• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Terhadap Komunikasi Non-Verbal

N/A
N/A
Nur apriani manalu Nur

Academic year: 2023

Membagikan "Pengenalan Terhadap Komunikasi Non-Verbal"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Name: Nur Apriani Manalu NIM: 2032027

Courses: CCU

Answer the question below!

Dalam kaitannya dengan pengenalan terhadap komunikasi non-verbal. maka mahasiswa diharapkan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut disertai dengan alasan-alasannya.

1. Berdasarkan pada pembahasan di atas, tidak semua bahasa tubuh dalam komunikasi non- verbal bersifat universal. Bahasa tubuh apa sajakah menurut kalian yang memiliki makna yang sama di lebih dari satu budaya? Dan bahasa tubuh seperti apakah yang berbeda-beda antara budaya satu dan budaya yang lain? Sebutkan contohnya dalam kehidupan sehari- hari serta termasuk dalam ragam bahasa tubuh apa (ekspresi wajah, bahasa dengan isyarat tangan, jarak percakapan. kontak mata, dsb)!

Answer:

Bahasa tubuh atau ekspresi non-verbal memiliki sejumlah makna yang mungkin bersifat universal, tetapi juga bisa sangat bervariasi antar budaya. Beberapa contoh bahasa tubuh yang mungkin memiliki makna yang serupa di berbagai budaya melibatkan ekspresi wajah, gerakan tangan, dan postur tubuh. Di sisi lain, ada juga perbedaan signifikan dalam cara berbagai budaya menyampaikan pesan melalui bahasa tubuh. Berikut adalah beberapa contoh:

1) Ekspresi Wajah:

Makna Serupa: Senyum umumnya dianggap sebagai tanda kebahagiaan atau keramahan di banyak budaya.

Perbedaan: Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau kejutan bisa bervariasi.

Sebuah ekspresi wajah yang dianggap sebagai tanda terkejut di satu budaya mungkin dianggap sebagai ketidaksetujuan di budaya lain.

2) Isyarat Tangan:

Makna Serupa: Melambaikan tangan sebagai tanda selamat tinggal atau mengangguk untuk menyatakan persetujuan.

Perbedaan: Beberapa isyarat tangan memiliki makna khusus dalam budaya tertentu.

Misalnya, tanda-tanda yang dianggap sopan di satu tempat mungkin dianggap kasar di tempat lain.

3) Jarak Percakapan:

Makna Serupa: Jarak dekat sering diartikan sebagai tanda keintiman atau keterbukaan.

Perbedaan: Konsep jarak pribadi bervariasi. Beberapa budaya mungkin lebih nyaman dengan jarak yang lebih dekat saat berbicara, sementara yang lain mungkin menghargai jarak yang lebih besar.

4) Kontak Mata:

(2)

Makna Serupa: Kontak mata bisa dianggap sebagai tanda kepercayaan atau kejujuran.

Perbedaan: Beberapa budaya mungkin melihat kontak mata yang intens sebagai tanda penghormatan, sementara di budaya lain, hal itu bisa dianggap tidak sopan atau mengganggu.

5) Gestur Tubuh:

Makna Serupa: Gerakan tubuh tertentu mungkin mengindikasikan kebingungan atau ketidaksetujuan.

Perbedaan: Beberapa gestur tubuh yang umum di satu budaya dapat diartikan berbeda di budaya lain. Misalnya, cara menunjuk atau memberi isyarat tertentu.

6) Bahasa Tubuh dalam Komunikasi Bisu:

Makna Serupa: Pada umumnya, tindakan fisik seperti berkedip atau mengangguk mungkin dianggap memiliki makna serupa di berbagai budaya.

Perbedaan: Bahasa isyarat yang digunakan dalam komunikasi bisu mungkin sangat bervariasi. Contohnya, bahasa isyarat formal yang digunakan di masyarakat tuli bisa sangat berbeda antar negara.

2. "Conversational distance" bisa pula dikatakan sebagai penciptaan jarak/ruang yang secara tidak langsung membangun invisible walls (batas yang tak nyata) diantara dua orang atau lebih. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, jika seseorang yang baru saja Anda kenal berdiri terlalu dekat dengan Anda (karena dalam budaya mereka hal tersebut merupakan hal yang wajar), apakah yang akan Anda katakan atau lakukan? Apakah Anda akan langsung menyampaikan ketidaknyamanan Anda kepada orang tersebut? Manakah yang Anda pilih untuk memberitahukan kepada orang tersebut: komunikasi verbal ataukah komunikasi non-verbal? Jelaskan alasan Anda!

Answer:

Respon terhadap situasi di mana seseorang berdiri terlalu dekat dengan Anda dapat

dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk konteks, hubungan Anda dengan orang tersebut, dan norma budaya. Berikut adalah beberapa pertimbangan dan opsi yang mungkin:

1). Evaluasi Situasi:

Pertama, perhatikan konteks situasional. Apakah Anda berada dalam suatu kegiatan formal, pertemuan bisnis, atau situasi santai? Evaluasi ini dapat membantu Anda menentukan cara terbaik untuk menanggapi.

2). Pilih Pendekatan yang Tepat:

Komunikasi Non-verbal:

Langkah Mundur: Jika Anda merasa agak tidak nyaman, langkah mundur dengan lembut dapat memberikan sedikit ruang tanpa perlu mengucapkan kata-kata.

Ekspresi Wajah: Memperlihatkan ekspresi wajah yang menunjukkan keheranan atau kekagetan bisa menjadi isyarat non-verbal yang cukup jelas.

(3)

Komunikasi Verbal:

Gunakan Bahasa yang Sopan: Jika situasinya memungkinkan, bisa juga

mengkomunikasikan ketidaknyamanan Anda secara verbal dengan menggunakan bahasa yang sopan, misalnya, "Maafkan saya, saya lebih nyaman jika kita menjaga sedikit jarak."

3). Ketahui Norma Budaya:

Perhatikan Norma Budaya: Jika Anda menilai bahwa perilaku tersebut mungkin terkait dengan norma budaya orang tersebut, cobalah untuk memahami perspektif budaya tersebut sebelum mengambil tindakan. Beberapa budaya mungkin memiliki norma jarak sosial yang berbeda.

4). Berdasarkan Hubungan dan Tujuan:

Jenis Hubungan: Jika Anda baru mengenal orang tersebut, mungkin lebih baik memilih pendekatan non-verbal atau verbal yang santun agar tidak menyinggung.

Tujuan Interaksi: Pertimbangkan juga tujuan dari interaksi Anda. Jika Anda berada dalam setting formal atau profesional, komunikasi verbal mungkin lebih sesuai.

5). Pertimbangkan Kepribadian Orang Tersebut:

Kepribadian Orang Lain: Beberapa orang mungkin lebih terbuka terhadap umpan balik dan komunikasi langsung, sementara yang lain mungkin merasa tidak nyaman jika diberi tahu secara langsung. Pertimbangkan kepribadian orang tersebut.

6). Pilih Kata dengan Bijak:

Bahasa yang Dapat Diterima: Jika Anda memutuskan untuk berbicara, pilih kata-kata dengan bijak agar tidak menyinggung atau membuat situasi menjadi canggung.

7). Sikap Terbuka dan Penuh Pengertian:

Sikap Terbuka: Penting untuk mempertahankan sikap terbuka dan penuh pengertian.

Orang mungkin tidak sengaja melanggar norma jarak dan menerima umpan balik Anda dengan baik.

3. Apakah wajar jika seseorang menilai orang lain hanya berdasarkan pada sikap dan perilaku mereka? Ataukah menilai seseorang berdasarkan pada norma-norma budaya yang mereka anut? Apakah Anda setuju? Mengapa atau mengapa tidak?

Answer:

Menilai orang berdasarkan sikap dan perilaku atau norma-norma budaya bukanlah pilihan yang mutlak. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penting untuk mempertimbangkan konteks, mendengarkan cerita individu, dan memahami bahwa setiap orang unik. Menggabungkan pemahaman tentang sikap dan perilaku dengan kesadaran

(4)

terhadap norma budaya dapat membantu pembentukan pandangan yang lebih komprehensif dan adil tentang seseorang. Selain itu, memiliki keterbukaan untuk belajar dan mengubah penilaian ketika diperlukan adalah sikap yang bijaksana.

4. Terkait dengan ekspresi emosi yang biasanya digambarkan melalui ekspresi wajah, apakah orang-orang dalam budaya Anda mengekspresikan kesenangan atau kesedihan mereka secara terbuka? Misalnya mereka menunjukkan emosi mereka di depan publik seperti anda lakukan? Apakah Anda akan langsung menyampaikan ketidaknyamanan Anda kepada orang tersebut? Manakah yang Anda pilih untuk memberitahukan kepada orang tersebut:

komunikasi verbal ataukah komunikasi non-verbal? Jelaskan alasan Anda!

Answer:

Saya lebih memilih komunikasi non verbal, jika orang itu tidak mengerti maka saya akan mengatakannya langsung bahwa saya tidak nyaman dengan kalimat yang sopan.

5. Jelaskan bagaimana seseorang dapat mengalami kesalahpahaman terkait dengan bahasa non-verbal yang berbeda dari budaya mereka? Apakah hal seperti ini pernah terjadi pada Anda? Jika ya, tolong dimana dan dalam situasi seperti apa hal tersebut terjadi? Dan bagaimana reaksi Anda terhadap hal tersebut?

Answer:

Kesalahpahaman bisa saja terjadi dikarenakan perbedaan makna terhadap komunikasi nonverbal. Untuk saat ini saya belum pernah mengalami kesalahpahaman melalui komunikasi nonverbal.

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Khususs : Setelah mengikuti tutorial ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan komponen komponen dan umpan balik komunikasi massa.. Pokok Bahasan :

2) Memiliki umpan balik langsung atau feedback dalam komunikasi antarpribadi hampir selalu memiliki umpan balik langsung. Feedback tersebut biasanya bersifat segera, nyata

Persepsi terhadap orang bukan hanya melalui komunikasi verbal, apakah dengan bahasa yang sama atau bahasa yang berbeda, dengan intonasi yang halus maupun kasar,

Kedua komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan komunikasi non verbal, sebab bila kita pergi ke luar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan

Mulyana menjelaskan komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan

Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan

Umpan balik dari suatu komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda dari pada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi, maksudnya adalah bahwa pengambilan

Weafer mengungkapkan suatu komunikasi dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal, antara lain komunikasi dilakukan minimal oleh dua orang, terdapat umpan balik, dapat secara