk-bentuk hadis a.hadis qauli
Hadis qauli merupakan segala perkatan rasulullah yang berisi tuntutan,petunjuk syara’
serta juga berisi tentang kisah kisah yang baik dari segi akidah, syariah maupun akhlak. Seperti Riwayat dari imam Bukhari r.a “ Rasulullah SAW bersabda, sebaik baik kamu adalah orang yang membaca al-quran.”
b.Hadis fi’il
Hadis fi’il merupakan perbuatan rasulullah yang dijadikan panutan oleh para sahabat pada saat itu, sehingga menjadi satu keharusan bagi ummat islam untuk
mengikutinya.contahnya seperti gerakan sholat, manasik haji atau umrah, puasa, zakat, dan masih banyak lagi perbuatan- perbuatan rasulullah yang di jadiakn anuta oleh sahabat.
c. Hadis taqriri
Hadis taqriri merupakan kesepakatan rasulullah atas apa yang telah dikemukakan oleh para sahabat,di situ rasulullah tidak membenarkan atau menyalahkan pendapat dari para sahabat. Dan segala yang bersumber dari para sahabat dan telah disetujui oleh nabi maka, dianggap juga sumbernya itu dari Nabi. Seperti padamasa rasulullah ada dua orang yang melakukan perjalanan tanpa persediaan air. Lalu,tibalah waktu shalat. Dan keduanya bertayammum untuk melaksanakan sholat. Sesudah melaksanakn shalat keduanya
melanjutkan perjalanan lagi. Di tengah perjalanan, dua orang ini mendapatkan air dan keadaan waktu pada saat itu masih dalam waktu shalat. Yang satu mengulang wudhu dan shalat
sedangkan yang lain tidak. Kemudian, keduanya datang kepada rasululllah untuk melaporakan perihal tentang perbedaan keduanya. Kepada yang tidak mengulang beliau bersabda: “engkau telah mengerjkan sunnahku”. Dan kepada yang mengulang beliau bersabda: “ engkau
mendapatkan pahala dua kali lipat”.
d.hadits hammi
Hadis hammi merupakan suatu keinginan atau hasrat dari rasulullah yang belum terwujud( terjadi).Akan tetapi, para ulama sepakat untuk memasukkannya kedalam hadis karena, sesuatu yang telah di rencanakan oleh nabi merupakan perbuatan yang dicintai oleh Allah. Seperti keinginan rasulullah untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura yang belum sempat dijalankan oleh rasulullah karena, rasulullah wafat sebelum datang bulan asyura tahun berikutnya.
e.Hadis Ahwal
Hadis ahwal merupakan segala pemberitaan tentang nabi saw yang berkaitan dengan sifat sifatnya, fisiknya, karakteristik, mukjizatnya, sejarah kelahiran,dan juga kebiasaannnya Nabi.
Seperti mukjizat rasulullah yaitu, keluarnya air di sela- sela jari rasulullah yang mampu berwudhu banyak orang.
2. Struktur Hadits a. Rawi
Rawi ialah orang meyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa saja yang pernah didengar dan diterima dari gurunya. Bentuk jamak Rawi adalah Ruwah dan perbuatan menyampaikan hadis disebut meriwayatkan hadis. Pada umumnya, orang yang
menyanmpaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa saja yang pernah didengar dari gurunya itu, membubuhkan nama Rawi pada akhir matan hadits. Contoh orang yang Rawi hadits yaitu Abu hurairah, aisyah, anas bin malik dan lain lain.
b. Matan
Matan ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis baik itu dari perkataan nabi atau perkataan dari sahabat nabi. Posisi matan dalam sebuah hadits sangat penting karena dari matan haditslah adanya berita dari nabi atau berita dari sahabat tentang syariat ataupun lainnya. Contohnya seperti, “ warta dari ummu al mukminin, ‘Aisyah r.a., berkata: ‘ Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang mengada-mengadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan ( agamaku) maka ia tertolak”. ( H.R. Bukhari dan Muslim)
c. Sanad
Dalam ilmu hadits sanad merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadits. Jika pembawa hadits tersebut orang oarng yang cukup persyaratan yakni adil,taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, serta sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama maka haditsnya dianggap shahih. Contohnya seperti, “ memberikan kepada kami Abdullah bi yusuf ia berkata ; memberitakan kepada kami Malik dari Muhammad bin jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata : “ aku mendengar Rasulullah SAW membaca surah ath-Thur pada salat maghrib.” ( H.R. Al-Bukhari).