9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian Penyakit Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Hipertensi adalah suatu kelainan atau suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah sistolik >140mmHg atau diastolik
>90mmHg). Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada dinding arteriole pada saat jantung menguncup sedangkan tekanan darah diastolik yaitu pada saat jantung mengendur kembali (Susilowati 2021).
Dampak dari hipertensi dapat menyebabkan resiko terjadinya kerusakan pada kardiovaskuler, otak, dan ginjal sehingga menyebabkan terjadinya komplikasi beberapa penyakit seperti stroke, infark miokard, gagal jantung. Kerusakan pada organ terjadi karena tingginya tekanan darah yang tidak dipantau dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh dan menyebabkan perubahan pada organ- organ tersebut. Tingginya peningkatan tekanan darah yang semakin parah akan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang menyebabkan tingginya kejadian gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal, sehingga akan semakin tinggi pula kesakitan dan kematian akibat hipertensi (Pratama 2022).
10 2. Etilogi Hipertensi
Menurut (Gizi 2019) berdasarkan penyebabnya munculnya hipertensi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder (renal).
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah suatu keadaan tekanan darah tinggi yang penyebab nya tidak diketahui dengan jelas terjadi nya hipertensi.
Menurut para ahli memperkirakan bahwa terjadinya hipertensi jenis ini dilihat dari kacaunya mekanisme pengendalian tekanan darah oleh sistem saraf, humoral dan hemodonik.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dapat dikatakan sudah diketahui penyebab munculnya hipertensi. Hipertensi dapat disebabkan oleh penyakit jantung, diabetes, gangguan hormonal, penyakit pembuluh darah, tidak berfungsinya ginjal.
3. Gejala Hipertensi
Gejala yang dialami pada hipertensi adalah dengan adanya peningkatan tekanan darah atau tergantung pada tinggi rendahnya tekanan darah. Gejala hipertensi yang timbul bisa berbeda bahkan terkadang penderita hipertensi tidak memiliki keluhan. Namun karena sering kali penderita hipertensi tidak menyadari adanya gejala, hal tersebut dapat menimbulkan keluhan pada saat sudah terjadinya komplikasi yang spesifik pada organ seperti otak, mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, atau organ vital lainnya (Pujianti, N, Christanda, Nikmah, M 2021).
11 4. Faktor Resiko Hipertensi
Beberapa faktor yang mempengaruhi hipertensi menurut (Manutung,2019), antara lain:
a. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada hipertensi karena bertambahnya usia, maka resiko terjadi nya hipertensi semakin tinggi dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh pengaturan metabolisme yang terganggu secara alamiah oleh tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone. Hipertensi pada usia yang kurang dari 35 tahun akan menyebabkan bertambahnya kejadian arteri koroner dan kematian prematur.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan terjadi nya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki- laki dan pada wanita lebih tinggi saat memasuki usia 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause.
c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi merupakan pemicu terjadinya hipertensi. Hipertensi cenderung merupakan penyakit keteurunan yang memiliki kemungkinan selama hidup 25% terkena hipertensi.
12 d. Garam
Merupakan faktor dalam terjadinya hipertensi. Pengaruh asupan garam berpengaruh besar terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
e. Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan faktor yang dapat diubah, kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan serap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan di sebarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (adrenalin). Adrenalin akan menyempitkan pembuluh darah dan akan memaksa jantung bekerja lebih berat.
f. Kopi
Kopi mengandung beberapa zat seperti kafein, zat besi, magnesium, fosfor, kalium dan fluoride. Senyawa kafein yang terdapat pada kopi dapat memicu meningkatnya denyut jantung yang berdampak pada peningkatan darah tinggi.
g. Aktivitas
Aktivitas sangat berpengaruh akan terjadinya hipertensi, kurang aktivitas cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi maka otot jantung harus bekerja lebih keras setiap kontraksi.
13 h. Stress
Setres dapat memicu terjadinya hipertensi dimana pengaruh setres dengan hipertensi melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf yang dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
B. Klasifikasi Tekanan Darah
Menurut JNC 7 klasifikasi tekanan darah dapat dibedakan menjadi 4 yaitu normal, prehipertensi, hipertensi tahap 1, dan hipertensi tahap II dengan rentang tekanan sistolik dan diastolic sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Dewasa >18 tahun
No. Klasifikasi Tekanan
darah sistolik
Tekanan darah distolik
1. Normal < 120 < 80
2. Prahipertensi 120-139 88-89
4. Hipertensi tahap I 140-159 90-99
5. Hipertensi tahap II > 160 > 100 Sumber : JNC 7 (The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and The Treatment of High Blood).
Tekanan darah yang kurang dari 120/80 mmHg dikategorikan sebagai kategori normal. Pada tekanan darah diatas 140/90 mmHg sudah termasuk hipertensi dan harus dianggap sebagai faktor resiko sehingga sebaiknya perlu diberikan perawatan. Untuk lebih lebih lengkapnya, dapat dilihat pada table.1.
C. Pengobatan Non Farmakologis
Menurut dr. Whidartao (2018) dalam (Gizi 2019) pengobatan non farmakologis atau lebih dikenal pengobatan tanpa obat-obatan, pengobatan nonfarmakologis bersifat individu atau perorangan. Pengobatan nonfarmakologis lebih menekankan pada perubahan pola makan dan gaya hidup Berikut beberapa pengobatan nonfarmakologis menurut dr Whidartao (2018) :
14 1. Mengurangi Konsumsi Garam
Garam dapur mengandung 40% natrium. Tindakan mengurangi garam merupakan usaha mencegah sedikit mungkin natrium masuk kedalam tubuh.
Garam tidak hanya terdapat pada masakan, tetapi juga pada makanan dan minuman yang menjadi menu makanan sehari-hari seperti pada 100 g roti terdapat 0,4-0,7 g garam, 100 cemilan kue kering/biskuit terdapat 0,5-1 g garam.
2. Mengendalikan Berat Badan
Terdapat keuntungan bagi penderita hipertensi saat mengendalikan berat badannya, yaitu menjaga kesehatan dan memperbaiki penampilan.
Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai cara. salah satunya dengan mengurangi porsi makanan yang masuk ke tubuh atau dengan melakukan aktivitas fisik.
3. Mengendalikan Minuman ( Kopi dan Beralkohol)
Beberapa referensi kesehatan menyatakan kopi tidak baik bagi penderita hipertensi. Senyawa kafein yang terdapat pada kopi dapat memicu meningkatnya denyut jantung yang berdampak pada peningkatan darah tinggi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang yang mengkonsumsi kafein (kopi) secara teratur sepanjang hari mempunyai tekanan darah rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan didalam 2-3 gelas kopi (200-250 mg) terbukti meningkatkan tekanan sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 4-13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai Hipertensi. Minuman beralkohol terdapat bukti yang kuat dapat menyebabkan naiknya tekanan darah. Minuman beralkhol dapat
15 meningkatankan risiko hipertensi dan stroke, selain itu minuman alkhol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan organ hati dan sistem saraf.
4. Membatasi Konsumsi Lemak
Konsumsi lemak berkaitan dengan kadar kolestrol dalam darah. Kadar kolestrol yang tinggi dapat mengakibatkan penebalan pembuluh darah dan akan memperparah kerja jantung semakin berat saat memompa darah sehingga mempeberolahraga rburuk penderita hipertensi.
5. Berolahraga
Berolahraga secara teratur terbukti menurunkan tekanan darah.
Berolahraga bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler dan menurunkan berat badan.
6. Menghindari Stress
Hidup di zaman modern, tidak terlepas adanya persaingan, tantangan dan tuntutan. Persaingan dapat terjadi di mana saja, baik di lingkungan social masyarakat ataupun di lingkungan kerja. Persaingan dan tuntutan yang semakin menumpuk dapat membawa sesorang menjadi hidup dalam ketegangan dan stress.
D. Konsep Diet Hipertensi 1. Definisi Diet Hipertensi
Pengertiian diet adalah pengaturan pola makan, baik porsi ukuran maupun gizinya kata diet berasal dari bahasa yunani artinya cara hidup. Di Indonesia kata diet lebih sering ditunjukkan untuk menyebut upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tersebut.sedangkan
16 definisi diet dalam nutrisi adalah jumblah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat tertentu.
Walapun manusia adalah dasarnya adalah omnivore, tapi suatu kelompok masnyaraat biasanya memiliki pantangan terhadap beberapa jenis makanan.ada beberapa ahli mengatakan pengertian dan definisi diet yaitu sebagai berikut.
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakit kardiovaskuler.
Departemen Kesehatan menganjurkan untuk menjalani diet rendah garam, meliputi diet ringan (konsumsi garam 3,75 – 7,5 gr/hari) atau diet menengah (1,25 – 3,75 gr/hari). Untuk penderita hipertensi diet berat (kurang dari 1,25 gr/hari ) lebih di sarankan diet rendah garam ini harus dilakukan bersamaan dengan diet rendah kolesterol, diet tinggi serat, rendah karbohidrat bagi penderita hipertensi yang juga obesitas (Patricia 2021).
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan, oleh karena itu diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal . Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet
17 rendah kalori, diet rendag protein, diet jantung, diet rendah gula, diet rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam urat).
Adapun demikian macam macam diet dan definisinya (Kristina 2020).
2. Tujuan Diet Hipertensi
Tujuan diet hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah, ketika tekanan darah normal bisa dipertahankan, dapat menurunkan faktor risiko dari hipertensi itu sendiri, seperti: peningkatan berat badan berlebih, peningkatan kadar kolesterol dalam darah, dan asam urat yang meningkat.
Diet hipertensi merupakan metode pengendalian tekanan darah yang alami, dikarenakan pengaturan pola makan dan konsumsi makanan sehat yang dapat mengatur tekanan darah dalam kondisi normal, seperti konsumsi buah, sayur, ikan, kacang- kacangan, unggas, produk susu dengan kandungan lemak rendah (menggunakan produk susu rendah lemak) dan menggunakan margarine tanpa gram (Rismayanti 2021).
Menurut (Jamaludin and Purnamasari 2022) Tujuan diet hipertensi adalah untuk menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Diet pada penderita hipertensi sangat dianjurkan, diet sendiri adalah upaya penanggulangan melalui pengaturan makanan yang pada dasarnya dengan mengurangi komsumsi lemak melalui diet rendah garam, diet rendah kolestrol, dan diet tinggi serat.
Penderita hipertensi tidak boleh mengkonsumsi makanan dengan sembarangan, pengaturan makanan bagi penderita hipertensi sanat dianjurkan untuk menghindari atau membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolestrol dalam darah serta meningkatkan tekanan dara.
18 3. Prinsip diet pada hipertensi
Prinsip diet untuk penderita hipertensi adalah makanan beraneka ragam, jenis dan komposisi makanan memenuhi gizi seimbang dan disesuaikan dengan kondisi penderita serta jumlah garam dibatasi sesuai dengan tingkat hipertensi dengan jenis makanan yang terdapat dalam daftar diet. Garam yang dimaksud disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang terutama berasal dari hewan, makanan olahan dan bumbu. Garam dapur merupakan salah satu sumber utama garam natrium. Oleh karena itu, konsumsi garam dapur dan makanan yang mengandung natrium perlu dibatasi (Astuti, Damayanti, and Ngadiarti 2021).
a. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang ,jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
b. Jumlah garam dibatasi suesuai penderita dan jenis makanan dalam daftar diet, yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur, oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
4. Dasar terapi diet hipertensi
Untuk membantu menanggulangi tekanan darah tinggi dengan pola diet makanan yang baik dan seimbang, secara garis besar ada empat macam terapi diet yaitu:
19 a. Diet Rendah Garam,
1) Diet ringan, boleh mengonsumsi 1,5-3 gram sodium per hari senilai dengan 3,75-7,5 gram garam dapur.
2) Diet menengah, boleh mengonsumsi 0,5-1,5 gram sodium per hari, senilai dengan 1,25-3,75 gram garam dapur.
3) Diet berat, hanya boleh mengonsusmsi kurang dari 0,5 gram sodium atau kurang dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan referensi (penahan). Air dalam jaringan tubuh sehingga dapat penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi baik kalori,protein, mineral,maupun vitamin yang seimbang. Contohnya keju, kecap, tauco, terasi, ikan asin.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur diet antara lain:
1) Hindari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega terutama goreng gorengan atau makanan yang digoreng dengan minyak.
2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan lainnya serta sea food.
3) Gunakan susu skim untuk pengganti susu full cream d. Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu.
20 c. Diet Tinggi Serat
Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengonsumsi makanan berserat tinggi. Beberapa contoh jenis bahan makanan yang mengandung serat tinggi yaitu:
1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji, belimbing, kedondong, markisa, papaya, jeruk, manga, apel, semangka, dan pisang.
2) Golongan sayuran, seperti daun bawang, jamur, bawang putih, daun kacang panjang, daun kemangi, daun katuk,buncis, pare, kol,wortel, bayam, dsn sawi.
3) Golongan protein nabati, seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji bijian.
4) Makanan lainnya seperti agar agar dan rumput laut.
d. Diet rendah kalori jika kelebihan berat badan
Orang berat badannya lebih (kegemukan) akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga orang yang sudah berusia 40 tahun.
E. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh oleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Sari 2014).
21 Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal dan non-formal, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik pula tingkat pengetahuan yang akhirnya memengaruhi pola pikir dan daya nalar seseorang. Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan rendah (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007:140-141) pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu
Tahu (Know) yaitu mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh beban yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami
Memahami (Comprehension), sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara kasar tentang objek yang diketahui,dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang real (sebenarnya).
22 d. Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menampilkan keahlian seseorang dalam merangkum atau menempatkan dalam satu kolerasi dari komponen suatu pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan keahlian dalam menyusun rumusan baru dari rumusan – rumusan yang sudah ada sebelumnya.
f. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Ariani (2014), faktor – faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, antara lain:
a. Faktor Internal 1) Usia
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya tangkap salah satunya usia. Seseorang yang berusia 20 – 35 tahun atau mempunyai usia cukup akan mempunyai pengalaman serta pola pikir yang matang, sehingga pengetahuan yang telah diperoleh semakin baik. Kriteria umur dibedakan menjadi dua yaitu kriteria umur remaja dan kriteria umur dewasa. Kriteria umur remaja yaitu dari umur 10 – 12 tahun, 13
23 – 15 tahun, dan 16 – 19 tahun. Sedangkan untuk kriteria umur dewasa yaitu mulai dari 35 tahun.
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan. Perbedaan tingkat pemahaman antara pria dan wanita merupakan salah satu contoh. Umumnya, dalam mencari suatu informasi baik secara formal ataupun informal wanita cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada pria.
3) Pendidikan
Pendidikan adalah keseluruhan proses kehidupan seseorang dalam berinteraksi dengan satu atau lebih individu lain serta berinteraksi dengan lingkungannya yang berkaitan dengan sikap individu maupun kelompok baik secara formal atau informal. Seseorang akan lebih mudah mendapatkan sebuah informasi dari orang lain maupun media massa dengan pendidikan tinggi yang dimiliknya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, akan semakin mudah dalam menerima informasi.
4) Pekerjaan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan yaitu pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan pemasukan yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan harian yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang yang bekerja akan berhubungan dengan satu individu maupun individu lain sehingga dapat mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Contoh pekerjaan antara lain PNS, TNI,
24 POLRI, buruh, Ibu Rumah Tangga (IRT), petani, pegawai swasta, dan lain – lain.
b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di sekitar individu baik lingkungan sosial, biologis, dan fisik. Lingkungan mempunyai pengaruh terhadap masuknya pengetahuan karena terjadinya hubungan timbal balik sehingga individu merespon sebagai pengetahuan.
2) Sosial Budaya
Sosial budaya adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh individu tanpa tahap penalaran mengenai baik ataupun buruk sehingga individu walaupun tidak melakukan akan bertambah pengetahuannya.
3) Status Ekonomi
Fasilitas yang tersedia untuk suatu kegiatan bergantung oleh status ekonomi sehingga status ekonomi mempengaruhi tingkat pengetahuan individu.
4) Sumber Informasi
Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang memiliki peran penting dalam pengetahuan. Individu yang mempunyai sumber informasi yang banyak maka pengetahuan yang dimiliki semakin luas.
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang bisa dilihat dan diinterpretasikan dalam
25 skala yang bersifat kuantitatif menurut Arikunto (2006) dalam (Yakub dan Herman 2018) antara lain:
a. Kategori Baik
Dapat masuk kedalam kategori baik jika tingkat pengetahuan masuk dalam presentase 76% - 100%.
b. Kategori Cukup
Dapat masuk kedalam kategori cukup jika tingkat pengetahuan masuk dalam presentase 56% - 75%.
c. Kategori Kurang
Dapat masuk kedalam kategori kurang jika tingkat pengetahuan masuk dalam presentase <56%.
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang berisi pertanyaan tentang materi yang ingin dinilai (Notoatmodjo, 2012). Pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden.
Menurut (Sulastri, Widayati, and Faot 2014) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan
26 menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan, kemudian dilakukan Rumus yang dipakai untuk menghitung presentase dari jawaban yang diperoleh dari kuesioner menurut Arikunto (2013), yaitu:
𝑃𝑓
𝑛 𝑥 100%
Keterangan:
P : persentase (%)
f : frekuensi jawaban benar n : jumlah soal/pernyataan
Skor penilaian 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Total skor tersebut kemudian dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (76- 100%), sedang atau cukup (56-75%) dan kurang (<56%) (Arikunto, 2013).
F. Pola Makan
1. Pengertian Pola Makan
Pola makan merupakan gambaran atau kebiasaan makan setiap harinya yang menjadi ciri khas seseorang dan perilaku penting yang dapat mempengaruhi gizi seseorang. Hal ini disebabkan karena makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi gizi seseorang.
Menurut Indrawati dalam Fatmia (2019) Pola makan adalah cara atau usaha untuk dalam pengaturan jenis makanan dan jumlah makanan setiap harinya untuk mempertahankan kesehatan, status nutrisi, dan membantu atau mencegah kekambuhan penyakit.
Untuk mencapai tujuan diet/pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan
27 makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ organ serta menghasilkan energi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat (Sera Adhe Anantigas Timor 2020).
2. Komponen Pola Makan a. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah beberapa bentuk makanan pokok yang dimakan hamper setiap hari yang merupakan menjadi kebutuhan pokok, hewani, lauk, sayuran dan buah. Makanan pokok yangmenjadi sumber khususnya diindonesia adalah beras, jagung, sagu, umbi- umbian dan tepung (Ilmu Kesehatan Preceptor Mentor Pembelajaran Klinik 2019).
b. Frekuensi Makan
Menurut (Nuraini Endah 2021) Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Frekuensi makanan adalah seberapa banyak kita makan dalam waktu sehari-hari, seminggu hingga sebulan. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus.
Pola makan dapat membantu mengurangi terjadinya hipertensi yaitu dengan cara mengurangi asupan tinggi lemak dan asupan garam serta meningkatkan makanan buah dan sayur.
1) Konsumsi Garam
28 Menurut penelitian kedokteran bahwa garam dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, pengeluaran garam menggunakan obat diuretic (pelancar kencing) terbukti ampuh menurunkan tekanan darah. Natrium yang masuk kedalam darah secara berlebihan mengakibatkan meningkatnya volume darah sehingga kerja jantung sehingga kerja jantung semakin tinggi.
Garam bukan sumber satu-satunya natrium yang masuk ke aliran darah walaupun natrium terbukti signifikan terhadap kenaiukan tekanan darah tetapi tidak semua orang berpengaruh. Hal ini disebabkan sesorang dapat membuang kelebihan natrium dengan cepat melalui urine dan urine.
2) Konsumsi Lemak
Hipertensi tidak hanya terjadi karena sesorang mengkonsusmi garam dalam jumlah banyak. Teteapi juga lemak. Hipertensi disebabkan adanya penebalan dinding pembuluh arteri oleh lemak atau kolestrol. Namun, tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan. Lemak di bagi menjadi 2 yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati antara lain kacang tanah, biji jagung, kacang kedelai sementara lemak hewani yaitu susu, otak, telur, hati, daging sapi. Secara kimia, penyusunan lemak hewani berbeda dengan lemak nabati. Lemak hewani lebih banyak tersusun atas lemak jenuh, sedangkan lemak nabati lebih banyak tersusun oleh lemak tek jenuh.
29 3. Metode Pengukuran Survey Konsumsi
a. Food Frequency Questionnaire (FFQ) Metode
Metode FFQ adalah metode penilaian konsumsi pangan jangka panjang. Metode FFQ pertanyaan berupa jenis makanan yang di konsumsi dalam beberapa bulan lalu, bukan konsumsi beberapa hari yang lalu. Metode FFQ dimana informasi yang di konsumsi hanya berupa nama sedangkan jumlah nya tidak secara tegas di bedakan hanya memerlukan data jenis makanan tertentu atau tidak sering dikonsumsi dan berapa kekerapan konsumsinya.
Kelebihan metode FFQ rentang waktu penilaian merupakan keunggulannya disbanding dengan metode lain, penilaian asupan makan dilakukan secara lebih singkat dapat menggambarkan asupan makanan dalam periode yang yang lebih lama. Kelemahan metode FFQ yaitu tidak memiliki jumlah dan porsi makan.
b. Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) SQ- FFQ
SQ-FFQ untuk mengetahui asupan energi dan zat gizi terpilih spesifik. Seperti ingin mengetahui kontribusi zat gizi terhadap makanan yang paling disukai konsumen. Asupan gizi spesifik adalah asupan zat gizi tertentu yang dianggap penting untuk dikendalikan.
SQ- FFQ juga memiliki kekhususan dalam bentuk format yang sederhana dalam penggunaannya.
c. Dietary History
Dietary History merupakan pencatatan riwayat makan
30 mencakup keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi.
Metode Dietary History tidak diperlukan studi pendahuluan yang sistematis seperti pada metode FFQ maupun semi FFQ karena formulir Dietary History menggunakan pertanyaan terbuka. Dietary history dilakukan dengan indentifikasi bahan makanan yang sudah di konsumsi setiap hari.
Kelebihan dari metode dietary history yaitu jenis makanan yang ada di dalam daftar sudah disusun dngan teratur menurut sumbernya dan tidak harus melakukan studi pendahuluan yang mendalam. Kelemahan dietary history adalah proses wawancara memerlukan waktu yang lama, cenderung terjadi over estimate zat gizi dan tidak cocok untuk survey besar.
d. Food recall 24 jam
Recall 2 x 24 jam adalah metode mengingat makanan yang dikonsumsi pada waktu 24 jam terakhir di mulai dari waktu tengah malam sampai waktu tengah malam lagi, yang dicatat dalam ukuran rumah tangga (URT).
Kelemahan pada metode food recall 24 jam adalah bergantung dengan daya ingat pada responden, adanya the flat slope syndrome dan tidak dapat mengetahui distribusi konsumsi bila digunakan untuk keluarga. Kelebihan menggunakan metode food recall 24 jam dapat digunakan pada responden yang buta huruf, harga yang relative murah dan cepat, dapat menjangkau sampel yang besar dan dapat dihitung asupan energi dan zat gizi sehari.
31 Kebiasaan makan
1.Konsumsi garam 2.Konsumsi lemak G. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian ( Diadaptasi dari Manatung,2019) Faktor yang
mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Faktor yang dapat di
ubah 1. kebiasaan konsumsi kopi 2. Aktivitas fisik 3. Kebiasaan Merokok
Faktor Internal 1. Usia
2. Jenis Kelamin 3.Pendidikan 4.Pekerjaan Faktor yang
mempengaruhi Hipertensi Pola Makan
Faktor yang tidak dapat di ubah
1. Usia
2. Jenis Kelamin 3.Pendidikan 4.Riwayat Keluarga
Penyakit Hipertensi
32 H. Kerangka Konsep
Gambar 2. Bagan Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :
= Variabel Dependen
= Variabel Independe
Penderita Hipitensi
Pola makan Pengetahuan diet hipertensi