Pengertian Yuridiksi
Yudha Bhakti Ardhiwisastra menyatakan bahwa "Yurisdiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional suatu negara yang berdaulat dan ini merupakan sebagian implementasi kedaulatan negara sebagai yurisdiksi negara dalam batas-batas wilayahnya akan tetap melekat pada negara berdaulat"
Yurisdiksi adalah pernyataan bahwa suatu negara menerapkan otoritasnya dalam koridor teritorialnya sendiri.Karena etimologinya, kata yurisdictio digunakan dalam Bahasa Latin untuk mengartikan yurisdiksi. Kata ini terdiri dari dua suku kata, "yuris" yang berarti kepemilikan yang legal menurut hukum, dan "dictio" yang berarti bunyi, ucapan, atau perkataan. Dengan demikian, yurisdiksi dalam Bahasa Latin berarti kepemilikan yang legal menurut hukum, hak, kekuasaan, dan kewenangan berdasarkan hukum.
B. James George Jr. menggambarkan yurisdiksi sebagai otoritas negara untuk menetapkan, melaksanakan, dan menuntut atau mengadili.
Menurut N. A. Maryan Green, yurisdiksi berarti "kekuasaan", dan dalam konteks negara, kekuasaan itu adalah cara atau tindakan yang diambil oleh suatu negara untuk melaksanakan kekuasaannya, baik dalam menentukan dan memberlakukan hukum nasional.
Dalam hal internasional yurisdiksi, masyarakat umum mengakui bahwa setiap negara memiliki hak eksklusif, yang dikenal sebagai domain yang dilindungi atau yurisdiksi domestik negara. Hal ini disebabkan oleh prinsip kedaulatan negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan tanpa terikat atau dibatasi oleh hukum internasional. Yurisdiksi ini berasal dari kedaulatan negara, yang memberikan kewenangan dan kekuasaan negara berdasarkan hukum internasional untuk mengatur yurisdiksi internasional.
Hukum internasional jelas mengakui bahwa suatu negara memiliki yurisdiksi atas benda, orang, dan perbuatan atau peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Lord Macmillan menegaskan prinsip yurisdiksi ini dalam kasus SS Cristina tahun 1938, mengatakan:
“It is an essential attribute of the sovereignty of this realm, as of all sovereign independent States, that it should possess jurisdiction over all persons and things within its territorial limits and in all causes civil and criminal arising within these limits”.
Menurut pendapat ini, salah satu ciri utama negara berdaulat adalah memiliki yurisdiksi terhadap semua orang, objek, dan tindakan di luar wilayahnya, yang menghasilkan yurisdiksi perdata dan pidana.
JENIS YURIDIKSI
Berdasarkan hak, kekuasaan dan kewenangan mengaturnya, yurisdiksi suatu negara di dalam wilayah negaranya dapat terbagi atau tergambarkan oleh kekuasaan atau kewenangan sebagai berikut:
1.Yurisdiksi Legislatif: Kekuasaan untuk menetapkan peraturan atau perundang-undangan yang mengatur status hukum orang atau peristiwa hukum di wilayahnya. Kewenangan seperti ini biasanya dilakukan oleh badan legislatif, karena itu acapkali disebut sebagai yurisdiksi legislatif atau preskriptif.
2.Pemerintahan Eksekutif Dengan kata lain, negara memiliki otoritas untuk memaksakan atau menegakkan, atau memaksakan, agar individu yang dilindungi undang-undang mematuhi undang-undang. Otoritas eksekutif negara melakukan tindakan pemaksaan ini dalam bidang- bidang ekonomi, seperti menolak atau memberikan izin untuk kontrak, kontrak, dan lain-lain.
Yurisdiksi ini dikenal sebagai yurisdiksi eksekutif. Sarjana juga menyebutnya yurisdiksi pelaksanaan.
3. Yurisdiksi Yudikatif: Kekuasaan pengadilan untuk mengadili individu (subyek hukum) yang melanggar peraturan atau perundang-undangan dikenal sebagai yurisdiksi yudikatif.
Yurisdiksi dapat digolongkan ke dalam prinsip-prinsip jurisdiksi sebagai berikut : yurisdiksi territorial, yurisdiksi personal, yurisdiksi perlindungan dan yurisdiksi universal.
1 . Yurisdiksi Teritorial Yurisdiksi Teritorial: Prinsip yurisdiksi teritorial adalah prinsip hukum internasional yang paling dihormati yang menyatakan bahwa negara memiliki yurisdiksi atas semua masalah dan peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Menurut Hakim Lord Macmillan, sebagai negara berdaulat, suatu negara memiliki yurisdiksi terhadap semua orang, benda, dan perkara perkara pidana atau perdata yang terletak di luar wilayahnya. Menurut pernyataannya,
“It is essential attribute of the sovereignity, of this realm, as of all sovereign independent states, that it should posses jurisdiction over all persons and things within its territorial limits and in all causes and criminal arisingwithin these limits.”