• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Asesmen - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian Asesmen - Spada UNS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 3

Elissa Widia Wati K8121019 Elok Cahyaning Ndaru K8121020 Fadhillah Chonifat Larasati K8121021 Fadilla Nindi Prasasti K8121022 Faridah Auliya Afifah K8121023 Febri Ratna Sari M K8121024

Fera Widiyaswati K8121025

Firdaus Aurellia Nissa K8121026

(2)

Pengertian Asesmen

1. Seorang ahli (Learner, 1988; 54) mengemukakan bahwa asesmen sebagai suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut. Sementara Bonnie Campbell yang memandang asesmen sebagai proses pengumpulan bukti dan dokumentasi perkembangan dan pertumbuhan anak.

2. Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes).

3. Menurut Kumano (2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan.

(3)

A. Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi

1. Penilaian Otentik dan Observasi

Pusat Penilaian Pendidikan (2006:1-2) memandang Penilaian otentik (Authentic assesment) sebagai proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetisi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Jenis-Jenis Asesmen di PAUD

(4)

2. Menggunakan Beragam Teknik Observasi, dibagi menjadi:

1. Menurut Peranan Observer:

- Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalam kegiatan observasi.

- Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam bagian kegiatan observasi (hanya mengamati dari jauh)

- Observasi Kuasi partisipasi: observasi dimana observer seolaholah turut berpartisipasi yang sebenarnya, hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observasi yang dilakukan

Jenis-Jenis Asesmen di PAUD

(5)

2. Menurut Situasinya:

- Free Situation: adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi

- Manipulated Stuation: adalah observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan. Sifatnya terkontrol (dalam pengontrolan observer)

- Partially Controlled Situation: adalah campuran dari keadaan observasi free situation dan manipulated situation

Jenis-Jenis Asesmen di PAUD

(6)

3. Menurut Sifatnya:

- Observasi Sistematis: adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang hendak di observasi

- Observasi Non Sistematis: adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja yang dapat di tangkap

Jenis-Jenis Asesmen di PAUD

(7)

B. Menggunakan Asesmen Autentik Melalui Portofolio Memaknai Portfolio sebagai Metode Asesmen

Menurut Carrey, McMillan, Rolhaiser, Bower& Stevahn dalam Robert E.

Slavin (2009:314) mengemukakan bahwa portofolio adalah pengumpulan dan penilaian sampel pekerjaan siswa dalam kurun waktu yang panjang.

Portofolio bukanlah proses pengumpulan data yang bisa dilakukan sehari atau dua hari

(8)

Jenis-jenis portofolio:

misalnya berupa kuesioner tentang perkembangan anak, misalnya kegiatan keluarga, daftar anggota

keluarga, dan alamat kontak darurat misalnya berupa foto

berbagai kegiatan anak misalnya foto saat anak main balok, melukis,

interview anak, dan rekaman video

Data Kesehatan Anak

misalnya tentang imunisasi, atau

alergi Dokumentasi

dengan orang tua

Dokumentasi Guru

misalnya ringkasan interview dengan orang tua, hasil observasi dan anecdotal

records, checklist perkembangan anak, dan

lain-lain Hasil Kerja Anak

(9)

Asesmen Terhadap Kesiapan Bersekolah

Anak adalah investasi masa depan bagi suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan anak di masa depan telah menjadi perhatian para orang tua, guru, dan pemerintah. Yang menjadi pertanyaan banyak orang tua adalah, “kapan seorang anak telah siap bersekolah?”. Di Indonesia, sejak tahun 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan anak mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Sementara itu, Pasal 6 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), menyatakan bahwa setiap anak yang telah berusia 7 tahun, wajib bersekolah di Sekolah Dasar. Peraturan pemerintah tersebut menyiratkan bahwa kesiapan bersekolah anak di Indonesia ditentukan berdasarkan usia kronologis seorang anak. Kriteria kesiapan bersekolah berdasarkan umur anak ini dipelopori oleh Arnold Gesell (1880- 1961)

(10)

Kesiapan Bersekolah (School Readiness)

Kagan and Rigby (2003), menyatakan bahwa kesiapan bersekolah meliputi dua konstruk, yaitu Kesiapan Bersekolah (Readiness to school) dan Kesiapan Belajar (Readiness to learn). Kesiapan Bersekolah adalah kesiapan anak untuk memenuhi tuntutan akademik, biasanya berkaitan dengan ketrampilan bahasa dan kognitif. Kesiapan Belajar pada umumnya berkaitan dengan tahap perkembangan anak, dimana anak sudah mencapai kapasitas untuk mampu belajar di sekolah

Definisi Kesiapan

Bersekolah

(11)

Indikator Kesiapan Bersekolah

Berbagai literatur menyatakan bahwa kesiapan bersekolah (school readiness) adalah suatu konsep yang kompleks, tidak hanya meliputi ketrampilan dan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung saja, namun merupakan konsep yang bersifat multidimensional, meliputi kesehatan fisik dan perkembangan motorik, kemampuan kognitif, kemampuan sosial-emosi, kemampuan berbahasa, serta motivasi dan sikap kerja anak

(12)

Tes Kesiapan Bersekolah

Subtes Kognitif terdiri atas Persepsi Bentuk Visual

Subtes Motorik Kasar mengukur kemampuan motorik kasar

Subtes Motorik Halus mengukur kemampuan motorik yang mendukung aktivitas menulis

Subtes Bahasa mengukur keterampilan reseptif dan ekspresif dalam bahasa serta jumlah kosa kata dan persepsi bunyi

Subtes sosioemosi terdiri atas empat sub aspek, yaitu Kemandirian, Komunikasi, Kemampuan Membina Hubungan, dan Sikap Kerja

(13)

Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data kemudian diolah dengan terlebih dahulu dilakukan skoring.

Skoring didasarkan pada jawaban yang benar dan salah. Apabila siswa menjawab benar sesuai dengan kunci jawaban, maka akan diskor 1 dan apabila anak menjawab salah akan diskor 0. Dari skor-skor yang diperoleh, data diolah dengan metode statistik untuk melihat kualitas item dan reliabilitas instrumen kesiapan belajar siswa PAUD

(14)

Aktivitas dikelas yang berkaitan dengan

kesiapan belajar

Aktivitas yang diajarkan guru kepada anak usia dini yang paling banyak persentasenya adalah aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan stimulasi motorik halus (79,70%), kemudian motorik kasar (76,80%), lalu sosial emosional (63,30%), Bahasa (47,80%) dan yang paling sedikit persentasenya adalah stimulasi kesiapan sekolah secara kognitif (42%)

(15)

Latar belakang

pendidikan Guru PAUD

Jumlah guru yang mengajar di PAUD sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan SMA/MA (26,1%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar PAUD menyatakan bahwa kualifikasi minimal pendidik PAUD adalah Strata 1 (S1) atau sederajad di Bidang Kependidikan yang relevan dengan PAUD, atau Sarjana Psikologi

(16)

Pekerjaan Orang tua

Berbagai hasil penelitian pada kesiapan bersekolah anak usia dini secara konsisten menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan bersekolah anak.

Pekerjaan orang tua sangat berperan dalam mendukung kondisi ekonomi keluarga yang berpengaruh terhadap dukungan keluarga untuk menyediakan dana dan fasilitas pendukung tumbuh kembang anak, misalnya memberikan nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan dan tempat tinggal yang baik bagi anak

(17)

Isu-Isu Kritis pada Asesmen

Pengembang sistem internal kurang atau belum memiliki keberanian untuk melakukan pengembangan gagasan yang lahir dari kajian kebutuhan lapangan

Memerlukan kecakapan menulis yang sangat baik dan kecakapan berkomunikasi efektif

Adanya nilai subjektivitas dalam penilaian dan Ketetapan penilaian rendah

(18)

Penguji harus memiliki penguasaan terhadap materi yang diujikan

SOP serta dokumen lain yang terkait harus tersedia sebagai acuan untu menilai

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan penugasan harustersedia, agar metode tersebut dapat dilaksanakan

(19)

Lebih sulit dalam mengukur aspek prilaku psikomotor

Terlalu banyak variasi yang ada dalam setiap penilaian

(20)

Now let’s move on to some Q&A

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Asesmen memiliki jenis yaitu asesmen otentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang

Mengingat dalam buku petunjuk guru tersebut belum terdapat bentuk penilaian asesmen otentik secara jelas, perlu dilakukan pengembangan asesmen otentik sesuai kompetensi dasar

Metode asesmen yang digunakan adalah metode observasi. Observasi adalah metode penilaian langsung dan sangat akrab untuk mempelajari perkembangan anak-anak atau

Pengumpulan Laporan Akhir Laporan hasil Studi kasus 2x170’ Mampu menyusun laporan Menyelesaikan laporan 16 REMIDIASI *Rubrik Kriteria Penilaian terlampir Penilaian

Laporan Rekomendasi Laporan rekomendasi adalah laporan yang selain menyampaikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor berupa penilaian atau tindak lanjut dari penilaian

Wali Kelas Mengumpulkan data informasi mengenai peserta didik tidak hanya dilakukan oleh guru mata pelajaran, namun juga peran dari wali kelas dengan meneliti perkembangan peserta

Metode Lagrange Multiplier LM test Metode LM test yaitu membandingkan nilai χ2 hitung dengan χ2 tabel {chi square} dengan kriteria penilaian sebagai berikut : Jika nilai χ2 hitung

Salah satu sistem penilaian yang digunakan adalah sistem penilaia otentik yang dilakukan dengan proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan dan pencapaian pembelajaran yang